Anda di halaman 1dari 27

PROPOSAL TESIS

KAJIAN PENGENDALIAN BANJIR SUNGAI JENEBERANG


PROVINSI SULAWESI SELATAN

Disusun sebagai syarat kelulusan mata kuliah SA-5031 Metode Penelitian dan Etika Profesi

Dosen:

Ir. Cahyono, Ph.D.

Prof. Ir. Indratmo, M.Sc., Ph.D.

Prof. Ir. Muhammad Syahril Badri Kusuma, Ph.D.

Disusun Oleh:

Calvin Sandi 15817003

PROGRAM STUDI MAGISTER PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2020
ABSTRAK

KAJIAN PENGENDALIAN BANJIR SUNGAI JENEBERANG


PROVINSI SULAWESI SELATAN

Oleh
Calvin Sandi
NIM: 15817003
(Program Studi Magister Pengelolaan Sumber Daya Air)

Sungai Jeneberang merupakan sungai yang terletak di Provinsi Sulawesi Selatan.


Sungai tersebut memiliki panjang 78.75 km dan luas Daerah Alirah Sungai sebesar
784.01 km2. Pada Daerah Aliran Sungai Jeneberang, terdapat suatu reservoir yaitu
Bendungan Bili-Bili. Sungai Jeneberang seringkali meluap dan menyebabkan
banjir pada musim hujan. Oleh karena itu, Bendungan Bili-Bili dibangun agar
berfungsi sebagai pengendali banjir pada musim hujan. Akan tetapi, setelah
bendungan tersebut rampung, banjir masih tetap terjadi dan merendam wilayah
Kabupaten Gowa dan Kota Makassar. Maka dari itu, pengendalian banjir di Sungai
Jeneberang perlu dilakukan, baik secara struktural maupun nonstruktural guna
mengurangi resiko terjadinya banjir. Tujuan dari penelitian ini adalah memberikan
solusi alternatif pengendalian banjir secara struktural dan nonstruktural di lokasi
studi. Pemodelan banjir dilakukan menggunakan software HEC-HMS dan HEC-
RAS untuk menunjang kegiatan penelitian. Selain itu, pemodelan penerapan solusi
pengendalian banjir juga dilakukan untuk menganalisis efektivitasnya.

Kata Kunci: Banjir, Jeneberang, Bili-Bili, Sulawesi Selatan


ABSTRACT

JENEBERANG RIVER FLOOD CONTROL STUDY IN SOUTH


SULAWESI PROVINCE

By
Calvin Sandi
NIM: 15817003
(Water Resources Management Master Program)

The Jeneberang River is a river located in South Sulawesi Province. The river has
a length of 78.75 km and an area of the River Basin area of 784.01 km2. In the
Jeneberang River Basin, there is a reservoir, namely the Bili-Bili Dam. The
Jeneberang River often overflows and causes flooding in the rainy season.
Therefore, the Bili-Bili Dam was built to function as flood control during the rainy
season. However, after the dam was completed, floods still occur and submerged
the Gowa Regency and Makassar City areas. Therefore, flood control in the
Jeneberang River needs to be done, both structurally and non-structurally in order
to reduce the risk of flooding. The aim of this research is to provide alternative
structural and non-structural flood control solutions in the study area. Flood
modeling is carried out using HEC-HMS and HEC-RAS software to support
research activities. In addition, modeling of the application of flood control
solutions was also carried out to analyze their effectiveness.

Keywords: Flood, Jeneberang, Bili-Bili, South Sulawesi


BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Salah satu fenomena alam yang mengancam keberadaan kehidupan
manusia di beberapa wilayah di Indonesia setiap masuk musim hujan yaitu
banjir. Banjir yang terjadi disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya curah
hujan yang tinggi dan berkurangnya kapasitas sungai sehingga dimensi
sungai tidak cukup untuk menampung debit aliran sungai yang ada dan
menyebabkan air sungai meluap dan mengenai pemukiman rumah warga.
Sungai Jeneberang merupakan salah satu sungai yang seringkali mengalami
banjir.

Permasalahan genangan pada sungai tersebut sudah sejak lama,


dimana sungai ini sering meluap pada musim hujan seperti yang terjadi pada
bulan Desember sampai dengan Januari 1975 sehingga menyebabkan hampir
dua per tiga Kota Makassar tergenang. Hal tersebut merupakan salah satu
alasan pembangunan Bendungan Bili-Bili yang telah beroperasi sejak tahun
1998 (Dinas PSDA, 2015). Bendungan Bili-Bili merupakan bendungan
multifungsi, antara lain sebagai pengendali banjir (reduksi debit 2200 m3/det
menjadi 1200 m3/detik), penyediaan sumber air baku sebesar 3300 liter/det,
pelayanan air irigasi dengan luas potensial 23690 hektar, PLTA dengan
kapasitas terpasang 20.1 MW, pariwisata/olahraga air, dan perikanan darat
(PDSA Sulsel, 2010).

Akan tetapi, terjadinya cuaca ekstrim diakhir bulan Januari 2019 di


Sulawesi Selatan menyebabkan kenaikan ketinggian dan volume air
Bendungan Bili-Bili. Tercatat pada tanggal 23 Januari 2019 elevasi mencapai
+100.74 m jauh melampaui di atas elevasi normal +99.50 m. Sesuai prosedur
standar jika elevasi air melewati batas normal, maka pintu air bendungan
terpaksa harus dibuka untuk mencegah terjadinya keruntuhan bendungan
(BPSDM, 2017). Hal tersebut mengakibatkan 106 desa terdampak bencana di
61 Kecamatan yang tersebar di 13 Kabupaten/Kota terendam banjir, dimana
ketinggian air mencapai 40 cm sampai 2 m. Banjir itu akibat debit air di
Bendungan Bili-Bili Kabupaten Gowa meningkat hingga 101,87 meter
karena intensitas hujan yang tinggi, yang mencapai debit air di sungai
Jeneberang meningkat hingga 2.240 m3/det.

Oleh karena persmasalahan tersebut, DAS Jeneberang merupakan


salah satu DAS Prioritas Nasional sebagaimana tercantum dalam Surat
Keputusan bersama Menteri Dalam Negeri, Menteri Kehutanandan Menteri
Pekerjaan Umum No.19 tahun 1984, No.059/Kpts-II/1985 dan
No.124/Kpts/1984 yang dalam pengelolaannya perlu mendapat perhatian
khusus. Kajian Pengendalian Banjir Sungai Jeneberang Provinsi Sulawesi
Selatan ini dilakukan guna menyelesaikan permasalahan banjir di Sungai
Jeneberang seringkali terjadi dan sudah berlangsung dalam waktu yang lama
dengan pendekatan struktural maupun nonstruktural.

