Anda di halaman 1dari 8

PENERAPAN FUNGSI

MATEMATIKA PADA TEKNIK SIPIL

Penerapan pada Teknik Sipil


Beberapa rumus-rumus utama yang digunakan di semua bidang Teknik Sipil
(terutama pada bidang Struktu
Geokteknik, Keairan, Transportasi, dan lainnya)
membutuhkan pengetahuan dasar tentang trigonometri. Salah satu contoh
masalah nyata yang membutuhkan penerapan trigonometri adalah pengukuran
jarak dan tinggi pada ruang 3 dimensi. Pada mata kuliah geomatika, penggunaan
trigonometri diterapkan pada pengukuran menggunakan alat theodolite serta
pada pengolahan dan analisis data yang diperoleh dari pengukuran
1. Matematika adalah salah satu cabang ilmu yang mempelajari tentang besaran, struktur, ruang dan perubahan.
Matematika dalam konsepnya memiliki banyak aspek untuk dipelajari salah satunya geometri. Geometri adalah salah
satu hal yang sangat terkait dalam pendesainan, karena secara umum ruang lingkup geometri adalah mengenai garis
dan sudut, bangun-bangun datar, bangun-bangun ruang, kesimetrian, kesebangunan, kekongruenan, dan geometri
analitis.
2. Bentuk-bentuk konstruksi bangunan berdasarkan matematika diantaranya :
· Balok
· Kubus
· Limas
· Tabung
3. Aplikasi geometri pada konstruksi bangunan
· Kubus dan tabung » Pilar rumah
· Limas » Piramida di Mesir
· Kubus » Rumah minimalis
tentang bahan bacaan yang mungkin perlu anda baca Dalam kehidupan sehari-hari kita selalu lekat dengan yang namanya perhitungan. Maka dari itu kali ini saya akan membahasa materi mengenai matematika teknik sipil
yang sebenarnya sama saja dengan materi matematika dapa umumnya. Sebelum dapa pembahasan saya akan membagi info bagi anda dalam sebuah buku yaitu :
> E.J Porceu 1997. Kalkulus dan Geometri Analitik Jilit 1. Erlangga. Jakarta.

.Dalam matematika banyak sekali pembagian mengenai materi yang ada dalam matri matematika. Pembagian atau pengelompokan materi ini bertujuan untuk memudahkan dalam pembelajarannya dan pengunaannya
dapat di sesuwaikan dengan kebutuhan. Berikut pembahasan mengenai materi dasar dalam matematika serta materi yang ada didalamnya :
- Sistem bilangan Rill
- Sistem Bilangan
- Grafik Persamaan
- Limid dan Kekontinewan
- Fungsi : Nilai Limit Fungsi dan Kekontinuan Fungsi

Dalam matematika ada yang namanya turunan berikut pembagian jenis dari turunan :
Turunan fungsi trigonometri
Turunan fungsi invers trigonometri
Turunan fungsi hiperboliks
Turunan fungsi invers hiperboliks
Turunan fungsi eksponen
Turunan fungsi logaritma
Turunan fungsi parameter
Turunan fungsi implisit
Turunan fungsi berpangkat
Pengertian difensial
PEMBAGIAN TURUNAN TINGKAT TINGGI :
Fungsi aljabar
Fungsi trigonometri
Fungsi invers trigonometri
Fungsi hiperboliks
Fungsi exsponen
Fungsi logaritma
Fungsi parameter
LIMIT
- Limit tak hingga
- Limit di hingga
Penggunaan / aplikasi turunan
Limit bentuk tak tentu
Maksimum dan minimum
Fungsi naik dan fungsi turun
Kecekungan grafik suatu fungsi
Membuat sket grafik fungsi
Bilangan Rill -> gabungan dari bilangan rasional dan irasional
BAB II
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ilmu matematika memiliki beberapa cabang, diantaranya adalah geometri. Geometri merupakan suatu dasar pemikiran akan bentuk, mulai dari bentuk yang ada
pada alam hingga bentuk yang merupakan suatu arsitektur. Proporsi dari elemen formal dan ruang dalam geometri selalu terkait dengan perhitungan numerik yang
logis. Sebagai salah satu ilmu matematika, geometri tentunya memiliki aturan-aturan yang membatasi bentuk yang dimilikinya. Sebagian orang menganggap bahwa
matematika itu sulit, namun matematika memiliki manfaat yang sangat besar.
Matematika memiliki peran besar dalam dunia hiburan yaitu dalam pembuatan gambar animasi oleh animator, tidak hanya itu matematika juga bermanfaat untuk
analis forensik, biologi, astronot, ekonom, analis riset pasar, dan juga arsitektur. Salah satu manfaat dan cabang ilmu matematika adalah dalam bidang arsitektur,
yaitu penerapannya dalam pembuatan suatu bangunan. Banyak bangunan yang memiliki bentuk indah dan megah, kadang juga memiliki bentuk yang unik dan tidak
lazim pada kalangan masyarakat. Bangunan itu tidak hanya berdiri pada era modern, namun sebelum era modern seperti ini telah ditemukan banyak bangunan
dengan berbagai bentuk dan memiliki seni arsitektur tinggi, perhitungan tepat agar bangunan berdiri kokoh, pembentukan sudut-sudut antar ruangan, maka
sesungguhnya masyarakat pada zaman dahulu sudah menerapkan ilmu dalam konstruksi bangunan mereka, yaitu ilmu matematika.
Ilmu matematika berkembang dengan sangat pesat dari masa ke masa dalam konstruksi bangunan, karena dari berbagai masa selalu muncul bangunan yang indah
termasuk bangunan bersejarah kuno dan bangunan modern. Unsur-unsur dalam ilmu matematika yang digunakan adalah untuk menentukan luas, keliling, panjang,
lebar, tinggi suatu ruang dalam bangunan, desain suatu bangunan, letak yang tepat, dan perhitungan dalam pembuatan konstruksi agar tercipta bangunan yang
kokoh dan sesuai dengan yang diharapkan. Bangun-bangun dalam matematika juga diterapkan dalam pembuatan suatu bangunan seperti kubus, balok, prisma,
limas, silinder, kerucut, dan bola. Dalam arsitektur bangun-bangun dalam matematika tersebut diproyeksikan dalam sebuah karya yang nyata yaitu sebuah bangunan,
namun sebelum diproyeksikan dalam bentuk nyata maka harus dibuat desain tentang bangun-bangun tersebut dalam media yang lebih kecil seperti kertas atau
komputer.
Ilmu matematika banyak diterapkan dalam teknik arsitektur, mencakup banyak hal tentang bangunan. Seperti bentuknya bangunan tersebut memakai bangun-
bangun dalam matematika yang digunakan secara utuh ataupun telah melakukan modifikasi pada bangun-bangun tersebut sehingga tercipta bangun baru untuk
melengkapi bentuk bangunan yang diinginkan. Bangunan terdiri dari bidang dan ruang yang ditata sedemikian rupa sehingga tercipta suatu keharmonisan diantara
keduanya.
Dalam karya ilmiah ini penulis membatasi hubungan ilmu matematika dengan konstruksi suatu bangunan mengenai bentuknya, cara penggambaran sketsa atau
desainnya dengan perhitungan dalam matematika serta bagaimana hubungan bidang dan ruang yang saling berkaitan dalam suatu bangunan dengan ilmu
matematika.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Ilmu Matematika Yang Digunakan Dalam Konstruksi Bangunan


