Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

AHLI WARIS SABABIYAH DAN AHLI WARIS NASABIYAH

Disusun untuk memenuhi tugas kelompok


Mata Kuliah: Fiqh Mawaris
Dosen Pembimbing: Drs. MUHAMMAD ZUHDI, M.H.I

Oleh:
Kelompok 5
ASDA PARERA (2020103050)
KARIN AZ-ZAHRA (2020103051)
DINI DWI BUDIARTI (2020103053)

KELAS HPI 2
JURUSAN HUKUM PIDANA ISLAM
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) RADEN FATAH
PALEMBANG
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT. atas rahmat dan
hidayah serta izin-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “AHLI WARIS SABABIYAH DAN AHLI WARIS NASABIYAH” ini
dengan tepat pada waktunya.

Dalam pembuatan makalah ini, tentu tidak lupa mengucapkan terima kasih
kepada Bapak Drs. MUHAMMAD ZUHDI, M.H.I, selaku dosen pengampu mata
kuliah Fiqh Mawaris yang telah membimbing kami. Kami berharap makalah ini
dapat menambah wawasan tentang pewarisan dalam Islam serta sebab-sebab
seseorang menerima warisan dari pewaris, dan menjadi bacaan yang bermanfaat
bagi para pembaca.

Tentu terdapat banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini, oleh


sebab itu diperbolehkan bagi pembaca untuk memberikan masukan dan saran
yang sifatnya membangun guna kebaikan segala pihak.

Palembang, September 2021


Penyusun

KELOMPOK 5

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... i


DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan ............................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................... 2
2.1 Pengertian waris dan ahli waris ..................................................................... 2
2.2 Pembagian Ahli Waris ................................................................................... 2
2.2.1 Ahli Waris Sababiyah .......................................................................... 2
2.2.2 Ahli Waris Nasabiyah .......................................................................... 3
BAB III PENUTUP ............................................................................................. 7
3.1 Kesimpulan .................................................................................................... 7
3.2 Saran .............................................................................................................. 7
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 8

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hukum waris menduduki tempat amat penting dalam Hukum Islam. Ayat-
ayat Al-Qur’an mengatur hukum waris dengan jelas dan terperinci, hal ini dapat
dimengerti, sebab masalah warisan pasti dialami oleh setiap orang. Kecuali itu
ketentuan-ketentuan pasti, amat mudah menimbulkan sengketa diantara ahli waris.
Setiap terjadi peristiwa kematian seseorang, segera timbul pertanyaan bagaimana
harta peninggalannya harus diperlakukan dan kepada siapa saja harta itu
dipindahkan serta bagaimana caranya. Inilah yang diatur dalam hukum waris.1

Keistimewaan ketentuan bagian ahli waris dalam hukum waris Islam ialah
bahwa bagian seorang ahli waris sering tidak tetap, berubah-ubah menurut
keadaan ahli waris. Oleh karena itu, perludiperhatikan sepenuhnya, agar tidak
terjadi kekeliruan dalam membagi harta warisan.2

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, adapun rumusan masalah dalam makalah
ini, yaitu:
1. Apa itu ahli waris?
2. Bagaimana penjelasan dari ahli waris sababiyah?
3. Bagaimana penjelasan dari ahli waris nasabiyah?

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan yang ingin disampaikan dari pembuatan makalah ini, yaitu:
1. Untuk mengetahui pengertian dari waris dan ahli waris;
2. Untuk mengetahui penjelasan dari ahli waris sababiyah;
3. Untuk mengetahui penjelasan dari ahli waris nasabiyah.

1
H. Ahmad Azhar Basyir. Hukum Waris Islam. FE UII. Yogyakarta:1990, hlm 7
2
Ibid, hlm 29

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Ahli Waris


Ahli waris adalah orang yang berhak mewaris karena hubungan kekerabatan
(nasab) atau hubungan perkawinan (nikah) dengan pewaris, beragama Islam dan
tidak terhalang karena hukum untuk menjadi ahli waris.3 Kata “ahli waris” yang
secara bahasa berarti keluarga, tidak secara otomatis dia dapat mewarisi harta
peninggalan si pewaris.

