MAKALAH
PENDIDIKAN MATEMATIKA SD KELAS TINGGI
“KONSEP BILANGAN DAN OPERASINYA”
Oleh: KELOMPOK 1
19 BKT 08
Dosen Pengampu :
KATA PENGANTAR
Kelompok 1
ii
Daftar Isi
Kata Pengantar..................................................................................................i
Daftar Isi...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................1
C. Tujuan...................................................................................................1
BAB II KAJIAN TEORI..................................................................................2
A. Kelipatan Bilangan dan Faktor Bilangan..............................................2
1. Kelipatan Bilangan.........................................................................2
2. Faktor Bilangan..............................................................................3
B. Kelipatan Persekutuan dan Faktor Persekutuan...................................3
1. Kelipatan Persekutuan....................................................................3
2. Faktor Persekutuan.........................................................................4
C. Bilangan Prima dan Faktorisasi Prima.................................................4
1. Bilangan Prima...............................................................................4
2. Faktor Prima dan Faktorisasi Prima...............................................4
D. KPK......................................................................................................8
1. KPK Dua Bilangan.........................................................................8
2. Menentukan KPK Dari Tiga Bilangan...........................................10
3. Penggunaan KPK dalam Penjumlahan &Pengurangan Pecahan....10
E. FPB.......................................................................................................11
1. Menggunakan Faktor Persekutuan.................................................11
2. Menggunakan Faktorisasi Prima....................................................12
3. Menggunakan Tabel.......................................................................13
4. Menggunakan Sengkedan...............................................................14
BAB III PENUTUP..........................................................................................16
A. Kesimpulan...........................................................................................16
B. Saran.....................................................................................................16
Daftar Rujukan..................................................................................................17
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bilangan adalah suatu konsep matematika yang digunakan untuk pencahan dan
pengukuran. Simbol ataupun lambang yang digunakan untuk mewakili suatu bilangan
disebut sebagai angka atau lambang bilangan. Dalam matematika, konsep bilangan
selama bertahun-tahun lamanya telah diperluas untuk meliputi bilangan nol, bilangan
negatif, bilangan rasional, bilangan irasional, dan bilangan kompleks. Prosedur-prosedur
tertentu yang mengambil bilangan sebagai masukan dan menghasil bilangan lainnya
disebut sebagai operasi numeris. Operasi uner mengambil satu masukan bilangan dan
menghasilkan satu keluaran bilangan. Operasi yang lebih umumnya ditemukan adalah
operasi biner, yang mengambil dua bilangan sebagai masukan dan menghasilkan satu
bilangan sebagai keluaran. Contoh operasi biner adalah penjumblahan, pengurangan,
perkalian, pembagian, perpangkatan, dan perakaran. Bidang matematika yang mengkaji
operasi numeris disebut sebagai aritmetika.
Di dalam makalah ini saya akan membahas tentang sejarah bilangan,sampai
bagaimana proses perkambangan bilangan dari zaman dulu sampai sekarang.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja Macam-macam bilangan?
2. Bagaimana sejarah tentang bilangan?
3. Bagaimana Cara Penggunaan Perpangkatan 2 dan 3?
4. Bagaimana cara mengerjakan Penarikan akar pangkat 2 dan 3?
5. Bagaimana Cara Operasi Hitung campuran?
6. Bagaiaman cara Pembulatan dan penaksiran bilangan?
C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Macam-macam bilangan
2. Untuk Mengetahui sejarah tentang bilangan
3. Untuk Memahami Perpangkatan 2 dan 3
4. Untuk Mempelajari Penarikan akar angkat 2 dan 3
5. Untuk Memahami Operasi Hitung campuran
6. Agar Memahami Pembulatan dan penaksiran bilangan
4
BAB II
PEMBAHASAN
A.Pengertian Bilangan
Pada mulanya di zaman purbakala banyak bangsa-bangsa yang bermukim sepanjang
sungai-sungai besar. Bangsa Mesir sepanjang sungai Nil di Afrika, bangsa Babilonia sepanjang
sungai Tigris dan Eufrat, bangsa Hindu sepanjang sungai Indus dan Gangga, bangsa Cina
sepanjang sungai Huang Ho dan Yang Tze. Bangsa-bangsa itu memerlukan keterampilan untuk
mengendalikan banjir, mengeringkan rawa-rawa, membuat irigasi untuk mengolah tanah
sepanjang sungai menjadi daerah pertanian untuk itu diperlukan pengetahuan praktis, yaitu
pengetahuan teknik dan matematika bersama-sama.
Sejarah menunjukkan bahwa permulaan Matematika berasal dari bangsa yang bermukim
sepanjang aliran sungai tersebut. Mereka memerlukan perhitungan, penanggalan yang bisa
dipakai sesuai dengan perubahan musim. Diperlukan alat-alat pengukur untuk mengukur persil-
persil tanah yang dimiliki. Peningkatan peradaban memerlukan cara menilai kegiatan
perdagangan, keuangan dan pemungutan pajak. Untuk keperluan praktis itu diperlukan bilangan-
bilangan.
