Anda di halaman 1dari 55

MAKALAH MERAIH BERKAH DENGAN MAWARIS

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah agama islam ini.Shalawat beriringan salam kita hadiahkan kepada Nabi
Muhammad SAW. yang telah membawa umatnya ke alam yang berilmu pengetahuan seperti saat
sekarang ini. Makalah ini memuat tentang Meraih Berkah Dengan Mawaris. Dengan adanya makalah ini
kami berharap kita semua dapat lebih mengetahui tentang bagaimana meraih berkah dengan mawaris.
Semoga dengan makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas lagi kepada kita semua. Dalam
penulisan makalah ini mungkin masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan, oleh karena itu kami
berharap pembaca dapat memberikan kritikan dan saran yang membangun. Semoga makalah ini
bermanfaat bagi pembaca.Metro, Januari 2019

DAFTAR ISI

Kata Pengantar……………………………………………….……………. i

Daftar Isi……………………………………………………………….…... ii

Bab 1 Pendahuluan…………………………………………………….….. 1
A.Latar Belakang………………………………………………………. 1

B.Rumusan Masalah……………………………………………………1

C.Tujuan……………………………………………………………….. 2

Bab 2 Pembahasan……………………………………………..……….….. 3

A.Pengertian Ilmu Mawaris……………………………….………..….. 3

B.Sebab-Sebab Menerima dan Penghalang Mendapatkan Warisan.…... 5

C.Pengelompokan Ahli Waris dan Hak Masing-Masing……….……….7

D.Meraih Berkah dengan Mawaris……………………………………. 12

E.Pentingnya Hukum Waris Islam…………………………..…………12

F.Manfaat Hukum Waris Islam……………………..…………...……..13

Bab 3 Penutup…………………………………………………...………… 15

A.Kesimpulan……………………………………………….………… 15

B.Saran………………………………………………………………... 15

Daftar Pustaka……………………………………………………..……… 16

ii

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Diantara aturan yang mengatur hubungan sesama manusia yang ditetapkan Allah adalah aturan tentang
harta warisan, yaitu harta dan pemilikan yang tinbul sebagai akibat dari suatu kematian. Harta yang
ditinggalkan oleh seorang yang meninggal dunia memerlukan pengaturan tentang siapa yang berhak
menerimanya, berapa jumlahnya, dan bagaimana cara mendapatkannya.Aturan tentang waris tesebut
ditetapkan oleh Allah melalui firmannya yang terdapat dalam Al-Quran, terutama surah an-nisa ayat
7,8,11,12, dan 176, pada dasarnya ketentuan Allah yang berkenaan dengan warisan telah jelas maksud,
arah dan tujuannya.Ditinjau dari perspektif sejarah, implementasi hokum kewarisan islam pada zaman
penjajahan belanda ternyata tidak berkembang, bahkan secara politis posisinya dikalahkan oleh sistem
kewarisan hokum adat. Pada masa itu diintrodusir teori persepsi yang bertujuan untuk mengangkat
hokum kewarisan adat dan menyisihkan penggunaan hokum kewarisan islam[1].Banyak para sarjana
hukum barat menganggap hokum kewarisan islam tidak mempunyai sistemdan hukum islam itu hanya
bersandar pada asas patrilineal. Sementara itu, diklalangan umat islam sendiri banyak pula yang mengira
tidak ada sistem tertentu dalam hukum kewarisan islam, sehingga menimbulkan sebuah anggapan
seolah-olah hukum kewarisan islam merupakan hokum yang sangat rumit dan sulit. Kondisi yang
demikian itulah yang menyebabkan hukum kewarisan islam menurut fiqh kebudayaan arab itu sangat
sulit diterima masarakat islam di Indonesia.

A.Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah

1. Apakah pengertian Ilmu Mawaris ?

2. Apa sajakah Sebab Menerima dan Penghalang Mendapatkan Warisan?

3. Apa sajakah Pengelompokan Ahli Waris dan Hak Masing-Masing ?

4. Apa sajakah Cara Meraih Berkah dengan Mawaris ?

5. Apa Pentingnya Hukum Waris Islam ?

6. Apa Manfaat Hukum Waris Islam ?

B.Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian Ilmu Mawaris .

2. Untuk mengetahui Sebab Menerima dan Penghalang Mendapatkan Warisan.

3. Untuk mengetahui Pengelompokan Ahli Waris dan Hak Masing-Masing.

4. Untuk mengetahui Cara Meraih Berkah dengan Mawaris.

5. Untuk mengetahui Pentingnya Hukum Waris Islam.

6. Untuk mengetahui Manfaat Hukum Waris Islam.7. Untuk memenuhi tugas PABP semester 1 kelas XII
SMA.
2BAB II

PEMBAHASANA

A. Pengertian Ilmu Mawaris

Ilmu mawaris adalah ilmu yang mempelajari tentang cara pembagian harta yang telah di tentukan dalam
Alquran dan Hadits.cara pembagian menurut ahli mawarits adalah yang terbaik,

seadil-adilnya dengan tanpa melupakan hak seorang ahli waris sekalipun terhadap anak-anak yang
masih kecil. Ilmu mawaris disebut juga dengan ilmu faraidh, ilmu faraidh merupakan suatu cara yang
sangat efektif untuk mendapat pembagian warisan-warisan yang berprinsip dan nilai-nilai keadilan yang
sesungguhnya .Ilmu mawaris dan ilmu faraidh pada prinsipnya adalah sama yaitu ilmu yang
membicarakantentang segala sesuatu yang berkenan dengan harta peninggalan orang yang meninggal
dunia.

Golongan dari laki-laki 1.

Anak laki-laki 2.

Putra dari anak laki-laki dan seterusnya kebawah 3.

Ayah 4.

saudara laki-laki seayah dan seibu 5.

saudara laki-laki seayah 6.


saudara laki-laki seibu 7.

putra saudara laki-laki seayah dan seibu 8.

putra saudara laki-laki seayah 9.

saudara laki-laki ayah yang seayah seibu10.

saudara laki-laki seayah11.

putra saudara laki-laki yang seayah seibu12.

putra saudara laki-laki ayah yang seayah13.

suami14.

orang yang laki laki yang membebaskan budak.

b.

Golongan dari perempuan1.

Anak perempuan2.

Ibu3.
putri dari anak laki-laki dan seterusnya ke bawah4.

nenek yang shohih dan seterusnya keatas ( ibu dari ibu )

5.

nenek yang shohih dan seterusnya keatas ( ibu dari ayah )6.

saudara perempuan seayah dan seibu7.

saudara perempuan seayah8.

saudara perempuan seibu9.

Istri10.

orang perempuan yang membebaskan budak

Sumber hukum ilmu mawarits Ada Tiga, yaitu:

a.

Al-QuranDalam Alquran telah di jelaskan mengenai ketentuan-ketentuan dan hukum-hukum mawarits.


Dalam surat An-nisa:176 dan pada surah lainnya. b.
Al-HaditsDalam Riwayat imam Muslim dan Abu dawud bahwasanya Nabi Muhammad SAW,bersabda :
“Bagilah harta pustaka antara ahli-ahli warits menurut ( ketentuan ) kitab Allah”.c.

Ijma dan IjtihadPara ulama berperandalam penyelesaian masalah-masalah yang berkaitan dengan
mawarits. Adapun hukum mempelajari ilmu mawarits adalah Wajib ( fardhu kifayah ), yaitu apabila di
suatu tempat ada salah seorang di antara mereka ada yang mempelajari, maka sudah di anggap
terpenuhi kewajiban itu, tetapi jika tidak ada satu pun dari mereka mempelajarinya maka semua orang
ikut berdosa.

Tujuan Ilmu Mawarits

a.

Agar dapat melaksanakan pembagian harta warisan kepada ahli warits yang berhak menerimanya sesuai
dengan ketentuan syariat Islam b.

Agar dapat di ketahui secara jelas siapa orang yang berhak menerima harta warisan dan berapa bagian
masing”.c.

Agar dapat menentukan bagian harta warisan secara adil dan benar sehingga tidak terjadi perselisihan.

Syarat Pewarisan

a.

KematianOrang yang telah meninggal dunia dan mempunyai harta maka akan di wariskan harta
peninggalannya.karna sudah merupakan ketentuan hukumnya.harta warisan tidak mungkin di bagikan
sebelum orang yang mempunyai harta peninggalan itu di nyatakan meninggal dunia secarahakiki. b.
Ahli waris harus masih hidupAhli waris yang akan menerima harta warisan dari orang yang meninggal
dunia harus masih hidup.Artinya Apabila ada ahli waris yang sudah meninggal itu tidak berhak mendapat
harta peninggalan.

c.

Ahli waris harus jelas posisinya Masing-masing ahli waris harus dapat di ketahui posisinya secara pasti,
supaya bagian-bagian harta warisan itu dapat di peroleh sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Sebab
ketentuan hukum pewrisan selalu berubah-ubah sesuai dengan tingkatan ahli waris.

Rukun Pewarisan

a.

MuwarisYaitu Orang yang meninggal dunia atau orang yang meninggalkan harta kepada orang-orang
yang berhak menerimanya sesuai dengan syariat Islam b.

WarisYaitu Orang yang berhak menerima harta peninggalan dari Muwarits karena sebab-sebab tertentu.
Waris di sebut juga dengan Ahli Waris.c.

Miras

Yaitu Harta yang di tinggalkan oleh muwaris yang akan di bagikan kepada orang-orang yang berhak
menerimanya ( ahli waris ). Miras itu bermacam-macam harta, misalnya tanah, rumah, uang, kendaraan,
dan lain sebagainya.

B.Sebab-Sebab Menerima Harta Warisan dan Penghalang Mendapatkan Warisan

Dalam Agama islam sebab-sebab menerima harta warisan, adalah sebagai berikut:

a)Hubungan Kekeluargaan
Dalam hubungan kekeluargaan tidak membedakan antara ahli waris laki-laki dan perempuan, orang tua
dan anak-anak, orang yang kuat dan Lemah. Sesuai ketentuan yang berlaku semuanya harta warisan.Hal
ini berdasarkan firman Allah SWT, Dalam Alquran surah An-nisa ayat 7 :Artinya; Bagi laki-laki ada hak
bagian dari harta peninggalan ibu-bapak dan kerabatnya, dan bagi wanita ada hak bagian (pula) dari
harta peninggalan ibu-bapak dan kerabatnya, baik sedikit atau banyak menurut bahagian yang telah
ditetapkan.Hubungan kekeluargaan ini bila di lihat dari penerimaannya ada tiga kelompok:1. Dzawil
FurudhYaitu ahli waris yang memperoleh bagian tertentu seperti suami mendapat seperdua bila orang
yang meninggal tidak mempunyai anak dan mendapat seperempat bila orang yang meninggal
mempunyai anak.2. Dzawil arhamYaitu keluarga yang hubungan kekeluargaan nya jauh, mereka tidak
termasuk ahli waris yang mendapat bagian tertentu, tetapi mereka mendapat warisan jika ahli waris
yang dekat tidak ada.

