Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH AGAMA NIKAH,TALAK,CERAI,DAN

RUJUK

DISUSUN OLEH:
1.MAULANA AL FARIZI
2.LARASATI
3.LESTARI SEKAR NINGRUM
4.MARISAA FEBRINA
5.RIO RAFLI SYAHDEWA
MATA KULIAH : AGAMA

SEKOLAH TINGGI ILMU KOMPUTER TUNAS


BANGSA
SISTEM INFORMASI
PEMATANGSIANTAR
2022
KATA PENGANTAR
Tiada kalimat yang pantas untuk mengucapkan kecauli rasa syukur kepada
Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya makalah yang
berjudul”NIKAH,TALAK,CERAI DAN RUJUK”.Tidak pula kami mengucapkan
terima kasih kepada dosen pengampu yang telah memberikan tugas makalah ini
karena dengan memberikan tugas ini kami dapat menambah ilmu pengetahuan,
Kami sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahan dan
pengalaman bagi pembaca.semoga dari makalah ini pembaca menjadi paham
tentang apa saja yang kami bahas di dalam makalah ini dan pembaca bisa
mempraktikannya.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan
dalam menyusun makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman
kami.Maka dari itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ 2


DAFTAR ISI ........................................................................................................... 3
BAB I ...................................................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 4
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 5
1.3 Tujuan ............................................................................................................ 5
BAB II ..................................................................................................................... 6
1..NIKAH,HUKUM NIKAH,RUKUN NIKAH,SYARAT NIKAH............... 6
1.1 Pengertian Nikah ........................................................................................... 6
1.2 Hukum Nikah ................................................................................................ 6
1.3 Syarat Dan Rukun Nikah ............................................................................... 7
Saksi Nikah.......................................................................................................... 8
2.Talak ............................................................................................................. 8
2.1 Pengertian Talak ............................................................................................ 8
2.2 Dasar Hukum Talak ....................................................................................... 8
2.3Macam Macam Talak ..................................................................................... 9
2.4Rukun Talaq ................................................................................................. 12
3. Rujuk.......................................................................................................... 12
3.1 Pengertian Rujuk ......................................................................................... 12
3.2 Rukun Dan Syarat Rujuk Dalam Islam ....................................................... 12
3.3 Macam macam Rujuk .................................................................................. 14
BAB III ................................................................................................................. 15
KESIMPULAN ................................................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 16

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkawinaan adalah akad yang menghalalkan hubungan laki-laki dengan
perempuandalam ikatan suami istri. Dalam perkawinan setiap orang ingin
membentuk keluarga bahagiadan utuh sampai akhir hayat tetapi, kadang ada suatu
permasalahan yang membuat pertengkaran bahkan menngambil jalan perceraian.
Allah paling membenci hal tersebut.Talak ialah melepaskan ikatan nikah dari pihak
suami dengan mengucapkan lafazh yangtertentu, misalnya suami berkata kepada
istrinya. Pada dasarnya talak hukumnya boleh, tetapi sangat dibenci menurut
pandangan syara’. Ucapan untuk mentalak istri ada dua yaitu ucapan sharih, yaitu
ucapan yang tegas maksudnya untuk mentalak, dan ucapan yang kinayah
yaituucapan yang tidak jelas maksudnya.

Salah satu jalan untuk kembali yang digunakan seorang suami kepada mantan
istrinyaialah dengan rujuk. Kesempatan itu diberikan kepada setiap manusia oleh
Allah untukmemperbaiki perkawinannya yang sebelumnya kurang baik. Hal
tersebut merupakn salahsatu hikmah rujuk.
Rujuk sendiri mempunyai penngertian yang luas yaitu kembalinya seorang suami
kepada istri yang telah ditalak raj’i bukan talak ba’in selama masih dalam masa
iddah. Dari definisi tersebut, terlihat beberapa kata kunci yang menunjukan hakikat
perbuatan rujuk.Seseorang yang ingin melakukuan rujuk harus memperhatikan hal-
hal yang berkaitanmengenai rujuk agar terlaksana dengan baik. Diantara hal-hal
yang berkaitan ialah: tata cararujuk, hak rujuk, hukum rujuk serta rukun dan syarat
dalam rujuk. Untuk lebih jelas,dimakalah ini akan dibahas mengenai hal-hal
terrsebut.untuk memperbaiki perkawinannya yang sebelumnya kurang baik. Hal
tersebut merupakn salahsatu hikmah rujuk.Rujuk sendiri mempunyai penngertian
yang luas yaitu kembalinya seorang suami kepada istri yang telah ditalak raj’i
bukan talak ba’in selama masih dalam masa iddah. Dari definisi tersebut, terlihat
beberapa kata kunci yang menunjukan hakikat perbuatan rujuk.Seseorang yang
ingin melakukuan rujuk harus memperhatikan hal-hal yang berkaitan mengenai

