DOSEN PENGAMPU:
Prof. Dr Fastiyed, M.Si
OLEH:
KELOMPOK 6
FADILLA HIZZATIL HATTA (20033006)
HIDAYATUL FITRI (20033013)
NISIKA TASIRILELEU (20033025)
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
serta karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas pribadi makalah yang berjudul
Evaluasi Program Pendidikan dengan tepat waktu.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini ini adalah untuk memenuhi tugas dari Ibu
Prof. Dr Festiyet, M.Si pada mata kuliah Evaluasi Pembelajaran Fisika. Selain itu,
makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan saya sebagai mahasiswa.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Prof. Dr Festiyet, M.Si selaku Dosen
pengampu mata kuliah Evaluasi Pembelajaran Fisika yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan program studi yang
saya tekuni.
Saya juga turut mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini. Saya menyadari,
bahwa makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kritik
serta saran yang membangun sangat kami harapkan guna kesempurnaan makalah ini. Saya
turut mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dosen Pengampu dan juga kepada pihak yang
sudah menolong turut dan dalam penyelesaian makalah ini. Atas perhatian serta waktunya,
saya ucapkan banyak terimakasih.
Penulis
Kelompok 6
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan 2
BAB II TEORI 3
A. Evaluasi Program 3
B. Undang-undang Tentang Evaluasi 3
C. Dalam Al-Quran 3
BAB IV PENUTUP 30
A. Kesimpulan 30
B. Saran 31
DAFTAR PUSTAKA 32
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Evaluasi reflektif digunakan untuk mengevaluasi kurikulum sebagai suatu ide.
Evaluasi terhadap ide ini dapat dilakukan pada waktu pertama kali suatu kurikulum
dikemukakan atau pada akhir dari kurikulum. Evaluasi rencana merupakan evaluasi
yang banyak dilakukan orang terutama setelah banyak inovasi diperkenalkan dalam
pengembangan. Persyaratan-persyaratan seperti format, keterbacaan, hubungan antaqr
komponen, organisasi vertikan dan horizontal dari pengalaman belajar, biasanya
merupakan hal yang menuntut perhatian evaluator pada waktu melakukan evaluasi
program pendidikan sebagai suatu rencana.
Evaluasi merupakan komponen yang sangat penting dalam keseluruhan dalam
proses pengembangan program pendidikan. Evaluasi merupakan langkah untuk
memperoleh gambaran mengenai tingkat keberhasilan kurikulum yang sedang dan
telah dikembangkan. Dari hasil evaluasi tersebu akan diketahui hal-hal yang telah dan
belum tercapai. Dengan hal tersebut maka dapat diputuskan apakah suatu program
pendidikan akan dilanjutkan, direvisi, atau bahkan diganti dengan program yang lebih
baik lagi.
Dengan kata lain, kegiatan evaluasi adalah untuk mengetahui apakah tujuan-
tujuan yang telah dirumuskan sudah tercapai atau kah belum. Dengan evaluasi
diharapkan bisa dilakukan perbaikan-perbaikan di masa mendatang.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian evaluasi program pendidikan?
2. Apa tujuan dan fungsi evaluasi program pendidikan ?
3. Bagaimana kerangka dari evaluasi program pendidikan?
4. Apa saja kriteria dan pengembangan evaluasi program pendidikan?
5. Apa langkah- langkah dan analisis evaluasi program pendidikan?
6. Bagaimanakah Penetapan Indikator Pencapaian Kompetensi?
7. Bagaimanakah Pemetaan SK,KD, Indikator?
8. Bagaimanakah Penskoran dalam Penilaian?
1
9. Bagaimanakah Menginterpretasikan Hasil Penilaian dalam Menetapkan
Ketuntasan Belajar?
10. Bagaimanakah Pengolahan Hasil Penilaian?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian evaluasi program pendidikan
2. Untuk mengetahui tujuan dan fungsi evaluasi program pendidikan
3. Untuk mengetahui Bagaimana kerangka dari evaluasi program pendidikan
4. Untuk mengetahui kriteria dan pengembangan evaluasi program pendidikan
5. Untuk mengetahui langkah- langkah dan analisis evaluasi program pendidikan
6. Untuk mengetahui Penetapan Indikator Pencapaian Kompetensi
7. Untuk mengetahui Pemetaan SK,KD, Indikator
8. Untuk mengetahui Penskoran dalam Penilaian
9. Untuk mengetahui Menginterpretasikan Hasil Penilaian dalam Menetapkan
Ketuntasan Belajar
10. Untuk mengetahui Pengolahan Hasil Penilaian
2
BAB II
TEORI
A. Evaluasi Program
Evaluasi secara etimologis berasal dari kata “evalution” yang berarti “penilaian
terhadap sesuatu”. Evaluasi dapat digunakan pada bidang yang sangat luas, termasuk
pada bidang pendidikan. Arti umum tersebut adalah penilaian dan kata itu dapat
digunakan segala sesuatu. Dengan demikian, mengevaluasi berarti memberi , menilai,
apakah sesuatu itu bernilai atau tidak bernilai.
Pengertian istilah “program”, yaitu diartikan sebagai “rencana”.[2] Jadi yang
dimaksud dengan Evaluasi Program Pendidkan adalah langkah awal dalam
supervisim yaitu mengumpulkan data yang tepat agar dapat dilanjutkan dengan
pemberian pembinaan yang tepat pula dalam perencanaan yang sudah direncanakan
dalam ranah pendidikan.
C. Dalam Al-Quran
Dalam Islam sendiri Al-Qur’an adalah salah satu buku yang paling terlengkap
dalam ilmu pengetahuan. Nabi Muhammada SAW., sendiri dalam tugasnya sebagai
pemimpin agama sekaligus didalamnya sebagai pendidik mengambil kurikulum
pendidikan dan materi dari dalam Al-Qur’an.
