Dosen Pengampu:
DISUSUN OLEH:
1. Ricke (
2. Oktaviana Ainun Ratnawati (19070785017)
PROGRAM PASCASARJANA
Perkembangan matematika ini sangat berkaitan pada sejarah matematika itu sendiri.
Perkembangan ini dimulai dari perkembangan matematika sebelum abad 15-
16, perkembangan matematika abad 15-16, perkembangan matematika setelah abad 15-16.
a. Perkembangan matematika sebelum abad 15-16
1) Matematika Prasejarah (P r e h i s t o r i c M a t h e m a t i c s )
Asal usul pemikiran matematika terletak pada konsep angka, besar, dan bentuk.
Konsep angka juga telah berevolusi secara bertahap dari waktu ke waktu. Seperti halnya pada
zaman purba, berabad-abad sebelum Masehi, manusia telah mempunyai kesadaran akan
bentuk-bentuk benda di sekitarnya yang berbeda. Seperti batu berbeda dengan kayu, pohon
yangsatu berbeda dengan pohon yang lain. Kesadaran seperti ini yang menjadi bibit lahirnya
matematika terutama pada geometri. Itulah sebabnya geometri dianggap sebagai bagian
matematika yang tertua.
2) Timut Dekat Kuno (A n c i e n t N e a r E a s t )
a) Mesopotamia (Matematika Babylonia)
Matematika babylonia telah mengembangkan matematika dengan menuliskan
tabel perkalian pada tablet tanah liat, menangani latihan geometri, masalah pembagian sertam
encakup topik mengenai pecahan, aljabar, persamaan kuadrat dan perhitungan
pasangan berbalik nilai.
Pada masa ini telah ditulis sistem angka sexagesimal (basis60). Dari sini berasal peng-
gunaan modern dari 60 detik dalam satu menit, 60 menit dalam satu jam, dan 360 (60 x 6)
derajat dalam lingkaran, serta penggunaan detik dan menit dari busur untukmenunjukkan
pecahan derajat.
b) Mesir (Matematika Mesir)
Teks matematika yang paling luas adalah papirus Rhind (Papyrus Ahmes) yang berisi
tentang uraian belajar aritmatika, geometri, teori bilangan, dan persamaan linier.
Matematika Mesir merujuk pada matematika yang ditulis di dalam bahasa
Mesir. Sejak peradaban helenistik, Yunani menggantikan bahasa Mesir sebagai bahasa
tertulis bagi kaum terpelajar Bangsa Mesir, dan sejak itulah matematika Mesir melebur
dengan matematika Yunani dan Babilonia yang membangkitkan Matematika
helenistik. Pengkajian matematika di Mesir berlanjut di bawah Khilafah Islam sebagai bagian
dari matematika Islam, ketika bahasa Arab menjadi bahasa tertulis bagi kaum terpelajar
Mesir. Tulisan matematika Mesir yang paling panjang adalah Lembaran Rhind(kadang-
kadang disebut juga "Lembaran Ahmes" berdasarkan penulisnya), diperkirakan berasal dari
tahun 1650 SM tetapi mungkin lembaran itu adalah salinan dari dokumen yang lebih tua dari
Kerajaan Tengah yaitu dari tahun 2000-1800 SM. Lembaran itu adalah manual instruksi bagi
pelajar aritmetika dan geometri. Selain memberikan rumus-rumus luas dan cara-
cara perkalian, perbagian, dan pengerjaan pecahan, lembaran itu juga menjadi bukti
bagi pengetahuan matematika lainnya, termasuk bilangan kompositdan prima; rata-
rataaritmetika, geometri, dan harmonik; dan pemahaman sederhana Saringan Eratosthenes
dan teori bilangan sempurna (yaitu, bilangan 6). Lembaran itu juga berisi cara
menyelesaikan persamaan linearorde satu juga barisan aritmetika dan geometri. Juga tiga
unsur geometri yang tertulis di dalam lembaran Rhind menyiratkan bahasan paling sederhana
mengenai geometri analitik: (1) pertama, cara memperoleh hampiran 𝝅 yang akurat kurang
dari satu persen; (2) kedua, upaya kuno penguadratan lingkaran; dan (3) ketiga, penggunaan
terdini kotangen. Naskah matematika Mesir penting lainnya adalah lembaran Moskwa, juga
darizaman Kerajaan Pertengahan, bertarikh kira-kira 1890 SM. Naskah ini berisikan soalkata
atau soal cerita, yang barangkali ditujukan sebagai hiburan. Satu soal dipandang memiliki
kepentingan khusus karena soal itu memberikan metoda untuk memperoleh volume limas
terpenggal: "Jika Anda dikatakan: Limas terpenggal setinggi 6 satuan panjang,yakni 4 satuan
panjang di bawah dan 2 satuan panjang di atas. Anda menguadratkan 4, samadengan 16.
Anda menduakali lipatkan 4, sama dengan 8. Anda menguadratkan 2, samadengan 4. Anda
menjumlahkan 16, 8, dan 4, sama dengan 28. Anda ambil sepertiga dari 6,sama dengan 2.