4
rujuk agar terlaksana dengan baik. Diantara hal-hal yang berkaitan ialah: tata
cararujuk, hak rujuk, hukum rujuk serta rukun dan syarat dalam rujuk. Untuk lebih
jelas,dimakalah ini akan dibahas mengenai hal-hal terrsebut.
1.2 Rumusan Masalah
1.Apa yang dimaksud dengan nikah?
2.Apa saja hukum nikah,syarat dan rukun nikah?
3.Apa saja macam macam talak dan cara rujuk?
1.3 Tujuan
Untuk memahami apa itu nikah,hukum nikah,syarat nikah,rukun
nikah,walimah,talak,rujuk,dan cerai.

5
BAB II
PEMBAHASAN
1..NIKAH,HUKUM NIKAH,RUKUN NIKAH,SYARAT
NIKAH
1.1 Pengertian Nikah
Kata nikah berasal dari Bahasa Arab yang berarti al-jam’u atau
bertemu,berkumpul.Menurut istilah,nikah ialah suatu ikatan lahir batin antara
seorang laki laki dan perempuan untuk hidup bersama dalam suatu rumah tangga
melalui akad yang dilakukan menurut hukum syariat islam.
Menurut kompilasi hukum islam dijelaskan bahwa perkawinan adalah
pernikahan,yaitu akad yang kuat atau mitsaqan ghalizhan untuk mentaati perintah
Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan melaksanakannya merupakan ritual ibadah.
Keinginan untuk menikah adalah fitrah manusia.Hal itu berarti sifat
pembawaan manusia sebagai makhluk Allah Subhanahu Wa Ta’ala.Setiap manusia
yang sudah dewasa dan sehat jasmani rhohaninya pasti membutuhkan teman yang
berlainan jenis.Teman hidup yang dapat memenuhi kebutuhan biologis yang dapat
dicintai dan mencintai,yang dapat mengasihi dan dikasihi,yang dapat diajak bekerja
sama untuk mewujudkan ketentraman,kedamaian dan kesejahteraan hidup berumah
tangga.
1.2 Hukum Nikah
Hukum asal nikah adalah mubah dalam artian boleh dikerjakan dan boleh
ditinggalkan.Meskipun demikian ditinjau dari segi kondisi orang yang akan
melakukan pernikahan,hukum nikah dapat berubah menjadi
wajib,sunah,makruh,dan haram.
Adapun penjelasannya sebagai berikut :
a.Jaiz atau mubah,yang dapat diartikan dibolehkan dan inilah yang menjadi dasar
hukum nikah.
b.Wajib,yaitu orang yang telah mampu/sanggup menikah. Bilah tidak
menikah,dapat dikhawatirkan ia akan terjerumus kedalam perzinaan.

6
c.Sunat,yaitu orang yang sudah mampu menikah,tetapi masih sanggup
mengendalikan dirinya dari godaan yang menjurus kepada perzinaan.
d.Makruh yaitu orang yang akan melakukan pernikahan dan telah memiliki
keinginan atau hasrah tetapi ia belum mempunyai bekal untuk memberikan nafkah
tanggungannya.
e.Haram,yaitu orang yang akan melakukan pernikahan,tetapi ia mempunyai niat
yang buruk,seperti niat menyakiti perempuan atau niat buruk lainnya.
1.3 Syarat Dan Rukun Nikah
Sah atau tidaknya suatu pernikahan bergantung kepada terpenuhi atau
tidaknya rukun serta syarat nikah.Syarat dan rukunnya dapat dilihat pada tabel
dibawah.
RUKUN SYARATNYA
a.Calon Suami 1.beragama islam
2.atas kehendak sendiri
3.bukan muhrim
4.tidak sedang ihrom haju

b.Calon Istri 1.beragama islam


2.tidak terpaksa
3.bukan muhrim
4.tidak bersuami
5.tidak sedang dalam masa idah
6.tidak sedang ihrom haji atau umroh

c.Adanya Wali 1.mukallaf(islam,dewasa,sehat akal)


2.laki laki merdeka
3.adil
4.tidak sedang ihrom haji atau umroh
d.Adanya Dua Orang Saksi 1.islam
2.dewasa

7
3.sehat akalnya
4.tidak fasik
5.hadir dalam akad nikah
e.Adanya Ijab dan Qabul Dengan kata kata “ nikah” atau yang
semakna dengan itu.Berurutan antara
ijab dan Qabul

Saksi Nikah
Saksi nikah harus benar benar adil.Setelah selesai akad nikah biasanya
diadakan walimah,yaitu pesta pernikahan.Hukum mengadakan walimah adalah
sunah muakkad.

