DOSEN PENGAMPU :
Rahmi Wiza, S. Pd. I., M. A.
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 8
1.Andini Khairi Alena(22034080)
2.Melati Ningsih(22042252)
3.Tegar Wicaksono(22034076)
4.Vivi Maida Sari(22042069)
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan hidayah-Nya
sehingga tugas makalah yang berjudul “ pembinaan keluarga dalam islam" ini dapat selesai
tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata
kuliah Pendidikan Agama. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
pengetahuan dan wawasan tentang materi pembinaan keluarga dalam islam alam
mengembangkankemampuan utuh sarjana atau profesional.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan
sebagian pengetahuannya sehingga makalah ini dapat kami selesaikan dengan baik. Kami
menyadari, makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Kelompok Penyusun
1
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN ................................................................................................................ 3
BAB II
PEMBAHASAN ....................................................................................................................5
Keluarga dalam Perspektif Islam Dalam pandangan Islam keluarga memiliki nilai yang
besar5
Tujuan Pernikahan dalam Perspektif Islam6
Pendidikan Pra Nikah dalam Islam ....................................................................................... 7
7
11
peran anggota keluarga dalam islam .................................................................................... 14
Pola Asuh Islami dalam Mencegah Permasalahan Sosial.......................................................15
BAB III
PENUTUP .......................................................................................................................... 16
Kesimpulan....................................................................................................................... 16
Saran ................................................................................................................................. 16
3
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan, maka dapat dirumuskan
permasalahannya sebagai berikut :
1. Bagaimana pola pembinaan keluarga dalam perspektif Islam?
2. Bagaimana membentuk keluarga menurut perspektif Islam?
Tujuan
Dalam keluarga terdiri dari suami, isteri dan anak-anak. Islam memberikan perhatian
besar terhadap kehidupan keluarga dengan meletakkan kaidah-kaidah yang arif untuk
mencegah kehidupan keluarga dari ketidakharmonisan dan kehancuran Islam memberikan
perhatian besar karena keluarga adalah landasan pertama untuk membangun masyarakat
muslim dan merupakan madrasah iman yang diharapkan dapat mencetak generasi-generasi
muslim yang mampu meninggikan kalimat Allah di muka bumi
1. Ketahanan Fisik
Ketahanan fisik mencakup kepada kebutuhan primer dalam keluarga seperti
terpenuhinya kebutuhan pangan, sandang, papun, pendidikan, dan kesehatan.
Aspek fisik bisa disebut juga material yang merupakan komponen penting di
dalam keluarga.
2. Ketahanan Sosial
Islam mengajarkan nilai komitmen ketahanan sosial yang tinggi melalui sikap
7
saling menjaga dan melindungi kehormatan keluarga. "Hai orang-orang yang
beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya
adalah manusia dan batu: penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan
tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka
dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan." (QS. At- Tahrim: 6)
3. Ketahanan Psikologis
Kemudian ketahanan psikologis ditunjukkan apabila keluarga mampu
menanggulangi masalah nonfisik dengan melakukan pengendalian emosi secara
positif. Di dalam konsep psikologis keluarga maka diperlukan kepedulian satu
sama lain, terutama dari pihak suami dan istri.
Konsep Talak dan Rujuk
1. Pengertian Talak
Pengertian Talak Secara bahasa, talak berarti melepaskan ikatan. Dengan kata lain. talak
adalah memutuskan hubungan antara suami istri dari ikatan pernikahan yang sah menurut
syariat agama. Meski demikian, Islam juga memperbolehkan adanya rujuk setelah suami
menjatuhkan talak pada istrinya, tapi tetap dengan beberapa catatan
2. Hukum Talak Dalam Islam
a) Talak Menjadi Wajib
Hukum talak menjadi wajib yakni talak yang akan dijatuhkan oleh pihak
penengah antara suami dan istri (hakam), karena perceraian antara suami dan istri
yang tidak akan mungkin disatukan kembali dan jug talak merupakan satu-
satunya jalan.
b) Talak Menjadi Haram
Hukum dari talak menjadi haram yakni talak tanpa alasan yang benar. Oleh sebab
itu, diharamkan karena menyakiti istri yang pada akhirnya akan merugikan kedua
belah pihak. dikarenakan tidak ada gunanya dan juga kemaslahatan melakukan
talak
c) Talak Menjadi Sunnah
Hukum talak menjadi Sunnah yakni suatu talak yang disebabkan istri
mengabaikan kewajibannya kepada Allah Swt maupun suka melanggar larangan-
Nya. Dalam hal ini istri dikategorikan sudah rusak moralnya, padahal suami
sudah berusaha memperbaiki dirinya. Menurut Imam Ahmad tidak patut
mempertahankan istri seperti itu, karena hal tersebut akan banyak mempengaruhi
keimanan suami dan juga tidak membuat ketenangan dalam rumah tangga.
Bahkan Ibnu Qadamah menjelaskan bahwa talak terhadap istri yang demikian
wajib hukumnya.
