(SISTEM NUMERASI)
Disusun Oleh :
KELOMPOK 1
Dosen Pengampu :
SOMAKIM, DR. M.PD.
VINA AMILIA SUGANDA M, M.PD.
1 | Page
Daftar Isi
Cover……………………………………………………………………....1
Daftar Isi…………………………………………………………………..2
BAB I Pendahuluan
3.1 Kesimpulan……………………………………………………….…….
Daftar Pustaka
2 | Page
Latar Belakang
1.3 Tujuan
1. Untuk memahami sejarah dan bilangan Yunani
2. Untuk mengetahui cara membaca bilangan Yunani
3. Untuk Mengetahui sejarah numerasi Maya
BAB II Pembahasan
3 | Page
● Bilangan-bilangan yag lebih besar dari 9 dinyatakan sebagai bentuk suku-
suku yang merupakan kelipatan dari perpangkatan 10.
Sistem Maya menarik karena mereka dikembangkan tanpa ada kontak dengan
sistem lain. Hal ini mirip dengan Babilonia tetapi orang Maya memilih nomor
yang berbeda sebagai basis mereka. Mereka menggunakan titik-titik untuk
mewakili angka satu, jadi angka empat adalah empat titik. Angka lima diwakili
oleh garis. Angka-angka bisa ditulis dari bawah ke atas atau dari kanan ke kiri.
Sebagian besar waktu mereka dikombinasikan dengan simbol kepala mereka. Jadi
angka enam adalah garis dan titik, dan tujuh adalah garis dan dua titik, dan tiga
5 | Page
belas adalah dua baris dan tiga titik. Ini adalah sistem unary, tetapi menggunakan
lima sebagai dasar daripada sepuluh lebih umum (Muliati, 2020).
Pada awalnya cukuplah menggunakan konsep lebih sedikit dan lebih banyak untuk
melakukan perhitungan. Misalnya, untuk membandingkan dua kelompok kupu-kupu yang
berbeda banyaknya. Mereka hanya bisa membandingkan banyak sedikitnya kedua kelompok
kupu-kupu itu. Akan tetapi, kepastian jumlah tentang milik seseorang atau milik orang lain
mulai dibutuhkan, sehingga mulai mengenal dan belajar perhitungan sederhana. Mula-mula,
manusia menggunakan kerikil, menggunakan simpul pada tali, menggunakan jari jemarinya,
atau memakai ranting untuk menyatakan banyak hewan dan kawanannya atau anggota
keluarga yang tinggal bersamanya. Inilah dasar pemahaman tentang konsep bilangan. Ketika
seseorang berfikir tentang bilangan dua, maka dalam benaknya telah tertanam pengertian
terdapat benda sebanyak dua buah. Misalnya ada dua katak dan dua kepiting, dan selanjutnya
kata ”dua” dilambangkan dengan ”2”. Karena menyatakan bilangan dengan menggunakan
kerikil, ranting, atau jari dirasakan tidak cukup praktis, maka orang mulai berpikir untuk
menggambarkan bilangan itu dalam suatu lambang.
Abjad Yunani diambil sebanyak sembilan huruf untuk menyatakan angka dari satu hingga
sembilan, sembilan huruf untuk melambangan kelipatan sepuluh sampai seratus dan sembilan
huruf lagi dijadikan simbol bilangan dari 100 sampai 1000 dalam kelipatan 100. Jika dikenal
alfabet Yunani hanya mengenal 24 simbol saja, sementara dari pernyataan di atas terhitung
6 | Page
ada 27 simbol seharusnya. Nah untuk hal ini ditambahkan tiga simbol lainnya. Beberapa
contoh simbol Yunani yang digunakn seperti berikut.
Sistem numerasi ini berkembang sekitar tahun 600 SM. Tulisan ini ditemukan didaerah
reruntuhan Yunani yang bernama Attic. System numerasi attic dilambangkan sederhana,
dimana angka satu sampai empat dilambangka dengan lambang tongkat (misalnya dua
dengan II).