Matematika adalah salah satu cabang ilmu yang mempelajari tentang besaran, struktur, ruang dan perubahan. Matematika dalam konsepnya memiliki banyak
aspek untuk dipelajari salah satunya geometri.
Geometri adalah salah satu hal yang sangat terkait dalam pendesainan, karena secara umum ruang lingkup geometri adalah mengenai garis dan sudut, bangun-
bangun datar, bangun-bangun ruang, kesimetrian, kesebangunan, kekongruenan, dan geometri analitis.
Definisi bangun ruang :
· Drs. Agus Suharjana, M.Pd (2008:5) menjelaskan bahwa bangun ruang adalah bagian ruang yang dibatasi oleh himpunan titik-titik yang terdapat pada
seluruh permukaan bangun tersebut.
· Menurut Drs. Agus Suharjana, M.Pd dalam bukunya Pengenalan Bangun Ruang dan Sifat-Sifatnya di SD menjelaskan jenis-jenis bangun ruang yang pokok
yaitu, kubus, balok, limas, tabung, dll.

B. Bentuk-Bentuk Konstruksi Bangunan Berdasarkan Matematika


Dian Ariestadi (2008:1) dalam bukunya Teknik Struktur Bangunan Jilid 1 berkata “Bangunan adalah wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang menyatu dengan
tempat kedudukan baik yang ada di atas, di bawah tanah dan/atau di air.”
Pengertian struktur menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yaitu susunan, pengaturan unsur atau bagian suatu benda, tata ukur, tata hubung, tata letak
dalam suatu sistem yang membentuk satuan kerja.
Sedangkan definisi struktur dalam konteks bangunan yaitu bagian dari sebuah sistem bangunan yang bekerja untuk menyalurkan beban yang di akibatkan oleh
adanya bangunan di atas tanah.
Konstruksi dapat diartikan sebagai gabungan dari elemen struktur dan elemen nonstruktur. Dengan kata lain, konstruksi bangunan adalah objek bangunan
secara keseluruhan yang terbentuk atas kesatuan struktur-struktur.
1. Balok
Balok adalah suatu bangun ruang yang memiliki enam buah sisi berupa empat buah persegi panjang dan dua buah persegi,
dan biasanya disimbolkan dengan panjang, lebar dan tinggi.
Adapun Rumus dari Balok diantaranya:
Rumus Luas Permukaan Balok : L = 2 x ( p x l ) + 2 x ( p x t ) + 2 x ( l x t ).
Rumus Volume Balok : V = p x l x t.
2. Kubus
Kubus adalah sebuah bangun ruang yang memiliki enam buah sisi persegi yang kongruen.
Adapun Rumus dari Balok diantaranya:
Rumus Luas Permukaan Kubus : L =6 x s x s.
Rumus Volume Kubus : V = s x s x s.
3. Limas
Limas adalah suatu bangun ruang yang sisi alasnya dibatasi oleh sebuah segibanyak dan sisi-sisi tegaknya berbentuk segitiga
yang titik puncaknya saling bertemu. Jika suatu alas limas berbentuk segiempat, maka limas itu disebut limas segiempat.
Adapun Rumus dari Limas secara umum diantaranya:
Rumus Luas Permukaan Limas : L = Luas alas + (4 x luas segi tiga).
Rumus Volume Limas : V = 1/3 x Luas alas x t. Jika itu Limas segi empat, maka ganti luas alasnya dengan segi empat itu
sendiri yaitu s x s, begitu juga luas segitiga.
4. Tabung
Tabung adalah sebuah bangun ruang yang memiliki tiga buanh sisi, yaitu dua buah sisi yang berbentuk lingkaran yang saling
kongruen untuk alas dan sisi atasnya serta sebuah selimut.
Adapun Rumus dari Limas secara umum diantaranya:
Rumus Luas Permukaan Tabung : L = (2 x luas alas) + (keliling alas x t).
Rumus Volume Tabung : V = π x r x r x t.
C. Aplikasi Geometri pada Konstruksi Bangunan