Karena kedekatan hubungan kekeluargaan juga dapat mempengaruhi


kedudukan dan hak-haknya untuk mendapat kan warisan. Terkadang yang dekat
menghalangi yang jauh, atau ada juga yang dekat tetapi tidak dikatagorikan
sebagai ahli waris yang berhak menerima warisan, karena jalur yang dialuinya
perempuan.4

2.2 Pembagian Ahli Waris


Secara umum, ahli waris dikelompokkan menjadi 2 (dua) kelompok, antara
lain ahli waris sababiyah dan ahli waris nasabiyah. Adapun penjelasannya
sebagai berikut:
2.2.1 Ahli Waris Sababiyah
Ahli waris sababiyah merupakan ahli waris yang hak kewarisannya timbul
akibat adanya sebab-sebab tertentu, yaitu sebagai berikut:
a) Sebab hubungan perkawinan (al-musarahah)
Sebab ini dapat dipenuhi jika perkawinan tersebut sah, sehingga
mengakibatkan adanya hubungan hukum saling mewarisi antara suami dan
istri. Adapun syarat-syarat yang harus dipenuhi yaitu perkawinan mereka
sah menurut syara’ serta akad nikah tersebut memenuhi rukun-rukun dan

3
Prof.Dr.H. Zainudin Ali. Hukum Perdata Islam Di Indonesia. Sinar Grafika, Jakarta, 2007.
hlm.115
4
Dr. Ahmad Rofiq, MA. Fiqih Mawaris Edisi Revisi. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2002,
Hlm.59

2
syarat-syaratnya, dan hubungan perkawinannya masih berlangsung hingga
salah satu diantara mereka meninggal dunia.5

b) Sebab memerdekakan hamba sahaya (wala’ul ‘ataq)


Wala’ adalah pewarisan dikarenakan jasa seseorang yang telah
memerdekakan seorang hamba sahaya atau budak, kemudian budak itu
menjadi kaya. Apabila hamba yang dimerdekakan tersebut meninggal dunia
serta ia sedang mempunyai harta, maka orang yang memerdekakan itu
mendapat harta warisan.6 Bagian warisan yang diterima oleh orang yang
memerdekakan hamba sahaya adalah 1/6 dari harta peninggalan.

c) Sebab adanya perjanjian tolong menolong


Menurut pendapat mazhab Hanafi, sebab ahli waris ini merupakan ahli
waris yang menerima warisan disebabkan karena adanya perjanjian tolong
menolong antara dua belah pihak.

2.3 Ahli Waris Nasabiyah


Ahli waris nasabiyah merupakan ahli waris yang pertalian kekerabatannya
kepada al-muwarris didasarkan pada hubungan darah. Secara umum ahli waris
nasabiyah seluruhnya ada 21 kelompok, yang terdiri dari 13 kelompok ahli waris
laki-laki dan 8 kelompok ahli waris perempuan.

Ahli waris laki-laki didasarkan urutan kelompoknya, yaitu sebagai berikut:


1. Anak laki-laki;
2. Cucu laki-laki dari anak laki-laki sampai seterusnya kebawah yaitu
cicit laki-laki buyut laki-laki dan seterusnya;
3. Bapak;
4. Kakek dari garis bapak;
5. Saudara laki-laki sekandung;
6. Saudara laki-laki seayah saja;
7. Saudara laki-laki seibu saja;
5
Firdaweri, Konsep Ahli Waris Menurut Islam Dan Adat. ASAS,Vol.7, No. 2 Juli 2015, hlm 3
6
UIN SUSKA, Bab III Ahli Waris Menurut Hukum Islam, hlm 33

3
8. Anak laki-laki dari saudara laki-laki kandung;
9. Anak laki-laki dari saudara seayah;
10. Saudara laki-laki bapak yang seibu sebapak (kandung);
11. Saudara laki-laki bapak (dari bapak) yang sebapak saja;
12. Anak laki-laki dari saudara laki-laki bapak (paman) yang seibu
sebapak (kandung);
13. Anak laki-laki paman yang seayah.

Adapun ahli waris perempuan terdiri dari 8 kelompok, yaitu sebagai berikut:
1. Anak perempuan;
2. Cucu perempuan dari anak laki-laki dan seterusnya kebawah. Yaitu
cicit perempuan dari cucu laki-laki, puit perempuan dari cicit laki-laki
dan seterusnya.
3. Ibu;
4. Nenek dari Ibu;
5. Nenek dari bapak;
6. Saudara perempuan sekandung;
7. Saudara perempuan sebapak saja;
8. Saudara perempuan seibu saja.