Angka loteng digunakan oleh orang Yunani kuno , mungkin dari abad ke-7 SM. Mereka juga
dikenal sebagai angka Herodianic karena mereka pertama kali dijelaskan dalam sebuah
naskah abad ke-2 oleh Herodes . Mereka juga dikenal sebagai angka acrophonic karena
simbol-simbol berasal dari huruf pertama dari kata-kata yang mewakili simbol:, lima sepuluh,
seratus, ribu dan sepuluh ribu.Berikut merupakan bilangan attic :
7 | Page
Penggunaan Η untuk 100 mencerminkan tanggal awal dari sistem penomoran: Η ( ETA )
dalam abjad Attic awal mewakili suara / h /. Di kemudian, “klasik” Yunani, dengan
penerapan alfabet ionik seluruh mayoritas Yunani, surat eta datang untuk mewakili suara e
panjang sementara aspirasi kasar tidak lagi ditandai. Itu bukan ‘ t sampai Aristophanes
Byzantium memperkenalkan tanda aksen berbagai selama periode Helenistik bahwa asper
spiritus mulai untuk mewakili / h /. Jadi kata untuk seratus awalnya akan pernah ditulis
ΗEΚΑΤΟΝ, dibandingkan dengan ἑκατόν ejaan sekarang lebih akrab.
Modern Yunani , di / h / fonem telah lenyap sama sekali, tetapi hal ini tidak berpengaruh
pada ejaan dasar. Berbeda dengan lebih akrab modern Angka Romawi, sistem Attic hanya
berisi bentuk aditif. Dengan demikian, jumlah 4 ditulis ΙΙΙΙ, tidak ΙΠ. Angka yang mewakili
50, 500, dan 5.000 adalah komposit dari pi (sering kali dalam bentuk lama, dengan kaki
kanan pendek) dan versi kecil dari kekuasaan yang berlaku sepuluh.
5 = IIIII → Γ
50 =∆∆∆∆∆ → ΓΔ
5000 = XXXXX → ΓX
8 | Page
Kira-kira tahun 450 SM. bangsa Ionia dari Yunani telah mengembangkan suatu
sistem angka, yaitu alphabet Yunani sendiri yang terdiri dari 27 huruf. Sejarah
perkembangan ionik merupakan tulisan tertua dari masyarakat purba yang telah
melahirkan dua jalur proses perkembangan sistem penulisan.
Contoh-contoh:
1. 12 = 10 + 2 = ι β
9 | Page
2. 21 = 20 +1 = κ α
3. 247 = 200 +40 + 7 = σ μ ς
Sebagaimana kita lihat pada contoh-contoh di atas sampai ratusan, sistem angka
alphabet yunani ini mempunyai lambang tersendiri. Untuk menyatakan ribuan,
di atas sembilan angka dasar yang pertama (dari … sampai …) dibubuhi tanda
aksen (‘) sebagai contoh α’ = 1000, ε’ = 5000. Sedangkan kelipatan 10.000
dinyatakan dengan menaruh angka yang bersangkutan di atas tanda M.
Contoh.
1. 5000 = ε ‘
2. 3567 = 3000 + 500 +60 +7 = γ’ φ ξ ς
Dibandingkan dengan sistem angka Mesir Purba, maka penulisan dengan sistem
angka alphabet Yunani ini lebih singkat dan sistematis. Sebagai contoh untuk
penulisan bilangan 500 dalam sistem angka Mesir Purba lambang 9 ditulis
sampai 5 kali tetapi dalam sistem angka alphabet yunani telah mempunyai
lambang tersendiri yaitu φ.
3.2 Saran
Daftar Pustaka
https://lutfianaulfa7.wordpress.com/2015/04/14/sejarah-bilangan-yunani/
http://bambang1988.wordpress.com/matematika-yunani kuno.
10 | Page
Pradinata, Hendra. 2013. Sistem Numerasi. BERBAGI%20ILMU
%20%20Sistem%20Numerasi.htm.
11 | Page