Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH FIQIH

MUNAKAHAT HUKUM NIKAH

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Fiqih

Dosen pengampu :
Drs. Helmi Rustadi, M.Ag.

Disusun Oleh :

Laila Yusuf Ramadhon (11230540000072)

PROGRAM STUDI PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM


FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2023/1445
KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah Tuhan seru sekalian alam. Kepada Allah
kami mohon pertolongan atas segala urusan dunia dan akhirat. Segala keselamatan
dan kesejahteraan tetap tercurahkan kepada penghulu semua utusan dan pemimpin
kita Nabi Muhammad saw dan kepada keluarga, para sahabat yang mengikuti beliau.
Ammaa ba’du.
Puji serta syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT. atas segala taufik
dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari dengan tersusun dan selesai makalah yang berjudul
“MUNAKAHAT, HUKUM NIKAH” karena bimbingan Bapak Drs. Helmi Rustadi,
M.Ag.
Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membimbing dan membantu menyusun makalah ini sampai selesai.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak luput dari kekurangan
maka dengan segala kerendahan hati penulis menerima kritik dan saran yang
membangun agar lebih sempurna.
Dengan harapan semoga semua kebaikan menjadi amal ibadah dan makalah
ini akan dapat bermanfaat untuk menyelesaikan permasalahan kerumitan dalam
berkomunikasi sesama manusia. Akhirnya mudah-mudahan makalah ini memiliki
fungsi sebagai mana yang diharapkan.

Jakarta, 7 Oktober 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.......................................................................................................................3
BAB I................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN...............................................................................................................1
A. Latar Belakang............................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................................2
C. Tujuan......................................................................................................................... 2
BAB II................................................................................................................................. 3
PEMBAHASAN................................................................................................................. 3
A. Fithrah Manusia........................................................................................................... 3
B. Kebenaran Ilmu Pengetahuan........................................................................................ 3
C. Keindahan Seni............................................................................................................ 4
D. Kelemahan dan Kekurangan……………………………………………………………….5
BAB III...............................................................................................................................8
PENUTUP...........................................................................................................................8
A. Kesimpulan.................................................................................................................. 8
B. Saran...................................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................... 9

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pernikahan adalah suatu hal yang membahagiakan. Karena dua insan yang saling
mencintai dapat berdampingan untuk membangun keluarga yang Sakinah, Mawaddah,
Warahmah. Bahkan tidak sedikit yang berjuang keras agar bisa menikah dengan orang
yang dicintainya. Selain itu, pernikahan juga dapat menyambung tali silaturrahmi antara
kedua pasangan tersebut. Tujuan pernikahan adalah untuk menegakkan agama Allah SWT,
dalam arti menaati perintah dan larangan Allah.

B. Rumusan Masalah

1. Apa dalil dari Al-Qur’an dan As-sunnah?


2. Apa saja hukum pernikahan dalam islam?

C. Tujuan

1. Memberikan penjelasan tentang hukum pernikahan di dalam islam


2. Mengetahui hukum hukum pernikahan menurut Al-Qur’an dan Hadist

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Dasar Hukum Pernikahan Menurut Al-Qur’an dan Hadist

Perkawinan atau pernikahan dalam islam merupakan ajaran yang berdasar pada
dalil-dalil naqli. Terlihat dalam dalil Al-Qur’an dan As-Sunnah dan dinyatakan dalam
bermacam-macam ungkapan. Ajaran ini disyariatkan mengingat kecenderungan
manusia adalah mencintai lawan jenis dan memang allah menciptakan makhluknya
secara berpasang-pasangan adapun dasar-dasar dalil naqli tersebut adalah sebagai
berikut :

1. Al-Qur’an

Artinya : “ Dan sesungguhnya Kami telah mengutus beberapa Rasul


sebelum kamu dan Kami memberikan kepada mereka istri-istri keturunan.”

Pensyariatan pernikahan adalah sudah ada sejak ummat sebelum Nabi


Muhammad SAW. Allah menjelaskan dalam ayat tersebut bahwa rasul
sebelum Muhammad telah diutus dan mereka diberi istri-istri dan keturunan,
yang artinya : ”Maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi.”
Ayat ini adalah perintah agar menikahi wanita-wanita yang baik untuk
dijadikan pasangan hidupnya.1 Allah akan memberi rezeki kepada mereka
yang melaksanakan ajaran ini dan ini merupakan jaminan Allah bahwa
mereka hidup berdua beserta keturunannya akan dicukupkan oleh Allah
yang artinya : ”Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian diantara
kamu, dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba
sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan, jika

1
Christavianca Lintang, "Surat An-Nisa Ayat 3 Tanggung Jawab Tentang Poligami", April 09, 2022,
https://www.detik.com/hikmah/khazanah/d-6396362/surat-an-nisa-ayat-3-jelaskan-tentang-tanggung-jawab-poligami/amp

2
mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya dan

Allah Maha Luas (pemberian-Nya) lagi mah a mengetahui.”

