Dosen Pengampu:
Disusun oleh :
Nurlaila
2023
i
KATA PENGANTAR
Penulis tak lupa mengucapkan banyak terima kasih kepada bapak Mursyid Fikri
S.Pd.I MH selaku dosen mata kuliah Fikih 2 dan seluruh pihak yang telah
membantu dalam upaya penyelesaian makalah ini. Kami menyadari makalah ini
masih jauh dari kata sempurna, maka penulis mengharapkan kritik dan saran dari
semua pembaca yang bersifat membangun demi perbaikan makalah ini
dikemudian hari. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang luas dan
bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan.
Kelompok 6
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................. 1
C. Tujuan ..................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Muhammadiyah Dalam Dinamika Global ............................................. 3
B. Karakter Muhammadiyah........................................................................ 7
BAB III
1. Kesimpulan ......................................................................................... 12
2. Saran.................................................................................................... 12
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Perkawinaan adalah akad yang menghalalkan hubungan laki-laki dengan
perempuandalam ikatan suami istri. Dalam perkawinan setiap orang ingin
membentuk keluarga bahagiadan utuh sampai akhir hayat tetapi, kadang
ada suatu permasalahan yang membuat pertengkaran bahkan menngambil
jalan perceraian. Allah paling membenci hal tersebut.Talak ialah
melepaskan ikatan nikah dari pihak suami dengan mengucapkan lafazh
yangtertentu, misalnya suami berkata kepada istrinya. Pada dasarnya talak
hukumnya boleh, tetapi sangat dibenci menurut pandangan syara’. Ucapan
untuk mentalak istri ada dua yaitu ucapan sharih, yaitu ucapan yang tegas
maksudnya untuk mentalak, dan ucapan yang kinayah yaituucapan yang
tidak jelas maksudnya.
Salah satu jalan untuk kembali yang digunakan seorang suami kepada
mantan istrinyaialah dengan rujuk. Kesempatan itu diberikan kepada setiap
manusia oleh Allah untukmemperbaiki perkawinannya yang sebelumnya
kurang baik. Hal tersebut merupakn salahsatu hikmah rujuk.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah makalah ini, yaitu:
1
1. Bagaimana defenisi, Syarat, serta macam- macam talak
2. Bagaiman defenisi, rukun, syarat, dan tata cara rujuk
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makah ini, yaitu :
1. Untuk mengetahui dan memahami defenisi, Syarat, serta macam-
macam talak
2. Untuk mengetahui dan memahami defenisi, rukun, syarat, dan tata cara
rujuk
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Talak
1. Pengertian Talak
Talak di ambil dari kata itlak artinya melepaskan atau
meninggalkan. Talak menurut bahasa adalah membuka ikatan, baik
ikatan nyata seperti ikatan kuda atau ikatan tawanan atau pun ikatan
ma’nawi seperti nikah. Talak menurut istilah adalah menghilangkan
ikatan pernikahan atau menguranggi pelepasan ikatan dengan
mengunakan kata-kata tertentu.
Talak menurut syara’ ialah melepaskan taali perkawinan dan
mengakhiri tali pernikahan suami istri.Langgengnya kehidupan dalam
ikatan perkawinan merupakan suatu tujuan yang di utamakandalam
iman. Akad nikah di adakan untuk selamanya dan seterusnya agar
suami istri bersama-sama dapat mewujudkan rumah tangga sebagai
tempat berlindung. Allah Swt Berfirman :
َالَّطاَل ُق َم َّر ٰت ِن ۖ َفِاْم َس اٌۢك ِبَم ْع ُرْو ٍف َاْو َتْس ِرْيٌۢح ِبِاْح َس اٍن ۗ َو اَل َيِح ُّل َلُك ْم َاْن َتْأُخ ُذ ْو ا ِمَّم ٓا
ٰا َتْيُتُم ْو ُهَّن َش ْئًـا ِآاَّل َاْن َّيَخ اَفٓا َااَّل ُيِقْيَم ا ُح ُد ْو َد ِهّٰللاۗ َفِاْن ِخ ْفُتْم َااَّل ُيِقْيَم ا ُح ُد ْو َد ِهّٰللاۙ َفاَل ُجَن اَح َع َلْيِهَم ا
ٰۤل
ِفْيَم ا اْفَتَد ْت ِبٖه ۗ ِتْلَك ُح ُد ْو ُد ِهّٰللا َفاَل َتْعَتُد ْو َهاۚ َو َم ْن َّيَتَع َّد ُح ُد ْو َد ِهّٰللا َفُاو ِٕىَك ُهُم الّٰظ ِلُم ْو َن.
