Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

SISTEM NUMERASI DAN


PERKEMBANGAN SISTEM NUMERASI

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 4

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 12
Ezra Pebiola Lumbantobing (4193311021)
Friska Laura Nadeak (4193311023)
Tambok Doniwahyu Novaldy (4193311027)
PSPM F 2019
Dosen Pengampu : Dra.Katrina Samosir, M.Pd.

JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
AGUSTUS 2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya,
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada waktu.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari ibu
Dra.Katrina Samosir, M.Pd. pada Mata Kuliah Sejarah Matematika. Kami mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari, bahwasannya makalah yang kami susun ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.

Medan, Agustus 2021

Kelompok 12
DAFTAR ISI
Kata Pengantar .................................................................................................................................i

Daftar Isi .........................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................................................1

1.1 Latar Belakang ..............................................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah .........................................................................................................1
1.3 Tujuan dan Manfaat ......................................................................................................1

BAB II KAJIAN TEORI ................................................................................................................2


2.1 Sistem Numerasi ...........................................................................................................2
2.2 Sistem Numerasi Mesir Kuno .......................................................................................2
2.3 Sistem Numerasi Babilonia ...........................................................................................2
2.4 Sistem Numerasi Yunani Kuno ....................................................................................2
2.5 Sistem numerasi Maya ..................................................................................................2
2.6 Sistem Numerasi Cina ...................................................................................................2
2.7 Sistem Numerasi Jepang-Cina ......................................................................................2
2.8 Sistem Numerasi Romawi .............................................................................................2
2.9 Sistem Numerasi Hindu-Arab .......................................................................................2
BAB III PENUTUP ........................................................................................................................3
3.1 Kesimpulan ...................................................................................................................3
3.2 Saran .............................................................................................................................3
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................................................4
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sistem numerasi adalah sekumpulan lambang dan aturan pokok untuk menuliskan
bilangan. Lambang yang menyatakan suatu bilangan disebut numeral/ lambang bilangan.
Banyaknya suku bangsa di dunia menyebabkan banyaknya sistem numerasi yang
berbeda. Oleh karena itu suatu bilangan dapat dinyatakan dengan bermacam-macam
lambang, tetapi suatu lambang menunjuk hanya pada satu bilangan.
Kata "matematika" diturunkan dari kata Yunani kuno, μάθημα (mathema), yang
berarti "mata pelajaran". Pada mulanya sejarah perkembangan matematika berawal dari
beberapa bangsa di dunia. Seperti Cina, Babilonia, Mesir, Arab, India dan lain-lain.
Sistem numerasi selalu berkembang selama berabad-abad dari masa ke masa hingga saat
ini, kita tidak dapat pungkiri bahwa pendidikan matematika sangat di perlukan dan telah
merupakan kebutuhan dasar bagi setiap kehidupan manusia dan masyarakat, manusia
membutuhkan matematika dalam perhitungan sederhana, yaitu khususnya dalam bidang
perdangangan, menjual dan membeli suatu barang, dan semakin lama semakin meningkat
sehingga manusia perlu mengembangkan sistem numerasi.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, masa yang harus kita bahas dalam
makalah ini adalah beberapa sistem numerasi yang terkenal.
1.      Sistem Numerasi Mesir Kuno Mesir (±3000 SM)
2.      Sistem Numerasi Babilonia (±2000 SM)
3.      Sistem Yunani Kuno (±600 SM)
4.      Sistem Numerasi Maya (300 S.M)
5.      Sistem Numerasi Cina (±200 SM)
6.      Sistem Numerasi Jepang-Cina (±200 SM)
7.      Sistem Romawi (±100 SM)
8.      Sistem Numerasi Hindu-Arab (±300SM- 750 M)
1.3 Manfaat
Adapun tujuan penulisan makalah ini sebagai bahas presentasi di depan kelas,
agar mahasiswa tau dan mengerti sejarah perkembangan numerasi dan juga sistem
numerasi yang pernah ada, yaitu mulai dari sistem numerasi Mesir Kuno, Babilonia,
Yunani Kuno. Maya, China, Jepang-Cina, Romawi,hindu-Arab.
BAB II
KAJIAN TEORI