1.2. Historis Penelitian


Penelitian terkait Sungai Jeneberang dan Bendungan Bili-Bili telah beberapa
kali dilakukan, antara lain:
1. Jurnal berjudul “Usahatani Konservasi di Hulu DAS Jeneberang (Studi
Kasus Petani Sayuran di Hulu DAS Jeneberang Sulawesi Selatan)” oleh
Nuraeni, Sugiyanto, dan Zaenal (2013), yang mengkaji kondisi tutupan
lahan pada hulu DAS Jeneberang, kerusakan yang terjadi, serta usaha
konservasi yang dilakukan.
2. Jurnal berjudul “Analisis Genangan Sungai Jeneberang” oleh
Anugrawati, Alimuddin Hamzah, dan Paharuddin, yang menganalisis
mengenai pola genangan dan luas genangan Sungai Jeneberang dengan
pemodelan tinggi muka air menggunakan software HEC-RAS dan data
debit maksimum Sungai Jeneberang tahun 1999-2004.
3. Jurnal berjudul “Pengaruh Kapasitas Geometri Sungai Terhadap Debit
Banjir Rencana (Studi Kasus S. Jeneberang Kab. Gowa)” oleh Ratna
Musa, Hanafi Ashad, dan Andi Faisal Fahrial (2020), yang menganalisis
mengenai besarnya debit banjir rencana Sungai Jeneberang bagian hilir
dan pengaruh kapasitas geometri sungai terhadap debit banjir rencana
Sungai Jeneberang bagian hilir.
4. Dokumen berjudul “Review Karakteristik DAS Jeneberang Tahun 2010”
oleh BPDAS Jeneberang Walanae (2010), yang mengkaji mengenai
kondisi tutupan lahan DAS Jeneberang dan pengaruhnya terhadap laju
erosi di Bendungan Bili-Bili.
5. Jurnal berjudul “Simulasi Keruntuhan Bendungan Bili-Bili Kabupaten
Gowa Provinsi Sulawesi Selatan” oleh Rustan, Irpan Chumaedi, dan
Linda Handayani (2019), yang mengkaji mengenai histori banjir di
Makassar dan simulasi genangan banjir apabila Bendungan Bili-Bili
mengalami keruntuhan.
6. Dokumen Tugas Akhir berjudul “Analisis Hidrograf Sungai dengan
Menggunakan HSS di Daerah Aliran Sungai Jeneberang Kabupaten
Gowa” oleh Fiqih Jul Fachri (2017), yang mengkaji mengenai Hidrograf
Satuan Sintetik (HSS) yang paling mewakili kondisi dari DAS
Jeneberang dengan, yaitu Nakayasu dimana dibandingkan terhadap data
terukur di lapangan.
7. Penelitian berjudul “Penentuan Koefisien Runoff dengan Model
Pendugaan WEPP (Water Erosion Prediction Project), sub DAS
Jeneberang Hilir, kecamatan Parangloe, kabupaten Gowa” oleh Haidar
Amzar (2013), yang mengkaji mengenai penentuan koefisien runoff
menggunakan software WEPP di sub DAS Jeneberang Hilir.
8. Disertasi berjudul “Analisis Erosi Pada Berbagai Tipe Penggunaan
Lahan dan Kemiringan Lereng di Daerah Aliran Sungai Jeneberang
Hulu” oleh U. Arsyad (2010), yang menganalisis mengenai besarnya
erosi pada berbagai wilayah di DAS Jeneberang.
9. Dokumen berjudul “Laporan Inspeksi Luar Biasa Bendungan Bili-Bili
Kabupaten Gowa, Provinsi Sulawesi Selatan” oleh Komisi Keamanan
Bendungan (2019), yang mengkaji mengenai kondisi Bendungan Bili-
Bili pada tahun 2019 setelah peristiwa banjir di Provinsi Sulawesi Selatan
dan Status Siaga Bendungan Bili-Bili.
10. Jurnal penelitian berjudul “Potensi dan Pemanfaatan Sumberdaya Air di
Daerah Aliran Sungai Jeneberang Dan Kawasan Hutan Lindung (Studi
Kasus di Kabupaten Gowa, Propinsi Sulawesi Selatan)” oleh Sylviani
(2010), yang mengkaji mengenai pemanfaatan sumber daya air dan
kawasan hutan lindung di DAS Jeneberang.
11. Dokumen berjudul “Analisis Penggunaan Lahan DAS Jeneberang
(Permasalahan dan Solusi)” oleh Rusdi (2013), yang mengkaji mengenai
permasalahan akibat perubahan tata guna lahan di DAS Jeneberang serta
solusi atas permasalahan tersebut.
12. Buku “Hidrologi Terapan” oleh Bambang Triatmodjo (2008), sebagai
acuan referensi untuk analisa hidrologi.
13. Buku “Hidrologi Teknik” oleh E.M. Wilson (1990), sebagai acuan
referensi untuk analisa hidrologi.
14. Jurnal berjudul “Analisis Fenomena Perubahan Iklim dan Karakteristik
Curah Hujan Ekstrim di Kota Makassar” oleh Intan Pabalik, Nasrul
Ihsan, dan Muhammad Arsyad (2015), yang menganalisis mengenai
perubahan iklim dan pengaruhnya terhadap curah hujan ekstrim di Kota
Makassar.
15. Jurnal berjudul “Mitigasi Banjir Struktural dan Non-Struktural untuk
Daerah Aliran Sungai Rontu di Kota Bima” oleh Rizki Kirana
Yuniartanti (2018), yang memberikan arahan rekomendasi struktural dan
non-struktural sebagai upaya mitigasi bencana banjir Kota Bima.
16. Jurnal berjudul “Mengatasi Masalah Banjir secara Struktur dan Non
Struktur” oleh Eva Rolia, yang mengkaji mengenai usaha pengendalian
banjir secara struktural dan non-struktural.
17. Buku “Hidrologi Pengukuran dan Pengolahan Data Aliran Sungai
(Hidrometri)” oleh Soewarno (1995), sebagai acuan dalam pengolahan
data aliran sungai hasil pengukuran di lapangan.
18. Jurnal berjudul “Pengendalian Banjir Sungai Bringin Semarang” oleh
Annisa Wahyuningtyas, Jehandyah Erma Pahlevari, Suseno Darsono,
dan Hary Budieny (2017), yang mengkaji mengenai perencanaan
struktural sebagai usaha pengendalian banjir Sungai Bringin Semarang
serta perhitungan rancangan anggaran biayanya.
19. Jurnal berjudul “Deteksi Perubahan Pola Curah Hujan Kota Makassar”
oleh Paida, yang mengkaji mengenai perubahan pola curah hujan Kota
Makassar akibat perubahan iklim.
20. Jurnal berjudul “Prosedur Umum Perhitungan Hidrograf Satuan Sintetis
dengan Cara ITB dan Beberapa Contoh Penerapannya” oleh Dantje K.
Natakusumah, Waluyo Hatmoko, dan Dhemi Harlan (2011), yang
mengkaji mengenai tata cara perhitungan HSS dengan cara ITB dan
contoh penerapannya.
21. Jurnal berjudul “Analisis Hidrograf Aliran Daerah Aliran Sungai
Keduang dengan Beberapa Metode Hidrograf Satuan Sintetik” oleh Agus
Wahyudi dkk (2014), yang menganalisis mengenai penggunaan beberapa
metode HSS pada DAS Keduang.
22. Jurnal berjudul “Sumur Resapan Air Mengurangi Genangan Banjir dan
Mengembalikan Persediaan Air” oleh Pasaribu (1999), yang mengkaji
mengenai pengaruh pembuatan sumur resapan air terhadap genangan
banjir dan persediaan air suatu daerah.
23. Jurnal berjudul “Analisis Kecenderungan Sedimentasi Waduk Bili-Bili
dalam Upaya Keberlanjutan Usia Guna Waduk” oleh Achsan,
Mohammad Bisri, Ery Suhartanto (2015), yang mengkaji mengenai
kecenderungan sedimentasi pada waduk Bili-Bili tahun 2011, sisa usia
efektif waduk, dan upaya yang perlu dilakukan untuk mempertahankan
usia guna waduk.
24. Jurnal berjudul “Tinjauan Pengaruh Erosi-Sedimentasi dan Upaya
Konservasi pada Beberapa Waduk di Pulau Jawa” oleh Mohammad Arief
Ilyas dan T. Budiharjo (2002), yang mengkaji mengenai erosi dan
sedimentasi yang terjadi pada waduk serta upaya konservasi pada
beberapa waduk di Pulau Jawa.
1.3. Analisis Kebaharuan Penelitian
1. Penelitian ini menggunakan data curah hujan selama 11 tahun dari tahun
2005 – 2015.
2. Penelitian ini menggunakan data lengkung kapasitas Waduk Bili-Bili
tahun 2010.
3. Penelitian ini menggunakan data tutupan lahan tahun 2009 dan 2019.

