PESERTA DIDIK
TOPIK : PERKEMBANGAN KONSEP DIRI
1
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan karunia
- Nya Sehingga kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Perkembangan Peserta Didik
ini yang bertujuan sebagai pemenuhan atas tuntutan tugas Kelompok mata kuliah
Perkembangan Peserta Didik dan sebagai bahan penilaian perkuliahan.
Tidak lupa pula kami mengucap terimakasih kepada Ibu NANI BARORAH NASUTION,S.Psi.,MA,
Ph.D. dan Ibu NINA AFRIA DAMAYANTI, M.Sc selaku dosen pengampu mata kuliah Perkembangan
Peserta Didik Fakultas MatematikadanIlmuPengetahuan Alam Universitas Negeri Medan, yang telah
memberi arahan, bimbingan serta dukungan kepada kami untuk menyelesaikan tugas ini.
Kelompok 10
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
RINGKASAN 3
BAB I 4
PENDAHULUAN 4
A. Latar Belakang 5
B. TUJUAN 5
C. MANFAAT 6
BAB II 7
KERANGKA PEMIKIRAN / GAMBARAN UMUM 7
A. Uraian Permasalahan 7
B. Subjek Penelitian 8
C. Assesment Data 8
BAB III 9
METODE PELAKSANAAN 9
A. Metode Penelitian 9
B. Langkah Penelitian 9
1. Menyusun rancangan penelitian 9
2. Memilih lapangan 9
3. Mengurus perizinan 10
4. Menyiapkan instrumen penelitian 10
C. Teknik Pengumpulan Data 10
1. Observasi 11
2. Wawancara 11
BAB IV 11
PEMBAHASAN 12
( uraikan dalam tabel, narasikan hasil mini riset yang diperoleh kelompok ) 12
A. Analisa Pembahasan / Penyelesaian Masalah 12
Tabel 9 Perkembangan Konsep Diri 13
B. Kekuatan Penelitian 14
C. Kelemahan Penelitian 15
BAB V 15
KESIMPULAN, SARAN, PENUTUP 15
A. Kesimpulan 16
B. Saran 16
BAB IV PENUTUP 17
DAFTAR PUSTAKA 18
3
RINGKASAN
Konsep diri cenderung lebih mudah dibentuk ketika orang masih muda dan masih melalui proses
penemuan diri dan pembentukan identitas. Berk (1996) menjelaskan bahwa perkembangan konsep diri
diawali dari usia 2 tahun (ada rekognisi diri dengan melihat dirinya di kaca, foto, video); masa kanak-
kanak awal (konsep dirinya bersifat kongkrit, biasanya berdasar karakteristik nama, penampilan fisik,
barang-barang milik dan tingkah laku sehari-hari); masa kanak-kanak pertengahan (ada transformasi
dalam pemahaman diri, mulai menjelaskan diri dengan istilah-istilah sifat kepribadian, mulai dapat
membandingkan karakteristik dirinya dengan teman sebayanya).
Konsep diri bukan merupakan bawaan lahir, dan bukan pula muncul begitu saja, akan tetapi
berkembang secara perlahan-lahan selama rentang kehidupan individu melalui interaksi dengan
lingkungannya. Lingkungan yang paling berpengaruh dalam pembentukan dan perkembangan konsep
diri adalah keluarga dan kemudian masyarakat. Dengan Self Concept atau konsep diri yang baik, dalam
konteks pendidikan di harapkan dapat memperkuat karakter peserta didik yang merupakan program
utama kemendikbud.
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut Atwater (dalam Desmita, 2009) konsep diri adalah keseluruhan gambaran
diri,yang meliputi persepsi seseorang tentang diri, perasaan, keyakinan, dan nilai-nilai yang
berhubungan dengan dirinya. Selanjutnya, Atwater mengidentifikasi konsep diri atas tiga
bentuk.Pertama, body image, kesadaran tentang tubuhnya, yaitu bagaimana seseorang
melihat dirinyasendiri. Kedua, ideal self, yaitu bagaimana cita-cita dan harapan-harapan
seseorang mengenaidirinya. Ketiga, social self, yaitu bagaimana orang lain melihat
dirinya.Menurut Burns (dalam Desmita, 2009) konsep diri adalah hubungan antara sikap
dankeyakinan antara diri kita sendiri. Sedangkan menurut pendapat Pemily yang dikutip
olehAtwater, 1984 (dalam Desmita, 2009) mendefinisikan konsep diri sebagai sistem yang
dinamisdan kompleks dari keyakinan yang dimiliki seseorang tentang dirinya, termasuk
sikap, perasaan, persepsi, nilai-nilai dan tingkah laku yang unik dari invidu tersebut.
