Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH SEJARAH MATEMATIKA

“ SEJARAH MATEMATIKA MESIR DAN MESOPOTAMIA


SERTA YUNANI AWAL “

Disusun oleh :

Anasthasia Ella Natalia (202020042)

Diva Anindita (202020045)

Program Studi Pendidikan Matematika

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Kristen Satya Wacana

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Sejarah
Matematika Mesir dan Mesopotamia serta Yunani awal ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah
sejarah matematika. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang sejarah matematika Mesir, Mesopotamia, dan Yunani awal bagi
para pembaca dan juga penulis.
Kami mengucapkan terimakasih kepada Ibu Kriswandani S.Si., M.Pd. dan bapak
Dani Kusuma, M.Pd. selaku dosen mata kuliah sejarah matematika yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan
sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terimakasih kepada semua piak yang telah membagi
sebgaian pengetahuannya sehingga dapat menyelesaiakan makalah ini.
Kami menyadari, makalah ini masih jauh dari kata semurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.

Salatiga, 22 Mei 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

Cover Makalah …………………………………………………………………....i


Kata Pengantar ……………………………………………………………………ii
Daftar isi …………………………………………………………………………iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar
Belakang………………………………………………………………..v
1.2. Rumusan Masalah
…………………………………………………………..vi
1.3. Tujuan
Penulisan…………………………………………………………… vi
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Sejarah Matematika
2.1.1. Sejarah Matematika Mesir………………………………………….……. vii
2.1.2. Sejarah Matematika Mesopotamia…………………………………….…. ix
2.1.3. Sejarah Awal Matematika Yunani.…………………………………….…. xi
Sejarah geometri Yunani Awal…………………………………….….. xviii
2.2. Kontribusi pada Perkembangan Ilmu Matematika
2.2.1. Kontribusi Sejarah Mesir pada Perkembangan Ilmu Matematika ……… .xx
2.2.2. Kontribusi Sejarah Mesopotamia pada Perkembangan Ilmu Matematika.. xx
2.2.3. Kontribusi Sejarah Yunani Awal pada Perkembangan Ilmu
Matematika……………………………………………………………………...xxi
2.2.4. Kontribusi Sejarah Geometri Yunani Awal pada Perkembangan Ilmu
Matematika………………………………….…………………………………..xxi
2.3. Kontribusi Sejarah Matematika pada Pembelajaran Matematika……… xxi
2.3.1. Kontribusi Sejarah Mesir pada Pembelajaran Matematika………………xxi
2.3.2. Kontribusi Sejarah Mesopotamia pada Pembelajaran Matematika………xxi
2.3.3. Kontribusi Sejarah Awal Matematika Yunani pada Pembelajaran
Matematika……...................................................................................................xxi

3
2.3.4 Kontribusi Sejarah Geometri Yunani Awal pada Pembelajaran
Matematika…………………………………………………………………….xxii
2.4. Proyeksi pada Perkembangan yang Akan Datang
2.4.1. Proyeksi Sejarah Mesir pada Perkembangan yang Akan Datang……….xxii
2.4.2. Proyeksi Sejarah Mesopotamia pada Perkembangan yang Akan
Datang………………………………………………………………………….xxii
2.4.3. Proyeksi Sejarah Yunani Awal pada Perkembangan yang Akan
Datang………………………………………………………………………….xxii
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan………………………………………………………………xxiii
3.2. Saran……………………………………………………………………..xxiii
Daftar Pustaka…………………………………………………………………xxiv

4
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Sejak zaman purbakala, matematika sangat diperlukan dalam kehidupan
manusia dan menjadi kebutuhan dasar dari tiap lapisan masyarakat,
dikehidupan sehari-hari. Mereka membutuhkan matematika untuk
perhitungan sederhana. Untuk keperluan perhitungan tersebut diperlukan
bilangan- bilangan. Keperluan bilangan awalnya sederhana, tetapi makin
lama makin meningkat maka manusia perlu mengembangkan sistem
bilangan. Sistem bilangan pun berkembang selama berabad-abad dari masa
ke masa hingga saat ini.
Bermukim di sekitar sungai -sungai besar menjadi pilihan bangsa-bangsa
terdahulu. Bangsa Mesir sepanjang sungai Nil di Afrika, bangsa
Mesopotamia sepanjang sungai Tigris dan Eufrat. Bangsa-bangsa tersebut
itu memerlukan keterampilan mengendalikan banjir, mengeringkan rawa-
rawa, membuat irigasi untuk mengolah tanah sepanjang sungai menjadi
daerah pertanian untuk itu diperlukan pengetahuan teknik serta
matematika.
Berdasarkan sejarah permulaan matematika berasal dari bangsa yang
bertempat tinggal di sekitar aliran sungai tersebut. Matematika diperlukan
untuk menghitung penanggalan agar mengetahui perubahan musim.
Mereka juga memerlukan pengukur untuk menghitung bidang tanah yang
mereka miliki. Untuk meningkatan peradaban perlu menilai kegiatan
perdagangan, keuangan dan pemungutan pajak. Untuk keperluan praktis
itu diperlukan suatu bilangan.