1.4. Maksud dan Tujuan


Maksud dari penyusunan tesis ini adalah untuk merencanakan sebuah
solusi baik secara struktural maupun nonstruktural di Sungai Jeneberang
sebagai upaya pengendalian banjir, sehingga dapat mengurangi resiko
terjadinya banjir pada kawasan tersebut.

Berdasarkan maksud penulisan tesis tersebut, maka tujuan dari penyusunan


tesis ini adalah sebagai berikut:
1. Membuat perencanaan secara struktural dan nonstruktural sebagai
pengendali banjir di Sungai Jeneberang
2. Membuat gambar desain dan rancangan biaya untuk perencanaan
struktural
3. Memodelkan banjir di kawasan Sungai Jeneberang dengan dan tanpa
penerapan solusi pengendali banjir
4. Menganalisis efektivitas dari solusi alternatif secara struktural dan
nonstruktural
5. Membuat operasi dan pemeliharaan untuk perencanaan struktural

1.5. Ruang Lingkup


Ruang lingkup pekerjaan yang dilakukan dalam penyusunan tesis ini adalah
1. Wilayah lokasi studi adalah Sungai Jeneberang, Provinsi Sulawesi
Selatan
2. Latar belakang aliran di Sungai Jeneberang adalah hujan yang terjadi di
Daerah Aliran Sungai (DAS) Jeneberang tersebut dan kiriman dari
Bendungan Bili-Bili.
3. Data yang digunakan sebagai parameter simulasi adalah data yang
diperoleh dari instansi pemerintah dan lembaga atau badan penelitian lain
yang melakukan penelitian pada lokasi tersebut.
4. Menentukan perencanaan pengendalian banjir secara struktural dan
nonstruktural terhadap kawasan Sungai Jeneberang.
5. Membuat Rencana Anggaran Biaya serta Operasi dan Pemeliharaan.

1.6. Hipotesa Penelitian


Hipotesa:
 Banjir yang terjadi pada Sungai Jeneberang diakibatkan oleh rusaknya
tataguna lahan pada hilir DAS tersebut.
 Laju erosi yang tinggi menyebabkan berkurangnya kapasitas tampungan
Bendungan Bili-Bili, sehingga kemampuan reduksi banjir oleh
bendungan tersebut berkurang.
 Perubahan iklim yang membuat cuaca menjadi lebih ekstrem merupakan
salah satu faktor penyebab terjadinya banjir di Sungai Jeneberang.

1.7. Sistematika Penulisan


Sistematika penulisan tesis ini adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN
Berisi latar belakang, maksud dan tujuan, ruang lingkup, dan sistematika
penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


Berisi kajian penulis terhadap pustaka, teori dasar, dan konsep-konsep ilmu
yang terkait dengan topik tesis.

BAB III DESKRIPSI LOKASI STUDI


Berisi deskripsi lokasi studi meliputi lokasi penelitian, kondisi topografi,
kondisi tata guna lahan, dan sejarah kejadian banjir serta usaha
pengendaliannya.
BAB IV METODOLOGI
Berisi uraian tentang alur kerja dari penelitian yang meliputi pengumpulan
data, analisis, perencanaan, gambar desain, RAB, serta operasi dan
pemeliharaan.

BAB V ANALISIS DAN SIMULASI


Berisi hasil pemodelan banjir dengan bantuan software HEC-HMS dan HEC-
RAS, serta analisis hasil pemodelan.

BAB VI PERENCANAAN PENGENDALIAN BANJIR


Berisi perencanaan pengendalian banjir secara struktural dan non-struktural
yang akan diimplementasikan berdasarkan hasil analisis dan simulasi.

BAB VII RENCANA ANGGARAN BIAYA


Berisi tentang besarnya anggaran biaya yang dibutuhkan untuk
mengimplementasikan perencanaan pengendalian banjir meliputi harga
bahan struktur pengendali banjir untuk perencanaan struktural, analisa harga
satuan pekerjaan, dan rekapitulasi total anggaran biaya.

BAB VIII OPERASI DAN PEMELIHARAAN


Berisi operasi dan pemeliharaan dari struktur pengendali banjir yang
direncanakan.