3
1. Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 31-32
َص ِ ّهيَ ْاْل ٍ ف َوا ْل ُج ْـىعِ َوًَ ْق ِ َـىْ ش ْيءٍ ِ ّهيَ ْالخَ َولَـٌَ ْبلُ َىًَّ ُك ْن ِب
َص ِب ِريْي ّ َت ۗ َوب
ّٰ ش ِِر ال ِ ْه َىا ِل َوا ْْلَ ًْفُ ِس َوا لث َّ َو ٰر
Artinya:
"Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan,
kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar
gembira kepada orang-orang yang sabar,"
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 155)
4
BAB III
PEMBAHASAN
5
Fungsi evaluasi adalah sebagai berikut:
a. Untuk memberikan motivasi terhadap hal belajar mengajar.
b. Untuk melengkapi informasi mengenai kemajuan dan kemunduran belajar
peserta didik.
c. Untuk bahan pertimbangan kenaikan kelas
d. Untuk memperoleh data bagi pekerjaan dan penyuluhan.
e. Untuk memberikan infomasi tentang kemampuan informasi tentang
kemampuan siswa sehingga dapat dikembangkan secara optimal
f. Untuk melihat kinerja guru
g. Untuk memberikan informasi kepada guru, murid dan orangtua tentang apa
dan sampai dimana perkembangan yang dicapai peserta didik.
Kembangkan atau pilih teknik pengumpulan data bagi masing- masing unsur
program
(1). Dipersiapkan
(2). Operasional
6
Beberapa kriteria evaluasi yang relevan
(1). Koherensi
(2). Penyebaran sumber
(3). Tanggapan pemakai
(4). Tanggapan pelaksana
(5). “Cost- Effectivenesss ”
(6). Kemampuan generative
(7). Dampak
(8). Pengarahan kebijakan
(9). “Cost – Benefit analysis”
(10). Efek pelipatganda
Analisis data
Kriteria – Deskriptif
4. Kriteria evaluasi
Ada beberapa kriteria yang dipilih untuk digunakan dalam evaluasi yang
berfungsi sebagai acuan pengkajian. Ada dua jenis kriteria yang dapat dipergunakan
dalam evaluasi program, yaitu kriteria internal dan kriteria eksternal. Kriteria
internal adalah standar yang dapat diaplikasikan terhadap suatu program dalam
kerangka program itu sendiri. Kriteria eksternal adalah standar yang diterapkan
terhadap suatu program dari suatu sumber diluar kerangka program.
1. Kriteria internal
a) Kriteria internal yang dipergunakan adalah koherensi.
b) Kriteria internal yang dipergunakan adalah penyebaran sumber
c) Tanggapan pemakai, sikap dan reaksi pemakai yang berpartisipasi dalam
program sering menjadi ceiteria.
7
d) Tanggapan penyedia yaitu mengacu pada tanggapan pihak yang
menyediakan program, dinilai dengan kriteria yang dijabarkan dari tujuan-
tujuan program yang ditetapkan
e) Keefektifan penggunaan biaya (cost effectininess)
f) Kemampuan generative
g) Dampak, yaitu efek lebih dibandingkan dengan yang mungkin terjadi secara
ilmiah, yaitu tanpa kehadiran program.
2. Kriteria eksternal
a) Pengarahan kebijakan, biasanya program - program yang harus dilaksanakan
dalam kerangka pengarahan kebijakan tertentu.
b) Cost benefit analysis, Yaitu menghendaki keuntungan- keuntungan program
baik yang segera tampak atau yang tidak segera tampak, dan biaya
pelaksanaan program, baik baiaya langsung amupun tidak langsung.
c) Efek pelipatgandaan.
8
3) Pengambilan data dengan angket
4) Pengambilan data dengan wawancara
5) Pengambilan data dengan metode analisis dokumen dan artifak.
c. Monitoring pelaksanaan evaluasi program
Dalam pelaksanaan evaluasi terdapat pemantauan atau monitoring dalam
pelaksanaannya, diantaranya yaitu :
1) Fungsi pemantauan
Pemantauan memiliki fungsi pokok yaitu mengetahui kesesuaian
pelaksanaan program dengan rencana program dan untuk mengetahui
seberapa pelaksanaan program yang sedang berlangsung dapat diharapkan
akan menghasilkan perubahan yang diinginkan.
2) Sasaran pemantauan
Sasaran pemantauan yaitu dengan menemukan Hal-hal bagaimana seberapa
jauh pelaksanaan program telah sesuai dengan rencana program dan
menunjukkan tanda-tanda tercapainya tujuan program.
3) Pelaku pemantauan
Pemantauan program dilakukan oleh evaluator bersama dengan pelaku atau
pelaksana program
Cara Menentukan Program dapat Dievaluasi
Menurut Jody L. Patrick, dkk (2003:173-198) ada tiga langkah untuk
menentukan apakah suatu program dapat dievaluasi atau tidak: 1)
mengklarifikasi teori dan model program yang diinginkan, 2) mengkaji
implementasi program untuk menentukan apakah cocok dengan model
atau teori program dan dapat mencapai tujuan program dengan tepat,
3) menggali pendekatan-pendekatan evaluasi yang berbeda untuk
menentukan derajat dimana evaluasi tersebut memenuhi kebutuhan
informasi stakeholder dan layak untuk diimplementasikan, 4)
menyepakati prioritas-prioritas evaluasi dan penggunaan dari hasil
evaluasi yang diharapkan.
Hasil Evaluasi yang Tidak Tepat
Ada kondisi bahwa suatu evaluasi tidak tepat, oleh karena itu perlu
memperhatikan secara seksama agar hasil evaluasi tepat. Berikut ini
9
seperti yang diuraikan oleh Jody L. Patrick dkk (2003). Adapun
kondisi evaluasi tidak tepat adalah sebagai berikut ini:
1) Evaluasi akan Menghasilkan Informasi yang Sepele (Trivial
Information) Evaluasi hanya menghasilkan informasi danghkal dan
tidak bermakna atau tidak berguna. Hal ini dapat disebabkan
beberapa factor, yaitu alah satunya anggaran yang terlalu kecil
sehingga tidak memungkinkan menjangkau subyek evaluasi
sehingga informasi yang diperoleh sedikit. Merencanakan evaluasi
tidak didasarkan pada teori dan model yang memada, sehingga
hasil evaluasi tidak ada berkaitan dengan program yang dievaluasi.