Bilangan pada awalnya hanya dipergunakan untuk mengingat jumlah, namun dalam
perkembangannya setelah para pakar matematika menambahkan perbendaharaan simbol dan
kata-kata yang tepat untuk mendefenisikan bilangan maka matematika menjadi hal yang sangat
penting bagi kehidupan dan tak bisa kita pungkiri bahwa dalam kehidupan keseharian kita akan
selalu bertemu dengan yang namanya bilangan, karena bilangan selalu dibutuhkan baik dalam
teknologi, sains, ekonomi ataupun dalam dunia musik, filosofi dan hiburan serta banyak aspek
kehidupan lainnya.
penulisan inilah yang menjadi cikal bakal penulisan simbol bilangan yang kita pakai
hingga saat ini.
B. Pengertian Teori Bilangan
Secara tradisional, teori bilangan adalah cabang dari matematika murni yang mempelajari
sifat-sifat bilangan bulat dan mengandung berbagai masalah terbuka yang dapat mudah mengerti
sekalipun bukan oleh ahli matematika. Dalam teori bilangan dasar, bilangan bulat dipelajari
tanpa menggunakan teknik dari area matematika lainnya. Pertanyaan tentang sifat dapat dibagi,
algoritma Euklidean untuk menghitung faktor persekutuan terbesar, faktorisasi bilangan bulat
dalam bilangan prima, penelitian tentang bilangan sempurna dan kongruensi dipelajari di sini.
Pernyataan dasarnya adalah teorema kecil Fermat dan teorema Euler. Juga teorema sisa
Tiongkok dan hukum keresiprokalan kuadrat. Sifat dari fungsi multiplikatif seperti fungsi
Möbius dan fungsi phi Euler juga dipelajari. Demikian pula barisan bilangan bulat seperti
faktorial dan bilangan Fibonacci.
Berhitung, merupakan salah satu kebudayaan kuno, bahkan paling kuno, yaitu sekuno
zaman batu tua atau paleolitikum. Eh, apakah zaman batu tua itu? Menurut ahli sejarah, manusia
yang hidup di zaman itu menggantungkan sepenuhnya kehidupan mereka terhadap alam dan
berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain.
Seiring pergantian waktu, datanglah zaman batu muda atau neolitikum, kira-kira 10.000
tahun yang lalu. Zaman itu ditandai dengan adanya kegiatan untuk mengolah alam sehingga
manusia di zaman itu hidup menetap. Di zaman itu, kemampuan berhitung mulai berkembang
ditandai dengan pengetahuan berhitung berupa pengurangan dan penjumlahan kemudian ke
perkalian dan pembagian. Namun, kemajuan berhitungnya terbatas pada hitungan bilangan bulat
saja.
Beberapa ratus tahun lalu, bangsa Inca (Peru) dan Maya (Guatemala) merupakan bangsa
yang telah memiliki Kebudayaan tinggi. Hal itu terlihat pada kemampuan mereka berhitung
dalam jumlah yang cukup besar.
Bangsa Inca mencatat bilangan tersebut pada kulpu, yaitu untaian tali yang bersimpul-
simpul. Susunan simpul itulah yang menunjukkan bilangan. Keren juga ya tekniknya!!!
Kepandaian berhitung juga diteruskan pada kebudayaan Mesopotamia sekitar 4.000 tahun yang
lalu. Mereka menggunakan bilangan dalam enam puluh atau dikenal sebagai sesagesimal. Besar
kemungkinan bilangan enam puluh itu berasal dari kelipatan bilangan dua belas, sedangkan
bilangan dua belas itu sendiri berasal dari jumlah bulan dalam setahun.
6
Bukti terdini matematika tertulis adalah karya bangsa Sumeria, yang membangun
peradaban kuno di Mesopotamia. Mereka mengembangkan sistem rumit metrologi sejak tahun
3000 SM. Dari kira-kira 2500 SM ke muka, bangsa Sumeria menuliskan tabel perkalian pada
lempengan tanah liat dan berurusan dengan latihan-latihan geometri dan soal-soal pembagian.
Jejak terdini sistem bilangan Babilonia juga merujuk pada periode ini.
Sebagian besar lempengan tanah liat yang sudah diketahui berasal dari tahun 1800
sampai 1600 SM, dan meliputi topik-topik pecahan, aljabar, persamaan kuadrat dan kubik, dan
perhitungan bilangan regular, invers perkalian, dan bilangan prima kembar. Lempengan itu juga
meliputi tabel perkalian dan metode penyelesaian persamaan linear dan persamaan kuadrat.
Lempengan Babilonia 7289 SM memberikan hampiran bagi √2 yang akurat sampai lima tempat
desimal.
