Anda di halaman 1dari 16

FILSAFAT MATEMATIKA DAN FILSAFAT PENDIDIKAN MATEMATIKA

MAKALAH

Disusun dan Diajukan untuk Tugas dalam Mata Kuliah Sejarah dan Filsafat MTK

Disusun Oleh :

DESI FITRIANI

Dosen Pembimbing :

Mesi Oktafia, S.Pd, M.Si

MAHASISWA JURUSAN TADRIS MATEMATIKA


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KERINCI
TAHUN 2020 M / 1442 H

1
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur selalu saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang
senantiasa melimpahkan rahmat, hidayah, serta inayah-Nya kepada saya, sehingga
saya bisa menyelesaikan tugas penyusunan Makalah Sejarah dan Filsafat Matematika.
Shalawat dan salam semoga disampaikan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad
SAW. Yang telah memberikan pembelajaran yang terbaik yang mencerdaskan dan
menyelamatkan umat manusia di dunia dan di akhirat. Adapun judul makalah Sejarah
dan Filsafat Matematika tentang, “Sistem Numerasi”.

Saya selaku penyusun makalah menyampaikan ucapan terima kasih kepada


Ibuk Mesi Oktafia, S.Pd, M.Si. selaku dosen pengampu mata kuliah Sejarah dan
Filsafat Matematika yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam pembuatan
makalah ini. Terimakasih saya ucapkan kepada orang tua yang selalu mendoakan
kelancaran tugas saya, dan teman-teman yang memberikan saran kepada saya.

Dalam penyusunan makalah ini, saya menyadari masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu, saya tidak menutup diri dari para pembaca akan saran dan kritik
yang sifatnya membangun demi perbaikan dan peningkatan kualitas penyusunan
makalah dimasa yang akan datang.

Dan saya berharap, semoga makalah ini bisa memberikan suatu kemanfaatan
bagi penyusun dan para pembaca semuanya. Amin.

Ds.Baru Tanjung Tanah, 19 Oktober 2020

Penulis

Desi Fitriani

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................. i

DAFTAR ISI................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.......................................................................... 4
B. Rumusan Masalah..................................................................... 4
C. Tujuan....................................................................................... 5

BAB II PEMBAHASAN

A. Sistem Numerasi Mesir Kuno...................................................


6
B. Sistem Numerasi Babilonia.......................................................
7

C. Sistem Numerasi Yunani Kuno.................................................


8

D. Sistem Numerasi Maya.............................................................


9

E. Sistem Numerasi Cina...............................................................


10

F. Sistem Numerasi Romawi..........................................................


11

BAB III PENUTUP

3
A. Kesimpulan............................................................................... 14
B. Saran.......................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sejak zaman dahulu kala, manusia berkepentingan dengan bilangan


untuk menghitung banyaknya ternak yang dimiliki, mengukur luas sawahnya,
untuk berkomunikasi dengan sesamanya. Kebutuhan terhadap bilangan
tersebut mula mula sederhana, tetapi makin lama makin meningkat, sehingga
manusia perlu mengembangkan sistem numerasi.

Sistem numerasi pun terus berkembang selama berabad-abad, dari


masa ke masa hingga saat ini. Dengan mempelajari sejarah perkembangan
sistem numerasi, notasi pangkat dan algoritma dalam operasi aritmetika, kita
dapat lebih menghayati, lebih mengagumi para pendahulu kita. Betapa hebat
dan uletnya para penemu yang hidup pada abad-abad yang silam. Betapa
indah dan menakjubkannya penemuan-penemuan di dalam bidang matematika
tersebut, sehingga kita bisa lebih mencintai dan lebih menyukai matematika
yang oleh sebagian besar murid dianggap sebagai hal yang ditakuti.

B. Rumusan Masalah

4
1. Bagaimanakah sistem numerasi Mesir kuno?
2. Bagaimanakah sistem numerasi Babilonia?
3. Bagaimanakah sistem numerasi Yunani Kuno?
4. Bagaimanakah sistem numerasi Maya?
5. Bagaimanakah sistem numerasi Cina?
6. Bagaimanakah sistem numerasi Romawi?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui sistem numerasi Mesir kuno.


2. Untuk mengetahui sistem numerasi Babilonia.
3. Untuk mengetahui sistem numerasi Yunani Kuno.
4. Untuk mengetahui sistem numerasi Maya.
5. Untuk mengetahui sistem numerasi Cina.
6. Untuk mengetahui sistem numerasi Romawi.