Anda ambil dua kali lipat dari 28 twice, sama dengan 56. Maka lihatlah,hasilnya sama
dengan 56. Anda memperoleh kebenaran."Akhirnya, lembaran Berlin (kira-kira 1300
SM) menunjukkan bahwa bangsa Mesir kunodapat menyelesaikan persamaan aljabarorde
dua.
Thales dari Miletus Matematika Yunani lebih berbobot daripada matematika yang
dikembangkan oleh kebudayaan-kebudayaan pendahulunya. Semua naskah
matematika pra-Yunani yang masih terpelihara menunjukkan penggunaan penalaran
induktif, yakni pengamatan yang berulang-ulang yang digunakan untuk mendirikan
aturan praktis. Sebaliknya, matematikawan Yunani menggunakan penalaran deduktif.
Bangsa Yunani menggunakan logika untuk menurunkan simpulan dari definisi dan
aksioma, dan menggunakan kekakuan matematika untuk membuktikannya.
Matematika Yunani diyakini dimulakan oleh Thales dari Miletus (kira-kira 624
sampai546 SM) danPythagoras dari Samos(kira-kira 582 sampai 507 SM). Meskipun
perluasan pengaruh mereka dipersengketakan, mereka mungkin diilhami
oleh MatematikaMesir dan Babilonia. Menurut legenda, Pythagoras bersafari ke
Mesir untuk mempelajari matematika, geometri, dan astronomi dari pendeta
Mesir.Thales menggunakan geometri untuk menyelesaikan soal-soal perhitungan
ketinggian piramida dan jarak perahu dari garis pantai. Dia dihargai sebagai orang
pertama yangmenggunakan penalaran deduktif untuk diterapkan pada geometri,
dengan menurunkan empat akibat wajar dari teorema Thales. Hasilnya, dia dianggap
sebagai matematikawan sejati pertama dan pribadi pertama yang menghasilkan
temuan matematika. Pythagorasmendirikan Mazhab Pythagoras, yang mendakwakan
bahwa matematikalah yang menguasai semesta dan semboyannya adalah "semua
adalah bilangan". Mazhab Pythagoraslah yang menggulirkan istilah "matematika",
dan merekalah yang memulakan pengkajian matematika.Mazhab Pythagoras dihargai
sebagai penemu bukti pertama teorema Pythagoras, meskipun diketahui bahwa
teorema itu memiliki sejarah yang panjang, bahkan dengan bukti keujudan bilangan
irasional.
Archimedes (kira-kira 287 SM sampai 212 SM) dari Syracuse menggunakan metoda
kelelahan untuk menghitung luas di bawah busur parabola dengan penjumlahan
barisan tak hingga, dan memberikan hampiran yang cukup akurat terhadap
Pi. Dia juga mengkaji spiral yang mengharumkan namanya, rumus-
rumus volume benda putar, dan sistem rintisan untuk menyatakan bilangan yang
sangat besar.
d) India (Matematika India)
Catatan tertua matematikawan India seperti The Sulba Sutra berisi lampiran teks-teks
agama yang memberikan aturan sederhana untuk membangun altar berbagai bentuk,
sepertikotak, persegi panjang, dan lain-lain. lampiran ini juga memberi metode untuk
membuat lingkaran dengan memberikan persegi yang luasnya sama. Sedangkan catatan The
Siddhanta Surya memperkenalkan fungsi trigonometri sinus, kosinus, dan sinus invers, dan
meletakkanaturan untuk menentukan gerakan yang sebenarnya posisi benda-benda langit.
Madhava dariSangamagrama menemukan seri Madhava-Leibniz dan menghitung nilai π
sebagai 3,14159265359.
e)Matematika Islam (Abad Pertengahan)
Matematikawan Persia, Muhammad ibn Musa Al-Khawarizmi sering disebut "bapak
aljabar" menulis beberapa buku metode untuk memecahkan persamaan aljabar.
Perkembangan lebih lanjut dalam aljabar dibuat oleh Al-Karaji dengan memperluas
metodologi untuk menggabungkan kekuatan dan akar integer-integer dari jumlah yang
tidakdiketahui. Sedangkan Omar Khayyam menulis Discussions of the Difficulties in Euclid ,
sebuah buku tentang kelemahan dalam Euclid's Elements, terutama postulat paralel dan
meletakkan dasar untuk geometri analitik dan geometri non-Euclidean. Sharaf al-Din al-
Tusimemperkenalkan konsep fungsi dan dia adalah orang pertama yang menemukan turunan
dari polinomial pangkat tiga yang dikembangkan dari konsep kalkulus diferensial.
3)Matematika Eropa Abad Pertengahan (M e d i e v a l E u r o p e a n M a t h e m a t i c s )
Gambar 1.2. Anak dan Kumpulan Permen Siswa-siswi mungkin akan menemukan salah satu
dari model atau prosedur penyelesaian berikut ini:
a) Membagi dengan dasar geometris, yaitu dengan membagi susunan permen menjadi tiga
daerah bagian yang sama.
b) Mendistribusi satu demi satu. Mungkin dengan menyilang permen yang telah didistribusi
ke salah satu anak.