Bangunan memiliki bentuk yang beraneka ragam, bentuk bangunan tersebut tergantung dengan kebutuhan dari
pemiliknya, tujuan pendiriannya, dan memperoleh pengaruh oleh suatu gaya atau tipe bangunan yang telah ada
sebelumnya. Gaya atau tipe tersebut biasanya dianut oleh para arsitektur dan kadang dicetuskan dalam slogan atau
motto dengan singkat dan jelas.
Penerapan nyata bidang dan ruang tersebut dalam arsitektur adalah digunakan juga dalam konstruksi bangunan.
Setelah desain dari rancangan bangunan yang akan didirikan jadi, maka selanjutnya adalah pendirian bangunan
tersebut dengan skala yang ditentukan. Gambar yang ada dalam desain diproyeksikan tepat dalam lahan yang telah
disediakan, dimulai dari bagian bawah membentuk pondasi sehingga dari atas tepat seperti bidang-bidang yang ada
pada desain, kemudian bertambah tinggi dengan material yang ada membuat bidang tersebut meninggi dan
membentuk ruang. Ruang dalam matematika sama dengan ruang dalam suatu bangunan, dengan melakukan
modifikasi terhadap ruang tersebut akan memberikan keindahan estetika terhadap bangunan yang dirancang.

a. Konsep Geometri
Geometri dapat dilihat dari bentuk piramid yang berbentuk limas tiga dimensi dengan alas segi-n dan sisi yang tegak. Pada
piramida di Mesir digunakan limas dengan alas berbentuk segi empat yang memiliki 8 rusuk, 5 sudut dan 5 sisi. Selain itu.
b. Konsep Aljabar
Digunakan persamaan polinomial dari persamaan kuadrat yang memiliki orde 2 dari persamaan dengan a 0. Dengan
konsep ini dapat mempermudah untuk menyerdehanakan perbandingan geometri.
c. Konsep Trigonometri
Menggunakan sifat identitas dan perhitungan panjang salah satu sisi segi tiga agar memperoleh ukuran bangunan piramida
yang akurat dan sesuai yang diharapkan.
1. Piramida

Pada piramida di Mesir menggunakan 3 konsep ilmu matematika:


a. Konsep Geometri
Geometri dapat dilihat dari bentuk piramid yang berbentuk limas tiga dimensi dengan alas segi-n dan sisi yang tegak. Pada
piramida di Mesir digunakan limas dengan alas berbentuk segi empat yang memiliki 8 rusuk, 5 sudut dan 5 sisi. Selain itu.
b. Konsep Aljabar
Digunakan persamaan polinomial dari persamaan kuadrat yang memiliki orde 2 dari persamaan dengan a 0. Dengan
konsep ini dapat mempermudah untuk menyerdehanakan perbandingan geometri.
c. Konsep Trigonometri
Menggunakan sifat identitas dan perhitungan panjang salah satu sisi segi tiga agar memperoleh ukuran bangunan
piramida yang akurat dan sesuai yang diharapkan.
Secara matematis bangunan piramida memiliki hubungan dengan golden ratio, yang dapat di lambangkan dengan (PHI).
Dalam hal ini :
yang dibulatkan menjadi 1,1618.
Nilai ini digunakan oleh para arsitek Golden Ratio ini menggunakan Deret Fibonacci dengan membagi sederet angka
tersebut dengan angka-angka sebelumnya, sehingga menghasilkan angka yang besarnya hampir sama dengan angka
lainnya hingga mencapi deret ke-13 yaitu 1,618 angka inilah yang disebut sebagai Golden Ratio. Dengan Golden Ratio
inilah Piramida dapat ditentukan ukurannya, dan dalam perhitungan trigonometri menggunakan konsep aljabar. Dengan
ini ada keterkaitan yang erat antara konsep-konsep matematika yang membentuk piramida tersebut menjadi
proporsional.

Anda mungkin juga menyukai