5
1.2. Rumusan Masalah
2. Bagaimana sejarah matematika Mesir dan Mesoptamia serta Yunani
awal?
3. Apa kontribusi sejarah matematika Mesir dan Mesoptamia serta
Yunani awal pada perkembangan ilmu matematika sekarang?
4. Apa kontribusi sejarah matematika Mesir dan Mesoptamia serta
Yunani awal pada pembelajaran matematika?
5. Bagaimana proyeksi sejarah matematika Mesir dan Mesoptamia serta
Yunani awal pada perkembangan yang akan datang?
1.3. Tujuan Penulisan
Makalah ini bertujuan untuk memenuhui tugas sejarah matematika, selain
itu makalah ini juga bertujuan sebagai berikut :
1. Untuk memahami sejarah matematika Mesir dan Mesoptamia serta
Yunani awal.
2. Mengatahui kontribusi sejarah matematika Mesir dan Mesoptamia
serta Yunani awal pada perkembangan ilmu matematika sekarang.
3. Mengetahui kontribusi sejarah matematika Mesir dan Mesoptamia
serta Yunani awal pada pembelajaran matematika.
4. Dapat memahami proyeksi sejarah matematika Mesir dan Mesoptamia
serta Yunani awal pada perkembangan yang akan datang.

6
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Sejarah Matematika


2.1.1. Sejarah Matematika Mesir
Mesir merupakan salah satu daerah tersubur di Afrika. Mesir
menjadi salah satu tempat terawal yang dihuni oleh manusia sekitar
40.000 tahun yang lalu. Peradaban Mesir sangat bergantung dengan
kesuburan sungai Nil. Di sekitar sungai Nil inilah salah satu cabang
matematika lahir. Pada waktu para pendeta
Mesir melakukan pengukuran terhadap pasang surut Sungai Nil
dan meramalkan banjir. Raja mesir yang bernama Sesosatris membagi
tanah kepada masyarakat Mesir. Bangsa Mesir kuno membangun
piramida-piramida yang merupakan contoh yang paling kuat dari struktur
matematika dengan bentuk segitiga.
Bukti fisik sejarah matematika mesir kuno yaitu mulai
menggunakan papyrus untuk menulis (sekitar 1800 SM). Penemuan
pertama naskah matematika yang dimiliki bangsa Mesir kuno berupa
papyrus yaitu sebuah alat tulis sederhana menyerupai kertas. Papyrus
ditulis dengan tinta yang dibuat dari getah dengan arang dan air. Ada
banyak papyrus, tetapi beberapa yang berhubungan dengan matematika
adalah papyrus Rhind dan papyrus Moskow.
1) Rhind Mathematical Papyrus (RMP) / pupyrusrhind

7
(Gambar 1. Rhind Mathematical Papyrus)
Pupyrusrhind berasal dari masa pemerintahan Fir’aun Redari dinasti
Hyksos tahun 1650 SM, pupyrusrhind berbentuk lembaran yang berisi
instruksi untuk pelajaran aritmatika dan geometri yang tertulis mengenai
tiga unsur geometri analitik , yaitu : Cara memperoleh hampiran nilai phi
yang akurat kurang dari satu persen, pengkuadratan lingkaran, dan
penggunaan kotangen
2) Papyrus Moskow

(Gambar 2.Papyrus Moskow)


Papyrus Moskow ditemukan pada tahun 1890 di Nekropolis oleh
Goleichev, seorang ahli filologi di Universitas Kairo. Sepeninggal
Goloichev papyrus ini di bawa ke Rusia dan di simpan di Moskow.
Naskah ini diperkirakan ditulis pada zaman Dinasti ke-13 Mesir dan
berdasarkan materi yang lebih tua kemungkinanan berasal dari dinasti ke-
12 Mesir, yakni sekitar 1850 SM
Bangsa Mesir kuno telah mengenal tulisan dan sistem bilangan.
Biasanya tulisan ini ditemukan pada sebuah batu ini dan dikenal dengan
sistem hieroglyph. Sistem hieroglyph merupakan sistem bilangan yang
sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Sistem hieroglyph
berbentuk gambar-gambar kecil yang menyatakan sebuah angka. Sistem

