Anda di halaman 1dari 16

0

Makalah mata kuliah Metodologi Pembelajaran Matematika

PENDEKATAN OPEN ENDED PROBLEM

Dosen Pembimbing : Prof. Dr. Sahat Saragih, M.Pd

Oleh :

KELAS A2

KELOMPOK 3
Muhammad Arief Rivai 8176171020
Khairatun Nisa Rambe 8176171017
Nurul Rafiqah Nasution 8176171023

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN (UNIMED)
2017

0
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendekatan open ended problem merupakan salah satu upaya inovasi
pendidikan matematika yang pertama kali dilakukan oleh para ahli pendidikan
matematika Jepang. Pendekatan ini lahir sekitar 20 tahun yang lalu dari hasil
penelitian yang dilakukan Shigeru Shimada, Toshio Sawada, Yohiko Yashioto dan
Keinchi Shibuya. Munculnya pendekatan ini sebagai reaksi atas pendidikan
matematika sekolah saat itu yang aktifitas kelasnya disebut dengan issey
jugyow (frontal teaching); guru menjelaskan konsep baru di depan kelas kepada
para siswa. Kemudian memberikan contoh untuk penyelesaian beberapa soal.
Seperti diketahui bahwa masalah rutin yang biasa diberikan pada siswa
sebagai latihan atau tugas selalu berorientasi pada tujuan akhir, yakni jawaban
yang benar. Akibatnya proses atau prosedur yang telah dilakukan oleh siswa
dalam menyelesaikan soal tersebut kurang atau bahkan tidak mendapat perhatian
guru. Padahal perlu disadari bahwa proses penyelesaian masalah merupakan
tujuan utama dalam pembelajaran pemecahan masalah matematika. Gambaran
tersebut sebagaimana dikemukakan Anthony yang mengemukakan bahwa
pemberian tugas matematika rutin yang diberikan pada latihan atau tugas-tugas
matematika selalu terfokus pada prosedur dan keakuratan, jarang sekali tugas
matematika terintegrasi dengan konsep lain dan juga jarang memuat soal yang
memerlukan kemampuan berpikir tingkat tinggi. Akibatnya ketika siswa
dihadapkan pada tugas yang sulit dan membutuhkan kemampuan berpikir
tingkat tinggi atau jawabannya tidak langsung diperoleh, maka siswa cenderung
malas mengerjakannya, akhirnya dia menegosiasikan tugas tersebut dengan
gurunya.
Pendapat senada juga dikemukakan oleh Rifat yang menyatakan bahwa
pembelajaran melalui tugas matematika rutin terkesan untung-untungan. Dugaan
bahwa pembelajar ingat atau lupa akan suatu rumus tidak dapat dipertahankan.
Siswa berkecenderungan berpikir pasif, tidak dapat berfikir secara terstruktur dan
belajar menjadi tidak atau kurang bermakna. Weirtheimer juga berpendapat
bahwa pembelajaran yang prosedural, seperti penerapan rumus cenderung
2

menghilangkan kemampuan manusia untuk melihat struktur masalah secara utuh.