3. Ahlul Ashabah

Makalah Meraih Berkah Dengan Mawaris

Diunggah olehSannica Putri Denna

71%

(7)

71% menganggap dokumen ini bermanfaat (7 suara)

10K tayangan

25 halaman

Informasi Dokumen

klik untuk memperluas informasi dokumen

Deskripsi:MERAIH BERKAH DENGAN MAWARIS

Hak Cipta

© © All Rights Reserved

Format Tersedia

DOC, PDF, TXT atau baca online dari Scribd

Bagikan dokumen Ini


Bagikan atau Tanam Dokumen

Opsi Berbagi

Bagikan di Facebook, terbuka di jendela baru

Facebook

Bagikan di Twitter, terbuka di jendela baru

Twitter

Bagikan di LinkedIn, terbuka di jendela baru

LinkedIn

Bagikan dengan Email, membuka klien email

Email

Salin Tautan

Salin Tautan

Apakah menurut Anda dokumen ini bermanfaat?

71%71% menganggap dokumen ini bermanfaat, Tandai dokumen ini sebagai bermanfaat

29%29% menganggap dokumen ini tidak bermanfaat, Tandai dokumen ini sebagai tidak bermanfaat

Apakah konten ini tidak pantas?Laporkan Dokumen Ini

Unduh

SimpanSimpan Makalah Meraih Berkah Dengan Mawaris Untuk Nanti

MAKALAH MERAIH BERKAH DENGANMAWARIS

DISUSUN OLEH :

Agung Prasetyo


Desi Ramadhani

Elsa Miftahul Wijayanti

Nur Muflihatun Nisa

Rafi Naufal Ramadhan

Sannica Putri Denna

Saras Wati

Sri Mulyani

Tangkas Mahendra JayaKelas : XII IPA 3

TP.2018/2019

SMA NEGERI 2 METRO

Hilangkan pesan penilaian pengguna

Tingkatkan Pengalaman Anda

Nilai akan membantu kami untuk menyarankan dokumen terkait yang lebih baik kepada semua
pembaca kami!

71% menganggap dokumen ini bermanfaat, Tandai dokumen ini sebagai bermanfaatBermanfaat

29% menganggap dokumen ini tidak bermanfaat, Tandai dokumen ini sebagai tidak bermanfaatTidak
bermanfaat
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah agama islam ini.Shalawat beriringan salam kita hadiahkan kepada Nabi
Muhammad SAW. yang telah membawa umatnya ke alam yang berilmu pengetahuan seperti saat
sekarang ini. Makalah ini memuat tentang Meraih Berkah Dengan Mawaris. Dengan adanya makalah ini
kami berharap kita semua dapat lebih mengetahui tentang bagaimana meraih berkah dengan mawaris.
Semoga dengan makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas lagi kepada kita semua. Dalam
penulisan makalah ini mungkin masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan, oleh karena itu kami
berharap pembaca dapat memberikan kritikan dan saran yang membangun. Semoga makalah ini
bermanfaat bagi pembaca.Metro, Januari 2019

DAFTAR ISIKata Pengantar……………………………………………….……………. iDaftar


Isi……………………………………………………………….…... iiBab 1 Pendahuluan…………………………………………………….
….. 1

A.Latar Belakang………………………………………………………. 1B.Rumusan


Masalah…………………………………………………… 1C.Tujuan……………………………………………………………….. 2

Bab 2 Pembahasan……………………………………………..……….….. 3

A.Pengertian Ilmu Mawaris……………………………….………..….. 3B.Sebab-Sebab Menerima dan Penghalang


Mendapatkan Warisan.…... 5C.Pengelompokan Ahli Waris dan Hak Masing-Masing……….……….7D.Meraih
Berkah dengan Mawaris……………………………………. 12E.Pentingnya Hukum Waris Islam…………………………..
…………12F.Manfaat Hukum Waris Islam……………………..…………...……..13

Bab 3 Penutup…………………………………………………...………… 15

A.Kesimpulan……………………………………………….…………
15B.Saran………………………………………………………………... 15

Daftar Pustaka……………………………………………………..……… 16

ii

BAB IPENDAHULUANLatar Belakang


Diantara aturan yang mengatur hubungan sesama manusia yang ditetapkan Allah adalah aturan tentang
harta warisan, yaitu harta dan pemilikan yang tinbul sebagai akibat dari suatu kematian. Harta yang
ditinggalkan oleh seorang yang meninggal dunia memerlukan pengaturan tentang siapa yang berhak
menerimanya, berapa jumlahnya, dan bagaimana cara mendapatkannya.Aturan tentang waris tesebut
ditetapkan oleh Allah melalui firmannya yang terdapat dalam Al-Quran, terutama surah an-nisa ayat
7,8,11,12, dan 176, pada dasarnya ketentuan Allah yang berkenaan dengan warisan telah jelas maksud,
arah dan tujuannya.Ditinjau dari perspektif sejarah, implementasi hokum kewarisan islam pada zaman
penjajahan belanda ternyata tidak berkembang, bahkan secara politis posisinya dikalahkan oleh sistem
kewarisan hokum adat. Pada masa itu diintrodusir teori persepsi yang bertujuan untuk mengangkat
hokum kewarisan adat dan menyisihkan penggunaan hokum kewarisan islam[1].Banyak para sarjana
hukum barat menganggap hokum kewarisan islam tidak mempunyai sistemdan hukum islam itu hanya
bersandar pada asas patrilineal. Sementara itu, diklalangan umat islam sendiri banyak pula yang mengira
tidak ada sistem tertentu dalam hukum kewarisan islam, sehingga menimbulkan sebuah anggapan
seolah-olah hukum kewarisan islam merupakan hokum yang sangat rumit dan sulit. Kondisi yang
demikian itulah yang menyebabkan hukum kewarisan islam menurut fiqh kebudayaan arab itu sangat
sulit diterima masarakat islam di Indonesia.

A.Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah1. Apakah pengertian Ilmu Mawaris ?2. Apa sajakah
Sebab Menerima dan Penghalang Mendapatkan Warisan?3. Apa sajakah Pengelompokan Ahli Waris dan
Hak Masing-Masing ?4. Apa sajakah Cara Meraih Berkah dengan Mawaris ?5. Apa Pentingnya Hukum
Waris Islam ?6. Apa Manfaat Hukum Waris Islam ?

1 B.Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian Ilmu Mawaris .2. Untuk mengetahui Sebab Menerima dan Penghalang
Mendapatkan Warisan.3. Untuk mengetahui Pengelompokan Ahli Waris dan Hak Masing-Masing.4.
Untuk mengetahui Cara Meraih Berkah dengan Mawaris.5. Untuk mengetahui Pentingnya Hukum Waris
Islam.6. Untuk mengetahui Manfaat Hukum Waris Islam.7. Untuk memenuhi tugas PABP semester 1
kelas XII SMA.

2BAB IIPEMBAHASANA. Pengertian Ilmu Mawaris


Ilmu mawaris adalah ilmu yang mempelajari tentang cara pembagian harta yang telah di tentukan dalam
Alquran dan Hadits.cara pembagian menurut ahli mawarits adalah yang terbaik,

seadil-adilnya dengan tanpa melupakan hak seorang ahli waris sekalipun terhadap anak-anak yang
masih kecil. Ilmu mawaris disebut juga dengan ilmu faraidh, ilmu faraidh merupakan suatu cara yang
sangat efektif untuk mendapat pembagian warisan-warisan yang berprinsip dan nilai-nilai keadilan yang
sesungguhnya .Ilmu mawaris dan ilmu faraidh pada prinsipnya adalah sama yaitu ilmu yang
membicarakantentang segala sesuatu yang berkenan dengan harta peninggalan orang yang meninggal
dunia.

Golongan dari laki-laki 1.

Anak laki-laki 2.

Putra dari anak laki-laki dan seterusnya kebawah 3.

Ayah 4.

saudara laki-laki seayah dan seibu 5.

saudara laki-laki seayah 6.

saudara laki-laki seibu 7.

putra saudara laki-laki seayah dan seibu 8.


putra saudara laki-laki seayah 9.

saudara laki-laki ayah yang seayah seibu10.

saudara laki-laki seayah11.

putra saudara laki-laki yang seayah seibu12.

putra saudara laki-laki ayah yang seayah13.

suami14.

orang yang laki laki yang membebaskan budak.

b.

Golongan dari perempuan1.

Anak perempuan2.

Ibu3.

putri dari anak laki-laki dan seterusnya ke bawah4.

nenek yang shohih dan seterusnya keatas ( ibu dari ibu )


5.

nenek yang shohih dan seterusnya keatas ( ibu dari ayah )6.

saudara perempuan seayah dan seibu7.

saudara perempuan seayah8.

saudara perempuan seibu9.

Istri10.

orang perempuan yang membebaskan budak

Sumber hukum ilmu mawarits Ada Tiga, yaitu:

a.

Al-QuranDalam Alquran telah di jelaskan mengenai ketentuan-ketentuan dan hukum-hukum mawarits.


Dalam surat An-nisa:176 dan pada surah lainnya. b.

Al-HaditsDalam Riwayat imam Muslim dan Abu dawud bahwasanya Nabi Muhammad SAW,bersabda :
“Bagilah harta pustaka antara ahli-ahli warits menurut ( ketentuan ) kitab Allah”.c.
Ijma dan IjtihadPara ulama berperandalam penyelesaian masalah-masalah yang berkaitan dengan
mawarits. Adapun hukum mempelajari ilmu mawarits adalah Wajib ( fardhu kifayah ), yaitu apabila di
suatu tempat ada salah seorang di antara mereka ada yang mempelajari, maka sudah di anggap
terpenuhi kewajiban itu, tetapi jika tidak ada satu pun dari mereka mempelajarinya maka semua orang
ikut berdosa.

