Anda di halaman 1dari 33

Kedudukan, fungsi dan kekuatan hukum

Bahasa Indonesia

Kelompok 2
Anggota:
1. Ayu Setia Ningsih
2. Dinda Eka Pratiwi
3. Enggalliana Nabila
4. Putri Handayani
5. Rika Dwi Putri
6. Serly Deti

Dosen Pengampu :
Drs. Marwan pulungan, M.Pd.
1. PENGERTIAN

BAHASA INDONESIA
Bahasa Indonesia adalah salah satu bahasa
yang memiliki sejarah cukup panjang dalam
pembentukannya, baik lisan maupun dalam
bahasa tulisnya. Bahasa Indonesia
merupakan bahasa melayu yang sudah
berada di Nusantara sejak zaman krajaan-
krajaan di Nusantara

Menurut Arifin (2008:5) bukti bahasa melayu


digunakan dinusantara, dengan ditemukanya
berbagai batu tulis kuno di nusantara, seperti
prasasti kedukan di Palembang, prasasti talang
tuo di Palembang, prasasti kota kapur di Banka
Barat dan masih banyak lainya.
2. SEJARAH SINGKAT

BAHASA INDONESIA
Perkembangan bahasa Indonesia lisan maupun tulisan
berkembang mulai pada saat terbentuknya, yaitu pada 28
Oktober 1928, bersamaan dengan momen Sumpah Pemuda.
Setelah terbentuk, bahasa Indonesia terus berkembang seiring
berlakunya ejaan Van Ophuijsen, Soewandi, Melindo bahkan
hingga ke Ejaan Bahasa Indonesia (EBI) adalah ejaan bahasa
Indonesia yang berlaku sejak tahun 2015 berdasarkan Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2015 tentang Pedoman
Umum Ejaan Bahasa Indonesia. Ejaan ini
menggantikan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD).
Bahasa Indonesia yang telah dikenal oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan
khalayak umum merupakan bahasa Bahasa, Kementerian Pendidikan,
Melayu yang menjadi lingua franca atau Kebudayaan, Riset, dan Teknologi dalam
bahasa perhubungan di Nusantara kala itu. laman resminya telah mencantumkan bahwa
Bahasa Melayu telah ada dan digunakan bahasa Melayu telah berada di kawasan Asia
terlebih dahulu. Keberadaan bahasa dan khususnya Asia tenggara sejak abad
Melayu pun dapat ditilik dalam saat ketujuh. Pernyataan ini juga tentu didukung
persiapan Kongres Pemuda tahun 1926, oleh adanya beberapa prasasti sepeti prasasti
para pemuda masih mempermasalahkan Talang Tuo di Palembang, bahkan prasasti
tentang sebutan bahasa persatuan Karang Brahi di Jambi. Keberadaan prasasti-
Indonesia. Kemudian M. Tabrani prasasti ini telah ada sejak tahun 680-an.
mengusulkan bahasa Melayu diganti
dengan istilah bahasa Indonesia dan hal
ini pun disetujui bersama pada 2 Mei
1926.
Sejarah perkembangan bahasa Indonesia dapat disoroti melalui
zaman Sriwijaya yang menggunakan bahasa Melayu untuk menjadi
bahasa pembelajaran kebudayaan dan hingga pada saat penyebaran
agama Kristen oleh para pendeta-pendeta dan orang Belanda pada
saat masih berada di Indonesia. Bahasa Melayu yang merupakan
cikal bakal bahasa Indonesia telah berkembang dengan sangat pesat
di Indonesia, bahkan sebelum bahasa Indonesia pertama kali resmi
di umumkan pada sumpah pemuda. Bahasa Indonesia sejak dahulu
telah membentuk bangsa dan mempersatukan keberagaman yang ada
di Indonesia yang memiliki tingkat kemajemukan yang sangat tinggi.

