Anda di halaman 1dari 15

SEJARAH MATEMATIKA

Digunakan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Filsafat Pendidikan Matematika

Dosen Pengampu:

Prof. Dr. Mega Teguh, M.Pd

DISUSUN OLEH:

1. Ricke (
2. Oktaviana Ainun Ratnawati (19070785017)

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

PROGRAM PASCASARJANA

PROGRAM STUDI S2 PENDIDIKAN MATEMATIKA


20191.SEJARAH AWAL MATEMATIKA
Bagaimanakah manusia zaman dulu memunculkan matematika? Proses apa yangterjadi
sampai terbentuk ilmu matematika seperti sekarang? Sebagai seorang historian
ofmathematics terlebih dahulu harus mengatahui produk dan metode-metode matematika
dariawal kemunculan dan perkembangannya. Kemudian memahami ide dan konsep dasar
sertahubungannya dengan kehidupan sehari-hari, manfaatnya dan bagaiamana kemudian
menjadikonstruksi matematis dan tersebar luas ke seluruh penjuru dunia. Lebih lanjut seorang
historian mathematics juga harus dapat menggunakan pikirannya untuk dapat
mengimplementasikan dan menggunakan apa yang dipelajarinya dari sejarah matematika,
untuk selanjutnya dikembangkan dan menjadi suatu aktualisasi yang nyata dalam kehidupan.
Manusia zaman itu mengidentifikasi hal-hal atau kejadian-kejadian dari alam
kemudian dilakukan pengukuran, sehingga terciptalah produk-produk seperti jam air, jam
pasir, dan jam matahari. Mereka menggunakan hakikat alam yakni ruang dan waktu sehingga
terbentuk idedan konsep menganai waktu. Penggunaan terkuno matematika yang lain adalah
dalam perdagangan, pengukuran tanah, pelukisan, dan pola-pola penenunan berkembang luas
sejak tahun 3000 SM ketika orang Babilonia dan Mesir Kuno mulai
menggunakan aritmetika, aljabar, dan geometri untuk penghitungan pajak dan urusan
keuangan lainnya, bangunan dan konstruksi, dan astronomi. Penemuan-penemuan
matematika dibuat sepanjang sejarah dan berlanjut hingga kini.
Benda matematika tertua yang sudah diketahui adalah tulang Lebombo, ditemukan
di pegunungan Lebombo di Swaziland dan mungkin berasal dari tahun 35000 SM. Tulang
ini berisi 29 torehan yang berbeda yang sengaja digoreskan pada tulang fibula baboon.
Terdapat bukti bahwa kaum perempuan biasa menghitung untuk mengingat siklus
haidmereka; 28 sampai 30 goresan pada tulang atau batu, diikuti dengan tanda yang berbeda.
Juga artefak prasejarah ditemukan di Afrika dan Perancis, dari tahun 35.000 SM dan
berumur 20.000 tahun, menunjukkan upaya dini untuk menghitung waktu. Banyak artefact-
artefact matematika, produk matematika, ide dan konsep matematika dari Zaman Archaic,
Tibal, Tradisional, Feodal, hingga Zaman Modern, Pos Modern, dan Kontemporer.
Matematika Babilonia dan Matematika Mesir Kuno hidup pada Zaman Archaic hingga
Tradisional. Sedangkan Matematika Yunani Kuno pada Zaman Tradisional hingga Feodal.
Catatan-catatan matematika dalam bentuk artifact berasal dari Zaman Archaichingga Tribal,
sedangakan Zaman Tradisonal hingga Feodal sudah dalam bentuk buku.
Temuan-temuan matematika sejak zaman pra sejarah tentu memberikan pengaruh
danmanfaat yang sangat besar. Dibutuhkan proses yang sangat panjang hingga diperoleh
ilmumatematika seperti saat ini. Ilmu matematika adalah ilmu yang terus berkembang,
seiringkehidupan berjalan, masalah-masalah yang bermunculan, dan usaha memecahkannya.
1.1 Sejarah matematika
Dalam buku Buku Ikhtisar Perhitungan dengan Penyelesaian dan Perimbangan
karya Muḥammad bin Mūsā al-Khawārizmī (sekitar 820 Masehi)Cabang pengkajian yang
dikenal sebagai sejarah matematika adalah penyelidikan terhadap asal mula penemuan di
dalam matematikadan sedikit perluasannya, penyelidikanterhadap metode dan notasi
matematika pada masa silam.
Sebelum zaman modern dan penyebaran ilmu pengetahuan ke seluruh dunia, contoh-
contoh tertulis dari pengembangan matematika telah mengalami kemilau hanya di
beberapatempat. Tulisan matematika terkuno yang telah ditemukan adalah Plimpton 322
(matematika Babilonia sekitar 1900 SM), Lembaran Matematika Rhind (Matematika Mesir