8
hieroglyph telah digunakan bangsa Mesir kuno sejak sekitar tahun 2850
SM

(Gambar 3. Sistem hieroglyph)


Dalam sistem hieroglyph, simbol-simbol bilangan ditulis berulang sesuai
keperluan (tidak lebih dari sembilan kali pengulangan) dan tidak
memperhatikan masalah penempatan. Mesir kuno memiliki simbol
terpisah untuk satuan, puluhan, ratusan, ribuan, jutaan. Penulisan sistem
hieroglyph dapat dimulai dari kiri ke kanan, bawah ke atas, dan
sebaliknya.
Sistem hieroglyph kemudian dikembangkan menjadi system sederhana
yang dikenal dengan system hieratic. Sistem hieratic mulai digunakan
ketika bangsa Mesir mulai menggunakan papyrus untuk menulis, yaitu
tahun 1800 SM.

(Gambar 4. Sistem hieratic)


Dalam menulis pecahan, bangsa Mesir kuno hanya berlaku pecahan
1
tunggal dengan bentuk dimana 1 mewakili lambang “mulut” yang
n
berarti “bagian” dan “n” adalah bilangan bulat yang diwakili dengan
sistem angka hieroglyph. Berikut contoh penulisan pecahan :

9
(Gambar 5. Penulisan pecahan)
2.1.2. Sejarah Matematika Mesopotamia
Bangsa-bangsa yang menetap di Mesopotamia (sekarang daerah
Iraq) antara lain Sumeria, Assiria, dan Babilonia. Namun, yang memiliki
pengetahuan matematika yang tinggi adalah Babilonia karena kawasan
utama pelajar ada di Babilonia. Terdapat banyak naskah kuno yang
sebagian besar dituliskan pada media batu tersimpan di Yale, Columbia,
dan Paris berasal dari jaman Babilonia. Sebanyak 300-an di antaranya
tentang matematika dan 200 naskah berisikan tabel matematika.
Sistem penulisan bilangan masa Mesopotamia dikenal dengan
istilah cuneiform, cuneiform berasal dari kata “cuneus” yang berarti
“irisan atau belahan” dan kata “forma” yang berarti “bentuk”. Orang
Babilonia menulis huruf dengan tongkat berbentuk segitiga yang
memanjang (prisma segitiga) dengan cara menekannya pada lempeng
tanah liat yang masih basah sehingga menghasilkan cekungan segitiga
yang runcing menyerupai gambar paku. Angka Babilonia menggunakan
sistem tempat-nilai di mana angka yang ditulis di kolom sebelah kiri
mewakili nilai yang lebih besar.
Sebagian besar diidentifikasi jika lempengan tanah
liat berasal dari tahun 1800 SM - 1600 SM, dan
meliputi topik-topik pecahan, aljabar, persamaan
kuadrat dan kubik, dan perhitungan bilangan regular,
invers perkalian, dan bilangan prima kembar.
Lempengan itu juga mencakup tabel perkalian dan
metode penyelesaian persamaan linear dan
persamaan kuadrat. Lempengan Babilonia 7289 SM

10
memberikan hampiran bagi √2 yang akurat sampai
lima tempat desimal.
Peradaban bangsa Babilonia di Mesopotamia mengganti
peradaban bangsa Sumeria. Bentuk bilangan yang digunakan bangsa
babilonia saat ini mengacu pada ide dari bangsa Sumeria, yaitu sistem
bilangan seksagesimal (basis 60). Karena orang Babilonia ahli di bidang
astronomi, sistem perhitungan berbasis 60 masih digunakan sampai
sekarang. Hal ini dibuktikan dengan diturunkannya 60 detik untuk satu
menit dan 60 menit untuk satu jam. Menggunakan bilangan 60 karena 60
merupakan bilangan terkecil yang dapat dibagi oleh 6 angka pertama
yaitu 1,2,3,4,5,6. Terdapat alasan lain mengapa digunakan bilangan 60
karena sistem bilangan yang paling banyak digunakan manusia saat ini
adalah sistem desimal, yaitu sistem berbasis 10.
Orang Babilonia menulis huruf dengan tongkat berbentuk segitiga
yang memanjang (prisma segitiga) dengan cara menekannya pada
lempeng tanah liat yang masih basah sehingga menghasilkan cekungan
segitiga yang runcing menyerupai gambar paku. Berikut adalah contoh
dari penulisan simbol-simbol sistem numersasi Babilonia yaitu :

