Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

EVALUASI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


(PENILAIAN TES DAN NON TES)

Makalah ini disusun guna memenuhi Tugas :

Mata Kuliah               : Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam


Dosen Pembimbing       : Dr. Syaifudin Noer, M.Pd. LCPC.

DiSusun Oleh :

1. ABDULLAH HUMAIDY NIRM. 020.10.IV.1068


2. M. MISBAHUL ULUM NIRM. 020.10.IV.1103
3. SITI FARIDA NIRM. 020.10.IV.1079
4. FATKHUL HADI NIRM. 020.10.IV.1083

PROGRAM PASCA SARJANA


INSTITUT AGAMA ISLAM (IAI) AL-KHOZINY
BUDURAN SIDOARJO

2022

i
ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya
kepada kita semua, sehingga kita dapat terus beraktivitas dan berkarya apa yang telah
kita rencanakan dapat berhasil sesuai dengan rencana. Rasa bahagia kami yang tak
terhingga karena kami telah dapat menyelesaikan tugas yang diberikan dosen untuk
makalah kami yang bertema “PENILAIAN TES DAN NON TES”. Kami menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari
semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini. Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang
telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga
Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Aamiin.

Sidoarjo, 02 April 2022

Penyusun

iii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR1______________________________________________ii

DAFTAR ISI ______________________________________________________iii

BAB I PENDAHULUAN ____________________________________________1

A. Latar Belakang____________________________________________1
B. Rumusan Masalah__________________________________________2
C. Tujuan___________________________________________________2

BAB II PEMBAHASAN_____________________________________________3

A. Pengertian Evaluasi Belajar__________________________________4

B. Pengertian, Fungsi dan Penggolongan Teknik Tes_________________5

C. Pengertian dan Bentuk Teknik Non Tes_________________________10

BAB III PENUTUP_________________________________________________12


A. Kesimpulan______________________________________________12
DAFTAR PUSTAKA________________________________________________13

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di dalam dunia pendidikan, kita mengetahui bahwa setiap jenis atau bentuk
pendidikan pada waktu-waktu tertentu selama satu periode pendidikan, selalu
mengadakan evaluasi. Artinya pada waktu-waktu tertentu selama satu periode
pendidikan, selalu mengadakan penilaian terhadap hasil yang telah dicapai, baik oleh
pihak terdidik maupun oleh pendidik.
Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada setiap orang
sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara
seseorang dengan lingkungannya. Oleh karena itu, belajar dapat terjadi kapan saja
dan di mana saja. Salah satu indikator bahwa seseorang itu telah belajar adalah
adanya suatu perubahan tingkah laku pada orang itu yang mungkin disebabkan oleh
terjadinya perubahan pada tingkat pengetahuan, keterampilan, atau sikapnya.1
Demikian pula dalam satu kali proses pembelajaran, guru hendaknya menjadi
seorang evaluator yang baik. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah
tujuan yang telah dirumuskan itu tercapai atau belum, dan apakah materi pelajaran
yang diajarkan sudah tepat. Semua pertanyaan tersebut akan dapat dijawab melalui
kegiatan evaluasi atau penilaian.
Penilaian atau evaluasi berhubungan dengan setiap bagian dari proses
pendidikan, bukan hanya keberhasilan belajar saja, tetapi mencakup semua proses
belajar mengajar. Kegiatan penilaian tidak hanya terbatas pada karakteristik