Durasi waktu waktu untuk penelitian terlalu sempit atau terburu-
buru, sehingga evaluasi tidak mendalam.
2) Ketika Hasil Evaluasi Tidak akan Digunakan. Hasil evaluasi tidak
akan digunakan karena faktor tertentu, apakahh adanya perubahan
kebijakan atau kondisilainya sehingga tidak dapat menggunakan
hasil evaluasi.
3) Evaluasi Tidak Dapat Menghasilkan Sesuatu yang Berguna,
Informasi Tidak Valid. Hasil evaluasi tidak berguna atau informasi
tidak valid. Faktor ini dapat disebabkan oleh keterbatasan sumber
daya, lemahnya dukungan dan kerjasama, keterbatasan waktu,
tugas-tugas evaluasi yang tidak logis, lemahnya akses terhadap
data penting yang diperlukan. Bisa juga karena program yang akan
dievaluasi terlanjur pailit.
4) Evaluasi Dilakukan pada Tahap Awal Program. Program baru
berjalan atau belum berjalan karena masih dalam rencana sudah
dilakukan evaluasi. Hal ini tidak akan menghasilkan data apa-apa.
5) Kepatutan Evaluasi Diragukan. Tujuan untuk melakukan evaluasi
harus jelas dan tepat. Jika evaluator melakukann evaluasi dengan
tepat dan patut, maka peluang melaksanakan evaluasi akan tinggi.
Evaluator harus mempertimbangkan dan menghindari pelanggaran
kode etik profesi. Kepatutan menjadi salah satu atribut etika
evaluasi. Ada tiga hal yang harus diperhatikan dalam evaluasi,
yaitu akurasi (accuracy) atau ketepatan (propriety), kelayakan
(feasibility), dan manfaat (utility).
10
B. Penetapan Indikator Pencapaian Kompetensi
Konsep ipk
1. Indikator pencapaian kompetensi adalah penanda pencapain KD yang di tandai
oleg perubahan perilaku yang dapat diukur.
2. Tujuan ipk,
mengembangkan materi pembelajaran, Materi pembelajaran yang
dikembangkan harus sesuai dengan indikator yang telah dirumuskan.
Perumusan IPK yang cermat memberikan arah dalam pengembangan materi
pembelajaran yang efektif sesuai karakteristik mata pelajaran, potensi dan
kebutuhan siswa.
mendesain kegiatan pembelajaran, Desain pembelajaran yang dikembangkan
hendaknya sesuai dengan IPK apat memberikan gambaran kegiatan
pembelajaran yang efektif. IPK yang menuntut kompetensi pada aspek
prosedural menunjukkan agar kegiatan pembelajaran dilakukan dengan strategi
discovery-inquiry.
mengembangkan bahan ajar, Bahan ajar yang dikembangkan oleh guru pasti
bertujuan untuk menunjang pencapaian kompetensi siswa. Pemilihan bahan ajar
yang tepat disesuaikan dengan tuntutan IPK, sehingga dapat meningkatkan
pencapaian kompetensi secara maksimal.
meracang dan melaksanakan penilaian hasil belajar, Indikator menjadi pedoman
dalam merancang, melaksanakan, serta mengevaluasi hasil belajar siswa.
Rancangan penilaian memberikan acuan dalam menentukan bentuk dan jenis
penilaian, serta pengembangan indikator penilaian.
11
C. Pemetaan SK,KD, Indikator
Ada beberapa hal yang harus dilakukan sebelum menentukan dan memetakan SK, KD
dan indikator. Setiap kompetensi dasar dapat dikembangkan menjadi dua atau lebih indikator
pencapaian hasil belajar, hal ini sesuai dengan keluasan dan kedalaman kompetensi dasar
tersebut. Indikator merupakan ukuran, karakteristik, ciri-ciri, pembuatan atau proses yang
berkontribusi/menunjukkan ketercapaian suatu kompetensi dasar.
Indikator dirumuskan dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diukur,
seperti: mengidentifikasi, menghitung, membedakan, menyimpulkan, menceritakan kembali,
mempraktekkan, mendemonstrasikan, dan mendeskripsikan Indikator pencapaian hasil
belajar dikembangkan olch guru dengan memperhatikan perkembangan dan kemampuan
setiap peserta didik.Setiap kompetensi dapat dikembangkan menjadi dua atau lebih indicator
pencapaian hasil belajar, hal ini disesuaikan dengan keluasan dan kedalaman kompetensi
dasar tertentu.
Berikut adalah langkah-langkah yang dapat dilakukan sampai tahapan penentuan dan
pemetaan standar kompetensi, dan kompetensi dasar, serta indikator.
a. Mengidentifikasi karakteristik dan bekal kemampuan siswa
Karakter dan bekal kemampuan siswa harus terlebih dahulu diidentifikaasi oleh guru.