Tujuan Ilmu Mawarits

a.

Agar dapat melaksanakan pembagian harta warisan kepada ahli warits yang berhak menerimanya sesuai
dengan ketentuan syariat Islam b.

Agar dapat di ketahui secara jelas siapa orang yang berhak menerima harta warisan dan berapa bagian
masing”.c.

Agar dapat menentukan bagian harta warisan secara adil dan benar sehingga tidak terjadi perselisihan.

Syarat Pewarisan

a.

KematianOrang yang telah meninggal dunia dan mempunyai harta maka akan di wariskan harta
peninggalannya.karna sudah merupakan ketentuan hukumnya.harta warisan tidak mungkin di bagikan
sebelum orang yang mempunyai harta peninggalan itu di nyatakan meninggal dunia secarahakiki. b.

Ahli waris harus masih hidupAhli waris yang akan menerima harta warisan dari orang yang meninggal
dunia harus masih hidup.Artinya Apabila ada ahli waris yang sudah meninggal itu tidak berhak mendapat
harta peninggalan.
4

c.

Ahli waris harus jelas posisinya Masing-masing ahli waris harus dapat di ketahui posisinya secara pasti,
supaya bagian-bagian harta warisan itu dapat di peroleh sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Sebab
ketentuan hukum pewrisan selalu berubah-ubah sesuai dengan tingkatan ahli waris.

Rukun Pewarisan

a.

MuwarisYaitu Orang yang meninggal dunia atau orang yang meninggalkan harta kepada orang-orang
yang berhak menerimanya sesuai dengan syariat Islam b.

WarisYaitu Orang yang berhak menerima harta peninggalan dari Muwarits karena sebab-sebab tertentu.
Waris di sebut juga dengan Ahli Waris.c.

Miras

Yaitu Harta yang di tinggalkan oleh muwaris yang akan di bagikan kepada orang-orang yang berhak
menerimanya ( ahli waris ). Miras itu bermacam-macam harta, misalnya tanah, rumah, uang, kendaraan,
dan lain sebagainya.

B.

Sebab-Sebab Menerima Harta Warisan dan Penghalang Mendapatkan Warisan

Dalam Agama islam sebab-sebab menerima harta warisan, adalah sebagai berikut:

a)Hubungan Kekeluargaan
Dalam hubungan kekeluargaan tidak membedakan antara ahli waris laki-laki dan perempuan, orang tua
dan anak-anak, orang yang kuat dan Lemah. Sesuai ketentuan yang berlaku semuanya harta warisan.Hal
ini berdasarkan firman Allah SWT, Dalam Alquran surah An-nisa ayat 7 :Artinya; Bagi laki-laki ada hak
bagian dari harta peninggalan ibu-bapak dan kerabatnya, dan bagi wanita ada hak bagian (pula) dari
harta peninggalan ibu-bapak dan kerabatnya, baik sedikit atau banyak menurut bahagian yang telah
ditetapkan.Hubungan kekeluargaan ini bila di lihat dari penerimaannya ada tiga kelompok:1. Dzawil
FurudhYaitu ahli waris yang memperoleh bagian tertentu seperti suami mendapat seperdua bila orang
yang meninggal tidak mempunyai anak dan mendapat seperempat bila orang yang meninggal
mempunyai anak.2. Dzawil arhamYaitu keluarga yang hubungan kekeluargaan nya jauh, mereka tidak
termasuk ahli waris yang mendapat bagian tertentu, tetapi mereka mendapat warisan jika ahli waris
yang dekat tidak ada.

3. Ahlul Ashabah

Makalah Meraih Berkah Dengan Mawaris

Diunggah olehSannica Putri Denna

71%

(7)

71% menganggap dokumen ini bermanfaat (7 suara)

10K tayangan

25 halaman

Informasi Dokumen

klik untuk memperluas informasi dokumen

Deskripsi:MERAIH BERKAH DENGAN MAWARIS

Hak Cipta

© © All Rights Reserved

Format Tersedia

DOC, PDF, TXT atau baca online dari Scribd

Bagikan dokumen Ini


Bagikan atau Tanam Dokumen

Opsi Berbagi

Bagikan di Facebook, terbuka di jendela baru

Facebook

Bagikan di Twitter, terbuka di jendela baru

Twitter

Bagikan di LinkedIn, terbuka di jendela baru

LinkedIn

Bagikan dengan Email, membuka klien email

Email

Salin Tautan

Salin Tautan

Apakah menurut Anda dokumen ini bermanfaat?

71%71% menganggap dokumen ini bermanfaat, Tandai dokumen ini sebagai bermanfaat

29%29% menganggap dokumen ini tidak bermanfaat, Tandai dokumen ini sebagai tidak bermanfaat

Apakah konten ini tidak pantas?Laporkan Dokumen Ini

Unduh

SimpanSimpan Makalah Meraih Berkah Dengan Mawaris Untuk Nanti

MAKALAH MERAIH BERKAH DENGANMAWARIS

DISUSUN OLEH :

Agung Prasetyo


Desi Ramadhani

Elsa Miftahul Wijayanti

Nur Muflihatun Nisa

Rafi Naufal Ramadhan

Sannica Putri Denna

Saras Wati

Sri Mulyani

Tangkas Mahendra JayaKelas : XII IPA 3

TP.2018/2019

SMA NEGERI 2 METRO

Hilangkan pesan penilaian pengguna

Tingkatkan Pengalaman Anda

Nilai akan membantu kami untuk menyarankan dokumen terkait yang lebih baik kepada semua
pembaca kami!

71% menganggap dokumen ini bermanfaat, Tandai dokumen ini sebagai bermanfaatBermanfaat

29% menganggap dokumen ini tidak bermanfaat, Tandai dokumen ini sebagai tidak bermanfaatTidak
bermanfaat
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah agama islam ini.Shalawat beriringan salam kita hadiahkan kepada Nabi
Muhammad SAW. yang telah membawa umatnya ke alam yang berilmu pengetahuan seperti saat
sekarang ini. Makalah ini memuat tentang Meraih Berkah Dengan Mawaris. Dengan adanya makalah ini
kami berharap kita semua dapat lebih mengetahui tentang bagaimana meraih berkah dengan mawaris.
Semoga dengan makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas lagi kepada kita semua. Dalam
penulisan makalah ini mungkin masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan, oleh karena itu kami
berharap pembaca dapat memberikan kritikan dan saran yang membangun. Semoga makalah ini
bermanfaat bagi pembaca.Metro, Januari 2019

DAFTAR ISIKata Pengantar……………………………………………….……………. iDaftar


Isi……………………………………………………………….…... iiBab 1 Pendahuluan…………………………………………………….
….. 1

A.Latar Belakang………………………………………………………. 1B.Rumusan


Masalah…………………………………………………… 1C.Tujuan……………………………………………………………….. 2

Bab 2 Pembahasan……………………………………………..……….….. 3

A.Pengertian Ilmu Mawaris……………………………….………..….. 3B.Sebab-Sebab Menerima dan Penghalang


Mendapatkan Warisan.…... 5C.Pengelompokan Ahli Waris dan Hak Masing-Masing……….……….7D.Meraih
Berkah dengan Mawaris……………………………………. 12E.Pentingnya Hukum Waris Islam…………………………..
…………12F.Manfaat Hukum Waris Islam……………………..…………...……..13

Bab 3 Penutup…………………………………………………...………… 15

A.Kesimpulan……………………………………………….…………
15B.Saran………………………………………………………………... 15

Daftar Pustaka……………………………………………………..……… 16

ii

BAB IPENDAHULUANLatar Belakang


Diantara aturan yang mengatur hubungan sesama manusia yang ditetapkan Allah adalah aturan tentang
harta warisan, yaitu harta dan pemilikan yang tinbul sebagai akibat dari suatu kematian. Harta yang
ditinggalkan oleh seorang yang meninggal dunia memerlukan pengaturan tentang siapa yang berhak
menerimanya, berapa jumlahnya, dan bagaimana cara mendapatkannya.Aturan tentang waris tesebut
ditetapkan oleh Allah melalui firmannya yang terdapat dalam Al-Quran, terutama surah an-nisa ayat
7,8,11,12, dan 176, pada dasarnya ketentuan Allah yang berkenaan dengan warisan telah jelas maksud,
arah dan tujuannya.Ditinjau dari perspektif sejarah, implementasi hokum kewarisan islam pada zaman
penjajahan belanda ternyata tidak berkembang, bahkan secara politis posisinya dikalahkan oleh sistem
kewarisan hokum adat. Pada masa itu diintrodusir teori persepsi yang bertujuan untuk mengangkat
hokum kewarisan adat dan menyisihkan penggunaan hokum kewarisan islam[1].Banyak para sarjana
hukum barat menganggap hokum kewarisan islam tidak mempunyai sistemdan hukum islam itu hanya
bersandar pada asas patrilineal. Sementara itu, diklalangan umat islam sendiri banyak pula yang mengira
tidak ada sistem tertentu dalam hukum kewarisan islam, sehingga menimbulkan sebuah anggapan
seolah-olah hukum kewarisan islam merupakan hokum yang sangat rumit dan sulit. Kondisi yang
demikian itulah yang menyebabkan hukum kewarisan islam menurut fiqh kebudayaan arab itu sangat
sulit diterima masarakat islam di Indonesia.

A.Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah1. Apakah pengertian Ilmu Mawaris ?2. Apa sajakah
Sebab Menerima dan Penghalang Mendapatkan Warisan?3. Apa sajakah Pengelompokan Ahli Waris dan
Hak Masing-Masing ?4. Apa sajakah Cara Meraih Berkah dengan Mawaris ?5. Apa Pentingnya Hukum
Waris Islam ?6. Apa Manfaat Hukum Waris Islam ?

1 B.Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian Ilmu Mawaris .2. Untuk mengetahui Sebab Menerima dan Penghalang
Mendapatkan Warisan.3. Untuk mengetahui Pengelompokan Ahli Waris dan Hak Masing-Masing.4.
Untuk mengetahui Cara Meraih Berkah dengan Mawaris.5. Untuk mengetahui Pentingnya Hukum Waris
Islam.6. Untuk mengetahui Manfaat Hukum Waris Islam.7. Untuk memenuhi tugas PABP semester 1
kelas XII SMA.

