Anda di halaman 1dari 15

SEJARAH MATEMATIKA MESIR

Dosen Pengampu :
Dr. Somakim, M.Pd.
Jeri Araiku, M.Pd.

Disusun Oleh :
Kelompok :

1. Yusri Irawan (06081282126030)


2. Muslimah (06081282126025)
3. Fina Mufrihah Mardhotillah (06081182126002)
4. Nur Muhammad Jalil (06081282126034)

PROGRAM PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU


PENDIDIKAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2021

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami haturkan kepada Allah SWT atas terselesaikannya makalah kami yang
berjudul Sejarah Matematika Babilonia ini dengan lancar dan tepat pada waktunya. Adapun maksud
dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari Bapak Dr. Somakim, M.Pd.; Dan Bapak
Jeri Araiku,M.Pd selaku dosen pengampu pada mata kuliah Sejarah Matematika.

Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Dr. Somakim, M.Pd; dan Bapak Jeri
Araiku., M.Pd yang telah memberikan tugas ini kepada kami sehingga menambah wawasan dan
pengetahuan kami. Kami juga mengucapkan terima kasih atas bimbingan Bapak sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini tepat waktu.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari berbagai pihak demi kesempurnaan
makalah ini. Semoga makalah ini dapat menjadi wawasan baru dan menambah pengetahuan bagi
para pembaca.

Palembang, 24 september 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................. 1

KATA PENGANTAR...............................................................................................2

DAFTAR ISI..............................................................................................................3

BAB I Pendahuluan..............................................................................................4

1.1 Latar Belakang.................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah............................................................................4

1.3 Tujuan Pembahasan......................................................................... 4

BAB II Pembahasan...............................................................................................5

A. Perkembangan matematika Mesir...................................................................5

•Bilangam Hieroglyph…………………….............................6

•Sistem bilngan Hieratic....................................................... 8

B. Penemuan Matematika Mesir..................................................... 9

•PapyrusRhind...........................................................9

•PapyrusMoskow...............................................................10

• Operasi perkalian....................................................................11

• Operasi Pembagian....................................................................11

• perhitungan volume limas............ ........................................................12

•Perhitungan waktu bangsa mesir....................................................................12

• perhitungan luas bangun datar...................................................................12

• Dasar segitiga phytagoras....................................................................13

BAB III Penutup...................................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................ 15

BAB I

3
Pendahuluan
1.1 Latar belakang

Dahulu kala, tidak dapat dipungkiri lagi bahwa pendidikan matematika sangat diperlukan
dan telah menyatu dalam kehidupan manusia dan merupakan kebutuhan dasar dari setiap
lapisan masyarakat, dalam pergaulan hidup sehari-hari. Mereka membutuhkan matematika
untuk perhitungan sederhana. Untuk keperluan tersebut diperlukan bilangan-bilangan.
Keperluan bilangan mula-mula sederhana tetapi makin lama makin meningkat, sehingga
manusia perlu mengembangkan sistem bilangan. Sistem bilangan pun berkembang selama
berabad-abad dari masa ke masa hingga saat ini. Adanya bilangan membantu manusia
untuk melakukan banyak perhitungan, mulai dari perhitungan yang sederhana sampai
perhitungan yang rumit. Masing-masing bangsa memiliki cara tersendiri untuk
menggambarkan bilangan dalam bentuk simbol yang ditemukan oleh orang-orang pada
zamannya.
Dalam makalah ini akan dibahas mengenai sebuah sistem bilangan pada zaman mesir kuno.
1.2 Rumusan Masalah
Pada makalah ini akan dibahas mengenai:
1. Bagaimana Perkembangan sejarah matematika mesir?
2. Apa sistem bilangan yang digunakan pada zaman mesir kuno

3. Penemuan apa pada zaman mesir kuno?

1.3 Tujuan

Tujuan pembuatan makalah ini antara lain:


1. Mengetahui sejarah singkat matematika mesir kuno.
2. Mengetahui sistem bilangan yang digunakan pada zaman mesir kuno.
3. Mengetahui penwmuan pada zaman mesir kuno

BAB II Pembahasan

4
A. Perkembangan Matematika di Mesir
Mesir merupakan salah satu daerah tersubur di Afrika dan salah satu negara
tersubur di Mediterania. Mesir menjadi salah satu tempat terawal yang dihuni oleh
manusia, sekitar 40.000 tahun yang lalu27. Peradaban bangsa Mesir sangat
bergantung pada kesuburan sungai Nil. Bangsa Mesir telah menetap di lembah Nil
dikarenakan melimpahnya air di sungai ini dan karena mereka bisa mengolah tanah
dengan persediaan air yang telah diberikan oleh sungai yang tidak tergantung kepada
musim hujan.
Dari peradaban di sekitar sungai Nil inilah salah satu cabang matematika
lahir. Pada waktu para pendeta Mesir melakukan pengukuran terhadap pasang
surutnya sungai Nil dan meramalkan timbulnya banjir. Melalui pengamatan inilah
ahli matematika mulai mengembangkan geometri. Aristoteles menyatakan bahwa
tempat kelahiran matematika adalah Mesir, sebab pada waktu itu Mesir digunakan
sebagai tempat untuk mempelajari matematika oleh kelas pemuka keagamaan (orang
yang kerjanya menyembah dewa-dewa). Raja Mesir yang bernama Sesostris membagi
tanah kepada orang-orang Mesir yang sama luasnya dan berbentuk persegi panjang.
Dari sini bangsa Mesir menggunakan geometri dalam membagi tanah kepada
masyarakat Mesir.
Ilmuwan Yunani bersepakat bahwa bangsa Mesir adalah bangsa pertama yang
menemukan ilmu matematika. Iflaton, salah satu ilmuwan Yunani mengatakan
bahwa dewa Mesir yang bernama Tut telah menemukan banyak ilmu diantara-Nya
ilmu hitung, geometri, dan astronomi. Aristoteles, seorang ilmuwan Yunani
terkemuka menegaskan bahwa matematika lahir di Mesir karena pada masa Fir ‟aun
paraIflaton, salah satu ilmuwan Yunani mengatakan bahwa dewa Mesir yang
bernama Tut telah menemukan banyak ilmu diantara-Nya ilmu hitung, geometri,
dan astronomi. Aristoteles, seorang ilmuwan Yunani terkemuka menegaskan bahwa
matematika lahir di Mesir karena pada masa Fir‟aun para pendeta diizinkan untuk
mempelajari matematika secara mendalam. Disamping itu ilmuwan Yunani Hirudut
mengatakan bahwa geometri lahir di Mesir pada awalnya kemudian pindah ke
Yunani30. Hal ini dikarenakan matematika Mesir hanya terdiri dari metode-metode
praktis untuk mengukur tanah setelah meluapnya sungai Nil tanpa mengembangkan
geometri ilmiah, kemudian orang Yunanilah yang mengembangkan geometri secara
ilmiah dengan berpikir rasional.
Matematika Mesir diawali oleh perkembangan matematika pada zaman Mesir
kuno. Mesir kuno adalah suatu peradaban kuno dibagian timur laut Afrika.
Peradaban ini terpusat di sepanjang pertengahan hingga hilir sungai Nil yang
mencapai kejayaan pada sekitar abad ke-2 SM. Peradaban Mesir kuno berkembang
selama kurang lebih tiga setengah abad. Dimulai dengan unifikasi awal
kelompokkelompok yang ada di Lembah Nil sekitar tahun 3150 SM31. Bangsa Mesir
kuno membangun piramida-piramida yang merupakan contoh yang paling kuat dari
struktur matematika dengan menggunakan bentuk-bentuk segitiga. Bangunan batu