Artinya : “Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia


menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu
cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu
rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar
terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir.”

Dengan perkawinan antara wanita dan laki-laki yang menjadi jodohnya


akan menimbulkan rasa saling mencintai dan kasih sayang, dan ini
merupakan tanda-tanda kebesaran Allah.2

2. Hadist Nabi

Artinya : “Dari Abdullah bin Mas’ud berkata, “Kami beangkat bersama


Nabi shallallahu alaihi wassalam. Waktu itu kami masih muda. Kami belum
mampu melakukan sesuatu. Beliau bersabda : “Wahai para pemuda,
menikahlah! Karena (nikah) itu lebih bisa menjaga pandangan dan
kemaluan kalian. Barangsiapa yang belum mampu, berpuasalah, sebab,
puasa itu adalah perisai baginya.”

2
Kristina, “Surat Ar-Rum Ayat 21 Tanda Kebesaran Allah SWT Dalam Pernikahan”, November 04, 2021,
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5794971/surat-ar-rum-ayat-21-tanda-kebesaran-allah-swt-dalam-pernikahan/amp

3
Perintah kawin kepada anak muda dalam hadist ini karena mereka
mempunyai kecenderungan tertarik atau punya sahwat terhadap lawan jenis,
oleh karena itu kalau ia mampu dari segi fisik, materi, dan mental hendaklah
ia kawin. Dan bagi yang tidak memenuhi syarat kemampuan tersebut (segi
fisik, materi dan mental) hendaklah ia berpuasa, karena dengan puasa
tersebut dapat menghilangkan bergejolaknya nafsu sahwat sehingga
terhindar dari zina dan dibalik itu ada hikmat Allah.3

B. Hukum Hukum Nikah

Ilmu pengetahuan memiliki tiga komponen yang merupakan tiang penyangga


tubuh pengetahuan yang disusunnya. Tiga komponen penyangga, yaitu ontologi,
epistemologi, dan aksiologi merupakan fondasi bangunan tersebut sehingga dapat
dijadikan sebagai landasan ilmiah atas pengentahuan yang disusun.

Filsafat ilmu pengetahuan, sebagai landasan filosofis terhadap pengentahuan


ilmiah, setidaknya memiliki fungsi dasar dalam mengkaji ilmu pengetahuan, yang
berkaitan dengan prosesi mendalami unsur-unsur pokok ilmu, sehingga secara
menyeluruh kita bisa memahami sumber, hakikat, dan tujuan ilmu pengetahua. Juga
sebagai sarana pengujian penalan ilmiah, yang dengan itu orang menjadi lebih kritis
dan cermat terhadap kegiatan ilmiah. Dalam pada itu, filsafat ilmu menjadi di
semacam pandangan untuk merefleksi, menguji, mengkrtik asumsi dan metode
keilmuan itu sendiri. Juga sebagai kritik ideologi dan pandangan dunia pengentahuan
secara lebih terbuka dan secara lebih etis dan objektif. penciptaan manusia yang
pertama adalah untuk mengabdi dan menghambakan diri kepada Allah SWT (ibadah).
Tujuan ini mendidik manusia untuk senantiasa meningkatkan keimanan dan
ketaqwaan kepada Allah SWT, karena ibadah dapat dikatakan sempurna apabila
dilaksanakan atas dasar landasan iman kepada-Nya. Semakin tinggi tingkat keimanan
seseorang, maka semakin tinggi pula kualitas ibadah yang dilakukan. Allah SWT dan
Rasul-Nya memerintahkan seseorang untuk senantiasa meningkatkan dan
memperbaharui keimanan, karena iman dapat mengalami pasang naik maupun pasang
surut.

3
Penulis, “Keutamaan Menikah dan Motivasi Didalamnya”, Desember 25, 2016,
https://www.wajibbaca.com/2016/12/keutamaan-menikah-dan-motivasi.html

4
C. Nikah & Hukumnya

Sesungguhnya nikah dapat diketahui hukum hukumnya menjadi 5 hukum :


1. Wajib, Bagi orang yang mengharapkan keturunan, takut akan berbuat zina jika tidak
nikah.

Menjadi wajib apalagi seorang muslim telah cukup kemampuan untuk


melangsungkannya, baik secara finansial maupun lahir batin. Di sisi lain ia memiliki
hasrat seksual yang tinggi dan khawatir akan terjerumus ke dalam perzinahan jika ia
tidak menikah. Ia juga tdiak mampu menjaga dirinya dari perbuatan hina dengan cara
lain seperti puasa.4

Mengingat bahwa menjaga kesucian dan kehormatan adalah suatu keharusan,


begitu pula dengam menjauhi perbuatan yang dilarang agama. Sehingga cara
terbaiknya adalah dengan menikah.