2BAB IIPEMBAHASANA. Pengertian Ilmu Mawaris


Ilmu mawaris adalah ilmu yang mempelajari tentang cara pembagian harta yang telah di tentukan dalam
Alquran dan Hadits.cara pembagian menurut ahli mawarits adalah yang terbaik,

seadil-adilnya dengan tanpa melupakan hak seorang ahli waris sekalipun terhadap anak-anak yang
masih kecil. Ilmu mawaris disebut juga dengan ilmu faraidh, ilmu faraidh merupakan suatu cara yang
sangat efektif untuk mendapat pembagian warisan-warisan yang berprinsip dan nilai-nilai keadilan yang
sesungguhnya .Ilmu mawaris dan ilmu faraidh pada prinsipnya adalah sama yaitu ilmu yang
membicarakantentang segala sesuatu yang berkenan dengan harta peninggalan orang yang meninggal
dunia.

Golongan dari laki-laki 1.

Anak laki-laki 2.

Putra dari anak laki-laki dan seterusnya kebawah 3.

Ayah 4.

saudara laki-laki seayah dan seibu 5.

saudara laki-laki seayah 6.

saudara laki-laki seibu 7.

putra saudara laki-laki seayah dan seibu 8.


putra saudara laki-laki seayah 9.

saudara laki-laki ayah yang seayah seibu10.

saudara laki-laki seayah11.

putra saudara laki-laki yang seayah seibu12.

putra saudara laki-laki ayah yang seayah13.

suami14.

orang yang laki laki yang membebaskan budak.

b.

Golongan dari perempuan1.

Anak perempuan2.

Ibu3.

putri dari anak laki-laki dan seterusnya ke bawah4.

nenek yang shohih dan seterusnya keatas ( ibu dari ibu )


5.

nenek yang shohih dan seterusnya keatas ( ibu dari ayah )6.

saudara perempuan seayah dan seibu7.

saudara perempuan seayah8.

saudara perempuan seibu9.

Istri10.

orang perempuan yang membebaskan budak

Sumber hukum ilmu mawarits Ada Tiga, yaitu:

a.

Al-QuranDalam Alquran telah di jelaskan mengenai ketentuan-ketentuan dan hukum-hukum mawarits.


Dalam surat An-nisa:176 dan pada surah lainnya. b.

Al-HaditsDalam Riwayat imam Muslim dan Abu dawud bahwasanya Nabi Muhammad SAW,bersabda :
“Bagilah harta pustaka antara ahli-ahli warits menurut ( ketentuan ) kitab Allah”.c.
Ijma dan IjtihadPara ulama berperandalam penyelesaian masalah-masalah yang berkaitan dengan
mawarits. Adapun hukum mempelajari ilmu mawarits adalah Wajib ( fardhu kifayah ), yaitu apabila di
suatu tempat ada salah seorang di antara mereka ada yang mempelajari, maka sudah di anggap
terpenuhi kewajiban itu, tetapi jika tidak ada satu pun dari mereka mempelajarinya maka semua orang
ikut berdosa.

Tujuan Ilmu Mawarits

a.

Agar dapat melaksanakan pembagian harta warisan kepada ahli warits yang berhak menerimanya sesuai
dengan ketentuan syariat Islam b.

Agar dapat di ketahui secara jelas siapa orang yang berhak menerima harta warisan dan berapa bagian
masing”.c.

Agar dapat menentukan bagian harta warisan secara adil dan benar sehingga tidak terjadi perselisihan.

Syarat Pewarisan

a.

KematianOrang yang telah meninggal dunia dan mempunyai harta maka akan di wariskan harta
peninggalannya.karna sudah merupakan ketentuan hukumnya.harta warisan tidak mungkin di bagikan
sebelum orang yang mempunyai harta peninggalan itu di nyatakan meninggal dunia secarahakiki. b.

Ahli waris harus masih hidupAhli waris yang akan menerima harta warisan dari orang yang meninggal
dunia harus masih hidup.Artinya Apabila ada ahli waris yang sudah meninggal itu tidak berhak mendapat
harta peninggalan.
4

c.

Ahli waris harus jelas posisinya Masing-masing ahli waris harus dapat di ketahui posisinya secara pasti,
supaya bagian-bagian harta warisan itu dapat di peroleh sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Sebab
ketentuan hukum pewrisan selalu berubah-ubah sesuai dengan tingkatan ahli waris.

Rukun Pewarisan

a.

MuwarisYaitu Orang yang meninggal dunia atau orang yang meninggalkan harta kepada orang-orang
yang berhak menerimanya sesuai dengan syariat Islam b.

WarisYaitu Orang yang berhak menerima harta peninggalan dari Muwarits karena sebab-sebab tertentu.
Waris di sebut juga dengan Ahli Waris.c.

Miras

Yaitu Harta yang di tinggalkan oleh muwaris yang akan di bagikan kepada orang-orang yang berhak
menerimanya ( ahli waris ). Miras itu bermacam-macam harta, misalnya tanah, rumah, uang, kendaraan,
dan lain sebagainya.

B.

Sebab-Sebab Menerima Harta Warisan dan Penghalang Mendapatkan Warisan

Dalam Agama islam sebab-sebab menerima harta warisan, adalah sebagai berikut:

a)Hubungan Kekeluargaan
Dalam hubungan kekeluargaan tidak membedakan antara ahli waris laki-laki dan perempuan, orang tua
dan anak-anak, orang yang kuat dan Lemah. Sesuai ketentuan yang berlaku semuanya harta warisan.Hal
ini berdasarkan firman Allah SWT, Dalam Alquran surah An-nisa ayat 7 :Artinya; Bagi laki-laki ada hak
bagian dari harta peninggalan ibu-bapak dan kerabatnya, dan bagi wanita ada hak bagian (pula) dari
harta peninggalan ibu-bapak dan kerabatnya, baik sedikit atau banyak menurut bahagian yang telah
ditetapkan.Hubungan kekeluargaan ini bila di lihat dari penerimaannya ada tiga kelompok:1. Dzawil
FurudhYaitu ahli waris yang memperoleh bagian tertentu seperti suami mendapat seperdua bila orang
yang meninggal tidak mempunyai anak dan mendapat seperempat bila orang yang meninggal
mempunyai anak.2. Dzawil arhamYaitu keluarga yang hubungan kekeluargaan nya jauh, mereka tidak
termasuk ahli waris yang mendapat bagian tertentu, tetapi mereka mendapat warisan jika ahli waris
yang dekat tidak ada.

3. Ahlul Ashabah

Makalah Meraih Berkah Dengan Mawaris

Diunggah olehSannica Putri Denna

71%

(7)

71% menganggap dokumen ini bermanfaat (7 suara)

10K tayangan

25 halaman

Informasi Dokumen

klik untuk memperluas informasi dokumen

Deskripsi:MERAIH BERKAH DENGAN MAWARIS

Hak Cipta

© © All Rights Reserved

Format Tersedia

DOC, PDF, TXT atau baca online dari Scribd

Bagikan dokumen Ini


Bagikan atau Tanam Dokumen

Opsi Berbagi

Bagikan di Facebook, terbuka di jendela baru

Facebook

Bagikan di Twitter, terbuka di jendela baru

Twitter

Bagikan di LinkedIn, terbuka di jendela baru

LinkedIn

Bagikan dengan Email, membuka klien email

Email

Salin Tautan

Salin Tautan

Apakah menurut Anda dokumen ini bermanfaat?

71%71% menganggap dokumen ini bermanfaat, Tandai dokumen ini sebagai bermanfaat

29%29% menganggap dokumen ini tidak bermanfaat, Tandai dokumen ini sebagai tidak bermanfaat

Apakah konten ini tidak pantas?Laporkan Dokumen Ini

Unduh

SimpanSimpan Makalah Meraih Berkah Dengan Mawaris Untuk Nanti

MAKALAH MERAIH BERKAH DENGANMAWARIS

DISUSUN OLEH :

Agung Prasetyo


Desi Ramadhani

Elsa Miftahul Wijayanti

Nur Muflihatun Nisa

Rafi Naufal Ramadhan

Sannica Putri Denna

Saras Wati

Sri Mulyani

Tangkas Mahendra JayaKelas : XII IPA 3

TP.2018/2019

SMA NEGERI 2 METRO

Hilangkan pesan penilaian pengguna

Tingkatkan Pengalaman Anda

Nilai akan membantu kami untuk menyarankan dokumen terkait yang lebih baik kepada semua
pembaca kami!

71% menganggap dokumen ini bermanfaat, Tandai dokumen ini sebagai bermanfaatBermanfaat

29% menganggap dokumen ini tidak bermanfaat, Tandai dokumen ini sebagai tidak bermanfaatTidak
bermanfaat
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah agama islam ini.Shalawat beriringan salam kita hadiahkan kepada Nabi
Muhammad SAW. yang telah membawa umatnya ke alam yang berilmu pengetahuan seperti saat
sekarang ini. Makalah ini memuat tentang Meraih Berkah Dengan Mawaris. Dengan adanya makalah ini
kami berharap kita semua dapat lebih mengetahui tentang bagaimana meraih berkah dengan mawaris.
Semoga dengan makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas lagi kepada kita semua. Dalam
penulisan makalah ini mungkin masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan, oleh karena itu kami
berharap pembaca dapat memberikan kritikan dan saran yang membangun. Semoga makalah ini
bermanfaat bagi pembaca.Metro, Januari 2019

DAFTAR ISIKata Pengantar……………………………………………….……………. iDaftar


Isi……………………………………………………………….…... iiBab 1 Pendahuluan…………………………………………………….
….. 1

A.Latar Belakang………………………………………………………. 1B.Rumusan


Masalah…………………………………………………… 1C.Tujuan……………………………………………………………….. 2

Bab 2 Pembahasan……………………………………………..……….….. 3

A.Pengertian Ilmu Mawaris……………………………….………..….. 3B.Sebab-Sebab Menerima dan Penghalang


Mendapatkan Warisan.…... 5C.Pengelompokan Ahli Waris dan Hak Masing-Masing……….……….7D.Meraih
Berkah dengan Mawaris……………………………………. 12E.Pentingnya Hukum Waris Islam…………………………..
…………12F.Manfaat Hukum Waris Islam……………………..…………...……..13