Padahal, pemahaman akan struktur masalah merupakan pemikiran produktif.
Proses-proses yang dilakukan oleh siswa dalam memilih, mengatur dan
mengintegrasikan pengetahuan baru, perilaku dan buah pikirannya akan
mempengaruhi keadaan motivasi dan sikapnya dan pada akhirnya akan
berhubungan dengan strategi belajarnya. Tugas dalam pembelajaran matematika
diharapkan mampu membuat siswa berpartisipasi aktif, mendorong
pengembangan intelektual siswa, mengembangkan pemahaman dan
keterampilan matematika, dapat menstimulasi siswa, menyusun hubungan dan
mengembangkan tata kerja ide matematika, mendorong untuk memformulasi
masalah, pemecahan masalah dan penalaran matematika, memajukan komunikasi
matematika, menggambarkan matematika sebagai aktifitas manusia, serta
mendorong dan mengembangkan keinginan siswa mengerjakan matematika.
Salah satu pendekatan dalam pembelajaran matematika yang harus
dikuasai oleh guru adalah pendekatan open ended problem. Pendekatan open
ended problem adalah salah satu alternatif pendekatan pembelajaran yang dapat
mengembangkan kreativitas dan aktivitas kreatif siswa. Pendekatan open ended
problem adalah pendekatan pembelajaran yang menyajikan suatu permasalahan
yang memiliki metode atau penyelesaian yang benar lebih dari satu. Dengan
demikian pendekatan open ended problem dapat memberi kesempatan kepada
siswa untuk memperoleh pengetahuan/pengalaman menemukan, mengenali dan
memecahkan masalah dengan beberapa teknik. Pembelajaran dengan pendekatan
open ended problem diawali dengan memberikan masalah terbuka kepada siswa.
Masalah terbuka atau soal open ended problem adalah soal yang memiliki lebih
dari satu cara penyelesaian yang benar, mempunyai lebih dari satu jawaban benar
dan siswa dapat menjawabnya dengan caranya sendiri tanpa harus mengikuti
proses pengerjaan yang sudah ada. Contoh soal jenis terbuka (open ended) seperti:
Tentukan beberapa bilangan yang hasil kalinya sama dengan 125; Hedy
mengatakan saya membagikan 24 permen kepada teman-teman. Saya
memberikan bagian kepada Kim, 1/3 bagian kepada Juan, dan bagian kepada
Maria. Jelaskan bagaimana kamu mengetahui bahwa Hedy membuat penjelasan
yang salah?(Ummil Muhsinin, 2013: 47-48).
3

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pendekatan open ended problem?
2. Apa tujuan dari pendekatan open ended problem?
3. Apa masalah dalam pendekatan open ended problem?
4. Apa saja langkah-langkah pembelajaran dengan pendekatan open
ended problem?

C. Tujuan
1. Mengetahui maksud dari pendekatan open ended problem.
2. Mengetahui tujuan dari pendekatan open ended problem.
3. Mengetahui masalah dalam pendekatan open ended problem.
4. Mengetahui langkah-langkah pembelajaran dengan pendekatan open
ended problem.

BAB II

PEMBAHASAN
4

2.1 Pendekatan Open Ended Problem


2.1.1 Pengertian Pendekatan Open Ended Problem
Pendekatan open-ended problem merupakan salah satu pendekatan dalam
pembelajaran termasuk dalam pembelajaran matematika. Pendekatan ini
dikembangkan dalam beberapa proyek penelitian pengembangan tentang metode
evaluasi kemampuan berpikir tingkat tinggi (higher-order thinking) dalam
pembelajaran matematika dalam kurun 1971 dan 1976 di Jepang (Hafiza
Husna.blogspot.id, 2013).
Pendekatan open ended adalah suatu pendekatan pembelajaran yang
dimulai dari mengenalkan atau menghadapkan siswa pada masalah terbuka.
Pembelajaran dilanjutkan dengan menggunakan banyak jawaban yang benar dari
masalah yang diberikan untuk memberikan pengalaman kepada siswa dalam
menemukan sesuatu yang baru di dalam proses pembelajaran. Melalui kegiatan ini
diharapkan pula siswa dapat menjawab permasalahan dengan banyak cara,
sehingga mengundang potensi intelektual dan pengalaman siswa dalam proses
menemukan sesuatu yang baru (Shimada, 1997)
Pendekatan open ended problem adalah pendekatan pembelajaran yang
menyajikan suatu permasalahan yang memiliki metode atau penyelesaian yang
benar lebih dari satu. Masalah yang diformulasikan memiliki multi jawaban yang
benar disebut masalah tak lengkap atau disebut juga open ended problem atau soal
terbuka (Suherman dkk, 2003).
Pembelajaran dengan pendekatan open ended problem diawali dengan
memberikan masalah terbuka kepada siswa. Kegiatan pembelajaran harus
mengarah dan membawa siswa dalam menjawab masalah dengan banyak cara
serta mungkin juga dengan banyak jawaban (yang benar), sehingga merangsang
kemampuan intelektual dan pengalaman siswa dalam proses menemukan sesuatu
yang baru. Sedangkan dasar keterbukaan masalah diklasifikasikan dalam tiga tipe,
yakni:
1) Prosesnya terbuka, maksudnya masalah itu memiliki banyak cara
penyelesaian yang benar.
2) Hasil akhirnya terbuka, maksudnya masalah itu memiliki banyak
jawaban yang benar.
5

3) Cara pengembangan lanjutannya terbuka, maksudnya ketika siswa telah


menyelesaikan masalahnya, mereka dapat mengembangkan masalah
baru yaitu dengan cara merubah kondisi masalah sebelumnya (asli).