2. Sunah, Bagi orang yang ingin punya keturunan, dan ia tidak takut akan berbuat zina
jika tidak nikah, baik dia ingin atau tidak, meskipun pernikahannya akan
memutuskan ibadah yang tidak wajib.

Tidak menjadi wajib melainkan sunnah jika seseorang sudah mampu dalam
finansial dam pemenuhan lahir batin, tetapi tidak takut akan tergelincir kepada
perilaku yang dilarang. Dilatarbelakangi pula dengan umurnya yang terbilang masih
muda.

Orang dengan keadaan seperti ini sebatas dianjurkan untuk menikah, tidak sampai
diwajibkan. Lantaran ia mampu menjaga dirinya dari perbuatan zina,

3. Makhruh, Bagi orang yang tidak mau menikah dan tidak mengharapkan keturunan,
dan pernikahan tersebut dapat memutuskan ibadah yang tidak wajib.

Bagi orang yang tidak punya penghasilan serta tidak mampu memenuhi kebutuhan
batiniah, tetapi calon istrinya rela dan memiliki harta cukup untuk menghidupi
mereka. Dengan kondisi seperti ini, maka menikah adalah makhruh bila dipandang
dalam islam.

4. Mubah, Bagi orang yang tidak takut akan zina, tidak berharap keturunan, dan tidak
memutuskan ibadah yang tidak wajib.

4
Azkia Nurfajrina, “5 Hukum Pernikahan Dalam Islam”, Januari 24, 2023, https://www.detik.com/hikmah/khazanah/d-
6530946/5-hukum-pernikahan-yang-berlaku-dalam-islam-dari-wajib-hingga-haram/amp

5
Dimana seseorang dalam kondisi stabil, tidak cemas akan terjerumus kepada zina,
dzalim atau membahayakan pasangannya jika tidak menikah. Tidak da pula
dorongan maupun hambatan untuk melakukan atau meninggalkan pernikahan. Dalam
keadaan ini, hukum menikah bagi seseorang yakni boleh.

5. Haram, Bagi orang yang membahayakan wanita, karena tidak ada kemampuan
melakukan senggama, tidak mampu memberi nafkah atau memiliki pekerjaan haram,
meskipun ia ingin menikah dan tidak takut berbuat zina.

Apabila seseorang akan mendzalimi serta membahayakan pasangannya jika


menikah, seperti dalam kondisi tidak dapat memenuhi kebutuhan pernikahan
lahirirlah dan batiniah, atau tidak mampu berbuat adil terhadap istri istrinya. Juga
menjadi haram bila hendak melakukan penipuan.5

5
Azkia Nurfajrina, "5 Hukum Pernikahan Dalam Islam", Januari 24, 2023, https://www.detik.com/hikmah/khazanah/d-
6530946/5-hukum-pernikahan-yang-berlaku-dalam-islam-dari-wajib-hingga-haram/amp

6
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pada dasarnya, terbentuknya keluarga dimulai dengan adanya perkawinan yang sah
baik menurut agama maupun ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Adapun tujuan
perkawinan secara garis besar adalah melaksanakan perintah Allah, mengikuti sunah
Rasul-Nya untuk mendapatkan kententraman hidup, memperoleh keturunan, memperluas
dan mempererat hubungan kekeluargaan.

B. Saran

Dengan berakhirnya pembahasan makalah ini, kami juga menghimbau kepada


para pembaca untuk dapat memahami mengenai hubungan manusia dan agama yang
meliputi hakikat manusia, tujuan diciptakannya manusia, pengertian dan fungsi
agama, kebutuhan manusia terhadap agama, dan tantangan manusia beragama, lalu
penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menjadikan kita semua
menjadi pribadi yang lebih baik dan tetap beribadah kepada Allah.

7
DAFTAR PUSTAKA

Dr. NURHADI, S.Pd.I., S.E.Sy., S.H., M.Sy., MH., M.Pd. Muammar Gadapi Mtd, M.Sy. (, Kajian
Fiqih).

Kitab Fiqih Qurrotul Uyun Karangan Imam Asy-Syafi’i

Anda mungkin juga menyukai