Anda di halaman 1dari 40

Terowongan Besar

Waduk Jatigede
Terowongan Besar Waduk Jatigede

Materi yang disampaikan:

1. Umum
2. Lokasi Waduk Jatigede
3. Uraian Singkat Proyek
4. Lay-Out Proyek
5. Kondisi Geologi Area Proyek
6. Schedule Proyek
7. Metode Konstruksi
8. Sliding Form System
9. Inovasi dan Improvement
10. Kendala Pelaksanaan dan Solusi
11. River Diversion
12. Kesimpulan dan Saran

1. UMUM
Proyek pembangunan Waduk Jatigede ini merupakan mega proyek, yang diprakarsai
atau diselenggarakan oleh Kementerian Pekerjaan Umum, Direktorat Jenderal Sumber
Daya Air, Balai Besar Wilayah Sungai Cimanuk-Cisanggarung, SNVT Pembangunan
Waduk Jatigede. Sumber dana proyek adalah loan dari negara Cina, dan pelaksanaannya
dikerjakan secara Joint Operation antara kontraktor dari negara Cina dengan kontraktor
nasional Indonesia. Salah satu kontraktor nasional yang memiliki pengalaman dalam
menangani pekerjaan terowongan adalah PT. Waskita Karya, sehingga PT. Waskita Karya
mendapatkan porsi khusus untuk mengerjakan Diversion Tunnel dengan dimensi besar
dari sebuah rencana bendungan besar, dengan garis besar lingkup pekerjan adalah:

a. Galian Terowongan (Underground Excavation)


b. Penyangga Terowongan (Underground Supporting System)
c. Beton Terowongan (Underground Concreting)
d. Perbaikan Kembali Batuan dalam Terowongan (Diversion Tunnel Drilling and
Grouting)
e. Penutupan Terowongan untuk Penggenangan (Diversion Tunnel Pluging)

Terowongan yang dibangun di Waduk Jatigede ini tergolong terowongan sangat besar,
karena memiliki diameter galian hingga 14.00 meter (terbesar di Indonesia) dan hasil
expose setelah beton selesai memiliki diameter dalam 10.00 meter. Menurut buku
“Tunneling in Weak Rocks”, jika luas penampang galian terowongan mencapai 35 m² atau
diameter galian ± 7.00 meter maka terowongan termasuk dalam katagori besar.

Diameter Galian Terowongan Diameter Expose Dalam Katagori Terowongan


( meter ) ( meter )
< 7.00 < 6.00 Kecil - Sedang
> 7.00 > 6.00 Besar

Kategori terowongan berdasarkan dimensi galian dan exposenya

PT BRANTAS ABIPRAYA (PERSERO) 1


Terowongan Besar Waduk Jatigede

Lingkup pekerjaan dan pembagian porsi pekerjaan pada proyek Waduk Jatigede ini
adalah Sinohydro Corporation mendapatkan porsi pembangunan tubuh bendungan
dengan fasilitas di dalamnya, kontraktor nasional mendapat porsi pekerjaan bangunan
pendukung seperti Intake Irigasi, Saluran Peluncur, Saluran Pelimpah, Plunge Pool serta
Inlet Channel dan pekerjaan pendukung yang lain, seperti: access road, bor pile untuk
menangani beberapa longsoran di beberapa titik di sekitar lokasi waduk dan lain
sebagainya.

Selama pelaksanaan telah terjadi beberapa perubahan kontrak yang disebabkan oleh
adanya perbedaan antara desain yang sudah disetujui dengan realisasi pelaksanaan,
dimana hal tersebut dipengaruhi oleh faktor kondisi geologi yang tidak sesuai dengan
hasil investigasi geologi pada sepanjang jalur terowongan, dan semua perbedaan
tersebut cenderung menyebabkan penambahan volume pekerjaan terutama pada
volume pekerjaan penyangga (supporting system). Pada awalnya batuan diprediksi
sebagai batuan yang baik (good rock), dan yang terjadi adalah banyak batuan buruk (poor
rock) sehingga memerlukan penyangga yang lebih banyak dari rencana desain.

2. LOKASI WADUK JATIGEDE


Lokasi proyek pembangunan Waduk Jatigede terletak di Desa Jatigede, Kecamatan
Jatigede, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Sungai yang dibendung adalah Sungai
Cimanuk sebagai sungai utama dan bertemu dengan anak-anak sungai di bagian hulu.
Sedang anak sungai yang terdekat dengan as bendungan adalah sungai Cinambo, yang
bertemu dengan sungai Cimanuk pada jarak ± 700 m di bagian hulu bangunan Waduk
Jatigede. Sedangkan lokasi terowongan yang berfungsi sebagai pengelak berlokasi di
sebelah kanan sungai berjarak ± 75 meter di bawah gunung dengan tinggi gunung ± 50
meter.

Gambar Lokasi Geografi Waduk Jatigede

PT BRANTAS ABIPRAYA (PERSERO) 2


Terowongan Besar Waduk Jatigede

3. URAIAN SINGKAT PROYEK


Uraian singkat memberikan gambaran informasi tentang data keseluruhan proyek dan
nilai total proyek tanpa dipisahkan terhadap pembagian porsi dalam joint operation,
adalah sebagai berikut:

• Nama Proyek : Jatigede Dam Project


• Lokasi Proyek : Desa Jatigede, Kec. Jatigede, Kab. Sumedang
• Pemilik : Kementerian Pekerjaan Umum Dirjen SDA,
BBWS Cimanuk-Cisanggarung, SNVT Pembangunan
Waduk Jatigede
• Tanggal Kontrak : 30 April 2007
• Sistem Kontrak : Unit Price/Job Alokasi
• SPK : 15 November 2007
• Nilai Proyek : Rp 2.180.114.626.642,00
• Sumber Dana : Loan Bank Exim China & APBN
• Kontraktor : Sinohydro-CIC JO
• Konsultan Spvisi : PT. Indra Karya dan asosiasi
• Waktu Pekerjaan : 65 bulan kalender

Sedangkan untuk data teknis Terowongan adalah sebagai berikut:

• Bentuk terowongan : Lingkaran ( Circular )


• Dia. galian terowongan : 12 – 14 meter
• Luas penampang galian : 153,86 m²
• Dia. lining dalam : 10 meter
• Tebal lining : 1 – 2 meter
• Panjang total terowongan : 550 meter
• Panjang upstream : 184 meter
• Panjang downstream : 304 meter
• Panjang portal inlet : 30 meter
• Panjang portal outlet : 32 meter
• Panjang plugging : 40 meter

4. LAY OUT WADUK JATIGEDE DAN POSISI TEROWONGAN


Lokasi Terowongan Pengelak Waduk Jatigede berada pada satu garis lurus di bawah
konstruksi Irigation Intake, Spillway, Chute Way, dengan beda tinggi atau jarak burden
antara 15 m sampai dengan 38 m. Sementara jarak horizontal terhadap sungai asli adalah
± 75 meter di sebelah kanan garis aliran sungai asli dengan elevasi dasar terowongan
pengelak mendekati elevasi dasar sungai aslinya, yaitu pada elevasi + 164.00 m pada
bagian hulu, dan elevasi + 155.00 m pada bagian hilir.

PT BRANTAS ABIPRAYA (PERSERO) 3


Terowongan Besar Waduk Jatigede

Gambar Lay Out Rencana Pembangunan Waduk Jatigede

5. KONDISI GEOLOGI AREA PROYEK


Kondisi geologi batuan di sekitar area proyek Waduk Jatigede seperti yang digambarkan
pada Peta Kondisi Geologi Regional Bendungan Jatigede oleh Anderson tahun 1966
(lihat gambar).

Dari peta geologi tersebut dapat diketahui bahwa struktur Diversion Tunnel yang berada
pada abutment sebelah kanan dari struktur bendungan terdapat struktur patahan (sesar).
Jenis batuan yang terdapat di struktur Diversion Tunnel didominasi oleh batuan lempung
(claystone) yang tertutupi oleh batuan breksi (volcanic breccia).

Massa batuan dibagi ke dalam kelompok tipe massa batuan


(Rock Mass Tipe – RMT) yang didasarkan pada pembobotan
massa batuan (Rock Mass rating – RMR) dari Bieniawski.