2.1 Sistem Numerasi


Sistem numerasi adalah sekumpulan lambang dan aturan pokok untuk menuliskan
bilangan. Lambang yang menyatakan suatu bilangan disebut numeral/ lambang bilangan.
Lambang yang menyatakan suatu bilangan disebut numeral.
Menurut sejarah ketika manusia mulai mengenal tulisan (zaman sejarah) dan melakukan
kegiatan membilang atau mencacah, mereka bingung bagaimana memberikan lambang
bilangannya. Sehingga kemudian dibuatlah suatu sistem numerasi yaitu sistem yang terdiri
dari numerial (lambang bilangan/angka) dan number (bilangan). Sistem numerasi adalah
aturan untuk menyatakan/menuliskan bilangan dengan menggunakan sejumlah lambang
bilangan.
Bilangan sendiri itu adalah ide abstrak yang tidak didefinisikan. Setiap Bilangan
mempunyai banyak lambang bilangan. Satu lambang bilangan menggambarkan satu
bilangan. Setiap bilangan mempunyai banyak nama. Misalnya bilangan 125 mempunyai
nama bilangan seratus dua puluh lima. terdiri dari lambang bilangan 1, 2, dan 5.
Beberapa konsep yang digunakan dalam sistem numerasi adalah:
1. Aturan Aditif : Tidak menggunakan aturan tempat dan nilai dari suatu lambang
didapat dari menjumlah nilai lambang-lambang pokok. Simbolnya sama nilainya
sama dimanapun letaknya.
2. Aturan pengelompokan sederhana : Jika lambang yang digunakan mempunyai nilai-
nilai n0, n1, n2,… dan mempunyai aturan aditif.
3. Aturan tempat : Jika lambang-lambang yang sama tetapi tempatnya beda mempunyai
nilai yang berbeda.
4. Aturan Multiplikatif : Jika mempunyai suatu basis (misal b), maka mempunyai
lambang-lambang bilangan 0,1,2,3,..,b-1 dan mempunyai lambang untuk b 2, b3, b4,..
dan seterusnya.

2.2 Sistem Numerasi Mesir Kuno Mesir (±3000 SM)


Bangsa Mesir Kuno telah mengenal alat tulis sederhana menyerupai kertasyang disebut
papyrus. Mereka membuat tulisan berbentuk gambar-gambar dengan menggunakan sejenis
pena sengan tinta berwarna hitam atau merah. Tulisan Mesir Kuno sering diesebut tulisan
Hieroglif, dan tulisan ini ditemukan dalam bentuk gambar pada papyrus ataupun guratan
pada batu atau potongan kayu.Tulisan Mesir Kuno diperkirakan berkembang pada tahun
3400 S.M. Tulisan pada zaman mesir ini ditulis dari kata papu yaitu semacam tanaman.
Sistem Numerasi Mesir Mesir Kuno bersifat aditif, dimana nilai suatu bilangan merupakan
hasil penjumlahan nilai-nilai lambang-lambangnya.
Astronished man ( orang astronis )
1. Vertical staff.
2. Heel Bone ( tulang lutut )
3. Scrool ( gulungan surat )
4. Lotus flower ( bunga teratai )
5. Pointing finger ( telunjuk )
6. Polliwing / burbot ( berusu )

2.3 Sistem Numerasi Babilonia (±2000 SM)


Pada masa itu orang menulis angka-angka dengan sepotong kayu pada tablet yang terbuat
dari tanah liat (clay tablets). Tulisan atau angka Babilonia sering disebut sebagai tulisan paku
karena berbentuk seperti paku. Orang Babilonia menuliskan huruf paku menggunakan
tongkat yang berbentuk segitiga yang memanjang (prisma segitiga) dengan cara
manekankannya pada lempengan tanah yang masih basah sehingga dihasilkan cekungan
segitiga yang meruncing menyerupai gambar paku. Pertama kali orang yang mengenal
bilangan 0 (nol) adalah Babylonian.
Sistem angka babilonia (sekitar 2400 SM) disebut juga sistem sexagesimal, karena
menggunakan basis 60 yang diambil dari Sumeria. Sexagesimal masih ada sampai saat ini,
dalam bentuk derajat, menit,dan detik di dalam trigonometri dan pengukuran waktu yang
merupakan warisan budaya Babilonia.
Berbeda dengan sistem Mesir kuno, sistem Babilonia mengutamakan posisi. Untuk
bilangan lebih dari 60, lambang  mendahului lambang , dan sebarang lambang di sebelah kiri
mempunyai nilai 60 kali nilai hasilnya, Sistem angka babilonia tidak memiliki angka nol,
mereka menggunakan spasi untuk menandai tidak adanya angka dalam nilai tempat tertentu.
Ciri-ciri Sistem Numerasi Babilonia :
1. Menggunakan basis 60.
2. Menggunakan nilai tempat
3. Simbol-simbol yang digunakan adalah ▼ dan,
4. Tidak mengenal simbol 0 (nol)