BAB IX PENUTUP
Berisi kesimpulan dan saran mengenai pengerjaan tesis.
BAB II
DESKRIPSI LOKASI STUDI

2.1. Lokasi Studi


Sungai Jeneberang merupakan sungai besar yang terletak pada bagian
barat dalam wilayah Provinsi Sulawesi Selatan. Sungai ini berasal dan
mengalir dari bagian timur Gunung Bawakaraeng (2,833 meter di atas
permukaan laut) dan Gunung Lompobatang (2,876 meter di atas permukaan
laut) yang kemudian menuju hilirnya di Selat Makassar. Pada Daerah Aliran
Sungai Jeneberang, terdapat daerah penampungan air (reservoir) utama, yaitu
Bendungan Bili-Bili yang salah satu fungsinya adalah untuk pengendalian
banjir Sungai Jeneberang.

Gambar 2.1 Lokasi Sungai Jeneberang dan Bendungan Bili-Bili


Sumber: Google Earth

Secara geografis Daerah Aliran Sungai Jeneberang terletak pada 119°


23' 50" BT - 119° 56' 10" BT dan 05° 10' 00" LS - 05° 26' 00" LS dengan luas
Daerah Aliran Sungai (DAS) sebesar 784.01 km2 dan panjang sungai
utamanya 78.75 km. Daerah Aliran Sungai Jeneberang dialiri oleh satu sungai
pendukungnya (anak sungai) yaitu Sungai Jenelata. Daerah yang diliputi
Daerah Aliran Sungai ini selain Makassar yaitu daerah Malino, Bili-bili, dan
Sungguminasa.
Tabel 2.1 Batas Daerah Aliran Sungai (DAS) Jeneberang

Sumber: Dokumen Tugas Akhir “Analisis Hidrograf Sungai dengan Menggunakan HSS di
..Daerah Aliran Sungai Jeneberang Kabupaten Gowa”

Gambar 2.2 Peta DAS Jeneberang


Sumber: Dokumen Tugas Akhir “Analisis Hidrograf Sungai dengan Menggunakan HSS di
Daerah Aliran Sungai Jeneberang Kabupaten Gowa”

Sedangkan berdasarkan Laporan Inspeksi Luar Biasa Bendungan Bili-


Bili Kabupaten Gowa, Provinsi Sulawesi Selatan, secara geografis
Bendungan Bili-Bili terletak pada 05°15’ LS - 119°37’ BT. Lokasi
bendungan berada kurang lebih 31 km dari muara Sungai Jeneberang dan
memiliki luas Daerah Tangkapan Air sebesar 384.4 km2.
2.2. Kondisi Geologi
Pada bagian hulu Daerah Aliran Sungai (DAS) Jeneberang ini
didominasi oleh batuan jenis vulkanik yang berasal dari puncak Gunung
Bawakaraeng dan Gunung Lompobatang. Keberadaan jenis batuan ini
berkorelasi dengan munculnya penggunaan tanah pertanian yang sesuai jika
dianalisis berdasarkan peta penggunaan tanah.

Pada bagian tengah Daerah Aliran Sungai (DAS) Jeneberang terdapat


batuan sedimen berselingan dengan batuan vulkanik, selain itu terdapat pula
jenis batuan breksi, tufa dan konglomerat yang mendominasi di sekitar sungai
Jeneberang bagian tengah.

Pada bagian hilir Daerah Aliran Sungai (DAS) Jeneberang didominasi


oleh endapan aluvium sungai danau dan pantai, utamanya sepanjang Sungai
Jeneberang bagian hilir.

Dalam wilayah DAS Jeneberang terdapat 4 macam jenis tanah yaitu:


1. Andosol cokelat adalah umumnya berwarna hitam, kerapatan tidak
kurang dari 0,85% gr/cm3, banyak mengandung bahan amorf, atau lebih
dari 60% terrdiri dari abu vulkanik dan biasanya terdapat pada wilayah
miring agak berbukit sampai agak curam (bagian hulu).
2. Litosol cokelat kekuningan yaitu merupakan bagian dari tanah entisol
yaitu masih menunjukkan asal bahan induk, jadi tanah ini masih baru,
belum menunjukkan perkembangan horizon. Tekstur tanah beraneka
ragam, umumnya geluh hingga geluh berpasir dan persebarannya pada
wilayah berbukit atau berombak hingga agak miring atau bergelombang
(bagian tengah).
3. Komplek mediteran kemerahan dan latosol yaitu tanah dengan zarah-
zarah lempung diendapkan pada horizon B (berlempung) dan jenuh
dengan basa (bagian tengah).
4. Aluvial yaitu jenis tanah yang terangkut oleh sungai dan setiap horizon
pada umumnya bersangkutan dengan sejarah pengendapan, persebaran
tanah ini umumnya di daerah bantaran sungai, danau, ataupun delta
sungai dengan kemiringan datar (bagian hilir).
2.3. Kondisi Topografi
Bentuk bentang alam yang menonjol di sekitar hulu Daerah Aliran
Sungai (DAS) Jeneberang adalah kerucut gunung api Lompobatang, yang
menjulang mencapai ketinggian 2876 meter di atas permukaan laut (mdpl)
sedangkan bagian hilir merupakan pesisir pantai barat Sulawesi Selatan yang
merupakan dataran rendah dengan sebagian besar terdiri dari daerah rawa dan
daerah pasang surut. Pada DAS Jeneberang terdapat Sungai Jeneberang yang
merupakan salah satu sungai besar yang membentuk dataran banjir di daerah
ini.

Satuan bentang alam yang terdapat pada DAS Jeneberang terdiri dari
satuan bentang alam pegunungan, perbukitan, dataran banjir sungai, dan
dataran rendah pantai. Bentang alam pegunungan dengan ketnggian di atas
1000 meter di atas permukaan laut (mdpl) menempati sebagian besar bagian
hulu sungai yaitu pada bagian timur DAS. Satuan bentang alam pegunungan
tersebut memiliki lereng yang curam terutama di sekitar hulu Sungai
Jeneberang yang mencapai kelerengan rata-rata 100% yaitu pada tebing
kawah sekitar puncak Gunung Bawakaraeng.

Gambar 2.3 Peta Topografi DAS Jeneberang


Sumber: Dokumen Tugas Akhir “Analisis Hidrograf Sungai dengan Menggunakan HSS di
Daerah Aliran Sungai Jeneberang Kabupaten Gowa”
2.4. Kondisi Hidrologi dan Klimatologi
Di Sulawesi Selatan iklim merupakan bagian dari peralihan antara
rezim hujan Indonesia Barat dengan rezim hujan Indonesia Timur. Garis
peralihan itu terletak pada 120° BT atau di Lintang Bantaeng di Sulawesi
Selatan. Makassar dan Takalar memperoleh hujan maksimum pada bulan
Januari. Sedangkan Watampone dan Sinjai memperoleh hujan terbanyak pada
bulan Mei dan Juni. Punggung pegunungan yang sempit mengakibatkan
banyak tempat memperoleh hujan yang sangat sedikit karena sedikitnya angin
yang membawa bakal hujan.