PT BRANTAS ABIPRAYA (PERSERO) 4


Terowongan Besar Waduk Jatigede

Gambar Peta Geologi Regional Bendungan Jatigede

PT BRANTAS ABIPRAYA (PERSERO) 5


Terowongan Besar Waduk Jatigede

Massa batuan dibagi ke dalam kelompok tipe massa batuan (Rock Mass Tipe – RMT) yang
didasarkan pada pembobotan massa batuan (Rock Mass rating – RMR) dari Bieniawski.
Nilai RMR yang didapat adalah hasil dari penilaian mapping geologi terhadap kondisi
batuan face terowongan yang dijumpai setiap akan dilakukan peledakan galian
terowongan.

Tabel Pembagian Massa Batuan

6. SCHEDULE PROYEK
Pembangunan Diversion Tunnel/Terowongan Pengelak merupakan salah satu bagian
dari proses pembangunan bendungan secara keseluruhan, sehingga menyusun schedule
pelaksanaan sebuah terowongan harus menyesuaikan dengan program lain dalam
pelaksanaan bendungan, yang harus saling mendukung untuk terwujud dan berhasilnya
pelaksanaan sebuah bendungan secara total.

Schedule yang digunakan untuk mempermudah memantau perkembangan pelaksanaan


terowongan adalah menggunakan diagram vektor, dimana pada arah vertikal akan
terbaca arah pelaksanaan pekerjaan terowongan, dan pada arah horizontal akan terbaca
waktu pelaksanaan. Dari garis-garis yang tertuang pada diagram vector terbaca arah
galian, beton, grouting, dan pekerjaan-pekerjaan yang harus dikerjakan secara paralel
atau terpisah dengan yang lainnya.
Tahun Tahun 2008 Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011

Bulan 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 11 12 1 2 3 4
Surface Excavation
Surface Remedial Work
Surface Protection Work
Temporary Portal
Initial Placing Bar
Erection Sliding Form
Removal
STA Upper Lower
C-60.00

60.000 M
77.598 M
C+0.00
17.598 M
C+17.598

G
TE

IN
TE

92.202 M 92.202 M UT
RE

3.00 m/day
RE
LO

RO
LO

NC
NC

0.95 m/day G
WE

L G
W

CO
CO

FIL IN
ER

RC

CK UT
ER
R

RO
HA

PE

C+109.800
BA
OR

UP G
UP

LO
LF

PE AR N
NE

R RT IO
E

HA AT
XC

73.200 M 73.200 M LF O
M LID
CO

1.33 m/day
AV

EX O
CA NS
NC
AT

VA G
CO
IO

TIN
RE

TIO
OU
N

C+183.000
N GR
TE

30.543 M 36.600 M 1.13 m/day 3.00 m/day AIN


CAVE - IN RT
C+213.543
6.057 M CU
RIVER CLOSURE

C+219.600
C+243.000
50.400 M

C+270.000 30-9-10
C+273.000 125.400 M
1.50 m/day
3.00 m/day

C+345.000 17-8-10
181.400 M 1.50 m/day
25.750 M
C+370.750
14.000 M
TE

UP

LO

C+384.750
RE

W
PE

ER
R
NC
N

1.50 m/day
IO

CO

CO

66.650 M
CO
AT

N
NC

NC

TIO
V

VA
CA

RE

RE
NE

CA
EX

TE

TE

C+451.400
EX
OR
LF

LF
HA
RC
HA

1.50 m/day R
PE
ER

3.00 m/day
WE

84.466 M 84.466 M UP
W

LO
LO

C+535.866
C+546.269
Surface Excavation
Surface Protection Work
Temporary Portal
Initial Placing Bar
Erection Sliding Form
Removal

Gambar Contoh Schedule Diagram Vektor

PT BRANTAS ABIPRAYA (PERSERO) 6


Terowongan Besar Waduk Jatigede

Dalam penyajian diagram vector biasanya dilampiri dengan diagram spreading


peralatan yang menggambarkan rencana penggunaan alat utama yang digunakan untuk
menyelesaikan pekerjaan terowongan.

0 m ~ 100 m

Drilling into Loading and Removal of Muck Ground Clearing and Shotcreting Monitoring and Inspection Bar Placing and Lining
Excavation Face (Excavated Material) Scalling Rockbolting of Temporary Facilities Concrete
Rock Bolt Steel Rib Inside Tunnel

Wheel Jumbo Backhoe Excavator (1 unit) Backhoe Excavator ( 1 unit ) Mobile Crane,Excavator For Crane andang High Lift Truck 15 m / Bar Placing Cart
2 Boom x 1 Nos Dump Truck (4 unit) Hydraulic Breaker ( 1 unit ) Machine Shotcrete Aliva 263 Mobile Crane 5 ton Sliding Form 2 unit @ 12 m Section
Concrete Mixing Truck 4.5 m3 Concrete Pumping Truck 60 m3/hour
Mobile Crane 5 ton Concrete Mixing Truck 4.5 m3

Slope on One Side

LO
UP WE
P ER R
HA
HA LF
LF SE
SE CT
CT IO
IO N
N AT
AT EX
EX CA
CA VA

Gambar Spreading Peralatan dalam pekerjaan terowongan dimensi besar


V TIO
AT N
IO FA
N CE
FA
CE

Namun secara detail tentang schedule pelaksanaan sebuah terowongan akan dilakukan
perencanaan dan evaluasi berupa “cycle time” dari setiap item pekerjaan, sehingga
waktu penyelesaian pekerjaan dapat diprediksi, dievaluasi serta diantisipasi kendalanya
dari monitoring cycle time harian sejak dimulainya pekerjaan. Schedule ini sangat bagus
diaplikasikan dalam pekerjaan terowongan yang dilakukan dari dua arah, baik galian,
pembesian, pekerjaan beton maupun pekerjaan grouting.

7. METODE KONSTRUKSI
Sebagaimana diuraikan dalam lingkup pekerjaan terowongan dibagi dalam beberapa
metode pekerjaan utama yaitu:
• Galian Terowongan dan Penyangga
• Pekerjaan Pembesian dan Beton Terowongan
• Pekerjaan Grouting Terowongan
• Pekerjaan Pluging Terowongan

Dari rencana global yang tertuang dalam Diagram Vektor, maka masing-masing item
pekerjaan dapat dilakukan perencanaan secara detail sehingga dapat dipastikan
pekerjaan dilakukan bersamaan atau tersendiri, semakin banyak pekerjaan yang
dilakukan bersamaan, maka semakin banyak efisiensi waktu dan biaya yang didapatkan.

7.1. Galian Terowongan


Galian Terowongan dibagi dalam 2 tahap yaitu Galian Surface (permukaan) dan
Galian Underground (terowongan), keduanya dengan menggunakan cara peledakan
(blasting method).

PT BRANTAS ABIPRAYA (PERSERO) 7


Terowongan Besar Waduk Jatigede

Galian Surface Inlet


Galian Surface
Galian Surface Outlet
Galian Terowongan
Galian Upper Half
Galian Terowongan
Galian Lower Half

Galian surface atau galian open cut dimaksudkan untuk membuka dan mengupas
lapisan permukaan gunung yang humus dan lembek dan dibentuk sesuai desain
sampai menemui batuan keras dengan kemiringan yang cukup memiliki stabilitas.
Hasil galian permukaan diperkuat dengan lapisan shotcrete dan tulangan wiremesh,
kemudian dilakukan pemasangan angkur yang ditancapkan ke dalam batuan
dengan menggunakan sistem tension rockbolt.

Gambar proses pelaksanaan galian surface dan proteksinya pada dua sisi face
terowongan

PT BRANTAS ABIPRAYA (PERSERO) 8


Terowongan Besar Waduk Jatigede

Setelah galian surface selesai dikerjakan, maka sebelum memulai pekerjaan galian
underground terowongan dilakukan pekerjaan pemasangan portal pada lokasi
mulut terowongan terlebih dahulu. Konstruksi portal pengaman ini terbuat dari
baja profil yang diselimuti dengan sand bag sebagai perkuatan dan pengaman dari
jatuhan batu atau material lain dari sisi atas mulut terowongan.

Karena dimensi penampang melintang terowongan yang besar, jari-jari R = 7 m atau


diameter hingga 14 meter dengan luas penampang galian (face) = 154 m², maka
metode penggalian terowongan yang dipilih adalah “top heading as full section
and benching method”. Metode penggalian ini menerapkan pelaksanaan galian
dibagi dalam 2 tahap, yaitu: tahap setengah bagian atas (upper half excavation) dan
setelah tembus dilanjutkan tahap setengah bagian bawah (lower half excavation).