Hal ini dilakukan untuk menentukan garis batas antara perilaku yang tidak perlu dan
perlu ditetapkan sebagai indikator keberhasilan siswa kompetensi.
b. Menentukan tahapan berpikir dari SK, KD dan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
yang ingin dicapai. Pemetaan SK, KD dan IPK diperlukan untuk melihat secara
keseluruhan bagaimana SK dan KD bisa dicapai. Sebagai contoh jika tahapan berpikir
SK ada di C3 maka tahapan berpikir KD biasanya mulai CI, C2 sam.pai C3. Apabila
akan mengembangkan IPK untuk KD dengan ranah berpikir C2 maka dimulai dengan
membuat IPK dari CI sampai akhirnya C2 yang merupakan ranah berpikir KD.
c. Menentukan Indikator Pencapaian Kómpetensi (IPK) masing- masing KD dengan
memperhatikan tahapan berpikir SK dan KD
Penentuan dan pemetaan standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator sangatlah
perlu untuk dilakukan. Pelaksanaan Pembelajaran akan mudah dibuat setelah
merumuskan indikator yang terlebih dahulu dilakukan pemetaan SK dan KD. Beberapa
manfaat yang akan didapat, yaitu:
1) Menentukan analisis materi pembelajaran
Penjabaran indikator dapat menentukan materi yang akan dibahas dalam
pembelajaran yang dapat mendukung tercapainya tujuan pembelajaran yang telah
12
dijabarkan dalam indikator, dan memudahkan menentukan kedalaman materi dengan
memperhatikan ranah berfikir SK, KD dan IPK-nya.
2) Menentukan kegiatan pembelajaran
Penjabaran indikator yang memudahkan penentuan materi tentu akan berdampak
pada penentuan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan. Kegiatan ini meliputi 3
bagian, yaitu kegiatan Tatap Muka, Penugasan Terstruktur dan Kegiatan Mandiri
Tidak Terstruktur untuk masing KD dan IPK. Kegiatan tatap muka adalah kegiatan
pembelajaran yang berupa proses interaksi antara peserta didik, materi
pembelajaran, guru, dan lingkungan. Penugasan terstruktur merupakan kegiatan
pembelajaran yang berupa pendalaman materi pembelajaran oleh peserta didik yang
didesain oleh pendidik untuk menunjang pencapaian tingkat kompetensi dan atau
kemampuan lainnya pada kegiatan tatap muka. Waktu penyelesaian penugasan
terstruktur ditentukan oleh pendidik. Penugasan terstruktur termasuk kegiatan
perbaikan, pengayaan, dan percepatan. Selanjutnya adalah kegiatan mandiri tidak
terstruktur yang merupakan kegiatan pembelajaran oleh peserta didik yang didesain
oleh pendidik untuk menunjang pencapaian tingkat kompetensi mata pelajaran atau
lintas mata pelajaran atau kemampuan lainnya yang waktu penyelesaiannya diatur
sendiri oleh peserta didik yang akan dilakukan untuk mencapai indikator
berdasarkan materi yang harus diberikan.
3) Menentukan teknik penilaian
Indikator-indikator pencapaian hasil belajar dari setiap kompetensi dasar merupakan
acuan yang digunakan untuk melakukan penilaian sehingga dengan demikian
penilaian yang akan dilakukan akan sesuai dan memenuhi aspek yang ingin dicapai
oleh SK dan KD. Penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar menjadi
indicator untuk melakukan penilaian.
Contoh untuk standar kompetensi presentasi laporan
Standar kompetensi Kompetensi dasar Indikator
Menerapkan konsep 3. 7 Menganalisis 3.7.1 Menyebutkan pengertian gaya dan massa.
dan prinsip dasar interaksi pada gaya 3.7.2 Menjelaskan gaya yang bekerja pada benda diam
kinematika dan serta hubungan antara dan benda yang bergerak lurus beraturan
dinamika benda titik gaya, massa dan gerak 3.7.3 Menggambarkan diagram gaya pada benda diam
lurus benda serta 3.7.4 Menerapkan Hukum I (Hukum Inersia) Newton
penerapannya dalam dalam kehidupan sehari-hari
13
kehidupan sehari-hari 3.7.5 Menjelaskan hubungan antara gaya, massa, dan
percepatan pada gerak lurus
4.7 Melakukan 3.7.6 Menerapkan hukum II Newton dalam kehidupan
percobaan berikut sehari-hari
presentasi hasilnya 3.7.7 Menganalisis hubungan antara gaya, massa, dan
terkait gaya serta percepatan pada gerak lurus dalam penyelesaian
hubungan gaya, massa masalah
dan percepatan dalam 3.7.8 Menggambar diagram gaya aksi reaksi pada
gerak lurus benda suatu benda
dengan menerapkan 3.7.9 Melakukan percobaan tentang hubungan gaya
metode ilmiah aksi reaksi
3.7.10 Menerapkan Hukum III Newton dalam
kehidupan nyata
Sudut pandang yang digunakan dalam penetapan teknik penilaian adalah tingkat
kemampuan akademis peserta didik, kompleksitas indikator dan daya dukung pendidik.
Pada tahap awal penetapan kriteria ketuntasan indikator boleh agak rendah, namun
diharapkan semakin lama semakin meningkat, hal ini dikarenakan kualitas satuan
pendidikan akan dinilai oleh pihak luar secara berkala, misalnya melalui ujian nasional.
Hasil penilaian ini akan menunjukkan peringkat suatu satuan pendidikan dibandingkan
dengan satuan pendidikan lain (benchmarking). Melalui pemeringkatan ini diharapkan
satuan pendidikan terpacu untuk meningkatkan kualitasnya, dalam hal ini meningkatkan
kriteria ketuntasan pencapaian indikator semakin mendekati 100%. Penentuan kriteria
kelulusan setiap indikator juga harus disesuaikan dengan keterampilan yang terdapat di
dalam standar kompetensi.
