DOSEN PENGAMPU
Dr. Somakim, M.Pd
Zuli Nuraeni, M.Pd
Ruth Helen Simarmata, S.Pd., M.Pd., M.Pmat
DISUSUN OLEH
Hapsari Maharani (06081182328054)
Maghfiroh Azzahra (06081182328010)
Nanda Aliyatuzzahrah (06081182328004)
Rendi Kurniawan (06081182328016)
Siti Nayla Fanisha (06081282328045)
Yudha Mahendra (06081382328073)
2
1.3. Penemuan Matematika Romawi
1. Kalkulator Paling Tua
Berbentuk bongkah yang terbuat dari marmer dengan panjang 1,5 meter dari pulau
Salamis di Yunani. Peninggalan ini dipercaya telah dimanfaatkan oleh sebuah kuil
untuk melakukan penukaran uang.
2. Hamparan Ilmu
Suku lama di peradaban Romawi yaitu suku Nomaden Kuno yang tidak memiliki
sistem bilangan tertulis namun mereka menggunakan catatan kawanan ternak untuk
mengjitung. Pengembara Kuno menggunakan sebuah biji dan meletakkannya ke dalam
saku dalam hal perhitungan. Pengembara Kuno juga mempergunakan jari dalam
menerapkan simbol angka dari angka 10 ddan 20 untuk beberapa angka yang tidak
kecil. Bangsa Romawi biasa menyebut kerikil dengan kata calculus sehingga dari
sanalah asal kata Kalkulasi.
3. Sabak Perhitungan Romawi
Pada pemisah garis kolom sudut kanan dapat dianggap dengan satuan dan beberapa biji
diantara pemisah garis memiliki arti maupun nilai. Garis pemisah pada Sbak ini
ditunjukkan pada penulisan bilangan Romawi dari bentuk dan deretnya. Beberapa biji
yang digunakan dimuat diatas dan dibawah pada pemisah garis.
2. Bilangan Hindu
2.1.Sejarah Bilangan Hindu
Matematika India, juga dikenal sebagai Matematika Hindu, memiliki sejarah yang
panjang dan kaya. Matematika Hindu muncul pada sekitar abad ke-26 SM dan berakhir
pada abad ke-14 M. Matematika India berkembang setelah matematika China dan berakhir
tepat sebelum munculnya matematika Eropa pada Abad Pertengahan.
Awal perkembangannya di mulai Ketika munculnya peradaban yang terletak di
sekitaran aliran Sungai Indus, yang dikenal sebagai Peradaban Lembah Indus. Peradaban
sungai Indus, berlangsung sekitar 2800 SM hingga 1800 SM, terletak di sepanjang Sungai
Indus dan Sungai Ghaggar-Hakra, yang saat ini berada di wilayah Pakistan dan India barat.
Peradaban ini juga dikenal sebagai Peradaban Harappa Lembah Indus, karena kota Harappa
adalah salah satu dari kota-kota utamanya. Kadang juga disebut sebagai Peradaban Indus
Sarasvati karena kemungkinan Sungai Sarasvati, yang mungkin mengering pada akhir 1900
3
SM. Wilayah pusat dari Lembah Indus berada di timur Sungai Indus, dekat dengan wilayah
yang dahulu adalah aliran Sungai Sarasvati kuno.
India memiliki warisan matematika yang sangat kaya. Salah satu kontribusi terbesar
mereka adalah penemuan angka nol pada tahun 550, yang merupakan tonggak penting
dalam perkembangan matematika. Bermula pada satu tempat kosong yang ditujukan bagi
bilangan nol yang dapat india tapi simbolnya belum didapatkan. Salah satu matematikawan
India yaitu Aryabrata menggunakan angka nol dalam perhitungan dan memanggilnya
dengan "kha". Pemakaian angka ini dapat dilihat pada Gwalior Tablet Stone (876). Lalu,
matematikawan Muslim dan Arab mempelajari matematika Hindu. Al-Khawarizmi
merupakan salah satu matematikawan Muslim yang mempelajari sistem nilai tempat orang
India dan ia matematikawan pertama yang mengenalkan angka nol pada sistem nilai tempat
berbasis 10 yang kita kenal dengan sistem bilangan desimal.
Matematika India memiliki warisan yang kaya, dan salah satu kontribusi terbesarnya
adalah pengembangan sistem angka India, yang melibatkan penggunaan angka Brahmi dan
Gupta. Sistem ini kemudian menjadi dasar untuk perkembangan angka-angka yang lebih
modern.