Suhu dan curah hujan memberikan pengaruh penting terhadap suatu


wilayah, khususnya pada wilayah-wilayah ekuatorial seperti Indonesia.
Dalam sebuah Daerah Aliran Sungai, keberadaan suhu dan curah hujan dapat
digunakan sebagai parameter perubahan luasnya penggunaan tanah selain
faktor aktivitas manusia.

Pada Daerah Aliran Sungai Jeneberang, suhu dan curah hujan di


wakili oleh Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Wilayah IV
Makassar dimana variasi suhu dan curah hujan-nya tidak terlalu mencolok
perbedaannya. Suhu udara di Sulawesi Selatan tahun 2015 berada pada
kisaran 22,07°C35,03°C dimana suhu udara terendah berada pada bulan
Agustus sedangkan suhu tertinggi berada pada bulan Oktober.

Curah hujan tertinggi berada pada bulan Januari yaitu sebesar 1032.67
mm dan terendah pada bulan Mei yaitu sebesar 43.33 mm. Variasi ini sangat
mencolok dikarenakan letak Kota Makassar yang hanya 0-3 meter dari
permukaan laut serta adanya pengaruh arah angin dari pantai baratnya.
Sehingga keberadaanya mempengaruhi hilir dari Daerah Aliran Sungai
Jeneberang.
Tabel 2.2 Kondisi Iklim Sulawesi Selatan

Sumber: Statistik Daerah Provinsi Sulawesi Selatan 2016


BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Umum

Gambar 3.1 Alur Pengerjaan Tesis


3.2. Kebutuhan dan Pengumpulan Data
Pada penelitian ini, data-data yang dibutuhkan beserta sumbernya diuraikan
dalam tabel berikut:
Tabel 3.1 Kondisi Iklim Sulawesi Selatan

No Jenis Data Sumber Keterangan

Data St. Malakaji, St. Malino, St.


1 Data Hidrologi PUSAIR
Pakatto, dan St. Senre (2005-2015)
Data St. Bonto Sunggu, St.
2 Data Klimatologi PUSAIR
Bontobili, St. Manipi (2003-2017)
http://appgis.dephut.go.i Data tutupan lahan Sulawesi
2 Data Tutupan Lahan
d/appgis/download.aspx Selatan Tahun 2009 dan 2019
http://tides.big.go.id/DEM
3 Data Topografi -
NAS/
http://appgis.dephut.go.i
4 Data Jenis Tanah -
d/appgis/download.aspx
Data Cross Section
5 - Belum didapat
Sungai

3.3. Analisis Hidrologi


Analisis hidrologi yang dilakukan mengacu kepada SNI 2415-2016 tentang
tata cara perhitungan debit banjir rencana, dimana alur pengerjaannya
diuraikan sebagai berikut:

Gambar 3.2 Alur Analisis Hidrologi


3.4. Analisis Sedimentasi

Gambar 3.3 Alur Analisis Sedimentasi

3.5. Analisis Hidrolika

Gambar 3.4 Alur Analisis Hidrolika


3.6. Analisis Resiko Banjir

Gambar 3.5 Alur Analisis Resiko Banjir

3.7. Penentuan Alternatif Pengendalian Banjir Terbaik

Gambar 3.6 Alur Penentuan Alternatif Pengendalian Banjir Terbaik


RENCANA KEGIATAN DAN PENCAPAIAN TARGET

Bulan ke-1 Bulan ke-2 Bulan ke-3 Bulan ke-4 Bulan ke-5 Bulan ke-6 Bulan ke-7
No Nama Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Perumusan dan
1
Identifikasi Masalah
2 Observasi Data Sekunder

3 Hipotesa

4 Penyusunan Proposal
Pengumpulan Data
5
Lapangan
Analisis terhadap Kualitas
6
dan Kuantitas Data
7 Penyusunan Laporan Tesis

8 Sidang Tesis

9 Perbaikan Laporan Tesis

10 Pengumpulan Tesis
LAMPIRAN PERHITUNGAN METODE SACRAMENTO

INPUT (MASUKAN)

UZTWM 2 75
UZFWM 200 100
LZTWM 500 300
LZFSM 16 6
LZFPM 6 6
UZK 0.10 0.05
LZSK 0.08 0.08
LZPK 0.08 0.08
ZPERC 20.00 0.01
REXP 0.20 1.8
PFREE 0.4 0.2
RSERV 0.4 0.3
PCTIM 0.08 0.1
Luas(km2) 203.7 203.7

OUT PUT ( HASIL)


SSE 11,923
Qobs 27.60
Qcomp 24.72
Koefisien Korelasi 7.57%
Korelasi Rainfall-runoff50.3%