14
Setelah menganalisis standar kompetensi dan menjabarkan kompetensi dasar
menjadi beberapa indikator, maka langkah selanjutnya adalah menetapkan kriteria
ketuntasan setiap indikator sebagai acuan untuk melakukan penilaian. Rentang
persentase kriteria ketuntasan setiap indikator adalah antara 0% - 100%. Kriteria
ketuntasan ideal untuk masing-masing indikator adalah 75%. Namun satuan pendidikan
dapat menetapkan kriteria atau tingkat pencapaian indikator, apakah 50%, 60% atau
70%. Contoh pemetaan SK, KD, indikator kriteria ketuntasan dan penetapan teknik
penilaian:
Standar Kompetensi dasar Indikator KK Teknik penilaian
kompetensi
Unjuk Kerja
Portofolio
Tertulis
Produk
Sikap
Menerapkan 3. 7 Menganalisis 3.7.11 Menyebutkan 70%
konsep dan interaksi pada gaya pengertian gaya dan
prinsip dasar serta hubungan antara massa.
kinematika dan gaya, massa dan gerak 3.7.12 Menjelaskan gaya 70%
dinamika lurus benda serta yang bekerja pada
benda titik penerapannya dalam benda diam dan benda
kehidupan sehari-hari yang bergerak lurus
beraturan
4.7 Melakukan 3.7.13 Menggambarkan 70%
percobaan berikut diagram gaya pada
presentasi hasilnya benda diam
terkait gaya serta 3.7.14 Menerapkan Hukum I 70%
hubungan gaya, massa (Hukum Inersia)
dan percepatan dalam Newton dalam
gerak lurus benda kehidupan sehari-hari
dengan menerapkan 3.7.15 Menjelaskan 70%
metode ilmiah hubungan antara gaya,
massa, dan percepatan
pada gerak lurus
3.7.16 Menerapkan hukum II 70%
Newton dalam
15
kehidupan sehari-hari
3.7.17 Menganalisis 70%
hubungan antara gaya,
massa, dan percepatan
pada gerak lurus dalam
penyelesaian masalah
3.7.18 Menggambar diagram
gaya aksi reaksi pada 70%
suatu benda
3.7.19 Melakukan percobaan
tentang hubungan gaya
aksi reaksi 70%
3.7.20 Menerapkan Hukum
III Newton dalam
kehidupan nyata
4.7.4 Melakukan percobaan 70%
untuk mengetahui sifat
kelembaman suatu
benda. 80%
4.7.5 Melakukan percobaan
untuk mengetahui
hubungan gaya, massa,
dan percepatan dalam 80%
gerak lurus
4.7.6 Melakukan percobaan
tentang hubungan gaya
aksi reaksi
80%
16
d. Contoh alat penilaian dan penskoran dalam penilaian
Alat-alat penilaian yang digunakan guru dalam proses penilaian di sekolah dapat
berupa alat penilaian standar dan alat penilaian buatan guru sendiri. Sebagian aliran
perilaku berpendapat bahwa peralatan diperlukan bukan sebagai alat penyaji, tetapi untuk
penguat saja kecuali itu juga diajukan bahwa untuk tujuan tertentu, peralatan dapat dan
perlu menggantikan peranan guru Alat penilaian standar bersumber dari pemerintah atau
lembaga pembuat alat-alat penilaian, sedangkan penilaian guru bersumber dari guru di
sekolah. sudah dapat disebut sebagai alat penilaian standar, biasanya dilengkapi dengan
sebuah manual. Manual ini memuat keterangan-keterangan atau petunjuk- petunjuk yang
diperlukan dalam menjelaskan pelaksanaan, penskoran dan mengadakan interpretasi baik
alat penilaian standar maupun buatan guru, keduanya memiliki kegunaan yang besar
dalam penilaian proses dan hasil belajar siswa di sekolah keunggulan alat penilaian
standar adalah teruji keautentikannya, namun terkadang tidak diaplikasikan secara
sepenuhnya karena keadaan sekolah yang beraneka ragam, oleh karenanya alat penilaian
buatan guru dianggap lebih sesuai yang dalam pembuatannya terjun langsung
kelapangan. Secara umum alat dalam penilaian hasil belajar dibagi menjadi dua kriteria,
yaitu penilaian berbasis tes dan penilaian non tes. Tes pada umumnya digunakan untuk
menilai dan mengukur hasil belajar siswa, terutama hasil belajar kognitif berkenaan
dengan penguasaan bahan pengajaran sesuai dengan tujuan pendidikan dan pengajaran.
Meskipun demikian,terkadang tes dapat digunakan untuk mengukur atau menilai hasil
belajar bidang afektif dan psikomotorik. Ada dua jenis tes, yakni tes uraian dan tes
objektif.
Contoh alat penskoran dalam penilaian:
1) Penilaian dalam aspek sikap menggunakan observasi penilaian diri peserta didik
Nama sekolah:
Mata pelajaran:
Nama:
Kelas:
No Pernyataan Alternatif
Ya Tidak
1 Saya berusaha meningkatkan keimanan dan ketaqwaan
kepada tuhan YME agar mendapat ridho-nya dalam belajar
2 Saya berusaha belajar dengan sungguh-sungguh
17
3 Saya optimis bias meraih prestasi
4 Saya bekerja keras untuk meraih cita-cita
5 Saya berperan aktif dalam kegiatan sosial di sekolah dan
masyarakat
6 Saya suka membahas masalah politik, hokum, dan
pemerintahan
7 Saya berusaha mematuhi segala peraturan yang berlaku
8 Saya berusaha membela kebenaran dan keadilan
9 Saya rela berkorban demi kepentingan masyarakat, bangsa
dan Negara
10 Saya berusaha menjadi warga Negara yang baik dan
bertanggung jawab
JUMLAH SKOR
Cara menskor:
Rentangan nilai yang digunakan antara 1 dan 2. Jika jawaban YA maka diberi
skor 2, dan jika jawaban TIDAK maka diberi skor 1. Jumlahkan semua skor dan
cocokkan dengan kriteria berikut:
0-5 dikategorikan tidak positif 11-15 positif
6-10 kurang positif 16-20 sangat positif.
