KELOMPOK 3 R-001
MUNAKAHAT
Dosen Pengampu :
Dr. K. A. Rahman, M.Pd.I
Nama Anggota :
Muhammad Aryandi G1A123001
Muhammad Rafpli R G1A123017
Anisa Fadilah Iffah G1A123042
Maha Bintang Ashar G1A123059
Muhammad Rizky P G1A123065
Alya De Lathifa Hafas G1A123077
M. Rifky Edly G1A123080
Nasyala Manja R G1A123086
Assyfa Sabrina Monda G1A123091
Nabila Putri Renata G1A123092
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-Nya, kami
bisa menyelesaikan makalah mata kuliah Agama “MUNAKAHAT”. Dalam penyusunan
makalah ini, tidak sedikit hambatan yang kami hadapi. Namun kami menyadari bahwa
makalah ini jauh dari kata sempurna. Dalam penulisan makalah ini kami merasa masih
banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan
kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami
harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini, kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada Dr. K. A.
Rahman, M.Pd.I yang sudah membimbing kami sehingga makalah ini dapat selesai dengan
baik. Dan yang terakhir kami mengucapkan mohon maaf apabila ada kesalahan, dan kami
menerima kritik dan saran dari pembaca.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Allah swt. berfirman dalam surat An-nisa ayat 1 Artinya: “Hai sekalian manusia,
bertakwalah kepada tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari
padanya allah menciptakan isterinya; dan daripada keduanya allah memperkembang
biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. dan bertakwalah kepada allah yang
dengan (mempergunakan) nama-nya kamu saling meminta satu sama lain, dan
(peliharalah) hubungan silaturrahim. sesungguhnya allah selalu menjaga dan mengawasi
kamu”. (Qs.An-Nisa:1)
Allah swt tidak menjadikan manusia seperti makhluk lainnya, yang hidup bebas
mengikuti nalurinya dan berhubungan antara laki-laki dan perempuan secara anargik
atau (tidak ada aturan). Akan tetapi, untuk menjaga kehormatan dan martabat manusia,
maka Allah swt. mengadakan hukum sesuai dengan martabat tersebut.
1
3. Apa hukum melakukan munakahat?
4. Apa tujuan dari Munakahat?
5. Apa saja prinsip-prinsip Munakahat?
6. Apa saja manfaat dari Munakahat?
7. Bagaimana rukun dan syarat sah Munakahat?
2
BAB II
PEMBAHASAN
Nikah adalah salah satu asas pokok kehidupan dalam masyarakat yang
sempurna, karena perkawinan merupakan salah satu jalan yang amat mulia untuk
mengatur kehidupan rumah tangga dan keturunan. Perkawinan merupakan pertalian
yang sangat kokoh dan teguh dalam hidup dan kehidupan manusia, bukan saja antara
suami isteri dan keturunan, tetapi terjalin hubungan antara keluarga kedua belah
pihak. Terjalin antara keduanya kasih sayang, saling tolong menolong, hormat-
menghormati.
Artinya:
"Maka kawinlah kamu dengan perempuan yang kamu pandang baik untukmu, dua,
atau tiga atau empat, jika kamu takut tidak dapat berlaku adil diantara mereka itu,
hendaklah kamu kawin seorang sajan.
3
"Hai pemuda-pemuda, barang siapa sudah mampu diantara kamu untuk kawin,
hendaklah ia kawin. Karena sesungguhnya perkawinan itu lebih menundukkan bagi
penglihatan dan lebih memelihara bagi kehormatan. Dan barangsiapa yang tidak
1. Wajib
Jika seseorang khawatir akan terjerumus, akan tetapi belum mampu untuk
memenuhi nafkah lahir untuk istrinya jika ia menikah, maka orang tersebut
hendaknya dia menahan dirinya untuk tidak menikah, hal ini sebagaimana
penyampaian Allah swt. Dalam QS. An-Nur/24: 33.
Terjemahnya:
“Dan orang-orang yang tidak mampu kawin hendaklah menjaga kesucian (diri)nya,
sehingga Allah memampukan mereka dengan karunia-Nya... “
2. Sunnah (Mustahab).
Pernikahan menjadi sunnah bagi orang yang telah mempunyai kemauan dan
kemampuan untuk melangsungkan pernikahan, akan tetapi jika dia tidak mela
4
ksanakan pernikahan tidak dikhawatirkan akan jatuh ke perbuatan maksiat
(perzinahan). Dalam hal seperti ini, menikah baginya lebih utama daripada segala
bentuk peribadahan. Karena praktik hidup membujang bukanlah termasuk ajaran
dalam Islam, sebagaimana hadis yang diriwayatkan oleh Tabrani dari Sa’ad bin Abu
Waqqas.
Artinya:
3. Makruh.
4. Mubah.
5. Haram.
Pernikahan diharamkan bagi orang yang dapat dipastikan bahwa ia tidak akan
mampu memberi nafkah istri, baik lahir maupun batin. Nafkah lahir yang
dimaksudkan disini adalah: membayar mahar dan segala konsekuensi-konsekuensi
dalam berumah tangga (papan, sandang dan pangan). Sedangkan nafkah batin
diantaranya adalah kemampuan untuk melakukan hubungan seksual dengan istrinya.
Termasuk juga hukumnya haram perkawinan bila seseorang kawin dengan maksud
untuk menelantarkan orang lain atau menyakiti istrinya.
5
2.4 Tujuan Munakahat
Menurut Hasbi al Shiddieqy faedah-faedah pernikahan yaitu:
1. Lahirnya anak yang akan mengekalkan keturunan seseorang dan memelihara jenis
manusia.
2. Memenuhi hajat biologis.
Pernikahan memelihara diri dari kerusakan akhlak dan keburukan yang merusak
masyarakat. Tanpa pernikahan, maka hajat biologis disalurkan lewat cara-cara yang
الرِِّجَالُ قَوَّامُونَ عَلَى النِِّسَاء بِمَا فَضَّلَ اللُّ بَعْضَهُمْ عَلَى بَعْضٍ وَبِمَا
6
Terjemahnya:
“Kaum laki-laki itu pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah
melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (wanita), dan
karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka…
“Diantara tanda kekuasaannya ia diciptakan bagi kamu pasangan dari dirimu sendiri
agar kamu hidup tenang bersamanya dan cinta kasih sesama kamu. Sesungguhnya
yang demikian itu merupakan tanda-tanda (kekuasaan-Nya) bagi kaum yang
berfikir”. (Ar-Rumm : 21)
7
Karena masyarakat yang saling menunjang lagi saling menyayangi akan merupakan
masyarakat yang kuat lagi bahagia.
Syari’at Islam menentukan beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh calon
pengantin pria berdasarkan ijtihad para ulama, yaitu:
8
3. Syarat-syarat wali
9
BAB III
KESIMPULAN
10
DAFTAR PUSTAKA
Basri, R. Fiqh Munakahat 4 Mahzab dan Kebijakan Pemerintah. 2019. Parepare: Penerbit
CV. KAAFFAH LEARNING CENTER
11