5
yang sangat besar ini terdiri dari dinding segitiga miring yang diatur di atas
permukaan tanah yang berbentuk persegi32. Dari proses pembangunan piramida ini,
bangsa Mesir kuno merumuskan perbandingan (rasio) dalam sebuah tabel untuk
memudahkan para pembuat piramida dalam menyesuaikan keempat sisi piramida
dengan sudut kemiringan. Tabel perbandingan ini berisi perbandingan
“trigonometris” yang bermanfaat hingga saat ini. Hal ini menunjukkan bahwa
pemahaman bangsa Mesir kuno dalam menggali bidang kajian matematika
didasarkan pada pemikiran-pemikiran mereka yang diperoleh melalui eksperimen.

 Bilangan hieroglyph

Bangsa Mesir kuno telah mengenal tulisan dan sistem bilangan.Biasanya


tulisan ini ditemukan pada sebuah batu ini dan dikenal dengan sistem hieroglyph.
Sistem hieroglyph merupakan sistem bilangan yang sering digunakan dalam
kehidupan sehari-hari. Tulisan hieroglyph berbentuk gambar-gambar kecil yang
menyatakan sebuah kata.Sistem hieroglyph telah digunakan oleh bangsa Mesir kuno
sejak sekitar tahun 2850 SM. Simbol bilangan bangsa Mesir kuno berbasis. Berikut
ini tabel berisikan simbol-simbol yang digunakan bangsa Mesir kuno disertai dengan
terjemahan lambang yang sudah kita gunakan sekarang.

Tabel 2.1
Lambang bilangan Mesir dan lambang bilangan sekarang

Dalam sistem hieroglyph, simbol-simbol bilangan ditulis berulang sesuai


keperluan (tidak lebih dari sembilan kali pengulangan) dan tidak memperhatikan

6
masalah penempatan34.Misalkan untuk menuliskan bilangan lima puluh atau
limaratus, maka simbol 10 atau 100 ditulis sebanyak lima kali. Hal ini menunjukkan
bahwa bangsa Mesir kuno memiliki simbol terpisah untuk satuan, puluhan, ratusan,
ribuan, puluh ribuan, ratus ribuan dan jutaan. Penulisan sistem hieroglyph dapat
dimulai dari kiri ke kanan, kanan ke kiri, atau dari atas ke bawah maupun sebaliknya.
Sebagai contoh, bilangan 276 dapat ditulis dengan lima belas simbol yang dipakai.
Dua simbol untuk “ratusan”, tujuh simbol untuk “puluhan”, dan enam simbol untuk
“satuan”. Sehingga 276 dalam sistem hieroglyph dapat dutulis sebagai berikut.
Gambar 2.4
Bilangan 276 dalam sistem hieroglyph

Penjumlahan dalam sistem hieroglyph dilakukan dengan mengelompokkan


semua simbol-simbol, tetapi satu simbol yang mencapai sepuluh kali diganti dengan
simbol yang memiliki nilai lebih besar. Misalkan penjumlahan 7 dengan 4 dapat

ditulis sebagai berikut.

Bangsa Mesir kuno juga sudah mengenal bilangan pecahan, meskipun hanya
terbatas pada pecahan satuan, yaitu pecahan dalam bentuk dimana n adalah
bilangan bulat. Simbol yang digunakan menyerupai gambar “mulut” yang berarti
bagian dan diletakkan di atas bilangan penyebutnya36. Berikut ini contoh penulisan

bilangan pecahan dalam sistem hieroglyph.


Berdasarkan contoh diatas, untuk bilangan yang mempunyai banyak simbol seperti
pecahan 1/249, simbol bagian diletakkan di atas bagian pertama bilangan bulat dan
dibaca dari kanan ke kiri.

7
 Sistem Bilangam Hieratic

Sistem hieroglyph kemudian dikembangkan menjadi sistem yang lebih


sederhana yang dikenal dengan sistem hieratic. Sistem hieratic mulai digunakan
ketika bangsa Mesir kuno mulai menggunakan daun papyrus untuk menulis, yaitu
pada tahun 1800 SM.
Berikut ini simbol-simbol bilangan dalam sistem hieratic.