(Gambar 6. Penulisan simbol numerasi babilonia)


2.1.3. Sejarah Awal Matematika Yunani
Matematika Yunani ditulis di dalam bahasa Yunani, dikembangkan
sejak abad ke-6 SM sampai abad ke-5 M di sekitar pesisir Timur Laut
Tengah. Matematikawan Yunani tinggal di kota - kota yang tersebar di
sekitaran Laut Tengah bagian Timur, mulai dari Italia hingga ke Afrika

11
Utara, namun dibersatukan oleh budaya dan bahasa Yunani. Kata
"matematika" sendiri diturunkan dari kata Yunani
kuno μάθημα (mathema), yang artinya "pelajaran tentang instruksi".
Matematika Yunani diyakini dimulakan oleh Thales dari Miletus (kira-
kira 624 sampai 546 SM) dan Pythagoras dari Samos (kira-kira 582
sampai 507 SM). Pada masa itu dibagi menjadi 2 periode, yaitu periode
klasik dan periode helenistik.
1. Periode Klasik
Perkembangan matematika di Yunani pada
periode klasik berlangsung sekitar abad ke-6 SM
dibawah pimpinan kota Athena, yang berhasil menghalau
serangan kekaisaran Persia. Pada periode ini matematika
berubah dari fungsi praktis menjadi struktur yang koheren
pengetahuan deduktif. Perubahan fokus dari pemecahan masalah
praktis ke pengetahuan tentang kebenaran matematis umum dan
perkembangan obyek teori mengubah matematika ke dalam
suatu disiplin ilmu.

2. Periode Helenistik
Peradaban Helenistik bermula pada abad ke-5 SM dengan
penaklukan Iskandar Agung atas pesisir Laut Tengah bagian
Timur. Mesir, Mesopotamia, dataran tinggi Iran, Asia Tengah,
dan beberapa bagian dari India, yang menjadi awal dari
penyebaran bahasa dan budaya Yunani ke seberang lautan.
Bahasa Yunani menjadi bahasa para sarjana di dunia
Helenistik, dan matematika Yunani melebur
dengan matematika Mesir dan matematika Babilonia untuk
membangkitkan matematika Helenistik. Matematika Yunani
berpadu dengan matematika Mesir dan matematika Babilonia
sehingga membangkitkan matematika pada periode Helenistik.

12
Bangsa Yunani telah mengenal tulisan dan sistem bilangan.
Mereka mengadopsi metode bangsa Mesir dalam penulisan
bilangan – bilangan, karena metode bangsa Mesir sangat
kompleks dalam perhitungan. Hasil adopsi metode penulisan
bilangan bangsa Mesir kemudian diubah oleh bangsa Yunani
dengan menggunakan huruf- huruf abjad.

Sistem Attic (Herodianic)


Γ Δ Η Χ Μ

Pe De He Kh Murioi
nte ka kat ilio
on i

Π εντεΔ εκα Ηεκατον


Χιλιοι Μυριοι

5 10 10 10 10000
0 00

Ι ΙΙ ΙΙΙ ΙΙΙΙ Γ ΓΙ ΓΙΙ ΓΙΙΙ ΓΙΙΙΙ Δ

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Sistem Alphabetic

No Nama Huruf kapital Huruf kecil

1 Alpha Α α

2 Beta Β β

3 Gamma Γ γ

4 Delta Δ δ

5 Epsilon Ε ε

13
6 Digamma −¿ −¿

7 Zeta Ζ ζ

8 Eta Η η

9 Tetha Θ θ

10 Iota Ι ι

11 Kappa Κ κ

12 Lambda Λ λ

13 Mu Μ μ

14 Nu Ν ν

15 Ksi Ξ ξ

16 Omicron Ο ο

17 Pi Π π

18 Koppa −¿ −¿

19 Rho Ρ ρ

20 Sigma Σ σ

21 Tau Τ τ

22 Upsilon Υ υ

23 Phi Φ ϕ

24 Chi Χ χ

25 Psi ψ ψ

26 Omega Ω ω

27 Sampi −¿ −¿

14
Tokoh pada Matematika Yunani
I. Thales (624-550 SM)

Thales dilahirkan di Militus.