Bab 3 Penutup…………………………………………………...………… 15

A.Kesimpulan……………………………………………….…………
15B.Saran………………………………………………………………... 15

Daftar Pustaka……………………………………………………..……… 16

ii

BAB IPENDAHULUANLatar Belakang


Diantara aturan yang mengatur hubungan sesama manusia yang ditetapkan Allah adalah aturan tentang
harta warisan, yaitu harta dan pemilikan yang tinbul sebagai akibat dari suatu kematian. Harta yang
ditinggalkan oleh seorang yang meninggal dunia memerlukan pengaturan tentang siapa yang berhak
menerimanya, berapa jumlahnya, dan bagaimana cara mendapatkannya.Aturan tentang waris tesebut
ditetapkan oleh Allah melalui firmannya yang terdapat dalam Al-Quran, terutama surah an-nisa ayat
7,8,11,12, dan 176, pada dasarnya ketentuan Allah yang berkenaan dengan warisan telah jelas maksud,
arah dan tujuannya.Ditinjau dari perspektif sejarah, implementasi hokum kewarisan islam pada zaman
penjajahan belanda ternyata tidak berkembang, bahkan secara politis posisinya dikalahkan oleh sistem
kewarisan hokum adat. Pada masa itu diintrodusir teori persepsi yang bertujuan untuk mengangkat
hokum kewarisan adat dan menyisihkan penggunaan hokum kewarisan islam[1].Banyak para sarjana
hukum barat menganggap hokum kewarisan islam tidak mempunyai sistemdan hukum islam itu hanya
bersandar pada asas patrilineal. Sementara itu, diklalangan umat islam sendiri banyak pula yang mengira
tidak ada sistem tertentu dalam hukum kewarisan islam, sehingga menimbulkan sebuah anggapan
seolah-olah hukum kewarisan islam merupakan hokum yang sangat rumit dan sulit. Kondisi yang
demikian itulah yang menyebabkan hukum kewarisan islam menurut fiqh kebudayaan arab itu sangat
sulit diterima masarakat islam di Indonesia.

A.Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah1. Apakah pengertian Ilmu Mawaris ?2. Apa sajakah
Sebab Menerima dan Penghalang Mendapatkan Warisan?3. Apa sajakah Pengelompokan Ahli Waris dan
Hak Masing-Masing ?4. Apa sajakah Cara Meraih Berkah dengan Mawaris ?5. Apa Pentingnya Hukum
Waris Islam ?6. Apa Manfaat Hukum Waris Islam ?

1 B.Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian Ilmu Mawaris .2. Untuk mengetahui Sebab Menerima dan Penghalang
Mendapatkan Warisan.3. Untuk mengetahui Pengelompokan Ahli Waris dan Hak Masing-Masing.4.
Untuk mengetahui Cara Meraih Berkah dengan Mawaris.5. Untuk mengetahui Pentingnya Hukum Waris
Islam.6. Untuk mengetahui Manfaat Hukum Waris Islam.7. Untuk memenuhi tugas PABP semester 1
kelas XII SMA.

2BAB IIPEMBAHASANA. Pengertian Ilmu Mawaris


Ilmu mawaris adalah ilmu yang mempelajari tentang cara pembagian harta yang telah di tentukan dalam
Alquran dan Hadits.cara pembagian menurut ahli mawarits adalah yang terbaik,

seadil-adilnya dengan tanpa melupakan hak seorang ahli waris sekalipun terhadap anak-anak yang
masih kecil. Ilmu mawaris disebut juga dengan ilmu faraidh, ilmu faraidh merupakan suatu cara yang
sangat efektif untuk mendapat pembagian warisan-warisan yang berprinsip dan nilai-nilai keadilan yang
sesungguhnya .Ilmu mawaris dan ilmu faraidh pada prinsipnya adalah sama yaitu ilmu yang
membicarakantentang segala sesuatu yang berkenan dengan harta peninggalan orang yang meninggal
dunia.

Golongan dari laki-laki 1.

Anak laki-laki 2.

Putra dari anak laki-laki dan seterusnya kebawah 3.

Ayah 4.

saudara laki-laki seayah dan seibu 5.

saudara laki-laki seayah 6.

saudara laki-laki seibu 7.

putra saudara laki-laki seayah dan seibu 8.


putra saudara laki-laki seayah 9.

saudara laki-laki ayah yang seayah seibu10.

saudara laki-laki seayah11.

putra saudara laki-laki yang seayah seibu12.

putra saudara laki-laki ayah yang seayah13.

suami14.

orang yang laki laki yang membebaskan budak.

b.

Golongan dari perempuan1.

Anak perempuan2.

Ibu3.

putri dari anak laki-laki dan seterusnya ke bawah4.

nenek yang shohih dan seterusnya keatas ( ibu dari ibu )


5.

nenek yang shohih dan seterusnya keatas ( ibu dari ayah )6.

saudara perempuan seayah dan seibu7.

saudara perempuan seayah8.

saudara perempuan seibu9.

Istri10.

orang perempuan yang membebaskan budak

Sumber hukum ilmu mawarits Ada Tiga, yaitu:

a.

Al-QuranDalam Alquran telah di jelaskan mengenai ketentuan-ketentuan dan hukum-hukum mawarits.


Dalam surat An-nisa:176 dan pada surah lainnya. b.

Al-HaditsDalam Riwayat imam Muslim dan Abu dawud bahwasanya Nabi Muhammad SAW,bersabda :
“Bagilah harta pustaka antara ahli-ahli warits menurut ( ketentuan ) kitab Allah”.c.
Ijma dan IjtihadPara ulama berperandalam penyelesaian masalah-masalah yang berkaitan dengan
mawarits. Adapun hukum mempelajari ilmu mawarits adalah Wajib ( fardhu kifayah ), yaitu apabila di
suatu tempat ada salah seorang di antara mereka ada yang mempelajari, maka sudah di anggap
terpenuhi kewajiban itu, tetapi jika tidak ada satu pun dari mereka mempelajarinya maka semua orang
ikut berdosa.

Tujuan Ilmu Mawarits

a.

Agar dapat melaksanakan pembagian harta warisan kepada ahli warits yang berhak menerimanya sesuai
dengan ketentuan syariat Islam b.

Agar dapat di ketahui secara jelas siapa orang yang berhak menerima harta warisan dan berapa bagian
masing”.c.

Agar dapat menentukan bagian harta warisan secara adil dan benar sehingga tidak terjadi perselisihan.

Syarat Pewarisan

a.

KematianOrang yang telah meninggal dunia dan mempunyai harta maka akan di wariskan harta
peninggalannya.karna sudah merupakan ketentuan hukumnya.harta warisan tidak mungkin di bagikan
sebelum orang yang mempunyai harta peninggalan itu di nyatakan meninggal dunia secarahakiki. b.

Ahli waris harus masih hidupAhli waris yang akan menerima harta warisan dari orang yang meninggal
dunia harus masih hidup.Artinya Apabila ada ahli waris yang sudah meninggal itu tidak berhak mendapat
harta peninggalan.
4

c.

Ahli waris harus jelas posisinya Masing-masing ahli waris harus dapat di ketahui posisinya secara pasti,
supaya bagian-bagian harta warisan itu dapat di peroleh sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Sebab
ketentuan hukum pewrisan selalu berubah-ubah sesuai dengan tingkatan ahli waris.

Rukun Pewarisan

a.

MuwarisYaitu Orang yang meninggal dunia atau orang yang meninggalkan harta kepada orang-orang
yang berhak menerimanya sesuai dengan syariat Islam b.

WarisYaitu Orang yang berhak menerima harta peninggalan dari Muwarits karena sebab-sebab tertentu.
Waris di sebut juga dengan Ahli Waris.c.

Miras

Yaitu Harta yang di tinggalkan oleh muwaris yang akan di bagikan kepada orang-orang yang berhak
menerimanya ( ahli waris ). Miras itu bermacam-macam harta, misalnya tanah, rumah, uang, kendaraan,
dan lain sebagainya.

B.

Sebab-Sebab Menerima Harta Warisan dan Penghalang Mendapatkan Warisan

Dalam Agama islam sebab-sebab menerima harta warisan, adalah sebagai berikut:

a)Hubungan Kekeluargaan
Dalam hubungan kekeluargaan tidak membedakan antara ahli waris laki-laki dan perempuan, orang tua
dan anak-anak, orang yang kuat dan Lemah. Sesuai ketentuan yang berlaku semuanya harta warisan.Hal
ini berdasarkan firman Allah SWT, Dalam Alquran surah An-nisa ayat 7 :Artinya; Bagi laki-laki ada hak
bagian dari harta peninggalan ibu-bapak dan kerabatnya, dan bagi wanita ada hak bagian (pula) dari
harta peninggalan ibu-bapak dan kerabatnya, baik sedikit atau banyak menurut bahagian yang telah
ditetapkan.Hubungan kekeluargaan ini bila di lihat dari penerimaannya ada tiga kelompok:1. Dzawil
FurudhYaitu ahli waris yang memperoleh bagian tertentu seperti suami mendapat seperdua bila orang
yang meninggal tidak mempunyai anak dan mendapat seperempat bila orang yang meninggal
mempunyai anak.2. Dzawil arhamYaitu keluarga yang hubungan kekeluargaan nya jauh, mereka tidak
termasuk ahli waris yang mendapat bagian tertentu, tetapi mereka mendapat warisan jika ahli waris
yang dekat tidak ada.

3. Ahlul Ashabah

Batalkan Kapan Saja.

Yaitu Ahli waris yang mendapat sisa harta atau menghabiskan sisa, setelah ahli waris yang memperoleh
bagian tertentu mengambil bagian masing-masing.

b)Hubungan Perkawinan

Selama perkawinan masih utuh bisa menyebabkan adanya saling waris mewarisi. Akan tetapi, jika
perkawinan sudah putus maka gugurlah saling waris mewarisi, kecuali istri dalam keadaan masa iddah
pada talak raji.

c)Hubungan Wala ( memerdekakan budak )

Seseorang yang telah memerdekakan budak bisa menyebabkan memperoleh warisan. Jika budak yang
di merdekakan itu meninggal dunia, maka orang yang memerdekakan itu berhak menerima warisan.
Akan tetapi, jika orang yang memerdekakan itu meninggal dunia maka budak yang telah di merdekakan
itu tidak berhak mendapatkan apa-apa.

d)Hubungan Agama

Apabila ada orang yang meninggal dunia tidak mempunyai ahli waris, baik dari hubungan kekeluargaan,
perkawinan, wala, maka harta warisannya itu di berikan kepada kaum muslimin, yaitu diserahkan ke
baitul Mal untuk kemashlahatan umat islam.Agama islam sebab-sebab penghalang mendapat harta
warisan, adalah sebagai berikut:

a.Status Budak
Orang yang berstatus budak, apa pun jenisnya, tidak bisa menerima harta warisan karena bila seorang
budak menerima warisan maka harta warisan yang ia terima itu menjadi milik tuannya, padahal sang
tuan adalah bukan siapa-siapanya (ajnabiy) orang yang meninggal yang diwarisi hartanya.Seorang budak
juga tidak bisa diwarisi hartanya karena sesungguhnya ia tidak memiliki apa-apa. Bagi seorang budak diri
dan apa pun yang ada bersamanya adalah milik tuannya.

b.Membunuh

Orang yang membunuh tidak bisa mewarisi harta peninggalan dari orang yang dibunuhnya, baik ia
membunuhnya secara sengaja atau karena suatu kesalahan. Karena membunuh sama saja dengan
memutus hubungan kekerabatan, sedangkan hubungan kekerabatan merupakan salah satu sebab
seseorang bisa menerima warisan.