Gambar 2.6
Simbol-simbol bilangan dalam sistem hieratic

Dalam sistem hieratic, bilangan dapat ditulis lebih sederhana dari pada sistem
bilangan hieroglyph. Misalkan penulisan bilangan 9999, hanya memuat empat
simbol untuk sistem hieratic. Sedangkan persamaan dari kedua sistem penulisan
bilangan ini yaitu sama-sama tidak memperhatikan urutan penulisan.Berikut ini
contoh penulisan bilangan 2765 dalam sistem hieratic.

Gambar 2.7
Penulisan bilangan dalam sistem hieratic dari sebelah kiri

Gambar 2.8

8
Penulisan bilangan dalam sistem hieratic dari sebelah kanan

B. Penemuan-penemuan pada Matematika Mesir

 Papyrusrhind

Ditemukannya sistem bilangan di Mesir kuno, didasarkan


padapenemuan naskah matematika di Mesir oleh para ilmuwan. Mereka
mengatakan bahwa penemuan pertama naskah matematika yang dimiliki
orang Mesir kuno berupa papyrus, yaitu sebuah alat tulis sederhana
menyerupai kertas. Papyrus ditulis dengan tinta yang dibuat dari getah yang
dicampur dengan arang dan air. Ada banyak papyrus, namun beberapa yang
berhubungan dengan matematika adalah papyrusrhinddan papyrus Moskow.
Rhind Mathematical Papyrus(RMP) atau papyrusrhind berasal dari masa
keluarga kerajaan Mesir kuno kedua belas.Dalam papyrusrhind terdapat
tulisan yang artinya adalah “Buku ini disalin pada tahun ke 33 bulan ke-4
pemerintahan Fir‟aun A-user-Re. Disalin dari tulisan lama yang berasal dari
zaman pemerintahan Fir‟aun Ne-ma‟et-Re. Yang menulis Ah-mose”.

Tulisan di atas menjelaskan bahwa papyrusrhind berasal dari masa


pemerintahan Fir‟aun A-user-Redari dinasti Hyksos tahun 1650 SM.Naskah
ini disalin oleh Ahmes, seorang penulis matematika Mesir kuno yang tertua.
Sehingga terkadang disebut juga papyrus Ahmes berdasarkan penulisnya.
Naskah ini sekarang disimpan di museum British, London pada tahun 1865 M
yang diperoleh dari Alexander Henry Rhind, seorang ahli purbakala Inggris
yang mengadakan penelitian di Mesir pada tahun 1858 M. Papyrusrhind
memiliki tinggi 33 cm dan terdiri dari sejumlah bagian yang seluruhnya
berukuran sepanjang 5 meter. Papyrus ini mulai diterjemahkan bagian
matematikanya pada akhir abad ke-19. Papyrusrhind berbentuk lembaran
yang berisi instruksi untuk pelajaran aritmatika dan geometri. Suatu contoh
yang ditulis oleh Ahmes mengenai deret aritmatika. Bagilah satu roti kepada
lima orang, ⅕ bagian dari yang diperoleh oleh tiga orang pertama sama
dengan yang diperoleh oleh dua orang terakhir. Selain itu, juga memberikan
rumus-rumus luas dan cara-cara perkalian, pembagian, dan pengerjaan
operasi hitung pada pecahan.
Naskah ini juga menjadi bukti bagi pengetahuan matematika lainnya,
termasuk bilangan komposit dan prima. Selain itu, papyrusrhind juga tertulis
mengenai tiga unsur geometri analitik, yaitu :
(1) cara memperoleh hampiran nilai phi yang akurat kurang dari satu persen;
(2) upaya kuno pengkuadratan lingkaran;

9
(3) penggunaan cotangen.