Parameter Model Kurva Kalibrasi


(2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) (21) (22) (23) (24) (25) (26) (27) (28) (29) (30)
Time Nhari HUJAN EVAP EVAP Qobs DIR R UZTWC KE_FW UZFWC SR R INTFLOW D+S E1 PERC LZFPC LZFSC Jumlah LZFPC LZFSC LZTWC' LZTWC E2 BaseP BaseS Qobs Qcomp Q comp SSE
step mm mm/day mm m3/s 2.00 200.00 demand demand demand 6 16 50 m3/s mm m3/s
1-Jan-05 1 6 4.06 4.063547 31 0.50 2.00 1.69 145.76 0.00 20.00 0.5 4.06 35.93 0.00 0.00 0.00 6 29 72 72 0.00 0.48 1.3 31 22 52.48 444.7
2-Jan-05 1 50 4.06 4.063547 27 4.02 2.00 42.17 147.56 0.00 14.58 4.0 4.06 25.79 0.00 -0.82 -0.82 6 37 87 87 0.00 0.48 2.3 27 21 50.46 544.6
3-Jan-05 1 26 4.06 4.063547 26 2.10 2.00 20.09 127.07 0.00 14.76 2.1 4.06 25.82 0.00 -1.32 -1.32 6 44 103 103 0.00 0.48 3.0 26 20 47.87 461.5
4-Jan-05 1 31 4.06 4.063547 26 2.46 2.00 24.23 116.60 0.00 12.71 2.5 4.06 21.98 0.00 -1.78 -1.78 6 50 116 116 0.00 0.48 3.6 26 19 45.27 384.9
5-Jan-05 1 7 4.06 4.063547 22 0.58 2.00 2.61 87.57 0.00 11.66 0.6 4.06 19.98 0.00 -2.11 -2.11 6 54 128 128 0.00 0.48 4.0 22 17 39.36 295.7
6-Jan-05 1 9 4.06 4.063547 20 0.70 2.00 3.99 67.93 0.00 8.76 0.7 4.06 14.87 0.00 -2.36 -2.36 6 55 137 137 0.00 0.48 4.3 20 14 33.56 178.5
7-Jan-05 1 30 4.06 4.063547 20 2.36 2.00 23.08 72.75 0.00 6.79 2.4 4.06 11.47 0.00 -2.46 -2.46 6 56 144 144 0.00 0.48 4.4 20 14 33.15 184.6
8-Jan-05 1 11 4.06 4.063547 17 0.90 2.00 6.29 59.53 0.00 7.27 0.9 4.06 12.23 0.00 -2.47 -2.47 6 56 151 151 0.00 0.48 4.4 17 13 30.87 180.8
9-Jan-05 1 8 4.06 4.063547 16 0.60 2.00 2.84 46.45 0.00 5.95 0.6 4.06 9.96 0.00 -2.50 -2.50 6 55 157 157 0.00 0.48 4.5 16 12 27.14 124.4
10-Jan-05 1 9 4.06 4.063547 14 0.74 2.00 4.45 38.51 0.00 4.65 0.7 4.06 7.75 0.00 -2.47 -2.47 6 54 161 161 0.00 0.48 4.4 14 10 24.29 110.0
11-Jan-05 1 25 4.06 4.063547 13 2.02 2.00 19.17 47.42 0.00 3.85 2.0 4.06 6.41 0.00 -2.38 -2.38 6 52 165 165 0.00 0.48 4.3 13 11 25.18 141.5
12-Jan-05 1 14 4.06 4.063547 13 1.12 2.00 8.82 43.61 0.00 4.74 1.1 4.06 7.88 0.00 -2.27 -2.27 6 51 170 170 0.00 0.48 4.2 13 11 24.83 133.2
13-Jan-05 1 4 4.06 4.063547 13 0.28 1.16 0.00 32.02 0.00 4.36 0.3 4.06 7.23 0.00 -2.21 -2.21 6 50 174 174 0.00 0.48 4.1 13 9 21.75 85.1
14-Jan-05 1 24 4.06 4.063547 12 1.92 2.00 18.89 42.41 0.00 3.20 1.9 2.35 5.30 0.00 -2.13 -2.13 6 48 178 177 1.29 0.48 4.0 12 10 22.66 123.4
15-Jan-05 1 31 4.06 4.063547 10 2.44 2.00 24.00 55.15 0.00 4.24 2.4 4.06 7.01 0.00 -2.01 -2.01 6 47 181 181 0.00 0.48 3.9 10 11 25.98 242.9
16-Jan-05 1 33 4.06 4.063547 18 2.60 2.00 25.84 66.37 0.00 5.52 2.6 4.06 9.10 0.00 -1.95 -1.95 6 47 187 187 0.00 0.48 3.8 18 12 29.16 124.0
17-Jan-05 1 23 4.06 4.063547 50 1.84 2.00 17.10 65.92 0.00 6.64 1.8 4.06 10.91 0.00 -1.94 -1.94 6 48 193 193 0.00 0.48 3.8 50 13 29.99 409.0
18-Jan-05 1 24 4.06 4.063547 56 1.90 2.00 17.79 66.32 0.00 6.59 1.9 4.06 10.79 0.00 -1.98 -1.98 6 48 200 200 0.00 0.48 3.8 56 13 30.14 643.7
19-Jan-05 1 28 4.06 4.063547 59 2.24 2.00 21.70 70.59 0.00 6.63 2.2 4.06 10.80 0.00 -2.01 -2.01 6 49 206 206 0.00 0.48 3.9 59 13 31.13 798.2
20-Jan-05 1 1 4.06 4.063547 56 0.08 0.00 0.00 52.09 0.00 7.06 0.1 4.06 11.44 0.00 -2.04 -2.04 6 49 213 213 0.00 0.48 3.9 56 12 27.13 805.3
21-Jan-05 1 1 4.06 4.063547 54 0.04 0.46 0.00 38.49 0.00 5.21 0.0 0.00 8.39 0.00 -2.08 -2.08 6 49 218 216 3.05 0.48 3.9 54 10 22.80 1000.0
22-Jan-05 1 4 4.06 4.063547 44 0.32 2.00 1.21 29.65 0.00 3.85 0.3 0.93 6.19 0.03 -2.04 -2.02 6 47 220 219 2.28 0.47 3.9 44 9 20.12 558.4
23-Jan-05 1 11 4.06 4.063547 34 0.88 2.00 6.06 27.98 0.00 2.97 0.9 4.06 4.77 0.07 -1.96 -1.88 6 45 222 222 0.00 0.44 3.8 34 8 19.03 232.4
24-Jan-05 1 1 4.06 4.063547 29 0.08 0.00 0.00 20.69 0.00 2.80 0.1 4.06 4.49 0.00 -1.84 -1.84 6 44 224 224 0.00 0.48 3.6 29 7 16.48 147.8
25-Jan-05 1 1 4.06 4.063547 23 0.08 0.92 0.00 15.30 0.00 2.07 0.1 0.00 3.32 0.00 -1.72 -1.72 4 41 226 224 3.05 0.48 3.5 23 6 14.42 76.8
26-Jan-05 1 0 4.06 4.063547 25 0.00 0.00 0.00 11.31 0.00 1.53 0.0 1.87 2.46 0.37 -1.59 -1.22 3 39 226 225 1.04 0.30 3.3 25 5 12.14 154.8
27-Jan-05 1 0 4.06 4.063547 26 0.02 0.23 0.00 8.35 0.00 1.13 0.0 0.00 1.82 0.43 -1.44 -1.02 2 37 226 224 1.75 0.28 3.1 26 5 10.73 244.9
28-Jan-05 1 3 4.06 4.063547 21 0.26 2.00 0.75 6.92 0.00 0.84 0.3 0.47 1.35 0.64 -1.29 -0.65 2 34 225 223 0.96 0.17 2.9 21 4 9.91 134.3