Matematika Mesir merujuk pada matematika yang ditulis di dalam bahasa Mesir. Sejak
peradaban helenistik matematika Mesir melebur dengan matematika Yunani dan Babilonia yang
membangkitkan Matematika helenistik. Pengkajian matematika di Mesir berlanjut di bawah
Khilafah Islam sebagai bagian dari matematika Islam, ketika bahasa Arab menjadi bahasa tertulis
bagi kaum terpelajar Mesir.
Tulisan matematika Mesir yang paling panjang adalah Lembaran Rhind (kadang-kadang
disebut juga “Lembaran Ahmes” berdasarkan penulisnya), diperkirakan berasal dari tahun 1650
SM tetapi mungkin lembaran itu adalah salinan dari dokumen yang lebih tua dari Kerajaan
Tengah yaitu dari tahun 2000-1800 SM. Lembaran itu adalah manual instruksi bagi pelajar
aritmetika dan geometri. Selain memberikan rumus-rumus luas dan cara-cara perkalian,
pembagian, dan pengerjaan pecahan, lembaran itu juga menjadi bukti bagi pengetahuan
matematika lainnya, termasuk bilangan komposit dan prima; rata-rata aritmetika, geometri, dan
harmonik; dan pemahaman sederhana Saringan Eratosthenes dan teori bilangan sempurna (yaitu,
bilangan 6). Lembaran itu juga berisi cara menyelesaikan persamaan linear orde satu juga barisan
aritmetika dan geometri.
Naskah matematika Mesir penting lainnya adalah lembaran Moskwa, juga dari zaman
Kerajaan Pertengahan, bertarikh kira-kira 1890 SM. Naskah ini berisikan soal kata atau soal
cerita, yang barangkali ditujukan sebagai hiburan.
Salah satu sifat bilangan segitiga yang terkenal sampai sekarang disebut triple
Pythagoras, yaitu : a.a + b.b = c.c yang ditemukannya melalui perhitungan luas daerah bujur
sangkar yang sisi-sisinya merupakan sisi-sisi dari segitiga siku-siku dengan sisi miring
8
(hypotenosa) adalah c, dan sisi yang lain adalah a dan b. Hasil kajian yang lain yang sangat
popular sampai sekarang adalah pembedaan bilangan prima dan bilangan komposit. Bilangan
prima adalah bilangan bulat positif lebih dari satu yang tidak memiliki Faktor positif kecuali 1
dan bilangan itu sendiri. Bilangan positif selain satu dan selain bilangan prima disebut bilangan
komposit. Catatan sejarah menunjukkan bahwa masalah tentang bilangan prima telah menarik
perhatian matematikawan selama ribuan tahun, terutama yang berkaitan dengan berapa
banyaknya bilangan prima dan bagaimana rumus yang dapat digunakan untuk mencari dan
membuat daftar bilangan prima.
Dengan berkembangnya sistem numerasi, berkembang pula cara atau prosedur aritmetis
untuk landasan kerja, terutama untuk menjawab permasalahan umum, melalui langkah-langkah
tertentu, yang jelas yang disebut dengan algoritma. Awal dari algoritma dikerjakan oleh Euclid.
Pada sekitar abad 4 S.M, Euclid mengembangkan konsep-konsep dasar geometri dan teori
bilangan. Buku Euclid yang ke VII memuat suatu algoritma untuk mencari Faktor Persekutuan
Terbesar dari dua bilangan bulat positif dengan menggunakan suatu teknik atau prosedur yang
efisien, melalui sejumlah langkah yang terhingga. Kata algoritma berasal dari algorism. Pada
zaman Euclid, istilah ini belum dikenal. Kata Algorism bersumber dari nama seorang muslim
dan penulis buku terkenal pada tahun 825 M., yaitu Abu Ja’far Muhammed ibn Musa Al-
Khowarizmi. Bagian akhir dari namanya (Al-Khowarizmi), mengilhami lahirnya istilah
Algorism. Istilah algoritma masuk kosakata kebanyakan orang pada saat awal revolusi komputer,
yaitu akhir tahun 1950.
Pada abad ke 3 S.M., perkembangan teori bilangan ditandai oleh hasil kerja
Erathosthenes, yang sekarang terkenal dengan nama Saringan Erastosthenes (The Sieve of
Erastosthenes). Dalam enam abad berikutnya, Diopanthus menerbitkan buku yang bernama
Arithmetika, yang membahas penyelesaian persamaan didalam bilangan bulat dan bilangan
rasional, dalam bentuk lambang (bukan bentuk/bangun geometris seperti yang dikembangkan
oleh Euclid). Dengan kerja bentuk lambang ini, Diopanthus disebut sebagai salah satu pendiri
aljabar.
