Anda di halaman 1dari 36

KOMPETENSI DASAR:

1. Menghitung reaksi perletakan pada balok,


2. Menghitung dan menggambarkan diagram gaya-gaya dalam
balok statis tertentu akibat berbagai jenis beban.
3. Menghitung reaksi perletakan pada balok gerber,
4. Menghitung dan menggambarkan diagram gaya-gaya dalam
balok gerber akibat berbagai jenis beban.

4.1. DIAGRAM GAYA DALAM

Salah satu tujuan analisis struktur adalah menentukan besarnya


gaya-gaya dalam yang terjadi, yang digambarkan dalam bidang
(diagram) gaya-gaya dalam. Dalam penggambaran diagram gaya-
gaya dalam tersebut perlu diperhatikan hal-hal berikut:
a. Dalam penggambaran bidang gaya dalam yang penting adalah
Besar dan Tandanya.
b. Bidang Geser/Lintang (V) positif digambarkan pada serat atas.
c. Bidang momen positif digambarkan pada bagian serat bawah.
d. Momen lentur pada suatu tampang adalah: dengan menghitung
jumlah aljabar momen yang ditimbulkan gaya disebelah kiri atau
kanan tampang tersebut. Dari kiri atau kanan besar momen yang
diperoleh harus sama, baik besar ataupun tandanya.
e. Penggambaran bidang normal (N), letak bidang normal positif
atau negatif bebas.
f. Untuk titik-titik penting (ekstrim dan nol) cantumkan besarnya.
g. Pada Geser/Lintang sama dengan nol (yang merupakan
perpindahan secara perlahan dari harga positif ke negatif, atau
sebaliknya, dan bukan perpindahan secara mendadak), maka
pada titik (irisan) tersebut akan terjadi momen ekstrim.

Balok Statis Tertentu 45


4.2. BALOK DIATAS DUA TUMPUAN (SENDI – ROL)

4.2.1. Beban Terpusat


Contoh 1: Hitung reaksi perletakan dan gambarkan diagram Gaya-
Gaya Dalam balok seperti gambar berikut.
P KN
x x
A B
C
a b

L
RAV RBV

PENYELESAIAN :
a. Menghitung Reaksi Perletakan:
 MB = jumlah momen thp titik B = 0; (putaran ke kanan + ):
Pb
MB  R AV .L  P.b  0  R AV  L
 MA = jumlah momen thp titik A = 0; (putaran ke kanan + ):
Pa
 M A   RBV .L  P.a  0  RBV  L
Kontrol:  V = jumlah gaya-gaya vertikal = 0
Pb Pa
R AV  RBV   P
L L

Untuk perhitungan gaya-gaya dalam (lihat lagi Bab III),


dapat menggunakan aturan berikut:
dMx
1. Dari KIRI : Momen Positif : Vx 
dx
dMx
2. Dari Kanan : Momen Positif : Vx  
dx

46 Balok Statis Tertentu


b. Perhitungan Gaya-Gaya Dalam:

► Bagian AC :
/ dari kiri / mulai titik A / 0  x  a /
Pb
M X  R AV .x  .x  x  0  MA  0
L
Pab
x  a  MC 
L
dMx Pb
VX   R AV 
dx L

► Bagian CB :
/ dari kiri / mulai titik A / a  x  L /

M X  R AV .x  P x  a   . x  P x  a  
Pb Pab
x  a  MC 
L L
x  L  MB  0
dMx Pb Pb  Pb Pa  Pa
VX   P    
dx L L  L L  L

/ dari kanan / mulai titik B / 0  x  b /


Pa
M X  RBV .x  . x  x  0  MB  0
L
Pab
x  b  MC 
L
dMx Pa
VX     RBV  
dx L

Luas Bidang Geser Positif = Pb . a  Pab


L L
Luas Bidang Geser Negatif = Pa . b  Pab
L L

Nilai mutlak bidang gaya Geser positif


dan negatif: SAMA

Balok Statis Tertentu 47


c. Diagram Gaya-Gaya Dalam:
P KN
x

A B
C

Mx BMD

Pab/L

Pb/L Vx SFD
Pa/L

Nx 0,00 NFD

Gambar 4.1 Diagram gaya-gaya dalam balok akibat


beban terpusat.

Diagram BMD (Bending Moment Diagram), SFD (Shear Force


Diagram) dan NFD (Nornal Force Diagram) masing-masing menun-
jukkan besarnya gaya dalam Momen, Geser dan Normal yang terjadi
disepanjang batang. Ordinat pada diagram menunjukkan besarnya
gaya dalam yang terjadi pada titik tersebut. Pada Gambar 4.1, gaya-
gaya dalam pada titik sejarak x dari titik A adalah Mx, Vx dan Nx.

