Anda di halaman 1dari 10

Dosen Pengampu:

Muhammad Rasyid, M.pd.I

Makalah Fiqih
MAWARIS DALAM ISLAM

Kelompok 6
Fatmila Nurliani (180101100312)
M. Rezalul Abdani (180101100300)

Universitas Islam Negeri Antasari

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

PRODI FISIKA

2019
Daftar Isi

Daftar Isi ................................................................................................................... i


Muqaddimah ............................................................................................................ ii
Bab 1 Pendahuluan
I. Abstrak .................................................................................................... 1
II. Latar belakang ......................................................................................... 1
III. Rumusan masalah ................................................................................... 1
IV. Tujuan makalah ....................................................................................... 1
Bab 2 Pembahasan
Mawaris dalam Islam
1. Sebab-sebab menerima warisan .............................................................. 2
2. Halangan untuk menerima warisan ......................................................... 2
3. Ahli Waris ............................................................................................... 3
4. Macam-Macam Ahli Waris..................................................................... 4
Bab 3 Penutup
Kesimpulan .................................................................................................... 6
Daftar Pustaka ......................................................................................................... 7

i
Muqaddimah

Alhamdulillah, Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan


rahmat dan karunia-Nya sehingga diberikan waktu dan kesempatan untuk
menyelesaikan makalah Fiqih dengan judul “Mawaris dalam Islam.”
Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Fiqih program studi
Tadris Fisika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Antasari Banjarmasin. Makalah
ini ditulis untuk membantu pembaca supaya lebih memahami mata kuliah khususnya
mengenai Kerajaan Islam.
Terima kasih kepada semua pihak yang berkenan membaca dan memberikan
masukan ataupun kritikan yang membangun untuk perbaikan makalah ke depannya.
Akhir kata, mudah-mudahan makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
pembaca. Pemakalah menyadari bahwasanya makalah ini masih jauh dari sempurna,
mengingat keterbatasan kemampuan dan pengetahuan. Oleh karena itu dengan
terbuka dan senang hati pemakalah menerima kritik dan saran dari semua pihak.

Banjarmasin, 12 Desember 2019

ii
Bab 1
Pendahuluan
I. Abstrak
Waris merupakan salah satu kajian dalam Islam yang dikaji secara khusus dalam
lingkup fiqh mawaris. Pengkhususan pengkajian dalam hukum Islam secara tidak
langsung menunjukkan bahwa bidang waris merupakan salah satu bidang kajian yang
penting dalam ajaran Islam. Bahkan dalam alQur’an, permasalahan mengenai waris
dibahas secara detail dan terperinci. Hal tersebut tidak lain adalah untuk mencegah
terjadinya sengketa antara anggota keluarga terkait dengan harta peninggalan anggota
keluarga yang telah mati.

II. Latar belakang


Ilmu mawaris adalah ilmu yang mempelajari tentang cara pembagian harta yang
telah di tentukan dalam Al-quran dan Hadits. Cara pembagian menurut ahli mawarits
adalah yang terbaik, seadil-adilnya dengan tanpa melupakan hak seorang ahli waris
sekalipun terhadap anak-anak yang masih kecil.
Ilmu mawaris disebut juga dengan ilmu faraidh, ilmu faraidh merupakan suatu
cara yang sangat efektif untuk mendapat pembagian warisan-warisan yang berprinsip
dan nilai-nilai keadilan yang sesungguhnya.
Ilmu mawaris dan ilmu faraidh pada prinsipnya adalah sama yaitu ilmu yang
membicarakan tentang segala sesuatu yang berkenan dengan harta peninggalan orang
yang meninggal dunia.

III. Rumusan masalah


1. Apa saja sebab-sebab orang dapat memperoleh warisan?
2. Apakah yang sekiranya jadi penghalang memperoleh warisan?
3. Siapa sajakah yang menjadi ahli waris?
4. Apa saja macam-macam golongan yang memperoleh waris?