Untuk mempercepat progress, maka pelaksanaan galian terowongan baik upper half
maupun lower half selalu dilakukan dua arah secara bersamaan dan hal ini telah
terbukti dapat dilaksanakan dengan baik. Pelaksanaan galian terowongan setengah
bagian atas dilakukan dari arah luar menuju ke dalam dan breakthrough di tengah
terowongan. Setelah tercapai breakthrough galian bagian atas, maka galian bagian
bawah dimulai dari tengah bentang terowongan, dilakukan 2 arah, yaitu: menuju
Inlet dan menuju Outlet.

Intake Irrigation EL. 250.000

Face Inlet Face Outlet

1:1
( Axis Of Main Dam)

1:1
EL. 200.000
1:1
PLUGGING EL. 191.500
D/S DIVERSION

1
Galian Terowongan 3dari arah
4 Inlet
TUNNEL EL. 183.000
1:1

2 5 6 7
EL.162.054 B1 B2 B3 B4 B5 B6 B7 B8 B9 B10 B11 B12 B13
Galian Terowongan dari arah Outlet
B14 B15 B16 B17 B18 B19 B20 B21 B22 B23 B24 B25 B26
C B27 B28 B29 B30 B31 B32 B33 B34 B35 B36 B37 B38 B39 B40 B41 B42

IP-3
B43 B44
EL. 154.634
D"

Gambar Arah Galian Upper Half Terowongan

Gambar Arah Galian Upper Half dan Lower Half Terowongan

PT BRANTAS ABIPRAYA (PERSERO) 9


Terowongan Besar Waduk Jatigede

Kecepatan pekerjaan galian terowongan sangat ditentukan oleh metode


pelaksanaan yang dilakukan dari 2 arah tersebut, di mana perbedaannya hanya
pada arah pekerjaan drilling blasting-nya, yaitu jika pada bagian upper arah drilling
blasting horizontal searah terowongan, sementara pada bagian lower arah drilling
blasting adalah vertikal. Jika ditinjau dari sisi kecepatan, maka bagian lower bisa
lebih cepat karena 1 kali blast dapat dilakukan sampai sepanjang 40 meter.

Pekerjaan galian dan pekerjaan penyangga menjadi satu kesatuan proses galian
yang tidak dapat terpisahkan, karenanya dalam urutan cycle time pekerjaan galian
dimasukkan juga kegiatan penyangga atau supporting system. Dalam satu kali
rangkaian kegiatan maju galian terowongan dari kegiatan persiapan peledakan
sampai pada persiapan blast berikutnya memiliki beberapa urutan kegiatan
yang rutin dan hampir standar dilakukan yaitu survey, drilling, charging, blasting,
ventilating, mucking, shotcrete, rockbolting, dan steel support dengan gambaran
cycle time sebagai berikut:

Gambar rangkaian kegiatan dalam Cycle Time pekerjaan Galian Terowongan

Rangkaian urutan kegiatan galian terowongan adalah sebagai berikut:


a. Survey and Marking
Merupakan kegiatan survey batuan dari face tunnel yang akan diledakkan
dan memberi tanda (marking) berupa titik-titik bor untuk kegiatan drilling.
Penggambaran titik-titik bor harus sesuai dengan drilling pattern yang sudah
ditentukan sebelumnya.

PT BRANTAS ABIPRAYA (PERSERO) 10


Terowongan Besar Waduk Jatigede

b. Drilling
Kegiatan drilling berupa pengeboran titik-titik yang sudah digambarkan di face
tunnel oleh tim surveyor. Pengeboran ini dilakukan dengan menggunakan alat
jumbo drill dengan kedalaman lubang bor bervariasi tergantung dari kondisi
batuan.

Gambar Contoh Drilling Pattern

c. Charging and Blasting


Charging merupakan kegiatan pemasangan bahan peledak dan detonator pada
tiap-tiap lubang bor yang telah ditentukan. Jumlah bahan peledak dan jenis
detonator yang digunakan bervariasi, tergantung dari kondisi batuan. Setelah
semua bahan peledak dan detonator terpasang, maka face tunnel siap untuk
diledakkan (blasting).

Dalam kegiatan peledakan dikenal juga istilah Powder Factor (PF), yaitu rasio
keutuhan jumlah bahan peledak (kg) yang diperlukan untuk meledakkan 1 m3
batuan.

Contoh perhitungan rasio Powder Factor pada penggalian terowongan Jatigede


adalah:

PT BRANTAS ABIPRAYA (PERSERO) 11


Terowongan Besar Waduk Jatigede

PT BRANTAS ABIPRAYA (PERSERO) 12


Terowongan Besar Waduk Jatigede

d. Scalling and Mucking Out


Kegiatan scalling berupa perataan lining tunnel dari batuan-batuan yang tidak
terkena blasting secara sempurna. Kegiatan ini menggunakan alat hydraulic
breaker. Setelah itu, kegiatan mucking dilakukan, yaitu berupa pembersihan area
tunnel dari batuan-batuan hasil blasting dan scalling.

Gambar Proses Charging Bahan Peledak dan Hasil Peledakan (Blasting)

Gambar proses Mucking material hasil ledakan dan protection shotcrete-wiremesh

7.2. Penyangga (Supporting System)


Pekerjaan penyangga (supporting system) merupakan pendukung dari pekerjaan
galian dan pekerjaan beton karena konstruksi ini yang menjamin keselamatan
pekerjaan maupun pekerja sebelum beton terowongan dikerjakan. Konstruksi
penyangga ditentukan oleh baik dan buruknya tipe batuan yang digali sapanjang
terowongan. Berikut ini jenis-jenis penyangga dan penggunaannya pada jenis
batuan tertentu di terowongan Jatigede:

Jenis Batuan Rock Mass Type Penyangga yg digunakan


Poor Rock IV Systematic bolt, mesh reinforced shotcrete, Steel
Rib ( Upper & Lower )
Fair Rock III Systematic bolt, mesh reinforced shotcrete, Steel
Rib ( Upper )

PT BRANTAS ABIPRAYA (PERSERO) 13


Terowongan Besar Waduk Jatigede

Pada pelaksanaan terowongan Jatigede konstruksi penyangga terdiri dari


pemasangan steel rib dari bahan baja profil H-Beam 250 mm yang dilengkung
sesuai dimensi terowongan dan dipasang dengan jarak 1 sampai 2 meter, perkuatan
permukaan galian menggunakan shotcrete tebal 15 cm dengan tulangan wiremesh
Ø6-10, dan masih diperkuat lagi dengan tension rockbolt dengan jumlah tiap row
adalah 13 titik, dengan jarak antarrow 0.6 – 1.20 meter.

Gambar pelaksanaan supporting system steel support dan shotcrete

Gambar Pelaksanaan Penyangga (Supporting System) dengan kegiatan shotcrete dan Rockbolt

Dalam rangkaian cycle time galian pada awalnya tidak dimasukkan pemasangan
steel rib pada supporting system, dan cukup dengan shotcrete dan rockbolt, namun
kondisi batuan yang ada ternyata lebih buruk dari data survey investigasi sehingga
pada akhirnya pemasangan steel rib harus dipasang pada sepanjang terowongan
demi keselamatan pekerjaan dan pekerja terowongan.

Gambar proses pemasangan Rockbolt dan pemasangan Steel Support H Beam

PT BRANTAS ABIPRAYA (PERSERO) 14


Terowongan Besar Waduk Jatigede

Daerah yang sudah selesai digali langsung diperkuat dengan supporting system
(penyangga) serta bagian dasar galian diperkuat dengan pengecoran lantai kerja
(leveling concrete). Daerah yang sudah selesai dilakukan pengecoran lantai kerja
dengan kekuatan yang cukup, langsung dilakukan install penulangan sisi bawah
dan seterusnya dengan beberapa pekerjaan paralel yang masih dapat dioptimalkan
tanpa saling mengganggu satu sama lain.