Contoh 2 : Sama seperti contoh 1 dengan beban terpusat terletak di


tengah bentang.
P KN

A B
C
L/2 L/2

PENYELESAIAN :
a. Menghitung Reaksi Perletakan:
 MB = jumlah momen thp titik B = 0; (putaran ke kanan + ):
 R AV .L  P. L  0  R AV  PL  P
2 2L 2
48 Balok Statis Tertentu
 V = jumlah gaya-gaya vertikal = 0
 R AV  RBV  P  0 P
 RBV  P  R AV 
2
b. Perhitungan Gaya-Gaya Dalam:
► Bagian AC / dari kiri / mulai titik A / 0  x  L 2 /
P
M X  R AV .x  .x  x  0  MA  0
2
x  L 2  MC  PL 4
dMx P
VX   R AV 
dx 2
► Bagian CB / dari kanan / mulai titik B / 0  x  L 2 /
P
M X  RBV .x  .x  x  0  MB  0
2
x  L 2  MC  PL 4
dMx P
VX     RBV  
dx 2

c. Diagram Gaya-Gaya Dalam:


P KN

A B
C
L/2 L/2

RAV = P/2 RBV = P/2

BMD

PL/4

P/2 SFD

P/2

0,00 NFD

Gambar 4.2 Reaksi dan diagram gaya-gaya dalam akibat


beban terpusat di tengah bentang.
Balok Statis Tertentu 49
Contoh 3 : Sama seperti contoh 2 dengan beban terpusat miring
terletak di tengah bentang.
P =10KN

A 600 B

RAH = 5 C
5m 5m

RAV = 4,33 RBV = 4,33

BMD

21,65

4,33
SFD

4,33

5 NFD

Gambar 4.3 Reaksi dan diagram gaya-gaya dalam akibat


beban terpusat miring.

Sebelum menghitung reaksi perletakan dan gaya-gaya dalam, beban


P terlebih dulu diuraikan (Lihat lagi Bab II) menjadi 2 gaya yang
saling tegak lurus, seperti berikut:

Pv P =10KN
Ph = P Cos 60 = 5 KN

Pv = P Sin 60 = 8,66 KN
600
Ph

Sehingga diperoleh:
 H  0  RAH  5 8,66
dan R AV  RBV   4,33
2

50 Balok Statis Tertentu


Contoh 4 : Hitung reaksi perletakan dan gambarkan diagram Gaya-
Gaya Dalam balok seperti gambar berikut.
P2=15 KN
P1=10 KN

A B
C D
2m 1m 2m

RAV = 12 RBV =13

BMD

24
26

12
2 SFD

13

Gambar 4.4 Reaksi Perletakan dan diagram gaya-gaya dalam


akibat kombinasi beban terpusat.

PENYELESAIAN :
a. Menghitung Reaksi Perletakan:
P1.3 P .2 30 30
R AV   2    12 KN
5 5 5 5
P1.2 P .3 20 45
RBV   2    13 KN
5 5 5 5

b. Perhitungan Gaya-Gaya Dalam:


► Bagian AC / dari kiri / mulai titik A / 0  x  2 /

M X  R AV .x  12 . x  x  0  MA  0
x  2  MC  24 KNm
dMx
VX   R AV  12 KN
dx
Balok Statis Tertentu 51
► Bagian CD / dari kiri / mulai titik A / 2  x  3 /
M X  R AV .x  P1 x  2  12x  10 x  2  x  2  MC  24 KNm
x  3  MD  26 KNm
dMx
VX   12  10  2KN
dx

► Bagian DB / dari kanan / mulai titik D / 0  x  2 /


M X  RBV .x  13 . x  x  0  MB  0
x  2  MD  26 KNm
dMx
VX     RBV  13 KN
dx

4.2.2. Beban Merata

Ada banyak bentuk beban merata yang mungkin terjadi pada


struktur. Dalam analisa yang penting diperhatikan adalah:
1. besar Resultannya, dan
2. posisi (letak) garis kerja Resultan tersebut.
Berikut dijelaskan beberapa bentuk beban merata:
1. Beban merata seragam (q konstan)

q Dimensi :
R=q.a q = N/m, KN/m
j R j = a/2 R = N, KN
a a, j = m

2. Beban merata segitiga


q (x)

x q
q (x) = x/a . q
R =1/2 . q . a
R
j j = 2/3 . a
a

52 Balok Statis Tertentu


3. Beban merata Parabola (derajat n) ( y   x n )
y

y   xn
q R
1
q . a 
n 1

x
R j
n  1 . a
j
n2
a

Contoh 5: Struktur balok dengan beban merata sepanjang balok.


Akan dihitung reaksi perletakan dan digambarkan diagram Gaya-
Gaya Dalam balok tersebut.
q (KN/m)

A B
C
L/2 L/2

RAV = qL/2 RBV = qL/2

BMD

Mmax = qL2/8
qL/2 SFD

qL/2

Gambar 4.5 Reaksi perletakan dan diagram gaya-gaya dalam


balok akibat beban merata penuh.

