Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH PENGEMBANGAN BAKAT DAN KREATIVITAS ANAK SD

“TEKNIK PENILAIAN TES DAN NON TES”


Dosen Pengampu: Dr. H. A. Hari Witono. M. Pd.

Disusun oleh kelompok 3:

1. M. Rizal Fadli E1E019197


2. Morina Anas Tasya E1E019209
3. Naila Asya Muhfi E1E019218
4. Nina Yulinda E1E019228

KELAS 3F
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MATARAM
TP.2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT,Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan hidayahNya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah yang berjudul “TEKNIK PENILAIAN TES DAN NON TES” tepat pada
waktunya.Makalah ini kami kerjakan untuk memenuhi tugas mata kuliah
Pengembangan Bakat dan Kreativitas Anak SD dengan tujuan mengetahui
bagaimana teknik penilaian berupa tes dan non tes secara umum untuk
menentukan bakat dan kreativitas anak SD. Makalah ini kami susun berdasarkan
data-data yang diperoleh penyusun dari beberapa referensi.

Oleh karena itulah kami sangat mengucapkan terima kasih kepada:


1. Dosen pengampu yaitu Bapak Dr. H. A. Hari Witono. M. Pd.,yang telah
membimbing kami dalam menyelesaikan makalah ini dengan baik.
2. Pihak yang telah membuat sumber untuk kami agar bisa menggali ilmu
mengenai dasar-dasar anak berkebutuhan khusus lebih banyak lagi.
3. Rekan-rekan yang telah membantu dalam memberi saran dan masukan
sehingga kamidapat menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan
demi kesempurnaan makalah ini.

Mataram, 11 September 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................ii


DAFTAR ISI ......................................................................................................iii
BAB IPENDAHULUAN ...................................................................................1
A. Latar Belakang ........................................................................................1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................3
C. Tujuan Penulisan .....................................................................................3
BAB IIPEMBAHASAN ....................................................................................4
A. Konsep Dasar Evaluasi Pendidikan Menggunakan Teknik Tes dan
Non Tes ...................................................................................................4
B. Jenis-Jenis Tes dan Non Tes Pemecahan Masalah (Problem Solving) ...6
C. Manfaat Tes dan Non Tes .......................................................................11
D. Penerapan Penggunaan Teknik Tes dan Non Tes dalam Evaluasi
Pendidikan ...............................................................................................13
BAB IIIPENUTUP ............................................................................................19
A. Kesimpulan .............................................................................................19
B. Saran ........................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................20

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang bersifat umum bagi setiap
manusia dimuka bumi ini. Pendidikan tidak terlepas dari segala kegiatan
manusia. Dalam kondisi apapun manusia tidak dapat menolak efek dari
penerapan pendidikan. Di dalam dunia pendidikan, kita mengetahui bahwa
setiap jenisa atau bentuk pendidikan pada waktu-waktu tertentu selama satu
periode pendidikan, selalu mengadakan evaluasi. Artinya pada waktu-waktu
tertentu selama satu periode pendidikan, selalu mengadakan penilaian
terhadap hasil yang telah dicapai, baik oleh pihak terdidik maupun oleh
pendidik.
Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada setiap
orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi
antara seseorang dengan lingkungannya. Oleh karena itu, belajar dapat terjadi
kapan saja dan di mana saja. Salah satu indikator bahwa seseorang itu telah
belajar adalah adanya suatu perubahan tingkah laku pada orang itu yang
mungkin disebabkan oleh terjadinya perubahan pada tingkat pengetahuan,
keterampilan, atau sikapnya.
Pelaksanaan kurikulum 2013 (K-13) tingkat pendidikan dasar dan
menengah berimplikasi pada sistem penilaian pendidikan. Berbeda dengan
kurikulum KBK/KTSP, kurikulum 2013 menekankan kegiatan penilaian
pendidikan secara kontekstual. Penilaian dilakukan baik dalam proses
pembelajaran maupun hasil belajar peserta didik. Proses penilaian mencakup
semua aspek kompetensi secara komprehensif, yakni sikap, pengetahuan, dan
keterampilan. Dalam konteks K-13 menggunakan konsep kompetensi inti
(KI) sikap spiritual (KI-1), sikap sosial (KI-2), pengetahuan (KI-3), dan
keterampilan (KI-4) (Depdikbud 2013). Oleh sebab itu, proses penilaian
belajar memerlukan teknik dan instrumen penilaian yang bervariasi dan
berkelanjutan.