Matematika Hindu, atau Matematika India, sering disebut sebagai "Sulwa Sutra" atau
"tali dari sloka" (cord of verses). Ini terkait dengan pembangunan altar untuk upacara
keagamaan dan korban. Formulanya bersifat empiris dan mungkin memiliki pengaruh pada
perkembangan geometri Yunani di masa depan.Dari semua kontribusi matematika India,
angka nol adalah yang paling terkenal dan penting. Angka nol, yang disebut "sunya" dalam
bahasa Sanskerta, memberikan dasar bagi sistem angka desimal yang digunakan luas di
seluruh dunia saat ini.
4
2. Angka Gupta
Periode Gupta adalah selama dinasti Gupta memerintah sampai ke Magadha di
timur laut India yang dimulai sejak awal abad 4 M sampai abad 6 M. Angka Gupta
dibangun dari angka Brahmi yang tersebar luas oleh kerajaan Gupta.
3. Angka Nagari
Angka Nagari, yang sering juga disebut sebagai angka Devanagari, memiliki
sejarah penting dalam perkembangan sistem angka India. Angka-angka ini sering
disebut sebagai "kebanyakan bilangan" oleh Al-Biruni karena telah banyak disebarkan
ke dunia Arab. Perlu dicatat bahwa Angka Nagari juga merupakan asal usul angka India
modern yang kita kenal saat ini. Perkembangan sistem angka India dapat dilacak dari
angka Brahmi ke angka Gupta, dan kemudian ke angka Nagari. Di dunia Arab, angka-
angka India yang diterjemahkan dari Angka Nagari berperan besar dalam
perkembangan matematika dan ilmu pengetahuan. Mereka kemudian menjadi dasar
bagi perkembangan angka Arab atau angka Hindu-Arab yang saat ini kita gunakan
secara luas di seluruh dunia.Jadi, Angka Nagari atau angka Devanagari adalah bagian
penting dari sejarah perkembangan sistem angka India, yang selanjutnya memengaruhi
perkembangan matematika dan ilmu pengetahuan di seluruh dunia, termasuk
perkembangan angka modern yang digunakan saat ini.
5
3. Nilai π
Aryabhata mungkin telah sampai pada kesimpulan yang tidak rasional setelah mencapai
suatu perkiraan, yang dapat ia tingkatkan. Sansekerta dipakai di bagian kedua
Aryabhata (ganitapada 10), yang: “tambahkan 4 dan 100, kalikan dengan 8, dan
kemudian menambahkan 62.000. dengan aturan ini keliling lingkaran dengan diameter
20.000 dapat ditemui menjadi” π = 3.1416
3. Bilangan Arab
3.1.Sejarah Bilangan Arab
Pada abad pertengahan ke-8, matematika Arab mencapai puncak
keemasannya. Pada periode ini, peran penting Arab dalam kontribusi perkembangan
sejarah matematika sangatlah signifikan. Pada awal perkembangan agama Islam,
bangsa Arab masih tertinggal jauh dalam ilmu pengetahuan dibandingkan dengan
negara-negara di sekitarnya, seperti Yunani, Persia, dan India.Pada awalnya, bangsa
Arab lebih fokus pada masalah-masalah internal mereka.
Namun, sejak tahun 750, pada masa pemerintahan khalifah-khalifah
Bani Abbas, bangsa Arab mulai bangkit dari keterbelakangan mereka dalam bidang
ilmu pengetahuan. Mereka mulai mempelajari astronomi, konsep-konsep filsafat,
matematika, dan ilmu pengetahuan lainnya dari budaya-budaya kuno seperti
Yunani, India, Mesir, Babilonia, dan lainnya. Karya-karya ilmiah dari Yunani dan
India kemudian dibawa ke kota Baghdad, ibu kota Kekhalifaan Arab Timur, dan
diterjemahkan ke dalam bahasa Arab. Kota Baghdad kemudian menjadi pusat
pengembangan ilmu pengetahuan yang menggantikan peran kota Alexandria di
Yunani.Selama masa pemerintahan Bani Abbas, terdapat tiga khalifah terkenal,
yaitu Al-Mansur, Harun al-Rashid, dan al-Ma'mun.