Sementara itu Cawages 1983(dalam Desmita, 2009) menjelaskan konsep diri mencakup
seluruh pandangan invidu akandimensi fisiknya, karakteristik pribadinya, mitivasinya, ke-
lemahannya, kelebihannya, atau kecakapannya, kegagalannya, dan sebagainya.
B. TUJUAN
5
C. MANFAAT
Sasaran utama yang ingin dicapai dengan penelitian ini adalah ditemukannya model bimbingan
perkembangan untuk pengembangan konsep-diri dan kematangan karir. Dengan berkembangnya
konsep-diri diharapkan siswa tidak mengalami hambatan dalam menjalani karir di masa depan.
Model bimbingan perkembangan untuk pengembangan konsep-diri dan kematangan karir siswa pada
akhirnya diorientasikan kepada (1) memperkenalkan kepada siswa bagaimana seharusnya mereka
bersikap, bertingkah laku, serta kompetensi karir apa saja yang harus mereka miliki untuk
kepentingan masa depan, (2) membantu siswa meningkatkan kemampuan dan keterampilan untuk
pengembangan konsep-diri, membuat keputusan karir, membuat perencanaan karir, keterampilan
tentang informasi jabatan dan pekerjaan serta memacahkan masalah karir.
6
BAB II
A. Uraian Permasalahan
b) Berikut ini beberapa hal yang di miliki oleh seseorang yang memiliki jenis konsep diri negatif,
diantaranya yaitu:
7
2. Faktor yang mempengaruhi konsep diri :
Konsep diri atau self concept tidaklah bawaan sejak lahir, melainkan hasil dari proses belajar.
Saat manusia mengenal lingkungannya, maka saat itu pula dia belajar berbagai hal mengenai
kehidupan. Berdasarkan pengalaman hidupnya, seorang individu akan menetapkan konsep dirinya
berdasarkan berbagai faktor.
Menurut E.B. Hurlock yang merupakan seorang psikolog, faktor yng mempengaruhi konsep diri
tersebut diataranya yaitu bentuk tubuh, cacat tubuh, pakaian, nama dan julukan, inteligensi kecerdasan,
taraf aspirasi/cita-cita, emosi, jenis/gengsi sekolah, status sosial, ekonomi keluarga, teman dan
tokoh/orang yang berpengaruh.
Apabila faktor-faktor tersebut cenderung menimbulkan perasaan yang positif seperti bangga
atau senang maka akan muncul konsep diri yang positif. Pada masa kanak-kanak seorang individu
umumnya cenderung menganggap benar apa saja yang dikatakan oleh orang lain.
Apabila seorang anak merasa dia diterima, dihargai dan dicintai maka anak tersebut akan
menerima, menghargai dan juga mencintai dirinya (berkonsep diri positif). Dan akan sebaliknya, jika
orang yang berpengaruh di sekelilingnya seperti orang tua, guru, orang dewasa, teman dan lain
sebagainya ternyata meremehkan, merendahkan, mempermalukan dan menolaknya, maka pengalaman
tersebut akan disikapi dengan negatif dan akan memunculkan konsep diri yang negatif.
B. Subjek Penelitian
Subjek yang kami teliti adalah Wali kelas, sampelnya dilakukan secara acak. Alasan pemilihan
subjek penelitian tersebut karena Wali kelas merupakan salah satu faktor yang berperan dalam
Perkembangan Konsep Diri pada peserta didik.
C. Assesment Data
Penelitian ini menggunakan assesment data non tes, dimana pengumpulan data dilakukan
dengan cara wawancara orang terkait ( Wali kelas ). Metode wawancara atau kualitatif diharapkan
8
mampu bersifat lebih detail dan mendalam, mengingat penelitian ini berfokus pada kualitas. Hasil
penelitian dapat menggambarkan pandangan realistis terhadap orang terkait ( Wali kelas ).
9
BAB III
METODE PELAKSANAAN
A. Metode Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah dengan menggunakan penelitian kualitatif, data yang
diperoleh berupa kata-kata dan fakta dilapangan. Tujuan analisis data kualitatif adalah mencari makna
dibalik data yang melalui pengakuan orang terkait ( Wali kelas ).
B. Langkah Penelitian
2. Memilih lapangan
Sesuai dengan permasalahan yang diangkat dalam penelitian, maka dipilih lokasi penelitian yang
digunakan sebagai sumber data, dengan mengasumsikan bahwa dalam penelitian kualitatif, jumlah
(informan) tidak terlalu berpengaruh dari pada konteks. Juga dengan alasan-alasan pemilihan yang
ditetapkan dan rekomendasi dari pihak yang berhubungan langsung dengan lapangan, seperti dengan
kualitas dan keadaan sekolah (Dinas Pendidikan). Selain didasarkan pada rekomendasi-rekomendasi
dari pihak yang terkait juga melihat dari keragaman
masyarakat yang berada di sekitar tempat yang menempatkan perbedaan dan kemampuan potensi
yang dimilikinya.