2.Talak
2.1 Pengertian Talak
Talak di ambil dari kata itlak artinya melepaskan atau meninggalkan. Talak
menurut bahasa adalah membuka ikatan, baik ikatan nyata seperti ikatan kuda atau
ikatan tawanan atau pun ikatan ma’nawi seperti nikah. Talak menurut isti lah adalah
menghilangkan ikatan pernikahan atau menguranggi pelepasan ikatan dengan
mengunakan kata-kata tertentu. Talak menurut syara’ ialah melepaskan taali
perkawinan dan mengakhiri tali pernikahan suami istri. Langgengnya kehidupan
dalam ikatan perkawinan merupakan suatu tujuan yang di utamakandalam iman.
Akad nikah di adakan untuk selamanya dan seterusnya agar suami istri bersama-
sama dapat mewujudkan rumah tangga sebagai tempat berlindung. Oleh karna itu
dapat di katakan bahwa ikatan antara suami istri adalah ikatan yang paling suci dan
kokoh dan tempaat mencurahkan kasih sayang dan dapat memelihara anak-anaknya
sehingga mereka tumbuh dengan baik.
2.2 Dasar Hukum Talak
Syariat islam menjadikan pertalian suami istri dalam ikatan perkawinan
sebagai pertalian yang suci dan kokoh.Dalam ajaran islam talak diperbolehkan
sebagai jalan buntu,talak hanya dapat dilakukan apabila hubungan perkawinan

8
sudah tidak dapat dipertahankan lagi.Apabila dilihat latar belakang terjadinya
talak,maka hukum talak bisa berubah kepada :
1. Wajib
Talak menjadi wajib hukumnya apabila hakim tidak menemukan jalan lain,
kecuali talak, yang bisa ditempuh untuk meredakan pertikaian yang terjadi diantara
suami dan istri. Dan Juga apabila seorang suami bersumpah ila’ (tidak akan
mencampuri istri) sampai masa tertentu, sedangkan ia tidak mau membayar kafarah
sumpah agar ia dapat bergaul dengan istrinya.
2. Haram
Talak Yang diharamkan adalah talak yang dilakukan bukan karena adanya
tutuntan yang dapat dibenarkan karena hal itu akan membawa mudhorot bagi diri
sang suami dan juga istrinya serta tidak memberikan kebaikan bagi keduanya.
Diharamkan bagi suami menceraikan istrinya pada saat haid, atau pada saat suci
dan di masa suci itu sang suami telah berjimak dengan istrinya.
3. Mubah
Hukum talak bisa menjadi mubah jika seorang istri memiliki akhlak yang
buruk, jelek tabiatnya dalam bermuamalah, melalaikan hak suami, dan lain
sebagainya. Sehingga tujuan pernikahan yang diinginkan tidak tercapai sama sekali.
4. Sunnah
Hukum talak akan menjadi sunnah apabila keadaan rumah tangga sudah
sulit dipertahankan, dan apabila dipertahankan akan lebih banyak bahayanya,
misalnya seorang istri tidak mau atau lalai dalam menjalankan hak – hak Allah swt
seperti sholat, puasa, dan lain sebagainya. Setelah beberapa kali diperintahkan agar
jangan melalaikan perintah Allah Swt. Namun seorang istri tetap tidak
menghiraukannya, maka suami disunnahkan untuk menceraikannya.
5. Makruh
‫عل يِم‬ َ َّ‫عزَ ُموا الط َّلَْ اقَ ف إَ ِِّنَْ للا‬
َ ‫سمِ يع‬ َ ْ‫إن‬
ِ ‫َو‬
“Dan jika mereka berazam (bertetap hati untuk) talak, maka sesungguhnya Allah
Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS. Al-Baqoroh: 227).”
2.3Macam Macam Talak