Galian Face Galian Upper Half dari Inlet


Inlet
Start Terowongan Upper Half tembus

Galian Face Galian Upper Half dari Outlet


Outlet
Lantai kerja No Galian Terowongan Lower Half dari
arah Inlet Yes tengah ke arah Inlet + Supporting
Galian Besi & Beton
Finish Check
Lower
Lantai kerja Yes Galian Terowongan Lower Half dari
arah Outlet No tengah ke arah Outlet + Supporting

7.1. Pembesian dan Beton Terowongan


Pekerjaan ini menjadi satu kesatuan karena sasaran konstruksinya adalah beton
bertulang, namun metode pelaksanaannya dipisahkan. Pekerjaan pembetonan
dilakukan 2 tahap yaitu tahap bawah (lower part concrete) dan tahap atas (upper
part concrete). Sehingga pekerjaan instalasi penulangan beton juga mengikuti
menjadi 2 tahap mengikuti metode pengecoran beton.

Gambar foto penulangan Lower Half Concrete sisi luar dan sisi dalam

Setelah instalasi penulangan bagian bawah selesai dan telah dilakukan Join
Inspeksi pengawas dan konsultan yang dibuktikan dengan lembar check list, foto
serta daftar kehadiran maka pengecoran bagian bawah dapat dilakukan.

PT BRANTAS ABIPRAYA (PERSERO) 15


Terowongan Besar Waduk Jatigede

Gambar aplikasi penggunaan troly rebar dan hasil install rebar siap concrete

Gambar di samping
00 0.800 adalah rencana
0.8
UPPER penulangan untuk
0.
cross terowongan
0

85 dan pembagian
80

0.879 0
0.

pemasangan besi
penulangan stage
bawah untuk sisi
00
0.8

luar dan sisi dalam,


0.8
78

serta metode
pelaksanaannya.
0.800

0.800

Sementara Join
Inspection dilakukan
sebelum placing beton
0.
80

00

dimulai. Saat Join


0

0.8

LOWER Inspection dilakukan


pengecekan jumlah
00
0.8 besi, diameter besi,
0.9

jarak besi, serta posisi


0
00

80

besi terhadap beton


0.

0.841

Untuk pelaksanaan instalasi penulangan sisi atas dilakukan inovasi menggunakan


Troly Rebar dengan memanfaatkan rel yang disiapkan untuk tumpuan Sliding Form
yang difabrikasi secara knock down dengan potongan yang mampu diangkat praktis
dengan tenaga manusia. Penyiapan potongan besi yang akan dipasang sudah
dilakukan jauh sebelum galian selesai, karena perangkat gambar yang disiapkan
sudah mendapat approval sebelumnya, sehingga keperluan untuk mobilisasi besi
ke dalam terowongan yang akan dipasang sudah dikelompokkan sesuai dengan
blok yang akan dikerjakan.

PT BRANTAS ABIPRAYA (PERSERO) 16


Terowongan Besar Waduk Jatigede

Gambar Inovasi Troly Rebar untuk pemasangan tulangan bagian atas

Gambar aplikasi penggunaan troly rebar dan hasil install rebar siap concrete

Pelaksanaan instalasi penulangan bagian atas dicapai dengan cepat dan hasil yang
sempurna, install penulangan sudah dapat diselesaikan pada beberapa blok di
depan lokasi pengecoran beton bagian atas, karenanya install penulangan tidak
masuk dalam cycle time pekerjaan pengecoran bagian atas (upper part concrete).

Setelah instalasi penulangan bagian atas diperoleh beberapa blok maka pekerjaan
dapat langsung dilanjutkan dengan pengecoran beton bagian atas (upper part
concrete) dengan menggunakan bekisting gelincir yang biasa dikenal dengan
Sliding Form System, dimana dalam karya ini akan disampaikan dalam pembahasan
khusus.

PT BRANTAS ABIPRAYA (PERSERO) 17


Terowongan Besar Waduk Jatigede

Gambar pembagian tahap pada metode pengecoran beton terowongan dibagi dalam 2
tahap yaitu tahap 1 adalah Lower Part Lining Concrete dan tahap 2 adalah Upper Part Lining
Concrete dengan menggunakan alat (formwork) dan metode yang berbeda pula.

Dari gambaran umum mengenai tahap pengecoran di atas perlu disampaikan lebih
detail tentang upaya mewujudkan gagasan itu. Selama pelaksanaan tidak berhenti
dalam melakukan inovasi. Untuk pekerjaan beton terowongan memulai dari bagian
bawah (Lower Part Concrete) dengan lokasi awal dari tengah bentang terowongan
pada zona yang telah selesai galian lower lengkap dengan penyangga bawah dan
lantai kerja, dan arah pengecoran terdiri dari 2 arah yaitu menuju Inlet dan menuju
Outlet, di belakang proses galian lower berjarak ± 60 meter pada masing-masing
arah.

Pekerjaan penyelesaian galian lower yang dilakukan paralel dengan pengecoran


beton bagian bawah ini memerlukan perhitungan yang teliti karena berhubungan
dengan pengaruh getaran blasting dan umur serta kekuatan beton yang baru dicor,
sehingga pelaksanaan ini tidak boleh terjadi kesalahan sekecil apapun terutama
pada perhitungan jarak blasting dan penggunaan bahan peledaknya.

Dalam hal ini digunakan referensi dan formula perhitungan yang dapat
dipertanggungjawabkan, sehingga percepatan pekerjaan tetap dapat dilakukan
tanpa mengesampingkan mutu pekerjaan berdasarkan kaidah serta peraturan yang
sudah ada.

PT BRANTAS ABIPRAYA (PERSERO) 18


Terowongan Besar Waduk Jatigede

Gambar arah galian lower dan pengecoran beton bagian lower part concrete

Berikut ini contoh formula yang telah dilakukan sebagai tanggung jawab untuk
melakukan percepatan pekerjaan, yaitu perhitungan jarak aman peledakan
terhadap pengecoran berhubungan dengan penggunaan bahan peledak:

1 Jarak aman terhadap blasting :


a. Lokasi pembetonan yang harus diamankan Sta. C +280.60 (Block B-23)
b. Lokasi peledakan terdekat Sta. C +370.00
c. Jarak peledakan dari pembetonan terdekat :
= 89.4 m
= 293.232 feet
2 Perhitungan :
Ditentukan scaled distance ≈ 70
D
SD =
√W
dengan :
SD : Scaled distance
D : Jarak (feet)
W : Isian handak per delay (pound)
D
SD =
√W
293.232
70 =
√W
W = 17.55 pound/hole
= 7.90 kg/hole
jadi :
isian tiap lubang untuk jarak pembetonan 89.4 m (293.232 feet)
maksimal adalah 7.90 kg

3 Rencana isian di lapangan tiap lubang adalah 0.9 kg (1.98 pound)


D = SD * √W
D = 70 * √1.98
D = 98.50 feet
= 30.03 m
jadi :
untuk isian 0.9 kg tiap lubang, jarak minimal terhadap pembetonan adalah :
D = 98.50 feet <<< 293.232 feet …. OK!!

PT BRANTAS ABIPRAYA (PERSERO) 19


Terowongan Besar Waduk Jatigede

Sedangkan untuk mengupayakan bentuk lengkung pada bagian sisi dalam,


digunakan metode yang diciptakan sendiri menggunakan penyipat lengkung yang
merupakan gagasan murni dari pelaksana lapangan dengan penjelasan dan gambar
berikut:
0.515

Angle Bar 40x40x3 Angle Bar 40x40x3


Reil dan Roda Angle Bar 40x40x3

Anchor

Gambar penyipat lengkung, sebagai improvement membentuk lengkung beton

Alat ini dilengkapi dengan 2 roda sisi kiri dan 2 roda sisi kanan, dan dilengkapi pula
dengan external vibrator yang di ikatkan pada bagian lengkung untuk memadatkan
permukaan beton dan mencapai bentuk mulus yang diharapkan.

Roda Penggerak dan Rel

External Vibrator

Gambar alat penyipat lengkung karya inovasi pelaksana di lapangan

Dengan cara yang sederhana dan mudah dilakukan ini telah terbukti menghasilkan
expose permukaan lengkung yang baik dan mulus.

PT BRANTAS ABIPRAYA (PERSERO) 20


Terowongan Besar Waduk Jatigede

Gambar hasil pengecoran lower part lining concrete yang baik dan mulus

Sedang untuk metode pengecoran beton sisi atas (Upper Part Concrete)
digunakan alat bernama Sliding Form System dan merupakan pengembangan dan
penyempurnaan dari system yang sudah pernah dilaksanakan oleh PT. Waskita
Karya pada pelaksanaan terowongan sebelumnya. Sistem ini sangat cocok untuk
diaplikasikan pada terowongan dengan alinyemen lurus dengan satu macam
bentuk. Sebagai tumpuan dari alat ini adalah memanfaatkan beton lower yang
sudah berumur minimal 14 hari.