2.4 Sistem Numerasi Yunani Kuno (±600 SM)


Zaman keemasan bangsa yunani kuno diperkirakan terjadi pada tahun 600 S.M Bangsa
Yunani telah mengenal huruf dan angka yang ditandai dengan tulisan-tulisan bangsa Yunani
pada kulit kayu atau logam sehingga bentuk tulisannya pun terlihat kaku dan kuat.
Ada 2 macam sistem Yunani Kuno
1. Yunani Kuno Attik
Sistem numerasi ini berkembang sekitar abad 300 S.M. dan dikenal sebagai angka
acrophonic karena simbol berasal dari huruf pertama dari kata-kata yang mewakili
simbol: lima, puluhan, ratusan, ribuan dan puluh ribuan. Tulisan ini ditemukan di
daerah reruntuhan Yunani yang bernama Attika. Sistem numerasi attik dilambangkan
sederhana, dimana angka satu sampai empat dilambangkan dengan lambang tongkat.
Lambang-lambang lain yang mendasari sistem ini, yaitu:

1                                  Ι
10                                Δ  [Deka]
100                              Η [Hɛkaton]
1000                            Χ [K ʰ ilioi / k ʰ ilias]
10000                          Μ[Myrion]
Dalam sistem numerasi ini, lambang nol belum ada. Sistem numerasi ini
adalah sistem numerasi aditif dan multiplikatif. Multiplikatif terlihat pada
penggunaan lambang dimana setiap lambang dasar yang sama dapat disingkat
dengan menggunakan lambang tersebut.
Contoh Penulisan Multiplikatif :
23 = Δ ΔIII
45 = Δ Δ Δ Δ┌
50 = Δ Δ Δ Δ Δ atau éΔ
120 = H Δ Δ
1234 = XHH Δ Δ ΔIIII
43210 =MMMMXXX HH Δ
2. Yunani Kuno Alfabetik
Digunakan setelah S.N. Yunani kuno attic, Kira-kira tahun 450 SM. bangsa Ionia
dari Yunani telah mengembangkan suatu sistem angka, yaitu alphabet Yunani sendiri
yang terdiri dari 27 huruf. Bilangan dasar yang mereka pergunakan adalah 10.
Lambang yang digunakan dalam Sistem Numerasi Yunani Kuno Alfabetik

1 = α alpha 10 = ι iola  100 = ρ rho


2 = β beta 20 = κ kappa 200 = σ sigma
3 = γ gamma 30 = λ lambda 300 = τ tau
4 = δ delta 40 = μ mu 400 = υ upsilon
5 = ε epsilon 50 = ν nu  500 = φ phi
6 = ζ obselet digamma 60 = ξ xi 600 = χ chi
7 = ι zeta 70 = ο omicron 700 = ψ psi
8 = η eta 80 = π pi 800 = ω omega
9 = θ theta 90 = ά obselet koppa 900 = Ў obselet sampi
Aturan penulisan Sistem Yunani Kuno Alfabetik
·                 Bilangan yang terdiri dari 2 (dua) digit caranya dengan menjumlahkan angka puluhan
dengan angka satuan.
Contoh :
19 = 10+9 = iq
23 = 20+3 = kg
78 = 70+8 = oh

Bilangan yang terdiri dari 3 (tiga) digit caranya dengan menjumlahkan angka ratusan
dengan angka puluhan dengan angka satuan.

Contoh :

174 = 100+70+4 = rod


448 = 400+40+8 = umh
789 = 700+80+9 = jpq

Bilangan yang terdiri dari 4 (empat) digit atau ribuan, dengan cara membubuhi tanda
aksen (‘).

Contoh

1000 = a’
3734 = g’jld
1287 = a’spz

  Bilangan yang terdiri dari 5 (lima) digit atau lebih, dengan menaruh angka yang
bersangkutan di atas tanda M.

Contoh :

23734 = β Mg’jld
231578 = Àg Ma’foh

2.5 Sistem Numerasi Maya (300 S.M)

Tulisan atau angka yang dekembangkan bangsa Maya bentuknya sangat aneh, berupa
bulatan lingkaran kecil dan garis-garis. Alat tulis yang diapakai yaitu tongkat yang
penampangnya lindris (bulat), sehingga dengan cara menusukkan tongkat ke tanah liat akan
berbekas lingkaran atau dengan meletakkan tongkat mereka sehingga berbekas garis.