Pada masa pemerintahan Al-Mansur, ahli matematika Hindu seperti
Brahmagupta dibawa ke kota Baghdad, dan mereka diperintahkan untuk
menerjemahkan karya-karya ilmiah tersebut ke dalam bahasa Arab. Pada masa
pemerintahan Harun al-Rashid (786-808), usaha penerjemahan karya-karya Yunani
kuno dilanjutkan, termasuk karya Euclid yang terkenal, "Elemen." Penerjemahan
ini juga berlanjut di bawah pemerintahan anaknya, yaitu al-Ma'mun, yang juga
memerintahkan penerjemahan karya-karya Ptolemy, termasuk "Almagest."
6
Sistem bilangan Hindu-Arab adalah sistem angka dengan dasar sepuluh yang
pertama kali dirancang pada abad ke-9 oleh matematikawan India. Sistem ini kemudian
dikembangkan oleh matematikawan Persia, Al-Khwarizmi (dalam bukunya yang berjudul
"Tentang Pengiraan dengan Angka Hindu," yang ditulis sekitar tahun 825 M), dan
matematikawan Arab, Al-Kindi (dalam bukunya yang berjudul "Tentang Penggunaan
Angka India," yang keluar pada sekitar tahun 830 M).
Sistem ini kemudian menyebar ke dunia Barat pada masa Abad
Pertengahan.Sistem bilangan Arab, atau yang dikenal sebagai angka Arab (Arabic
Numerals), terdiri dari angka 0 hingga 9 (0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9). Sistem angka ini sangat
populer dan dominan digunakan di era modern ini. Saat ini, angka Arab Latin telah menjadi
standar internasional dan digunakan hampir di seluruh dunia.Dalam sistem bilangan Arab,
terdapat dua tipe dalam penulisan dan pembacaannya. Dua tipe tersebut adalah tipe Arab
tradisional dan Arab Latin. Arab tradisional saat ini jarang digunakan dan biasanya hanya
dapat ditemui dalam kitab-kitab suci Islam. Sementara Arab Latin lebih umum digunakan
karena lebih mudah dipahami dan lebih sederhana untuk dipelajari. Berikut ini adalah
tulisan dan cara membaca kedua tipe bilangan Arab:
7
Geometri juga merupakan salah satu yang dikembangkan oleh Arab. Al-
Khuyandi ialah orang Arab yang mengembangkan penemuan dalam geometri
pada abad ke 9-M, ia mengarahkan pandangannya dalam berpangkat tiga atau
resolusi. Salah satu teori Al-Khuyandi merupakan salah satu inspirasi dalam
teori yang dikemukakan Piere de Fermat.
2. Aljabar
Penemuan pertama matematika Arab adalah Aljabar. Ini ditemukan oleh tokoh
Al-Khwarizmi yang memiliki nama asli Muhammad Ibn Musa al Khwarizmi
Pada tahun 830 M. Al-Khwarizmi memiliki banyak penemuan, tetapi penemuan
paling terkenalnya ialah sistem aljabar. Penemuan Al-Khwarizmi tentang simbol
angka 1 sampai 9,dan angka nol berhasil menyelesaikan masalah-masalah
simbolisasi yang hanya bisa menggunakan simbol romawi.
3. Angka Nol
Angka nol bukan penemuan orisinil dari Arab. Ini ditemukan oleh Matematika
India, kemudian dikembangkan di Arab. Al-Khwarizmi merupakan salah satu
pengembang angka nol pada tahun 830 M di Arab.
8
BAB II
PENUTUP
1. Kesimpulan
Selama abad 1-10, bilangan Romawi adalah sistem penomoran yang dominan
di dunia Romawi kuno begitu dengan Sistem bilangan Arab, dengan kontribusi
dari bilangan Hindu, mulai muncul pada periode ini dan menjadi dasar bagi
sistem penomoran modern yang kita gunakan saat ini danBilangan Hindu
(angka Arab) memperkenalkan konsep nol dan notasi tempat nilai, yang
mengubah cara matematika dan perhitungan dilakukan secara fundamental.
2. Saran
1. Memahami sejarah numerasi adalah penting untuk memahami asal usul sistem penomoran
yang kita gunakan sehari-hari.
2. Penting untuk memahami perbedaan antara sistem bilangan Romawi, Arab, dan Hindu, serta
kegunaan masing-masing dalam konteks sejarah dan matematika.
3. Studi lebih lanjut tentang perkembangan sistem penomoran dapat memberikan wawasan
lebih mendalam tentang pengaruh budaya dan peradaban dalam pengembangan matematika
dan ilmu pengetahuan.
9
DAFTAR PUSTAKA
10