1
Kegiatan mengukur, menilai, dan mengevaluasi sangatlah penting
dalam dunia pendidikan. Hal ini tidak terlepas karena kegiatan tersebut
merupakan suatu siklus yang dibutuhkan untuk mengetahui sejauh mana
pencapaian pendidikan telah terlaksana. Contohnya dalam evaluasi penilaian
hasil belajar siswa, kegiatan pengukuran dan penilaian merupakan langkah
awal dalam proses evaluasi tersebut. Kegiatan pengukuran yang dilakukan
biasanya dituangkan dalam berbagai bentuk teks dan hal ini yang paling
banyak digunakan. Namun, tes bukanlah satu-satunya alat dalam proses
pengukuran, penilaian, dan evaluasi pendidikan, sebab masih ada teknik lain
yaitu teknik non tes.
Teknik nontes biasanya dilakukan dengan pengisian observasi,
wawancara, angket (kuisioner), skala sikap dan lain-lain. Pada evaluasi
penilaian hasil belajar, teknik ini biasanya digunakan untuk mengukur pada
ranah afektif dan psikomotorik, sedangkan teknik tes digunakan untuk
mengukur pada ranah kognitif.
B. Rumusan Masalah
Sesuai pada latar belakang diatas sehingga pada makalah ini dapat
dirumuskan beberapa masalah antara lain yaitu
1. Apa konsep dasar evaluasi pendidikan menggunakan teknik penilaian tes
dan nontes?
2. Apa saja jenis tes dan non tes?
3. Apa saja manfaat tes dan non tes?
4. Bagaimana contoh penerapan penilaian menggunakan teknik tes dan non
tes?
C. Tujuan Penulisan Makalah
Sesuai pada rumusan masalah diatas sehingga pada makalah ini dapat
diambil beberapa tujuan antara lain
1. Untuk dapat memahami konsep dasar evaluasi pendidikan menggunakan
teknik penilaian tes dan non tes.
2. Untuk dapat memahami apa saja jenis tes dan non tes.
3. Untuk dapat memahami apa saja manfaat tes dan non tes.

2
4. Untuk dapat memahami contoh penerapan penilaian menggunakan teknik
tes dan non tes.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Evaluasi Pendidikan Menggunakan Teknik Tes dan


Non Tes
Evaluasi merupakan kegiatan yang terencana untuk mengetahui
keadaan suatu objek dengan menggunakan instrumen dan hasilnya
dibandingkan dengan tolak ukur untuk memperoleh kesimpulan (Thoha,
2003 : 1). Tujuan evaluasi diantaranya adalah pertama, dilihat dari
pendekatan proses. Kegiatan pendidikan secara sederhana dapat digambarkan
dalam segitiga sebagai mana dikemukakan oleh David McKay sebagai
berikut.

Educational
Objectives

.
Learning Evaluation
Expreriences Procedures

Berdasarkan gambar tersebut dapat diketahui hubungan antara tujuan


pendidikan, proses belajar mengajar, dan prosedur evaluasi. Tujuan
pendidikan akan mengarahkan kepada bagaimana pelaksanaan proses belajar
mengajar yang seharusnya dilaksanakan, sekaligus merupakan rangka acuan
untuk melaksanakan kegiatan evaluasi hasil belajar. Pelaksanaan proses
belajar-mengajar juga berkepentingan akan adanya perumusan tujuan yang
baik dan prosedur evaluasi haruslah memperhatikan pelaksanaan proses
belajar-mengajar. Evaluasi memiliki dua kepentingan, yakni untuk
mengetahui apakah tujuan pendidikan sudah tercapai dengan baik dan juga
untuk memperbaiki serta mengarahkan pelaksanaan proses belajar-mengajar.
Kedua, kegiatan mengevaluasi terhadap hasil belajar merupakan salah
satu ciri dari pendidik profesional karena apa diri profesional dituntut untuk