peserta didik saja, tetapi juga mencakup karakteristik metode mengajar,


kurikulum, fasilitas dan administrasi sekolah.2 Dalam fungsinya sebagai penilai hasil
belajar peserta didik, guru hendaknya terus menerus mengikuti hasil belajar yang
telah dicapai oleh peserta didik dari waktu ke waktu. Informasi yang diperoleh
melalui evaluasi ini merupakan umpan balik (feed back) terhadap proses belajar
mengajar. Umpan balik ini akan dijadikan titik tolak untuk memperbaiki dan
1
Hasan Baharun, ‘Pengembangan Media Pembelajaran PAI Berbasis Lingkungan Melalui Model
ASSURE’, Cendekia: Journal of Education and Society, 14.2 (2016), 231–46
<https://doi.org/10.21154/cendekia.v14i2.610>.
2
Hasan Baharun, Penilaian Berbasis Kelas Pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Di Madrasah,
MODELING: Jurnal Program Studi PGMI, 3.2 (2016), 205–16
5
meningkatkan proses belajar mengajar selanjutnya. Dengan demikian proses belajar
mengajar akan terus dapat ditingkatkan untuk memperoleh hasil yang optimal.
Evaluasi memiliki kedudukan yang penting dalam proses pembelajaran.
Dengan melakukan evaluasi, guru sebagai pengelola kegiatan pembelajaran dapat
mengetahui kemampuan yang dimiliki peserta didik, ketepatan metode yang
digunakan, dan keberhasilan peserta didik dalam meraih kompetensi yang telah
ditetapkan. Berdasarkan hasil penilaian, pendidik dapat mengambil keputusan secara
tepat untuk menentukan langkah yang akan diambil selanjutnya . Hasil penilaian juga
dapat memberikan motivasi kepada peserta didik untuk berprestasi lebih baik di
kemudian hari.
Selanjutnya didalam melakukan evaluasi ada dua teknik evaluasi yang kita
kenal yaitu teknik evaluasi menggunakan tes dan evaluasi dengan teknik non tes,
Teknik non tes pada umumnya memegang peranan penting dalam rangka
mengevaluasi hasil belajar peserta didik dari segi ranah sikap (affective domain) dan
ranah keterampilan (Psychomotoric domain), sedangkan teknik tes lebih banyak
digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar peserta didik dari segi ranah proses
berfikirnya (cognitif domain).

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, terdapat beberapa masalah yang harus
diselesaikan, diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian evaluasi belajar dengan teknik penilaian Tes dan Non Tes ?
2. Bagaimana evaluasi belajar dengan teknik penilaian Tes dan Non Tes?
3. Mengapa Teknik penilaian Tes dan Non Tes Perlu dilakukan ?

C. Tujuan
Dari uraian dalam rumusan masalah terdapat tujuan yang harus dicapai,
diantaranya adalah:
1. Untuk mengetahui pengertian evaluasi belajar dengan teknik penilaian Tes dan
Non Tes
2. Untuk mengerti dan memahami tentang pengertian dan bentuk teknik tes.
3. Untuk mengetahui dan memahami tentang Teknik penilaian Tes dan Non Tes
BAB II
6
PEMBAHASAN

A. Pengertian Evaluasi Belajar


Secara harfiyah kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris evaluation, dalam
bahasa Indonesia berarti penilaian. Akar katanya adalah value, dalam bahasa
Indonesia berarti nilai.3 Sedangkan secara istilah evaluasi adalah suatu tindakan/proses
untuk menentukan nilai dari sesuatu tersebut.4 Belajar merupakan proses yang
dilakukan tiap individu untuk memperoleh suatu perubahan yang positif.
Proses adanya evaluasi ialah untuk mengetahui dampak dan efektivitas
penggunaannya dalam kegiatan pembelajaran. Untuk memperoleh gambaran lengkap
perlu dilakukan evaluasi baik terhadap proses maupun hasilnya. aspek yang ingin
diketahui dalam proses antara lain dampak media dan metode yang digunakan dalam
proses pembelajaran. Sedangkan dari hasilnya, yang ingin dinilai ketercapaian
kompetensi atau tujuan yang telah ditetapkan untuk peserta didik.5
Selain itu masalah pertama yang harus dilakukan dalam pelaksanaan adalah
merumuskan tujuan evaluasi yang hendak dilaksanakan dalam suatu proses
pelaksanan program pembelajaran di kelas didasarkan atas tujuan yang hendak dicapai
dalam program tersebut.6 Jadi, evaluasi belajar adalah suatu proses yang dilakukan
untuk menentukan penilaian terhadap individu/peserta didik guna mencapai
perubahan yang positif.