Gambar 2.9
PapyrusMatematika Rhind

Penemuan papyrus rhind merupakan waktu berbunga untuk


perkembangan matematika Mesir, yang menyajikan penemuan dalam bidang
aritmatika dan geometri. Akan tetapi keterbatasan utama dari perkembangan
aritmatika pada saat itu adalah kurangnya notasi sederhana dan
komprehensif. Meskipun demikian, perkembangan matematika saat itu
menjadi hal yang menakjubkan ketika mereka masih dalam peradaban yang
masih kuno tetapi mampu mencapai kepandaian yang begitu tinggi dalam
bidang matematika.

 Papyrusmoskow
Naskah matematika terkenal lainnya adalah papyrus Moskow. Penemuan papyrus Moskow
menunjukkan perkembangan tulisan Mesir kuno yang ditemukan pada tahun 1890 di
Nekropolis oleh Goleischev, seorang ahli filologi di Universitas Kairo. Sepeninggal Goleischev
papyrus ini dibawa ke Rusia dan disimpan di museum Moskow44. Naskah ini diperkirakan
ditulis pada zaman Dinasti ke-13 Mesir dan berdasarkan materi yang lebih tua kemungkinan
berasal dari Dinasti ke-12 Mesir, yakni sekitar tahun 1850 SM.

Gambar 2.10
Salah satu halaman dari Papyrus Moskow operasi penjumlahan dan pengurangan

10
Teknik yang digunakan oleh orang Mesir untuk ini pada dasarnya sama dengan yang
digunakan oleh matematikawan modern sekarang. Orang Mesir melakukan operasi
penjumlahan dengan menggabungkan simbol.

 Operasi perkalian

Metode Mesir perkalian cukup pintar, tapi bisa memakan waktu lebih lama
daripada metode modern. Ini adalah bagaimana mereka mencari 5 x 9:

Ketika mengalikan mereka akan mulai dengan jumlah mereka mengalikan dengan 29 dan dua
kali lipat untuk setiap baris. Lalu mereka kembali dan memilih angka di kolom pertama yang
ditambahkan ke nomor pertama (5). Mereka menggunakan pembagian harta perkalian atas
penambahan.

 Operasi Pembagian
             Cara mereka melakukan pembagian sama dengan perkalian mereka. Untuk masalah
98/7, mereka berpikir masalah ini sebagai 7 kali beberapa nomor sama dengan 98. Sekali lagi
masalah itu bekerja di kolom.

Kali ini angka di kolom kanan ditandai jumlah yang ke 98 maka angka yang
sesuai di kolom kiri dijumlahkan untuk mendapatkan hasil bagi.

19 dibagi 8

Jadi hasil bagi dari 19 dibagi 8 adalah 19 : 8 = 2 + 4 + 8

11
Dimana bentuk bentuk 1/ n ditulis dengan n

 Perhitungan Volume Limas

Satu satunya sumber informasi dalam matematika Mesir Kuno adalah matematika moskow
Papyrus dan matematika Rhind papyrus, Matematika moskow Papyrus telah tercatat sejak
tahu 1850 SM, Sewaktu Abraham V.S Golenishchev memperolehnya di tahun 1893 dan
membawanya ke Moskow.

Permasalahan yang paling menarik dari matematika Papirus Moskow adalah masalah
mengenai perhitungan volume dari sebuah limas, dengan menggunakan rumus yang benar,
limas adalah sebuah piramida dengan potongan yang sama pada puncaknya. Jika limas
tersebut adalah limas dengan alas persegi dan sisi alasnya adalah a dan garis yang
menghubungkan alas dengan puncak limas adalah sisi b dan jika tingginya adalah h , mereka
orang orang mesir kuno menyatakan volume dari limas adalah : h (a 2 + ab + b2)

Catatan, Jika b=0, kita akan menyatakan rumus volume piramida dengan alas persegi yaitu
a2 x h

Kita, tidak tahu bagaimana orang orang mesir menemukan rumus ini, mungkin dengan
hanya mencoba coba dan seatu kesalahan.