3. Rukun Talak Dalam Islam
Suami
Talak yang dijatuhkan suami terhadap istri telah dianggap sah apabila suami
dalam keadaan berakal, baligh dan berdasarkan kemauannya sendiri bukan sebuah
paksaan dari pihak mana pun. Jumbur ulama sepakat bahwa suami yang telah
terkena gangguan jiwa, dan bukan atas kemauannya sendiri talaknya akan tidak
sah. Sementara menurut Imam Hanafi dan juga murid- muridnya jika talak karena
paksaan dianggap sah. Sedangkan jika menjatuhkan talak dalam keadaan mabuk,
mainmain, ketika sedang marah, lupa dan saat tidak sadar mereka berbeda
pendapat. Diantara mereka ada yang berpendapat talaknya sah saja dan juga ada
yang berpendapat tidak sah.
Istri
8
Talak yang dijatuhkan kepada Istri hukumnya sah saja apabila masih dalam ikatan
suami istri yang sah dan istri dalam keadaan iddah talak raj'i ataupun talak bain
sugh dijatuhkan sebelumnya.
Qashdu (di sengaja)
Melakukan Talak akan sah jika ada kesengajaan mengucapkan talak deng untuk
menalak dan juga bukan maksud yang lainnya. Oleh sebab itu jika salah
mengucapkan tidak akan dianggap sebagai talak.
4. Jenis-jenis Talak
a) Talak Ditinjau Dari Segi Jumlah.
Talak satu ialah talak yang pertama kali dijatuhkan oleh suami kepada
istrinya dan juga hanya dengan satu talak.
Talak dua ialah suatu talak yang dijatuhkan oleh suami kepada istrinya
yang kedua kali maupun untuk yang pertama kalinya tetapi dengan 2 talak
sekaligus, misalnya: aku talak kamu dengan talak yang dulu
Talak yang ke tiga ialah talak yang dijatuhkan oleh suami kepada istrinya
untuk yang ketiga kalinya ataupun untuk yang pertama kalinya tetapi
langsung talak tiga, misalnya suami berkata: aku talak kamu dengan talak
yang tiga.
b) Talak ditinjau dari segi boleh tidaknya bekas suami untuk rujuk kembali
Talak Raj'i Yang dimaksud dengan talak raj'i ialah talak yang boleh
dirujuk kembali mantan istri oleh mantan suaminya selama masa iddah
maupun sebelum masa iddahnya yang berakhir. Yang termasuk talak raj'i
yakni talak satu dan juga talak dua. DR. Asy-Syiba'iy mengatakan bahwa
talak raji merupakan talak yang telah dijatuhkan suami kepada istrinya,
apabila suami ingin rujuk kembali maka tidak akan melakukan akad nikah
lagi, tidak akan memerlukan mahar dan tidak memerlukan saksi lagi.
Talak Ba'in Yang dimaksud dengan talak ba'in yakni talak yang akan
dijatuhkan suami dan mantan suami tidak boleh meminta rujuk Kembali
kecuali dengan melakukan akad nikah lagi dengan semua syaratnya serta
rukunnya. Talak ba'in ada 2 macam yaitu talak ba'in shughra dan juga
talak ba'in kubra.
Talak Bain Shughra Merupakan talak yang dapat menghilangkan
kepemilikan mantan suami terhadap mantan istri, tetapi tidak
menghilangkan kebolehan mantan suami untuk rujuk dengan
melakukan akad nikah ulang. yang termasuk talak bain shughra
antara lain talak yang belum akan bercampur, khuluk, talak satu
dan juga talak dua tetapi masa iddahnya sudah habis.
Talak Ba'in Kubra Talak ba'in qubra merupakan talak 3 dimana
mantan suami tidak boleh rujuk kembali, terkecuali jika mantan
istrinya pemah menikah dengan laki-laki yang lain dan sudah
digaulinya, lalu diceraikan oleh suaminya yang kedua.
c) Talak Ditinjau Dari Segi Keadaan Istri
Talak Sunny: Talak sunny yakni talak yang dijatuhkan suami kepada istrinya
yang pernah dicampurinya dan pada waktu itu keadaan istri dalam keadaan suci
dan pada waktu suci belum dicampurinya, sedang hamil dan juga jelas
kehamilannya.
Talak Bid'iy: Talak bid'iy yakni talak yang dijatuhkan suami kepada istri yang
pernah dicampurinya dan pada saat itu keadaan istri saat sedang haid Dan dalam
keadaan suci tetapi pada waktu suci tersebut sudah dicampuri.
5. Rujuk
9
a) Pengertian Rujuk
Rujuk adalah bersatunya kembali sepasang suami dan istri dalam ikatan
pernikahan setelah terjadinya talak raj'i (di antara talak satu dan talak dua), dan
sebelum habis masa iddah (masa saat istri menunggu setelah diceraikan oleh
suaminya). Jika seorang suami memutuskan untuk rujuk dengan istrinya,
keduanya nggak perlu melangsungkan akad nikah. Sebab, akad nikah yang
keduanya miliki belum sepenuhnya putus.