4
mampu menyusun rencana belajar mengajar, mengorganisasikan, menata,
mengendalikan, membimbing dan membina proses belajar-mengajar secara
relevan, efisien, dan efektif, menilai program dan hasil belajar, dan
mendiagnosis faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat keberhasilan proses
belajar dapat disempurnakannya proses belajar mengajar selanjutnya.
Ketiga, bila dilihat dari pendekatan kelembagaan, kegiatan pendidikan
merupakan kegiatan manajemen yang meliputi kegiatan planning,
programming, organizing, actuanting, controlling dan evaluating. Jika semua
fungsi manajemen tersebut tidak dilaksanakan dengan baik, maka dapat
dipastikan bahwa dalam pelaksanaan program terjadi penyimpangan maka
tujuan tidak akan tercapai.
Ada beberapa istilah yang sering digunakan untuk pengertian yang
serupa dengan evaluasi, yaitu measurement (pengukuran) yang berarti proses
untuk menentukan luas atau kuantitas sesuatu (GW Brown, 1957 : 1). Hasil
suatu pengukuran belum banyak memiliki arti sebelum ditafsirkan dengan
jalan membandingkan hasil pengukuran dengan standar atau patokan yang
telah ditentukan sebelumnya. Dalam penilaian pendidikan patokan itu dapat
berupa batas minimal kompetensi materi pelajaran untuk harus dikuasai, atau
rata-rata nilai yang diperoleh oleh kelompok. Sebagai contoh peserta didik
yang memperoleh 7 dapat berarti memiliki nilai rendah Apabila dibandingkan
dengan rata-rata kelompok yang memiliki nilai 8, tetapi nilai tersebut
dikatakan tinggi jika dibandingkan dengan standar nilai kelulusan yang
misalnya hanya memerlukan nilai 5. Selain pengukuran, ada pula istilah
assessment (penaksiran). Pengertian assessment tidak sampai ke tahap
evaluasi melainkan sekedar mengukur dan mengadakan estimasi terhadap
hasil pengukuran.
Yang ketiga adalah tes dan non tes (penggunaan alat pengukuran), tes
adalah pertanyaan pertanyaan yang harus dijawab dan atau perintah-perintah
yang harus dijalankan, yang mendasarkan harus bagaimana testee menjawab
pertanyaan-pertanyaan atau melakukan perintah-perintah itu penyelidik
mengambil kesimpulan dengan cara membandingkannya dengan standar atau

5
testee yang lain (Suryabrata, 1983 : 22). Sedangkan yaitu non tes adalah
teknik evaluasi yang tidak menggunakan perangkat soal yang harus
dikerjakan oleh peserta didik. Teknik-teknik nontes juga menempati
kedudukan yang penting dalam rangka evaluasi hasil belajar, terlebih evaluasi
yang berhubungan dengan kondisi kejiwaan peserta didik seperti resepsinya
terhadap mata pelajaran tertentu, persepsinya terhadap guru misalnya bakat,
tingkah laku atau sikapnya dan sebagainya, yang kesemuanya itu tidak
mungkin dievaluasi dengan menggunakan tes sebagai alat pengukurnya.

B. Jenis-Jenis Tes dan Non Tes


Secara umum, tes dibedakan berdasarkan objek mengukurnya dapat
dibagi menjadi dua, yaitu tes kepribadian (personality test) dan tes hasil
belajar (achievement test) (Thoha, 2003 : 44-46). Tes dapat dibedakan
menjadi beberapa jenis atau golongan tergantung dari segi mana atau dengan
alasan apa penggolongan tes itu dilakukan. Pertama, penggolongan tes
berdasarkan fungsinya sebagai alat pengukur perkembangan atau kemajuan
belajar peserta didik, dibedakan menjadi tes seleksi, tes awal, tes akhir, ter
diagnostik, tes formatif, dan tes sumatif. Kedua, penggolongan tes
berdasarkan aspek psikis yang ingin diungkap, tes setidak-tidaknya dapat
dibedakan menjadi 5 golongan, yaitu tes intelegensi, tes kemampuan, tes
sikap, tes kepribadian, dan tes hasil belajar. Ketiga, penggolongan tes
berdasarkan jumlah orang yang mengikuti tes, yaitu tes individual dan tes
kelompok. Keempat, penggolongan tes berdasarkan waktu yang disediakan,
yaitu tes power test dan speed test. Kelima, penggolongan tes berdasarkan
bentuk respon, yaitu tes verbal dan tes non verbal. Keenam, penggolongan tes
berdasarkan cara mengajukan pertanyaan dan cara memberikan jawaban,
yaitu tes tulis dan tes lisan. Dan yang ketujuh, tes dibedakan berdasarkan
tingkatannya terdiri dari tes standar dan non standar.
Tes seleksi sering dikenal dengan istilah "ujian ringan "atau "ujian
masuk". Tes ini dilakukan dalam rangka penerimaan calon siswa baru,
dimana hasil tes digunakan untuk memilih calon peserta didik yang tergolong

