Anda di halaman 1dari 22

BK PRA NIKAH

Makalah Ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Memilih Jodoh dalam Islam
Dosen Pengampu: Fatma Nofriza, M.S.i.

Disusun Oleh:
Nur Rizqillah Al-Maulidah 1601015116
Lilis Damayanti 1601015067

Kelas 3D

PROGRAM STUDI BIMBINGAN KONSELING


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA
2017
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarokatuh

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat dan karunia-Nya kepada
kita semua, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah dengan pokok bahasan Memilih
Jodoh dalam Islam. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah BK Pra Nikah.
Makalah ini merupakan hasil dari tugas mandiri bagi para mahasiswa, untuk belajar dan
mempelajari lebih lanjut tentang hal-hal yang berkaitan tentang kriteria memilih pasangan yang
ditinjau secara islam, beserta tips-tips memilih jodoh.

Penyusunan makalah ini bertujuan untuk menumbuhkan proses belajar cara berkelompok
kepada mahasiswa, agar kreativitas dan penguasaan materi kuliah dapat optimal sesuai dengan
yang diharapkan sehingga mahasiswa memahami bahwa banyak hal yang perlu ditinjau untuk
memilih pasangan hidup, salah satunya ditinjau dari perspektif Islam.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan dan pengembangan
penyusunan tugas makalah selanjutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan senantiasa
menjadi pedoman dalam belajar untuk meraih prestasi yang gemilang.

Jakarta, 19 Oktober 2017

Penyusun
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... i

DAFTAR ISI.........................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..........................................................................................................1


B. Rumusan Masalah .....................................................................................................2
C. Tujuan Penulisan .......................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Jodoh ....................................................................................................... 3


B. Kriteria Pria dalam Memilih Jodoh secara Islam ....................................................... 6
C. Kriteria Wanita dalam Memilih Jodoh secara Islam................................................. 10
D. Kiat Mendekatkan Jodoh .......................................................................................... 12
E. Kiat agar Bisa Memiliki Keluarga yang Bahagia ..................................................... 17

BAB III PENUTUP

SIMPULAN ...........................................................................................................................18

SARAN ..................................................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................19


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Pernikahan adalah suatu peristiwa yang di dambakan oleh manusia normal pada
umumnya. Menikah juga merupakan sunnah nabi yang sangat di anjurkan. Pernikahan adalah
peristiwa yang sakral dan suci. Dan idealnya hanya dilakukan sekali seumur hidup,
khususnya bagi perempuan yang kebanyakan tidak mau di madu. Karena menikah ini juga
merupakan sunnah nabi SAW, banyak terdapat hadist-hadist yang menganjurkan untuk
menikah sampai pada proses yang paling pribadipun nabi sudah mencontohkannya.
Menikah sekali seumur hidup adalah hal yang didambakan oleh setiap orang. Tujuan
dari menikah sendiri agar terbentuknya keluarga yang sakinah, mawaddah dan rahmah
tentunya memiliki beberapa faktor yang mendukung. Untuk mewujudkannya itulah pastilah
perlu melakukan seleksi terhadap pasangan yang akan dipilih untuk menjadi pendamping
dalam mengarungi bahtera keluarga ini. Agama telah memberikan setandar dan petunjuk
tentang cara mencari atau memilih pasangan hidup yang tepat.
Muslim atau Muslimah dalam memilih calon istri atau suami tidaklah mudah tetapi
membutuhkan waktu. Karena kriteria memilih harus sesuai dengan syariat Islam. Orang yang
hendak menikah, hendaklah memilih pendamping hidupnya dengan cermat, hal ini
dikarenakan apabila seorang Muslim atau Muslimah sudah menjatuhkan pilihan kepada
pasangannya yang berarti akan menjadi bagian dalam hidupnya. Wanita yang akan menjadi
istri atau ratu dalam rumah tangga dan menjadi ibu atau pendidik bagi anak-anaknya
demikian pula pria menjadi suami atau pemimpin rumah tangganya dan bertanggung jawab
dalam menghidupi (memberi nafkah) bagi anak istrinya. Maka dari itu, janganlah sampai
menyesal terhadap pasangan hidup pilihan kita setelah berumah tangga kelak.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa saja pengertian jodoh?
2. Bagaimana kriteria pria dalam memilih jodoh secara islam?
3. Bagaimana kriteria wanita dalam memilih jodoh secara islam?
4. Bagaimana kiat mendekatkan jodoh secara islam?
5. Bagaimana kiat agar bisa memiliki keluarga yang bahagia?

C. TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan penulisan ini adalah agar generasi muda jaman sekarang tidak
memilih pasangan hidup hanya berdasarkan tampang, harta, kedudukan dan material
lainnya, namun juga mengetahui kriteria pria atau wanita ketika hendak memilih jodoh
secara islam serta memperhatikan kesiapan mental, finansial, iman, agama dan lain-lain.
Sehingga dapat terciptanya keluarga yang sakinah, mawadah dan warrahmah.
BAB II
PENDAHULUAN

A. Pengertian Jodoh
Pengertian 'jodoh' secara bahasa (semantik) adalah pasangan yang pas, atau
pasangan yang sesuai di antara keduanya. Secara terminologi, 'jodoh' adalah pasangan
yang saling membutuhkan, atau pasangan yang sesuai, cocok, untuk saling menerima
dan memberi. Oleh karena itu kata jodoh memiliki makna yang lebih spesifik dari kata
suami, istri, atau pasangan hidup, sebab di sana terdapat penjelasan sifat lebih khusus dari
sekedar pasangan hidup. Dalam bahasa Arab, kata yang bermakna jodoh seperti yang
terdapat dalam bahasa Indonesia tidak ditemukan.