Gambar Sliding Form System dalam rancangan dan realisasi di dalam tunnel

Begisting Sliding Form dalam pelaksanaan pengecoran terowongan pengelak Waduk


Jatigede ini disiapkan 2 unit, untuk diaplikasikan dengan metode pengecoran 2
arah dari tengah menuju Inlet dan menuju Outlet dengan menumpu pada beton
lower yang sudah finish, dengan panjang tiap unit sama dengan panjang segmen
sambungan beton yaitu 12,20 meter.

metode pengecoran beton sisi atas (Upper Part Concrete)


digunakan alat bernama Sliding Form System dan merupakan
pengembangan dan penyempurnaan dari system yang sudah
pernah dilaksanakan oleh PT. Waskita Karya pada pelaksanaan
terowongan sebelumnya.”

PT BRANTAS ABIPRAYA (PERSERO) 21


Terowongan Besar Waduk Jatigede

Gambar arah pelaksanaan pengecoran lower dan upper part lining concrete

Gambar memanjang hasil proses pelaksanaan Upper Part Lining Concrete menggunakan
begisting gelincir (Sliding Form System) dengan expose yang mulus dan rapi.

PT BRANTAS ABIPRAYA (PERSERO) 22


Terowongan Besar Waduk Jatigede

Berikut ini tabel ringkasan metode pelaksanaan pembesian dan pembetonan yang
dilakukan bersamaan dengan penyelesaian galian bagian bawah.

No Kegiatan Mekanisme Kegiatan Paralel


yang dapat dilakukan
1 Galian Lower Half Dari tengah bentang a. Cor lantai kerja di belakang blasting
menuju Inlet dan b. Mobilisasi besi tulangan Lower
menuju Outlet ke dalam terowongan
c. Pengecoran Lower Part Concrete
2 Install besi tulangan Tiap blok 12.2 m dari a. Cor lantai kerja di blok depannya
Lower Part Concrete tengah menuju Inlet b. Pengecoran Lower Concrete pada
dan menuju Outlet blok di belakangnya
c. Penyelesaian galian Lower ke arah
luar (menuju Inlet & Outlet)
3 Pengecoran Lower Part Dari tengah bentang a. Galian dengan peledakan utk lower
Concrete menuju Inlet dan di ujung Inlet dan Outlet dengan
menuju Outlet perhitungan jarak aman dan
dilakukan blok demi penggunaan handak yang aman
blok (12,20m/blok) b. Mobilisasi besi tulangan Lower
Concrete ke dalam terowongan
c. Cor Lantai Kerja di blok depan
d. Install penulangan Lower di blok
depan lokasi cor
4 Install Sliding Form Dimulai dari blok a. Galian dengan peledakan utk lower
dimana hasil cor di ujung Inlet dan Outlet
Lower cukup kuat b. Mobilisasi besi tulangan Lower
(umur beton 7 hari) dan Upper ke dalam terowongan
c. Cor Lantai Kerja di blok depan
d. Install penulangan Lower di blok
depan lokasi cor
e. Cor Lower Part Concrete
5 Install Troly Rebar Dilakukan install 2 set a. Mobilisasi besi tulangan Lower
di depan Sliding Form dan Upper ke dalam terowongan
arah Inlet dan Outlet b. Cor Lantai Kerja di blok depan
c. Install penulangan Lower di blok
depan lokasi cor
d. Cor Lower Part Concrete
e. Install pipa cassing untuk grouting
6 Install Besi Tulangan Dilakukan pada a. Install penulangan Lower di blok
Upper Part dan blok Lower Concrete depan lokasi cor
Pengecoran Upper cukup kuat b. Cor Lower Part Concrete
Part Concrete (umur beton 7 hari) c. Install pipa casing untuk grouting
7 Grouting Terowongan Dimulai blok Upper a. Concreting Upper Part
dengan umur 21 hari b. Install Rebar Upper Part

PT BRANTAS ABIPRAYA (PERSERO) 23


Terowongan Besar Waduk Jatigede

Bagan alir pekerjaan pembesian dan pembetonan terowongan adalah sebagai


berikut:

Start

Galian Lower dengan Cor Lantai Kerja arah Galian Lower dengan
peledakan arah Inlet Inlet & Outlet per blok peledakan arah Outlet
(1x peledakan bisa (1x peledakan bisa
No
mencapai 40 meter) mencapai 40 meter)
Check

Galian Lower Yes Galian Lower


Finish Finish
Install Beton Decking
& Tulangan Lower Part

Install stop cor bawah No

Check

Yes
Cor Lower Concrete
per blok arah Inlet &
Outlet continue (1
blok/hari bergantian
Inlet & Outlet) Install Sliding Form
Install Sliding Form
dan Install Troly Rebar dan Install Troly Rebar
untuk penulangan atas untuk penulangan atas
arah Inlet arah Outlet
Lower
Concrete
Install Penulangan Finish Install Penulangan
Upper arah Inlet dan Upper arah Outlet dan
stop cor stop cor
No No

Check Check

Yes Yes
Upper
Cor Upper Concrete arah Inlet Cor Upper Concrete arah Outlet
Concrete
Finish

PT BRANTAS ABIPRAYA (PERSERO) 24


Terowongan Besar Waduk Jatigede

7.4. Grouting Terowongan


Pekerjaan Grouting adalah melakukan injeksi ke dalam rekahan ataupun rongga
batuan di sekitar jalur terowongan dengan menggunakan campuran semen, air,
maupun pasir dengan campuran tertentu dan parameter tekanan gauge dengan
hasil akhir menggunakan satuan Lugeon. Pada kesimpulannya pekerjaan grouting
di dalam terowongan dibagi dalam 3 pekerjaan pokok yaitu Curtain Grouting,
Consolidation Grouting, dan Backfill Grouting.
( Datum Line Of Gate )

Consolidation Grouting (6.0m depth in rock)


nos 2 @6,000 =12,000
( Axis Of Main Dam )

Consolidation Grouting (6.0m depth in rock) Consolidation Grouting (3.0m depth in rock)
nos 29 @6,000 =168,000 Consolidation Grouting (6.0m depth in rock) nos 6 @6,000 =42,000
Hoist Tower nos 48 @6,000 =282,000
by other
Check holes Backfill grout holes
2,000

Consolidation grout holes Certain grouting Check holes Backfill grout holes Consolidation grout holes
1,500

Drain holes
1,000

1,750

1,000

1,500
DC1 DC2 DC3 DC4 DC5 DC6 B1 B2 B3 B4 B5 B6 B7 B8 B9 B10 B11 B12 B13 B14 B15 B16 B17 B18 B19 B20 B21 B22 B23 B24 B25 B26 B27 B28 B29

EL.154.634
B30 B31 B32 B33 B34 B35 B36 B37 B38 B39 B40 B41 B42 B43 B44
IP3 = EL. 162.889 C = EL. 162.054
2,500

1,500

1,200

1,000
1,750

EL. 159.554
BM-IP = EL. 159.360

2,000
73,200 36,600 73,200 70,518 18,002 21,280
231,800
48,800 24,400

180.301 39,282
U/S DIVERSION TUNNEL Plug Section 305,000
73,200 D/S DIVERSION TUNNEL
DIVERSION TUNNEL CONDUIT
21,671
OUTLET
Gambar penampang memanjang pekerjaan grouting sepanjang terowongan

D"
7.4.1. Curtain Grouting
Curtain Grouting dilakukan pada pusat bentang terowongan, tepatnya
segaris di bawah puncak bendungan (as-dam) dengan kedalaman 30 meter
dan terdapat 2 row, yaitu 1 row di up-stream as-dam, dan 1 row di down-
stream as-dam dan jarak antara row hanya 1 meter, setiap row terdiri dari 16
hole yang dibagi secara melingkar seperti kipas.

Curtain Grouting dimaksudkan untuk memperkecil permeabilitas batuan


sehingga mampu menngurangi rembesan air dari upstream ke arah down
stream tepat dibawah timbunan inti yang akan memperpanjang lintasan
seepage akibat genangan air di atas bendungan serta memperbaiki kondisi
batuan untuk mendapatkan daya dukung yang kuat terhadap konstruksi di
atasnya.