2.2 Tujuan Pendekatan Open Ended Problem


Tujuan dari pembelajaran open ended problem menurut Nohda ialah untuk
membantu mengembangkan kegiatan kreatif dan pola pikir matematik siswa
melalui problem posing secara simultan. Dengan kata lain, kegiatan kreatif dan
pola pikir matematik siswa harus dikembangkan semaksimal mungkin sesuai
dengan kemampuan setiap siswa (Suherman dkk, 2003).
Pendekatan open ended problem menjanjikan kepada suatu kesempatan
kepada siswa untuk meginvestigasi berbagai strategi dan cara yang diyakininya
sesuai dengan kemampuan mengelaborasi permasalahan. Tujuannya tiada lain
adalah agar kemampuan berpikir matematika siswa dapat berkembang secara
maksimal dan pada saat yang sama kegiatan-kegiatan kreatif dari setiap siswa
terkomunikasi melalui proses pembelajaran. Inilah yang menjadi pokok pikiran
pembelajaran dengan open ended problem, yaitu pembelajaran yang membangun
kegiatan interaktif antara matematika dan siswa sehingga membuat siswa untuk
menjawab permasalahan melalui berbagai strategi.
Dalam pembelajaran dengan pendekatan open ended problem, siswa
diharapkan bukan hanya mendapatkan jawaban tetapi lebih menekankan pada
proses pencarian suatu jawaban. Suherman mengemukakan bahwa dalam kegiatan
matematik dan kegiatan siswa disebut terbuka jika memenuhi ketiga aspek
berikut:
a. Kegiatan siswa harus terbuka
Yang dimaksud kegiatan siswa harus terbuka adalah kegiatan
pembelajaran harus mengakomodasi kesempatan siswa untuk melakukan
segala sesuatu secara bebas sesuai kehendak mereka.
b. Kegiatan matematika merupakan ragam berpikir
Kegiatan matematik adalah kegiatan yang didalamnya terjadi proses
pengabstraksian dari pengalaman nyata dalam kehidupan sehari-hari ke
dalam dunia matematika atau sebaliknya.
c. Kegiatan siswa dan kegiatan matematika merupakan satu kesatuan
6

Dalam pembelajaran matematika, guru diharapkan dapat membuat


pemahaman dalam berpikir matematika sesuai dengan kemampuan individu.
Meskipun pada umumnya guru akan mempersiapkan dan melaksanakan
pembelajaran sesuai dengan pengalaman dan pertimbangan masing-masing. Guru
bisa membelajarkan siswa melalui kegiatan-kegiatan matematika tingkat tinggi
yang sistematis atau melalui kegiatan-kegiatan matematika yang mendasar untuk
melayani siswa yang kemampuannya rendah. Pendekatan uniteral semacam ini
dapat dikatakan terbuka terhadap kebutuhan siswa ataupun terbuka terhadap ide-
ide matematika.
Pada dasarnya, pendekatan open ended problem bertujuan untuk membuat
kegiatan kreatif siswa dan berpikir matematika secara simultan. Oleh karena itu,
hal yang perlu diperhatikan adalah kebebasan siswa untuk berpikir dalam
membuat progress pemecahan sesuai dengan kemampuan, sikap dan minatnya
sehingga pada akhirnya akan membentuk intelegensi matematika siswa.