sekitar 2000-1800 SM) dan Lembaran Matematika Moskwa (matematika Mesir sekitar 1890
SM). Semua tulisan itu membahas teorema yang umum dikenal sebagai teorema
Pythagoras, yang tampaknya menjadi pengembangan matematika tertua dan paling tersebar
luas setelah aritmetika dasar dan geometri.
Sumbangan matematikawan Yunani memurnikan metode-metode (khususnya
melalui pengenalan penalaran deduktif dan kekakuan matematikadi dalam pembuktian
matematika) dan perluasan pokok bahasan matematika. Kata "matematika" itu sendiri
diturunkan dari kataYunani kuno, μάθημα (mathema), yang berarti "mata
pelajaran". Matematika Cina membuat sumbangan dini, termasuk notasi posisional. Sistem
bilangan Hindu-Arabdan aturan penggunaan operasinya, digunakan hingga kini, mungkin
dikembangakan melalui kuliah pada milenium pertama Masehi di dalam matematika India
dan telah diteruskan ke Barat melalui matematika Islam. Matematika Islam, pada gilirannya,
mengembangkan danmemperluas pengetahuan matematika ke peradaban ini. Banyak naskah
berbahasa Yunanidan Arab tentang matematika kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa
Latin, yangmengarah pada pengembangan matematika lebih jauh lagi di Zaman Pertengahan
Eropa. Dari zaman kuno melalui Zaman Pertengahan, ledakan kreativitas matematika
seringkali diikuti oleh abad-abad kemandekan. Bermula pada abad Renaisans Italia pada abad
ke-16, pengembanganmatematika baru, berinteraksi dengan penemuan ilmiah baru, dibuat
pada pertumbuhan eksponensialyang berlanjut hingga kini.
1.2 Tahapan dalam Matematika
Disiplin utama dalam matematika didasarkan pada kebutuhan perhitungan
dalam perdagangan, pengukuran tanah, dan pemprediksian peristiwa dalam astronomi. Ketiga
kebutuhan ini secara umum berkaitan dengan ketiga pembagian umum bidang matematika:
struktur, ruang, dan perubahan.
a) Pelajaran tentang struktur dimulai dengan bilangan. Pertama dan yang sangat umum
adalah bilangan natural dan bilangan bulat berikut operasi arimetikanya, yang dijabarkan
dalam aljabar dasar. Sifat bilangan bulat yang lebih mendalam dipelajari dalam teori
bilangan.
b) Ilmu tentang ruang berawal dari geometri, yaitu geometri Euclid dan trigonometri
dariruang tiga dimensi (yang juga dapat diterapkan ke dimensi lainnya), kemudian
belakangan juga digeneralisasi ke geometri Noneuclid yang memainkan peran sentral dalam
teorirelativitas umum. Bidang ilmu modern tentang geometri diferensial dan geometri
aljabarmenggeneralisasikan geometri ke beberapa arah: geometri diferensial menekankan
padakonsep fungsi, buntelan, derivatif, smoothness, dan arah. Sementara itu, dalam
geometrialjabar, objek-objek geometris digambarkan dalam bentuk sekumpulan
persamaan polinomial.
c) Mengerti dan mendeskripsikan perubahan pada kuantitas yang dapat dihitung adalah
suatuyang biasa dalam ilmu pengetahuan alam, dan kalkulus dibangun sebagai alat untuk
tujauantersebut. Konsep utama yang digunakan untuk menjelaskan perubahan variabel adalah
fungsi.Banyak permasalahan yang berujung secara alamiah kepada hubungan antara kuantitas
danlaju perubahannya, dan metoda untuk memecahkan masalah ini adalah topik dari
persamaandifferensial.
d) Untuk merepresentasikan kuantitas yang terus menerus digunakanlah bilangan riil. Di
sisilain, studi mendetail dari sifat-sifatnya dan sifat fungsi nilai riil dikenal sebagai analisis
riil.Agar dapat menjelaskan dan menyelidiki dasar matematika, bidang teori pasti,
logikamatematika, dan teori model dikembangkan. Bidang-bidang penting dalam
matematikaterapan ialah statistik, yang menggunakan teori probabilitas sebagai alat dan
memberikandeskripsi itu, analisis dan perkiraan fenomena dan digunakan dalam seluruh
ilmu. Analisis bilangan menyelidiki teori yang secara tepat guna memecahkan bermacam
masalah matematika secara bilangan pada komputer dan mengambil kekeliruan menyeluruh
ke dalam laporan.
2. Tokoh-Tokoh Pada Perkembangan Matematika

