Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH MERAIH BERKAH DENGAN

MAWARIS

DISUSUN OLEH :

 Agung Prasetyo
 Desi Ramadhani
 Elsa Miftahul Wijayanti
  Nur Muflihatun Nisa
 Rafi Naufal Ramadhan
 Sannica Putri Denna
 Saras Wati
 Sri Mulyani
 Tangkas Mahendra Jaya
Kelas : XII IPA 3

TP.2018/2019
SMA NEGERI 2 METRO
KATA PENGANTAR 

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT.


SWT. yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah agama islam ini.Shalawat
 beriringan
 beriringan salam kita
kita hadiahkan
hadiahkan kepada Nabi Muham
Muhammadmad SA
SAW. yang telah
membawa umatnya ke alam yang berilmu pengetahuan seperti saat sekarang ini.

Makalah ini memuat tentang Meraih Berkah Dengan Mawaris. Dengan


adanya makalah ini kami berharap kita semua dapat
dapa t lebih mengetahui tentang
 bagaimana
 bagaimana meraih berkah dengan
dengan mawaris.
mawaris. Semoga dengan
dengan makalah
makalah ini
ini dapat
memberikan wawasan yang lebih luas lagi kepada kita semua. Dalam penulisan
makalah ini mungkin masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan, oleh karena
itu kami berharap pembaca dapat memberikan kritikan dan saran yang membangun.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca.

Metro, Januari 2019


i

DAFTAR ISI

Kata Pengantar……………………………………………….……………. i

Daftar Isi……………………………………………………………….…... ii

Bab 1 Pendahuluan…………………………………………………….….. 1

A. Latar Belakang………………………………………………………. 1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………… 1
C. Tujuan……………………………………………………………….. 2

Bab 2 Pembahasan……………………………………………..……….….. 3

A. Pengertian Ilmu Mawaris……………………………….………..….. 3


B. Sebab-Sebab Menerima dan Penghalang Mendapatkan Warisan.…... 5
C. Pengelompokan Ahli Waris dan Hak Masing-Masing……….……….7
D. Meraih Berkah dengan Mawaris……………………………………. 12
E. Pentingnya Hukum Waris Islam…………………………..…………12
F. Manfaat Hukum Waris Islam……………………..…………...……..13

Bab 3 Penutup…………………………………………………...………… 15

A. Kesimpulan……………………………………………….………… 15
B. Saran………………………………………………………………... 15

Daftar Pustaka……………………………………………………..……… 16
ii

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Diantara aturan yang mengatur hubungan sesama manusia yang ditetapkan Allah adalah aturan
tentang harta warisan, yaitu harta dan pemilikan yang tinbul sebagai akibat dari suatu kematian. Harta
yang ditinggalkan oleh seorang yang meninggal dunia memerlukan pengaturan tentang siapa yang berhak
menerimanya, berapa jumlahnya, dan bagaimana cara mendapatkannya.

Aturan tentang waris tesebut ditetapkan oleh Allah melalui firmannya yang terdapat dalam Al-
Quran, terutama surah an-nisa ayat 7,8,11,12, dan 176, pada dasarnya ketentuan Allah yang berkenaan
dengan warisan telah jelas maksud, arah dan tujuannya.

Ditinjau dari perspektif sejarah, implementasi hokum kewarisan islam pada zaman penjajahan
 belanda ternyata tidak berkembang, bahkan secara politis posisinya dikalahkan oleh sistem kewarisan
hokum adat. Pada masa itu diintrodusir teori persepsi yang bertujuan untuk mengangkat hokum kewarisan
adat dan menyisihkan penggunaan hokum kewarisan islam [1].

Banyak para sarjana hukum barat menganggap hokum kewarisan islam tidak mempunyai
sistemdan hukum islam itu hanya bersandar pada asas patrilineal. Sementara itu, diklalangan umat islam
sendiri banyak pula yang mengira tidak ada sistem tertentu dalam hukum kewarisan islam, sehingga
menimbulkan sebuah anggapan seolah-olah hukum kewarisan islam merupakan hokum yang sangat rumit
dan sulit. Kondisi yang demikian itulah yang menyebabkan hukum kewarisan islam menurut fiqh
kebudayaan arab itu sangat sulit diterima masarakat islam di Indonesia.

A. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah

1. Apakah pengertian Ilmu Mawaris ?

2. Apa sajakah Sebab Menerima dan Penghalang Mendapatkan Warisan?

3. Apa sajakah Pengelompokan Ahli Waris dan Hak Masing-Masing ?

4. Apa sajakah Cara Meraih Berkah dengan Mawaris ?

5. Apa Pentingnya Hukum Waris Islam ?

6. Apa Manfaat Hukum Waris Islam ?

B. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian Ilmu Mawaris .

2. Untuk mengetahui Sebab Menerima dan Penghalang Mendapatkan Warisan.

3. Untuk mengetahui Pengelompokan Ahli Waris dan Hak Masing-Masing.

4. Untuk mengetahui Cara Meraih Berkah dengan Mawaris.

5. Untuk mengetahui Pentingnya Hukum Waris Islam.

6. Untuk mengetahui Manfaat Hukum Waris Islam.

7. Untuk memenuhi tugas PABP semester 1 kelas XII SMA.


Yaitu Ahli waris yang mendapat sisa harta atau menghabiskan sisa, setelah ahli waris yang
memperoleh bagian tertentu mengambil bagian masing-masing.

b) Hubungan Perkawinan
Selama perkawinan masih utuh bisa menyebabkan adanya saling waris mewarisi. Akan
tetapi, jika perkawinan sudah putus maka gugurlah saling waris mewarisi, kecuali istri dalam
keadaan masa iddah pada talak raji.

c) Hubungan Wala ( memerdekakan budak )


Seseorang yang telah memerdekakan budak bisa menyebabkan memperoleh warisan. Jika
 budak yang di merdekakan itu meninggal dunia, maka orang yang memerdekakan itu berhak
menerima warisan. Akan tetapi, jika orang yang memerdekakan itu meninggal dunia maka budak
yang telah di merdekakan itu tidak berhak mendapatkan apa-apa.

d) Hubungan Agama
Apabila ada orang yang meninggal dunia tidak mempunyai ahli waris, baik dari hubungan
kekeluargaan, perkawinan, wala, maka harta warisannya itu di berikan kepada kaum muslimin,
yaitu diserahkan ke baitul Mal untuk kemashlahatan umat islam.