Bahasa Indonesia kemudian masuk ke dalam tiga kategori


perkembangan, yaitu :
1. Bahasa pemersatu
2. Bahasa resmi negara
3. Bahasa internasional
Kedudukan Bahasa Indonesia Materi #3
Dasar Jiwa Nasionalisme

Bahasa Indonesia mempunyai kedudukan


yang sangat penting, seperti tercantum
pada ikrar ketiga Sumpah Pemuda 1928
yang berbunyi “Kami putra dan putri
Indonesia menjunjung bahasa persatuan,
bahasa Indonesia”. Ini berarti bahwa
bahasa Indonesia berkedudukan sebagai
bahasa nasional kedudukanya berada di
atas bahasa-bahasa daerah.
Menurut (Arifin,dkk. 2008:12) Bahasa Indonesia juga
berkedudukan sebagai bahasa negara, hal ini tercantum dalam
Undang-Undang Dasar 1945 tercantum pasal khusus (Bab XV,
pasal 36). Jadi dapat disimpulkan jika kedudukan bahasa
Indonesia adalah bahasa nasional dan bahasa negara. Hal ini yang
selama ini tidak diketahui oleh semua kaum muda dan pelajar,
dimana bahasa Indonesia begitu fital di Negara Kesatuan
Republik Indonesia ini. Bahasa Indonesia menjadi jantung dari
bangsa Indonesia yang sudah menjadi keharusan sebagai generasi
penerus untuk menjaga dan mengembangkanya.
Dalam kedudukanya bahasa Indonesia harus benar-benar
dipahami oleh semua kalangan terutama kaum muda dan
pelajar, agar jiwa patriotisme dan nasionalisme mereka
terus terjaga, hal ini berkenaan dengan keadaan saat ini
yang semangkin hari semangkin krisis akan jiwa
nasionalisme tersebut. Kaum muda dan pelajar lebih
bangga akan bahasa asing, seperti bahasa Inggris,
Mandarin, Arab dan lainya, yang menyampingkan bahasa
nasional dan negara kita, hal ini karena bahasa Indonesia
adalah bahasa Ibu yang mudah untuk dipahami dan tidak
memerlukan belajar khusus. Selain itu pendidik dalam hal ini Guru dalam kegiatan
belajar mengajar juga masih banyak yang tidak
menggunakan bahasa Indonesia secara efektif, hal ini
juga berpengaruh terhadap pola pikir pelajar, sehingga
mereka tidak terbiasa untuk menggunakan bahasa
Indonesia dengan baik dan benar, dimana tujuan akhir
akan mengarah pada tidak terjaganya kedudukan dan
fungsi bahasa Indonesia dengan baik di mata kaum
Fungsi Bahasa Indonesia
Sebagai Bahasa Nasional
Lambang Kebangaan Kebangsaan
1
Lambang Identitas Nasional
2
Alat Perhubungan Antarwarga, Antardaerah dan
3 Antarbudaya

Alat Pemersatu Suku Budaya dan Bahasanya


4
Fungsi Bahasa Indonesia
Sebagai Bahasa Negara
Bahasa Resmi Kenegaraan
1
Bahasa Pengantar dalam Pendidikan
2
Alat Perhubungan pada Tingkat Nasional
3
Alat Pengembangan Kebudayaan, Ilmu
Pengetahuan dan teknologi
4
5. HUBUNGAN
BAHASA INDONESIA
DENGAN
NASIONALISME
Bahasa Indonesia adalah Nasionalisme adalah paham atau
bahasa nasional dan bahasa ajaran untuk mencintai bangsa dan
kenegaraan yang memiliki negara sendiri (Alwi, dkk.
fungsi dan arti tersendiri bagi 2003:775). Jadi nasionalisme
adalah kesadaran masyarakat
rakyat Indonesia. Peranan
suatu negara secara ikhlas dan rela
bahasa Indonesia sangat fital
berkorban untuk bangsa dan
sebagai alat pemersatu NKRI, negaranya sendiri. Jiwa
di segala bidang. Jadi sudah nasionalisme sudah semestinya
sepantasnya bahasa Indonesia tertanam di semua lapisan
terus dijaga, dan itu masyarakat, terutama kaum muda
merupakan tanggung jawab dan pelajar agar negara kesatuan
bersama terutama kaum muda tetap utuh dan berkembang sesuai
dan pelajar. dengan yang diharapkan.
Berdasarkan penjelasan di atas tergambar
jelas bahwa bahasa Indonesia yang
menjadi tiang penegak persatuan secara
langsung akan menumbuhkan bibit
nasionalisme pada semua kalangan. Rasa
cinta dan bangga menggunakan bahasa
Indonesia akan memupuk rasa bangga
terhadap NKRI yang mengarah pada
semakin utuh dan kuatnya Indonesia ini.
Peran kaum muda dan pelajar memiliki
peranan sentral pada pelaksanaannya,
dengan tidak menyampingkan bahasa
Indonesia dan mengelu-elukan bahasa
Asing, akan tetapi justru terus berusaha
6. PERKEMBANGAN