Perkembangan matematika ini sangat berkaitan pada sejarah matematika itu sendiri.
Perkembangan ini dimulai dari perkembangan matematika sebelum abad 15-
16, perkembangan matematika abad 15-16, perkembangan matematika setelah abad 15-16.
a. Perkembangan matematika sebelum abad 15-16
1) Matematika Prasejarah (P r e h i s t o r i c M a t h e m a t i c s )
Asal usul pemikiran matematika terletak pada konsep angka, besar, dan bentuk.
Konsep angka juga telah berevolusi secara bertahap dari waktu ke waktu. Seperti halnya pada
zaman purba, berabad-abad sebelum Masehi, manusia telah mempunyai kesadaran akan
bentuk-bentuk benda di sekitarnya yang berbeda. Seperti batu berbeda dengan kayu, pohon
yangsatu berbeda dengan pohon yang lain. Kesadaran seperti ini yang menjadi bibit lahirnya
matematika terutama pada geometri. Itulah sebabnya geometri dianggap sebagai bagian
matematika yang tertua.
2) Timut Dekat Kuno (A n c i e n t N e a r E a s t )
a) Mesopotamia (Matematika Babylonia)
Matematika babylonia telah mengembangkan matematika dengan menuliskan
tabel perkalian pada tablet tanah liat, menangani latihan geometri, masalah pembagian sertam
encakup topik mengenai pecahan, aljabar, persamaan kuadrat dan perhitungan
pasangan berbalik nilai.
Pada masa ini telah ditulis sistem angka sexagesimal (basis60). Dari sini berasal peng-
gunaan modern dari 60 detik dalam satu menit, 60 menit dalam satu jam, dan 360 (60 x 6)
derajat dalam lingkaran, serta penggunaan detik dan menit dari busur untukmenunjukkan
pecahan derajat.
b) Mesir (Matematika Mesir)
Teks matematika yang paling luas adalah papirus Rhind (Papyrus Ahmes) yang berisi
tentang uraian belajar aritmatika, geometri, teori bilangan, dan persamaan linier.
Matematika Mesir merujuk pada matematika yang ditulis di dalam bahasa
Mesir. Sejak peradaban helenistik, Yunani menggantikan bahasa Mesir sebagai bahasa
tertulis bagi kaum terpelajar Bangsa Mesir, dan sejak itulah matematika Mesir melebur
dengan matematika Yunani dan Babilonia yang membangkitkan Matematika
helenistik. Pengkajian matematika di Mesir berlanjut di bawah Khilafah Islam sebagai bagian
dari matematika Islam, ketika bahasa Arab menjadi bahasa tertulis bagi kaum terpelajar
Mesir. Tulisan matematika Mesir yang paling panjang adalah Lembaran Rhind(kadang-
kadang disebut juga "Lembaran Ahmes" berdasarkan penulisnya), diperkirakan berasal dari
tahun 1650 SM tetapi mungkin lembaran itu adalah salinan dari dokumen yang lebih tua dari
Kerajaan Tengah yaitu dari tahun 2000-1800 SM. Lembaran itu adalah manual instruksi bagi
pelajar aritmetika dan geometri. Selain memberikan rumus-rumus luas dan cara-
cara perkalian, perbagian, dan pengerjaan pecahan, lembaran itu juga menjadi bukti
bagi pengetahuan matematika lainnya, termasuk bilangan kompositdan prima; rata-
rataaritmetika, geometri, dan harmonik; dan pemahaman sederhana Saringan Eratosthenes
dan teori bilangan sempurna (yaitu, bilangan 6). Lembaran itu juga berisi cara
menyelesaikan persamaan linearorde satu juga barisan aritmetika dan geometri. Juga tiga
unsur geometri yang tertulis di dalam lembaran Rhind menyiratkan bahasan paling sederhana
mengenai geometri analitik: (1) pertama, cara memperoleh hampiran 𝝅 yang akurat kurang
dari satu persen; (2) kedua, upaya kuno penguadratan lingkaran; dan (3) ketiga, penggunaan
terdini kotangen. Naskah matematika Mesir penting lainnya adalah lembaran Moskwa, juga
darizaman Kerajaan Pertengahan, bertarikh kira-kira 1890 SM. Naskah ini berisikan soalkata
atau soal cerita, yang barangkali ditujukan sebagai hiburan. Satu soal dipandang memiliki
kepentingan khusus karena soal itu memberikan metoda untuk memperoleh volume limas
terpenggal: "Jika Anda dikatakan: Limas terpenggal setinggi 6 satuan panjang,yakni 4 satuan
panjang di bawah dan 2 satuan panjang di atas. Anda menguadratkan 4, samadengan 16.
Anda menduakali lipatkan 4, sama dengan 8. Anda menguadratkan 2, samadengan 4. Anda
menjumlahkan 16, 8, dan 4, sama dengan 28. Anda ambil sepertiga dari 6,sama dengan 2.
Anda ambil dua kali lipat dari 28 twice, sama dengan 56. Maka lihatlah,hasilnya sama
dengan 56. Anda memperoleh kebenaran."Akhirnya, lembaran Berlin (kira-kira 1300
SM) menunjukkan bahwa bangsa Mesir kunodapat menyelesaikan persamaan aljabarorde
dua.