 Perhitungan Waktu Bangsa Mesir

Pada sekitar tahun 1500 SM, orang-orang Mesir kuno menggunakan sistem bilangan
berbasis 12, dan mereka mengembangkan sebuah sistem jam matahari berbentuk seperti
huruf T yang diletakkan di atas tanah dan membagi waktu antara matahari terbit dan
tenggelam ke dalam 12 bagian.

Para ahli sejarah berpendapat, orang-orang Mesir kuno menggunakan sistem bilangan
berbasis 12 didasarkan akan jumlah siklus bulan dalam setahun atau bisa juga didasarkan
akan banyaknya jumlah sendi jari manusia (3 di tiap jari, tidak termasuk jempol) yang
memungkinkan mereka berhitung hingga 12 menggunakan jempol.

Jam matahari generasi berikutnya sudah sedikit banyak merepresentasikan apa yang
sekarang kita sebut dengan “jam”. Sedangkan pembagian malam menjadi 12 bagian,
didasarkan atas pengamatan para ahli astronomi Mesir kuno akan adanya 12 bintang di
langit pada saat malam hari. Dengan membagi satu hari dan satu malam menjadi masing-
masing 12 jam, maka dengan tidak langsung konsep 24 jam diperkenalkan. Namun demikian
panjang hari dan panjang malam tidaklah sama, tergantung musimnya (contoh: saat musim
panas hari lebih panjang dibandingkan malam)

 Perhitungan Luas Bangun Datar

Pada tahun 2450 SM, orang-orang Mesir kuno telah memulai perhitungan tentang unsur-
unsur segitiga dan menemukan segitiga keramat dengan sisi-sisi 3, 4 dan 5. Dalam

12
perancangan Piramida Cherpen, orang-orang Mesir Kuno menggunakan konsep Segitiga Suci
Mesir (Sacred Triagle) dengan perbandingan sisi-sisinya 3:4:5 yang dengan nama lain
disebut sebagai segitiga Phytagorean dan pada Piramida Khufu disebut Segitiga Emas (The
Golden Triangle). Dengan mengukur batang menurut garis dari jaringan geometri
diheptagonal. Proyek Piramida Cherpen dan Khufu menggunakan metode pengukuran dan
nilai esoteric yang berbeda.

Penyelidikan-penyelidikan yang baru sepertinya menunjukkan bahwa orang Mesir Kuno


mengetahui bahwa luas setiap segitiga ditentukan oleh hasil kali alas dan tinggi. Beberapa
soal nampaknya membahas cotangent dari sudut dihedral antara alas dari sebuah
permukaan piramida, dan beberapa lagi menunjukkan perbandingan.

Pada Masa Mesir Kuno penggunaan Matematika khususnya Geometri hanya digunakan
secara praktis. Pada saat itu geometri hanya digunakan untuk keperluan yang sangat
mendasar yaitu pemantauan ukuran tanah milik penduduk untuk keperluan pemungutan
pajak. Hal ini dilakukan karena setiap tahunnya terjadi luapan dari Sungai Nil, sehingga
kepemilikan tanah oleh penduduk perlu dipantau, atau diukur ulang.

Pada saat itu pengukuran hanya menggunakan tali yang direntangkan. Selain itu, untuk
menentukan luas-luas dan volume-volume dari berbagai bangun datar dan bangun ruang
merupakan hasil dari trial and error, mereka mendasari perhitungannya dari sebuah fakta
tanpa harus membuktikan secara deduktif. Rumusan yang diperoleh hanya mempunyai nilai
pendekatan dan pada saat itu telah mencukupi dan diterima untuk keperluan praktis pada
kehidupan masa itu. Sehingga pada Mesir Kuno Geometri berkembang tidak jauh dari
tingkatan intuitif belaka, dimana pengukuran-pengukuran objek nyata adalah sasaran utama
dari penggunaannya.