Konsep jodoh menurut islam merupakan bagian dari konsep takdir, artinya hal
tersebut sudah menjadi ketentuan allah sejak zaman azzali untuk manusia, dalam kitab
lauhful mahfud-nya sesungguhnya allah telah menciptakan jodoh sesuai dengan kualitas
diri serta keimanan yang pas bagi hamba-hambanya dan untuk dipertemukan diwaktu
yang tepat. jadi tidak ada istilah terlalu cepat atau terlalu lambat untuk ikrarnya sebuah
jodoh karna segala hal sangatlah mungkin bagi Allah. lalu jodoh yang bagaimana yang
diridhoi allah SWT.

Jodoh yang diridhoi oleh Allah SWT tentu saja adalah jodoh yang diikat oleh akad
atau melalui ikatan pernikahan yang sah, seperti dalam fiman Allah QS ar-ruum: 21 dan
di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari
jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan
dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu
benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir. Dari ayat tersebut kita bisa
lihat bahwa tujuan pernikahan adalah memberikan rasa tentram dan damai, dimana
seorang istri dapat memberikan rasa tenang kepada suaminya dengan kelembutan yang
dimiliki begitu juga sang suami dapat menciptakan rasa tenang untuk istrinya sebagai
pemimpin keluarga dan imam yang bertanggung jawab.

Ternyata segala sesuatu itu sudah ditentukan oleh Allah yang sudah di tulis di
lauhful mahfudz. Dan kalau jodoh adalah takdir dari Allah SWT. Jodoh yang diridhoi
oleh Allah SWT adalah pernikahan yang sah. Dan jika seseorang ingin mencari jodoh
yang di inginkanya, semisal istri yang solehah maka dia harus memantaskan dirinya
menjadi pribadi yang soleh juga, insyallah ia akan dapatkan karna Allah SWT.

B. Kriteria Pria dalam Memilih Jodoh secara Islami


Dalam memilih calon istri, Islam telah memberikan beberapa petunjuk di antaranya:
1. Memiliki dasar pendidikan agama dan berakhlak baik
Memilih calon istri hendaknya yang memiliki dasar pendidikan agama dan
berakhlak baik karena wanita yang mengerti agama akan mengetahui tanggung
jawabnya sebagai istri dan ibu. Meriwayatkan dari Abu Hurairah: Perempuan
itu dinikahi karena empat perkara, karena hartanya, keturunannya,
kecantikannya, dan karena agamanya, lalu pilihlah perempuan yang beragama
niscaya kamu bahagia. (Muttafaqun Alaihi). Sehubungan dengan kriteria
memilih calon istri berdasarkan akhlaknya, Allah berfirman:
Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji
adalah untuk wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik
adalah untuk laki-laki yang baik, dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-
wanita yang baik (pula) . (Qs. An nur : 26)
Seorang wanita yang memiliki ilmu agama tentulah akan berusaha dengan
ilmu tersebut agar menjadi wanita yang shalihah dan taat pada Allah Subhanahu
wa Taala. Wanita yang shalihah akan dipelihara oleh Allah Subhanahu wa
Taala sebagaimana firman-Nya : Maka wanita-wanita yang shalihah ialah
yang taat kepada Allah lagi memelihara dirinya, oleh karena itu Allah
memelihara mereka. (Qs. An nisa 36).
2. Penyayang dan banyak anak.
Dari Anas bin Malik, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam
bersabda: kawinilah perempuan penyayang dan banyak anak . (HR.
Ahmad dan Di shahihkan oleh Ibnu Hibban). Al Waduud berarti yang penyayang
atau dapat juga berarti penuh kecintaan, dengan dia mempunyai banyak sifat
kebaikan, sehingga membuat laki-laki berkeinginan untuk menikahinya. Sedang
Al Maratul Waluud adalah perempuan yang banyak melahirkan anak. Dalam
memilih wanita yang banyak melahirkan anak ada dua hal yang perlu diketahui :
a. Kesehatan fisik dan penyakit-penyakit yang menghalangi dari
kehamilan. Untuk mengetahui hal itu dapat meminta bantuan kepada para
spesialis. Oleh karena itu seorang wanita yang mempunyai kesehatan
yang baik dan fisik yang kuat biasanya mampu melahirkan banyak anak,
disamping dapat memikul beban rumah tangga juga dapat menunaikan
kewajiban mendidik anak serta menjalankan tugas sebagai istri secara
sempurna.
b. Melihat keadaan ibunya dan saudara-saudara perempuan yang telah
menikah sekiranya mereka itu termasuk wanita-wanita yang banyak
melahirkan anak maka biasanya wanita itu pun akan seperti itu.
3. Masih gadis (perawan) terutama bagi pemuda yang belum pernah menikah.
Nikahilah para gadis sebab ia lebih lembut mulutnya, lebih lengkap
rahimnya, dan tidak berfikir untuk menyeleweng, serta rela dengan apa yang ada
di tanganmu. (HR. Ibnu Majah. Al Baihaqi dari Uwaimir bin Saidah). Hal ini
dimaksudkan untuk mencapai hikmah secara sempurna dan manfaat yang agung,
di antara manfaat tersebut adalah memelihara keluarga dari hal-hal yang akan
menyusahkan kehidupannya, menjerumuskan ke dalam berbagai perselisihan, dan
menyebarkan polusi kesulitan dan permusuhan. Pada waktu yang sama akan
mengeratkan tali cinta kasih suami istri. Sebab gadis itu akan memberikan
sepenuh kehalusan dan kelembutannya kepada lelaki yang pertama kali
melindungi, menemui, dan mengenalinya.
Lain halnya dengan janda, kadangkala dari suami yang kedua ia tidak
mendapatkan kelembutan hati yang sesungguhnya karena adanya perbedaan yang
besar antara akhlak suami yang pertama dan suami yang kedua kemudian akan
cenderung membandingkannya. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam
menjelaskan sebagian hikmah menikahi seorang gadis. Maka mengapa kamu
tidak menikahi gadis perawan, kamu bisa bermain dengannya dan dia bisa
bermain denganmu.
4. Memilih kerabat yang jauh
Nasihat Rasulullah saw. Janganlah kalian menikahi kerabat dekat, sebab
dapat berakibat melahirkan keturunan yang lemah akal dan fisik. Dan selain
untuk menjaga kualitas keturunan dari penyakit bawaan, menikahi mereka yang
berasal jauh dari keluarga kita akan menambah ikatan kekerabatan dengan orang
lain, serta memberikan kebahagiaan sendiri bila harus berpergian jauh untuk
saling silaturahim.
5. Pilihlah yang sekufu
Pilihlah wanita-wanita yang akan melahirkan anak-anakmu dan
nikahilah wanita yang sekufu (sederajat) dan nikahlah dengan mereka. (HR.
Ibnu Majah, Al Hakim, dan Al Baihaqi) . Al Kafaah merupakan masalah
kesesuaian dan kesamaan antara pasangan pernikahan yang dianggap paling
mendekati, seperti pertimbangan akan masalah: usia, garis keturunan,
kehormatan, profesi, atau tingkat pendidikan. Para ulama menyarankan agar laki-
laki idealnya menikah dengan wanita yang setingkat dengannya atau di
bawahnya, sedangkan seorang wanita sebaiknya menikah dengan laki-laki
yang mempunyai tingkatan yang sama atau di atasnya.
Tetapi penting untuk dipahami, bahwa tingkat kesamaan sosial ini
bukanlah merupakan syarat mutlak dalam sebuah proses pernikahan, karena
Islam sendiri adalah agama tanpa kelas, yang menyamakan kedudukan semua
hambanya, terkecuali dari ketakwaanya. Kalaupun ia menjadi sebuah
pertimbangan, adalah semata-mata sebagai tindakan kehati-hatian, agar kelak
tidak ada penyesalan dikemudian hari yang akhirnya bisa lebih menyakitkan,
karena sesungguhnya hati manusia itu memang sering labil dan mudah berubah-
ubah. Dan masalah ini, sebenarnya merupakan tata cara kebijaksanaan duniawi
yang masih bisa disepakati bila ada persetujuan diantara kedua belah pihak.