Curtain grouting holes


with steel pipe Ø 50mm
16 holes per ring in concrete
UP 9

Gambar penampang
L = varies
UP

8
UP
10

DS 9

DS 8

melintang Curtain
DS

7
DS
UP

7
10

Grouting.
UP
11

DS 6
11 DS
UP 6
12 UP

DS 5
1.750

DS 12
1.7
50

UP 13 UP 5
10.000

DS 4
1.750

DS 13
CONCRETE TYPE "G"

3.812 3.812
7.624

14 UP
UP 4
DS
3
14
DS

UP
15

3
15
UP

DS
DS

2
DS 1
DS 16
16

UP
UP

2
UP 1

Curtain grouting holes Ø 50mm


30.00m in to rock @22°30'00" ring distance 0.50m
2x(16 holes per ring) = 32 holes/2 ring
SECTION 1-1
(Axis of main dam)
SCALE C

PT BRANTAS ABIPRAYA (PERSERO) 25


Terowongan Besar Waduk Jatigede

7.4.2. Consolidation Grouting


Dilakukan pada sepanjang terowongan dengan setiap row (section) terdiri
dari 8 hole dan jarak antara row = 6 meter dengan kedalaman tiap hole = 6
meter.

Consolidation Grouting dilakukan dengan tujuan memperbaiki kembali


struktur batuan yang mungkin rusak atau rekah akibat kegiatan galian
dengan cara peledakan, dan mengembalikan serta menambah kekompakan
batuan di sekeliling jalur terowongan sepanjang terowongan.

Consolidation grouting holes


with steel pipe Ø50mm Consolidation grouting holes Ø 50mm
8 holes per ring inner lining concrete 6.00m in to rock @6.00m between ring
L = varies 8 holes per ring
Gambar
penampang
Consolidation

1.000
Grouting
1.0
00

45°
45°
5.000
45°

45°

12.000
45°
45°

5.000

45°
45°
1.
0
34

34
1.

CONCRETE TYPE "G"


1.000

3.421 3.421
6.843 (Lining Concrete)

SECTION 13-13
D/S Div.Tunnel ( B-19~B-37 )
SCALE B

7.4.3. Backfill Grouting


Backfill Grouting dilakukan pada sepanjang terowongan terutama pada
bagian atas crown terowongan menggunakan campuran semen, air, dan
pasir. Pekerjaan ini dimaksudkan untuk mengisi kembali rongga akibat
overbreak saat galian terowongan yang belum dapat terisi penuh saat proses
pengecoran beton terowongan, hal ini penting karena konstruksi Irigation
Intake, Spillway, dan Chuteway tepat berada di atas jalur terowongan
sehingga bahaya settlement dapat dihindari.

Zona Backfill Grouting

CONCRETE TYPE "G"

Gambar penampang melintang & memanjang zona Backfill Grouting

PT BRANTAS ABIPRAYA (PERSERO) 26


Terowongan Besar Waduk Jatigede

Langkah antisipasi percepatan yang dilakukan adalah dengan memasang


pipa casing besi sesuai diameter lubang grouting pada titik-titik grouting saat
proses pengecoran beton sedang dilakukan, dan diikat kuat pada penulangan
dengan posisi yang tepat dan kuat. Langkah antisipasi ini sangat berguna
untuk mengurangi pekerjaan drilling beton dan menghindarkan kemungkinan
pemotongan tulangan maupun steel support. Langkah percepatan berikutnya
adalah menyiapkan instalasi grouting dengan sumber daya alat dan bahan
yang cukup dan menjaga kontinyuitasnya.

Gambar lokasi Stock Semen dan Grout Plant di luar terowongan

Gambar pelaksanaan Drilling Grouting dan Water Pressure Test

Instalasi grout plant dan pompa grouting dilakukan di luar terowongan pada
tempat yang mudah dijangkau terhadap kedatangan stock semen dan air
serta aman terhadap banjir, kemudian campuran grout dipompa kedalam
terowongan melalui pipa transfer. Di dalam terowongan juga disiapkan
agitator dan pompa grouting untuk meneruskan injeksi ke dalam lubang
grouting. Metode tersebut juga berlaku terhadap proses pelaksanaan
backfill grouting. Untuk menyesuaikan waktu pelaksanaan terhadap target
penyelesaian pekerjaan grouting maka berdasarkan hitungan kapasitas
peralatan grouting didapat jumlah minimal kebutuhan peralatan dan
kebutuhan tersebut dipenuhi sehingga target penyelesaian pekerjaan
grouting dicapai tepat waktu sebelum pemindahan aliran sungai ke dalam
terowongan.

PT BRANTAS ABIPRAYA (PERSERO) 27


Terowongan Besar Waduk Jatigede

Gambar beberapa kegiatan dalam pekerjaan grouting terowongan

Sebagai akhir dari rangkaian pekerjaan grouting terowongan adalah kegiatan


check hole, dengan cara melakukan core drilling (pengeboran dengan
mengambil sampel batuan, pada lubang bor dilakukan test tekanan air dan
hasilnya harus lebih baik dari hasil water pressure test sebelum grouting)
dan dilakukan cross check terhadap sample batuan hasil injeksi grouting.
Berikut ini adalah bagan alir pekerjaan grouting.

No
Water
Drilling Presure Test
( WPT )
Start Injeksi Check Yes Grouting
Groutin Hole Finish
Install g
Mob Alat dan
Andang &
Bahan
Groutplant

PT BRANTAS ABIPRAYA (PERSERO) 28


Terowongan Besar Waduk Jatigede

8. SLIDING FORM SYSTEM


Sliding Form System menjadi materi pembahasan secara khusus dalam karya ini
karena penggunaan system ini merupakan penyempurnaan dari aplikasi yang telah
dilakukan dari 2 lokasi pembangunan terowongan sebelumnya yang telah dikerjakan
oleh PT. Waskita Karya yaitu pada pelaksanaan terowongan bendungan Tilong – Nusa
Tenggara Timur dan pelaksanaan terowongan bendungan Nipah, Madura – Jawa Timur.
Belajar dari pengalaman tersebut menjadi tantangan untuk menyempurnakan sistem
pada pelaksanaan terowongan yang lebih besar dengan bentuk lingkaran bulat.
Penyempurnaan terhadap Sliding Form System sebelumnya tersebut yaitu:

Dengan dimensi yang cukup besar yaitu diameter 10 meter dan panjang 12,20 meter
memiliki berat ± 100 ton per unit, maka alat ini dilengkapi dengan fasilitas tangga dan
bordes untuk pelayanan pekerja sehingga memudahkan access pelaksanaan di dalam
satu unit sliding form yang berdimensi besar, di samping itu sliding form juga dilengkapi
dengan 10 buah roda, 30 unit hydrolic, 2 unit motor penggerak maju atau mundur dengan
kecepatan pergeseran rata-rata 0,40 meter per menit, atau 12,2 meter dalam waktu 30
menit.

Gambar potongan desain Sliding Form System dan realisasi dalam terowongan

PT BRANTAS ABIPRAYA (PERSERO) 29


Terowongan Besar Waduk Jatigede

Sertifikat Paten Sistem dan Peralatan Bekisting Gelincir Terowongan


yang Diberikan oleh Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia kepada PT. Waskita Karya (Persero).

PT BRANTAS ABIPRAYA (PERSERO) 30


Terowongan Besar Waduk Jatigede

Gambar perspektif Sliding Form pada terowongan Waduk Jatigede

Filosofi cara kerja Sliding Form System adalah dapat dikembangkan dimensinya saat
pelaksanaan pengecoran, dan dapat dikempiskan saat beton sudah kuat menahan berat
sendiri dan dapat dengan mudah digeser pada lokasi pengecoran beton berikutnya
dengan menggunakan motor penggerak yang terpasang pada 2 sisi kaki portalnya (kiri
& kanan).