c) Yunani (Matematika Yunani dan Helenistik)


Matematikawan Yunani menggunakan logika untuk mendapatkan kesimpulan
daridefenisi dan aksioma dan digunakan ketelitian matematika untuk bukti mereka. Thales
dari Miletus adalah matematikawan pertama yang menerapkan penalaran deduktif pada
geometri.
 Pythagoras dari Samos Matematika Yunani merujuk pada matematika yang ditulis di
dalam bahasaYunani antara tahun 600 SM sampai 300 M. Matematikawan Yunani
tinggal di kota-kota sepanjang Mediterania bagian timur, dari Italia hingga ke Afrika
Utara, tetapi mereka dibersatukan oleh budaya dan bahasa yang sama.
Matematikawan Yunani pada periode setelah Iskandar Agung kadang-kadang disebut
Matematika Helenistik.

 Thales dari Miletus Matematika Yunani lebih berbobot daripada matematika yang
dikembangkan oleh kebudayaan-kebudayaan pendahulunya. Semua naskah
matematika pra-Yunani yang masih terpelihara menunjukkan penggunaan penalaran
induktif, yakni pengamatan yang berulang-ulang yang digunakan untuk mendirikan
aturan praktis. Sebaliknya, matematikawan Yunani menggunakan penalaran deduktif.
Bangsa Yunani menggunakan logika untuk menurunkan simpulan dari definisi dan
aksioma, dan menggunakan kekakuan matematika untuk membuktikannya.
Matematika Yunani diyakini dimulakan oleh Thales dari Miletus (kira-kira 624
sampai546 SM) danPythagoras dari Samos(kira-kira 582 sampai 507 SM). Meskipun
perluasan pengaruh mereka dipersengketakan, mereka mungkin diilhami
oleh MatematikaMesir dan Babilonia. Menurut legenda, Pythagoras bersafari ke
Mesir untuk mempelajari matematika, geometri, dan astronomi dari pendeta
Mesir.Thales menggunakan geometri untuk menyelesaikan soal-soal perhitungan
ketinggian piramida dan jarak perahu dari garis pantai. Dia dihargai sebagai orang
pertama yangmenggunakan penalaran deduktif untuk diterapkan pada geometri,
dengan menurunkan empat akibat wajar dari teorema Thales. Hasilnya, dia dianggap
sebagai matematikawan sejati pertama dan pribadi pertama yang menghasilkan
temuan matematika. Pythagorasmendirikan Mazhab Pythagoras, yang mendakwakan
bahwa matematikalah yang menguasai semesta dan semboyannya adalah "semua
adalah bilangan". Mazhab Pythagoraslah yang menggulirkan istilah "matematika",
dan merekalah yang memulakan pengkajian matematika.Mazhab Pythagoras dihargai
sebagai penemu bukti pertama teorema Pythagoras, meskipun diketahui bahwa
teorema itu memiliki sejarah yang panjang, bahkan dengan bukti keujudan bilangan
irasional.

 Eudoxus (kira-kira 408 SM sampai 355 SM) mengembangkan metoda


kelelahan, sebuah rintisan dari Integralmodern. Aristoteles(kira-kira 384 SM sampai
322 SM) mulai menulis hukum logika. Euklides (kira-kira 300 SM) adalah contoh
terdini dari format yang masih digunakan oleh matematika saat ini, yaitu definisi,
aksioma,teorema, dan bukti. Dia juga mengkaji kerucut. Bukunya, Elemen, dikenal di
segenap masyarakat terdidik di Barat hingga pertengahan abad ke-20. Selain teorema
geometriyang terkenal, seperti teorem Pythagoras, Elemen menyertakan bukti bahwa
akar kuadrat dari dua adalah irasional dan terdapat tak-hingga banyaknya
bilangan prima. Saringan Eratosthenes (kira-kira 230 SM) digunakan untuk
menemukan bilangan prima.