C. Kriteria Wanita dalam Memilih Jodoh secara Islam


Dalam memilih calon suami, Islam telah memberikan beberapa petunjuk di antaranya:
1. Islam
Ini adalah kriteria yang sangat penting bagi seorang muslimah dalam
memilih calon suami, sebab dengan Islamlah satu-satunya jalan yang menjadikan
kita selamat dunia dan akhirat kelak. Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa
Taala : dan janganlah kamu menikahkan orang-orang musyrik (dengan
wanita-wanita Mukmin) sebelum mereka beriman. Sesungguhnya budak yang
Mukmin lebih baik dari orang musyrik walaupun dia menarik hatimu. Mereka
mengajak ke neraka, sedang Allah mengajak ke Surga dan ampunan dengan izin-
Nya. Dan Allah menerangkan ayat-ayat-Nya (perintah-perintah-Nya) kepada
manusia supaya mereka mengambil pelajaran. (QS. Albaqarah : 221).
2. Berilmu dan Baik Akhlaknya
Masa depan kehidupan suami-istri erat kaitannya dengan memilih suami,
maka Islam memberi anjuran agar memilih akhlak yang baik, shalih, dan taat
beragama. Islam memiliki pertimbangan dan ukuran tersendiri dengan
meletakkannya pada dasar takwa dan akhlak serta tidak menjadikan kemiskinan
sebagai celaan dan tidak menjadikan kekayaan sebagai pujian. Sebagaimana
firman Allah Taala:Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian di antara
kamu dan orang-orang yang layak (nikah) dan hamba-hamba sahayamu yang
lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin, Allah
akan memampukan mereka dengan karunia-Nya dan Allah Maha Luas
(pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui. (QS. An nur : 32)
Laki-laki yang memilki keistimewaan adalah laki-laki yang mempunyai
ketakwaan dan keshalihan akhlak. Dia mengetahui hukum-hukum Allah tentang
bagaimana memperlakukan istri, berbuat baik kepadanya, dan menjaga
kehormatan dirinya serta agamanya, sehingga dengan demikian ia akan dapat
menjalankan kewajibannya secara sempurna di dalam membina keluarga dan
menjalankan kewajiban-kewajibannya sebagai suami, mendidik anak-anak,
menegakkan kemuliaan, dan menjamin kebutuhan-kebutuhan rumah tangga
dengan tenaga dan nafkah.
Sehubungan dengan memilih calon suami untuk anak perempuan
berdasarkan ketakwaannya, Al Hasan bin Ali rahimahullah pernah berkata pada
seorang laki-laki :Kawinkanlah puterimu dengan laki-laki yang bertakwa sebab
jika laki-laki itu mencintainya maka dia akan memuliakannya, dan jika tidak
menyukainya maka dia akan mendzaliminya. Umumnya setiap orang yang
dewasa pasti ingin menikah untuk membentuk keluarga sakinah mawaddah war
rahmah atau keluarga yang bahagia di dunia dan akhirat, apalagi nikah adalah satu
perintah agama.
Barangsiapa kawin (beristeri) maka dia telah melindungi (menguasai)
separo agamanya, karena itu hendaklah dia bertakwa kepada Allah dalam
memelihara yang separonya lagi. (HR. Al Hakim dan Ath-Thahawi) Abdullah
Ibnu Masud Radliyallaahu anhu berkata: Rasulullah Shallallaahu alaihi wa
Sallam bersabda pada kami: Wahai generasi muda, barangsiapa di antara kamu
telah mampu berkeluarga hendaknya ia kawin, karena ia dapat menundukkan
pandangan dan memelihara kemaluan. Barangsiapa belum mampu hendaknya
berpuasa, sebab ia dapat mengendalikanmu. Muttafaq Alaihi.
3. Menjauhi maksiat
Allah berfirman dalam QS At-Tahiriim Ayat 6 : "Hai orang-orang yang
beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari siksa api neraka yang bahan
bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat kasar, yang
keras, yang tidak mendurhakai Allah atas perintah Allah kepada mereka dan
selalu taat pada apa yang diperintahkan. "Disebutkan juga dalam hadits berikut
:"Tiga golongan yang Allah haramkan masuk syurga yaitu : peminum minuman
keras, orang yang durhaka terhadap ibu bapaknya, dan orang yang berbuat
dayyuts yang menanamkan perbutan dosa kepada keluarganya."(H.R. Nasa'i)
Menjauhi kemaksiatan ialah menjauhi perbuatan yang diharamkan oleh
agama, terutama yang tergolong dosa besar, seperti syirik, berjudi, berzina,
mabuk, mencuri dan lain-lainnya. Ayat di atas menegaskan bahwa kepala
keluarga bertanggung jawab untuk menjauhkan anggota keluarganya dari segala
macam dosa. Kepala keluarga yang membiarkan keluarganya berbuat dosa,
apalagi memberi contoh melakukan perbuatan-perbuatan dosa, berarti
menyiapkan diri masuk ke dalam neraka. Hal semacam ini dilarang oleh Allah
dan Rasul-Nya. Karena para suami dinyatakan sebagai orang yang paling
bertanggung jawab untuk membersihkan anggota keluarganya dari perbuatan
maksiat, dengan sendirinya dia harus dapat dijadikan contoh sebagai orang yang
bersih dari perbuatan maksiat. Dia harus menjadi orang yang taat menjauhi
larangan-larangan agama, terutama yang tergolong dosa-dosa besar. Bila seorang
suami ternyata suka melakukan perbuatan maksiat, dia tak layak untuk menjadi
kepala keluarga. Dikatakan demikian sebab dia sendiri tidak dapat memelihara
dirinya dari perbuatan yang menjerumuskannya ke dalam neraka, padahal seorang
suami bertanggung jawab untuk menyelamatkan diri dan keluarganya dari siksa
tersebut.
Syarat seorang calon suami harus menjauhkan diri dari perbuatan-
perbuatan maksiat adalah suatu hal yangmutlak menurut ketentuan agama. Oleh
karena itu, para perempuan muslim wajib dengan seksama dan teliti menyelidiki
laki-laki calon suaminya apakah ia seorang yang bersih dari perbuatan-perbuatan
maksiat atau sebaliknya.
4. Taat kepada orang tua
Dari Ibnu 'Umar RA ujarnya: "Rasulullah SAW bersabda: "Berbaktilah
kepada orang tua kalian, niscaya kelak anak-anak kalian berbakti kepada kalian;
dan peliharalah kehormatan (istri-istri orang), niscaya kehormatan istri-istri
kalian terpelihara".(H.R. Thabarani, Hadits hasan).
Ketaatan anak kepada orang tua dalam rangka menjalankan perintah
agama menjadikan mereka ridho. Keridhoan ibu dan bapak kepada anaknya dapat
mengantarkan anaknya masuk syurga kelak di akhirat. Hal ini membuktikan
bahwa ketaatan anak kepada orang tua atau ibu bapak merupakan kunci pokok
bagi keselamatan anak dalam kehidupannya di dunia dan di akhirat. Anak yang
taat kepada orang tua dapat diharapkan akan bisa memimpin keluarganya ke jalan
yang diridlai oleh Allah. Karena pentingnya seorang muslimah mendapatkan
suami yang mengerti tanggung jawab dan taat kepada orang tuanya. Para
perempuan muslim tidak seharusnya hanya melihat keadaan fisik dan penampilan
lahir seorang laki-laki tanpa mempedulikan sikap dan perilakunya apakah ia orang
yang taat kepada orang tuany ataukah durhaka kepada mereka.