Komponen Sliding Form terdiri dari:


a. Rangka Utama, yang berfungsi sebagai penyangga selama proses kembang – susut
dari begesting luar dan berfungsi sebagai alat travelling.
b. Shock Pengarah, yang befungsi agar pada saat dilakukan kembang – susut
begesting luar tidak bergeser, sehingga begesting tidak mengalami deformasi, yang
bisa mengakibatkan dimensi beton tidak sesuai dengan rencana. Shock pengarah
ini terbuat dari material baja yang dilengkapi dengan pen baja untuk dijadikan
sebagai patokan bahwa posisi Sliding form sesuai dengan dimensi beton yang
diinginkan. Posisi pen baja dibuat sedemikian rupa, sehingga dapat dengan mudah
dilakukan pemasangan dan pelepasannya.
c. Engsel, yang berfungsi untuk fleksibilitas. Engsel tersebut membagi permukaan
melintang begesting menjadi 3 bagian, yaitu: dua bidang bagian dinding dan satu
bidang bagian atap. Pelepasan begesting dilaksanakan terlebih dahulu pada bidang
bagian dinding, dan kemudian dilanjutkan dengan penurunan bidang bagian atap
begesting.
d. Hydraulic Pump, berfungsi sebagai power utama untuk mensuplai pressure
hydraulic.
e. Hydraulic Cylinder, berfungsi sebagai alat penggerak kembang susutnya begesting
yang dihubungkan dengan pipa-pipa hidrolis ke Dynamo Motor Electrical.
Masing-masing rangka terdapat 3 (tiga) unit piston.2 (dua) unit piston berada
di bagian samping kiri dan kanan dengan kapasitas masing-masing 3 ton untuk

PT BRANTAS ABIPRAYA (PERSERO) 31


Terowongan Besar Waduk Jatigede

menggerakkan bidang bagian dinding dan 1 (satu) unit lagi menggerakkan turun
naik bidang bagian atap dengan kapasitas 10 ton.
f. Bogie dengan dilengkapi motor listrik dan gear box.
g. Roda dan rel, untuk memudahkan penggelinciran.
h. Cangkang luar.
i. Panel begesting, terbuat dari baja siku dan baja plat selang-seling yang ditutup
dengan plat baja tebal 5 mm.

Sistem ini telah terbukti mampu diandalkan untuk percepatan pengecoran beton
terowongan dengan total waktu selama 4 bulan untuk 44 blok ( ± 546 meter ) atau rata-
rata produksi setiap blok (12.20 m) = 2,72 hari mampu diselesaikan. Dengan kecepatan
ini maka penyelesaian pekerjaan beton dapat tercapai sesuai target. Ini menjadi
kebanggaan bagi PT. Waskita Karya bahwa terowongan terbesar di Indonesia dengan
diameter galian = 14 meter dan diameter expose akhir terowongan = 10 meter telah
diselesaikan dengan sempurna. Semoga karya inovatif ini dapat memberi inspirasi untuk
pelaksanaan pekerjaan terowongan berikutnya di Indonesia untuk bidang pengairan,
pembangkit listrik maupun terowongan untuk keperluan transportasi jalan raya dan

Gambar proses pabrikasi sliding form di work shop Jakarta mengalami beberapa kali
penyempurnaan sehingga aplikasi di dalam terowongan dapat dilakukan dengan tepat dan
sempurna

Proses mobilisasi dan erection sliding form dari workshop Jakarta ke dalam terowongan
di Jatigede hanya memerlukan waktu 1,5 bulan, dan proses fabrikasi di workshop Jakarta
telah dilakukan 6 bulan sebelumnya sehingga tepat saat sliding form dijadwalkan
untuk digunakan, maka sliding form benar-benar sudah siap diaplikasikan untuk
pengecoran beton bagian atas terowongan sesuai dengan jadwal pelaksanaan yang
telah dirancang sebelumnya. Hasil akhir dari penggunaan sliding form system ini telah
mampu mempercepat pelaksanaan beton terowongan dan mampu menutup kehilangan
waktu saat pelaksanaan galian yang berhenti beberapa bulan akibat terjadinya runtuhan
dalam volume yang besar. sliding form ini juga telah mendapatkan paten dengan No.
P.00200700454.

PT BRANTAS ABIPRAYA (PERSERO) 32


Terowongan Besar Waduk Jatigede

9. INOVASI DAN IMPROVEMENT


Inovasi dan improvement pada pelaksanaan pembangunan terowongan pengelak
Waduk Jatigede diarahkan untuk efisiensi terhadap biaya, mutu, dan waktu pelaksanaan
pekerjaan. Berikut hasil inovasi dan improvement yang telah dilakukan pada pelaksanaan
pembangunan terowongan Jatigede:

No Improvement Hasil Akhir ( Manfaat )


1 Pelaksanaan perkuatan lereng Galian Surface di atas a.Lereng langsung
Portal Inlet dilakukan paralel antara galian dengan mendapat proteksi
pelaksanaan Shotcrete dan Rockbolt (mulai dari bagian b.Tidak memerlukan
paling atas menuju ke bawah) pembuatan andang
2 Penanganan runtuhan dalam terowongan (Cave-In) a.Penanganan Cave-In
dilakukan atas gagasan dari Kontraktor dan aktif dalam dapat segera dikerjakan
menjemput approval dari Engineer b.Galian lanjutan
tidak tertunda lama
3 Pemasangan pipa cassing untuk lubang Grouting dalam a. Mempercepat proses
terowongan dilakukan pada saat install penulangan, baik drilling grouting
bawah maupun atas b.Menghindarkan drilling
terkena besi tulangan
maupun Steel Rib
4 Pelaksanaan mucking pada saat galian upper mencapai a.Mempercepat proses
jarak kedalaman yang cukup dilakukan pemindahan dan mempersingkat
sementara di belakang face, tidak langsung di buang ke cycle time
luar
5 Pelaksanaan pengecoran Lower Concrete segera dimulai a.Efisiensi waktu
pada saat galian Lower belum finish dengan menghitung
jarak peledakan dan penggunaan handak yang aman
6 Penggunaan penyipat lengkung yang efektif di saat a.Efisiensi waktu
kekhawatiran terjadi uplift beton, dan melengkapi b.Efisiensi Biaya
dengan vibrator external yang menumpu pada rel c.Kemudahan pelaksanaan
samping dan efisiensi tenaga
7 Pelaksanaan Install Sliding Form, Install Troly Rebar atas, a.Efisiensi waktu
dan pengecoran beton bagian atas menggunakan Sliding
Form dilakukan segera pada saat beton Lower baru
mencapai beberapa blok
8 Pelaksanaan fabrikasi dan pembengkokan tulangan baik a.Percepatan pekerjaan
sisi bawah maupun atas sudah dimulai jauh hari sebelum rebar dan beton
pekerjaan beton dimulai
9 Pemasangan tulangan atas dengan manggunakan andang a.Mempercepat proses
/ troly rebar dengan memanfaatkan rel untuk Sliding install besi tulangan
Form bagian atas

PT BRANTAS ABIPRAYA (PERSERO) 33


Terowongan Besar Waduk Jatigede

No Improvement Hasil Akhir ( Manfaat )


10 Sistem pengecoran Lower Concrete dan Upper Concrete a.Mengurangi penuhnya
menggunakan sistem pipa transfer dari Concrete Pump lalu lintas dalam tunnel
11 Start pekerjaan Grouting segera dimulai saat pengecoran beton a.Mengoptimalkan sisa
Upper Half baru mencapai beberapa blok dan saat umur beton waktu yg efektif
direkomendasi pada umur minimum
12 Penggunaan sistem pipa transfer pada pelaksanaan Grouting, baik a. Mengurangi lalu-lintas
pada pekerjaan Curtain Grouting, Consolidation Grouting, yang padat di dalam
maupun Backfill Grouting, dengan Grout Plant dan stock material terowongan
berada di luar terowongan
13 Menjemput bola dalam setiap penyelesaian permasalahan, dan a.Mempercepat keputusan
aktif memberikan masukan kepada Engineer sebagai bukti mengarah ke percepatan
profesionalisme dalam bidang yang menjadi tanggung jawab dan fisik pelaksanaan
keahlian dalam hal teknis maupun administrasi
14 Aktif dan menjemput bola dalam menyiapkan dokumen - a.Dokumen menjadi rapi
dokumen administrasi kontrak, teknik dan back up - back up dan memudahkan saat
administrasi yang rapi dan sistematis pencarian dokumen

10. KENDALA PELAKSANAAN DAN SOLUSI


Kondisi Geologi di daerah sekitar proyek terutama pada jalur terowongan pengelak rata-
rata clay stone, dengan ciri-ciri yaitu saat kondisi terlindung dan kering seperti batuan
masif dan keras, namun pada saat kena air, batuan cepat menjadi lunak dan saat lama
terkena udara dan panas matahari cepat mengering dan pecah.

Sementara pada daerah sekitar terowongan, di area rencana Dam, Spillway, Plunge Pool,
Inlet Channel juga terjadi longsoran-longsoran yang mengindikasikan bahwa batuan di
sekitar bendungan rata-rata mudah longsor.