6
paling baik dari sekian banyak calon yang mengikuti tes. Materi tes pada tes
seleksi merupakan materi prasyarat untuk mengikuti program pendidikan
yang akan diikuti oleh calon peserta didik. Isi materi terdiri atas butir-butir
soal yang cukup sulit. Berikut adalah penjelasan mengenai jenis-jenis tes,
antara lain sebagai berikut.
1. Tes awal sering dikenal dengan istilah pre-test. Tas jenis ini dilakukan
dengan tujuan untuk mengetahui sejauh manakah materi atau bahan
pelajaran yang akan diajarkan telah dapat dikuasai oleh para peserta didik.
Jadi tes awal adalah tes yang dilaksanakan sebelum bahan pelajaran
diberikan kepada peserta didik. Karena itu maka bukti soalnya dibuat
yang mudah-mudah.
2. Tes akhir sering disebut dengan post-test. Tes akhir dilakukan dengan
tujuan untuk mengetahui apakah semua materi pelajaran yang tergolong
penting sudah dapat dikuasai dengan sebaik-baiknya oleh para peserta
didik. Isi materi tes akhir adalah bahan-bahan pelajaran yang tergolong
penting.
3. Tes diagnostik adalah tes yang dirancang khusus untuk mengetahui
kelemahan-kelemahan konsep atau miskonsepsi yang berada di dalam
diri peserta didik sehingga dapat segera dideteksi sedini mungkin oleh
guru untuk diberikan bantuan atau terapi yang tepat agar tidak terjadi
kesulitan belajar yang lebih besar di kemudian hari (Suwarto, 2013 : v).
4. Tes formatif adalah tes hasil belajar yang bertujuan untuk mengetahui,
sudah sejauh manakah peserta didik "telah terbentuk" (sesuai dengan
tujuan pengajaran yang telah ditentukan) setelah mereka mengikuti
proses pembelajaran dalam jangka waktu tertentu. Tes formatif ini
biasanya dilakukan di tengah-tengah pelajaran program pengajaran yaitu
dilaksanakan pada setiap kali satuan pelajaran atau sub pokok bahasan
terakhir atau dapat di selesaikan tes ini biasanya disebut dengan
"Ulangan Harian".
5. Tes sumatif adalah tes hasil belajar yang dilaksanakan setelah
sekumpulan satuan program pengajaran selesai diberikan. Di sekolah tes

7
ini dikenal dengan istilah "Ulangan Umum" atau "EBTA (Evaluasi
Belajar Tahap Akhir)" atau "Ujian Akhir Semester (UAS)" Di mana
hasilnya digunakan untuk mengisi raport atau mengisi ijazah. Tes sumatif
dilaksanakan secara tertulis, agar semua siswa menempuh soal yang
sama. Butir-butir soal yang dikemukakan dalam tes sumatif ini pada
umumnya juga lebih sulit atau lebih berat daripada butir-butir soal tes
formatif.
6. Tes Intelegensi yaitu tas yang dilaksanakan dengan tujuan untuk
mengungkapkan atau mengetahui tingkat kecerdasan seseorang.
7. Tes kemampuan yaitu tes yang dilaksanakan dengan tujuan untuk
mengungkap kemampuan dasar atau bakat khusus yang dimiliki oleh
peserta didik.
8. Tes sikap yaitu tes yang dipergunakan untuk mengungkap predisposisi
atau kecenderungan seseorang untuk melakukan suatu respon tertentu
terhadap dunia sekitarnya, baik berupa individu-individu maupun objek-
objek tertentu.
9. Tes kepribadian yaitu tes yang dilaksanakan dengan tujuan
mengungkapkan ciri-ciri khas dari seseorang yang banyak sedikitnya
bersifat lahiriyah, seperti gaya bicara, cara berpakaian, nada suara, dan
sebagainya.
10. Tes hasil belajar yaitu tes yang biasa digunakan untuk mengungkapkan
tingkat pencapaian atau prestasi belajar.
11. Tes individu yakni tes dimana peserta didik hanya berhadapan dengan
satu orang yang testee saja, sedangkan tes kelompok yaitu tes di mana
peserta didik berhadapan dengan lebih dari satu orang testee.
12. Power test yaitu test dimana waktu yang disediakan bagi peserta didik
untuk menyelesaikan tes tersebut tidak dibatasi, sedangkan speed test
yakni tes dimana waktu yang disediakan buat peserta didik untuk
menyelesaikan tes tersebut dibatasi.
13. Tes verbal adalah tes yang menghendaki respon atau jawaban yang
tertuang dalam bentuk Ungkapan kata-kata atau kalimat, baik secara