5. Dapat memimpin
Allah berfirman dalam Q.S. An-Nisaa' ayat 34 :"Laki-laki adalah
pemimpin kaum wanita, karena Allah telah melebihkan sebagian mereka atas
sebagian lainnya dan karena mereka telah membelanjakan sebagian harta
mereka...".
Fungsi suami sebagai pemimpin dalam rumah tangga adalah meluruskan
kesalahan istri, meninggatkan ketaqwaan istri, memperluas pengetahuan dan
pemahaman istri mengenai tanggung jawabnya terhadap suami dan keluarga,
menolong istri memecahkan kesulitan yang dihadapi dan mendorong istri untuk
meningkatkan kemampuan intelektual dan mentalnya dalam menghadapi
kehidupan sehari-hari terutama dalam mendidik anak-anak.
6. Berprilaku Halus
Rasulullah saw bersabda: "Orang mu'mim yang paling baik imannya yaitu
yang paling baik akhlaqnya; dan orang yang paling baik di antara kamu yaitu
orang yang sangat baik kepada istrinya."(H.R. Bukhari).
Kehidupan rumah tangga tidak selalu berjalan dengan mulus. Hampir
setiap saat muncul permasalahan yang bisa menimbulkan perselisihan ,
pertengkaran dan percekcokan antara suami istri. Bila suami orang yang
berperilaku atau kejam, ia tidak akan segan-segan berbuat kasar dan kejam kepada
istrinya. Sudah tentu perlakuan kasar semacam ini tidak diinginkan oleh setiap
istri walau berbuat salah.