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sistem Numerasi Mesir Kuno

Sistem numerasi. ini merupakan salah satu pelopor dan. sistem


penjumlahan yang tercatat dalam sejarah yaltu ± 3000 S.M (Glenn, John
and Litter, Graham dalam A Dictionary of Mathematics, 1984, p.58).
Tulisan pada jaman Mesir (± 650 S.M) ditulis pada papyrus (dari kata
papu, yaitu semacam tanaman) atau pada perkamen (kulit kambing).
Sistem mi menggunakan simbol berupa gambar-gambar:

6
B. Sistem Numerasi Babilonia

Sistem numerasi Babilonia ini digunakan kira-kira 3000 S.M - 0 S.M


(Glenn, John and Litter, Garaham dalam A Dictionary of Mathematics, 1984
p.13). Pada masa itu orang menulis angka-angka dengan sepotong kayu pada
tablet yang terbuat dan tanah hat (clay tablets). Simbol baji “V” digunakan
untuk menyatakan 1 dan simbol “<” untuk 10. Kedua simbol tersebut
digunakan untuk menyatakan bilangan-bilangan 1 - 59, yaitu dengan cara
menuliskan kedua simbol itu secara berulang.

Contoh 1 : <<<VVVVV berarti : 35 Selanjutnya untuk menyatakan 60 dan 1


ditulis dengan symbol yang sama, yaitu “V”. Beda antara 60 dan 1
ditunjukkan dengan adanya jarak yang agak jauh di antara simbol-simbol itu.

Contoh 2:

a) V <V berarti 1.60+11 = 71

b) VV VV berarti 2.60+2 = 122

c) V< <<V berarti 11.60+21 = 681

Ciri-ciri dan sistem Babilonia :

a) Menggunakan bilangan dasar (basis) 60.

7
b) Menggunakan nilai tempat (setiap posisi dipisahkan oleh sebuah jarak)

c) Simbol-simbol yang digunakan adalah V dan < (lihat gambar 2.3) d) t


idak mengenal simbol 0 (nol).

Sistem Numerasi Babilonia

C. Sistem Numerasi Yunani Kuno

Bilangan Attikan ini digunakan oleh bangsa Yunani sekitar abad


ke-3 sebelum masehi, dengan berdasarkan basis 10. Tulisan ini ditemukan
didaerah reruntuhan Yunani yang bernama Attic. Simbol-simbol yang
mereka gunakan adalah sebagai berikut: (Muliati, 2020: hal. 31).

Simbol : I(1), (5), H(100), X(1000), M(10000).

Contoh penulisan:

8
a. 2705 = 2. 1000 + 7. 100 + 5 = XX HHHHH HH 
b. 2807 = 2.1000+ 8.100 + 7 = ΧΧ HHHHH ΗΗH II

D. Sistem Numerasi Maya

Suku Indiana Maya dan Inca di Amerika Selatan zaman dahulu kala
telah terkenal memiliki peradaban yang tinggi, antara lain mereka telah
mempunyai sistem angka atau numerasi. Keistimewaan sistem ini
dibandingkan dengan sistem-sistem lain adalah telah adanya lambang nol.
Tulisan atau angka yang dikembangkan bangsa Maya bentuknya sangat aneh,
berupa bulatan lingkaran kecil dan garis-garis.
Hal ini tentu dipengaruhi oleh alat tulis yang dipakai, yaitu tongkat
yang penampangnya lindris (bulat), sehingga dengan cara menusukkan
tongkat ke tanah liat akan berbekas lingkaran atau dengan meletakkan tingkat
mereka sehingga berbekas garis. Penulisan bilangan Maya ini ditemukan oleh
Francisco de Cordoba pada tahun 1517 M di kota peninggalan mereka di
Mexico, tepatnya di Jazirah Jucatan. Lambang-lambang dari sistem numerasi

9
ini adalah gabungan antara garis dan noktah. Untuk bilanganbilangan yang
lebih besar dari 19 dipakai bilangan dasar 20. Untuk bilangan-bilangan yang
lebih besar lagi, dipakai bilangan dasar 18.20, 18.202, 18.203, ... 18.20n.
Sistem Numerasi Maya

E. Sistem Numerasi Cina

Sistem numerasi ini telah ada sejak tahun 200 SM. Bangsa Cina
menuliskan angka-angkanya menggunakan alat tulis yang dinamakan pit
dimana bentuknya menyerupai kuas. Tulisannya berbentuk gambar atau
piktografi yang mempunyai nilai seni tinggi. Sistem angka Cina-Jepang
disebut dengan sistem ―batang‖, mempunyai nilai tempat, berkembang
sekitar 213 SM. Angka tradisional Cina-Jepang menggunakan pengelempokan
dengan bilangan dasar 10.
Disamping itu sistem angka ini juga mempunyai sistem
pengelompokan perkalian (multiplikatif), maksudnya adalah sebagai berikut:
Andaikan telah ditentukan lambang-lambang bilangan dasar dari 1 sampai 9,

10
sedangkan bilangan 10, 102, 103, ... dimisalkan mempunyai lambang
berturut-turut a, b, c, ...