8
lisan maupun secara tulisan, sedangkan antonimnya non verbal test yaitu
tes yang menghendaki respon atau jawaban dari peserta didik bukan
berupa ungkapan kata-kata atau kalimat, melainkan berupa tindakan atau
tingkah laku. Jadi, Respon yang dikehendaki muncul dari peserta didik
adalah berupa perbuatan atau gerakan-gerakan tertentu.
14. Tes tulis, yang dibedakan menjadi dua yaitu tes objektif atau terstruktur
dan tes subjektif atau uraian. Tes objektif adalah tes yang terdiri dari
butir-butir yang dapat dijawab dengan memilih alternatif yang tersedia
atau dengan mengisi jawaban yang benar dengan beberapa perkataan atau
simbol (Surwanto, 2013 : 34). Sedangkan tes subjektif adalah tes yang
terdiri dari soal-soal yang memiliki jawaban berupa uraian. Tes objektif
sendiri dibedakan lagi menjadi beberapa, yaitu short-answer objective
items yang berfungsi mengukur kemampuan hafalan atau ingatan,
completion test (melengkapi soal yang rumpang/kosong). True-false test
yaitu tes yang itemnya mengandung statement yang mengandung dua
kemungkinan yaitu benar dan salah, multiple choice test, dan tes
berbentuk matching.
15. Tes lisan yaitu tes yang dilaksanakan secara lisan.
16. Tes Standar adalah tes yang disusun oleh tim ahli atau lembaga khusus
berdasarkan standar tertentu sehingga memiliki validitas tinggi dan
memungkinkan untuk diterapkan secara nasional, misalnya Ujian
Nasional.
17. Tes non Standar adalah tes yang disusun oleh seorang pendidik dan
belum tersusun dengan baik, sehingga validitas dan reliabilitasnya belum
dapat dipertanggungjawabkan.
Sedangkan evaluasi mengenai kemajuan perkembangan atau keberhasilan
peserta didik tanpa non tes dibedakan menjadi beberapa bagian yakni
antaranya.
1. Observasi atau pengamatan adalah cara menghimpun bahan-bahan
keterangan yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan
pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang sedang

9
dijadikan sasaran pengamatan. Alat yang digunakan berupa lembar
observasi yang disusun dalam bentuk check list atau skala penilaian.
Tujuannya adalah untuk mengumpulkan data dan informasi mengenai
suatu fenomena dan untuk mengukur perilaku kelas, interaksi, dan
kecakapan sosial.
2. Kuesioner adalah sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh orang
yang akan diukur atau responden. Dengan kuesioner dapat diketahui
tentang keadaan atau data diri, pengalaman, pengetahuan sikap atau
pendapatan. Angket dapat juga digunakan sebagai alat penilaian hasil
belajar maupun penilaian terhadap pendidik.
3. Wawancara atau interview secara umum dapat diartikan sebagai cara
menghimpun bahan-bahan keterangan yang dilaksanakan Dengan
melakukan tanya jawab lisan secara sepihak. Dikatakan sepihak karena
dalam wawancara, responden tidak diberi kesempatan sama sekali untuk
mengajukan pertanyaan. Pertanyaan hanya alat yang digunakan adalah
pedoman wawancara yang mengacu pada tujuan yang telah ditetapkan.
Wawancara adalah pertemuan antar pribadi yang dilakukan secara
informal antara seorang atau sejumlah murid dengan seorang dewasa
untuk memperoleh pendapat otoritatif atas keterangan-keterangan
informal mengenai beberapa hal.
4. Sosiometri adalah salah satu teknik untuk mengumpulkan data mengenai
hubungan sosial dan tingkah laku individu. Melalui teknik ini dapat
diperoleh data tentang situasi hubungan sosial antar individu dalam
kelompok, struktur sosial, dan arah hubungan sosialnya sehingga dari
data sosiometri ini dapat diketahui tingkat pergaulan antar individu,
kelompok, dan popularitas seseorang dalam lingkungannya (Nurhidayah
& Indreswari, 1991 : 46).
5. Otobiografi atau riwayat hidup adalah gambaran tentang keadaan
seseorang selama dalam masa kehidupannya. Dengan mempelajari
riwayat hidup, maka subjek evaluasi akan dapat menarik suatu
kesimpulan tentang kepribadian, kebiasaan, dan sikap dari objek yang