 Archimedes (kira-kira 287 SM sampai 212 SM) dari Syracuse menggunakan metoda
kelelahan untuk menghitung luas di bawah busur parabola dengan penjumlahan
barisan tak hingga, dan memberikan hampiran yang cukup akurat terhadap
Pi. Dia juga mengkaji spiral yang mengharumkan namanya, rumus-
rumus volume benda putar, dan sistem rintisan untuk menyatakan bilangan yang
sangat besar.
d) India (Matematika India)
Catatan tertua matematikawan India seperti The Sulba Sutra berisi lampiran teks-teks
agama yang memberikan aturan sederhana untuk membangun altar berbagai bentuk,
sepertikotak, persegi panjang, dan lain-lain. lampiran ini juga memberi metode untuk
membuat lingkaran dengan memberikan persegi yang luasnya sama. Sedangkan catatan The
Siddhanta Surya memperkenalkan fungsi trigonometri sinus, kosinus, dan sinus invers, dan
meletakkanaturan untuk menentukan gerakan yang sebenarnya posisi benda-benda langit.
Madhava dariSangamagrama menemukan seri Madhava-Leibniz dan menghitung nilai π
sebagai 3,14159265359.
e)Matematika Islam (Abad Pertengahan)
Matematikawan Persia, Muhammad ibn Musa Al-Khawarizmi sering disebut "bapak
aljabar" menulis beberapa buku metode untuk memecahkan persamaan aljabar.
Perkembangan lebih lanjut dalam aljabar dibuat oleh Al-Karaji dengan memperluas
metodologi untuk menggabungkan kekuatan dan akar integer-integer dari jumlah yang
tidakdiketahui. Sedangkan Omar Khayyam menulis Discussions of the Difficulties in Euclid ,
sebuah buku tentang kelemahan dalam Euclid's Elements, terutama postulat paralel dan
meletakkan dasar untuk geometri analitik dan geometri non-Euclidean. Sharaf al-Din al-
Tusimemperkenalkan konsep fungsi dan dia adalah orang pertama yang menemukan turunan
dari polinomial pangkat tiga yang dikembangkan dari konsep kalkulus diferensial.
3)Matematika Eropa Abad Pertengahan (M e d i e v a l E u r o p e a n M a t h e m a t i c s )

a) Abad Pertengahan Awal (Early Middle Ages)


Pada masa ini, Boethius seorang matematikawan memasukkan matematika ke
ketika menciptakan quadrivium istilah untuk menggambarkan studi aritmatika,geometri,
astronomi, dan musik.
b) Kebangkitan Kembali (Rebirth)
Semenjak buku Khawarizmi The Compendious Book on Calculation by
Completionand Balancing diterjemahkan dan teks lengkap Euclid's Elements. Berdampak
dengan banyaknya pembaruan dalam matematika. Seperti halnya Fibonacci yang menulis dal
am Abaci Liber.

b. Perkembangan matematika abad 15 -16


Perkembangan matematika hampir berhenti antara abad keempat belas dan
paruh pertama abad kelima belas. Karena banyak faktor-faktor sosial menyebabkan situasi
ini. Namun pada awal pertengahan abad kelima belas terjadi perubahan secara bertahap.

c. Perkembangan matematika setelah abad 15-16


Pada abad ke-17, Simon Stevin menciptakan dasar notasi desimal modern yang
mampumenggambarkan semua nomor, baik rasional atau tidak rasional. Gottfried Wilhelm
Leibnizdi Jerman, mengembangkan kalkulus dan banyak dari notasi kalkulus masih
digunakan sampai sekarang. Ahli matematika yang paling berpengaruh pada abad ke-18
adalah Leonhard Euler. Kontribusinya berupa pendirian studi tentang teori graph dengan
Tujuh tangga dari masalah Königsberg untuk standardisasi banyak istilah matematika modern
dan notasi serta mempopulerkan penggunaan π sebagai rasio keliling lingkaran terhadap
diameternya. Selanjutnya Joseph Louis Lagrange banyak memiliki karya pada matematika,
seperti teori bilangan, aljabar, kalkulus diferensial dan kalkulus variasi Pada abad ke-19,
banyak matematikawan yang mengkaji berbagai bidang padamatematika. Seperti Hermann
Grassmann di Jerman memberikan versi pertama ruang vector,William Rowan Hamilton di
Irlandia mengembangkan aljabar noncommutative, George Boole di Inggris merancang
aljabar yang sekarang disebut aljabar Boolean yang menjadi titikawal dari logika matematika
dan memiliki aplikasi penting dalam ilmu komputer, dan GeorgCantor mendirikan dasar
pertama dari teori himpunan.Salah satu tokoh fenomenal dalam matematika abad ke-
20 Srinivasa Aiyangar Ramanujan, seorang otodidak India yang membuktikan lebih dari
3000 teorema. Termasuk sifat-sifat angka yang sangat komposit, fungsi partisi dan
asymptotics, dan fungsi theta. Dia juga membuat investigasi besar di bidang fungsi gamma,
bentuk modular, seri berbeda, seri hipergeometrik dan teori bilangan prima. Perkembangan
terakhir adalah pada tahun 2003 konjektur Poincaré diselesaikan oleh Grigori Perelman.

Implikasi Dalam Pembelajaran Matematika


Beberapa Contoh Sejarah Perkembangan Matematika Contoh 1: Pembelajaran yang
Realistik/Konstruktivis Pemahaman pembagian sebagai distribusi sesungguhnya tidak
membutuhkan “ceramah” dari guru, karena siswa memiliki potensi untuk “menemukan”
konsep tersebut. Lalu daripada langsung menyuguhkan lambang formal semacam 36 : 3, guru
dapatmenggunakan soal yang kontekstual, seperti di bawah ini. Tiga anak akan membagi 36
permen sama rata. Berapa permen yang akan diperoleh olehtiap-tiap anak?