Dimasa mudanya Thales
aalah seorang pedagang
yang membawanya pergi
jauh dari negerinya. Dalam
kunjungannya ke negeri
negeri yang lain, Thales berkesempatan
menambah pengetahuannya dalam bidang
matematika, alam dan astronomi. Thales
mengemukakan lima teorema tentang geometri,
yang mungkin diperolehnya dari hasil
perjalanannya. Teorema tersebut adalah:
● Suatu lingkaran dibagi dua sama besar
oleh diameternya.
● Sudut-sudut alas suatu segitiga sama kaki
adalah sama.
● Pasangan sudut siku-siku yang dibuat
oleh dua garis yang berpotongan adalah
sama.
● Dua segitiga adalah sama dan sebangun
apabila dua sudut dan satu sisinya sama.
● Suatu sudut yang dilukis dalam setengah
lingkaran adalah siku-siku.
Dalam bidang astronomi, Thales dikagumi
karena Thales sudah dapat memprediksi gerakan
ellips matahari dalam peredarannya dalam satu
tahun.

II. Pythagoras (582-496 SM)

Pythagoras berasal dari


pulau Samos, Ioania yang
terkenal sebagai filsuf dan

15
juga ahli ukur. Ia
mencetuskan mazhab
pythagoras yang
mengungkapkan bahwa
matematika adalah yang

menguasai semesta dan semboyannya adalah


‘semua adalah bilangan”. Jika segala – galanya
adalah bilangan, maka itu berarti bahwa unsur
bilangan merupakan unsur yang terdapat
dalam segala sesuatu. Unsur bilangan sendiri
mencakup bilangan ganjil dan genap. Selain itu
dia adalah orang yang pertama kali
mencetuskan aksioma-aksioma, postulat-
postulat yang perlu dijabarkan terlebih dahulu
dalam mengembangkan geometri. Pythagoras
sendiri bukan orang yang menemukan suatu
teorema Pythagoras namun dia berhasil
membuat pembuktian matematis. Teorema
Pythagoras membahas mengenai panjang dari
sisi yang terdapat pada segitiga siku – siku.
Teorema ini merupakan sebuah contoh yang
terkenal dari sebuah rumus aljabar. Rumus
Pythagoras menyatakan a 2+ b2=c 2 dimana c
adalah hipotenusa yang mana merupakan sisi
yang berhadapan dengan sudut siku – siku dan
selalu lebih panjang dari sisi yang lain.
Persaudaraan Pythagoras menemukan √2
sebagai bilangan irasional.

III. Socrates (427-347 SM)

Ia merupakan seorang
filosofi besar dari Yunani. Dia juga
menjadi pencipta ajaran serba cita,
karena itu filosofinya dinamakan
idealisme. Ajarannya lahir karena
pergaulannya

16
dengan kaum sofis. Plato merupakan ahli pikir
pertama yang menerima paham adanya alam
bukan benda.

IV. Euclid (325-265 SM)

Euclid disebut sebagai


“Bapak Geometri” karena
menemukan teori bilangan
dan geometri. Subyek-
subyek yang dibahas adalah
bentuk-bentuk, teorema
Pythagoras, persamaan
dalam aljabar,

lingkaran, tangen, geometri ruang, teori proporsi


dan lain-lain. Alat-alat temuan Eukluides antara
lain mistar dan jangka.

V. Archimedes (287-212 SM)

Dia mengaplikasikan prinsip


fisika dan matematika. Juga
menemukan perhitungan π
(pi) dalam menghitung luas
lingkaran. Ia adalah ahli
matematika terbesar
sepanjang zaman dan pada

zaman kuno. Tiga karya Archimedes membahas


geometri bidang datar, yaitu pengukuran lingkaran,
kuadratur dari parabola dan spiral.

VI. Appolonius (262-190 SM)

Konsepnya mengenai
parabola, hiperbola,
dan elips banyak
memberi sumbangan
bagi astronomi

17
modern. Ia merupakan
seorang

matematikawan tang ahli dalam geometri. Teorema


Appolonius menghubungkan beberapa unsur dalam
segitiga.

VII. Diophantus (250-200 SM)

Ia merupakan “Bapak
Aljabar” bagi Babilonia yang
mengembangkan konsep-
konsep aljabar Babilonia.
Seorang matematikawan
Yunani yang bermukim di
Iskandaria. Karya besar

Diophantus berupa buku aritmetika, buku karangan


pertama tentang sistem aljabar. Bagian yang
terpelihara dari aritmetika Diophantus berisi
pemecahan kira-kira 130 soal yang menghasilkan
persamaan-persamaan tingkat pertama. Penggunaan
terkuno matematika adalah di dalam perdagangan,
pengukuran tanah, pelukisan, dan pola-pola
penenunan dan pencatatan waktu dan tidak pernah
berkembang luas hingga tahun 3000 SM ke muka
ketika orang Babilonia dan Mesir Kuno mulai
menggunakan aritmetika, Aljabar, dan Geometri
untuk penghitungan pajak dan urusan keuangan
lainnya, bangunan dan konstruksi, dan astronomi.
Pengkajian matematika yang sistematis di dalam
kebenarannya sendiri dimulai pada zaman Yunani
Kuno antara tahun 600 dan 300 SM.