IV. Tujuan makalah


1. Menyebutkan penyebab orang dapat memperoleh warisan.
2. Menyebutkan hal-hal yang jadi penghalang ahli waris.
3. Menyebutkan orang-orang yang berhak menjadi ahli waris.
4. Menyebutkan golongan yang memperoleh ahli waris.

1
Bab 2
Pembahasan
MAWARIS DALAM ISLAM
1. Sebab-sebab Menerima Warisan
a. Hubungan kekerabatan (al-qarabah)
Laki-laki dan perempuan, termasuk di dalamnya anak-anak, bahkan bayi yang
masih yang masih di dalam kandungan diberikan hak untuk mewarisi, sepanjang
hubungan kerabatnya emmbolehkan. Artinya, ada ketentuan bahwa kerabat yang
dekat hubungannya, dapat menghalangi kerabat yang jauh. Yang kedua seperti
suami, sedianya menerima bagian ½, tetapi karena ada anak atau cucu, berkurang
bagiannya menjadi ¼.
Dasar hukum Islam terdapat pada firman Allah:
“Bagi orang laki-laki ada hak bagian dari peninggalan Ibu-Bapak dan kerabatnya,
dan bagi orang wanita ada hak bagian (pula) dari harta peninggalan Ibu-Bapak
dan kerabatnya, baik sedikit atau banyak menurut bagian yang telah ditetapkan.”
(QS. An-Nisa: 7)
“Orang-orang yang mempunyai hubungan kerabat itu sebagiannya lebih berhak
terdapat sesamanya di dalam kitab Allah.” (QS. Al-Anfal: 75)1

b. Hubungan perkawinan (al-musaharah)


Perkawinan yang sah, menyebabkan adanya hubungan hukum saling mewarisi
antara suami dan isteri.2

c. Hubungan karena sebab al-Wala’


Al-wala, yaitu hubungan kewarisan akibat seseorang memerdekakan hamba
sahaya, atau melalui perjanjian tolong menolong. Untuk yang terakhir, agaknya
jarang dilakukan jika malah tidak ada sama sekali. Adapun al-wala yang pertama
disebut dengan wala al-ataqoh atau usubah sababiyah dan yang kedua disebut wala
al muwallah, yaitu wala yang timbul akibat kesediaan seseorang tolong menolong
dengan yang lain melalui suatu perjanjian perwalian. Orang yang memerdekakn
hamba sahaya, jika laki-laki disebut mu’tiq, jika perempuan mu’tiqah. Wali
penolong disebut maula dan orang yang ditolong disebut dengan mawali.

1
Ahmad Rofiq. “FIQH MAWARIS” (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1998) h. 34-35.
2
Ibid., h.35.

2
Adapun bagian orang yang memerdekakan hamba sahaya adalah 1/6 dari harta
peninggalan. 3

2. Halangan untuk Menerima Warisan


Halangan warisan yang dapat menyebabkan seseorang terhalang hak warisnya meliputi
sebab-sebab sebagai berikut:
a. Pembunuhan yang dilakukan oleh ahli waris kepada pewaris.
b. Perbedaan agama karena orang Islam tidak menjadi ahli waris orang kafir dan
sebaliknya orang kafir tidak akan menjadi ahli waris dari orang Islam.
c. Penghambaan karena orang yang belum merdeka tidak memiliki hak untuk mewarisi.
d. Tidak tentu kematiannya.4

3. Ahli Waris
Para waris dari golongan laki-laki yang di sepakati pewaris mereka ada 10 orang yang
secara garis besar dan Ada 15 orang secara terperinci.
a) Golongan dari laki-laki
1. Anak laki-laki
2. Putra dari anak laki-laki dan seterusnya kebawah
3. Ayah
4. Kakek yang shohih dan seterusnya ke atas
5. Saudara laki-laki seayah dan seibu
6. Saudara laki-laki seayah
7. Saudara laki-laki seibu
8. Putra saudara laki-laki seayah dan seibu
9. Putra saudara laki-laki seayah
10. Saudara laki-laki ayah yang seayah seibu
11. Saudara laki-laki seayah
12. Putra saudara laki-laki yang seayah seibu
13. Putra saudara laki-laki ayah yang seayah
14. Suami
15. Orang laki-laki yang membebaskan budak
b) Golongan dari perempuan

