Disusun oleh :
Ria Afrina (2230022)
Fitria Qatrul Jannati (21130024)
Wahyusman Fitro R (21130075)
KATA PENGANTA
1
Bismillahirrohmanirrahim,
Assalamualaikum Wr. Wb
Puji syukur kami limpahkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai selesai. Tidak lupa shalawat serta salam kami curahkan
kepada nabi besar kita Nabi Muhammad SAW karena berkat beliau lah kita masih bisa
merasakan manisnya Islam hingga saat ini dan tak lupa pula kami mengucapkan terima kasih
terhadap kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Makalah ini disusun guna untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Fiqih Munakahat
dan Mawaris yang berjudul Ta'aruf dan Bekal Pernikahan dan kami juga berharap makalah ini
dapat bermanfaat sekaligus dapat menambah wawasan bagi pembacanya terutama bagi diri
penulis sendiri. Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan kami terima demi kesempurnaan makalah ini.
Wassalamualaikum Wr. Wb
Penyusun
Kelompok 3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................. i
DAFTAR ISI................................................................................................................ ii
2
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................ 1
A. Latar Belakang................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah........................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan............................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................. 2
1. Pengertian Ta'aruf................................................................................... 2
2. Bekal Pernikahan......................................................................................... 2
1. Kesimpulan ....................................................................................................... 8
2. Saran.................................................................................................................. 8
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................... 9
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebelum menuju pernikahan, tahap paling dasar yang harus dilalui ialah perkenalan.
Perkenalan merupakan sebuah interaksi antara individu dengan individu lainnya untuk
dapat saling mengetahui satu sama lainnya. Komunikasi menjadi bagian penting dalam
perkenalan ini sendiri. Beberapa penelitian menunjukkan hubungan yang kuat antara
hubungan (Budyatna & Ganiem, 2011:225). Menurut Markman (1981) dalam Budyatna
& Ganiem (2011: 225-226), menemukan bahwa pasangan yang memiliki komunikasi
3
yang positif sebelum perkawinan cenderung memiliki perkawinan yang lebih bahagia
setelah lima tahun daripada pasangan yang tidak memiliki komunikasi yang positif
sebelum perkawinan.
Proses ta’aruf merupakan rangkaian tata cara yang harus dilakukan oleh pihak yang
bersangkutan. Paling tidak harus ada satu calon laki-laki dan satu calon perempuan yang
ingin dikenalkan atau disandingkan dalam proses awal ta’aruf tersebut. Hal ini bertujuan
tangga yang sakinah, mawaddah, warahmah. Adapun biasanya proses awal ta’aruf adalah
bertukar informasi dengan tidak secara langsung melainkan dengan perantara biodata
antar calon yang diberikan kepada mediator. Pihak ketiga atau mediator inilah yang
nantinya harus ada kesepakatan dan rangkaian proses lainnya yang harus dilaksanakan.
Benar dalam ta’aruf ini, banyak orang yang kemudian mempercayakan proses
ta’arufkepada guru, ustadz atau ustdzahnya (mediator). Para guru hanya membantu
Islam adalah agama rahmatan lil ‘alamin. Islam mengatur seluruh aspek kehidupan
yang dijalankan oleh umat manusia. Segala ketentuan dalam Islam, baik berupa perintah
maupun larangan, senantiasa bermuara pada kemaslahatan umat manusia. Salah satu
aspek penting yang diatur oleh syariat Islam ialah pernikahan/perkawinan (munakahat).
perempuan dalam rangka menjalin hubungan keluarga yang sah, baik secara agama
4
membangun sebuah tatanan keluarga yang baik, bahagia dan sejahtera. Hal ini sesuai
dengan hadits Rasulullah SAW yang menerangkan bahwa menikah dapat mendatangkan
rizki dan kebahagiaan. Seseorang yang ingin mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat
hendaklah menikah.