Talak (yang dapat dirujuk) itu dua kali. (Setelah itu suami dapat)
menahan dengan baik, atau melepaskan dengan baik. Tidak halal bagi
kamu mengambil kembali sesuatu yang telah kamu berikan kepada
mereka, kecuali keduanya (suami dan istri) khawatir tidak mampu
menjalankan hukum-hukum Allah. Jika kamu (wali) khawatir bahwa
keduanya tidak mampu menjalankan hukum-hukum Allah, maka
keduanya tidak berdosa atas bayaran yang (harus) diberikan (oleh
istri) untuk menebus dirinya. Itulah hukum-hukum Allah, maka
3
janganlah kamu melanggarnya. Barangsiapa melanggar hukum-hukum
Allah, mereka itulah orang-orang zalim.
Oleh karna itu dapat di katakan bahwa ikatan antara suami istri
adalah ikatan yang paling suci dan kokoh dan tempaat mencurahkan
kasih sayang dan dapat memelihara anak-anaknya sehingga mereka
tumbuh dengan baik.Begitu kuat dan kokohnya hubungan antara
suami istri maka tidak sepantasnyaapabila hubungan tersebut di rusak
dan di sepelekan, setiap usaha untuk menyepelekanhubungan
pernikahan dan melemahkannya sangat dibenci oleh Islam karna ia
merusakkebaikan dan menghilangkan kemaslahatan antara suami istri.
2. Syarat Talak
4
3. Talaknya Orang Dipaksa, Mabuk Dan Marah
a. Dipaksa
b. Mabuk
c. Marah
4. Macam-macam Talak
6
Ulama ahli fiqih sepakat bahwa talak itu ada dua, yaitu talak raj’i dan
talak ba’in. Adapun penjelasan dari kedua talak tersebut yakni sebagai
berikut:
a. Talak Raj’i
i. Talak raj’i adalah talak yang dijatuhkan oleh suami, dimana
suami masih dapat rujuk kembali dengan istrinya yang
sedang dalam masa menunggu (iddah). Pada masa iddah
tersebut perempuan statusnya masih sebagai istri, sehingga
tidak boleh menerima pinangan dari orang lain apa lagi
sampai melakukan akad pernikahan. Talak raj’i ini terjadi
apabila istri telah disetubuhi oleh suaminya. Jumlah
bilangan talak raj’i sebanyak dua kali, yaitu talak satu dan
talak dua. suami yang mentalak istrinya sebanyak dua kali
maka suami masih bisa untuk merujuknya kembali. Ini
sebagaimana firman Allah pada suart Al-Baqarah ayat 229
bahwa talak yang bisa untuk dirujuk itu dua kali kemudian
rujuk dengan cara yang baik atau cerai dengan cara yang
baik juga.
b. Talak Ba’in
Talak ba’in adalah talak yang dijatuhkan suami, dimana suami tidak lagi
memiliki kesempatan untuk merujuk kembali dengan bekas istrinya
tersebut. Apabila suami menghendaki untuk kembali dengan istrinya
tersebut harus dengan akad pernikahan kembali setelah ada muhallil atau
dengan syarat syarat tertentu sesuai dengan kondisi permasalahannya. Hal
ini sebagaimana firman Allah surat Al-Baqarah ayat 230 bahwa jika sumai
menceraikan istrinya ke tiga kalinya maka tidak boleh rujuk sebelum dia
menikah dengan laki-laki lain.