Sistem Numerasi Cina

F. Sistem Numerasi Romawi

Metode penulisan bilangan-bilangan Bangsa Romawi disebut metode


limaan-puluhan yaitu penggunaan bilangan lima dan sepuluh sebagai basis
disertai dengan operasi penjumlahan dan pengurangan. Dalam metode
Romawi ini angka I20 dinotasikan dengan jari tangan yaitu satu garis
vertikal. Notasi angka 1 atau garis vertikal itu diulang tulisannya dua dan tiga

11
kali untuk menotasikan angka dua dan angka tiga berturut-turut. Misalnya
angka delapan Romawi adalah delapan garis vertikal yang ditulis sejajar.
Angka lima dinotasikan dengan satu tangan yang isinya lima jari tetapi karena
jari jempol berbeda bentuknya dengan keempat jari lainnya dalam tangan
maka satu tangan digambar dengan V yang demikian menjadi notasi angka
lima. Angka empat telah diontasikan dengan menggunakan operasi
pengurangan dimana Bangsa Romawi menganggap empat adalah angka lima
dikurangi angka satu maka angka emapt dinotasikan dengan IV. Bilangan
sepuluh dinotasikan dengan dua tangan, satu tangan di atas dan satu tangan di
bawah. Oleh karena itu, bentuk bilangan sepuluh adalah X dan seterusnya.
(Hasan, 2005: hal.131).

Adapun aturan resmi penggunaan huruf yang lain adalah sebagai


berikut:
1. Huruf pengurangan hanyalah pangkat sepuluh, seperti I, X, dan C.

12
2. Kurangkan hanya satu huruf dari sebuah angka tunggal.
3. Jangan mengurangkan huruf dari huruf yang besarnya lebih dari sepuluh
kali.
4. Aturan yang berlaku, empat ditulis IV dan bukan IIII
5. Selama tahun pertengahan, angka Romawi N digunakan sebagai lambang
―nullae‖ yang menyatakan nol. Untuk menuliskan bilangan-bilangan
besar dipakai sistem perkalian yang ditunjukan dengan tanda-tanda
tertentu. Umpamanya sebuah strip (ruas garis) diatas lambang bilangan
tertentu menunjukan nilai yang sama dengan 1000 kali nilai bilangan itu.
Dua strip diatas sebuah lambang bilangan tertentu menunjukan nilai
sejuta kali bilangan itu. (Muliati, 2020: hal.32).

13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari uraian-uraian di atas dapat disimpulkan bahwa bangsa bangsa pra


Islam (Mesir Kuno, Babylonia, Cina, Yunani, Romawi, dan Maya) telah
memberi kontribusi besar bagi penemuan angka-angka dan bilangan-bilangan.
Penemuan itu terjadi karena kebutuhan masyarakat tersebut yang mendesak
untuk suatu sistem bilangan yang dapat digunakan untuk melakukan segala
perhitungan berkaitan dengan aktivitas sehari-hari. Dapat dikatakan bahwa
kemudian itu telah menjadi dasar untuk membuat sistem bilangan yang
dikenal sekarang baik dengan sistem Bilangan Arab maupun sistem Bilangan
Barat atau Latin. Sebagai hasil dari tulisan ini, telah ditemukan bahwa kedua
sistem bilangan (Arab dan Latin) adalah dari satu sumber yaitu Masyarakat
Islam Arab.

Sistem yang dikenal dewasa ini dengan sistem Bilangan Arab adalah
sistem bilang hasil penemuan Masyarakat Islam Arab bogiau Timur yaitu
Masyarakat Islam Arab yang btrmukim di Benua Asia yang dikenal sekarang
dengan Timur Tengah. Di wilayah tersebut, Bilangan-bilangan Arab dikenal
dengan nama Bilangan Wilayah Timur (al- 'adadul masyriqf). Sedangkan
Sistem yang dikenal dewasa ini dengan sistem Bilangan Latin adalah sistem
bilang hasil penemuan Masyarakat Islam Arab bagian Barat yaitu Masyarakat

14
Islam Arab yang bermukim di Benua Afrika bagian utara yang dikenal
sekarang dengan Afrika Utara. Di wilayah tersebut, Bilangan-bilangan Arab
dikenal dengan nama Bilangan Wilayah Barat (al-'adadul maghribyiaf}).

B. Saran

Setelah mempelajari Numerasi dari berbagai bangsa, kita diharapkan


mampu memahami, mengenali, dan membedakan sistem numerasi dari
berbagai bangsa. Serta mampu menghapal notasi dan lambang dari nomor
tersebut
Dengan demikian kita tidak hanya tahu nomor nomor angka di
Indonesia, namun kita juga bisa menguasai numerasi berbagai bangsa.

15
DAFTAR PUSTAKA

Hasan, Hashim Talib. 2005. Perkembangan Sistem Bilangan pada Masa


Sebelum Islam. Kaunia, Vol.I No.2

Muliati, Binti. 2020. Historitas Matematika Sistem Penulisan Bilangan. STAI


Badrus Sholeh Kediri, Vol.2. No 1.

16

Anda mungkin juga menyukai