D. Kiat Mendekatkan Jodoh


Dalam hal-hal yang berkenaan dengan aqidah dan ibadah mahdhoh (hubungan
dengan Allah), yang islami adalah yang ada tuntunannya dari Allah dan Rasul-Nya.
Sedangkan yang tidak islami adalah mengikuti ramalan bintang, mengikuti ramalan
paranormal, melakukan hal-hal yang tergolong bidah, dsb. Jadi tips untuk mendatangkan
dan mendekatkan jodoh diantaranya:
1. Khusnuzon kepada Allah, hanya kepadaNya lah kita berprasangka baik.
Allah berfirman: Laki-laki yang baik adalah untuk perempuan yang baik,
perempuan yang baik adalah untuk laki-laki yang baik (pula) (QS AnNur; 26)
Ikhtiar merupakan kewajiban yg harus dilakukan oleh setiap muslim. Banyak orang
yang mengatakan bahwa jodoh merupakan misteri, dikarenakan bahwa kita tidak
mengenal diri kita sendiri, tidak percaya dengan Iman kita dan terkadang kita berpikir
bahwa kita takut akan mendapat jodoh yg tidak sesuai.
2. Istighfar
Belum adanya jodoh bisa disebabkan oleh hubungan kita dengan Allah, keluarga,
lingkungan, teman bahkan diri kita sendiri. Apakah pernah berbuat syirik, seperti
menanyakan kepada tukang ramal, nujum, dukun dsb. Apakah anda pernah
melakukan hubungan yang melampui batas atau bahkan berzina? Sesuai firman Allah
SWT: Barangsiapa yang melakukan yang demikian niscaya dia mendapat
pembalasan berlipat sejak di dunia salah satunya jodoh yang tak kunjung hadir.
(QS. 25:68-69)
3. Periksa hubungan dengan orang tua
Manusia tidak ada yang sempurna, pasti individu terkhusus seorang anak pernah
menyakiti atau mengkasari orang tua karena beberapa hal seperti: keinginan anak
yang tidak terpenuhi, membantah perintah orang tua dll. Perbuatan tersebut termasuk
doa besar yang menjauhkan rahmat Allah (termasuk jodoh).
(QS. 17:23): Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain
Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya,
maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan ah dan
janganlah kamu membentak mereka, ucapkanlah kepada mereka perkataan yang
mulia.
4. Periksa hubungan silaturahim
Putus silaturahim berakibat putusnya rahmat (salah satu bentuknya jodoh).
(QS.49:10): sesungguhnya orang2 mukmin itu bersaudara. Karena itu peliharalah
persaudaraan dan peliharalah diri anda dihadapan Allah supaya kamu mendapat
rahmat.
5. Periksa dalam hubungan dengan orang lain
Apakah ada yang sampai tersakiti atau terzalimi, terutama dalam hal perkataan,
karena perkataan mampu mendatangkan ke hal-hal yang positif dan mampu
mendatangkan ke hal-hal yang negative begitupun dengan perbuatan yang harus
dijaga agar tidak menyakiti perasaan orang lain.
6. Doa
Berdoa kepada Allah agar diberikan jodoh yang baik, misalnya dengan shalat
hajat atau sholat istikharah. Manusia hendaknya berdoa kepada Allah agar
mendapatkan jodoh yang baik dengan cara yang sesuai dengan nilai-nilai
Islam. Doa dalam Al-furqon ayat 74: Dan orang-orang yang berkata, ya Tuhan
kami, anugerahkanlah kepada kami pasangan kami dan keturunan kami sebagai
penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang
bertakwa.
7. Tingkatkan amal dan ketaatan
Terus menambah Iman dan Takwa kita agar insyaAllah sesuai dengan jodoh yang
Allah kehendaki. Perbaiki dan lazimkan wudhu, biasakan sholat awal waktu dan
sholat berjamaah, berdoa dan berdzikir selepas sholat, peliharalah sholat sunah
sebelum dan sesudah sholat fardu. Kecuali setelah sholat subuh dan ashar, biasakan
sholat malam yakni tahajud, hajat, istikhoroh, taubat, tasbih, dan witir.
8. Jangan biarkan sendirian selalu banyak bergaul terutama dengan orang yang baik
Jangan biarkan kita sendirian, karena syeitan akan masuk ke dalam tubuh kita bila
kita sendirian dan tidak mengingat Allah. Banyaklah bergaul dengan orang lain
terutama orang yang sholeh. Oleh karena itu tetap berteman yang banyak dan lakukan
upaya meminta tolong kepada orang tua untuk dicarikan jodoh yang baik.
Dalam Islam sebenarnya masalah jodoh bagi muslim khususnya muslimah
bukanlah menjadi tanggung jawab diri sendiri tetapi menjadi tanggung jawab
orang tua ataupun wali. Bahkan pada masa Rasulullah saw, pemerintah
bertanggungjawab untuk mencarikan jodoh bagi muslim dan muslimah pada
masanya. Melalui mediator misalnya teman, saudara atau orang lain yang dapat
dipercaya. Mencari sendiri dan utamakan bersama pihak ketiga.
E. Kiat Agar bisa Memiliki Keluarga yang Bahagia
Itu semua tak lepas dari usaha, doa, dan tawakkal kita kepada Allah SWT. Allah dan
RasulNya sudah memberi petunjuk di Al Quran dan Hadits.
1. Melihat dan Berkenalan
Sebelum memutuskan untuk menikah, kita harus melihat dulu calon pasangan
kita. Ini agar tidak seperti membeli kucing dalam karung. Menurut riwayat
Muslim dari Abu Hurairah bahwa Nabi Shallallaahu alaihi wa Sallam pernah
bertanya kepada seseorang yang akan menikahi seorang wanita: Apakah engkau
telah melihatnya? Ia menjawab: Belum. Beliau bersabda: Pergi dan lihatlah
dia.
2. Jangan Berpacaran
Meski kita harus taaruf atau mengenal, tapi pacaran dalam Islam adalah
hal yang terlarang. Ada orang yang berpacaran sampai bertahun-tahun lebih.
Bahkan ada pula yang sampai kumpul kebo dengan alasan agar bisa mengenal
calon pasangannya. Itu adalah haram. Karena setelah menikah, banyak juga yang
cerai. Sebab bagaimana pun juga orang pacaran itu selalu menutupi
kekurangannya dan hanya menampilkan yang baik-baik saja. Jadi pacaran itu