PENYELESAIAN :
a. Menghitung Reaksi Perletakan:

 B AV
M  R .L  q . L .
L
2
 0  R AV . L 
qL2
2
 RAV 
qL
2

 M A  0  RBV  2 
qL

Balok Statis Tertentu 53


b. Perhitungan Gaya-Gaya Dalam:

► Dari kiri / mulai titik A / 0  x  L /

q (KN/m)

Mx

A
Vx
R = q.x
RAV = qL/2
x

x
M X  R AV . x  q . x .  x  0  MA  0
2
qL 1 L qL2 qL2 qL2
 x  q x2 x  MC   
2 2 2 4 8 8
 x  L  MB  0

qL
 x  0  VA 
2
dMx qL
VX   qx L
dx 2 x  VC  0
2
qL
 x  L  VB  
2

► Dari kanan / mulai titik B / 0  x  L /

q (KN/m)

Mx

B
Vx
R = q.x

RBV = qL/2
x

54 Balok Statis Tertentu


x
M X  RBV . x  q . x .  x  0  MB  0
2
qL 1 L qL2 qL2 qL2
 x  q x2 x  MC   
2 2 2 4 8 8
 x  L  MA  0

qL
 x  0  VB  
2
dMx qL
VX    qx L
dx 2 x  VC  0
2
qL
 x  L  VA 
2

Contoh 6: Struktur balok dengan beban merata sepanjang balok.


Hitung reaksi perletakan dan gambarkan Diagram Gaya-Gaya Dalam
balok tersebut.
q = 4 KN/m

A B
C
2,5 m 2,5 m

RAV = 10 RBV = 10

BMD

Mmax = 12,5 KNm


10
SFD

10

0,00
NFD

Gambar 4.6 Reaksi perletakan dan diagram gaya-gaya dalam


balok akibat beban merata penuh.

Balok Statis Tertentu 55


PENYELESAIAN :
a. Menghitung Reaksi Perletakan:

 MB  RAV .5  q .5 . 2  0  RAV . 5  2  RAV  10 


5 4 . 52

V  0  RAV  RBV  qL  10  RBV  4.5  RBV  10 


b. Perhitungan Gaya-Gaya Dalam:
► Dari kiri / mulai titik A / 0  x  L /
1
M X  R AV . x  q . x 2
2  x  0  MA  0
 10 x  2 x 2  x  2,5  MC  12,5
 x  5  MB  0

 x  0  VA  10
dMx
VX   10  4 x  x  2,5  VC  0
dx
 x  5  VB   10

Contoh 7: Hitung reaksi perletakan dan gambarkan Diagram Gaya-


Gaya Dalam balok berikut. q = 4 KN/m

A B
C
2m 4m

RAV = 5,33 RBV = 10,67

2,67 m

BMD

Mmax = 14,22KNm
5,33 SFD

10,67

Gambar 4.7 Reaksi perletakan dan diagram gaya dalam akibat


beban merata tidak penuh.
56 Balok Statis Tertentu
PENYELESAIAN :
a. Menghitung Reaksi Perletakan:
 5,33 
32
M B  RAV .6  q . 4 .2  0  RAV . 6  32  RAV 
6

 M A  RBV .6  q . 4 .4  0  RBV . 6  64  RAV  6  10,67 


64

V  0  RAV  RBV  qL  5,33  10,67  4 . 4  OK


b. Perhitungan Gaya-Gaya Dalam:
Bagian Interval Mx Vx
A-C 0-2 RAV . x  5,33. x dMx
 5,33 (konstan)
dari Kiri x  0  MA  0 dx
x  2  MC  10,66
C-B 0-4 1 dMx
RBV . x  q x2   10,67  4 x
dari Kanan 2 dx
 10,67 x  2 x 2 x  0  VB  10,67
x  0  MB  0 x  4  VC  5,33
x  2  M x 2  13,34 Nilai Vx berubah dari
neg ke pos: ada Vx=0
x  4  MC  10,67
 ada Momen Maks
VX  10,67  4 x  0
Mencari posisi titik
10,67
dimana terjadi M x 2,67 m
maks 4
(dari titik B)
Mmaks  10,67.2,67  2.2,67
2

Menghitung M maks
 14,23 KNm

Bagian C-B juga dapat dihitung dari kiri, seperti berikut:


2m x

q = 4 KN/m
A
C
q.x

RAV = 5,33 x/2 x/2

Balok Statis Tertentu 57


Bagian Interval Momen (Mx) Geser (Vx)
C-B 0-4
R AV x  2  q x 2
1 dMx
 5,33  4 x
dari Kiri 2 dx
 5,33x  2  2 x 2 x  0  VC  5,33
x  0  MC  10,66 x  4  VD  10,67
x  2  M x 2  13,32 Nilai Vx berubah dari
pos ke neg: ada Vx=0
x  4  MC  0  ada Momen Maks
V X  5,33  4 x  0
Mencari posisi titik
5,33
dimana terjadi M x  1,33 m
maks 4
(dari titik C)
Mmaks  5,331,33  2  2.1,33
2

Menghitung M maks
 14,21 KNm

Soal Latihan: Hitung reaksi perletakan dan gambarkan diagram


Gaya-Gaya Dalam untuk struktur-struktur berikut.
P = 10 KN

q = 4 KN/m

A B
C
2m 4m

P =30 KN q = 10 KN/m

A B
C D

RAV RBV

3m 2m 7m

Gambar 4.8 Soal latihan balok perletakan sendi-rol dengan


kombinasi beban terpusat dan beban merata.
58 Balok Statis Tertentu
Soal dan Penyelesaian Ujian Tengah Semester Mekanika Rekayasa I
Program Studi S-1 Teknik Sipil Unri semester I Tahun Ajaran
2007/2008 (tgl 12 Nov 2007):
1. (BOBOT 25%) Tentukan posisi beban P3 sehingga menghasilkan
Reaksi Perletakan di A (sendi) sama dengan di B (rol).
x = ......m
P1=12 KN
P3=7 KN
P2=6 KN

A B

4m 1m 6m

PENYELESAIAN :
Reaksi Perletakan A:
M B  R AV . 11  12 . 7  6 . 6  7 . x  0
120  7.x
11. R AV  84  36  7. x  0  R AV 
11
Reaksi Perletakan B:
M A  RBV . 11  12 . 4  6 . 5  7 . 11  x   0
155  7.x
11. RBV  48  30  77  7. x  0  RBV 
11
120  7.x 155  7.x
R AV  RBV  
11 11
120  7.x  155  7.x
14.x  35  x  2,5 m
Atau : Reaksi di A akan sama dengan Reaksi di B jika Resultan
gaya terletak ditengah-tengah balok (5,5 m dari A dan dari B).
Statis momen terhadap titik B :
12 . 7  6 . 6  7 . x  R . 5,5
12 . 7  6 . 6  7 . x  12  6  7 5,5
137,5  120
84  36  7. x  137,5  x  2,5 m
7
Balok Statis Tertentu 59
Besar Reaksi Perletakan :
120  7.x 120  17,5
R AV    12,5 KN
11 11
155  7.x 155  17,5
RBV    12,5 KN
11 11

2. (BOBOT 25%) Hitung reaksi perletakan struktur balok berikut.

q1 = 8 KN/m P=10 KN
q2 = 5 KN/m
60o
A B

3m 1m 4m 2m

PENYELESAIAN :
Uraian beban miring : Pv = P sin 60 = 8,66 KN
Ph = P cos 60 = 5 KN

Reaksi Perletakan:

H  R AH  Ph  0  RAH  5 KN

M B  RAV . 8  8.3 6,5  8,66 . 4  5.2 1  0


180,64
8 . RAV  156  34,64  10  0  RAV   22,58 KN
8

M A  RBV . 8  8.3 1,5  8,66 . 4  5.2 9  0


160,64
11. RBV  36  34,64  90  0  RBV   20,08 KN
8

V  R AV  RBV  8.3  8,66  5.2  0


 22,58  20,08  24  8,66  10  0  OK

60 Balok Statis Tertentu


3. (BOBOT 50%) Hitung reaksi perletakan dan gambarkan diagram
gaya-gaya dalam yang terjadi pada struktur berikut.
P=6 KN
q = 4 KN/m

A B
C D
6m 2m 2m

PENYELESAIAN :
a. Menghitung Reaksi Perletakan:

M B  RAV . 10  4.6  7  6 . 2  0
180
10 . RAV  168  12  0  RAV   18 KN
10
M A  RBV . 10  4.6 3  6 . 8  0
120
10 . RBV  72  48  0  RBV   12 KN
10
V  R AV  RBV  4.6  6  0
 18  12  24  6  0  OK

b. Perhitungan Gaya-Gaya Dalam:

Bagian Interval Momen (Mx) Geser (Vx)


A-C 0–6 M x  RAV . x  1/ 2 . q . x 2
dM X
 18  4 x
(dari Kiri) dx
 18 x  2 x 2
x  0  VA  18
x  0  MA  0
x  6  VA   6
x  6  MC  36
Ada M maks:
MMaks  18 4,5  2 4,5
2
VX  18  4x  0
 40,5 KNm x  4,5 dari A
B-D 0–2 M X  RBV . x  12 x dM X
  12
(dari x  0  MB  0 dx
Kanan)
x  2  MD  24

Balok Statis Tertentu 61


D-C 0-2 M X  12 2  x   6 x dM X
  6
(dari  24  6 x dx
kanan)
x  0  MD  24
x  2  MC  36

c. Diagram Gaya-Gaya Dalam:


P=6 KN
q = 4 KN/m

A B
C D

6m 2m 2m

RAV = 18 KN RBV = 12 KN
4,5 m

0
0
BMD

24
18 36
40,5

NFD
0
6 12

0,00
SFD

Gambar 4.9 Reaksi perletakan dan diagram gaya-gaya dalam


balok dengan kombinasi beban terpusat dan beban merata.