Imam Abu Dawud meriwayatkan sebuah hadits dari kakeknya Amr bin Syuaib, bahwa Rasulullah
bersabda:Artinya: “Tak ada bagian apa pun (dalam warisan) bagi orang yang membunuh”.

Sebagai contoh, bila ada seorang anak yang membunuh bapaknya maka anak tersebut tidak bisa
menerima harta warisan yang ditinggalakan oleh sang bapak. Namun demikian, orang yang dibunuh bisa
menerima warisan dari orang yang membunuhnya. Misalnya, seorang anak melukai orang tuanya untuk
dibunuh. Sebelum sang orang tua benar-benar meninggal ternyata si anak lebih dahulu meninggal. Pada
kondisi seperti ini orang tua yang dibunuh tersebut bisa mendapatkan warisan dari harta yang
ditinggalkan anak tersebut, meskipun pada akhirnya sang orang tua meninggal dunia juga.

c.Perbedaan Agama Antara Islam dan Kufur

Orang yang beragama non-Islam tidak bisa mendapatkan harta warisan dari keluarganya yang meninggal
yang beragama Islam. Juga sebaliknya seorang Muslim tidak bisa menerima warisan dari harta
peninggalan keluarganya yang meninggal yang tidak beragama Islam.Berdasarkan hadits riwayat Imam
Bukhari yang menyatakan:

Artinya: “Seorang Muslim tidak bisa mewarisi seorang kafir, dan seorang kafir tidak bisa mewarisi
seorang Muslim.”Bagaimana dengan sesama orang kafir namun beda agama? Dalam hal warisan ini para
ulama menghukumi bahwa agama apa pun selain Islam dianggap sebagai satu agama sehingga mereka
yang beragama non-Islam dapat saling mewarisi satu sama lain. Maka bila dalam satu keluarga ada
beda-beda agama selain Islam di antara angggota keluarganya mereka bisa saling mewarisi satu sama lai
C. Pengelompokkan Ahli Waris dan Hak Masing-Masing

Ahli Waris Yang masuk golongan ashabah ialah:

1.Anak Laki-laki2.Cucu laki-laki dan seterusnya ke bawah3.Ayah4.Kakek Laki-laki dan seterusnya


keatas5.Saudara laki-laki seibu6.Saudara seayah7.Anak laki-laki dari saudara seibu seayah8.Anak laki-laki
dari saudara laki-laki seayah9.Paman seibu seayah10.Paman seayah 11.Anak laki-laki dari paman laki-laki
seibu seayah12.Anak laki-laki dari paman saudara seayah13.Laki-laki yang
memerdekakan.14.Perempuan yang memerdekakanAhli waris ashabah ini menerima warisan
berdasarkan peringatan di mulai dari peringkat pertama Bila ada ashabah pada peringkat yang lebih
dekat tentu ashabah yang barada di peringkat berikutnya akan terhijab otomatis.

Mengenal kedudukan ayah dan kakek memang strategis, satu sisi mereka adalah dzaul furudh tetapi
disisi lain mereka juga jadi ashabah, tentu manakala atau cucu laki-laki tidak ada, ayah dan kakek tetap
menjadi dzaul furudh.

Bahagian Ahli Waris Dzaul Furudh

a.

Yang menerima setengah (1/2)1.

Anak perempuan apabila hanya seorang

1.Anak perempuan apabila hanya seorang

Yaitu Harta yang di tinggalkan oleh muwaris yang akan di bagikan kepada orang-orang yang berhak
menerimanya ( ahli waris ). Miras itu bermacam-macam harta, misalnya tanah, rumah, uang, kendaraan,
dan lain sebagainya.

B.

Sebab-Sebab Menerima Harta Warisan dan Penghalang Mendapatkan Warisan


Dalam Agama islam sebab-sebab menerima harta warisan, adalah sebagai berikut:

a)Hubungan Kekeluargaan

Dalam hubungan kekeluargaan tidak membedakan antara ahli waris laki-laki dan perempuan, orang tua
dan anak-anak, orang yang kuat dan Lemah. Sesuai ketentuan yang berlaku semuanya harta warisan.Hal
ini berdasarkan firman Allah SWT, Dalam Alquran surah An-nisa ayat 7 :Artinya; Bagi laki-laki ada hak
bagian dari harta peninggalan ibu-bapak dan kerabatnya, dan bagi wanita ada hak bagian (pula) dari
harta peninggalan ibu-bapak dan kerabatnya, baik sedikit atau banyak menurut bahagian yang telah
ditetapkan.Hubungan kekeluargaan ini bila di lihat dari penerimaannya ada tiga kelompok:1. Dzawil
FurudhYaitu ahli waris yang memperoleh bagian tertentu seperti suami mendapat seperdua bila orang
yang meninggal tidak mempunyai anak dan mendapat seperempat bila orang yang meninggal
mempunyai anak.2. Dzawil arhamYaitu keluarga yang hubungan kekeluargaan nya jauh, mereka tidak
termasuk ahli waris yang mendapat bagian tertentu, tetapi mereka mendapat warisan jika ahli waris
yang dekat tidak ada.

3. Ahlul Ashabah

Scribd

Dipercayai oleh lebih dari 1 juta anggota

Coba Scribd GRATIS selama 30 hari untuk mengakses lebih dari 125 juta judul tanpa iklan atau
gangguan!

Mulai Coba Gratis

Batalkan Kapan Saja.

Yaitu Ahli waris yang mendapat sisa harta atau menghabiskan sisa, setelah ahli waris yang memperoleh
bagian tertentu mengambil bagian masing-masing.

b)Hubungan Perkawinan

Selama perkawinan masih utuh bisa menyebabkan adanya saling waris mewarisi. Akan tetapi, jika
perkawinan sudah putus maka gugurlah saling waris mewarisi, kecuali istri dalam keadaan masa iddah
pada talak raji.
c)Hubungan Wala ( memerdekakan budak )

Seseorang yang telah memerdekakan budak bisa menyebabkan memperoleh warisan. Jika budak yang
di merdekakan itu meninggal dunia, maka orang yang memerdekakan itu berhak menerima warisan.
Akan tetapi, jika orang yang memerdekakan itu meninggal dunia maka budak yang telah di merdekakan
itu tidak berhak mendapatkan apa-apa.

d)Hubungan Agama

Apabila ada orang yang meninggal dunia tidak mempunyai ahli waris, baik dari hubungan kekeluargaan,
perkawinan, wala, maka harta warisannya itu di berikan kepada kaum muslimin, yaitu diserahkan ke
baitul Mal untuk kemashlahatan umat islam.Agama islam sebab-sebab penghalang mendapat harta
warisan, adalah sebagai berikut:

a.Status Budak

Orang yang berstatus budak, apa pun jenisnya, tidak bisa menerima harta warisan karena bila seorang
budak menerima warisan maka harta warisan yang ia terima itu menjadi milik tuannya, padahal sang
tuan adalah bukan siapa-siapanya (ajnabiy) orang yang meninggal yang diwarisi hartanya.Seorang budak
juga tidak bisa diwarisi hartanya karena sesungguhnya ia tidak memiliki apa-apa. Bagi seorang budak diri
dan apa pun yang ada bersamanya adalah milik tuannya.

b.Membunuh

Orang yang membunuh tidak bisa mewarisi harta peninggalan dari orang yang dibunuhnya, baik ia
membunuhnya secara sengaja atau karena suatu kesalahan. Karena membunuh sama saja dengan
memutus hubungan kekerabatan, sedangkan hubungan kekerabatan merupakan salah satu sebab
seseorang bisa menerima warisan.

Imam Abu Dawud meriwayatkan sebuah hadits dari kakeknya Amr bin Syuaib, bahwa Rasulullah
bersabda:Artinya: “Tak ada bagian apa pun (dalam warisan) bagi orang yang membunuh”.

Sebagai contoh, bila ada seorang anak yang membunuh bapaknya maka anak tersebut tidak bisa
menerima harta warisan yang ditinggalakan oleh sang bapak. Namun demikian, orang yang dibunuh bisa
menerima warisan dari orang yang membunuhnya. Misalnya, seorang anak melukai orang tuanya untuk
dibunuh. Sebelum sang orang tua benar-benar meninggal ternyata si anak lebih dahulu meninggal. Pada
kondisi seperti ini orang tua yang dibunuh tersebut bisa mendapatkan warisan dari harta yang
ditinggalkan anak tersebut, meskipun pada akhirnya sang orang tua meninggal dunia juga.

c.Perbedaan Agama Antara Islam dan Kufur


Orang yang beragama non-Islam tidak bisa mendapatkan harta warisan dari keluarganya yang meninggal
yang beragama Islam. Juga sebaliknya seorang Muslim tidak bisa menerima warisan dari harta
peninggalan keluarganya yang meninggal yang tidak beragama Islam.Berdasarkan hadits riwayat Imam
Bukhari yang menyatakan:

Artinya: “Seorang Muslim tidak bisa mewarisi seorang kafir, dan seorang kafir tidak bisa mewarisi
seorang Muslim.”Bagaimana dengan sesama orang kafir namun beda agama? Dalam hal warisan ini para
ulama menghukumi bahwa agama apa pun selain Islam dianggap sebagai satu agama sehingga mereka
yang beragama non-Islam dapat saling mewarisi satu sama lain. Maka bila dalam satu keluarga ada
beda-beda agama selain Islam di antara angggota keluarganya mereka bisa saling mewarisi satu sama lai

C. Pengelompokkan Ahli Waris dan Hak Masing-Masing

Ahli Waris Yang masuk golongan ashabah ialah:

1.Anak Laki-laki2.Cucu laki-laki dan seterusnya ke bawah3.Ayah4.Kakek Laki-laki dan seterusnya


keatas5.Saudara laki-laki seibu6.Saudara seayah7.Anak laki-laki dari saudara seibu seayah8.Anak laki-laki
dari saudara laki-laki seayah9.Paman seibu seayah10.Paman seayah 11.Anak laki-laki dari paman laki-laki
seibu seayah12.Anak laki-laki dari paman saudara seayah13.Laki-laki yang
memerdekakan.14.Perempuan yang memerdekakanAhli waris ashabah ini menerima warisan
berdasarkan peringatan di mulai dari peringkat pertama Bila ada ashabah pada peringkat yang lebih
dekat tentu ashabah yang barada di peringkat berikutnya akan terhijab otomatis.