Awal kebangkitan teori bilangan modern dipelopori oleh Pierre de Fermat (1601-1665),
Leonhard Euler (1707-1783), J.L Lagrange (1736-1813), A.M. Legendre (1752-1833), Dirichlet
(1805-1859), Dedekind (1831-1916), Riemann (1826-1866), Giussepe Peano (1858-1932),
Poisson (1866-1962), dan Hadamard (1865-1963). Sebagai seorang pangeran matematika, Gauss
begitu terpesona terhadap keindahan dan kecantikan teori bilangan, dan untuk melukiskannya, ia
menyebut teori bilangan sebagai the queen of mathematics.
Pada masa ini, teori bilangan tidak hanya berkembang sebatas konsep, tapi juga banyak
diaplikasikan dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal ini dapat dilihat pada
pemanfaatan konsep bilangan dalam metode kode baris, kriptografi, komputer, dan lain
sebagainya
Pythagoras adalah seorang matematikawan dan filsuf Yunani yang paling dikenal melalui
teoremanya. Dikenal sebagai “Bapak Bilangan”, dia memberikan sumbangan yang penting
terhadap filsafat dan ajaran keagamaan pada akhir abad ke-6 SM.
Salah satu peninggalan Pythagoras yang terkenal adalah teorema Pythagoras, yang
menyatakan bahwa kuadrat hipotenusa dari suatu segitiga siku-siku adalah sama dengan jumlah
kuadrat dari kaki-kakinya (sisi-sisi siku-sikunya). Walaupun fakta di dalam teorema ini telah
banyak diketahui sebelum lahirnya Pythagoras, namun teorema ini dikreditkan kepada
Pythagoras karena ia yang pertama kali membuktikan pengamatan ini secara matematis.
Al-Kashi terlahir pada 1380 di Kashan, sebuah padang pasir di sebelah utara wilayah Iran
Tengah. Selama hidupnya, al-Kashi telah menyumbangkan dan mewariskan sederet penemuan
penting bagi astronomi dan matematika.
Pecahan desimal yang digunakan oleh orang-orang Cina pada zaman kuno selama
berabad-abad, sebenarnya merupakan pecahan desimal yang diciptakan oleh al-Kashi. Pecahan
desimal ini merupakan salah satu karya besarnya yang memudahkan untuk menghitung
aritmatika yang dia bahas dalam karyanya yang berjudul Kunci Aritmatika yang diterbitkan pada
awal abad ke-15 di Samarkand.
Abu Ali Hasan Ibnu Al-Haytam lahir Basrah Irak, yang oleh masyarakat Barat dikenal
dengan nama Alhazen. Al-Haytam adalah orang pertama yang mengklasifikasikan semua
bilangan sempurna yang genap, yaitu bilangan yang merupakan jumlah dari pembagi-pembagi
sejatinya, seperti yang berbentuk 2k-1(2k-1) di mana 2k-1 adalah bilangan prima. Selanjutnya
Al-Haytam membuktikan bahwa bila p adalah bilangan prima, 1+(p-1)! habis dibagi oleh p.
d. Pierre de Fermat
Fermat menuliskan bahwa “I have discovered a truly remarkable proof which this margin
is to small to contain”. Fermat juga hampir selalu menulis catatan kecil sejak tahun 1603,
manakala ia pertama kali mempelajari Arithmetica karya Diophantus. Ada kemungkinan Fermat
menyadari bahwa apa yang ia sebut sebagai remarkable proof ternyata salah, karena semua
teorema yang dia nyatakan biasanya dalam bentuk tantangan yang Fermat ajukan terhadap
matematikawan lain. Meskipun kasus khusus untuk n = 3 dan n = 4 ia ajukan sebagai tantangan
(dan Fermat mengetahui bukti untuk kasus ini) namun teorema umumnya tidak pernah ia sebut
lagi. Pada kenyataannya karya matematika yang ditinggalkan oleh Fermat hanya satu buah
pembuktian. Fermat membuktikan bahwa luas daerah segitiga siku- siku dengan sisi bilangan
bulat tidak pernah merupakan bilangan kuadrat. Jelas hal ini mengatakan bahwa tidak ada
10
segitiga siku-siku dengan sisi rasional yang mempunyai luas yang sama dengan suatu
bujursangkar dengan sisi rasional. Dalam simbol, tidak terdapat bilangan bulat x, y, z dengan
sehingga bilangan kuadrat. Dari sini mudah untuk mendeduksi kasus n = 4, Teorema Fermat.
Penting untuk diamati bahwa dalam tahap ini yang tersisa dari pembuktian Fermat Last Theorem
adalah membuktikan untuk kasus n bilangan prima ganjil. Jika terdapat bilangan bulat x, y, z
dengan maka jika n = pq, .