B. Pengertian, Fungsi dan Penggolongan Teknik Tes


1. Pengertian teknik tes
Secara harfiyah, kata “tes” berasal dari bahasa Perancis Kuno: testum
dengan arti: “piring untuk menyisihkan logam-logam mulia” (maksudnya dengan
menggunakan alat yang berupa piring itu akan dapat diperoleh jenis-jenis logam
mulia yang nilainya sangat tinggi) dalam bahasa Inggris ditulis dengan test yang
dalam bahasa Indonesia diterjemahkan dengan “tes” , “ujian” atau “percobaan”.
Dalam bahasa Arab ditulis dengan ‫اإلمتحان‬.7

3
Anas Sudijono, “Pengantara Evaluasi Pendidikan”, (Jakarta: PT: Raja Grafindo Persada, 2007), hal 01
4
Ibid .
5
Baharun, Penilaian Berbasis Kelas Pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Di Madrasah, hal.
18.
6
Baharun, Penilaian Berbasis Kelas Pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Di Madrasah, hal 18.
7
Anas Sudijono, “Pengantara Evaluasi Pendidikan”, (Jakarta: PT: Raja Grafindo Persada, 2007), hal 66
7
Ada beberapa istilah yang memerlukan penjelasan sehubungan dengan
uraian di atas, yaitu : test adalah alat atau prosedur yang dipergunakan dalam
rangka pengukuran dan penilaian; testing berarti saat dilaksanakannya atau
peristiwa berlangsungnya pengukuran dan penilaian; tester artinya orang yang
melaksanakan tes, atau pembuat tes, atau eksperimentor, yaitu orang yang sedang
melakukan percobaan (eksperimen); sedangkan testee (mufrad) dan testees (jamak)
adalah pihak yang dikenai tes (=peserta tes = peserta ujian), atau pihak yang
sedang dikenai pekerjaan (= tercoba).
Dari beberapa kutipan diatas, dapat disimpulkan bahwa tes adalah suatu
alat pengumpul informasi yang bersifat lebih resmi bila dibandingkan alat-alat
yang lain karena penuh dengan batasan-batasan. Tes merupakan alat atau
prosedur yang dipergunakan dengan bentuk tugas atau suruhan yang harus
dilaksanakan dan dapat pula berupa pertnyaan-pertanyaan atau soal yang harus
dijawab. Adapun pelaksanaannya, dapat dilaksanakan secara lisan maupun
secara tes tulis. Tes adalah alat yang direncanakan untuk mengukur kemampuan,
keahlian, atau pengetahuan. Dari pengertian ini maka tes adalah:
a) Merupakan alat
b) Harus direncanakan8
c) Berfungsi sebagai pengukur kemampuan, kecakapan dan pengetahuan anak.
Adapun yang dimaksud teknik tes ialah suatu teknik dalam evaluasi yang
digunakan untuk mengetahui hasil belajar murid dengan mempergunakan alat tes.9
Sehingga dari definisi-definisi di atas kiranya dapat dipahami bahwa dalam dunia
evaluasi pendidikan, yang dimaksud dengan tes adalah cara (yang dapat
dipergunakan) atau prosedur (yang perlu ditempuh) dalam rangka pengukuran dan
penilaian di bidang pendidikan, yang berbentuk pemberian tugas atau serangkaian
tugas baik berupa pertanyaan-pertanyaan (yang harus dijawab), atau perintah-
perintah (yang harus dikerjakan) oleh testee, sehingga (atas dasar data yang
diperoleh dari hasil pengukuran tersebut) dapat dihasilkan nilai yang
melambangkan tingkah laku atau prestasi testee.
2. Fungsi Tes
Secara umum, ada dua macam fungsi yang dimiliki oleh teknik tes, yaitu:
8
Dalam artiyan harus dilakukan persiapan, prinsip-prinsip dan syarat-syarat tertentu
9
Mulyadi, “Evaluasi Pendidikan : Pengembangan Model Evaluasi Pendidikan di Sekolah” ,
(Malang:UIN-Maliki Press, 2010), hal 55-56
8
a) Sebagai alat pengukur terhadap peserta didik. Dalam hubungan ini tes
berfungsi mengukur tingkat perkembangan atau kemajuan yang telah dicapai
oleh peserta didik setelah mereka menempuh proses belajar mengajar dalam
jangka waktu tertentu.
b) Sebagai alat pengukur keberhasilan program pengajaran, sebab melalui tes
tersebut akan dapat diketahui sudah seberapa jauh program pengajaran yang
telah ditentukan, telah dapat dicapai.10