Dilihat dari arah hubungan nasab antara orang yang meninggal dunia
dengan orang yang berhak memperoleh bagian harta peninggalan atau antara
orang yang mewariskan dengan orang yang mewarisi, maka ahli waris nasabiyah
terbagi menjadi tiga macam, yaitu Furu’ul Mayit, Ushulul Mayit, dan Al-
Hawasyiy.

Adapun penjelasannya yaitu sebagai berikut:


a) Furu’ul Mayit
Maksud dari Furu’ul Mayit yaitu anak keturunan orang meninggal
dunia. Hubungan nasab antaraorang yang meninggal dunia dengan mereka
itu adalah hubungan nasab menurut garis keturunan lurus ke bawah (ahli
wairs terdekat).

4
Ahli waris yang termasuk Furu’ul Mayit adalah:
1. Anak laki-laki;
2. Anak perempuan;
3. Cucu laki-laki;
4. Cucu perempuan dari garis laki-laki.

b) Ushulul Mayit
Maksud dari Ushulul Mayit yaitu orang-orang yang menyebabkan
adanya lahirnya ornag-orang yang meninggal dunia, atau dapat dikatakan
sebagai orang-orang yang menurunkan orang yang meninggal dunia.
Hubungan nasab orang yang meninggal dunia dengan ahli waris ini garis
keturunan lurus ke atas.
Ahli waris yang termasuk Ushulul Mayit adalah:
1. Ayah;
2. Ibu;
3. Kakek dari garis ayah;
4. Nenek dari garis ibu.

c) Al-Hawasyiy
Maksud dari Al-Hawasyiy ialah saudara, paman beserta anak mereka
masing-masing. Hubungan nasab antara orang yang meninggal dunia
dengan mereka yaitu hubungan nasab ke arah menyamping.
Ahli waris yang termasuk Al-Hawasyiy adalah:
1. Saudara laki-laki yang sekandung;
2. Saudara perempuan yang sekandung;
3. Saudara laki-laki seayah;
4. Saudara perempuan yang seayah;
5. Saudara laki-laki seibu;
6. Saudara perempuan seibu;
7. Anak laki-laki dari saudara laki-laki sekandung;
8. Anak laki-laki dari saudara laki-laki yang seayah;
9. Paman sekandung;

5
10. Paman sebapak;
11. Anak laki-laki dari paman sekandung;
12. Anak laki-laki dari paman seayah.

6
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pada rumusan masalah dalam makalah ini, adapun kesimpulan
yang didapat adalah Ahli waris adalah orang yang berhak mewaris karena
hubungan kekerabatan (nasab) atau hubungan perkawinan (nikah) dengan
pewaris, beragama Islam dan tidak terhalang karena hukum untuk menjadi ahli
waris.

Secara umum, ahli waris dikelompokkan menjadi 2 (dua) kelompok, antara


lain ahli waris sababiyah dan ahli waris nasabiyah. Ahli waris sababiyah
merupakan ahli waris yang hak kewarisannya timbul akibat adanya sebab-sebab
tertentu. Adapun ahli waris nasabiyah merupakan ahli waris yang pertalian
kekerabatannya kepada al-muwarris didasarkan pada hubungan darah.

3.2 Saran
Tentunya makalah ini, masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Semoga makalah ini
bermanfaat bagi kita semua.

7
DAFTAR PUSTAKA

Nursyamsudin, Pembagian Harta Waris Sebelum Meninggal Dunia Menurut


Perspektif Hukum Waris Islam. Jurnal Kajian Hukum Islam vol.3, No.1.
Juni 2018. Diakses dari www.syekhnurjati.ac.id, pada 15 September 2021

Firdaweri, Konsep Ahli Waris Menurut Islam Dan Adat. ASAS,Vol.7, No. 2 Juli
2015

UIN SUSKA, Bab III Ahli Waris Menurut Hukum Islam

H. Ahmad Azhar Basyir. Hukum Waris Islam. FE UII. Yogyakarta:1990

Prof. Dr.H. Zainudin Ali. Hukum Perdata Islam Di Indonesia. Sinar Grafika,
Jakarta, 2007

Dr. Ahmad Rofiq, MA. Fiqih Mawaris Edisi Revisi. PT Raja Grafindo Persada,
Jakarta, 2002

Anda mungkin juga menyukai