Zero = 0 = Empty = Kosong (Nol) Memang, kata dalam Bahasa Inggris ‘zero’ (nol)
berasal dari bahasa Arab ‘sifr’, suatu terjemahan literal dari bahasa Sanskrit “shûnya” yang
bermakna “kosong”. Runtutan keterkaitan bahasa dari masa ke masa: shûnya (Sanskrit) ->
(Ancient Egypt/Babylonia) -> (Greek/Helenic) -> (Rome/Byzantium) – sifr (Arab) -> zero
(English) -> nol; kosong (Indonesia) Wikipedia The word “zero” comes ultimately from the
Arabic “sifr”, or “empty,” a literal translation of the Sanskrit “shûnya”. With its new use for the
concept of zero, zephyr came to mean a light breeze – “an almost nothing” (Ifrah 2000; see
References). The word zephyr survives with this meaning in English today. The Italian
mathematician Fibonacci (c.1170-1250), who grew up in Arab North Africa and is credited with
introducing the Arabic decimal system to Europe. Around the same time, the Arab
mathematician al-Khwarizmi described the “Hindu number” system with positional notation and
a zero symbol in his book Kitab al-jabr wa’l muqabalah. Nol asalnya dari India “shûnya” bukan
cuma sebuah istilah, tapi juga konsep.
Sekitar tahun 300 SM orang babilonia telah memulai penggunaan dua buah baji
miring, //, untuk menunjukkan sebuah tempat kosong, sebuah kolom kosong pada Abakus.
Simbol ini memudahkan seseorang untuk menentukan letak sebuah symbol. Angka nol sangat
berguna dan merupakan simbol yang menggambarkan sebuah tempat kosong dalam Abakus,
sebuah kolom dengan batu-batu yang ditempatkan di dasar. Kegunaannya hanya untuk
memastikan bahwa butiran-butiran tersebut berada di tempat yang tepat, angka nol tidak
memiliki nilai numeric tersendiri.
Pada komputer nol ini dapat merusak sistem, karena nol diartikan tidak ada. Berapapun
bilangan dikalikan dengan nol hasilnya tidak ada. Nah inilah yang membuat bingung dalam
operasi perhitungan.
0 x3=0 x 89 (nol sama-sama dikalikan dengan sebuah bilangan, karena juga akan bernilai nol)
(0 x 3)/0= (0 x 89)/0 (sebuah bilangan dibagi dengan bilangan yang sama, akan bernilai satu)
Walaupun demikian sebenarnya nol itu hebat, jika tidak ditemukan angka nol tulisan satu
juta dalam bilangan romawi ditulis apa?? Bisa-bisa selembar kertas tidak sampai untuk hanya
memberikan symbol satu juta itu. Bisa dibayangkan jika nol tidak ada. Banyak kekuatan yang
terkandung dalam angka ini. Nol adalah perangkat paling penting dalam matematika. Namun
berkat sifat matematis dan filosofis yang aneh pada angka nol, ia akan berbenturan dengan
filsafat barat.
Angka nol berbenturan dengan salah satu prinsip utama filsafat barat, sebuah dictum
yang akar-akarnya terhujam dalam filsafat angka Phythagoras dan nilai pentingnya tumbuh dari
paradoks Zeno. seluruh cosmos Yunani didirikan di atas pilar: tak ada kekosongan.
Kosmos Yunani yang dis=ciptakan oleh Phytagoras, Aristoteles dan Ptolemeus masih
lama bertahan setelah keruntuhan peradaban Yunani. Dalam kosmos ini tak ada ketiadaaan. Oleh
karena itu, hampir sepanjang dua milinium orang-orang barat tak bersedia menerima angka nol.
Konsekuensinya sungguh menakutkan. Ketiadaan angka nol menghambat perkembangan
matematika, menghalangi inovasi sains dan yang lebih berbahaya, mengacaukan sistem
penanggalan.
5. Macam-macam bilangan
Bilangan Bulat adalah bilangan yang terdiri atas bilangan positif, bilangan nol, dan
bilangan negatif.
Misal : ….-2,-1,0,1,2….
Bilangan asli adalah bilangan bulat positif yang diawali dari angka 1(satu) sampai tak terhingga.
Misal : 1,2,3….
Bilangan cacah adalah bilangan bulat positif yang diawali dari angka 0 (nol) sampai tak
terhingga.
Misal : 0,1,2,3,….
Bilangan prima adalah bilangan yang tepat mempunyai dua faktor yaitu bilangan 1 (satu)
dan bilangan itu sendiri.
Misal : 2,3,5,7,11,13,…..
Bilangan komposit adalah bilangan yang bukan 0, bukan 1 dan bukan bilangan prima.
Misal ; 4,6,8,9,10,12,….
12
Bilangan rasional adalah bilangan yang dinyatakan sebagai suatu pembagian antara dua bilangan
bulat (berbentuk bilangan a/b, dimana a dan b merupakan bilangan bulat).
Bilangan irrasional adalah bilangan yang tidak dapat dinyatakan sebagai pembagian dua bilangan
bulat.
Bilangan riil adalah bilangan yang merupakan penggabungan dari bilangan rasional dan bilangan
irrasional
Bilangan imajiner (bilangan khayal) adalah bilangan yang ditandai dengan i, bilangan imajiner i
dinyatakan sebagai √(-1). Jadi, jika i = √(-1) maka i2= -1
Misal: √(-4)=⋯?