Mengenal kedudukan ayah dan kakek memang strategis, satu sisi mereka adalah dzaul furudh tetapi
disisi lain mereka juga jadi ashabah, tentu manakala atau cucu laki-laki tidak ada, ayah dan kakek tetap
menjadi dzaul furudh.

Bahagian Ahli Waris Dzaul Furudh

a.

Yang menerima setengah (1/2)1.


Anak perempuan apabila hanya seorang

2.

Anak perempuan dari anak laki-laki ( cucu perempuan ), Apabila hanya seorang, selama tidak ada anak
perempuan dan cucu perempuan dari anak laki-laki3.

Saudara perempuan seayah, jika hanya seorang saja, dan tidak juga tsb pada point 1 dan 24.

Suami, jika tidak ada anak, dan tidak ada cucu laki-laki dan anak laki-laki b.

Yang menerima seperempat (1/4)1.

Suami, jika tidak ada anak atau cucu laki-laki dari anak laki-laki2.

Istria tau beberapa orang istri, jika tidak ada anak atau cucu laki-laki dari anak laki-lakic.

Yang menerima seperdelapan (1/8)1.

Istri atau beberapa orang istri bila ada anak atau cucu dari anak laki-lakid.

Yang mendapat dua pertiga (2/3)1.

Dua orang anak perempuan atau lebih jika mereka tidak mempunyai saudara laki-laki2.
Dua orang cucu perempuan atau lebih dari anak lak-laki, selama tidak ada anak perempuan atau saudara
laki-laki3.

Dua orang saudara perempuan sekandung atau lebih, jika tidak ada anak perempuan atau anak
perempuan dari anak laki-laki, atau saudara laki-laki mereka.4.

Dua orang saudara perempuan seayah atau lebih, jika tidak ada yang tsb dari point 1,2, 3e.

Yang mendapat (1/3)1.

Ibu, jika tidak terhalang, jika tidak meninggalkan anak atau cucu laki-laki. Atau tidak pula meninggalkan
dua orang saudara baik laki-laki maupun perempuan , baik seibu seayah atau bukan.2.

Dua orang laki-laki atau lebih, juga saudara perempuan seibu, dua orang atau lebih, jika tidak ada pokok
dan cabang (ayah atau kakek dan anak atau cucu).itulah yang di maksud dengan “kalalah”. Selain itu
jumlah mereka harus ada dua orang atau lebih baik mereka lelaki atau perempuan.

f.

Yang menerima seperenam (1/6)1.

Ibu, jika ada anak, atau cucu laki-laki dari anak laki-laki, atau dua orang atau lebih dari saudara laki-laki
dan perempuan.2.

Ayah, jika tidak ada anak atau cucudari anak laki-laki

3.
Nenek perempuan jika tidak ada ibu4.

Cucu perempuan dari anak laki-laki, jika bersama-sma dengan seoranganak perempuan sekandung.5.

Saudara perempuan seayah, jika bersama-sama dengan seorang saudara perempuan sekandung ayah.

Ahli waris zul arham

Ahli waris zul arham adalah orang-orang yang mempunyai hubungan kerabat dengan pewaris, namun
tidak dijelaskan bagiannya dalam Al-Quran dan hadis Nabi sebagai zaul furudh dan tidak pula termasuk
dalam kelompok ashabahbila kerabat yang menjadi ashabah adalah laki-laki dalam garis keturunan laki-
laki, maka zaul arham itu adalah perempuan atau laki-laki melalui garis keturunan perempuan.Zul arham
terdapat 4 kelompok garis keturunan yaitu:a.

Garis keturunan lurus ke bawah yaitu:

Anak laki-laki atau perempuan dan keturunannya.

Anak laki-laki atau perempuan dari cucu perempuan dan keturunannya. b.

Anak keturunan lurus ke atas

Ayah dari ibu dan seterusnya ke atas

Ayah dari ibunya ibu dan seterusnya ke atas


Ayah dari ibunya ayah dan seterusnya ke atasc.

Garis keturunan kesampig pertama, yaitu:

Anak perempuan dari saudara laki-laki kandung atau seayah dan anaknya

Anak laki-laki atau perempuan dari saudara seibu dan seterusnya ke bawah

d.

Garis keturunan kesamping kedua yaitu:

Saudara perempuan ( kandung, seayah, atau ibu) dari ayah dan anaknya.

Saudara laki-laki atau perempuan seibu dari ayah dan seterusnya ke bawah.

Saudara laki-laki atau perempuan ( kandung, seayah, atau ibu) dari ibu dan seterusnya ke bawah

Cara membagi Waris

Sebagaimana di ketahui bahwa pembagian dalam harta warisan telah di tetapkan bagian masing-masing
ahli waris, yaitu ada ahli waris yang menerima bagian tertentu yang berupa seberapa dari warisan, di
sebut furudhul muqaddarah, dan ahli waris menerima seluruh yang tersisa setelah di ambil oleh bagian
ahli waris yang termasuk alquran-furudhul muqaddarah disebutashabah.

9
Ashal masalah ialah angka yang menjadi dasar pembagian harta warisan dalam sesuatu masalah yakni di
bagi menjadi berapa bagiankah keseluruhan harta pusaka itu, sehingga bagian masing-masing ahli waris
dapat di terimakan sebagaimana mestinya.Cara menentukan angka ashal masalah ialah dengan
memperhatikan angka-angka pemecahan yang terdapat pada bagian-bagian ahli waris dzauL furudh
dalam suatu kasus, yaitu dengan mencari kelipatan persekutuan terkecil dari pada angka-angka pembagi
atau angka-angka pemecahan yang ada pada bagian-bagian ahli waris.Dilihat dari segi angka-angka
pembagian masing-masing bagian ada, maka penentuan ashalmasalah ada 4 macam, sebagai
berikut:1.Mudakhalah, Yaitu Apabila angka-angka pembagi pada bagian-bagian yang ada pada suatu
kasus itu saling memasuki, artinya angka pembagi yang kecil dapat di masukkan kedalam angka
pembagiyang besar, dengan kata lain angka pembagi yang besar dapat habis dengan angka pembagi
yang kecil.2.Mumatsalah, Yaitu apabila angka-angka pembagian pada bagian-bagian yang ada dalam
satu kasusitu sama besarnya, maka cara menentukan ashal masalah ia dengan mengambil salah satu di
antara angka-angka pembagi yang ada.3.Mubayanah, Yaitu Apabila angka-angka pembagian pada bagian
yang ada dalam suatu kasus itu berbeda yang satu dengan lain, maka pembagian yang satu tidak habis
di bagi dengan angka pembagi yang lain serta tidak mempunyai pembagi yang sama antara angka-angka
pembagian yang ada.

4.

Muwafaqah, Yaitu apabila angka-angka pembagi pada bagian-bagian yang ada dalam suatu kasus
berbeda antara yang satu yang lain, tetapi angka-angka pembagi tersebut mempunyai pembagian yang
sama.

Gugurnya Ahli Waris

1.Bagian Untuk nenek perempuan menjadi gugur karena ada ibu, atau datuk laki-laki terhalang karena
ada ayahnya.2.Bagian saudara ibu menjadi gugur karena ada salah seorang dari 4 Macam ahli waris:a.

Anak b.

Cucu dariAnak laki-lakic.

Ayahd.
Datuk laki-laki3.

Bagian saudara Laki-laki sekandung menjadi gugur, karena ada salah seorang dari tiga ahli waris yaitu :a.

Anak Laki-laki b.

cucu laki-laki dari anak laki-lakic.

Ayah

10

4.Bagian Anak Ayah( Saudara laki-laki atau perempuan seayah ) manjadi gugur, karena adanya
salahseorang tersebut di atas, yakni anak laki-laki, cucu laki- laki dari anak laki-laki atau ayah.Dan jika
ada saudara laki-laki seayah seibu.5.

Empat orang yang dapat menjadi Ashobah kepada saudara-saudara perempuan mereka Yakni:a.

Anak laki-laki b.

Cucu laki-laki dari anak laki-lakic.

Saudara laki-laki sekandungd.

Saudara laki-laki seAyah6.

AUL DAN RADa. Masalah Aul


Ialah keadaan yang berlebihnya saham —saham para di pecah-pecah sejumlah angka asal masalah pasti
tidak cukup untuk memenuhi saham-saham dzawil furudh.Salah satu cara yang di lakukan untuk
menyelesaikan Aul adalah :Setelah di ketahui bagian-bagian ashbul furudh hendaknya di cari asal
masalah, kemudian di cari saham-saham dari masing-masing ashabul furudh itu di jumlah, maka asal
masalah yang semula di benarkan dengan menambahkan angka tertentu sehingga besarnya sama
denganjumlah saham-saham para ahli waris, dengan kata lain asal masalah yang baru di pakai ialah
jumlah saham-saham yang harus di terima oleh para ahli waris. b. Masalah RadMenurut fuqaha ialah
pengambilan apa yang tersisa dari bagian dzawil furudh nasabiyah kepadamerekasesuai dengan besar
kecilnya bagian mereka bila tidak ada orang lain yang berhak untuk menerimanya.Rad tidak akan terjadi
kecuali bila ada tiga rukun:a.

Adanya pemilik Fard ( sahibul Fadh ) b.

Adanya sisa peninggalanc.