BAHASA INDONESIA
Bahasa Indonesia tumbuh dan
berkembang dari bahasa Melayu,
yang sejak dulu sudah dipakai
sebagai bahasa perantara (lingua
Franca), bukan saja di Kepulauan
Nusantara, melainkan juga hamper
diseluruh Asia Tenggara.
a) Bahasa Melayu sudah merupakan lingua franca di 4 fakto
r penye
Indonesia, bahasa penghubung, dan bahasa bahasa ba b
perdagangan. angkat m elayu d
menjad i
i bahas
b) Sistem bahasa Melayu sederhana, mudah dipelajari indone a
sia
karena dalam bahasa ini tidak dikenal tingkat
bahasa, atau perbedaan bahasa kasar dan halus,
seperti dalam bahasa Sunda (kasar,lemes).

c) Suku Jawa, suku Sunda, dan suku-suku yang lain dengan


sukarela menerima bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia
sebagai bahasa nasional.

d) Bahasa Melayu mempunyai kesanggupan untuk dipakai


sebagai bahasa kebudayaan dalam arti yang luas.
• Pada tahun 1901 disusun ejaan resmi bahasa Melayu oleh Ch. A. Van
Ophuijsen dan dimuat dalam kitab Logat Melayu.

• Pada tahun 1908 Pemerintah mendirikan sebuah badan penerbit buku-buku


bacaan yang diberi nama Commissie voor de Volkslectuur (Taman Bacaan
Rakyat) yang kemudian pada tahun 1917 diubah menjadi Balai Pustaka.
Balai Pustaka menerbitkan buku-buku novel, seperti Sitti Nurbaya dan Salah
Asuhan, yang tidak sedikit membantu penyebaran bahasa Melayu di
kalangan masyarakat luas. Kehadiran dua novel itu di masa kini menjadi
bukti bahwa bahasa Indonesia sudah ada dan sudah dipakai sebelum tahun
1928

• Tanggal 28 oktober merupakan saat-saat yang paling menentukan dalam


perkembangan bahasa Indonesia karena pada tanggal 28 Oktober 1028
itulah para pemuda pilihan memancangkan tonggak yang kukuh untuk
perjalanan bahasa Indonesia.
• Pada tanggal 25-28 juni 1938 dilangsungkan Kongres Bahasa Indonesia I
di Solo. Putusannya adalah bahwa pembinaan dan pengembangan bahasa
Indonesia telah dilakukan secara sadar oleh cendekiawan dan budayawan
kita saat itu.

• Pada tanggal 18 Agustus 1945 ditandatanganilah UndangUndang Dasar


1945, yang salah satu pasalnya (Pasal 36) menetapkan bahasa Indonesia
sebagai bahasa Negara.

• Pada tanggal 19 Maret 1947 diresmikan penggunaan Ejaan Republik (Ejaan


Soewandi) sebagai pengganti Ejaan van Ophuijsen yang berlaku
sebelumnya.

• Kongres Bahasa Indonesia II di Medan pada tanggal 28 Oktober2


November 1954 memutuskan bahwa bahasa Indonesia bertekad untuk
terus-menerus menyempurnakan bahasa Indonesia yang diangkat sebagai
bahasa nasional dan ditetapkan sebagai bahasa Negara itu.
• Pada tanggal 16 Agustus 1972 Presiden Republik Indonesia meresmikan
penggunaan Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan melalui pidato
kenegaraan di depan sidang DPR yang dikuatkan dengan Keputusan Presiden
No. 57, tahun 1972.

• Pada tahun 31 Agustus 1972 Menteri Pendidikan dan Kebudayaan


menetapkan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan
dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah resmi berlaku di Indonesia.