Gambar 1.2. Anak dan Kumpulan Permen Siswa-siswi mungkin akan menemukan salah satu
dari model atau prosedur penyelesaian berikut ini:
a) Membagi dengan dasar geometris, yaitu dengan membagi susunan permen menjadi tiga
daerah bagian yang sama.

b) Mendistribusi satu demi satu. Mungkin dengan menyilang permen yang telah didistribusi
ke salah satu anak.

c) Mengelompokkan tiga-tiga. Mungkin dengan pertimbangan setiap kali permen


didistribusi,akan terdistribusi ke tiga orang anak.
Model atau strategi penyelesaian tersebut di atas secara implisit memuat ide
tentang pengurangan berulang (repeated subraction) maupun bagi adil (fair sharing), bahkan
ide tentang kebalikan perkalian (invers of mmultiplication). Tugas guru adalah memfasilitasi
siswa-siswi sampai pada ide-ide tersebut sebelum benar-benar menyatakannya sebagai
kalimat matematika formal (penggunaan simbol dan konsep/prinsip matematika).
Contoh 2: Sejarah Bilangan Negatif dan Bilangan Positif di Cina Kuno, penggunaan
bilangan positif ditandai dengan batang (atau gambar batang)merah, sedangkan bilangan
negatif ditandai dengan batang hitam. Mungkin ini telah dikenalribuan tahun yang lalu, dan
kita dapat melihatnya pada Jianzhong Suanshu (antara tahun 206 SM– 220 M). Apa yang
digunakan oleh orang Cina Kuno tersebut dapat digunakan dalam pembelajaran untuk
menunjukkan bilangan bulat (bulat positif, nol, dan bulat negatif). Illustrasi dari Cina kuno
dapat digunakan untuk menunjukkan sifat negatif sebagai hutangdan positif sebagai piutang
(atau mempunya).
Contoh 3: Batang Napier dalam Pembelajaran aturan perkalian John Napiler (1550 –
1617) dalam bukunya Rabdologiae yang diterbitkan tahun 1617 menyuguhkan sebuah alat
melakukan perkalian yang disebut Batang Napiler dan menjadi terkenal pada zamannya. Alat
tersebut menggunakan prinsip perkalian desimal yang telah dikenal di Arab melalui apa yang
disebut lattice diagram.
Sebuah batang Napiler terdiri atas 10 kotak, dengan kotak teratas menunjukkan sebuah
bilangan dasar (digit) dan kotak selanjutnya berturut-turut merupakan hasil
perkalian bilangan dasar tersebut dengan bilangan 1 hingga 9 dengan bagian satuan
diletakkan di posisitengah diagonal dan bagian puluhan diletakkan di bagian atas
diagonal.Sebagai contoh: bilangan 1615 dikalikan dengan bilangan 365.
Caramenyelesaikannya adalah (a) susun Batang Napiler 1, 6, 1, dan 5; (b) perhatikan bahwa
hasil3 x 1615 ditunjukkan oleh bilangan dalam tiap daerah diagonal yaitu 4 (dari 3 + 1), 8
(dari 8 + 0), 4 (dari 3 + 1) dan 5 (dari 5 saja), sehingga hasilnya 4845. (c) Demikian
seterusnya untuk perkalian 5 (1615) dan 6 (1615). (d) Jumlahkan ketiga hasil sesuai urutan
posisi bilangan pengali. Hal ini dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar 1.3 Batang Napier