Tidak adanya ahli waris ashabah Untuk menyelesaikan secara tuntas pembagian harta warisan terdapat
sisa lebih dan di radkan, atau mengandung masalah rad, terlebih dahulu haruslah di teliti apakah dalam
kasus di maksud terdapat ahli waris yang ditolak menerima rad ataukah tidak.Jika dari Antara ahli waris
ashabul furudh itu tidak terdapat seorang pun yang ditolak menerimatambahan dari sisa lebih yang
diradkan itu.

11D.

Meraih Berkah Dengan Mawaris

Kecenderungan manusia kepada harta kekayaan, jabatan dan kehidupan dunia pada umumnya secara
berlebihan, memicu munculnya berbagai konflik dan persengkataan. Pada kondisiitulah diperlukan
sebuah tatanan hukum dan peraturan yang bisa memberi jalan keluar secara damai. Dan tentu saja yang
paling memahami kondisi manusia adalah pencipta manusia itu sendiri yaitu Tuhan Yang Maha Kuasa.
Tuhan telah menciptakan buku manual berupa kitabullah sebagai panduan melakukan berbagai
kegiatan kehidupan sehari-hari di dunia. Buku manual berupa kitabullah tersebut sangat sesuai sebagai
pemberi jalan keluar bagi berbagai macam konflik dan pertikaian yang terjadi diantara sesama manusia.
Sekalipun dalam prakteknya karena berbagai sebab, tak sedikit manusia yang menolak hidupnya diatur
oleh kitabullah yang merupakan buku manual untuk menjalani kehidupan di dunia. Tidak mengherankan
bila pada gilirannya kehidupan dunia semakin semrawut dan kacau balau. Salah satu diantaranya adalah
menolak penerapan hukum waris Islam dalam keluarga, sekalipun semua paham hukum waris Islam
akan memberi keadilan kepada seluruh anggota keluarga.

E. Pentingnya Hukum Waris Islam

Dalam Islam, setiap orang yang telah meninggal dunia maka diwajibkan untuk segera menyelesaikan
beberapa hal penting diantaranya menyelesaikan pembayaran hutang si ahli kubur, menunaikan wasiat
yang telah diberikan dan melaksanakan nazar ahli kubur. Pelunasan terhadap hutang piutang yang
dimiliki oleh ahli kubur, diambil dari harta yang ditinggalkan. Namun demikian, bila ternyata tidak
memiliki harta benda yang mencukupi, maka keluarganya lah yang berhak membayarkan hutang-
hutang si ahli kubur. Bagaimanakah dengan pembagian waris Islam itu sendiri? Perlukah disegerakan
atau menunggu masa tertentu? Hal ini sebetulnya relatif. Artinya tidak ada keterangan kuat bahwa
pembagian waris dalam Islam harus disegerakan, juga tidak keterangan yang sama kuat untuk
mengabaikan atau menunda-nunda pembagian waris. Idealnya adalah ketika seluruh anggota keluarga
dan ahli waris berkumpul, kemudian seluruh kewajiban kepada yang meninggal telah dilaksanakan
termasuk melunasi seluruh hutang piutangnya, kemudian berkumpul untuk membagikan harta warisan.
Dengan demikian tak seorang pun dari ahli waris yang akan terganggu atau teraniaya hak-haknya.
Namun sekali lagi tidak ada anjuran waktu mutlak dalam Islam untuk melaksanakan pembagian harta
waris. Hanya saja Islam menganjurkan, apabila dikhawatirkan terjadi berbagai konflik internal dalam
keluarga, maka dianjurkan untuk segera melakukan pembagian harta warisan tersebut.Pertanyaan
berikutnya yang muncul adalah apakah pembagian harta waris tersebut harus mutlak berdasarkan
pembagian harta waris Islam atau sesuai dengan aturan ilmu mawaris (Faraid)? Bagaimana hukumnya
dengan mereka yang terbiasa melakukan pembagian harta warisandengan memakai hukum suku atau
hukum adat?

12

Pembagian harta warisan menurut hukum adat jelas sangat jauh berbeda dengan hukum Islam. Ada juga
yang membagikan harta warisan secara kekeluargaan. Di sana disepakati bagian masing-masing ahli
waris secara damai tanpa mengundang berbagai pertikaian sesama ahli waris. Yang manakah lebih
utama dari hal di atas?Pembagian waris Islam mutlak diterapkan sebagai upaya pencegahan terjadinya
konflik pertikaian yang dapat muncul akibat rasa ketidakadilan yang dirasakan oleh para ahli waris
terhadap bagian masing-masing. Jadi apabila sesama ahli waris mampu berdamai untuk melakukan
pembagian dengan keridhaan masing-masing tanpa adanya konflik sengketa, hukum pembagian waris
Islam bisa untuk tidak dilaksanakan. Namun kembali kepada pemahaman masing-masing anggota
keluarga dan bukan memandang dari sisi manfaat serta madharatnya.Warisan merupakan harta orang
lain yang diperoleh atas usaha jerih payah orang lain sewaktu ada di dunia. Harta pemberian orang lain
tak akan senikmat harta jerih payah kita sendiri.Terlebih jika cara memperolehnya dilakukan dengan
cara-cara yang tidak halal dan tidak baik. Tentu saja dengan mengharap mendapat harta warisan dari
orang seperti ini, bukanlah perbuatan terpuji. Namun tidak bisa dipungkiri bila salah satu kebiasaan
buruk manusia adalah terlalu berharap dan menggantungkan nasib hidup terhadap harta warisan
keluarganya, padahal ia sendiri masih mampu melakukan usaha-usaha halal lainnya yang itu akan lebih
mengangkat harkat dan martabat diri sendiri.Ingatlah bahwa orang yang kaya karena harta warisan
keluarganya, tidak akan terlalu dipandang di tengah-tengah masyarakat. Tentu saja akan begitu
gampang menerima tudingan soal kekayaannya itu, karena orang akan selalu berpikir, dia kaya karena
harta warisan keluarganya. Bandingkan dengan seseorang yang memperoleh kekayaan dari hasil jerih
keringat sendiri. Ia akanlebih dewasa saat menderita kemiskinan yang mungkin akan dialaminya di
kemudian hari. Begitu pula akan lebih bertanggung jawab dalam menggunakan dan memanfaatkan
harta kekayaannya itu.Tapi terlepas dari masalah itu semua, hukum waris Islam menawarkan jalan
keluar yang baik untuk semua pihak. Sehingga akan terhindari dari kasus adanya yang teraniaya hak
atau perasaan ketidak adilan. Kenyataan tersebut apabila tidak memperoleh jalan keluar yang baik,
akan menyebabkan timbulnya rasa tidak enak. Apabila terus dipelihara akan semakin memunculkan
konflik bahkan pada akhirnya menjurus kepada pertikaian, padahal masih sesama keluarga.

F. Manfaat Hukum Waris Islam

Berbicara tentang hukum waris Islam, tentu saja tidak terlepas dari pemikiran sejauh mana hukum waris
Islam ini memberi jalan keluar yang adil buat semua ahli waris. Beberapa manfaat yang akan dirasakan
dengan adanya pembagian waris Islam antara lain adalah :1.

Terciptanya ketentraman hidup dan suasana kekeluargaan yang harmonisSyariah adalah sumber hukum
tertinggi yang harus ditaati. Orang yang paling durhaka adalah orang yang menentang hukum syariah.
Syariah itu sendiri diturunkan untuk kebaikan hidup umat Islam dan memberi jalan keluar yang paling
sesuai dengan karakter dan watak dari masing-masing manusia.

13

Pelaksanaan pembagian waris Islam semata-mata bertujuan menciptakan ketentraman hidup orang-
orang yang melaksanakannya. Orang-orang yang memahami bahwa syariah adalah hukum tertinggi yang
harus ditaati, maka ia akan menerima dengan ikhlas setiap keputusan yang bersumber dari syariah.
Sebaliknya orang yang menganggap bahwa hukum waris Islam yang merupakan bagian dari syariah
Islam sebagai upaya membatasi hak ahli waris adalah pemikiran yang tidak benar, kalaupun diikuti akan
menyebabkan jauh lebih banyak madharat daripada manfaatnya.2.

Menciptakan keadilan dan mencegah konflik pertikaianPembagian waris Islam merupakan pembagian
dengan nilai keadilan paling tinggi. Keadilan yang telah diterapkan tersebut secara otomatis akan
mencegah muncul berbagai konflik dalam keluarga yang dapat berujung pada tragedi pertumpahan
darah. Sekalipun dalam prakteknya selalu saja muncul penentangan-penentangan yang bersumber dari
akal pikiran, yang sebenarnya lebih karena khawatir yang tidak beralasan. Kalaupun kemudian
menggunakan hukum waris adat atau berdasarkan kekeluargaan yang membagi kekayaan secara rata,
bukan jaminan tidak akan munculnya ketidak adilan. Misalnya seorang anggota keluarga yang selama
hidupnya merasa paling berjasa dan paling memperhatikan kehidupan almarhum atau almarhumah,
tidak akan gampang menerima pembagian yang sama rata ini. Begitu pula tentang masalah-masalah lain
yang tetap saja akan muncul, karena sebenarnya bersumber dari ketidak puasan hawa nafsu.

14BAB IIIPENUTUPA.

Kesimpulan

Semua orang muslim wajib mempelajari ilmu mawaris, Ilmu mawaris sangat penting dalamkehidupan
manusia khususnya dalam keluarga karena tidak semua orang yang ditinggal mati oleh seseorang akan
mendapatkan warisan . Hal yang perlu diperhatikan apabila kita orang muslim mengetahui pertalian
darah, hak dan pembagiannya apabila mendapatkan warisan dari orang tua maupun orang lain.

B.

Saran

Bagi para pembaca setelah membaca makalah ini diharapkan lebih memahami mawaris dalam
kehidupan keluarga maupun orang lain sesuai dengan ajaran agama islam dimana hukum memahami
mawaris adalah fardhu kifayah.
15DAFTAR PUSTAKA

H. Muh. RifaI,1996,Fiqh Mawaris,semarang : sayid sabiq,fiqih sunnah,Beirut: Darut fikr Al-Quran QS.An-
Nisa :7 dan 11Al Hadist : HR Jamaah, HR.Ahmad dan Abu
Daudhttp://id.shvoong.com/law-and-politics/law/2024563-contoh-makalah-hukum-waris-keluarga/
#ixzz1ltbnXwYUhttp://id.shvoong.com/law-and-politics/law/2024564-contoh-makalah-hukum-waris-
keluarga/#ixzz1ltbtloO4

Anda mungkin juga menyukai