√(-4)=√(4×(-1) )
= √4×√(-1)
=2×i
= 2i
Jadi, √(-4)=2i.
Bilangan kompleks adalah bilangan yang merupakan penggabungan dari bilangan riil dan
bilangan imajiner.
Misal; π√(-1)= πi
Log √(-1)=logi
Pola spiral logaritma cangkang Nautilus adalah contoh klasik untuk menggambarkan
perkembangan dan perubahan yang berkaitan dengan kalkulus.
Kalkulus digunakan di setiap cabang sains fisik, sains komputer, statistik, teknik,
ekonomi, bisnis, kedokteran, kependudukan, dan di bidang-bidang lainnya. Setiap konsep di
mekanika klasik saling berhubungan melalui kalkulus. Massa dari sebuah benda dengan massa
13
jenis yang tidak diketahui, momen inersia dari suatu objek, dan total energi dari sebuah objek
dapat ditentukan dengan menggunakan kalkulus.
Dalam subdisiplin listrik dan magnetisme, kalkulus dapat digunakan untuk mencari total
fluks dari sebuah medan elektromagnetik . Contoh historis lainnya adalah penggunaan kalkulus
di hukum gerak Newton, dinyatakan sebagai laju perubahan yang merujuk pada turunan: Laju
perubahan momentum dari sebuah benda adalah sama dengan resultan gaya yang bekerja pada
benda tersebut dengan arah yang sama.
Bahkan rumus umum dari hukum kedua Newton: Gaya = Massa × Percepatan,
menggunakan perumusan kalkulus diferensial karena percepatan bisa dinyatakan sebagai turunan
dari kecepatan. Teori elektromagnetik Maxwell dan teori relativitas Einstein juga dirumuskan
menggunakan kalkulus diferensial.
B. Macam-Macam Bilangan
1. Bilangan Asli ( N )
Bilangan asli adalah bilangan bulat positif yang bukan nol, yaitu unsur himpunan N =
{1, 2, 3, 4, ...}. Bilangan asli merupakan salah satu konsep matematika yang paling sederhana
dan termasuk konsep pertama yang bisa dipelajari dan dimengerti oleh manusia, bahkan
beberapa penelitian menunjukan beberapa jenis kera besar (inggris:apes) juga bisa
mempelajarinya. Bilangan asli adalah jenis pertama dari bilangan yang digunakan untuk
membilang, menghitung, membagi dsb. Bilangan asli dapat digunakan untuk mengurutkan
Bilangan cacah adalah bilangan bulat yang tidak negatif, yaitu C= {0, 1, 2, 3, 4, ...}.
Dengan kata lain himpunan bilangan cacah adalah himpunan bilangan asli ditambah 0.
3. Bilangan Bulat ( I )
Bilangan bulat terdiri dari bilangan cacah (0, 1, 2, ...) dan negatifnya (-1, -2, -3, ...); -0
adalah sama dengan 0 dan tidak dimasukkan lagi secara terpisah). Pada bilangan bulat bisa
14
operasi mempunyai sifat-sifat tertentu. Sistem bilangan bulat tercipta sebagai perluasan sistem
bilangan cacah untuk mendapatkan sistem bilangan yang tertutup terhadap semua operasi
hitung. Perluasan tersebut dilakukan dengan mencari bilangan yang tertutup terhadap operasi
pengurangan.
4. Bilangan Rasional ( H )
Bilangan rasional adalah bilangan yang dinyatakan sebagai dimana a dan b bilangan
bulat dan b tidak sama dengan 0. Bilangan rasional merupakan bilangan yang mempunyai
jumlah kurang atau lebih dari utuh, terdiri dari pembilang dan penyebut. Pembilang
Contoh :
4 pembilang
5 penyebut
5. Bilangan Irasional ( Q )
Bilangan irasional adalah bilangan riil yang tidak bisa dibagi atau hasil baginya tidak
pernah berhenti. Bilangan irasional tidak dapat dinyatakan dengan a/b. dengan a dan b sebagai
bilangan bulat dan b tidak sama dengan 0 (nol). Contoh yang paling popular dari bilangan
Bilangan sebetulnya tidak tepat = 3,14 tetapi = 3,1415926535... atau = 3,14159 26535
89793 23846 26433 83279 50288 41971 69399 ... Untuk bilangan yaitu bernilai =
1,41421356237309504880168872 ... atau = 1,41421 35623 73095 04880 16887 24209 69807
15
85696 71875 37694 80731 76679 73798 ... (hingga 700 digit belum selesai, yang ditemukan
oleh pakar matematika Jepang dengan batuan komputer ), untuk bilangan e yaitu bernilai =
2,7182818 ...