3. MANFAAT MATEMATIKA DI SEKOLAHA.


Manfaat sejarah matematika dalam pembelajaran di sekolah
Menurut Fauvel (2000) nilai sejarah matematika meliputi tiga dimensi berbeda: (1)sebagai
materi pembelajaran/kuliah, (2) sebagai konteks materi pembelajaran, dan (3) sebagaisumber
strategi pembelajaran. Yang pertama dimaksudkan sebagai suatu pokok bahasan ataumateri
pembelajaran, yang membahas segi fakta, kronologis, maupun evolusi sejarah matematika.
Hal ini tentu menyangkut banyak sekali aspek, dari fakta matematika hinggafilsafat
matematika. Sejarah matematika sebagai pokok bahasan mulai diberikan di tingkat perguruan
tinggi walaupun bukan menjadi materi inti sehingga tidak setiap perguruan tinggi
menyelenggarakannya. Yang kedua dimaksudkan bahwa dalam pembelajaran matematika,
kita dapat mengambil soal-soal atau masalah awal dari sejarah matematika termasuk
memberi perspektif humanis dalam pembelajaran dengan menampilkan hasil karya dan
biografi matematikawan. Sementara yang ketiga dimaksudkan bahwa sejarah matematika
memberikan alternatif cara atau strategi pembelajaran suatu pokok materi matematika.Sejalan
dengan makin diterimanya filsafat konstruktivisme dalam pembelajaran, makastudi tentang
penggunaan sejarah matematika dalam pembelajaran terus meningkat. Hingga kini sudah
ratusan bahkan ribuan makalah dan penelitian yang berkaitan dengan penggunaansejarah
matematika dalam pembelajaran, baik di tingkat sekolah dasar hingga perguruantinggi. Salah
satu argumentasi kuat perspektif sejarah dalam pendidikan matematika adalahapa yang
disebut sebagai phylogeny yang mengikuti ontogeny, yaitu perkembangan matematika dalam
diri individu mengikuti jalan yang sama seperti perkembangan matematikaitu sendiri.
Walaupun pandangan ini tidak secara ketat diterima, tetapi telah memberikandorongan yang
kuat bagi usaha menggunakan sejarah matematika ke dalam pembelajaran.Banyak manfaat
yang dapat diambil dari penggunaan sejarah matematika dalam pembelajaran. Fauvel (2000)
menyatakan terdapat tiga dimensi besar pengaruh positif sejarah matematika dalam proses
belajar siswa:
1. U n d e r s t a n d i n g (pemahaman)
Pada tahap apa pun, perspektif sejarah dan perspektif matematika (struktur modern)
saling melengkapi untuk memberikan gambaran yang jelas dan menyeluruh,
yaitu pemahaman yang rinci tentang konsep-konsep dan teorema-
teorema matematika, serta pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana konsep-
konsep matematika saling berhubungan dan bertemu.
2. E n t h u s i a s m (antusiasme)
Sejarah matematika memberikan sisi aktivitas manusia dan tradisi/kebudayaan
manusia. Pada sisi ini, siswa merasa menjadi bagiannya sehingga menimbulkan
antusiasmedan motivasi tersendiri.
3. S k i l l s (keterampilan)
Yang dimaksud Fauvel bukan keterampilan matematis semata, tetapi keterampilan
dalam hal: keterampilan research dalam menata informasi, keterampilan menafsirkan
secara kritis berbagai anggapan dan hipotesis, keterampilan menulis secara koheren,
keterampilanmempresentasikan kerja, dan keterampilan menempatkan dan menerima
suatu konsep pada level yang berbeda-beda. Keterampilan-keterampilan di atas jarang
diantisipasi dalam pembelajaran konvensional/tradisional. Tentu saja perkembangan
pemahaman, antusiasme, dan keterampilan tersebut bergantung pada apa
yang dikandung oleh sejarah matematika yang disuguhkan, serta bagaimana sejarah m
atematika dipahami dan diimplementasikan dalam pembelajaran. Pengayaan sejarah
matematika sebagai bahan untuk menarik kesenangan siswa pada matematika sudah
merupakan langkah yang memadai. Syukur bila para guru memiliki kemampuan
untuk mengambangkan model pembelajaran berdasarkan informasi sejarah
matematika. Di bawah ini beberapa manfaat yang berkaitan dengan penerapan sejarah
matematika disekolah yang dapat diambil, yaitu: (disarikan dari John Fauvel seperti
dikutip Garner (1997) ;1.Meningkatkan motivasi dalam belajar.2. Meningkatkan
aspek humanistis matematika.3. Mengubah persepsi siswa terhadap matematika ke
arah yang positif.4. Siswa mendapatkan kesenangan/kepercayaan diri dengan
memastikan bahwa mereka bukan satu-satunya yang dihadapkan dengan masalah
matematika. 5. Mengurangi kesan bahwa matematika itu menakutkan.6. Dengan
menyelami sejarah membantu menopang ketertarikan dan kegembiraansiswa.
7.Dengan membandingkan terhadap teknik-teknik kuno, dapat memberikan
nilai lebih pada teknik modern.8. Membantu menjelaskan peranan matematika dalam
masyarakat.9. Memberikan kesempatan untuk bekerja lintas kurikulum dengan guru
lain atau subjek lain.10. Membantu mengembangkan pendekatan yang multikultural.
B. Cara Memanfaatkan Sejarah Matematika di Sekolah