3. Penggolongan Tes
a) Menurut sifatnya, tes dapat dikelompokkan menjadi:
1) Tes Verbal11
Yang mana tes dengan cara ini menggunakan bahasa sebagai alat
untuk melakukan tes. Tes verbal terdiri dari:
a) Tes lisan (Oral Test)12
b) Tes tulis (Written Test)13
2) Tes Non Verbal
Yaitu tes yang tidak menggunakan bahasa sebagai alat untuk
melaksanakan tes, tetapi menggunakan gambar, memberikan tugas dan
sebagainya, atau dengan tes ini tester menghendaki adnya respon dari testee
bukan berupa ungkapan kata-kata atau kalimat, melainkan berupa tindakan
atau tingkah laku. Jadi, respon yang dikehendaki muncul dari testee adalah
berupa perbuatan atau gerakan-gerakan tertentu.
b) Menurut tujuannya, tes dapat dikelompokkan menjadi:
1) Tes Bakat (Aptitude Test)
Yaitu tes yang digunakan untuk menyelidiki bakat seseorang. Tes bakat
biasanya digunakan untuk mengetahui kemampuan dasar yang bersifat
potensial.
2) Tes Intelegensi (Intellegenci Test)
Yakni tes yang dilakukan dengan tujuan untuk mengungkap atau
10
Anas Sudijono, “Pengantara Evaluasi Pendidikan”, (Jakarta: PT: Raja Grafindo Persada, 2007), hal. 67
11
Mulyadi, “Evaluasi Pendidikan : Pengembangan Model Evaluasi Pendidikan di Sekolah” ,
(Malang:UIN-Maliki Press, 2010), hal 57- 60
12
Ialah tes dimana tester di dalam mengajukan pertanyaan-pertanyaan atau soalnya dilakukan secara lisan,
dan testee memberikan jawabannya secara lisan pula.
13
Yakni jenis tes dimana tester dalam mengajukan pertanyaan-pertanyaan atau soalnya dilakukan secara
tertulis dan testee memberikan jawabannya secara tertulis.
9
mengetahui tingkat kecerdasan seseorang.14
3) Tes Prestasi Belajar (Achievement Test)
Yaitu tes yang dilakukan untuk mengetahui prestasi seseorang murid dari
mata pelajaran yang telah diberikan. Sehingga dengan adanya tes hasi
belajar ini, guru bisa mengetahui apakah pelajaran yang telah diberikan
mencapai tujuan sesuai dengan target yang telah ditentukan.
4) Tes Diagnostik (Diagnostic Test)
Yaitu tes yang digunakan untuk menggali kelemahan atau problem yang
dihadapi murid, terutama kelemahan yang dialami murid saat belajar.
Tes diagnostik biasanya dilakukan dengan cara lisan, tertulis, perbuatan
atau kombinasi dari ketiganya.
Berdasarkan nama tes tesebut (diagnose = pemeriksaan), maka jika hasil
“pemeriksaan” itu menunjukkan bahwa tingkat pengausaan peserta didik
yang sedang “diperiksa” itu termasuk rendah, harus diberi bimbingan
secara khusus agar mereka dapat diperbaiki tingkat penguasaanya terhadap
mata pelajaran tertentu.15
5) Tes Sikap (Atitude Testt)
Yaitu tes untuk mengetahui sikap seseorang murid terhadap sesuatu.
6) Tes Minat
Yaitu tes yang digunakan untuk mengetahui minat murid terhadap hal-hal
yang disukai. Sehingga melalui tes ini dapat diketahui apa yang disukai
murid.
c) Menurut pembuatannya, tes dapat dikelompokkan menjadi:
1) Tes Terstandar (Standard Direct Test)
Tes standar atau tes yang dibakukan mengandung prosedur yang seragam
untuk menentukan nilai dan administrasinya. Tes standar bisa
membandingkan kemampuan murid dengan murid yang lain pada usia atau
level yang sama dan dalam kasus perbandingan ini dilakukan ditingkat
nasional. Biasanya tes ini dibuat oleh sekelompok (tim) yang ahli di
bidang pembuatan tes.
2) Tes Buatan Guru (Teacher Made Test)