Tahun 1650 SM, orang-orang Mesir Kuno menemukan nilai phi yaitu 3,16. Sumber informasi
matematika Mesir Kuno adalah Papyrus Moskow dan Papyrus Rhind. Papyrus Moskow
berukuran tinggi 8 cm dan lebar 540 cm sedangkan Papyrus Rhind memiliki tinggi 33 cm
dan lebar 565 cm. Dari 100 soal-soal dalam lembaran Papyrus Moskow dan Rhind terdapat
26 soal bersifat geometris. sebagian besar dari soal-soal tersebut berasal dari rumus-rumus
pengukuran yang diperlukan untuk menghitung luas tanah dan isi lumbug padi-padian. Luas
sebuah lingkaran dipandang sama dengan kuadrat 8/9 kali garis tengahnya. Orang Mesir
Kuno telah menemukan nilai phi yaitu 3,16.

 Dasar Segitiga Phytagoras

Phytagoras sudah tahu tentang luas sisi miring ini sejak 2500 tahun yang lalu. Tapi tahukah
anda bahwa ia memperoleh pengetahuan itu dari orang Mesir Kuno? Saat masih muda,
Pythagoras berguru kepada Thales (salah satu orang paling bijaksana di Athena), dan sang
guru menyarankan Phytagoras muda pergi ke Mesir untuk belajar matematika.

Dari pengamatan Pythagoras melihat orang-orang Mesir menggunakan mistar dan tali
pembanding untuk menghitung tinggi bangunan, maka ia terinspirasi untuk membuat
hukum matematika untuk menghitung tinggi dan sisi miring segitiga siku-siku. Dari
kunjungan ke Mesir itulah Pythagoras lalu memperkenalkan prinsip yang kita kenal dengan
hukum Pythagoras.

13
BAB III
Penutup
A. Simpulan

Matematika Mesir diawali oleh perkembangan matematika pada zaman Mesir kuno. Mesir kuno
adalah suatu peradaban kuno dibagian timur laut Afrika. Peradaban ini terpusat di sepanjang
pertengahan hingga hilir sungai Nil yang mencapai kejayaan pada sekitar abad ke-2 SM. Peradaban
Mesir kuno berkembang selama kurang lebih tiga setengah abad. Dimulai dengan unifikasi awal
kelompokkelompok yang ada di Lembah Nil sekitar tahun 3150 SM.

Bangsa Mesir kuno membangun piramida-piramida yang merupakan contoh yang paling kuat dari
struktur matematika dengan menggunakan bentuk-bentuk segitiga. Bangunan batu yang sangat
besar ini terdiri dari dinding segitiga miring yang diatur di atas permukaan tanah yang berbentuk
persegi. Dari proses pembangunan piramida ini, bangsa Mesir kuno merumuskan perbandingan
(rasio) dalam sebuah tabel untuk memudahkan para pembuat piramida dalam menyesuaikan
keempat sisi piramida dengan sudut kemiringan. Tabel perbandingan ini berisi perbandingan
“trigonometris” yang bermanfaat hingga saat ini. Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman bangsa
Mesir kuno dalam menggali bidang kajian matematika didasarkan pada pemikiran-pemikiran
mereka yang diperoleh.

14
DAFTAR PUSTAKA

Wiki Buku, Mesir Kuno, diakses dari


https://id.wikibooks.org/wiki/Mesir_Kuno/Sejarah

Talib Hashim Hasan, “Perkembangan Sistem Bilangan Pada Masa Sebelum Islam”,
Jurnal Kaunia,

Hermanto, “Mesir Kuno dan Amerika Tengah”, Jurnal Universitas Islam 45 Bekasi,

M. Ucup Ilman, Menuju Matematika Lewat Sejarah dan Bahasa, (Wijaya, 1982),

45https://id.wikipedia.org/wiki/Papyrus_Matematika_Moskwa ,

15

Anda mungkin juga menyukai