bukanlah hal yang yang tepat untuk mengenal pasangan.
Untuk mengenal pasangan anda, carilah informasi dari orang dekatnya
entah itu saudara, teman, atau tetangganya. Minta juga penilaian dari orang tua
dan keluarga anda. Sebab orang yang jatuh cinta itu banyak yang buta. Tidak
dapat melihat kekurangan orang yang dia cinta. Dari statistik Ohio University
dijelaskan bahwa 1 dari 3 wanita di AS pernah diperkosa. Kemudian dari
Ensiklopedi MS Encarta juga dijelaskan 80% pelaku adalah pacar dari si korban.
Hanya 16% kasus pemerkosaan yang dilaporkan. Banyaknya kasus perzinahan
umumnya karena pacar mendesak pasangannya untuk melakukan suatu hubungan
intim, untuk memenuhi kepuasan semata, dan pasangannya menuruti permintaan
pacarnya biasanya atas dasar cinta.
3. Jangan melamar wanita yang sedang dilamar orang lain
Ada pepatah Perancis: Cherchez la Femme Artinya, (jika ada keributan)
carilah wanitanya. Ini karena sering terjadi perkelahian untuk memperebutkan
wanita, tak jarang berakhir dengan maut. Oleh karena itu, Islam melarang
seseorang untuk melamar wanita lain yang sedang dilamar pria lain. Dari Ibnu
Umar ra bahwa Rasulullah SAW bersabda: Janganlah seseorang di antara kamu
melamar seseorang yang sedang dilamar saudaranya, hingga pelamar pertama
meninggalkan atau mengizinkannya. Muttafaq Alaihi dan lafadznya menurut
Bukhari.
4. Selektif memilih pasangan hidup
Pertama-tama kita harus mencari pasangan hidup yang baik menurut
agama. Mungkin banyak orang mengeluh karena dia sulit mendapat jodoh. Tidak
ada pria/wanita yang mendekati dirinya. Nah orang itu harus introspeksi diri.
Pertama apakah penampilannya kucel dan semrawut? Jika ya, jangan heran jika
banyak orang tidak menengok dirinya. Kita harus berpenampilan bersih, rapi,
dengan wajah yang ceria. Jika wajah murung atau cemberut tentu orang juga
enggan mendekat. Itulah sebabnya Nabi berkata Senyum itu sedekah
Kemudian lihat pergaulan atau jaringan teman dan keluarga anda. Apakah
anda sehari-hari hanya berkurung diri di kamar saja? Tentu saja anda tidak harus
melakukan dugem di diskotik yang akhirnya paling hanya dapat pecandu
narkoba/alkohol sebagai suami/istri. Tapi anda bisa mengikuti pengajian di
lingkungan rumah anda. Bagaimana pun juga keluarga dan teman bisa jadi
perantara yang ampuh untuk mencari jodoh.
Jangan pasang kriteria terlalu tinggi, misalnya harus ganteng/cantik, harus
cerdas lulus S3, kaya, dan beriman. Sulit mencari orang yang sempurna. Jika pun
anda bisa menemukan orang yang seperti itu, belum tentu dia mau dengan anda.
5. Pilihlah wanita yang beriman dan shalehah untuk menjadi pasangan.
Wanita yang baik akan senantiasa menjaga auratnya. Karena wanita yang baik
tidak akan menerima tamu pria yang bukan muhrimnya jika seorang suami pergi
bekerja.
6. Pilihlah Pasangan yang Beriman Bukan yang Musyrik/beda Agama
Dan janganlah kamu menikahi wanita-wanita musyrik, sebelum mereka
beriman. Sesungguhnya wanita budak yang mukmin lebih baik dari wanita
musyrik, walaupun dia menarik hatimu. Dan janganlah kamu menikahkan orang-
orang musyrik (dengan wanita-wanita mukmin) sebelum mereka beriman.
Sesungguhnya budak yang mukmin lebih baik dari orang musyrik, walaupun dia
menarik hatimu. Mereka mengajak ke neraka, sedang Allah mengajak ke surga
dan ampunan dengan izin-Nya. Dan Allah menerangkan ayat-ayat-Nya (perintah-
perintah-Nya) kepada manusia supaya mereka mengambil pelajaran. (Al
Baqarah 221).
Sebelum anda jatuh cinta dengan seseorang, teliti dulu agamanya. Islam
atau bukan? Jika Islam, perhatikan lagi, sholat apa tidak? Jika tidak sholat,
sebaiknya tinggalkan karena sholat adalah pembeda antara orang yang beriman
dengan orang kafir. Seganteng atau secantik apa pun orang yang membuat anda
jatuh hati, jika dia kafir niscaya akan dibakar dengan api neraka sehingga
wujudnya akan jadi mengerikan.
7. Amati Bagaimana Amarahnya
Setiap orang pasti pernah marah, hanya cara nya yang berbeda-beda ada
yang melampiaskan kemarahannya dengan perbuatan yang menyakitkan, ada juga
yang sekedar mengeluarkan kata-kata kotor, ada pula yang sekedar diam saja.
Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) terjadi akibat pasangan tidak mampu
mengontrol amarahnya. Kadang bukan sekedar melukai, tapi juga bisa membunuh
pasangan atau anaknya. Oleh karena itu anda harus bisa mengetahui bagaimana
sifat calon pasangan anda jika marah agar tidak menyesal nantinya. Jangan
sampai terutama kaum wanita, jadi sasaran yang selalu dipukul oleh suaminya.
Ada wanita yang baru tahu suaminya kasar setelah menikah. Sering
memukul hingga membuat dia berdarah. Sebelum menikah, katanya calon
suaminya sangat baik. Oleh karena itu tak ada salahnya jika anda sekali dua kali
mencoba membuat pasangan anda marah agar hal semacam itu bisa dideteksi
secara dini. Jika anda terlanjur menikahi orang seperti ini, sebaiknya segera
mencari perlindungan dan bercerai. Memang setelah marah mereka sangat baik
dan sangat cepat menjadi baik lagi karena seluruh kemarahannya mereka
keluarkan kepada anda. Tapi pasti mereka akan mengulanginya lagi.
Sebaik-baik orang adalah yang diam jika dia marah. Jika pun berkata, dia
sekedar mengungkapkan hal yang dia tidak suka tanpa menyebut anda dengan
sebutan yang buruk. Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan
orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan
itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan
merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. Dan
janganlah suka mencela dirimu sendiri (sesama Muslim) dan jangan memanggil
dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah
panggilan yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertobat, maka
mereka itulah orang-orang yang zalim. (Al Hujuraat : 11).
8. Jangan Mencintai Pasangan Secara Berlebihan
Menurut pepatah Inggris: Love me little, love me long. Cintai aku
sedikit, tapi abadi. Biasanya pasangan yang cintanya berlebihan, sehingga di
depan umum pun tampil sangat mesra, dalam beberapa tahun saja pasti bercerai.
Ini karena rasa cintanya terlalu diumbar sehingga dalam waktu singkat sudah
habis. Dalam Islam, kita tidak boleh berlebihan. Kita harus mengutamakan
cinta kita kepada Allah dan Rasulnya. Jika pun kita mencintai sesama atau
pasangan kita, itu karena Allah. Barangsiapa memberi karena Allah, menolak
karena Allah, mencintai karena Allah, membenci karena Allah, dan menikah
karena Allah, maka sempurnalah imannya. (HR. Abu Dawud).
Jika kita mencintai pasangan kita lebih dari pada Allah, niscaya hati kita
akan hancur dan putus asa jika pasangan kita meninggalkan kita baik karena cerai
atau pun karena mati. Sebaliknya jika kita mencintai Allah di atas segalanya,
niscaya kita akan selalu tegar dan tabah karena kita yakin bahwa Allah itu Maha
Hidup dan Abadi serta selalu bersama dengan hambanya yang Saleh.
9. Menikahlah karena Cinta
Seharusnya kita menikah karena cinta. Bukan karena paksaan. Oleh
karena itu, sebetulnya kisah menikah paksa antara Siti Nurbaya dengan Datuk
Maringgih itu bertentangan dalam Islam. Dari Zakwan ia berkata: Aku mendengar
Aisyah berkata: Aku bertanya kepada Rasulullah saw. tentang seorang gadis
perawan yang dinikahkan oleh keluarganya, apakah ia harus dimintai persetujuan
ataukah tidak? Beliau menjawab: Ya, harus dimintai persetujuan! Lalu Aisyah
berkata: Aku katakan kepada beliau, perempuan itu merasa malu. Rasulullah saw.
bersabda: Itulah tanda setujunya bila ia diam. (Shahih Muslim No.2544).
10. Syiarkanlah Pernikahan
Dalam Islam, pernikahan itu meski disyiarkan walaupun itu adalah
pernikahan kedua, ketiga, atau keempat (poligami) harus disyiarkan ke
masyarakat luas agar nanti tidak terjadi fitnah. Hadis riwayat Anas bin Malik ra:
Bahwa Nabi saw. melihat warna bekas wangian pengantin di tubuh
Abdurrahman bin Auf, lalu beliau bertanya: Apakah ini? Abdurrahman
menjawab: Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku baru saja menikahi seorang
wanita dengan mahar seharga lima dirham emas. Rasulullah saw. lalu bersabda:
Semoga Allah memberkahimu dan rayakanlah walaupun dengan seekor
kambing. (Shahih Muslim No.2556).
Sering orang melakukan pernikahan secara diam-diam atau nikah siri
sehingga orang banyak tidak tahu apakah mereka berdua menikah atau tidak. Itu
jelas tidak sesuai dengan sunnah Nabi. Jika yang dilakukan pernikahan siri adalah
istri kedua sementara istri pertama dirayakan, maka itu adalah ketidak-adilan yang
tidak bisa ditolerir. Dari Abu Hurairah ra bahwa Nabi SAW bersabda: Barang
siapa memiliki dua orang istri dan ia condong kepada salah satunya (tidak adil),
ia akan datang pada hari kiamat dengan tubuh miring. (Riwayat Ahmad dan
Imam Empat, dan sanadnya shahih).
11. Jangan Bercerai
Dari Ibnu Umar ra bahwa Rasulullah SAW bersabda: Perbuatan halal
yang paling dibenci Allah ialah cerai. Riwayat Abu Dawud dan Ibnu Majah,
Karena perceraian bukan hanya menyakitkan pihak yang bercerai, tapi juga anak-
anaknya. Agar tidak bercerai, maka suami harus bertanggung-jawab memberi
nafkah lahir dan batin pada istrinya dan keluarganya serta memperlakukan mereka
dengan baik. Istri juga harus paham bahwa suami adalah pemimpin keluarga dan
harus menghormatinya.
Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena
Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain
(wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta
mereka. Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi
memelihara diri[289] ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah
memelihara (mereka).. (An Nisaa : 34). Seringlah berdoa: Robbana hablana
min azwaajina wa dzurriyatina qurrota ayuun. Wajalna lil muttaqiina imaama
(Ya Allah, jadikanlah istri-istri dan anak-anak kami sebagai penghibur hati. Dan
jadikanlah kami sebagai pemimpin orang-orang yang takwa).
BAB III
PENUTUP
A. SIMPULAN
Allah telah menciptakan manusia secara berpasang-pasangan, dan untuk mengikat
hubungan di antara keduanya islam menganjurkan kepada manusia untuk menikah.
Muslim atau Muslimah dalam memilih calon istri atau suami tidaklah mudah tetapi
membutuhkan waktu. Karena kriteria memilih harus sesuai dengan syariat Islam. Orang
yang hendak menikah, hendaklah memilih pendamping hidupnya dengan cermat, hal ini
dikarenakan apabila seorang Muslim atau Muslimah sudah menjatuhkan pilihan kepada
pasangannya yang berarti akan menjadi bagian dalam hidupnya. Wanita yang akan
menjadi istri atau ratu dalam rumah tangga dan menjadi ibu atau pendidik bagi anak-
anaknya demikian pula pria menjadi suami atau pemimpin rumah tangganya dan
bertanggung jawab dalam menghidupi (memberi nafkah) bagi anak istrinya. Maka dari
itu sebaiknya dalam memilih jodoh kita lebih mementingkan akhlak dan agama.