6. Bilangan Riil ( R )
Bilangan riil atau real number menyatakan angka yang bisa dituliskan dalam bentuk
desimal, seperti 2,4871773339 ... atau 3,25678. Bilangan real meliputi bilangan rasional,
seperti 42 dan , dan bilangan irasional seperti dan bilangan akar, juga dapat
direpresentasikan sebagai salah satu titik dalam garis bilangan. Definisi popular dari bilangan
riil meliputi kelas ekivalen dari deret Cauchy rasional, irisan Dedekind, dan deret Arhimides.
7. Bilangan Imajiner
biasanya merupakan bagian dari bilangan kompleks. Selain bagian imajiner, bilangan
komplek mempunyai bagian riil. Secara definisi, bagian bilangan imajiner ini diperoleh dari
8. Bilangan Kompleks
bilangan riil dan i adalah bilangan imajiner tertentu yang mempunyai sifat . Bilangan
riil a disebut juga bagian riil dari bilangan kompleks dan bilangan real b disebut bagian
imajiner. Jika pada suatu bilangan kompleks, nilai b adalah 0, maka kompleks tersebut
Bilangan kompleks dapat ditambah, dikurang, dikali dan dibagi seperti bilangan riil,
namun bilangan kompleks juga mempunyai sifat-sifat tambahan yang menarik. Misalnya,
setiap persamaan aljabar polinomial mempunyai solusi bilangan kompleks, tidak seperti
16
9. Bilangan Nol
Konsep bilangan nol telah berkembang sejak zaman Babilonia danYunani kuno, yang
pada saat itu diartikan sebagai ketiadaan dari sesuatu. Konsep bilangan nol dan sifat-sifatnya
Sejarah diketemukannya bilangan nol adalah sekitar 300 SM, orang Babilonia telah
memulai penggunaan dua baji miring (//) untuk menunjukkan sebuah tempat kosong pada
abax (alat hitung pertama bangsa Babilonia, lebih dikenal dengan abacus).
beberapa sifat bilangan nol. Sifat-sifatnya adalah suatu bilangan bila dijumlahkan dengan nol
adalah tetap, demikian pula sebuah bilangan bila dikalikan dengan nol akan menjadi nol.
Tetapi, Brahmagupta menemui kesulitan dan cenderung ke arah yang salah, ketika
berhadapan dengan pembagian oleh bilangan nol. Hal ini terus menjadi topik penelitian pada
saat itu, bahkan sampai 200 tahun kemudian. Misalnya tahun 830, Mahavira (India)
dibagi oleh nol adalah tetap”. Tentu saja ini suatu kesalahan fatal. Tetapi, hal ini tetap harus
Muslim dan Arab. Hal ini terjadi pada tahap-tahap awal ketika matematikawan AlKhawarizmi
meneliti sistem perhitungan Hindu (India) yang menggambarkan sistem nilai
adalah yang pertama kali memperkenalkan penggunaan bilangan nol sebagai nilai tempat
dalam basis sepuluh. Sistem ini disebut sebagai sistem bilangan desimal.
17
Bilangan sempurna adalah bilangan bulat yang juga merupakan jumlah dari pembagi
positifnya, tidak termasuk bilangan itu sendiri. Oleh karena itu, 6 adalah bilangan sempurna,
adalah 28 = 1 + 2 + 4 + 7 + 14. Diikuti dengan 496, dan 8128. Hanya empat bilangan
sempurna yang pertama inilah yang diketahui oleh ahli zaman Yunani Kuno.
Saat ini, telah ditemukan rumus dari bilangan sempurna, sehingga kita dapat mencari
bilangan sempurna lainnya selain 6, 28, 496, dan 8128. Rumus tersebut adalah :
Bilangan sempurna =
Dua buah bilangan a dan b dikatakan bersekawan apabila jumlah faktor prima dari
bilangan a sama dengan bilangan b dan jumlah faktor prima dari bilangan b sama dengan
bilangan a. Contohnya adalah bilangan 220 dengan 284; faktor prima dari 220 adalah 1, 2, 4,
5, 10, 11, 20, 22, 44, 55 dan 110, dimana jumlahnya sama dengan 284, dan faktor prima dari
284 adalah 1, 2, 4, 71 dan 142, dimana jumlahnya sama dengan 220. Beberapa pasangan
bilangan bersekawan lainnya adalah (220, 284), (1184, 1210), (2620, 2924), (5020, 5564),
dan (6232, 6368).
Dengan mengamati gambar diatas, siswa diharapkan dapat menghitung sendiri banyak
persegi satuan pada masing-masing gambar persegi. Setelah itu siswa diharapkan dapat
mengisikan sendiri hasil hitungannya pada tabel.
Gambar ke- 1 2 3 4
Banyak Persegi Satuan 1 4 9 16
Pada kegiatan ini guru sebaiknya tidak hanya menanyakan kepada siswa tentang hasilnya.
Tetapi, juga cara siswa mendapatkan hasilnya. Guru dalam hal ini dapat mengarahkan bahwa
untuk menghitung hasil perpangkatan dua suatu bilangan tidak perlu menggunakan gambar lagi,
namun dapat dilakukan dengan cara mengalikan bilangan tersebut dengan bilangan itu sendiri
seperti berikut ini.