14
Ibid., hal 73
15
Ibid., hal 72-73
10
Tes buatan guru cenderung difokuskan pada tujuan instruksional untuk
kelas tertentu. Tes buatan guru adalah tes yang dibuat oleh guru untuk
kepentingan prestasi belajar.
d) Menurut bentuk soalnya, tes dikelompokkan menjadi:
1) Tes Uraian (Essay Test)
Yaitu tes yang bentuk soalnya sedemikian rupa, sehingga memberi
kesempatan kepada murid untuk menjawab secara bebas dengan uraian.
Bentuk tes ini terdiri dari:
a) Uraian Bebas (Free Essay Test)
b) Uraian Terbatas (Limited Essay Test)
2) Tes Objektif (Objective Test)
Yaitu tes yang bentuk soalnya sedemikian rupa, sehingga memberi
kesempatan kepada murid untuk menjawab secara bebas dengan uraian.
Berdasarkan cara mengerjakan tes objektif, maka dikelompokkan menjadi:
a) Variasi, yang mana testee harus mensuplai jawabannya sehingga
hampir tidak berbeda dengan essay test. Misalnya bentuk:
(1) Completion Test (melengkapi)
(2) The Short Answer (jawaban singkat)
b) Variasi. Yang mana testee hanya memilih diantara jawaban yang telah
disediakan bersama soalnya. Pada variasi ini ada lima bentuk tes,
dimana tester harus:
(1) Menyatakan apakah pernyataan itu benar atau salah (true false)
(2) Memilih jawaban yang lain benar (the best answer)
(3) Menjodohkan dua rentetan kata-kata yang tersedia sesuai dengan
jawaban yang benar (matching test)
(4) Memilih diantara alternatif-alternatif jawaban yang disediakan
untuk setiap soal (multiple choice)
(5) Mengelompokkan jawaban yang sesuai dengan klasifikasi
masing-masing (classification).

e) Ditinjau dari objek yang dites, maka tes dikelompokkan menjadi:


1. Tes Individual
Yaitu suatu tes yang dalam pelaksanaannya memerlukan waktu yang cukup
11
panjang.
2. Tes Kelompok
Yaitu tes yang dilakukan terhapa beberapa murid dalam waktu yang sama.

C. Pengertian dan Bentuk Teknik Non Tes


1. Pengertian teknik non tes
Non tes adalah cara penilaian hasil belajar peserta didik yang dilakukan
tanpa menguji peserta didik tetapi dengan melakukan pengamatan secara
sistematis. Teknik evaluasi non tes berarti melaksanakan penilain dengan tidak
menggunakan tes. Teknik penilaian ini umumnya untuk menilai kepribadian anak
secara menyeluruh meliputi sikap, tingkah laku, sifat, sikap sosial dan lain- lain.
Yang berhubungan dengan kegiatan belajar dalam pendidikan, baik secara individu
maupun secara kelompok.16
Dengan teknik non tes maka penilaian atau evaluasi hasil belajar peserta
didik dapat dilakukan dengan pengamatan secara sistematis (observasi),
melakukan wawancara (interview) dan menyebar angket (quistionnaire).
2. Bentuk-bentuk teknik non tes
a) Observasi (pengamatan)
Teknik pengamatan atau observasi merupakan salah satu bentuk teknik nontes
yang biasa dipergunakan untuk menilai sesuatu pengamatan terhadap
objeknya secara langsung, seksama dan sistematis. Pengamatan
memungkinkan untuk melalui melihat dan mengamati sendiri kemudian
mencatat perilaku dan kejadian yang terjadi pada keadaan sebenarnya.17
b) Interview (wawancara)
Wawancara adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan yang
dilaksanakan dengan cara melakukan tanya jawab lisan secara sepihak,
berhadapan muka, dengan arah serta tujuan yang telah ditentukan.18
c) Angket (quistionnaire)
Angket juga dapat digunakan sebagai alat bantu dalam rangka penilaian hasil