• Kongres Bahasa Indonesia III yang diselenggarakan di Jakarta pada tanggal


28 Oktober – 2 November 1978 merupakan peristiwa penting bagi kehidupan
bahasa Indonesia. Kongres yang diadakan dalam rangka peringatan hari
Sumpah Pemuda yang kelima puluh ini, selain memperlihatkan kemajuan,
pertumbuhan, dan perkem bangan bahasa Indonesia sejak tahun 1928, juga
memutuskan untuk terus berusaha memantapkan kedudukan dan fungsi
bahasa Indonesia.
• Kongres Bahasa Indonesia IV diselenggarakan di Jakarta pada 21-26
November 1983. Kongres ini diselenggarakan dalam peringatan hari Sumpah
Pemuda yang ke-55. Dalam putusannya disebutkan bahwa pembinaan dan
pengembangan bahasa Indonesia harus lebih ditingkatkan sehingga amat
yang tercatat tercantum dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara, yang
mewajibkan kepada semua warga negara Indonesia untuk menggunakan
bahasa Indonesia dengan baik dan benar.

• Kongres Bahasa Indonesi V juga diadakan di Jakarta pada tanggal 28 Oktober


– 3 November 1988. Kongres ini dihadiri oleh kira-kira tujuh ratus pakar
bahasa Indonesia dari seluruh Nusantara dan peserta tamu dari Negara
sahabat, seperti Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, Belanda, Jerman,
dan Australia. Kongres ini ditandai dengan di persembahkan nya karya besar
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa kepada pecinta bahasa di
Nusantara, yakni berupa (1) Kamus Besar Bahasa Indonesia, dan (2) Tata
Bahasa Baku Bahasa Indonesia.
• Kongres Bahasa Indonesia VI diadakan di Jakarta pada tanggal 28
Oktober – 2 November 1993. Pesertanya sebanyak 770 pakar bahasa
Indonesia dan 53 peserta tamu dari mancanegara ( Australia, Brunei
Darussalam, Jerman, Hongkong, India, Italia, Jepang, Rusia,
Singapura, Korea Selatan, dan Amerika Serikat ). Kongres
mengusulkan disusunnya Undang – Undang Bahasa Indonesia.

• Kongres Bahasa Indonesia VII diselenggarakan di Hotel Indonesia


Jakarta pada 26-30 Oktober 1998.

• Kongres Bahasa Indonesia VIII. Kongres ini diselenggarakan di


Jakarta pada tanggal 14-17 Oktober 2003.
Sebagaimana diketahui bahasa digunakan sebagai sarana piker,
ekspresi, dan sarana komunikasi dalam kegiatan kehidupan, seperti
dalam bidang ilmu, teknologi, dan seni.

Seiring dengan perkembangan zaman, Indonesia pun berkembang


mengikuti perkembangan tersebut. Pesatnya perkembangan ilmu,
teknologi, dan seni di dunia Barat membawa pengaruh terhadap
perkembangan bahasa Indonesia.

Di samping itu, luas wilayah pemakaian (yang tersebar dipulau-pulau


yang secara giografis terhubung dengan laut) dan besarnya jumlah
penutur yang berbeda latar belakang sosial budaya dan bahasa daerah,
memungkinkan terjadinya perubahan-perubahan di setiap-tiap daerah
yang lama-kelamaan akan berkembang menjadi dialek tersendiri.

Oleh karena itu, perlu diadakan kontak terus-menerus antara daerah


yang satu dengan daerah yang lain untuk menjaga keutuhan bahasa
Indonesia.
7. HAKIKAT
BAHASA INDONESIA
Bahasa Indonesia adalah alat komunikasi yang dipergunakan
oleh
masyarakat Indonesia untuk keperluan sehari-hari, misalnya
belajar, bekerja
sama,dan berinteraksi. Bahasa Indonesia merupakan bahasa
nasional dan bahasa resmi di Indonesia. Bahasa nasional adalah
bahasa yang menjadi standar di Negara Indonesia. Sebagai
bahasa nasional, bahasa Indonesia tidak mengikat pemakainya
untuk sesuai dengan kaidah dasar. Bahasa Indonesia digunakan
secara non resmi, santai dan bebas. Dalam pergaulan sehari –
hari antar warga yang dipentingkan adalah makna yang
disampaikan. Pemakai bahasa Indonesia dalam konteks bahasa
nasional dapat menggunakan dengan bebas menggunakan
ujarannya baik lisan maupun tulis.
Ejaan Republik
Ejaan Republik adalah ejaan yang dikembangkan di tahun 1947.
Di masa kepemimpinan Suwandi (Sebagai Menteri Pendidikan
kala itu) mengubah ejaan republik dengan Ejaan van ophuysen,
yang mana ada beberapa perubahan seperti penulisan oe
menjadi u, bunyi hamzah (‘) diganti dengan k, dsb.