Sesungguhnya sangat banyak cara yang dapat ditempuh sesuai dengan tujuan apayang
kita inginkan. Furinghetti (1997) menyarankan suatu taksonomi penggunaan
sejarahmatematika dalam pembelajaran, sbb:
1. Menginformasikan sejarah untuk mengubah image siswa tentang matematika,
Ini artinya guru dapat menggunakan sejarah matematika yang bernilai positif,
sepertisemangat para matematikawan dan kisah hidupnya yang menarik, kegunaan
matematika di berbagai bidang ilmu, serta persoalan-persoalan yang menarik dari sejarah
matematika, semisal tentang teka-teki dan permainan. Tentang kisah hidup matematikawan
memang agak jarang di buku-buku resmi, tetapi tidak berarti tidak tersedia di pasaran. Guru
pun dapat mengakses internet untuk memperolehinformasi tsb. dengan cepat, mudah, dan
gratis. Beberapa yang dapat disebutkan antara lain: Thales (624 SM ), Pythagoras (582 SM ),
Euclides (300 SM ), Archimedes (287 – 212 SM), Apollonius (260 – 190 SM), Diophantus
(250SM – ), Liu Hui (abad ke-3 M), Tsu Chung Cih atau Zu Chong Zhi (480 SM ), Seki
Kowa(abad ke-17), Aryabhata (abad ke-6), Brahmagupta (628 M), Bhaskara (1114 – 1185),
al-Khowarizmi (825 M ), Tsabit ibn Qorra (836 – 901), al-Karkhi atau al-Karaji (1020 M ),
Omar Khayyam (1050 – 1125), al-Kasyi atau al-Kashi (abad ke-15), Fibonacci (1180 –1250),
Cardano (1501-1576), John Napier (1550-1617), Descartes (1596-1650), Blaise Pascal
(1623 – 1662), Newton (1642 – 1727), Euler (1707 – 1783), Gauss (1777 – 1855).
2. Menggunakan sejarah matematika sebagai sumber masalah/soal,
Banyak masalah matematika dari sejarah yang dapat menjadi sumber pembelajaran atau
pelengkap pembelajaran. Contohnya cara penyelesaian yang diberikan para matematikawan,
dan soal-soal dari matematikawan. Beberapa sumber dapatdisebutkan: saringan erastotenes
untuk menemukan bilangan prima, sejarah Lou-Shu dari Cina dalam bentuk bujursangkar
ajaib untuk melatih keterampilan berhitung dan penalaran,sejarah tentang ukuran dan
ketelitian bangunan piramida di Mesir, penemuan pecahandesimal oleh al-Kasyi, penggunaan
Batang Napier dalam konsep perhitungan (perkalian), penggunaan sifat bilangan 9 dari al-
Khowarizmi, bukti teorema Pythagoras dalam segitigasecara geometris, metode Fang Ceng di
Cina yang ekuivalen dengan metode Gauss-Jordan,determinan dari Seki Kowa, penemuan
bilangan Pi oleh Archimedes, Tsu Chung Chih,Ramanujan, dan lainnya, serta masih banyak
lagi topik sejarah lainnya.
3. Menggunakan sejarah matematika sebagai aktivitas tambahan,
Aktivitas tambahan dari sejarah matematika perlu dicoba untuk menambah kegairahan anak
dalam belajar matematika, mulai dari yang sederhana semisal melukis atau mencetak poster
matematikawan, gambar-gambar matematis dari sejarah matematika, hinggakegiatan
eksplorasi dan eksperimen semacam mencoba teknik berhitung dari Brahmagupta ,dan lain-
lain.
4.menggunakan sejarah matematika sebagai pendekatan alternatif mengenalkankonsep
matematika
Masalah-masalah berupa soal dari sejarah matematika dapat menjadi pendekatanalternatif
pembelajaran konsep matematika (problem based learning ).
Contohnya, penggunaan soal yang memuat penggunaan FPB dan KPK dari sejarah matemati
ka sebagai sumber pembelajaran tentang FPB dan KPK. Dapat pula kronologis konsep
matematika dalam sejarah menjadi alur dalam penyampaian konsep matematika di kelas,
contohnya dalam sejarah matematika orang mulai mengenal bilangan asli, lalu bilangan
pecahan positif, lalu bilangan negatif dan nol, baru kemudian bilangan irasional. Dengan
demikian, pembelajaran bilangan dapat dimulai dari pengenalan bilangan asli, lalu pecahan
positif, bilangan nol (atau cacah), lalu bilangan negatif (atau bulat), dan kemudian baru penge
nalan bilangan irasional. Tetapi tentu hal ini membutuhkan penyesuaian dalam hal penyajian
materi.Sementara Siu Man-Keung (1997) menyatakan terdapat empat level penggunaan
contoh ilustrasi dalam sejarah matematika dalam pembelajaran di kelas yaitu:\
1. Anecdotes (cerita yang menyenangkan),
2. Broad Outline (garis besar yang penting),
3. Content (materi yang detail), dan
4. Development of mathematical ideas (pengembangan gagasan matematika).
Terlihat bahwa dua level yang pertama merupakan level yang cocok
untuk pembelajaran di SD, SMP, maupun SMA. Bagaimana cara pemanfaatannya, tentu tidak
jauh berbeda dari yang telah dipaparkan di atas. Hanya saja untuk dua level yang terakhir,
perlu kehati-hatian dalam menerapkan di sekolah, karena pemanfaatan sejarah matematika
pada dua level terakhir tersebut menuntut kecermatan dan pemikiran yang lebih tajam yang
cocok untuk sekolah menengah lanjutan (SMP) atau umum (SMA). Demikian sedikit kajian
tentang pemanfaatan sejarah matematika dalam pembelajaran matematika di sekolah.

Anda mungkin juga menyukai