Bimbingan perkawinan dinilai sangat penting bagi para pihak yang hendak
diberikan secara sistematis oleh narasumber yang kompeten. selain demi menciptakan
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Ta'aruf
1. Pengertian Ta'aruf
5
Dalam ajaran agama Islam, untuk mencari. pasangan dikenal dengan istilah ta’aruf
yang berasal dari akar katabahasa arab yang berarti “saling kenal-mengenal”. Hidayat (Elhakim,
2015) mengatakan bahwa pengertian ta’aruf adalah komunikasi antara laki-laki danperempuan
untuk saling saling memperkenalkan diri yang berkaitan dengan masalah pernikahaan.
Kata ta’aruf merupakan asal dari ta’arrofa yang artinya menjadi tahu, merupakan asal
akarnya ‘a-ro-fa yang berarti mengenal-perkenalan. Makna dasar ta’aruf diperjelas di Al-Qur’an
َٰٓيَأُّيَها ٱلَّناُس ِإَّنا َخ َلْقَٰن ُك م ِّم ن َذ َك ٍر َو ُأنَثٰى َو َجَع ْلَٰن ُك ْم ُش ُعوًبا َو َقَبٓاِئَل ِلَتَع اَر ُفٓو ۟ا ۚ ِإَّن َأْك َر َم ُك ْم ِع نَد ٱِهَّلل َأْتَقٰى ُك ْم ۚ ِإَّن ٱَهَّلل َع ِليٌم
َخ ِبيٌر
Artinya: Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-
laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan
paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara
Ta’aruf merupakan proses untuk saling mengenal dan memperkenalkan diri yang kaitannya
dengan masalah nikah antara laki-laki dan wanita bertujuan untuk memantapkan diri sebelum
pernikahan sesuai dengan aturan Islam dan dalam proses pertemuannya kedua belah pihak
didampingi mediator. Proses ta’aruf memungkinkan seseorang untuk menolak ketika ia tidak
berkenan dengan calon yang akan dijodohkan. Proses ta’aruf tidak membuka kontak fisik dalam
bentuk apapun sehingga para calon tidak dapat bebas melakukan apa saja. Proses ta’aruf
menuntut pasangan untuk tidak mengembangkan rasa cinta sebelum menikah. Ta’aruf sebagai
proses mengenal dan penjajakan calon pasangan dengan bantuan dari seseorang atau lembaga
6
yang dapat dipercaya sebagai perantara atau mediator untuk memilihkan pasangan sesuai dengan
2. Tujuan Ta’aruf
calon pasangan lebih jauh. Dalam pengenalan tersebut, tidak hanya identitas atau data-
data global dari calon pasangan yang bisa diketahui, akan tetapi juga mencakup hal-hal
yang kecil yang dianggap cukup penting bagi kelangsungan kehidupan mereka
selanjutnya.
Misalnya saja masalah kecantikan wanita dalam Islam dari calon istri, dimana islam
membolehkan seorang laki-laki untuk melihat wajah Wanita Cantik calon istrinya secara
langsung bukan hanya sekedar dari foto, video, maupun sekedar curi-curi pandang saja.
Tujuan pernikahan menurut Islam yang sebenarnya, untuk mencari ridho Allah agar
mencapai surgaNya bersama pasangan yang tepat. Hal tersebut juga dianjurkan untuk
dilakukan.
3. Model-Model Ta’aruf
a. Pembina (murabbi), pembina disini adalah guru mengaji atau Ustadz. Proses
ta’aruf pada model ini berjalan sangat ketat. Interaksi antara kedua pasangan yang
sepengetahuan pembina.
oleh teman. Jika orang tersebut setuju, maka proses dilanjutkan dengan
7
akan dilanjutkan dengan mempertemukan keduanya dengan didampingi
c. Pilihan diri sendiri tidak jauh berbeda dengan model kedua yaitu rekomendasi
teman. seseorang yang akan ta’aruf pernah melihat calon yang akan berproses
dalam ta’aruf. Cara yang ditempuh adalah dengan meminta bantuan pembina atau
orang lain.