18
2.1.4. Sejarah Geometri Yunani Awal
Geometri merupakan salah satu cabang dari matematika yang
memuat konsep mengenai titik, garis, bidang dan benda-benda ruang
beserta sifat-sifatnya, ukuran-ukurannya, antara satu dengan yang
lain. Kata geometri berasal dari bahasa Yunani geometrein, geo
artinya bumi dan metrein artinya untuk mengukur. Geometri kuno
sebenarnya adalah kumpulan proses aturan dari pengalaman yang
berhasil dicapai melalui suatu percobaan, analogi dari pengamatan,
menebak, dan kadang-kadang datang dari intuisi. Abstraksi
geometri dalam dunia nyata adalah tiga dimensi panjang, lebar, dan
tinggi dan secara umum meniadakan kualitas lain seperti warna,
kasar atau halusnya permukaan. Geometri mampu membakukan
bentuk-bentuk yang sama pada alam supaya dapat dipahami oleh
semua orang di dunia. Pengenalan fakta geometris terisolasi kembali
sebelum awal sejarah tercatat. Tentu saja orang-orang egyptian awal
dan babylon (4000-3000 SM) mengetahui banyak hubungan
geometris yang praktis. Pembangunan piramida sendiri memerlukan
geometri praktis yang cukup besar. Ilmuan Yunani bersepakat
bahwa Bangsa Mesir adalah bangsa pertama yang menemukan ilmu
matemarika. Iflato salah satu ilmuan Yunani mengatakan bahwa
dewa Mesir yang bernama Tut telah menemukan banyak ilmu
diantaranya ilmu hitung, geometri dan astronomi. Ilmuan Yunani
Aristotle's mengeaskan bahwa matematika lahir di Mesk karena
para pendeta pada masa Fir'aun memiliki banyak waktu kosong
yang mengijinkan mereka untuk mempelajari matemarika secara
mendalam. Disamping itu, ilmuwan Yunani Hirudut mengatakan
bahwa geometri lahir di Mesir pada awalnya dan kemudian pindah
ke Yunani. Tapi orang-orang Yunani kuno yang mengumpulkan
fakta geometris yang diketahui, menemukan yang baru, dan
mengaturnya menjadi sistem yang konsisten secara logis. (Kata
geometri berasal dari dua kata Yunani, ge yang berarti "bumi", dan

19
metrei yang berarti "ukuran", yang menunjukkan bahwa awalnya
dianggap sebagai "pengukuran bumi.") Proses pengorganisasian dan
penemuan ini memakan waktu berabad-abad dan menguasai
pikiran. Dari daftar panjang pria mampu. Ingatlah bahwa berabad-
abad sebelum, selama, dan setelah periode pengaruh politik Yunani
terbesar (abad ke-4 dan ke 5 SM) adalah masa-masa aktivitas
intelektual yang kuat. Pikiran utama tertarik pada gagasan dari
semua jenis. Matematis hanyalah salah satu kepentingan mereka.
Beberapa geometri awal ini pantas mendapat perhatian khusus baik
karena keunggulan matematika mereka atau karena pengaruhnya
terhadap filsuf atau sains masa lalu. Salah satu ilmuwan awal ini
adalah Thales dari Miletos (6 SM) yang menjadi salah satu dari
tujuh orang bijak pada zamannya. Dia adalah ahli matematika
Yunani pertama dan astronom Yunani pertama. Selain mengetahui
beberapa fakta geometris, dia mungkin tahu banyak bukti dari
mereka. Ilmuwan Yunani penting berikutnya bagi kita adalah
Pythagoras (akhir abad ke 6 SM), yang mendirikan sebuah sekolah,
atau persaudaraan, di Croton, Sisilia (bagian dari Greater Greece
saat itu). Seringkali sulit membedakan apakah sebuah penemuan
berasal dari Pythagoras atau salah satu pengikutnya. Semua gagasan
adalah milik komunal persaudaraan. Selain teorema Pythagoras
tentang segitiga yang benar, dia (atau sekolahnya) membuat
penemuan terkenal dalam musik, astronomi, dan aritmatika.
Pythagorean matematika adalah aktivitas keilahian dan
mengandung unsur metafisik. Pythagorean adalah sebuah komunitas
dari murid-murid Pythagoras. Pythagoras adalah seorang ahli
geometri dan filsuf dari Yunani. Tidak seperti murid-murid di
Lyceum milik Aristoteles atau Academia milik Plato, para
Pythagorean selain mempelajari matematika, mereka memiliki
kepercayaan mistik dan tradisi yang ketat. Beberapa konsep
matematika yang dipelajari di sekolah maupun perguruan tinggi