9
Dilihat dari boleh atau tidaknya suami merujuk atau kembali kepada
istrinya, maka talak dibagi menjadi 2 macam, yaitu:
1.Talak Roj’i
Para Ulama Mazhab sepakat bahwa yang dinamakan talak Roj’i ialah talak
dimana suami masih memiliki hak untuk kembali kepada istrinya (rujuk) sepanjang
istrinya tersebut masih dalam masa iddah, baik istrinya tersebut bersedia dirujuk
maupun tidak. Salah satu diantara syaratnya adalah bahwa si istri sudah
dicampuri.Sebab istri yang dicerai sebelum dicampuri, tidak mempunyai masa
iddah.
2. Talak Ba’in
Yaitu talak yang suami tidak memiliki hak untuk rujuk atau kembali kepada
wanita yang ditalaknya, yang mencakup pada beberapa jenis:
a) Wanita yang ditalak sebelum dicampuri (jenis ini disepakati oleh semua pihak )
b) Wanita yang dicerai tiga
c) Talak Khulu’, Sebagian Ulama Mazhab mengatakan bahwa khulu’ adalah faskh
nikah, bukan talak.
d) Wanita yang telah memasuki masa menopause khususnya pendapat imamiyah,
karena mereka mengatakan bahwa wanita menopause yang ditalak tidak
memmpunyai iddah. Hukumnya sama dengan wanita yang belum dicampuri.
e) Hanafi mengatakan khalwat dengan istri tanpa melakukan percampuran,
menyebabkan adanya kewajiban iddah, Akan tetapi laki-laki yang menceraikannya
tidak boleh rujuk pada saat masa iddah, sebab talaknya adalah talak bain. Hambali
mengatakan khalwat itu sama seperti mencampuri dalam kaitannya dengan
kewajiban iddah bagi si wanita, dan kebolehan rujuk bagi laki-laki. Sedangkan
khalwat menurut imamiyah dan syafii tidak melahirkan akibat hukum apapun.
f) Hanafi mengatakan apabila seorang suami mengatakan kepada istrinya engkau
kutalak dengan talak bain atau talak yang berat, atau talak segunung, talak yang
paling buruk, atau talak yang paling hebat dan ungkapan –ungkapan lain sejenis itu
maka talak yang jatuh adalah talak bain yang tidak memungkinkan lagi bagi laki-

10
laki tersebut untuk merujuknya kembali disaat wanita tersebut berada pada masa
iddahnya .
Ditinjau dari segi pengucapannya, talak dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Talak Sharikh
2. Talak Kinayah
Adapun macam – macam talak yang lain, yaitu:
1.Talak Munjaz dan Mu’allaq
Talak Munjaz yaitu talak yang diberlakukan kepada istri tanpa adanya
penangguhan. Misalnya seorang suami mengatakan kepada istrinya “Kamu telah
dicerai“. Maka istri telah ditekan dengan apa yang diucapkan oleh suaminya.
Sedangkan talak Mu’allaq adalah talak yang digantungkan oleh suami dengan suatu
perbuatan yang akan dilakukan oleh istrinya pada masa mendatang. Seperti suami
mengatakan kepada istrinya “Jika kamu berangkat kerja, berarti kamu telah
ditalak“. Maka talak tersebut berlaku sah dengan keberangkatan istrinya untuk
kerja.
2. Talak Takhyir dan Tamlik
Talak Takhyir adalah dua pilihan yang diajukan oleh suami kepada istrinya,
yaitu melanjutkan rumah tangga atau bercerai. Jika si istri memilih bercerai, maka
berarti ia telah ditalak. Sedangkan talak Tamlik adalah talak dimana seorang suami
mengatakan kepada istrinya “Aku serahkan urusanmu kepadamu” atau “Urusanmu
berada ditanganmu sendiri”. Jika dengan ucapan itu istrinya mengatakan “Berarti
aku telah ditalak”, maka berarti ia telah ditalak satu Raj’i. Imam Malik dan sebagian
ulama lainnya berpendapat, bahwa apabila istri yang telah diserahi tersebut
menjawab “Aku memilih talak tiga“, maka ia telah ditalak Ba’in oleh suaminya.
Dengan talak tiga ini, maka si suami tidak boleh rujuk atau kembali kepada istrinya,
kecuali setelah mantan istrinya dinikahi oleh laki – laki lain.
3. Talak Wakalah dan Kitabah
Yaitu jika seorang suami mewakilkan kepada seseorang untuk mentalak
istrinya atau dengan menuliskan surat kepada istrinya yang memberitahukan perihal
perceraiannya, lalu istrinya menerima hal itu, maka ia telah ditalak.