62 Balok Statis Tertentu


4.2.3. Beban Momen
Beban yang bekerja pada struktur juga dapat berupa sebuah Momen
(lihat lagi jenis beban pada Bab I). Beban Momen akan mengakibat-
kan efek putaran disepanjang balok, sehingga pada persamaan
momen, beban tersebut tidak dipengaruhi oleh jarak.
Contoh 8: Balok sederhana perletakan sendi-rol dikenai beban
Momen (M) pada titik A. Hitung reaksi perletakan dan gambarkan
diagram Gaya-Gaya Dalam balok tersebut.

A B

L
RAV = - (M/L) RBV = M/L

PENYELESAIAN :
a. Menghitung Reaksi Perletakan:
M
M B  RAV . L  M  0  RAV  
L
M
M A   RBV . L  M  0  RBV 
L

V  R AV  RBV  0
M M
   0  OK
L L

b. Perhitungan Gaya-Gaya Dalam:

Bagian Interval Momen (M) Geser (V)


A-B 0–L M X  RAV . x  M dM X M
VX  
(dari kiri) M dx L
  .x M
L (Konstan sepanjang
x  0  MA  M batang)
x  L  MB  0

Balok Statis Tertentu 63


c. Diagram Gaya-Gaya Dalam:
M

A B
Reaksi RAV digambar arah Positif
RAV = (M/L) RBV = M/L

0 BMD
M

M/L SFD

Gambar 4.10 Reaksi perletakan dan diagram gaya-gaya dalam


balok akibat beban momen.

Contoh 9: Balok sederhana perletakan sendi-rol dikenai sepasang


beban P seperti tergambar.
P
A d B
C
P
a b
L

M=P.d
A B
C
Sepasang beban P
diubah mjd beban M
RAV = - (M/L) RBV = M/L
(M.a)/L

0 0 BMD

(M.b)/L

SFD
M/L

Gambar 4.11 Reaksi perletakan dan diagram gaya-gaya dalam


balok akibat beban momen.
64 Balok Statis Tertentu
PENYELESAIAN :
a. Menghitung Reaksi Perletakan:
M
M B  RAV . L  M  0  RAV  
L
M
M A   RBV . L  M  0  RBV 
L
b. Perhitungan Gaya-Gaya Dalam:

Bagian Interval Momen (M) Geser (L)


A-C 0–a M dM X M
M X  RAV . x   .x VX  
(dari kiri) L dx L
x  0  MA  0 (konstan sepanjang
M .a batang)
x  a  MC  
L
C-B 0–b M dM X M
M X  RBV . x  .x VX   
(dari L dx L
kanan) x  0  MB  0 (konstan sepanjang
M .b batang)
x  a  MC 
L

Contoh 10: Balok sederhana perletakan sendi-rol dikenai kombinasi


beban Momen dan beban Merata.
M= 10 KN.m q = 6 KN/m

A B

RAV RBV
L=5m

PENYELESAIAN :
a. Menghitung Reaksi Perletakan:
 M  R . 5  M  q . 52,5  0  5 R  10  75  R
B AV AV AV  17 KN

V  R  R  q . 5  0  R  30  17  13 KN
AV BV BV

Balok Statis Tertentu 65


b. Perhitungan Gaya-Gaya Dalam:

Bag Interval Momen (M) Geser (V)


A-B 0–L  RAV . x  M  1/ 2 . q . x 2 dM X
 17  6 x
(dari  17x  10  3x 2 dx
kiri) x  0  VA  17
x  0  MA   10
x  2,5  M2,5  13,75 x  5  VB   13
x  5  MB  0

MMaks  1717 / 6  10  3 17 / 6


2
Ada M maks:
 14,08 KNm VX  17  6x  0
x  (17 / 6)  2,83

c. Diagram Gaya-Gaya Dalam:


M= 10 KN.m q = 6 KN/m

A B

L=5m
RAV = 17 KN RBV = 13 KN

10 BMD

17
0 SFD

13

Gambar 4.12 Reaksi perletakan dan diagram gaya-gaya dalam


akibat kombinasi beban momen beban merata.