2.3 Prinsip Pembelajaran Pendekatan Open Ended Problem


Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan open-ended
mengasumsikan tiga prinsip, yakni sebagai berikut:
1. Related to the autonomy of student activities. If requires that we should
appreciate the value of student activities for fear of being just non-
interfering.
2. Related to evolutionary and integral nature of mathematical knowledge.
Content mathematics is theoretical and systematic. Therefore, the more
essential certain knowledge is, the more comprehensively it derives
analogical, special, and general knowledge. Metaphorically, more
essential knowledge opens the door ahead more widely. At the same time,
the essential original knowledge can reflected on many times later in the
course of evolution of mathematical knowledge. This reflection on the
original knowledge is a driving force to continue to step forward across
the door.
3. Related to teachers expedient decision-making in class. In mathematics
class, teachers often encounter students unexpected ideas. In this about,
teachers have an important role to give the ideas full play, and to take into
7

account that other students can also understand real amount of the
unexpected ideas (Nohda, 2000).
Jenis Masalah yang digunakan dalam pembelajaran melalui pendekatan
open ended problem adalah masalah yang bukan rutin yang bersifat terbuka.
Sedangkan dasar keterbukaanya (openness) dapat diklasifikasikan kedalam tiga
tipe, yakni: Process is open, end product are open dan ways to develop are open.
Prosesnya terbuka maksudnya adalah tipe soal yang diberikan mempunyai
banyak cara penyelesaian yang benar. Hasil akhir yang terbuka, maksudnya
tipe soal yang diberikan mempunyai jawaban benar yang banyak (multiple),
sedangkan cara pengembang lanjutannya terbuka, yaitu ketika siswa telah selesai
menyelesaikan masalahnya, mereka dapat mengembangkan masalah baru dengan
mengubah kondisi dari masalah yang pertama (asli). Dengan demikian,
pendekatan ini menyelesaikan masalah dan juga memunculkan masalah baru.
Secara diagram dapat digambarkan sebagai berikut:

Situation A: Formulating a Situation B: Investigation Situation C: Posing


problem mathematically various approach to the advanced problem
formulated problem

Original Problem Solving 1 Next Problem 1

Solving 2 Next Problem 2

Solving 3 Next Problem 3


Gambar Prinsip Open Ended Problem

Dalam prakteknya kegiatan pendekatan open-ended ini harus mencakup


tiga hal, yakni:
1. Kegiatan siswa terbuka.
2. Kegiatan matematik adalah ragam berpikir.
3. Kegiatan siswa dan kegiatan matematik merupakan satu kesatuan.
Kegiatan siswa harus terbuka adalah kegiatan pembelajaran harus dapat
mengakomodasi kesempatan siswa untuk melakukan segala sesuatu secara
bebas sesuai kehendak mereka. Misalkan siswa diberi masalah sebagai berikut:
Tiga tim A, B dan C mengikuti perlombaan maraton. Setiap tim terdiri dari
10 pelari. Hasilnya dapat dilihat pada data tabel berikut:
8

Rangking 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

Tim A B A C B B C A C C C B A A B

Rangking 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

Tim B C A C B C B B A C A A A C B

Coba kalian pikirkan manakah tim yang menjadi juara pada perlombaan
tersebut! Tentukan berbagai cara untuk menentukan pemenangnya!

Untuk menyelesaikan masalah tersebut banyak kategori yang dapat


dijadikan patokan untuk menyatakan sebuah tim menjadi pemenang perlombaan
tersebut.
1. Urutan ditentukan dari banyaknya pelari pada setiap tim yang berada
pada sepuluh besar.
Tim Banyak pelari Rangking Tim
A 3 Rangking 2
B 3 Rangking 2
C 4 Rangking 1

2. Rangking ditentukan dari jumlah skor total setiap tim yang masuk
10 pelari pertama.

Tim Banyak pelari Rangking Tim


A 1 + 3 + 8 = 12 Rangking 1
B 2 + 5 + 6 = 13 Rangking 2
C 4 + 7 + 9 + 10 = 30 Rangking 3