Ciri- ciri Sistem Numerasi Maya :

1. menggunakan basis 20
2. mengenal simbol 0 (nol)
3. ditulis secara tegak atau vertical

Tulisan atau angka yang dekembangkan bangsa Maya bentuknya berupa bulatan
lingkaran kecil dan garis-garis. Alat tulis yang diapakai yaitu tongkat yang penampangnya lindris
(bulat).

Berbasis 20 dan ditulis secara tegak. Suku bangsa Maya sudah mengenal bilangan tak
hingga.

    Contoh: menulis 258.458 dalam bilangan Maya


                                    1(20)4  = 160.000
                                    12(20)3=  96.000
                                    6(20)2 =     2.400
                                    2(20)1 =          40
                                  18(20)0 =          18  +
                                                  258.458
2.6 Sistem Numerasi Cina (±200 SM)
Sistem numerasi ini telah ada sejak tahun 200 S.M. Bangsa Cina menuliskan angka-
angkanya menggunakan alat tulis yang dinamakan pit dimana bentuknya menyerupai kuas.
Tulisannya berbentuk gambar atau piktografi yang mempunyai nilai seni tinggi.
2.7 Sistem Numerasi Jepang-Cina (±200 SM)
Sistem numerasi ini telah ada sejak tahun 200 S.M. Bangsa Cina menuliskan angka-
angkanya menggunakan alat tulis yang dinamakan pit dimana        bentuknya menyerupai
kuas. Tulisannya berbentuk gambar atau piktografi yang mempunyai nilai seni tinggi. Sistem
angka Cina disebut dengan sistem “batang”, mempunyai nilai tempat, berkembang sekitar
213 SM. Bangsa Cina menggunakan tiga sistem penomoran, yaitu: sistem Hindu-Arab, dan
dua lainnya menggunakan penomoran bilangan setempat (disebut Daxie) yang dibedakan
untuk keperluan komersil dan financial demi menghindari pemalsuan.
Adapun Jepang, juga menggunakan sistem angka Cina, meskipun berbeda dalam
pelafalannya. Setelah kekaisaran Jepang mulai dipengaruhi Eropa, sistem angka Arab mulai
digunakan. Pada sistem bilangan bahasa Jepang, angka dibagi menjadi kelompok 4 digit. Jadi
bilangan seperti 10.000.000 (sepuluh juta) sebetulnya dibaca sebagai 1000.0000 (seribu
puluh-ribu). Hanya saja, karena pengaruh dunia barat angka selalu ditulis dengan
pengelompokan 3 digit gaya barat.
一 二 三 四 五 六 七 八 九 十
Ichi Ni San Yon Go Roku Nana Hachi Kyu Ju
Satu Dua Tiga Empat Lima Enam Tujuh Delapan Sembilan Sepuluh

2.8 Sistem Numerasi Romawi (±100 SM)


Bangsa Romawi menggunakan angka-angka untuk perhitungan - perhitungannya.
Lambang bilangan Romawi ditulis menggunakan huruf besar yang sejalan dengan pemikiran
orang-orang Yunani. Pada zaman dahulu kala   orang Romawi Kuno menggunakan
penomeran tersendiri yang sangat berbeda dengan sistem penomeran pada jaman seperti
sekarang. Angka romawi hanya terdiri dari 7 nomor dengan simbol huruf  tertentu di mana
setiap huruf melangbangkan / memiliki arti angka tertentu.
Sistem angka Romawi berkembang sekitar permulaan tahun 100 Masehi, yang memiliki
beberapa lambang dasar yaitu l, V, X, L, C, D, dan M yang masing-masing menyatkan
bilangan 1, 5, 10, 50, 100, 500, dan 1000. Sistem ini merupakan adaptasi dari angka
Etruscan. Penggunaan angka Romawi bertahan sampai runtuhnya kekaisaran Romawi,
sekitar abad ke-14, dan kemudian sebagian besar digantikan oleh sistem Hindu-Arab.