10
dinilai. Otobiografi ini biasanya berisi tentang kapan dan dimana peserta
didik dilahirkan, agama yang dianut, kedudukan anak didalam keluarga
misalnya anak kandung atau anak tiri beserta data-data yang berkaitan
dengan anak peserta didik lainnya. Selain itu, disamping dokumen yang
memuat data-data mengenai peserta didik, dokumen juga memuat
informasi mengenai peserta didik, seperti informasi mengenai nama,
tempat tinggal, tempat dan tanggal lahir, tingkat jenjang pendidikan,
rata-rata penghasilan tiap bulan, bekerja dalam bidang apa dan
sebagainya yang berhubungan dengan informasi-informasi mengenai
orang tua peserta didik.
6. Inventory atau daftar cek masalah merupakan salah satu alat yang dipakai
untuk mengetahui adanya masalah yang dihadapi individu dengan secara
langsung menggunakan daftar kemungkinan masalah yang disusun untuk
merangsang atau memancing pengutaraan masalah yang pernah atau
sedang dialami oleh seseorang atau peserta didik. (Nurhidayah &
Indreswari, 1991 : 68).
C. Manfaat Tes dan Non Tes
Secara umum, pembuatan tes dan non tes memiliki manfaat diantaranya
untuk mengetahui keberhasilan guru dalam melaksanakan kegiatan
pembelajaran, kemampuan memecahkan masalah, proses berpikir terutama
melihat hubungan sebab akibat, serta kemampuan menggunakan bahasa lisan.
Selain itu, tes juga bertujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan peserta
didik, mengukur pertumbuhan dan perkembangan peserta didik,
mendiagnosis kesulitan belajar peserta didik, mengetahui hasil belajar, dan
mendorong guru agar mengajar lebih baik (Mardapi, 2004 : 72). Sedangkan
berdasarkan macam-macamnya, tes dan non tes memiliki manfaat berikut.
1. Tes seleksi bermanfaat untuk mengukur kemampuan dasar yang dimiliki
peserta didik, yang mana kemampuan tersebut dapat digunakan untuk
meramalkan kemampuan peserta didik sehingga untuk kedepannya dia
bisa dibimbing atau diarahkan ke jurusan yang sesuai dengan
kemampuannya.

11
2. Tes formatif bertujuan untuk pembinaan dan perbaikan proses belajar
mengajar. Sehingga, setelah dilaksanakan tes ini, perlu dilakukan
tindaklanjuti yaitu jika materi yang di tes kan itu telah dikuasai dengan
baik, maka pembelajaran dilanjutkan dengan pokok bahasan yang baru.
Namun, jika ada bagian-bagian yang belum dikuasai, maka sebelum
dilanjutkan dengan pokok bahasan yang baru, terlebih dahulu diulangi
atau dijelaskan lagi bagian-bagian yang belum dikuasai oleh peserta didik
yang sering disebut remedial.
3. Tes surmatif bertujuan untuk mengukur keberhasilan peserta didik secara
menyeluruh, mengujikan materi secara menyeluruh juga selama satu
semester.
4. Tes diagnostik adalah untuk mengatur kesulitan belajar yang dihadapi
peserta didik, termasuk kesalahan pemahaman konsep. Tes diagnostik
dilakukan apabila diperoleh informasi bahwa sebagian besar peserta
didik agar dalam mengikuti proses pembelajaran pada mata pelajaran
tertentu (Surwanto, 2013 : 94)
5. Tes standar adalah untuk membandingkan tes belajar dengan pembawaan
individual atau kelompok, membandingkan tingkat prestasi peserta didik
dalam keterampilan di berbagai bidang studi untuk individu atau
kelompok, membandingkan prestasi peserta didik berbagai sekolah atau
kelas, serta mempelajari perkembangan peserta didik dalam suatu periode
atau waktu tertentu (Arikunto , 1984 : 113).
6. Tes non standar adalah untuk melaksanakan test test yang bersifat
realistik seperti tes formatif dan tes diagnostik yang memang dirancang
sesuai dengan keadaan peserta didik serta proses belajar mengajar pada
suatu tingkat dan lembaga tertentu yang memang tidak dapat
distandarisasikan.
7. Secara umum, tes objektif dan subjektif memiliki fungsi yang sama yaitu
untuk mengukur pemahaman dan hasil belajar peserta didik pada mata
pelajaran tertentu hanya saja tekniknya yang berbeda.