3
Ibid., h.36-37.
4
Sudarsono, “Pokok-Pokok Hukum Islam” (Jakarta: Rineka Cipta, t.t.) h. 298-300

3
1. Anak perempuan
2. Ibu
3. Putri dari anak laki-laki dan seterusnya ke bawah
4. Nenek yang shohih dan seterusnya keatas (ibu dari ibu)
5. Nenek yang shohih dan seterusnya keatas (ibu dari ayah)
6. Saudara perempuan seayah dan seibu
7. Saudara perempuan seayah
8. Saudara perempuan seibu
9. Istri
10. Orang perempuan yang membebaskan budak.5

4. Macam-Macam Ahli Waris


Golongan yang berhak menerima harta warisan adalah sebagai berikut;
1. Dzul faraidh, yakni ahli waris yang mendapat bagian warisan tertentu dalam
keadaan tertentu pula.
;anak perempuan yang tidak didampingi oleh anak laki-laki, ibu, bapak jika ada
anak, duda, janda, saudara laki-laki dalam hal kalalah, saudara laki-laki dan
saudara perempuan yang bekerjasama dalam kalalah, saudara perempuan dalam hal
kalalah6
2. Dzul qarabat, yakni ahli waris yang menerima warisan dengan bagian yang tidak
tertentu atau terbuka bagiannya atau juga ahli waris yang menerima sisa.
;anak laki-laki, anak perempuan yang didampingi anak laki-laki, bapak, saudara
laki-laki
dalam hal kalalah, saudara perempuan yang didampingi saudara laki-laki dalam hal
kalalah. Dari kelompok tersebut yang tetap menjadi dzul qarabat tetap adalah anak
laki-laki, sedangkan yang lainnya hanya sesekali menjadi dzul qarabat dan dapat
berubah menjadi ahli waris yang mendapat bagian tertentu.7
3. Mawali, yakni ahli waris pengganti yang kedudukannya menggantikan ahli waris
yang seharusnya mendapat warisan namun karena sesuatu hal maka ahli waris
tersebut tidak mendapatkan warisan dan digantikan oleh kelompok ahli waris
mawali.

5
Imran Ali, “Fikih” (Medan: Cita Pustaka Media perintis, 2011)
6
Sajuti Thalib, “Hukum Kewarisan Islam di Indonesia” (Jakarta: Sinar Grafika, 2002) h.72
7
Ibid., h.74

4
;keturunan anak pewaris, keturunan saudara pewaris, atau keturunan orang yang
mengadakan semacam perjanjian waris 8

8
Ibid., h.80-81

5
Bab 3
Penutup
Kesimpulan

Dari penjelasan di atas. Dapat ditarik kesimpulan. Ilmu mawaris adalah ilmu yang
mempelajari tentang cara pembagian harta dalam Islam. Sebab orang dapat memperoleh
warisan yaitu; dikarenakan hubungan kekerabatan (al-qarabah), perkawinan (al-
musaharah), dan memerdekakan hamba sahaya (al-wala’). Penghalang memperoleh harta
warisan ialah; pembunuhan, perbedaan agama, belum merdeka, dan kematian yang belum
tau pasti. Golongan yang ber-hak mendapatkan harta warisan terdiri dari; Dzul faraidh,
Dzul qarabat, dan Mawali.

6
Daftar Pustaka

Ali, Imran. Fikih. Medan: Cita Pustaka Media perintis, 2011.

Rofiq, Ahmad. FIQH MAWARIS. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1998.

Thalib, Sajuti. Hukum Kewarisan Islam di Indonesia. Jakarta: Sinar Grafika, 2002.

Anda mungkin juga menyukai