29-Jan-05 1 19 4.06 4.063547 22 1.54 2.00 13.65 18.75 0.00 0.69 1.5 4.06 1.12 0.74 -1.14 -0.40 2 32 224 224 0.00 0.12 2.7 22 5 12.02 102.8
30-Jan-05 1 14 4.06 4.063547 21 1.14 2.00 9.05 22.88 0.00 1.88 1.1 4.06 3.04 0.69 -1.00 -0.31 3 31 226 226 0.00 0.15 2.6 21 6 13.50 49.3
31-Jan-05 1 0 4.06 4.063547 18 0.00 0.00 0.00 16.88 0.00 2.29 0.0 4.06 3.71 0.51 -0.92 -0.41 4 30 228 228 0.00 0.24 2.5 18 5 11.73 43.5
1-Feb-05 1 18 4.06 4.060649 15 1.44 2.00 14.56 27.02 0.00 1.69 1.4 0.00 2.73 0.30 -0.86 -0.55 3 28 230 228 2.13 0.34 2.4 15 6 13.77 2.7
2-Feb-05 1 4 4.06 4.060649 15 0.32 1.62 0.00 19.93 0.00 2.70 0.3 4.06 4.38 0.53 -0.78 -0.25 4 28 231 231 0.00 0.23 2.3 15 6 13.02 2.5
3-Feb-05 1 28 4.06 4.060649 21 2.22 2.00 21.86 36.58 0.00 1.99 2.2 3.29 3.23 0.28 -0.74 -0.47 5 27 232 232 0.42 0.35 2.2 21 7 16.01 23.3
4-Feb-05 1 4 4.06 4.060649 53 0.28 1.16 0.00 27.01 0.00 3.66 0.3 4.06 5.91 0.19 -0.68 -0.50 6 27 236 236 0.00 0.39 2.2 53 6 15.29 1409.3
5-Feb-05 1 20 4.06 4.060649 53 1.62 2.00 15.44 35.39 0.00 2.70 1.6 2.35 4.35 0.00 -0.70 -0.70 6 27 238 237 1.28 0.48 2.2 53 7 16.44 1323.9
6-Feb-05 1 39 4.06 4.060649 52 3.10 2.00 31.59 57.75 0.00 3.54 3.1 4.06 5.70 0.00 -0.67 -0.67 6 27 241 241 0.00 0.48 2.1 52 9 21.82 897.1
7-Feb-05 1 9 4.06 4.060649 57 0.70 2.00 3.99 46.69 0.00 5.77 0.7 4.06 9.27 0.00 -0.68 -0.68 6 28 246 246 0.00 0.48 2.1 57 9 21.46 1234.7
8-Feb-05 1 9 4.06 4.060649 51 0.70 2.00 3.99 38.56 0.00 4.67 0.7 4.06 7.45 0.00 -0.78 -0.78 6 29 251 251 0.00 0.48 2.3 51 8 19.15 997.2
9-Feb-05 1 22 4.06 4.060649 48 1.76 2.00 16.18 44.75 0.00 3.86 1.8 4.06 6.13 0.00 -0.82 -0.82 6 29 255 255 0.00 0.48 2.3 48 8 19.87 773.0
10-Feb-05 1 0 4.06 4.060649 40 0.00 0.00 0.00 33.19 0.00 4.48 0.0 4.06 7.09 0.00 -0.83 -0.83 6 30 259 259 0.00 0.48 2.3 40 7 17.20 540.8
11-Feb-05 1 3 4.06 4.060649 40 0.22 2.00 0.53 25.16 0.00 3.32 0.2 0.00 5.24 0.00 -0.86 -0.86 5 29 262 260 3.05 0.48 2.4 40 6 15.09 598.0
12-Feb-05 1 2 4.06 4.060649 34 0.12 0.00 0.00 18.67 0.00 2.52 0.1 4.06 3.97 0.24 -0.84 -0.60 6 29 262 262 0.00 0.37 2.4 34 5 12.63 450.5
13-Feb-05 1 27 4.06 4.060649 28 2.16 2.00 22.84 36.70 0.00 1.87 2.2 0.00 2.94 0.03 -0.79 -0.76 4 28 264 262 2.94 0.46 2.3 28 7 16.00 150.2
14-Feb-05 1 8 4.06 4.060649 23 0.60 2.00 2.84 30.07 0.00 3.67 0.6 4.06 5.80 0.41 -0.72 -0.32 6 28 265 265 0.00 0.29 2.2 23 7 15.94 52.4
15-Feb-05 1 5 4.06 4.060649 21 0.36 2.00 0.08 22.41 0.00 3.01 0.4 4.06 4.73 0.07 -0.73 -0.66 6 27 268 268 0.00 0.45 2.2 21 6 14.22 48.3
16-Feb-05 1 10 4.06 4.060649 18 0.76 2.00 4.68 21.33 0.00 2.24 0.8 4.06 3.52 0.00 -0.71 -0.71 6 27 270 270 0.00 0.48 2.2 18 6 13.37 19.0
17-Feb-05 1 10 4.06 4.060649 14 0.80 2.00 5.14 21.00 0.00 2.13 0.8 4.06 3.34 0.00 -0.66 -0.66 6 26 272 272 0.00 0.48 2.1 14 6 13.06 1.0
18-Feb-05 1 8 4.06 4.060649 12 0.64 2.00 3.30 18.91 0.00 2.10 0.6 4.06 3.29 0.00 -0.61 -0.61 6 25 274 274 0.00 0.48 2.1 12 5 12.46 0.0
19-Feb-05 1 14 4.06 4.060649 11 1.12 2.00 8.82 22.88 0.00 1.89 1.1 4.06 2.96 0.00 -0.57 -0.57 6 24 276 276 0.00 0.48 2.0 11 5 12.95 4.4
20-Feb-05 1 15 4.06 4.060649 11 1.18 2.00 9.51 26.52 0.00 2.29 1.2 4.06 3.58 0.00 -0.51 -0.51 6 24 278 278 0.00 0.48 1.9 11 6 13.88 9.2
21-Feb-05 1 16 4.06 4.060649 15 1.26 2.00 10.43 30.16 0.00 2.65 1.3 4.06 4.14 0.00 -0.48 -0.48 6 23 281 281 0.00 0.48 1.9 15 6 14.83 0.1
22-Feb-05 1 7 4.06 4.060649 10 0.56 2.00 2.38 24.83 0.00 3.02 0.6 4.06 4.70 0.00 -0.47 -0.47 6 23 284 284 0.00 0.48 1.9 10 6 13.99 20.1
23-Feb-05 1 11 4.06 4.060649 9 0.90 2.00 6.29 24.78 0.00 2.48 0.9 4.06 3.86 0.00 -0.47 -0.47 6 23 286 286 0.00 0.48 1.9 9 6 13.54 21.7
24-Feb-05 1 4 4.06 4.060649 9 0.30 1.39 0.00 18.46 0.00 2.48 0.3 4.06 3.84 0.00 -0.45 -0.45 6 23 288 288 0.00 0.48 1.9 9 5 12.05 11.4
25-Feb-05 1 0 4.06 4.060649 15 0.00 0.00 0.00 13.75 0.00 1.85 0.0 2.82 2.86 0.00 -0.43 -0.43 6 22 290 289 0.93 0.48 1.8 15 4 9.79 28.7
26-Feb-05 1 0 4.06 4.060649 13 0.00 0.00 0.00 10.25 0.00 1.38 0.0 0.00 2.13 0.04 -0.38 -0.34 3 21 290 288 2.91 0.46 1.8 13 4 8.50 20.5
27-Feb-05 1 4 4.06 4.060649 10 0.28 2.00 1.22 8.85 0.00 1.03 0.3 0.00 1.59 0.46 -0.33 0.14 6 16 289 287 1.63 0.26 1.7 10 3 7.69 5.1
28-Feb-05 1 11 4.06 4.060649 9 0.84 2.00 5.60 12.19 0.00 0.89 0.8 4.06 1.38 0.00 0.00 0.00 6 16 288 288 0.00 0.48 1.3 9 3 8.22 0.8