66 Balok Statis Tertentu


Soal latihan: Diambil dari soal UTS Mekanika Rekayasa I 2005/2006
(tanggal 15 Nov 2005). Hitung Reaksi Perletakan dan Gambarkan
diagram Gaya-Gaya Dalam yang terjadi pada struktur berikut :
P= 8 KN
q = 5 KN/m
M= 4 KN.m

A C D B E

3m 1m 2m 1,5 m

Gambar 4.13 Soal latihan balok perletakan sendi-rol dengan


kombinasi beban merata, terpusat dan beban momen.

4.3. BALOK TERJEPIT (KANTILEVER)


Bentuk struktur balok statis tertentu selain balok sendi-rol, yang
banyak dijumpai adalah balok kantilever. Pada balok kantilever salah
satu ujungnya berupa perletakan jepit, sedang ujung lainnya bebas.
Beban yang bekerja dapat beban terpusat, beban merata dan beban
momen. Perhitungan reaksi perletakan dan gaya-gaya dalam sama
seperti perhitungan pada balok sendi-rol.

Contoh 11: Balok kantilever memikul beban terpusat pada ujung


bebasnya.
PV= P Sin 45 P=10KN

RAH α=45O

A B PH= P Cos 45
MA X
RAV
3m

PENYELESAIAN :
a. Menghitung Reaksi Perletakan:

 H  R  P Cos   0  R  10 Cos 45  7,071KN


AH AH

V  R  P Sin   0  R  10 Sin 45  7,071KN


AV AV

 M   M  P Sin  . 3  0  M  10 Sin 45 . 3  21,21 KNm


Titik A A A

Balok Statis Tertentu 67


b. Perhitungan Gaya-Gaya Dalam:

Bag Interval Momen (M) Geser (V) Normal (N)


A-B 0–3  P Sin  . X dM X N X  R AH

(dari   7,071. X dx  7,071
Kanan) X  0  MB  0  7,071
X  3  M A   21,21

c. Diagram Gaya-Gaya Dalam:


P=10KN
RAH=7,071 α=45O

A B
MA=21,21
RAV=7,071
3m

21,21
BMD

7,071 SFD

7,071 NFD

Gambar 4.14 Reaksi perletakan dan gaya-gaya dalam


balok kantilever.

Contoh 12: Balok kantilever memikul beban merata disepanjang


batang seperti tergambar.
q = 5 KN/m

RAH
A B
MA
RAV
3m

68 Balok Statis Tertentu


PENYELESAIAN :
a. Menghitung Reaksi Perletakan:
H  0  R  0 AH

V  R  q . 3  0  R  5 . 3  15 KN
AV AV

3 45
 M   M  q . 3 . 2  0  M  2  22,5 KNm
Titik A A A

b. Perhitungan Gaya-Gaya Dalam:


Bag Interval Momen (M) Geser (V)
A-B 0–3 1 dM X
 R AV . X  M A  q X2  15  5 X
(dari KIRI) 2 dx
 15 X  22,5  2,5 X 2
X  0  M A  22,5 X  0  VA  15
X  1  M X   10 X  1  VX  10
X  2  VX  5
X  2  M X   2,5
X  3  VB  0
X  3  MB  0

c. Diagram Gaya-Gaya Dalam:


q = 5 KN/m

RAH
A B
MA
RAV
22,5
10
2,5 BMD

15
SFD

0,00
NFD
Gambar 4.15 Reaksi perletakan dan gaya-gaya dalam balok
kantilever beban merata penuh.
Balok Statis Tertentu 69
Persamaan gaya-gaya dalam dapat juga dihitung dari kanan, dengan
hasil yang sama dengan perhitungan dari kiri. Dijelaskan sebagai
berikut.

Bag Interval Momen (M) Geser (V)


A-B 0–3 1 dM X
 q X 2  2,5 X 2   5X
(dari KANAN) 2 dx
X  0  MB  0 X  0  VB  0
X  1  M X   2,5 X  1  VX  5
X  2  M X   10 X  2  VX  10
X  3  M A   22,5 X  3  VA  15

Soal latihan: Hitung Reaksi Perletakan dan gambarkan Diagram


Gaya-Gaya Dalam yang terjadi pada struktur berikut :

P1 P2 P3
1. RAH
A B
MA
RAV

X1 X2 X3

q
P3
RAH
2.
A B
MA
RAV

X1 X2

70 Balok Statis Tertentu


4.4. BALOK TERUSAN BERSENDI (GERBER)

Secara umum balok statis tertentu dapat dibagi dalam 2 (dua)


bentuk, yaitu balok dengan perletakan Sendi-Rol dan balok perleta-
kan Jepit-Bebas, seperti ditunjukkan pada gambar di bawah ini.