11
4. Talak Haram
Yaitu apabila suami mentalak istrinya dalam satu kalimat atau mentalak
dalam tiga kalimat, akan tetapi dalam satu majelis. Seperti jika suami mengatakan
kepada istrinya “kamu ditalak tiga”. Atau mengatakan “Kamu aku talak, talak dan
talak“. Menurut Ijma’ Ulama, talak seperti ini diharamkan.
2.4Rukun Talaq
1.Suami
Untuk sahnya talak,suami yang menjatuhkan talak disyaratkan :
a.Baligh
b.Berakal Sehat
c.Atas Kehendak Sendiri
d.Betul betul bermaksud menjatuhkan talak
2. Istri
Mengenai istri-istri yang dapat dijatuhi talak, para fuqaha sepakat bahwa
mereka harus:
a) Permpuan yang dinikahi dengan sah
b) Perempuan yang masih dalam ikatan nikah yang sah
c) Belum habis masa iddahnya, pada talak raj’i
d) Tidak sedang haid.

3. Rujuk
3.1 Pengertian Rujuk
Rujuk berasal dari bahasa arab yaitu raja‟a - yarji‟u - ruju‟an yang berarti
kembali atau mengembalikan. Rujuk menurut istilah adalah mengembalikan status
hukum perkawinan secara penuh setelah terjadi thalak raj‟i yang dilakukan oleh
bekas suami terhadap bekas istrinya dalam masa iddahnya dengan ucapan tertentu.
Rujuk ialah mengembalikan istri yang telah dithalak pada pernikahan yang asal
sebelum diceraikan.
3.2 Rukun Dan Syarat Rujuk Dalam Islam

12
Rukun dan syarat-syarat rujuk adalah hal yang harus dipenuhi untuk
terlaksananya sebuah perbuatan rujuk tersebut.13 Di antara rukun dan syarat-syarat
rujuk tersebut adalah sebagai berikut :
1. Istri
keadaan istri disyaratkan sebagai berikut.
a.Sudah dicampuri, karena istri yang belum dicampuri apabila ditalak, terus putus
pertalian antara keduanya, Jika istri dicerai belum pernah dicampuri, maka tidak
sah rujuk, tetapi harus dengan perkawinan baru lagi.
b. Istri yang tertentu. Kalau suami menalak beberapa istrinya, kemudian ia rujuk
kepada salah seorang dari mereka dengan tidak ditentukan siapa yang dirujukkan,
rujuknya itu tidak sah.
c. Talaknya adalah talak raj‟i. jika ia ditalak dengan talak tebus atau talak tiga, ia
talak dapat dirujuk lagi.16 Kalau bercerainya dari istri secara fasakh atau khulu atau
cerai dengan istri yang ketiga kalinya, atau istri belum pernah dicampuri, maka
rujuknya tidak sah.
d. Rujuk itu terjadi sewaktu istri masih dalam iddah talaq raj‟i. laki-laki masih
mempunyai hubungan hukum dengan istri yang ditalaknya secara thalaq raj‟i,
selama masih berada dalam iddah. Sehabis iddah itu putuslah hubungannya sama
sekali dan dengan sendirinya tidak lagi boleh dirujuknya.
2. Suami
Rujuk itu dilakukan oleh suami atas kehendak sendiri, artinya bukan atau
laki-laki yang merujuk adalah suami bagi perempuan yang dirujuk yang dia miliki
dia menikahi istrinya itu dengan nikah yang sah, dan laki-laki yang merujuk
mestilah seseorang yang mampu melaksanakan pernikahan dengan sendirinya,
yaitu telah dewasa dan sehat akalnya dan bertindak dengan kesadarannya sendiri.
Seseorang yang masih belum dewasa atau dalam keadaan gila tidak ada rujuk yang
dilakukan. Begitu pula bila rujuk itu dilakukan atas paksaan dari orang lain, tidak
sah rujuknya. Tentang sahnya rujuk orang yang mabuk karena sengaja minum yang
memabukan, ulama beda pendapat sebagaimana beda pendapat dalam menetapkan
sahnya akad yang dilakukan oleh orang mabuk.
3. Saksi