Contoh Perhitungan Model Sacramento selama 2 Bulan


DAFTAR PUSTAKA

Amzar, Haidar. 2013. Penentuan Koefisien Runoff dengan Model Pendugaan


WEPP (Water Erosion Prediction Project), Sub DAS Jeneberang Hilir,
Kecamatan Parangloe, Kabupaten Gowa. Makassar: Program Studi
Keteknikan Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin.

BPDAS Jeneberang Walanae. 2010. Review Karakteristik DAS Jeneberang Tahun


2010. Makassar: Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Jeneberang
Walanae.

Nuraeni, Sugiyanto, dan Zaenal. 2013. Usahatani Konservasi di Hulu DAS


Jeneberang (Studi Kasus Petani Sayuran di Hulu DAS Jeneberang Sulawesi
Selatan). Jurnal Manusia dan Lingkungan, Vol. 20, No. 2, Juli. 2013: 173 –
183.

Anugrawati, Hamzah, A., dan Paharuddin. Analisis Genangan Sungai Jeneberang.


Makassar: Program Studi Geofisika, Jurusan Fisika, Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Hasanuddin.

Musa, R., Ashad, H., dan Faisal Fahrial, A. 2020. Pengaruh Kapasitas Geometri
Sungai Terhadap Debit Banjir Rencana (Studi Kasus S. Jeneberang Kab.
Gowa). Open Science Framework, Vol. 4 Issue 1 Juni 2020.

http://tides.big.go.id/DEMNAS/ diakses pada 1 Oktober 2020.

http://appgis.dephut.go.id/appgis/download.aspx diakses pada 5 November 2020.

Komisi Keamanan Bendungan. 2019. Laporan Inspeksi Luar Biasa Bendungan


Bili-Bili Kabupaten Gowa, Provinsi Sulawesi Selatan. Makassar: Balai
Besar Wilayah Sungai Pompengan-Jeneberang.

Arsyad, U. 2010. Analisis Erosi Pada Berbagai Tipe Penggunaan Lahan dan
Kemiringan Lereng di Daerah Aliran Sungai Jeneberang Hulu. Disertasi
Program Pascasarjana Universitas Hasanuddin, UNHAS, Makassar.

Triatmojo, B. 2008. Hidrologi Terapan. Yogyakarta: Beta Offset.


Wilson, E.M. 1990. Hidrologi Teknik. Bandung: Penerbit ITB Bandung.

Soewarno. 1995. Hidrologi Pengukuran dan Pengolahan Data Aliran Sungai


(Hidrometri). Bandung: Nova.

Wahyudi, Agus dkk. 2014. Analisis Hidrograf Aliran Daerah Aliran Sungai
Keduang dengan Beberapa Metode Hidrograf Satuan Sintetik. Surakarta:
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret.

Pasaribu. 1999. Sumur Resapan Air Mengurangi Genangan Banjir dan


Mengembalikan Persediaan Air. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Vol. 5 No. 19 Th. V IKIP Medan, Medan.

Arief Ilyas, M. dan Budiharjo, T. 2002. Tinjauan Pengaruh Erosi-Sedimentasi dan


Upaya Konservasi pada Beberapa Waduk di Pulau Jawa. Prosiding
Simposium Nasional Pencegahan Bencana Alam Sedimen. ISBN: 979-
8763-04-1 hal. 227-236. Yogyakarta: ISDM Project.

Rustan, Chumaedi, I., dan Handayani, L. 2019. Simulasi Keruntuhan Bendungan


Bili-Bili Kabupaten Gowa Provinsi Sulawesi Selatan. JoP, Vol. 5 No. 1,
November 2019: 24 – 28.

Jul Fachri, Fiqih. 2017. Analisis Hidrograf Sungai dengan Menggunakan HSS di
Daerah Aliran Sungai Jeneberang Kabupaten Gowa. Tugas Akhir Jurusan
Sipil Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin, Makassar.

Rusdi. 2013. Analisis Penggunaan Lahan DAS Jeneberang (Permasalahan dan


Solusi). Yogyakarta: Master Program on Planning and Management of
Coastal Area and Watershed (MPPDAS), Faculty of Geography,
Universitas Gajah Mada.

Pabalik, I., Ihsan, N., dan Arsyad, M. 2015. Analisis Fenomena Perubahan Iklim
dan Karakteristik Curah Hujan Ekstrim di Kota Makassar. Jurnal Sains dan
Pendidikan Fisika (JSPF), Jilid 11 Nomor 1, April 2015.

Kirana Yuniartanti, Rizki. 2018. Mitigasi Banjir Struktural dan Non-Struktural


untuk Daerah Aliran Sungai Rontu di Kota Bima. E-ISSN:2579-5511/P-
ISSN:2579-6097.
Rolia, Eva. Mengatasi Masalah Banjir secara Struktur dan Non Struktur. Lampung:
Jurusan Teknik Sipil, Universitas Muhammadiyah Metro.

Wahyuningtyas, A., Erma Pahlevari, J., dan Darsono, S. 2017. Pengendalian Banjir
Sungai Bringin Semarang. Jurnal Karya Teknik Sipil, Volume 6, Nomor 3,
Tahun 2017, Halaman 161-171.

Paida. Deteksi Perubahan Pola Curah Hujan Kota Makassar. Makassar: Jurusan
Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
Hasanuddin.

K. Natakusumah, D., Hatmoko, W., dan Harlan, D. 2011. Prosedur Umum


Perhitungan Hidrograf Satuan Sintetis dengan Cara ITB dan Beberapa
Contoh Penerapannya. Jurnal Teknik Sipil, Vol. 18 No. 3 Desember 2011.

Achsan, Bisri, M., dan Suhartanto, E. 2015. Analisis Kecenderungan Sedimentasi


Waduk Bili-Bili dalam Upaya Keberlanjutan Usia Guna Waduk. Jurnal
Teknik Pengairan, Volume 6, Nomor 1, Mei 2015, hlm. 30-36.

Anda mungkin juga menyukai