a. 100 N d. 800 N
b. 200 N e. 8000 N
c. 400N
Cara penskoran:
Penilaian dengan mempertimbangkan item yang salah. Jawaban salah
diperhitungkan sebagai denda untuk mengurangi jawaban yang benar. Mengikuti
rumus:
N = B-
18
Dimana:
N = nilai S = jumlah jawaban salah
B = jumlah jawaban benar N = banyak pilihan
3) Penilaian dalam aspek keterampilan menggunakan teknik penilaian unjuk kerja per-
individu
Nama siswa:
Nis:
Mata pelajaran:
Kelas:
No Aspek yang dinilai Nilai
1 2 3 4
1. Menentukan NST jangka sorong
2. Membaca hasil pengukuran diameter bola
menggunakan jangka sorong
3. Data yang diperoleh
4. Kesimpulan
Cara menskor:
19
Rentang Nilai
No Skor Nilai
1. 0,00 < Skor ≤ 1,00 D
2. 1,00 < Skor ≤ 1,33 D+
3. 1,33 < Skor ≤ 1,67 C-
4. 1,67 < Skor ≤ 2,00 C
5. 2,00 < Skor ≤ 2,33 C+
6. 2,33 < Skor ≤ 2,67 B-
7. 2,66 < Skor ≤ 3,00 B
8. 3,00 < Skor ≤ 3,33 B+
9. 3,33 < Skor ≤ 3,67 A-
10. 3,67 < Skor ≤ 4,00 A
20
Mengubah Skor Menjadi Nilai
Dua pendekatan yang biasa digunakan:
o Criterion Referenced Evaluation atau Penilaian Acuan Kriteria (PAK)
o Norm Referenced Evaluation atau Penilaian Acuan Norma (PAN)
Skala penilaian yang dapat digunakan:
o Skala lima (standard five = stanfive) 1 s.d 5
o Skala sembilan (standard nine = stanine) 0 s.d. 10
o Skala sebelas (standard eleven = stanel) 1 s.d 9
o Z score Z = (X – Rerata)/SD
o T score T = 50+(10 x Z)
Penilaian Acuan Kriteria
sumsi: semua siswa bisa belajar apa saja namun waktunya yang berbeda.
Program remedial menjadi penting
Penafsiran skor hasil tes selalu dibandingkan dengan kriteria yang sudah
ditentukan
Acuan ini digunakan untuk menyeleksi secara pasti status individual
berkenaan dengan domain perilaku yang sudah ditetapkan
Penilaian Acuan Kriteria
Penentuan tingkatan didasarkan pada skor yang telah ditetapkan sebelumnya
Tingkatan individu tidak tergantung pada individu lainnya
Nilai siswa sangat tergantung pada tingkat kesulitan soal
Penilaian Acuan Kriteria
Penentuan nilai didasarkan pada kriteria, misalnya:
No Rentang Predikat
1. 80 - 100 A
2. 70 - 79 B
3. 60 - 69 C
4. 50 - 59 D
5. 40 - 49 E
21
Penilaian Acuan Norma
Penilaian yang dilakukan dengan mengacu pada norma kelompok
“Norma” berarti kapasistas atau prestasi kelompok
“Kelompok” adalah semua siswa yang mengikuti tes tersebut
Nilai PAN tidak mencerminkan tingkat kemampuan dan penguasaan siswa
tentang materi pelajaran yang diteskan,tetapi hanya menunjukkan kedudukan
siswa dalam peringkat kelompoknya
Pemberian nilai mengacu pada perolehan skor pada kelompok itu
Penilaian Acuan Norma
Menggunakan prinsip-prinsip yang berlaku pada kurva normal
Didasarkan pada nilai rata-rata dan simpangan baku yang dihasilkan
kelompoknya
Membiarkan siswa berkembang seperti apa adanya
Batas kelulusan tidak ditentukan oleh penguasaan minimal siswa terhadap
kompetensi yang ditetapkan
Penilaian Acuan Norma
Asumsi: tidak semua orang itu memiliki kesamaan kemampuan, individu itu
memiliki kemampuan yang beragam
Biasanya digunakan pada tes seleksi karena sesuai dengan tujuannya, yaitu
untuk membedakan kemampuan seseorang dalam kelompok tertentu.
Digunakan untuk mengetahui hasil belajar seseorang pada materi yang
cakupannya sangat luas
Penilaian Acuan Norma
Dua hal pokok yang harus ditetapkan yaitu:
o banyaknya siswa yang akan lulus
o penetapan batas lulus
Cara penentuan kelulusan:
o Cara sederhana dengan menentukan persentase yang diluluskan
o Menggunakan kurve normal
PAN dengan penentuan sederhana
Menentukan persentase kelulusan atau jumlah peserta tes yang diluluskan
Membuat rangking terhadap nilai siswa
Menentukan batas kelulusan
22
Implikasi
Jika nilai rata-rata kelompok/kelasnya rendah, misalnya 40, maka siswa yang
memperoleh nilai 45 sudah dikatakan baik atau lulus, sebab berada di atas rata-
rata kelas.
Padahal skor 45 dari skor maksimum skor 100 termasuk rendah.
23
Berdasarkan tabel berikut, dapat diketahui bahwa nilai indikator pada kompetensi
kompetensi dasar 1 cenderung 60. Jadi nilai kompetensi dasar 1 adalah 60 atau 6. Nilai
indikator pada kompetensi dasar 2 bervariasi, sehingga dihitung nilai rata-rata indikator.
Jadi nilai kompetensi dasar ke 2: pada kompetensi dasar 1, indikator ke 2 belum tuntas.
Jadi peserta didik perlu mengikuti remedial untuk indikator tersebut.
24
2. Data Penilaian Sikap
Data penilaian sikap bersumber dari catatan harian peserta didik didasarkan
pengamatan/observasi guru mata pelajaran. Data hasil pengamatan guru dapat
dilengkapi dengan hasil penilaian berdasarkan pernyataan langsung dan laporan studi.
Seperti yang telah diutarakan sebelumnya, hal yang harus dicatat dalam buku
catatan harian peserta didik adalah kejadian-kejadian yang meninjol, yang berkaitan
dengan sikap, perilaku, dan unjuk kerja peserta didik, baik positif maupun negatif.
Yang dimaksud dengan kejadian-kejadian yag menonjol adalah kejadian-kejadian
yang perlu mendapat perhatian, atau perlu diberi peringatan dan penghargaan dalam
rangka pembinaan peserta didik.