Gambar kejadian longsor di mulut Inlet tunnel

PT BRANTAS ABIPRAYA (PERSERO) 34


Terowongan Besar Waduk Jatigede

Gambar kejadian runtuhan di dalam terowongan

10.1 Kendala
Banyak kendala yang dihadapi saat pelaksanaan pekerjaan terowongan, kendala
teknis maupun non teknis baik saat proses penggalian maupun pengecoran.
Beberapa kendala yang dapat diuraikan antara lain:

No Sumber Kendala Kendala yang Timbul Akibat


1 Desain Terowongan berada pada Lokasi, periode dan kegiatan Terjadi runtuhan saat galian
1 garis dengan Spillway, Chuteway, peledakan membahayakan stabilitas terowongan dan overbreak
dan Intake Irigasi terowongan dengan volume besar
2 Terjadi longsoran dan runtuhan a. Proses approval penanganan Terjadi penundaan
di beberapa titik penting memerlukan waktu sampai 3 bln penanganan (waktu terbuang)
b. Perlu waktu tambah untuk Waktu untuk progress
menangani tiap kasus yang muncul terpotong untuk rework
3 Pelaksanaan melewati musim Terowongan merupakan bagian Terjadi banjir di terowongan
hujan yang paling rendah ( dewatering harus extra )
4 Mekanisme pembayaran termijn Memerlukan waktu hingga 6 bulan Cashflow menjadi minus
( non teknis ) dari progress hingga termijn cair

Sebagai gambaran lokasi peledakan yang terjadi selama pelaksanaan terowongan


Jatigede adalah seperti di bawah ini, dimana di semua lokasi memiliki jadwal
peledakan yang bersamaan sehingga hal tersebut mempengaruhi stand up time
pada galian terowongan yang pada puncaknya terjadi runtuhan dalam masa yang
besar yang biasa disebut Cave-In dan berakibat berhentinya galian terowongan
selama beberapa bulan.

PT BRANTAS ABIPRAYA (PERSERO) 35


Terowongan Besar Waduk Jatigede

Blast

Lokasi Galian As Dam


Lokasi Galian Spillway
30m
Blast Blast
Lokasi Sungai

30m Lokasi Galian Tunnel

Lokasi peledakan yang berdekatan dan bersamaan menyebabkan galian tunnel runtuh

Rentetan dari runtuhan galian terowongan tentunya memperbesar nilai overbreak


yang berdampak pada pembengkakan biaya dan molornya waktu penyelesaian
pekerjaan.

10.2 Solusi
Secara umum, solusi penanganan kejadian cave-in adalah sebagai berikut:
1. Pemasangan Steel Rib dengan Jarak yang Rapat
Langkah awal penanganan cave-in setelah dilakukan pembersihan lahan adalah
pemasangan steel rib dengan jarak yang rapat (0.4 – 0.6 m) diikuti dengan
pemasangan baja profil Canal C.150 di bagian crown steel rib yang berfungsi
sebagai pelindung pekerja dari runtuhan batu susulan. Pekerjaan ini terus
dilakukan sampai pemasangan steel rib berhimpit dengan face tunnel terakhir.
2. Backfill Concrete Rongga Cave-In
Langkah selanjutnya setelah pemasangan steel rib sudah berhimpit dengan
face tunnel adalah pelaksanaan backfill concrete untuk mengisi rongga akibat
runtuhan batuan. Tipe concrete yang digunakan untuk pelaksanaan backfill
concrete adalah tipe ”G”. Pelaksanaan backfill concrete dilakukan secara bertahap
dimulai dari pengisian rongga di sisi kiri dan kanan steel rib, dan dilanjutkan
sampai mengisi rongga bagian crown steel rib.

Gambar penanganan Cave-In dengan pemasangan Steel Rib rapat dan Backfill Concrete

PT BRANTAS ABIPRAYA (PERSERO) 36


Terowongan Besar Waduk Jatigede

11. RIVER DIVERSION


Pekerjaan akan dianggap selesai bilamana manfaat dari bangunan sudah benar-
benar terbukti. Sebagai akhir dari rangkaian kegiatan adalah dengan diresmikannya
terowongan oleh Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia Ir. Joko Kirmanto pada
tanggal 3 Agustus 2011, melalui acara pengelakan sungai (river diversion). Maka sejak
saat itulah terowongan pengelak mulai dirasakan manfaatnya bersamaan dengan
penutupan sungai asli (river closure) dan saat dimulainya pekerjaan Bendungan Utama
pada alur sungai Cimanuk.

Foto-foto Peresmian Terowongan Pengelak Bendungan Jatigede tanggal 3 Agustus 2011 oleh
Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia (Ir. Joko Kirmanto),diikuti jajarannya,BBWS
Cimaanuk-Cisanggarung, Gubernur Jabar, serta Bupati Sumedang.

Upacara peresmian ditandai dengan penekanan tombol sirine dengan rangkaian acara
penutupan sungai utama dan pengalihan atau pengelakan air sungai pada terowongan
pengelak yang juga disaksikan oleh seluruh warga masyarakat sekitar yang akan ikut
merasakan dampak pembangunan Waduk Jatigede.

PT BRANTAS ABIPRAYA (PERSERO) 37


Terowongan Besar Waduk Jatigede

Penutupan Sungai Utama ( River Closure )

Pengalihan atau Pengelakan Sungai ( River Diversion )

Aliran sungai sudah melalui terowongan keluar di outlet dan masuk plunge pool

Berbagai rangkaian acara perayaan saat peresmian terowongan pengelak

PT BRANTAS ABIPRAYA (PERSERO) 38


Terowongan Besar Waduk Jatigede

Diharapkan dengan berfungsinya Terowongan Pengelak (Diversion Tunnel) pada


pembangunan Waduk Jatigede ini menjadi semangat baru untuk menyelesaikan
pekerjaan Main Dam, dan manfaat terowongan pengelak sesuai harapan dalam
mengalirkan debit Sungai Cimanuk saat normal maupun debit saat banjir, dan terus
berfungsi hingga pembangunan waduk selesai secara keseluruhan. Semoga catatan
yang terekam dengan baik tentang pelaksanaan terowongan berdimensi besar di Waduk
Jatigede ini dapat memberi inspirasi bagi instansi-instansi terkait untuk dikembangkan
lebih baik dalam proyek-proyek ke depan. Semoga pembangunan Waduk Jatigede
segera selesai dengan lancar, dan waduk segera berfungsi untuk kesejahteraan hidup
bangsa Indonesia.

12. KESIMPULAN DAN SARAN

12.1. Kesimpulan
1. Pemilihan metode kerja pembangunan terowongan sangat dipengaruhi oleh
beberapa faktor, yaitu:
a. Ukuran besar diameter terowongan;
b. Kondisi geologi batuan (geological condition);
c. Lingkungan di sekitar pembangunan terowongan.
2. Dalam pekerjaan pembangunan terowongan metode kerjanya saling berhubungan,
jadi jika terjadi masalah keterlambatan pada salah satu pekerjaan pasti akan
menyebabkan kemunduran pada pekerjaan yang selanjutnya.
3. Beberapa langkah improvement yang telah dipraktekkan pada pembangunan
Terowongan Jatigede dengan melakukan pekerjaan secara paralel terbukti mampu
mempercepat pekerjaan.
4. Sliding form System pada pembangunan Terowongan Jatigede bekerja dengan
sangat baik dan telah terbukti mampu menyelesaikan pekerjaan pembetonan
sesuai dengan target waktu yang ditetapkan.
5. Dengan semangat dan keyakinan yang kuat kita telah membuktikan bahwa kita
mampu menyelesaikan pekerjaan terowongan dengan diameter besar (12 – 14
meter) dengan hasil yang memuaskan.

12.2. Saran
1. Senantiasa meningkatkan kreatifitas dan inovasi untuk membaca peluang dan
membuat improvement-improvement yang bisa mempercepat pekerjaan dalam
setiap perubahan di lapangan
2. Segala permasalahan dan solusinya dalam penyelesaian Waduk Jatigede, khususnya
Diversion Tunnel bisa dijadikan pedoman penyelesaian proyek sejenis.

Sumber : Panduang Pelaksanaan Gedung dan Sipil jilid II


Penerbit PT WASKITA KARYA Tbk.

PT BRANTAS ABIPRAYA (PERSERO) 39

Anda mungkin juga menyukai