Agama islam sebab-sebab penghalang mendapat harta warisan, adalah sebagai berikut:

a. Status Budak 
Orang yang berstatus budak, apa pun jenisnya, tidak bisa menerima harta warisan karena bila seorang
 budak menerima warisan maka harta warisan yang ia terima itu menjadi milik tuannya, padahal sang tuan
adalah bukan siapa-siapanya (ajnabiy) orang yang meninggal yang diwarisi hartanya.

Seorang budak juga tidak bisa diwarisi hartanya karena sesungguhnya ia tidak memiliki apa-apa. Bagi
seorang budak diri dan apa pun yang ada bersamanya adalah milik tuannya.

b. Membunuh
Orang yang membunuh tidak bisa mewarisi harta peninggalan dari orang yang dibunuhnya, baik ia
membunuhnya secara sengaja atau karena suatu kesalahan. Karena membunuh sama saja dengan memutus
hubungan kekerabatan, sedangkan hubungan kekerabatan merupakan salah satu sebab seseorang bisa
menerima warisan.
Imam Abu Dawud meriwayatkan sebuah hadits dari kakeknya Amr bin Syuaib, bahwa Rasulullah
 bersabda:

Artinya: “Tak ada bagian apa pun (dalam warisan) bagi orang yang membunuh”.

Sebagai contoh, bila ada seorang anak yang membunuh bapaknya maka anak tersebut tidak bisa menerima
harta warisan yang ditinggalakan oleh sang bapak.

 Namun demikian, orang yang dibunuh bisa menerima warisan dari orang yang membunuhnya. Misalnya,
seorang anak melukai orang tuanya untuk dibunuh. Sebelum sang orang tua benar-benar meninggal
ternyata si anak lebih dahulu meninggal. Pada kondisi seperti ini orang tua yang dibunuh tersebut bisa
mendapatkan warisan dari harta yang ditinggalkan anak tersebut, meskipun pada akhirnya sang orang tua
meninggal dunia juga.

c. Perbedaan Agama Antara Islam dan Kufur

Orang yang beragama non-Islam tidak bisa mendapatkan harta warisan dari keluarganya yang meninggal
yang beragama Islam. Juga sebaliknya seorang Muslim tidak bisa menerima warisan dari harta
 peninggalan keluarganya yang meninggal yang tidak beragama Islam.

Berdasarkan hadits riwayat Imam Bukhari yang menyatakan:


Artinya: “Seorang Muslim tidak bisa mewarisi seorang kafir, dan seorang kafir tidak bisa mewarisi
seorang Muslim.”

Bagaimana dengan sesama orang kafir namun beda agama? Dalam hal warisan ini para ulama
menghukumi bahwa agama apa pun selain Islam dianggap sebagai satu agama sehingga mereka yang
 beragama non-Islam dapat saling mewarisi satu sama lain. Maka bila dalam satu keluarga ada beda-beda
agama selain Islam di antara angggota keluarganya mereka bisa saling mewarisi satu sama lai

C. Pengelompokkan Ahli Waris dan Hak Masing-Masing

 Ahli Waris Yang masuk golongan ashabah ialah:


1. Anak Laki-laki
2. Cucu laki-laki dan seterusnya ke bawah
3. Ayah
4. Kakek Laki-laki dan seterusnya keatas
5. Saudara laki-laki seibu
6. Saudara seayah
7. Anak laki-laki dari saudara seibu seayah
8. Anak laki-laki dari saudara laki-laki seayah
9. Paman seibu seayah
10. Paman seayah
11. Anak laki-laki dari paman laki-laki seibu seayah
12. Anak laki-laki dari paman saudara seayah
13. Laki-laki yang memerdekakan.
14. Perempuan yang memerdekakan
Ahli waris ashabah ini menerima warisan berdasarkan peringatan di mulai dari peringkat
 pertama Bila ada ashabah pada peringkat yang lebih dekat tentu ashabah yang barada di peringkat
 berikutnya akan terhijab otomatis. 7

Mengenal kedudukan ayah dan kakek memang strategis, satu sisi mereka adalah dzaul furudh
tetapi disisi lain mereka juga jadi ashabah, tentu manakala atau cucu laki-laki tidak ada, ayah dan
kakek tetap menjadi dzaul furudh.

 Bahagian Ahli Waris Dzaul Furudh


a. Yang menerima setengah (1/2)

1. Anak perempuan apabila hanya seorang


15

DAFTAR PUSTAKA

H. Muh. RifaI,1996,Fiqh Mawaris,semarang : sayid sabiq,fiqih sunnah,Beirut: Darut fikr 

Al-Quran QS.An-Nisa :7 dan 11

Al Hadist : HR Jamaah, HR.Ahmad dan Abu Daud

http://id.shvoong.com/law-and-politics/law/2024563-contoh-makalah-hukum-waris-
keluarga/#ixzz1ltbnXwYU

http://id.shvoong.com/law-and-politics/law/2024564-contoh-makalah-hukum-waris-
keluarga/#ixzz1ltbtloO4
16

Anda mungkin juga menyukai