13
Dalam hal ini Para ulama masih berbeda pendapat, apakah saksi itu wajib
menjadi rukun atau sunat. Sebagian mengatakan wajib, sedangkan yang lain
mengatakan tidak wajib, melainkan hanya sunat.
3.3 Macam macam Rujuk
1. Hukum rujuk pada talak raj‟i
Kaum muslimin telah sependapat bahwa suami mempunyai hak rujuk istri pada
talak raji selama masih berada dalam masa iddah tanpa mempertimbangkan
persetujuan istri, Fuqoha juga sependapatbahwa syariat talak raji ini harus terjadi
setelah dukhul (pergaulan) dan rujuk dapat terjadi dengan kata-kata dan saksi.
Adapun batas-batas tubuh bekas istri yang boleh dilihat oleh suami, fuqoha
berselisih pendapat mengenai batas-batas yang boleh dilihat oleh suami dari istrinya
yang dijatuhi talak raj‟i selama ia berada dalam masa iddah.
2. Hukum Rujuk pada Talak Bain
Talak bain bisa terjadi karena bilangan talak yang kurang dari tiga. Ini
terjadi pada yang belum digauli tanpa diperselisihkan. Talak bain bisa terjadi pada
istri yang menerima khulu‟, dengan silang pendapat.
Hukum rujuk sesudah talak tersebut sama dengan nikah baru, yakni tentang
persayaratan adanya mahar, wali, dan persetujuan. Hanya saja, jumhur fuqoha
berpendapat bahwa untuk perkawinan ini tidak dipertimbangkan berakhirnya masa
iddah.

14
1

BAB III

KESIMPULAN
Nikah berasal dari Bahasa Arab yang berarti al-jam’u atau
bertemu,berkumpul.Menurut istilah,nikah ialah suatu ikatan lahir batin antara
seorang laki laki dan perempuan untuk hidup bersama dalam suatu rumah tangga
melalui akad yang dilakukan menurut hukum syariat islam.
Menurut kompilasi hukum islam dijelaskan bahwa perkawinan adalah
pernikahan,yaitu akad yang kuat atau mitsaqan ghalizhan untuk mentaati perintah
Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan melaksanakannya merupakan ritual ibadah.
Talak di ambil dari kata itlak artinya melepaskan atau meninggalkan. Talak
menurut bahasa adalah membuka ikatan, baik ikatan nyata seperti ikatan kuda atau
ikatan tawanan atau pun ikatan ma’nawi seperti nikah. Talak menurut isti lah adalah
menghilangkan ikatan pernikahan atau menguranggi pelepasan ikatan dengan
mengunakan kata-kata tertentu. Talak menurut syara’ ialah melepaskan taali
perkawinan dan mengakhiri tali pernikahan suami istri.
Rujuk berasal dari bahasa arab yaitu raja‟a - yarji‟u - ruju‟an yang berarti
kembali atau mengembalikan. Rujuk menurut istilah adalah mengembalikan status
hukum perkawinan secara penuh setelah terjadi thalak raj‟i yang dilakukan oleh
bekas suami terhadap bekas istrinya dalam masa iddahnya dengan ucapan tertentu.
Rujuk ialah mengembalikan istri yang telah dithalak pada pernikahan yang asal
sebelum diceraikan.

1 Djaman Nur, Fiqih Munakahat, (Bengkulu: Dina Utama Semarang, 1993), h.174
2. Prof.Dr.H.M.A.Tihami, Fiqih Munakahat, (Jakarta: Rajawali Pers, 2004), h. 229.
3.. Prof. Dr.Abdul Rahman Ghazali, Fiqih Munakahat, (Jakarta: Kencana, 2003), h. 192.

15
DAFTAR PUSTAKA
Pendidikan Agama Islam Dan Budi Pengerti
Artikel Mengenai Rujuk Dan Permasalahan Dalam Hukum Islam

Abdul Rahman Ghazali, Fiqih Munakahat, Jakarta: Kencana, 2003


Abdul Aziz Muhhammad Azzam, Abdul Wahab Sayed Hawwas, Fiqih
Munakahat, Jakarta: Bumi Aksara, 2009.
Amir Syarifuddin, Garis-Garis Besar Fiqih, Bogor: Kencana, 2003
H.M.A.Tihami, Fiqih Munakahat, Jakarta: Raja Wali Pers, 2004
Ibnu Rusyid, Bidayatul Mujtahid, Jakarta: Pustaka Amani, 1995
Muhammad Jawwad Mughniyah, Fiqih Lima Mazhab, Jakarta: Lentera,
2002
Slamet Abidin, H. Aminuddin, Fiqih Munakahat, Bandung: Pustaka Setia,
1999
Syaikh Kamil Muhammad Uwaid, Fiqih Wanita, Jakarta: Alkautsar, 2010

16

Anda mungkin juga menyukai