B. SARAN
Dengan dikembangkannya ilmu tentang memilih jodoh secara islam, diharapkan
agar pembaca mampu memahami isi materi dan mampu mengimplementasikannya dalam
kehidupan sehari-hari, cinta yang bersemi karena iman dan akhlaq yang mulialah yang
suci dan sejati. Dan hendaknya pembaca mampu membangun cinta karena Allah bukan
karena materi, pangkat kedudukan atau wajah yang rupawan, akan tetapi karena ia
beriman dan berakhlaq mulia. Sehingga mampu membangun bahtera rumah tangga
hingga menuju Jannah-Nya.
DAFTAR PUSTAKA

Yudi, Wiyanoto. 2015. Memilih Calon Istria tau Suami.


http://pengetahuanasikaja.blogspot.co.id/2015/11/14.html. Diakses pada tanggal 6
Oktober 2017 pukul 21.00.

Ubay. 2012. Hadits-Hadits Tentang Memilih Jodoh. http://waroeng-


studies.blogspot.co.id/2012/05/memilih-jodoh.html. Diakses pada tanggal 6 Oktober
2017 pukul 22.05.

Defani, Shelfanadyah. Kriteria Pasangan Hidup Menurut Islam.


http://fullconfuse.blogspot.co.id/2013/11/makalah-kriteria-pasangan-hidup-menurut.html.
Diakses pada tanggal 6 Oktober 2017 pukul 22.45.

Anda mungkin juga menyukai