20
sekarang ini, lahir dari pemikiran Pythagoras. Salah satunya yang
masih dipakai sampai sekarang adalah teorema Pythagoras berupa
perbandingan kuadrat sisi-sisi segitiga (a 2+ b2=c 2).

2.2. Kontribusi pada Perkembangan Ilmu Matematika


2.2.1. Kontribusi Sejarah Mesir pada Perkembangan Ilmu Matematika
Adapun kontribusi sejarah matematika Mesir pada perkembangan ilmu
matematika sebagai berikut :
1. Perhitungan Volume Limas
Papyrus Moskow yang tercatat sekitar 1850 SM terdapat tulisan yang
menarik dari yaitu mengenai perhitungan volume dari sebuah limas.
2. Penemuan Nilai Phi
Sumber matematika Papyrusrhind yang tercatat sekitar 1850 SM,
orang-orang Mesir Kuno menemukan nilai phi yaitu 3,16.
2.2.2. Kontribusi Sejarah Mesopotamia pada Perkembangan Ilmu
Matematika
Adapun kontribusi sejarah matematika Mesopotamia pada perkembangan
ilmu matematika sebagai berikut :
1. Bidang Aljabar
Perkembangan aljabar tidak hanya dapat menyelesaikan persamaan
kuadrat, tetapi juga penyelesaian persamaan pangkat dengan nilai yang
lebih tinggi. Hal ini dibuktikan dengan adanya peninggalan berupa
tablet yang berisi tablet kuadrat dan pangkat tiga bilangan 1 s/d 30
serta kombinasi n3 dan n2.

(Gambar 7. apapan Yale YBC 7289)


2. Bilangan Seksagesimal (Bilangan basis-60)

21
Penuliasan matematika bangsa babilonia menggunakan sistem
bilangan seksagesimal (basis-60) karena kemahirannya pada bidang
astronomi. Sistem perhitungan berbasis bilangan 60 ini masih ada
sampai sekarang, yakni dengan diturunkannya penggunaan bilangan 60
detik untuk satu menit dan 60 menit untuk satu jam.
2.2.3. Kontribusi Sejarah Awal Matematika Yunani pada Perkembangan
Ilmu Matematika
Adapun kontribusi sejarah matematika Yunani awal pada perkembangan
ilmu matematika adalah penemuan mengenai teorema
2.2.4. Kontribusi Sejarah Geometri Yunanii Awal pada Perkembangan
Ilmu Matematika
Adapun kontribusi sejarah Geometro Yunani Awal pada pembelajaran
matematika adalah pemikiran Pythagoras

2.3. Kontribusi Sejarah Matematika pada Pembelajaran Matematika


2.3.1. Kontribusi Sejarah Mesir pada Pembelajaran Matematika
Adapun kontribusi sejarah matematika Mesir pada pembelajaran
matematika sebagai berikut :
1. Dapat melakukan perhitungan volume geometri ruang khususnya
dalam menghitung volume limas
2. Dapat melakukan perhitungan luas lingkaran, luas permukaan bola,
volume bola, volume bangun ruang silinder dan sebagainya yang
menggunakan perhitungan dengan phi.
2.3.2. Kontribusi Sejarah Mesopotamia pada Pembelajaran Matematika
Adapun kontribusi sejarah matematika Mesopotamia pada pembelajaran
matematika sebagai berikut :
1. Penentuan sistem bilangan tempat nilai, pada pembelajaran
matematika dapat diterapkan saat mengajari siswa mengenai
penentuan nilai tempat satuan, puluhan, ratusan dsb.
2. Sistem perhitungan berbasis 60 untuk seperti perhitungan 60 detik
untuk satu menit dan 60 menit untuk satu jam dapat di terapkan di
pembelajaran kecepatan dan kelajuan
2.3.3. Kontribusi Sejarah Awal Matematika Yunani pada Pembelajaran
Matematika
Adapun kontribusi sejarah matematika Mesopotamia pada pembelajaran
matematika sebagai berikut :