Ejaan Pembaharuan
Ejaan yang kedua masuk di tahun 1957 yang merupakan update
ejaan republik menjadi pembaruan ejaan. Profesor prijono dan
E. Katoppo adalah panitia yang memimpin. Beberapa ejaan
yang diganti dari ejaan republik menjadi ejaan pembaharuan
adalah gabungan konsonan Dj diubah menjadi j. Konsonan tj
diubah menjadi ts, dan masih banyak lagi.
Bahasa sebagai sarana interaksi
sosial
Bahasa merupakan alat komunikasi sosial yang berupa
sistem simbol bunyi yang dihasilkan dari ucapan
manusia. Manusia sebagai makhluk sosial
membutuhkan sarana untuk berinteraksi dengan
manusia lainnya di masyarakat. Untuk kepentingan
interaksi sosial itu, maka dibutuhkan suatu wahana
komunikasi yang disebut bahasa.
Bahasa meliputi dua bidang yaitu:
1. bunyi yang dihasilkan oleh alat-alat ucap yaitu getaran
yang bersifat fisik yang merangsang alat pendengaran kita
2. arti atau makna adalah isi yang terkandung di dalam arus
bunyi yang menyebabkan adanya reaksi itu.

Setiap struktur bunyi ujaran tertentu akan mempunyai arti


tertentu pula
Bahasa sebagai alat komunikasi mengandung
beberapa sifat:

a) Sistematik : yaitu bahasa memiliki pola dan kaidah yang


harus ditaati agar dapat dipahami oleh pemakainya
b) Mana suka : karena unsur-unsur bahasa dipilih secara
acak tanpa dasar, tidak ada hubungan logis antara bunyi
dan makna yang disimbolkannya. Pilihan suatu kata
disebut kursi, meja, guru, murid dan lain-lain ditentukan
bukan atas dasar kriteria atau standar tertentu, melainkan
secara mana suka
c) Ujar : bentuk dasar bahasa adalah ujaran, karena media
bahasa terpenting adalah bunyi
d) Manusiawi : karena bahasa menjadi berfungsi selama
manusia yang memanfaatkannya, bukan makhluk lainnya
e) Komunikatif : karena fungsi bahasa adalah sebagai alat
komunikasi atau alat penghubung antara anggota-anggota
masyarakat
Bahasa itu adalah sebuah sistem

Bahasa itu berwujud lambang

Bahasa itu berupa bunyi

Bahasa itu bersifat arbitrer

Bahasa itu bermakna

Bahasa itu bersifat konvensional

Bahasa itu bersifat konvensional


Sifat Bahasa
 Sistematik
bahasa memiliki pola dan kaidah yang harus ditaati agar
dapat dipahami oleh pemakainya.

 Arbitrary (sukarela)
karena unsur-unsur bahasa dipilih secara acak tanpa
dasar, tidak ada hubungan logis antara bunyi dan makna
yang disimbolkannya. Pilihan suatu kata disebut kursi,
meja, guru, murid dan lain-lain ditentukan bukan atas
dasar kriteria atau standar tertentu, melainkan secara mana
suka.
Sifat Bahasa
 Ujar
bentuk dasar bahasa adalah ujaran, karena media
bahasa terpenting adalah bunyi.
 Manusiawi
karena bahasa menjadi berfungsi selama manusia yang
memanfaatkannya, bukan makhluk lainnya.
 Komunikatif
karena fungsi bahasa adalah sebagai alat komunikasi
atau alat penghubung antara anggota-anggota
masyarakat.
THANK YOU!!

Anda mungkin juga menyukai