Pada akhir semester, guru mata pelajaran merumuskan sintesis, sebagai deskripsi
dari sikap, perilaku, dan unjuk kerja peserta didik dalam semester tersebut untuk mata
pelajaran yang bersangkutan. Deskripsi tersebut menjadi bahan atau pertanyaan untk
diisi dalam kolom Catatan Guru pada rapor peserta didik untuk semester dan mata
pelajaran yang berkaitan. Selain itu, berdasarkan catatan-catatan tentang peserta didik
yang dimilikinya, guru mata pelajaran dapat memberi masukan pula kepada guru
Bimbingan Konseling untuk merumuskan catatan, baik berupa peringatan atau
rekomendasi tenteng peserta didik, yang selanjutnya dijadikan bahan bagi wali kelas
dalam mengisi kolom Pengembangan Diri dalam rapor. Catatan Guru mata pelajaran
menggambarkan sikap atau tingkat penguasaan peserta didik berkaitan dengan
pelajaran yang ditempuhnya dalam bentuk kalimat naratif (menguraikan atau
menjelaskan).
25
Uraian objektif berdasarkan konsep atau kata kunci yang sudah pasti sebagai
jawaban yang benar. Setiap konsep atau kata kunci yang benar dapat dijawab peserta
didik diberi skor 1. Skor maskimal butiran soal adalah sama dengan jumlah konsep
kunci yang dituntut untuk dijawab oleh peserta didik. Skor capaian peserta didik
untuk satu butir soal kategori ini adalah jumlah konsep kunci yang dapat dijawab
benar, dibagi skor maksimal, dikali dengan 10.
Soal berbentuk uraian non objektif tidak dapat diskor secara objektif, karena
jawaban yang dinilai dapat berupa opini atau pendapat peserta didik sendiri, bukan
berupa koncep kunci yang sudah pasti. Pedoman penilaiannya berupa kriteria-kriteria
jawaban. Setiap kriteria jawaban diberikan rentang nilai tertentu, misalnya 0-5. Tidak
ada jawaban untuk suatu kriteria diberi dkor 0-5. Besar kecilnya skor yang diperoleh
peserta didik untuk suatu kriteria ditentukan berdasarkan tingkat kesempurnaan
jawaban dibandingkan dengan kriteria jawaban tersebut.
Skor penilaian yang diperoleh dengan menggunakan berbagai bentuk tes tertulis
perlu digabung menjadi satu kesatuan nilai penguasaan kompetensi. Dalam proses
penggabungan dan penyatuan nilai, data yang diperoleh dengan masing-masing
bentuk soal tersebut juga perlu diberi bobot dengan mempertimbangkan tingkat
kesukaraan dan komplesitas jawaban.
Nilai yang diperoleh peserta didik merupakan deskripsi tentang tingkat atau
persentase penguasaan kompetensi. Misalnya, nila 65,00 dapat diinterpretasikan
peserta didik telah menguasai 65% dari kompetensi yang diharapkan.
26
daftar pertanyaan atau format pengamatan yang sesuai dengan 1-4
tujuan.
Pengumpulan Data tercatat dengan rapi, jelas dan lengkap. Ketepatan
data menggunakan alat/bahan 1-4
Pengolahan Ada pengklasifikasian data, penafsiran data sesuai dengan 1-4
data tujuan penelitian.
Pengolahan Merumuskan topik, merumuskan tujuan, penelitian, menuliskan
data/laporan alat dan bahan, menguraikan cara kerja (langkah-langkah
kegiatan) penulisan laporan sistematis, menggunakan bahasa
yang komunikatif. Penyajian data lengkap, memuat kesimpulan 1-4
dan sara.
Total skor
Keterangan:
Semakin lengkap dan sesuai informasi pada setiap tahap semmakin tinggi skor
yang diperoleh.
27
Pembuatan Kemampuan menyeleksi dan menggunakan bahan; 1-10
Produk Kemampuan menyeleksi dan menggunakan alat
Kemampuan menyeleksi dan menggunakan teknik;
Penilaian Keterampilan peserta didik membuat produk sesuai 1-10
Produk kegunaan/fungsinya;
Produk memenuhi keindahan
Kriteria penskoran
Menggunakan skala skor 0-10 atau 1-100;
Semakin baik kemampuan yang ditampilkan,semakin tinggi skor yag diperoleh.
Hasil catatan guru mampu memberi penilaian terhadap sikap peserta didik dalam
melakukan kegiatan portofolio. Hasil pekerjaan peserta didik mampu memberi skor
berdasarkan kriteria:
a) rangkuma isi portofolio
b) dokumentasi/data dalam folder
c) ringkasan setiap dokumentasi
d) ringkasan setiap dokumen
e) presentasi
f) penampilan.
28
kegiatan unjuk kerja, dengan rambu-rambu atau kriteria penyekoran portofolio yang
telah ditetapkan. Dengan demikian, akan diperoleh skor peserta didik berdasarkan
portofoli masing-masing.
29
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Evaluasi Program Pendidkan adalah langkah awal dalam supervisim yaitu
mengumpulkan data yang tepat agar dapat dilanjutkan dengan pemberian pembinaan
yang tepat pula dalam perencanaan yang sudah direncanakan dalam ranah
pendidikan.Dalam evaluasi program pendidikan, terdapat tujuan yang hendak dicapai
dan fungsi-fungsi dalam pelaksanannya.
Ada beberapa kriteria yang dipilih untuk digunakan dalam evaluasi yang berfungsi
sebagai acuan pengkajian. Ada dua jenis kriteria yang dapat dipergunakan dalam
evaluasi program, yaitu kriteria internal dan kriteria eksternal. Evaluasi program
pendidikan dilaksanakan melalui beberapa tahapan. Secara garis besar tahapan tersebut
meliputi: tahap persiapan evaluasi program, tahap pelaksanaan evaluasi program, dan
tahap monitoring pelaksanaan progam.