16
Mulyadi, “Evaluasi Pendidikan : Pengembangan Model Evaluasi Pendidikan di Sekolah”,
(Malang:UIN-Maliki Press, 2010), hal. 61
17
Anas Sudijono, “Pengantara Evaluasi Pendidikan”, (Jakarta: PT: Raja Grafindo Persada, 2007), hal.
76
18
Mulyadi, “Evaluasi Pendidikan : Pengembangan Model Evaluasi Pendidikan di Sekolah” ,
(Malang:UIN-Maliki Press, 2010), hal. 63
12
belajar. Angket adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.
Sehingga angket berbeda dengan wawancara.19 Prinsip Penulisan Angket :
1) Isi dan tujuan pertanyaan jelas
2) Bahasa yang digunakan mudah dipahami
3) Tipe dan bentuk pertanyaan (terbuka atau tertutup)
4) Pertanyaan tidak mendua
5) Tidak menanyakan yang sudah lupa
6) Panjang pertanyaan (max 30 pertanyaan)
7) Urutan pertanyaan (dari mudah ke sulit)
8) Prinsip pengukuran
9) Penampilan fisik angket.

BAB III
PENUTUP

A. Simpulan

19
Anas Sudijono, “Pengantara Evaluasi Pendidikan”, (Jakarta: PT: Raja Grafindo Persada, 2007), hal .
84
13
Dari pemaparan makalah diatas dapat disimpulkan bahwa evaluasi adalah
suatu tindakan/proses untuk menentukan nilai dari sesuatu. Dan tes adalah suatu
alat pengumpul informasi yang bersifat lebih resmi bila dibandingkan alat-alat
yang lain karena penuh dengan batasan-batasan. Sedangkan teknik tes ialah suatu
teknik dalam evaluasi yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar murid
dengan mempergunakan alat tes.
Fungsi tes dapat didefinisikan sebagai alat pengukur terhadap peserta didik
dan sebagai alat pengukur keberhasilan program pengajaran.
Penggolongan tes menurut sifatnya dapat dibedakan menjadi verbal dan non
verbal. Dan menurut tujuannya dikategorikan menjadi tes bakat, tes intelegensi, tes
prestasi belajar, tes diagnostik, tes sikap dan tes minat. Sedangkan menurut
pembuatnya dibedakan menjadi test terstandar, dan test buatan guru.
Menurut bentuk soalnya tes dibagi menjadi 2 yaitu test uraian dan test
obyektif. Menurut obyek yang dites juga dibagi menjadi 2 yaitu test individual dan
test kelompok. Pengertian non tes adalah cara penilaian hasil belajar peserta didik
yang dilakukan tanpa menguji peserta didik tetapi dengan melakukan pengamatan
secara sistematis. Teknik evaluasi non tes berarti melaksanakan penilain dengan
tidak menggunakan tes. Bentuk-bentuk teknik non tes yaitu observasi, interview,
dan angket.

DAFTAR PUSTAKA

14
Baharun, Hasan, ‘Pengembangan Media Pembelajaran PAI Berbasis Lingkungan
Melalui Model ASSURE’, Cendekia: Journal of Education and Society, 14,
231–46 <https://doi.org/10.21154/cendekia.v14i2.610>

———, ‘Penilaian Berbasis Kelas Pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam


Di Madrasah’, MODELING: Jurnal Program Studi PGMI, 3 (2016), 205–16

Mulyadi, 2010, “Evaluasi Pendidikan : Pengembangan Model


Evaluasi Pendidikan di Sekolah” , (Malang:UIN-Maliki Press)

Sudijono, Anas, 2007 “Pengantara Evaluasi Pendidikan”, (Jakarta: PT: Raja


Grafindo Persada)

15
3

Anda mungkin juga menyukai