10
3. Mengurus perizinan
Mengurus berbagai hal yang diperlukan untuk kelancaran kegiatan penelitian. Terutama
kaitannya dengan metode yang digunakan yaitu kualitatif, maka perizinan dari birokrasi yang
bersangkutan biasanya dibutuhkan karena hal ini akan mempengaruhi keadaan lingkungan dengan
kehadiran seseorang yang tidak dikenal atau diketahui. Dengan perizinan yang dikeluarkan akan
mengurangi sedikitnya ketertutupan lapangan atas kehadiran kita sebagai peneliti.
Dalam penelitian kualitatif, peneliti adalah ujung tombak sebagai pengumpul data (instrumen).
Peneliti terjun secara langsung ke lapangan untuk mengumpulkan sejumlah informasi yang dibutuhkan.
Peneliti sebagai intrumen utama dalam penelitian kualitatif, meliputi ciri-ciri sebagai berikut :
a) Peneliti sebagai alat peka dan dapat bereaksi terhadap segala stimulus dan lingkungan yang
bermakna atau tidak dalam suatu penelitian;
b) Peneliti sebagai alat dapat menyesuaikan diri dengan aspek keadaan yang dapat mengumpulkan
data yang beragam sekaligus;
c) Tiap situasi adalah keseluruhan, tidak ada instrumen berupa test atau angket yang dapat
mengungkap keseluruhan secara utuh;
d) Suatu interaksi yang melibatkan interaksi manusia, tidak dapat difahami oleh pengetahuan semata-
mata;
e) Peneliti sebagai instrumen dapat segera menganalisis data yang diperoleh;
f) Hanya manusia sebagai instrumen dapat mengambil kesimpulan dari data yang diperoleh;
g) Dengan manusia sebagai instrumen respon yang aneh akan mendapat perhatian yang seksama.
(Sanafiah Faisal:1990)
11
C. Teknik Pengumpulan Data
1. Observasi
Kami melakukan penelitian dengan menggunakan observasi langsung, dimana kami sebagai
pengamat melihat dan mengamati secara langsung, kemudian mencatat perilaku dan kejadian yang
terjadi pada keadaan
yang sebenarnya.
2. Wawancara
Wawancara yang dilakukan adalah untuk memperoleh makna yang rasional, maka observasi
perlu dikuatkan dengan wawancara. Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dengan
melakukan dialog langsung dengan sumber data, dan dilakukan secara tak berstruktur, dimana
responden mendapatkan kebebasan dan kesempatan untuk mengeluarkan pikiran, pandangan, dan
perasaan secara natural. Dalam proses wawancara ini didokumentasikan dalam bentuk foto, hal ini
dilakukan untuk meningkatkan kebernilaian dari data yang diperoleh.
12
BAB IV
PEMBAHASAN
( uraikan dalam tabel, narasikan hasil mini riset yang diperoleh kelompok )
Kelas : XI IS-1
Berikut ini adalah pernyataan-pernyataan yang menanyakan apakah Anda mendapat pembinaan
atau upaya dari Guru Bidang Studi, Wali Kelas, PKS III, Kepala Sekolah, Orangtua Anda.
Petunjuk pengisian :
Berilah tanda ceklis (√) pada kolom yang tersedia, jika pernyataan dibawah ini sesuai
dengan yang Anda alami (“Ya” atau “Tidak”).
13
Tabel 9 Perkembangan Konsep Diri
9.2 Upaya yang Dilakukan Wali Kelas Membantu KonsepDiri Siswa Usia
Sekolah Menengah
14
Meminta siswa untuk menginventarisasi
13. dampak negatif jika diri memiliki konsep diri
rendah
Dari data yang kami peroleh, wali kelas melakukan kegiatan yaitu meminta siswa untuk
menginventarisasi kan dampak positif memiliki konsep diri positif namun tidak untuk dampak negatif
memiliki konsep diri negatif. Wali kelas juga tidak pernah melakukan kegiatan-kegiatan yang bersifat
menyudutkan, menyalahkan ataupun memberi penekanan-penekanan terhadap siswa. Wali kelas malah
bersikap adil, mampu menciptakan suasana kelas yang kondusif bahkan wali kelas mengimbau
penyaluran potensi siswa melalui Mading. Selain itu wali kelas juga meminta siswa untuk menulis data
tentang prestasi akademik dan non akademik yang pernah diraih dan wali kelas juga meminta siswanya
untuk menuliskan kelebihan dan kelemahan masing-masing siswanya agar terjalankannya suasana
kelas yang kondusif.
B. Kekuatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode wawancara. Kualitatif atau wawancara merupakan salah
satu metode penenlitian yang sudah banyak digunakan pada saat ini. Metode ini sangat populer
digunakan dalam penelitian pendidikan maupun sosial. Di dalam pelaksanaan wawancara terdapat
beberapa pertanyaan atau pernyataan yang berhubungan erat dengan permasalahan penelitian yang
hendak dipecahkan.
Beberapa kelebihan yang mungkin akan kamu temui dalam metode kualitatif adalah sebagai berikut :
Bersifat lebih detail dan mendalam, mengingat penelitian ini berfokus pada kualitas.
Hasil penelitian dapat menggambarkan pandangan realistis terhadap dunia sosial yang telah
dialami oleh narasumber, dimana hal ini tidak bisa diukur secara numerik.
Proses pengumpulan data bersifat fleksibel sesuai keadaan di lapangan.
15
Interaksi dilakukan dengan bahasa yang digunakan narasumber sehari-hari, karena semakin dengan
dengan narasumber, maka akan semakin mendalam proses pengumpulan datanya.
C. Kelemahan Penelitian
16
BAB V
KESIMPULAN, SARAN, PENUTUP
A. Kesimpulan
Konsep diri adalah keseluruhan gambaran diri, yang meliputi persepsi seseorang
tentangdiri, perasaan, keyakinan, dan nilai-nilai yang berhubungan dengan dirinya.Konsep diri
adalah gagasan atau keseluruhan gambaran tentang diri sendiri yangmencakup keyakinan,
pandangan dan penilaian seseorang terhadap dirinya sendiri. Konsep diriterdiri atas bagaimana
cara kita melihat diri sendiri sebagai pribadi, bagaimana kita merasatentang diri sendiri, dan
bagaimana kita menginginkan diri sendiri menjadi manusia sebagaimanayang kita harapkan.
B. Saran
Untuk membangun konsep diri, kita harus belajar menyukai diri sendiri, mengembangkan pikiran
positif, memperbaiki hubungan interpersonal ke yang lebih baik, sikap aktif yang positif,dan menjaga
keseimbangan hidup.Semua yang kita lakukan pasti ada manfaatnya begitu juga dalam memahami
konsep diri,kita menjadi bangga dengan diri sendiri, percaya diri penuh, dapat beradaptasi
denganlingkungan, dan mencapai sebuah kebahagiaan dalam hidup.
C. Penutup
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok pembahasan dalam
laporan ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, karena terbatasnya pengetahuan
dan kurangnya rujukan atau refrensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini. Kami banyak
berharap para pembaca mampu memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi
sempurnanya makalah ini dan penulisan laporan dikesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga
laporan ini berguna bagi penulis pada khususnya juga bagi para pembaca.
17
D. Dokumentasi
Kami dari kelompok 10 menyatakan bahwa konsep diri merupakan keseluruhan pandangan seseorang
tentang dirinya, yakni bagaimana seseorang melihat, menilai, dan menyikapi dirinya. Ketika seseorang
memiliki konsep diri yang keliru maka orang tersebut akan sulit dalam menjalankan proses kehidupan
untuk mencapai kesuksesan, dari laporan ini pula dapat kami simpulkan betapa pentingnya peran
tenaga pendidik ( wali kelas ) dalam terjalankannya perkembangan konsep diri pada para peserta didik.
B. Hambatan yang diprediksi membantu pertumbuhan / perkembangan anak usia sekolah menengah
Keragaman perilaku siswa menjadi sebuah hambatan dalam terlaksananya perkembangan konsep diri,
dikarenakan guru ( wali kelas ) juga mungkin tidak memiliki waktu untuk mengeksplor murid satu
persatu.
Salah satu alternatif yang dapat dilakukan, mungkin guru ( wali kelas ) menjalankan sistem dengan
meminta para siswa menyatat atau mendeskripsikan dirinya pada secarik kertas, dengan begitu guru
( wali kelas ) tidak perlu menghabiskan banyak waktu untuk mengetahui karakter masing-masing
18
siswanya, dan diharapkan guru ( wali kelas ) mampu memahami apa yang para siswa tulis, ini dilakukan
tanpa menghilangkan sifat pendekatan diri dari guru ( wali kelas ) ke para siswa.
DAFTAR PUSTAKA
19