7
1) Bain Shughra, yaitu talak yang berakibat suami tidak bisa rujuk
kembali dengan istrinya. Namun apabila bekas suami tersebut ingin
hidup bersama kembali dengan bekas istrinya maka harus dengan
akad nikah lagi. Termasuk dalam talak ba’in shughra seperti:
a. Talak raj’i yang habis masa iddahnya
b. Talak yang dijatuhkan karena sebab khulu
c. Talak yang dijatuhkan karena sebab fasakh
d. Talak yang dijatuhkan namun suami istri tersebut belum bersetubuh
2) Bain Kubra, yaitu talak yang dilakukan ketiga kalinya yang berakibat
suami tidak bisa rujuk kembali dengan istrinya dalam masa iddah
walaupun dengan akad nikah kembali. Apabila suami menghendaki
hidup bersama kembali dengan bekas istrinya tersebut, maka harus
terpenuhi syarat-syarat berikut ini, sebagaiman dipaparkan oleh ulama
Syafiiyah:
- Bekas istri telah menikah dengan laki-laki lain dan ini murni tidak
ada campur tangan dari bekas suami tersebut yang merencanakan
agar laki-laki lain tersebut bersedia menikah dengan bekas
istrinya, kemudian diceraikan oleh laki-laki tersebut dengan
harapan bekas suaminya agar bisa menikahi bekas istrinya
kembali.
- Bekas istri tersebut telah menikah dengan laki-laki lain dan sudah
melakukan persetubuhan.
- Bekas istri tersebut telah bercerai dengan suami keduanya dan
telah habis masa iddahnya.
- Bekas suami pertama tersebut boleh menikahi bekas istrinya itu
dengan melakukan akad nikah ulang sebagaimana umumnya
penikahan, seperti harus ada wali, saksi, akad dan mahar.
8
5. Rujuk
1. Defenisi Rujuk
ِاَذ ا َب َلْغ َن َاَج َلُهَّن َفَاْم ِس ُك ْو ُهَّن ِبَم ْع ُرْو ٍف َاْو َف اِر ُقْو ُهَّن ِبَم ْع ُرْو ٍف َّو َاْش ِه ُدْو ا َذ َو ْي َع ْد ٍل ِّم ْنُك ْم
َو َاِقْيُموا الَّش َه اَد َة ِهّٰلِلۗ ٰذ ِلُك ْم ُيْو َع ُظ ِبٖه َم ْن َك اَن ُيْؤ ِمُن ِباِهّٰلل َو اْلَي ْو ِم اٰاْل ِخ ِر ۗە َو َم ْن َّي َّت ِق َهّٰللا َي ْج َع ْل َّلٗه َم ْخ َر ًج ا
٣ۙ
. Rujuk hanya dilakukan pada talak raj’i, yaitu talak pertama atau
kedua yang dijatuhkan suami kepada istri yang telahdigauli. Oleh sebab
itu, rujuk tidak dapat diberikan pada peristiwa talak yang ketiga (ba’in).
9
pasal-pasalyang mengatur bagaimana cara merujuk. Diantara pasal-pasal
tersebut ialah: pasal 167 KHI,168 KHI dan 169 KHI. Seseoarang yang
melakukan rujuk dengan tujuan tidak baik, makahukumnya adalah haram.
Sebab hal tersebut merupakan perbuatan yang dzalim.
a. Rukun Rujuk
b. Syarat Rujuk
11
c. Tata Cara Rujuk
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Talak menurut bahasa adalah membuka ikatan, baik ikatan nyata
seperti ikatan kuda atau ikatan tawanan atau pun ikatan ma’nawi seperti
nikah. Talak menurut syara’ ialahmelepaskan taali perkawinan dan
mengakhiri tali pernikahan suami istri.
13
DAFTAR PUSTAKA
Nuruddin, Haji Amiur dan Azhari Akmal Tarigan. 2004. Hukum Perdat
a Islam di Indonesia. Jakarta: Kencana.
14
15