Berikut ini simbol Sistem Numerasi Romawi :


I =1, I disebut UNUS
V =5 , V disebut QUINQUE
X =10, X disebut DECEM
L =50, L disebut QUINQUAGINTA
C =100, C disebut CENTUM
M =1000
1. Penjumlahan, jika lambang pada bagian kanan menyatakan bilangan yang lebih kecil.
2. Pengurangan, jika lambang pada bagian kiri menyatakan bilangan yang lebih kecil.
Contoh

CX = 100+10 = 110 (dari kiri ke kanan nilainya menurun,jadi dijumlahkan)


XC = 100-10 = 90 (dari kiri ke kanan nilainya naik,jadi dikurangkan)
Adapun aturan resmi penggunaan huruf yang lain adalah sebagai berikut:
1) Huruf pengurangan hanyalah pangkat sepuluh, seperti l, X, dan C.
2) Kurangkan hanya satu huruf dari sebuah angka tunggal.
3) Jangan mengurangkan huruf dari huruf yang besarnya lebih dari sepuluh kali.
4) Aturan yang berlaku di Mesir, empay ditulis IV dan bukan IIII
5) Selama tahun pertengahan, angka Romawi N digunakan sebagai lambang
“nullae” yang menyatakan nol.
2.9 Sistem Numerasi Hindu-Arab (±300SM- 750 M)
Bangsa Hindu pada tahun 300 S.M diperkirakan sudah mempunyai angka- angka dengan
menggunakan bilangan basis 10, tetapi mereka belum mengenal bilangan nol. Mereka mulai
menggunakan sistem nilai tempat dan mengenal bilangan nol diperkirakan terjadi pada tahun
500 M. Sistem numerasi Hindu-Arab menggunakan sistem nilai tempat dengan basis 10 yang
dipengaruhi oleh banyaknya jari tangan, yaitu 10. Berasal dari bahasa latin decem yang
artinya   sepuluh, maka sistem numerasi ini sering disebut sebagai sistem desimal.
Sistem Hindu-Arab berasal dari india sekitar 300 S.M dan mengalami banyak perubahan
yang dipengaruhi oleh penggunaannya di Babilonia dan Yunani. Baru sekitar tahun 750
sistem Hindu-Arab berkembang di Bagdad. Bukti sejarah hal ini tertulis dalam buku
karangan matematisi arab yang bernama Al- Khawarizmi yang berjudul Liber Algorismi De
Numero Indorum.
Sistem numerasi Hindu-Arab ini juga disebut dengan sistem numerasi desimal
(Ruseffendi, 1984). Dan menurut Troutman & Lichtenberg (1991) sistem numerasi Hindu-
Arab ini mempunyai karakteristik:

1) Menggunakan sepuluh macam angka yaitu 0 sampai dengan 9;


2) Menggunakan sistem bilangan dasar sepuluh.
3) Menggunakan sistem nilai tempat.
4) Menggunakan sistem penjumlahan dan perkalian.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Sistem numerasi adalah sekumpulan lambang dan aturan pokok untuk menuliskan
bilangan. Lambang yang menyatakan suatu bilangan disebut numeral/ lambang bilangan,
Lambang yang menyatakan suatu bilangan disebut numeral.

Sejarah mengenai bilangan perlu kita ketahui, karena dalam kehidupan sehari-hari kita
tidak bisa lepas dari sesuatu yang bernama angka. Angka tersebut merupakan salah satu kerabat
dari bilangan. Selain menambah wawasan, kita bisa sambil belajar kembali.
Sistem numerasi yang pertama-tama digunakan adalah sistem ijir (tallies) yang
didasarkan pada penghitungan korespondensi satu-satu. Kemudian seiring dengan perkembangan
peradaban manusia, kebutuhan akan bilangan dan angka yang semakin kompleks menyebabkan
manusia mengembangkan berbagai sistem numerasi yang berlaku di beerbagai belahan dunia,
seperti Mesir, Babilonia (sekarang Timur Tengah), Mayan (Amerika Tengah), Yunani, Cina-
Jepang, dan Romawi.

Sistem numerasi yang digunakan sekarang ini merupakan sistem numerasi yang
merupakan perpaduan antara numerasi Hindu dan Arab. Sistem ini tetap bertahan karena
dianggap masih mampu memenuhi kebutuhan angka manusia modern.

3.2 Saran

Kami menyadari masih banyak dapat kesalahan dalam penulisan makalah ini, untuk itu
kami meminta kritik dan saran kepada dosen pengampu untuk penyempurnaan makalah kami ini,
dan kami ucapkan terimakasih. 

DAFTAR PUSTAKA

Ekowaty,Dyah Worowirastri,dkk.2019.LITERASI NUMERASI UNTUK SEKOLAH DASAR.


Malang.hal 19-28

Anda mungkin juga menyukai