V0 Tiga ‘ANU’


H0 Tiga reaksi
perletakan
M0

Gambar 4.16 Bentuk umum balok statis tertentu


Dalam praktek rekayasa struktur, sering dijumpai bentangan yang
lebar. Dari berbagai kasus yang telah dibahas sebelumnya dapat
diketahui bahwa besarnya momen lentur tergantung pada bentang
konstruksi, makin besar bentangan maka makin besar pula momen
lentur yang terjadi. Makin besar momen lenturnya, maka makin besar
pula ukuran konstruksi yang diperlukan.
Untuk menghindari momen lentur yang besar, dapat dilakukan
dengan menambah tumpuan baru diantara dua perletakan pada
balok sendi–rol, atau nenambah tumpuan baru di ujung bebas pada
balok jepit–bebas. Seandainya balok tersebut tetap digunakan
terusan, maka analisis struktur secara biasa tidak dapat dilakukan
karena balok tersebut sudah berubah menjadi struktur Statis Tidak
Tertentu.
R1

R2 R3 R4
4 Reaksi Perletakan
R1  Statis Tak Tentu
tingkat 1
R3
R2 R4

Gambar 4.17 Penambahan perletakan menjadikan balok


menjadi struktur statis tak tentu
Balok Statis Tertentu 71
Untuk dapat diselesaikan dengan statis tertentu, kita tambahkan
Sendi (S) diantara perletakan. Sendi yang dipakai sebagai alat
sambung balok yang satu dengan yang lainnya berupan Pin. Pin
dapat meneruskan gaya komponen arah vertikal (tegak lurus sumbu
balok) maupun komponen arah horizontal (searah sumbu balok).
Dengan penambahan Sendi (biasa juga disebut Sendi Dalam), akan
diperoleh persamaan tambahan yaitu Ms = 0, dengan demikian akan
ada 4 persamaan, yaitu:
V0
H0 Sehingga 4 reaksi
M0 perletakan dapat dihitung
Ms  0
Jumlah Sendi yang dibutuhkan agar balok menerus menjadi struktur
statis tertentu adalah:
NH = NR – 3  dimana: NR = jumlah total reaksi
NH = jumlah sendi dalam pada balok
Penempatan Sendi harus sedemikian rupa sehingga tidak ada
bagian balok yang menjadi labil ; sedangkan bagian lainnya tetap
statis tak tentu. Untuk menganalisa balok gerber, ada 2 (dua) cara
perhitungan:
1. Cara langsung/utuh: dengan menggunakan pers. ΣV=0, ΣH=0,
ΣM=0, dan Ms=0.
2. Balok dibagi-bagi menjadi beberapa bagian yang disebut balok
induk dan balok anak. Analisis cara kedua ini dijelaskan dengan
Gambar berikut:

A B C
S

S C

V
V
A B S

Gambar 4.18 Analisis balok gerber, balok dibagi menjadi


balok anak dan balok induk
72 Balok Statis Tertentu
Dari gambar di atas, balok ABS sebagai suatu struktur yang stabil,
disebut: balok induk. Sedangkan balok SC merupakan bagian yang
menumpang pada balok ABS disebut: balok anak. Balok anak
perhitungannya diselesaikan lebih dulu dengan menganggap S
sebagai perletakan (tumpuan) sendi, reaksi vertikal (V) pada S
menjadi beban pada balok induk.

R1

R2 R3 R4 R5

S1 S2

Alternatif 1

S1 S2

Alternatif 2

S1 S2

Alternatif 3

Gambar 4.19 Balok gerber dengan 2 buah sendi dalam

Balok Statis Tertentu 73


Contoh 13: Hitung reaksi perletakan dan gambar diagram gaya-gaya
dalam struktur gerber berikut.
P=10 KN
P=6 KN

A B S C
2m 2m 1m 1m 2m

P=6 KN
BALOK ANAK SC :
S
C

(2.6)/3=4KN (1.6)/3=2KN
1m 2m

+
4
4 +
- 2

P=10 KN
BALOK INDUK ABS :
P=4 KN

A S
B
4 KN 10 KN
2m 2m 1m
4
-

8
4 4
+ +

-
6
74 Balok Statis Tertentu
Menghitung Reaksi Perletakan Balok Induk ABS:
  MB  0  RA . 4  10 . 2  4 . 1  0
RA . 4  10 . 2  4 . 1
RA  (20  4) / 4  4 KN

 M A  0  RB  10KN

Sehingga, diagram lengkap Gaya-Gaya Dalam struktur gerber di atas


adalah:
P=10 KN
P=6 KN

A
B S C

2m 2m 1m 1m 2m

RAV=4 KN RBV=10 KN RCV=2 KN


4
BMD

4
8
4 4 SFD
2
6
0,00 NFD

Gambar 4.20 Solusi lengkap balok gerber dengan 1 buah sendi.

Contoh 14: Struktur yang sama seperti contoh sebelumnya dengan


beban merata penuh sepanjang balok.