Namun, ada beberapa cara dan syarat yang perlu diperhatikan. "Wanita-wanita
yang dotalak hendaklah menahan diri (menunggu) tiga kali quru Tidak boleh
mereka menyembunyikan apa yang diciptakan dalam rahimnya jika mereka
beriman pada Allah swt dan hari akhir Dan suami-suami berhak merujukinya
dalam masa menanti itu jika mereka menghendaki ishlah. Dan para wanita
mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menuntut cara yang ma'ruf
Akan tetapi para suami, mempunyai satu tingkatan kelebihan daripada istrinya.
Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana." (QS.al-Baqarah: 228)
b) Syarat Rujuk
*Syarat rujuk dari sisi istri adalah istri yang telah ditalak pernah melakukan
hubungan seksual dengan sang suami. Jika suami menalak istri yang belum
pernah melakukan hubungan seksual bersama, ia tidak berhak mengajak rujukan.
Hal ini sudah merupakan kesepakatan para ulama. Syarat rujuk dari sisi suami
adalah ia tidak boleh merasa terpaksa kala mengajak rujuk istrinya. berakal sehat,
dan sudah akil baligh atau dewasa
*Talak yang jatuh bukanlah talak tiga, melainkan talak raj'i. Talak yang terjadi
tanpa tebusan. Jika dengan tebusan, istri menjadi talak bain (talak yang dijatuhkan
suami pada istrinya yang telah habis masa iddah-nya) dan suami tidak dapat
mengajak istrinya untuk rujukan. Rujuk dilakukan pada masa iddah atau masa
menunggu istri. Jika sudah lewat masa iddah, suami tidak dapat mengajak istri
untuk rujuk kembali dan ini sudah menjadi kesepakatan para ulama fikih.
*Adanya ucapan jelas atau tersirat untuk mengajak rujukan
* Adanya saksi yang menyaksikan suami dan istri rujuk kembali. Sebagaimana
firman Allah swt yang berbunyi: "Maka bila mereka telah mendekati akhir
iddahnya, maka rujuklah (kembali kepada) mereka dengan baik atau lepaskanlah
mereka dengan baik dan persaksikanlah dengan dua orang saksi yang adil diantara
kamu dan hendaklah kamu tegakkan kesaksian itu karena Allah." (QS. at-Talaq:
Kesimpulan
Dalam Islam, keluarga memiliki kedudukan yang sangat penting oleh karena itu Allah
telah mengatur konsep pembinaan keluarga agar hubungan di dalam suatu keluarga dapat
terjaga keharmonisannya. Konsep pembinaan ini mengatur segala jenis hubungan antar suami
dengan istri, hubungan antar orangtua dengan anak, dan hubungan antar anak dengan
orangtuanya. Dimulai dari rukun dan syarat dalam pernikahan, talak dan rujuk, hingga
kewajiban seorang orangtua dalam mengasuh anak dan kewajiban seorang anak terhadap
orangtuanya
Rukun dan syarat nikah sendiri harus dipenuhi, baik itu oleh pihak mempelai laki-laki.
pihak mempelai perempuan, wali nikah, ijab kabul, hingga mahar. Tak hanya itu, telah diatur
juga syarat-syarat talak. Talak sendiri adalah memutuskan hubungan antara suami istri dari
ikatan pernikahan yang sah menurut syariat agama. Talak terdiri dari beberapa macam. jika
ditinjau dari segi jumlah talak dibagi menjadi tiga yakni, talak satu, talak dua, dan talak tiga.
Lalu, apabila dilihat dari segi boleh tidaknya seorang suami rujuk kembali talak dibagi
menjadi lima yakni talak raj'i, talak ba'in, talak ba'in sughra, talak ba'in kubra. Terakhir, talak
yang ditinjau dari segi keadaan istri dibagi menjadi dua, yakni talak sunny dan talak bid'ly.
Bukan hanya talak saja, namun hal mengenai rujuk pun juga diatur di dalam Islam. Rujuk
sendiri adalah bersatunya kembali sepasang suami dan istri dalam ikatan pernikahan setelah
terjadinya talak raj'i, dan sebelum habis masa iddah.
Pembinaan dalam keluarga tentu saja membutuhkan koordinasi yang baik antara dua pihak.
Baik itu antara suami dengan istri maupun antara orangtua dengan anak. Apabila salah satu
pihak tidak bisa berkoordinasi dengan baik, tentu saja dalam mewujudkan keluarga yang baik
dan harmonis tidak akan tercapai. Oleh karena itu, pembelajaran mengenai pembinaan
keluarga ini sangat penting di dalam sebuah keluarga.
1
3
DAFTAR PUSTAKA
Hasbi Indra, iskandar ahza dan husnani, Potret Wanita Shalihah, (Jakarta:
Penamadani, 2004), hlm. 61-62.
Muhammad Tholhah Hasan, Islam Dan Maslah Sumbar Daya Manusia..., hlm. 48-
49.
1
4
1
5
10
11
12
14
15
16
17