12
8. Tas lisan adalah untuk menilai kemampuan memecahkan masalah, proses
berpikir terutama melihat hubungan sebab akibat, serta kemampuan
mempertanggungjawabkan pendapat atau konsep yang dikemukakan.
9. Observasi bertujuan untuk mengumpulkan data dan informasi mengenai
suatu fenomena dan untuk mengukur perilaku kelas, interaksi,dan
kecakapan sosial.
10. Kuesioner bertujuan untuk mengetahui tentang keadaan atau data diri,
pemahaman, pengetahuan sikap atau pendapatnya, dapat juga digunakan
sebagai alat penilaian hasil belajar maupun penilaian terhadap pendidik.
11. Wawancara bertujuan untuk menghimpun bahan-bahan keterangan
dengan cara melakukan tanya jawab bisa secara sepihak.
12. Sosiometri bertujuan untuk memperoleh data tentang situasi hubungan
sosial antar individu dalam kelompok, struktur sosial, dan arah hubungan
sosialnya sehingga dari data sosiometri ini dapat diketahui tingkat
pergaulan antar individu, kelompok, dan popularitas seseorang dalam
lingkungannya.
D. Penerapan Penggunaan Teknik Tes dan Non Tes dalam Evaluasi
Pendidikan
1. Tes Subjektif
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun soal subjektif adalah
soal-soal tes dapat meliputi ide ide pokok dari bahan yang diteteskan dan
Kalau mungkin disusun soal yang bersifat komprehensif, soal tidak
mengambil kalimat-kalimat yang disalin langsung dari buku atau.
Diusahakan agar pertanyaannya bervariasi antara "jelaskan" "mengapa"
"seberapa jauh" agar dapat diketahui lebih jauh penguasaan peserta didik
terhadap bahan/materi, rumusan soal dibuat sedemikian rupa sehingga
mudah dipahami. Untuk itu pertanyaan tidak boleh terlalu umum tetapi
harus spesifik. Penilaian tes subjektif tidak tergantung pada jawaban yang
diberikan peserta didik saja, namun juga pada berbagai hal yang berkaitan
dengan pihak-pihak yang berlaku sebagai pemeriksa yang memeriksa dan
menilai jawaban tersebut, dan juga pada metode penilaian yang diterapkan.

13
2. Tes Objektif
Tes objektif disebut objektif karena cara pemeriksaannya yang seragam
terhadap semua murid yang mengikuti sebuah tes dan dikenal dengan
istilah tes jawaban pendek (short answer test), dan salah satu teshasil
belajar yang terdiri dari butir-butir soal (items) yang dapat dijawab oleh
tester dengan jalan memilih salah satu atau lebih, di antara beberapa
kemungkinan jawaban yang telah dipasangkan pada masing-masing items
atau dengan jalan menuliskan jawabannya berupa kata-kata atau simbol-
simbol tertentu pada tempat-tempat yang disediakan untuk masing-masing
butir yang bersangkutan. Terdapat beberapa jenistes objektif, berikut
penjelasannya.
a. Benar Salah (True False)
Tes ini juga sering dikenal dengan tes objektif bentuk “Ya-Tidak” tes
objektif bentuk true false adalah salah satu bentuk tes, dimanaada
yang benar dan ada yang salah.
Contoh:
1) (B)-(S). Rasulullah dilahirkan pada tahun 571 H bertepatan
dengantahun Gajah.
2) (B)-(S). Rasulullah dijuluki dengan “Al-Amin” karena beliau
tidakpernah bohong.
b. Jawaban Singkat
Test objektif bentuk fill in ini biasanya berbentuk cerita atau karangan.
Contoh:
1) Sesuatu yang dianggap baik dan benar disebut...
2) Kecenderungan untu meniru orang lain biasanya disebut...
c. Menjodohkan (matching)
Tes bentuk ini sering dikenal dengan istilah tes menjodohkan,tes
mencari pandangan, tes menyesuaikan, tes mencocokkan. Ciri-ciri tes
ini adalah: (1) Tes terdiri dari satu seri pertanyaan dan satu seri
jawaban, dan (2) Tugas tes adalah mencari dan menetapkan jawaban-

14
jawaban yang telah bersedia sehingga sesuai dengan atau cocok atau
merupakanpasangan, atau merupakan “jodoh” dari pertanyaan.
Contoh sebagai berikut:

d. Pilihan Ganda (multifle choice test)


Test multifle chois, tes pilihan ganda merupakan tes objektif
dimanamasing-masing tes disediakan lebih dari kemungkinan jawaban,
danhanya satu dari pilihan-pilihan tersebut yang benar atau yang
paling benar.Penyusunan tes dalam bentuk multifle chois, (a)
Hendaknya antara pernyataan dalam soal dengan alternatif jawaban
terdapat kesesuaian, (b) Kalimat pada tiap-tiap butir soal hendaknya
dapat disusun dengan jelas, (c) Sebaiknya soal hendaknya disusun
menggunakan bahasa yang mudah dipahami, serta (d) Setiap butir
pertanyaan hendaknya hanya mengandung satu masalah,meskipun
masalah itu agak kompleks.
Contoh
1) “Hasil pembagian ¾ : ½ adalah:
a. 1 ½
b. 2 ½
c. 3 ½
d. 4 ½
2) Manakah diantara Rasul-Rasul dibawah ini yang tidak termasuk
ulul azmi?
a. Adam
b. Ibrahim