W = 4 KN/m

A
B S

4m 1m 3m

Balok Statis Tertentu 75


BALOK ANAK SC :
W = 4 KN/m

S C

6 6
3m

4,5
6
+
-
6

BALOK INDUK ABS : P=6 KN


W = 4 KN/m

A
B S

6 20
4m 1m

1,5 m -

4,5 10
6 + + 6

10

Sehingga, diagram lengkap Gaya-Gaya Dalam struktur gerber di atas


adalah:
76 Balok Statis Tertentu
W = 4 KN/m

A C
B S

4m 1m 3m

RAV=6 KN RBV=20 KN RCV=6 KN


8

1,5 m 1,5 m

BMD

4,5 10 6 4,5
6
SFD
6
10

0,00
NFD

Gambar 4.21 Solusi lengkap balok gerber dengan 1 buah sendi


beban merata penuh.

Contoh 15 : Balok Gerber dengan perletakan Jepit di A dan Rol di B


seperti gambar berikut. Dengan menempatkan 1 buah sendi (pin)
diantara titik A dan B, maka struktur menjadi struktur statis tertentu.
Berikut akan dijelaskan:
a) menghitung reaksi perletakan, dan
b) menurunkan persamaan gaya-gaya dalam.
P KN P/2 KN
RAH
A S C B D
MA
RAV RBV
L/4 L/4 L/2 L/4

Balok Statis Tertentu 77


Ada 2 cara yang dapat digunakan untuk menyelesaikannya:
1. Dengan membagi struktur menjadi Balok Anak dan Balok Induk.
P KN P/2 KN
 MB  0
3L L P L
VS .  P.  .  0
4 2 2 4 S C B D
3L PL PL 3PL
VS   
4 2 8 8 VS RBV
3PL 4 P L/4 L/2 L/4
VS  . 
8 3L 2
Balok Anak SB

VS  H  0  R AH  0
RAH P
 V  0  R AV  VS 
A S
2
MA L
 MTitik A  0  VS .  MA  0
RAV 4
L/4 P L PL
MA  . 
2 4 8
Balok Induk AS

2. Dengan tetap memandang struktur sebagai sebuah kesatuan utuh.


Reaksi perletakan dihitung dengan menggunakan persamaan
tambahan Ms=0 (Momen pada sendi (pin) haruslah nol)

a. Menghitung Reaksi Perletakan:

MS ( KANAN) 0  MS hanya gaya2 di bagian kanan titik S


3L L P
 RBV .  P.  .L  0
4 4 2
3L PL PL 3PL 4
RBV    RBV  . P
4 4 2 4 3L

P
 V  0  R AV  RBV  P 
2
P P
R AV  P  P 
2 2

78 Balok Statis Tertentu


MS ( KIRI ) 0  MS hanya gaya2 dikiri titik S
L P L PL
R AV .  MA  0  MA  . 
4 2 4 8

b. Perhitungan Gaya-Gaya Dalam:

Bag Interval Momen (M) Geser (V) Normal (N)


A-C 0 – L/2 RAV . X  M A dM X P NX  0

(dari P PL dx 2
 .X 
kiri) 2 8
PL
X  0  MA  
8
L
X  MS  0
4
L PL
X   MC 
2 8

D-B 0 – L/4 P dM X P NX  0
 .X  
(dari 2 dx 2
kanan) X  0  MD  0
L PL
X   MB  
4 8
B-C 0 – L/2 P L  dM X NX  0
   x   RBV . X 
(dari 2 4  dx
kanan) P L  P
    X   P. X  P
2 4  2
PL P
X  0  MB   
8 2
L
X   MX  0
4
L PL
X   MC 
2 8

Balok Statis Tertentu 79


c. Gambar diagram gaya-gaya dalam struktur gerber tersebut adalah:
P KN P/2 KN
RAH
A S C B D
MA
RAV RBV
L/4 L/4 L/2 L/4
PL/8 PL/8

BMD

PL/8

P/2 P/2
SFD

P/2

0,00
NFD

Gambar 4.22 Solusi lengkap balok gerber perletakan jepit-rol


dengan beban terpusat menggunakan 1 sendi dalam.

4.5. RANGKUMAN
1. Dalam penggambaran bidang gaya dalam yang penting adalah
Besar dan Tandanya.
2. Diagram BMD (Bending Moment Diagram), SFD (Shear Force
Diagram) dan NFD (Nornal Force Diagram) masing-masing
menunjukkan besarnya gaya dalam Momen, Geser dan Normal
yang terjadi disepanjang batang.
3. Balok dengan perletakan banyak (balok terusan) merupakan
struktur statis tidak tertentu. Untuk menjadikan struktur statis
tertentu dapat ditambahkan sendi dalam (pin) sejumlah ketidak
tentuan statisnya. Dengan penambahan sendi dalam akan ada
tambahan persamaan Ms = 0.

80 Balok Statis Tertentu

Anda mungkin juga menyukai