4. Proses Ta’aruf
Ada beberapa prosedur dan tata cara yang dapat dilakukan seseorang sebelum ta’aruf
a. Seseorang yang telah siap menikah dan meminta dicarikan atau diperkenalkan
b. Saling bertukar biodata. bahwa biodata ini dapat berisi foto, harapan, visi-misi
pernikahan, tipe pasangan yang diinginkan, dan hal-hal lain yang berhubungan
dengan pernikahan.
c. Setelah itu diberikan kepada murobbi atau murobbiyah masing-masing. Hal ini
jika ingin melalui murobbi. Karena nanti akan dilampiri rekomendasi dari
murobbi/ah-nya.
mendapatkan petunjuk dari Allah, luruskanlah niat bahwa yang diingikan adalah
menikah dengan pasangan hidup untuk menciptakan rumah tangga yang sakinah.
Allah dengan shalat istikharah, maka kedua belah pihak segera melaporkan ke
mediator. Mediator ini bisa merupakan mahram dari pihak wanita atau pihak
8
ketiga yang dapat dipercaya. Pada umumnya pihak ketiga ini adalah guru mengaji
f. Gali pertanyaan sedalam-dalamnya. Tanyalah semua hal yang dirasa penting dan
tentang rumah tangga. Pertemuan ini selalu didampingi mediator yang juga akan
mediator. Hal ini untuk membedakan orang yang berpacaran dengan yang dalam
masa ta’aruf.
akarab disebut lamaran sebenarnya bukanlah hal yang menjadi syarat sah
menikah, hanya saja ini merupakan janji untuk segera menikahi seorang wanita.
5. Adab Ta’aruf
Dalam melakukan ta’aruf pihak ikhwan maupun akhwat harus tetap memperhatikan
a. Menjaga pandangan
Dalam suatu proses ta’aruf hal yang harus selalu diperhatikan adalah cara
boleh saja dilakukan, tetapi hanya dilakukan untuk memastikan kecocokan saja.
9
b. Menutup aurat
Untuk wanita muslimah, jika muslimah sedang bertemu serta berbincang dengan
c. Memiliki sikap yang tenang, sopan dan serius dalam bertutur kata saat pertemuan
dengan calon pasangan, baik ikhwan maupun akhwat agar selalu menjaga sikap
serta sopan santun dalam setiap tindakan maupun tutur katanya. Allah SWT telah
d. Menghindari hal-hal yang tidak perlu dalam pembicaraan Saat proses ta’aruf
harus menghindari hal-yang yang tidak perlu dan membicarakan hal-hal yang
penting dan diperlukan saja. Allah telah berfirman dalam surat Al-mukminun ayat
1-3.
dilakukan berdua-duaan saja, akan tetapi harus ada yang mendamping atau
menemani dalam pertemuan tersebut. Dalam ajaran Islam berdua-duaan (bagi pria
berta’aruf akan dapat menjaga diri dari gangguan syaitan yang sewaktu-waktu
bisa muncul dan mengganggu manusia, sehingga terjadi hal-hal yang tidak
diinginkan.
10
B. Bekal Pernikahan
tujuan luhur kehidupan berkeluarga. Bentuk antisipasi yang paling penting adalah
mengurangi persoalan yang dialami anggota keluarga baik yang bersifat fisik,
Agama tentang Kursus Calon Pengantin atau Kursus Pra Nikah sebagai bekal
No. DJ.II/542 tahun 2013 tentang Pedoman Penyelenggaraan Kursus Pra Nikah.
Dalam surat disebutkan bahwa kursus calon pengantin dilaksnakan dalam rangka
11
Dengan latar belakang tersebut, kursus pra nikah dimaksudkan untuk pemberian
2. Pengetahuan agama
5. Kesehatan reproduksi
6. Manajemen keluarga
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
saling mengenal dan memperkenalkan diri sesuai dengan aturan Islam antara pria dan
wanita yang ingin menikah yang didampingi oleh mediator dengan tujuan untuk
B. Saran
membutuhkan atas kritik dan saran dari pembaca agar kami dapat mengevaluasi dan
DAFTAR PUSTAKA
12
Abbas, M. (2019). Pengaruh penyesuaian diri terhadap kepuasan pernikahan
E-Societas, 7(7).
13