22
1. Membuat kita jadi dapat mengetahui ketika lingkaran dibagi oleh
diameter (garis tengah) maka akan memperoleh bagian yang sama
besar
2. Membuat kita menjadi tau jika sudut-sudut alas suatu segitiga
sama kaki adalah sama.
3. Membuat kita dapat mengetahui asangan sudut siku-siku yang
dibuat oleh dua garis yang berpotongan adalah sama.
4. Membuuat kita tau bahwa dua segitiga adalah sama dan sebangun
apabila dua sudut dan satu sisinya sama.
5. Membuat kita menyadari bahwa suatu sudut yang dilukis dalam
setengah lingkaran adalah siku-siku.

2.3.4. Konstribusi Sejarah Geometri Yunani Awal pada Pembelajaran


Matematika
Adapun kontribusi sejarah matematika Mesopotamia pada pembelajaran
matematika sebagai adalah membuat kita dapat menghitung sebuah sisi
dari segitiga siku – siku menggunakan sisi – sisi lain yang diketahui
dengan rumus Pythagoras a 2+ b2=c 2

2.4. Proyeksi pada Perkembangan yang Akan Datang


2.4.1. Proyeksi Sejarah Mesir pada Perkembangan yang Akan Datang
Proyeksi sejarah matematika Mesir yang akan datang dapat melakukan
perhitungan volume limas dengan berbagai pendekatan dari bangun ruang
lainnya.
2.4.2. Proyeksi Sejarah Mesopotamia pada Perkembangan yang Akan
Datang
Proyeksi sejarah matematika Mesopotamia pada pembelajaran
matematika dapat berupa penemuan nilai tempat yang lebih akurat setelah
titik desimal yang dapat menjadi aturan baku saat perhitungan entah
persepuluhan, perseratusan, atau perseribuan saat melakukan perhitungan
ilmiah karena pada zaman mesopotamia telah ditentukan perhitungan
nilai tempat secara sederhana.
2.4.3. Proyeksi Sejarah Awal Matematika Yunani pada Perkembangan
yang Akan Datang
Proyeksi sejarah awal matematika Yunani pada pembelajaran matematika
yang akan datang dapat menemukan hal baru dari teorema yang sudah
ada
2.4.4. Proyeksi Sejarah Geometri Yunani Awal pada Perkembangan yang
Akan Datang

23
Proyeksi sejarah geometri Yunani awal pada perkembangan matematika
yang akan datang adalah menerapkan rumus Pythagoras pada hal yang
lebih kompleks

BAB III

PENUTUP

2.1. Kesimpulan
Matematika Mesir memiliki sistem numerasi hieroglyph yang
selanjutnya dikembangkan menjadi system numerasi hieratic. Pada
zaman mesir sudah ditemukan perhitungan volume limas berdasarkan
Papyrus Moskow, penemuan nilai phi sebesar 3,16, serta mengenal
segitiga phytagoras.
Matematika Mesopotamia menggunakan sistem penulisan bilangan
yang dikenal dengan istilah cuneiform, serta sistem bilangan
Mesopotamia yang terkenal ditemukan pada bangsa Babilonia yaitu
sistem seksagesimal berbasis 60
Matematika Yunani memiliki numerasi sendiri yang dituliskan
dengan simbol dan alphabet. Selain itu matematika Yunani terdapat 2
periode, yaitu periode klasik dan periode helenistik. Matematika Yunani
diawali oleh Thales, dimana dia juga membawa geometri untuk masuk ke
zaman Yunani. Setelah Thales juga ada Pythagoras yang membuktika
teorema Pythagoras dan mencetuskan bahwa akar 2 adalah bilangan
irasional. Selain dua tokoh yang sudah disebutkan juga ada tokoh – tokoh
lain yang ikut andil dalam matematika Yunani.

2.2. Saran
Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun akan
menjadi perbaikan dalam makalah kami ini, dengan senang hati dan
terbuka dari penulis menerima kritik dan saran dari pembaca. Akhir kata
penulis makalah mengharapkan agar makalah ini dapat bermanfaat bagi
yang membaca dan menambah wawasan bagi pembacanya.

24
DAFTAR PUSTAKA

Katz, Victor J. 2009. A History of Mathematics. 3rd edition. Pearson, New York

Heath, Thomas. 1921. A History of Greek Mathematics. Clarendon Press. Inggris

25

Anda mungkin juga menyukai