3. Rangking ditentukan dari rata-rata rangking tim yang masuk 10 pelari


pertama. Hasilnya sama dengan no 2.
4. Rangking ditentukan dengan urutan pelari terbaik dari tiap tim.
9

o Pelari terbaik tim A urutan pertama. Urutan pertama


o Pelari terbaik tim B urutan kedua. Urutan kedua
o Pelari terbaik tim C urutan keempat. Urutan ketiga
5. Rangking ditentukan dengan urutan pelari terakhir dari tim
o Pelari terakhir tim A urutan ke-28. Urutan pertama

o Pelari terakhir tim B urutan ke-30. Urutan ketiga

o Pelari terakhir tim C urutan ke-29. Urutan kedua

6. Rangking ditentukan dengan skor total urutan lima pelari terbaik pertama
dari tiap tim
Tim A : 1 + 3 + 8 + 13 + 14 = 39 Urutan pertama
Tim B : 2 + 5 + 6 + 12 + 15 = 40 Urutan kedua
Tim C: 4 + 7 + 9 + 10 + 11 = 41 Urutan ketiga
7. Rangking ditentukan dari selisih antara rangking terakhir dan rangking
pertama pada setiapa tim
Tim A : 29 1 = 27 Urutan kedua

Tim B : 30 1 = 28 Urutan ketiga

Tim C : 29 4 = 25 Urutan pertama

8. Rangking ditentukan dari jumlah total rangking semua pelari pada setiap
tim.

Tim A : 1 + 3 + 8 + ... + 28 = 162 Urutan ketiga

Tim B : 2 + 5 + 6 + ... + 30 = 151 Urutan pertama

Tim C : 4 + 7 + 10 + ... + 29 = 152 Urutan kedua

Dan lain sebagainya.


Terlihat bahwa melalui pembelajaran memberikan kesempatan kepada
siswa untuk berpikir secara optimal. Siswa akan berusaha menemukan jawaban
10

dari berbagai sudut pandang. Pada akhirnya siswa terdorong potensinya untuk
melakukan kegiatan matematik pada tingkatan berpikir yang lebih tinggi (Jarnawi
Afgani D, tanpa tahun)

2.4 Masalah Pendekatan Open Ended Problem


Masalah yang diformulasikan memiliki banyak jawaban benar disebut
masalah tak lengkap (incomplete) atau masalah terbuka (Shimada, 1997). Masalah
open ended problem sebagai suatu situasi yang dirancang agar siswa mengalami
masalah dengan angka-angka yang tidak beraturan, angka-angka yang banyak,
informasi yang tidak lengkap atau mempunyai solusi-solusi ganda, masing-
masing dengan konsekuensi-konsekuensi yang berbeda (NCTM, 2000).
Sedangkan dasar keterbukaan masalah diklasifikasikan dalam tiga tipe, yaitu:
a. Prosesnya terbuka, maksudnya masalah itu memiliki banyak cara
penyelesaian yang benar.
b. Hasil akhirnya terbuka, maksudnya masalah itu memiliki banyak jawaban
benar.
c. Cara pengembangan lanjutannya terbuka, maksudnya ketika siswa telah
menyelesaikan masalahnya, mereka dapat mengembangkan masalah baru
yaitu dengan cara merubah kondisi masalah sebelumnya.
Lebih lanjut Swada mengemukakan bahwa secara umum terdapat tiga tipe
masalah open ended problem yang dapat diberikan, yaitu:

Tipe 1 : Menemukan hubungan.


Masalah ini diberikan bertujuan agar siswa dapat menemukan beberapa
aturan atau hubungan matematis.
Tipe 2 : Mengklasifikasi.
Siswa diminta mengelompokkan suatu obyek tertentu berdasarkan
karakteristik yang berbeda dari obyek tersebut untuk memformulasikan beberapa
konsep tertentu.
Tipe 3 : Pengukuran.
Siswa diminta menentukan ukuran-ukuran numerik dari suatu kejadian
tertentu. Siswa diharapkan dapat mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan
yang telah dipelajari sebelumnya untuk memecahkan masalah.
11

2.5 Langkah-Langkah Pembelajaran dengan Pendekatan Open Ended


Problem
Adapun langkah-langkah pembelajaran dengan pendekatan open
ended problem sebagai berikut:

No. Fase Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran

Memberikan problem terbuka kepada siswa, sehingga siswa


1 Menyajikan masalah mendapatkan kesempatan untuk melakukan segala sesuatu
secara bebas sesuai kehendak mereka.
P Guru mengarahkan siswa untuk menumbuhkan orisinilitas
2 Pengorganisasian ide, kreativitas, kognitif tinggi, kritis, komunikasi-interaksi,
pembelajaran sharing, keterbukaan, dan sosialisasi.
Guru harus menyiapkan atau menuliskan daftar antisipasi
respons siswa terhadap masalah.
3 Perhatikan dan catat Sehingga siswa dapat mengekpresikan ide atau pikirannya
respon siswa sebagai upaya mengarahkan dan membantu siswa
memecahkan masalah sesuai dengan cara kemampuannya.

Guru memberikan bimbingan dan arahan


Bimbingan dan kepada siswa untuk berimprovisasi mengembangkan metode,
4
pengarahan cara, atau pendekatan yang bervariasi dalam memperoleh
jawaban sehingga jawaban siswa beragam

Siswa diminta untuk menjelaskan proses mencapai jawaban


5 Membuat kesimpulan. tersebut

Sumber: Suyatno
Menurut Sawada, setelah guru mengkonstruksi masalah open ended
problem, guru perlu mempertimbangkan tiga hal berikut, sebelum masalah itu
ditampilkan di kelas sebagai awal dari pembelajaran, yaitu:
a) Apakah masalah tersebut kaya dengan konsep-konsep matematis.
b) Apakah level matematis dari masalah cocok untuk siswa.
c) Apakah masalah itu dapat mengembangkan konsep matematis lebih lanjut.
Masalah yang dibuat harus dapat mendorong siswa berpikir dalam
berbagai pandangan yang berbeda, sehingga masalah tersebut harus kaya akan
konsep-konsep matematis yang dapat dipecahkan dengan berbagai strategi yang
sesuai untuk siswa berkemampuan tinggi, maupun rendah. Tingkat kesulitan
masalah juga harus cocok dengan kemampuan siswa, karena ketika mereka akan
menyelesaikan masalah open ended mereka harus menggunakan pengetahuan atau
keterampilan yang telah mereka ketahui sebelumnya. Apabila guru telah
menyusun suatu masalah open ended problem dengan baik, langkah selanjutnya
12

adalah mengembangkan rencana pembelajaran. Pada tahap ini hal-hal yang perlu
diperhatikan adalah:
a. Tuliskan respon siswa yang diharapkan.
b. Tujuan yang harus dicapai dari masalah yang diberikan harus jelas.
c. Lengkapi dengan prinsip problem posing sehingga siswa dapat memahami
maksud dari masalah tersebut dengan mudah atau dapat memahami apa
yang diharapkan dari mereka.
d. Sajikan masalah semenarik mungkin.
e. Berikan waktu yang cukup kepada siswa untuk mengeksplorasi masalah.

Dalam pendekatan open ended problem, guru memberikan permasalahan


kepada siswa yang solusinya atau jawabannya tidak hanya ditentukan hanya
dengan satu jalan atau cara. Guru harus memanfaatkan keberagaman cara atau
prosedur untuk menyelesaikan masalah itu untuk memberi pengalaman siswa
dalam menemukan sesuatu yang baru berdasarkan pengetahuan, keterampilan dan
cara berpikir matematika yang telah diperoleh sebelumnya. Keunggulan dari
pendekatan ini antara lain:
a) Siswa berpartisipasi lebih aktif dalam pembelajaran dan sering
mengekspresikan idenya.
b) Siswa memiliki kesempatan lebih banyak dalam memanfaatkan
pengetahuan dan keterampilan matematik secara komprehensif.
c) Siswa dengan kemampuan matematika rendah dapat merespon
permasalahan dengan cara mereka sendiri.
d) Siswa secara instringsik termotivasi untuk memberikan bukti atau
penjelasan.
e) Siswa memiliki pengalaman lebih banyak untuk menemukan sesuatu dalam
menjawab permasalahan.
Disamping keunggulan yang dapat diperoleh dari pendekatan open ended
problem, terdapat beberapa kelemahan diantaranya:
a) Membuat dan menyiapkan permasalahan matematika yang bermakna bagi
siswa bukanlah pekerjaan yang mudah.
b) Mengemukakan masalah yang langsung dapat dipahami siswa sangat sulit
sehingga banyak siswa yang mengalami kesulitan bagaimana merespon
permasalahan yang diberikan.
13

c) Siswa dengan kemampuan tinggi bisa merasa ragu atau mencemaskan


jawaban mereka.
d) Mungkin ada sebagian siswa yang merasa bahwa kegiatan belajar mereka
tidak menyenangkan karena kesulitan yang mereka hadapi (Aris Shoimin,
2014).