15
c. Musa
d. Isa.
e. Melengkapi (Completion test)
Completion test dikenal dengan istilah melengkapi atau
menyempurnakan.Salah satu jenis objektif yang hampir mirip
sekalidengan tes objektif fill in. Letak perbedaannya ialah pada tes
objektifbentuk fill in bahan yang dites itu merupakan satu kesatuan.
Sedangkanpada tes objektif bentuk completion tidak harus demikian.
Contoh:
Isilah titik-titik dibawah ini dengan jawaban yang benar dan tepat.
Faktor prima dari bilangan 15 adalah...
Test completion memiliki kelebihan yakni:
1) Test ini amat mudah dalam penyusunannya.
2) Jika dibanding dengan tes objektif bentuk fill in, tes objektif
inilebih menghemat tempat (kertas).
3) Karena bahan yang disajikan dalam tes ini cukup banyak dan
beragam.
4) Test ini juga dapat digunakan untuk mengukur berbagai taraf
kompetensi dan tidak sekedar mengungkapkan taraf pengenalan
atauhapalan saja.
3. Non tes
a. Observasi
Contoh:

16
b. Kuisioner
Contoh:

c. Wawancara
Contoh:

17
d. Sosiometri
Siswa diminta untuk menuliskan 3 nama teman yang disenanginya di
kelas. Dengan urutan yang paling atas adalah yang paling disenangi.
Contoh:

18
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Evaluasi merupakan kegiatan yang terencana untuk mengetahui
keadaan suatu objek dengan menggunakan instrumen dan hasilnya
dibandingkan dengan tolak ukur untuk memperoleh kesimpulan.Evaluasi
memiliki dua kepentingan, yakni untuk mengetahui apakah tujuan pendidikan
sudah tercapai dengan baik dan juga untuk memperbaiki serta mengarahkan
pelaksanaan proses belajar-mengajar.
Oleh karena itu, diperlukanlah suatu yang menjadi bahan
pengevaluasian tersebut contohnya seperti memberikan tes dan non tes.
Pembuatan tes dan non tes memiliki manfaat diantaranya untuk mengetahui
keberhasilan guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, kemampuan
memecahkan masalah, proses berpikir terutama melihat hubungan sebab
akibat, serta kemampuan menggunakan bahasa lisan.Secara umum, tes
dibedakan berdasarkan objek mengukurnya dapat dibagi menjadi dua, yaitu
tes kepribadian (personality test) dan tes hasil belajar (achievement test). Tes
dapat dibedakan menjadi beberapa jenis atau golongan tergantung dari segi
mana atau dengan alasan apa penggolongan tes itu dilakukan.
B. Saran
Melalui penulisan makalah ini, hendaknya kita sebagai calon guru perlu
membekali diri kita masing-masing baik dengan sejumlah ilmu pengetahuan
maupun keterampilan tetapi juga menyadari bahwa kelak di masa depan
sebagai seorang guru yang profesional sangatlah kompleks. Oleh karena itu,
mulai dari sekarang kita perlu mempersiapkan diri baik dari segi intelektual,
mental, sosial, dan emosional, kita sedapat mungkin mampu untuk tampil
menjadi seorang pendidik yang sukses menciptakan dan melaksanakan
pembelajaran yang lebih berkualitas serta mampu menjawab kebutuhan-
kebutuhan belajar anak didik kita kelak.

19
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2001. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.


Asrul, dkk. 2014. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Ciptapustaka Media.
Busri, H dan M. Ichsan. 2015. Penilaian Otentik Dengan Teknik Nontes Di
Sekolah Dasar Authentic Assessment With Nontest Technique In Primary
School. Jurnal Sosial Humaniora. Vol. 6. No. 2. Hal. 81-93.
Brown, GW dan Edwin Wondt. 1975. Essentials ofEducational Evaluation. New
York: Holt Rinehart and Winston.
Cahyaningtyas, Rizqiana Yogi.Tes dan Non Tes. Makalah. Dikutip dari
https://www.slideshare.net/mobile/rhizqianacliquers/tes-dan-non-tes.
Diakses pada 12 September 2020.
Depdikbud. 2013. Permendikbud No. 81A tahun 2013 tentang implementasi
kurikulum. Depdikbud: Jakarta.
Suryabrata, S. 1983. Proses Belajar-Mengajar di Perguruan Tunggi. Yogyakarta:
Andi Offset.
Suwarto. 2013. Pengembangan Tes Diagnostik dalam Pembelajaran: Panduan
Praktis Bagi Pendidik dan Calon Pendidik. Yogyakarta: Pusat Belajar.
Mardap, D. 2004. Penyusunan Tes Hasil Belajar. Yogyakarta: Program
Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta.
Nurhidayah & Indreswari, H. 1991. Teknik Pemahaman Individu Non Test (Buku
Penunjang Perkuliahan). Malang: Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Malang
Thoha, M. C. 2003. Teknik Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.

20

Anda mungkin juga menyukai