Indikator pencapaian kompetensi adalah penanda pencapain KD yang di tandai oleg
perubahan perilaku yang dapat diukur. Setiap kompetensi dasar dapat dikembangkan
menjadi dua atau lebih indikator pencapaian hasil belajar, hal ini sesuai dengan keluasan
dan kedalaman kompetensi dasar tersebut. Indikator merupakan ukuran, karakteristik,
ciri-ciri, pembuatan atau proses yang berkontribusi/menunjukkan ketercapaian suatu
kompetensi dasar.
Setiap kompetensi dapat dikembangkan menjadi dua atau lebih indicator pencapaian
hasil belajar, hal ini disesuaikan dengan keluasan dan kedalaman kompetensi dasar
tertentu. Setelah menganalisis standar kompetensi dan menjabarkan kompetensi dasar
menjadi beberapa indikator, maka langkah selanjutnya adalah menetapkan kriteria
ketuntasan setiap indikator sebagai acuan untuk melakukan penilaian. Secara umum alat
dalam penilaian hasil belajar dibagi menjadi dua kriteria, yaitu penilaian berbasis tes dan
penilaian non tes.
Skor adalah hasil pekerjaan memberikan angka dari hasil pekerjaan siswa terhadap
seperangkat tes. Apabila nilai peserta didik untuk indikator pencapaian sama atau lebih
besar dari kriteria ketuntasan, maka dikatakan bahwa peserta didik itu telah menuntaskan
indikator itu. Apabila semua indikator telah tuntas, dapat dikatakan peserta didik telah
menguasai KD bersangkutan. Dengan demikian, peserta didik dapat diidentifikasikan
telah menguasai SK dan mata pelajaran. Apabila jumlah indikator dari suatu KD yang
30
telah tuntas lebih dari 50%, peserta didik dapat mempelajari KD berikutnya dengan
mengikuti remedial untuk indikator yang belum tuntas.
Pengolahan Hasil Penilaian:
1) Data Penilaian Unjuk Kerja, Merupakan skor yang diperoleh dari pengamatan yang
dilakukan terhadap penilaian pesesrta didik dari suatu kompetensi.
2) Data Penilaian Sikap, bersumber dari catatan harian peserta didik didasarkan
pengamatan/observasi guru mata pelajaran.
3) Data Penilaian Tertulis, Adalah skor yang diperoleh peserta didik dari hasil tes
tertulis yang diikuti peserta didik. Soal tes tertulis dapat berbentuk pilihan ganda,
benar salah, menjodohkan, uraian, jawaban singkat.
4) Data Penilaian Proyek, meliputi skor yang diperoleh dari tahap-tahap:
perencanaan/persiapan, pengumpulan data, pengolahan data, dan penyajian
data/laporan.
5) Data Penilaian Produk, Diperoleh dari 3 tahap yaitu: Tahap persiapan, Tahap
pembuatan (produk), Tahap penilaian produk (appraisal)
6) Data penilaian Portofolio, didasarkan dari hasil kumpulan informasi yang telah
dilakukan oleh peserta didik selama pembelajaran berlangsung. Komponen penilaian
portofolio meliputi: catatn guru, hasil pekerjaan peserta didik, profil perkembangan
peserta didik.
7) Data Penilaian Diri, Adalah data yang diperoleh dari hasil penilaian tentang
kemampuan kecakapan, atau penguasaan, kompetensi tertentu, yang dilakukan oleh
peserta didik sendiri, sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan.
B. SARAN
Demikian makalah ini kami susun dengan harapan semoga makalah ini Bermanfaat
bagi penyusun khususnya dan bagi para pembaca umumnya. Apabila ada kekurangan
dan kesalahan yang terdapat dalam makalah ini, kami mohon kritik dan saran yang
bersifat membangun dan memotivasi.
31
DAFTAR PUSTAKA
Prof. Dr. Festiyed, M. (2017). Evaluasi Pembelajaran Fisika. Padang: Sukabina Press.
http://siti-lailatus.blogspot.com/2012/12/pemetaan-sk-kd-indikator-dan-teknik.html.
[diakses 02 Oktober 2021]
https://www.academia.edu/11103155/Langkah_langkah_Pelaksanaan_Penilaian
[diakses 02 Oktober 2021]
http://staffnew.uny.ac.id/upload/132232818/pendidikan/14.%20PENSKORAN%20DAN%20
PENILAIAN.pdf [diakses 02 Oktober 2021]
https://tamayudhistira.com/administrasi-belajar/cara-merumuskan-indikator-pencapaian-
kompetensi/ [diakses 02 Oktober 2021]
https://www-msyarifah-my-id.cdn.ampproject.org/v/s/www.msyarifah.my.id/penetapan-
indikator-pencapaian-
kompetensi/?amp_js_v=a6&_gsa=1&&usqp=mq331AQKKAFQArABIIACAw%3D
%3D#aoh=16331314579423&referrer=https%3A%2F%2Fwww.google.com&_tf=Dari%
20%251%24s&share=https%3A%2F%2Fwww.msyarifah.my.id%2Fpenetapan-
indikator-pencapaian-kompetensi%2F [diakses 02 Oktober 2021]
http://zuraida-syahla.blogspot.com/2014/03/pengembangan-kompetensi-indikator-
dan_337.html?m=1 [diakses 02 Oktober 2021]
Suharsini arikunto dan ceti safruddin abdul jabbar, evaluasi program pendidikan, (Jakarta:
PT. Aksara, 2010), hlm. 3
Suharsini arikunto dan ceti safruddin abdul jabbar, evaluasi program pendidikan, (Jakarta:
PT. Aksara, 2010), hlm. 29
Eka prihatin, manajemen peserta didik , (Bandung: ALFABETA, 2011), hlm. 109
32
Nanang Fattah, landasan manajmen pendidikan, (Bandung: PT REMAJA
ROSDAKARYA,2006), hlm. 109-114
Suharsimi, arikunto, Evaluasi program pendidikan, ( Jakarta : Bumi aksara , 2010 ) , hlm.
123-125
33