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pendekatan open ended problem adalah pendekatan pembelajaran yang
menyajikan suatu permasalahan yang memiliki metode atau penyelesaian yang
benar lebih dari satu. pendekatan Open ended problem bertujuan untuk
mengangkat kegiatan kreatif siswa dan berpikir matematika secara simultan. Hal
yang perlu diperhatikan adalah kebebasan siswa untuk berpikir dalam membuat
progress pemecahan sesuai dengan kemampuan, sikap dan minatnya sehingga
pada akhirnya akan membentuk intelegensi matematika siswa.
Sawada mengemukakan bahwa secara umum terdapat tiga tipe masalah
open ended yang dapat diberikan, yaitu: menemukan hubungan,
mengklasifikasi, dan pengukuran. Langkah-langkah pembelajaran dari
pendekatan open ended problem terdiri dari 5 yakni menyajikan masalah,
14

pengorganisasian pembelajaran, perhatikan dan catat respon siswa, bimbingan dan


pengarahan dan membuat kesimpulan.

B. Saran
Ada beberapa masukan yang dapat penulis berikan kepada kita semua
terutama para pendidik agar perkembangan pendekatan pembelajaran anak dapat
berkembang dengan baik, antara lain:
a. Sebagai pendidik kita hendaknya mempunyai pengetahuan tentang
pendekatan pembelajaran terhadap psikologi pendidikan.
b. Sebagai pendidik kita diharapkan tidak memaksa siswa untuk berpikir
sesuai dengan apa yang kita pikirkan karena tahap perkembangan siswa
belum setaraf dengan kemampuan berpikir kita.
c. Sebagai pendidik kita hendaknya mampu menciptakan suasana yang
menyenangkan bagi siswa sehingga mereka terbiasa untuk mengemukakan
pikiran mereka.
d. Sebagai pendidik kita harus mampu menentukan metode mengajar yang
terbaik bagi siswa sehingga apa yang kita harapkan bersama dapat tercapai
dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA

Afgani D, Jarnawi. Tanpa tahun. Pendekatan Open-Ended dalam Pembelajaran


Matematika, (Online), (http://open-ended.pdf, diakses 24 Agustus 2017).

Hafiza Husna. 2013. Makalah Pendekatan Open Ended, (Online),


(http://hafizahusna.blogspot.co.id/, diakses pada tanggal 26 Agustus
2017).
NCTM. 2010. Defining Representation, (Online), (http://www.learner.org/,
diakses pada tanggal 26 Agustus 2017).

Nohda, N. 2000. Learning and Teaching Through Open-ended Approacrh


Method. Dalam Tadao Nakahara dan Masataka Koyama (editor)
Proceeding of the 24th of the Intenational Group for the Psychology of
Mathematics Education. Hiroshima: Hiroshima University.
15

Shimada, S & Becker J.P. 1997. The Open-Ended Approach. A New Proposal
for Teaching Mathematics. Virginia: NCTM.

Shoimin, Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013.


Yogyakarta: Ar-Ruzz Media

Suherman dkk. 2003. Strategi Pembelajaran Kontemporer. Bandung: JICA-UPI.

Suyatno. Model-model Pembelajaran beserta sintaksnya, (Online), (http://


sanggarguru. Blogspot.com/, diakses pada tanggal 24 Agustus 2017).

Ummil Muhsinin, Pendekatan Open Ended dalam Pembelajaran Matematika.


Jurnal Pendidikan Matematika, Volume 4, 47-48. 2013.

Anda mungkin juga menyukai