Bilangan 1, 4, 9, 16, 25, 36, 49, 64, 81, 100,...disebut bilangan kuadrat sempurna. Setelah
mengisi tabel tersebut, siswa diminta untuk menjelaskan hasil pengamatan mereka. Maka
diharapkan siswa dapat menemukan bahwa ternyata angka terakhir hasil kuadrat suatu bilangan
adalah 1, 4, 5, 6, 9, 00. Kemudian kelompokkan bilangan dan hasil pangkatnya untuk mengamati
kekhususan –kekhususan sseperti berikut.
Bilangan Hasil Perpangkatan dua
1 1
2 4
3 9
4 16
5 25
6 36
7 49
8 64
9 81
10 100
Berikut, akan dijelaskan cara cepat atau teknik menghitung kuadrat suatu bilangan.
Menggunakan kuadrat jumlah dari dua bilangan
Jika bilangannya terdiri dari dua angka
Contoh:
922 = ...
Cara:
Pisahkan antara puluhan dan satuan
(90 + 2 )2
Gambarkan secara geometris dengan luasan seperti berikut
90 2
20
I II 90 90 + 2
III IV 2
90 x 2= 180 2x2=4
Jumlahkan semua hasil luasan, yaitu: 810 + (2 x 180) + 4 = 8464
Dari ilustrasi pada gambar ternyata kuadrat dua bilangan dapat dilakukan dengan cara
sederhana, yaitu:
922 = (90 + 2 )2
= (90 + 2 )(90 + 2 )
= 90(90+2) + 2(90 + 2 )
= [(90 x 90) +(90 x 2)] + [(2 x 90) + (2 x 2)]
= 902 + (90 x 2) + (90 x 2) + 22
= 902 + 2 x (90 x 2) + 22
= 8100 +360 + 4
= 8464
Bila 982 ditunjukkan dengan luas suatu persegi panjang maka diperoleh gambar sebagai
berikut.
98
98
Perhatikan bahwa 982 – 22 + 22 = (982-22) + 22. Bila hal itu ditunjukkan secara geometris maka
diperoleh gambar sebagai berikut.
98-2 98-2
22 2
98-2
Supaya membentuk persegi dan tidak mengubah luasnya, maka tambahkan dua persegi panjang
dengan ukuran (98x2), yang satu positif dan yang lainnya negatif.
= (982-22) + 22 + [(98x2) – (98x2)]
= (982+(98 x 2) +(98x (-2)) -22) +22
= (98+2)(98-2)+22
1252 = ...
(12 x 12) + 12 = 144 + 12 = 156
84 92 100
8 8
Berikut tabel hasil penarikan akar pangkat dua dari bilangan kuadrat dengan bilangan pokok 1
sampai 10.
Bilangan Pangkat dua (Kuadrat) Akar Pangkat Dua
1 12 = 1 x 1 = 1 =1
2 22 = 2 x 2 = 4 =2
3 32 = 3 x 3 = 9 =3
4 42 = 4 x 4 = 16 =4
5 52 = 5 x 5 = 25 =5
6 62 = 6 x 6 = 36 =6
7 72 = 7 x 7 = 49 =7
8 82 = 8 x 8 = 64 =8
9 92 = 9 x 9 = 81 =9
10 102 = 10 x 10 = 100 = 10
Ternyata akar pangkat dua adalah operasi kebalikan dari pangkat dua. Untuk mempermudah
menarik akar pada bilangan adalah:
Faktorisasi Prima
Seperti permasalahan sebelumnya untuk menghitung banyak ubin pada setiap sisi. Untuk
mengetahui banyak ubin pada setiap sisi meja persegi, akan dihitung akar pangkat dua dari 144
atau . Caranya:
Tentukan faktor-faktor primanya
144 = 2 x 2 x 2 x 2 x 3 x 3
Kelompokkan dalam dua faktor yang sama
144 = (2 x 2 x 3) (2 x 2 x 3)
= (2 x 2 x 3)2
Hasilnya adalah
=2
=
(2 x 2 x 3)= 12
Perkiraan
24
Cara ini hanya dapat digunakan untuk akar bilangan kuadrat sempurna. Oleh karena itu untuk
mengguanakan cara ini kita harus terampil menghitung bilangan kuadrat sempurna dari 1
sampai 10.
Contoh: = ...
Bilangan terletak antara dan atau 10 < < 20, berarti angka puluhannya adalah 1. Angka
terakhir dari 144 adalah 4, maka hasil akar pangkat satuannya dapat 2 atau 8. Namun, karena
lebih dekat dengan 10, maka hasil akar satuannya adalah 2. Sehingga, = 12.
Pendekatan Luas
Contoh: Berapakah panjang sisi persegi apabila luas persegi tersebut adalah 1296 cm2 ? S
R
900 cm2
P Q
Cara: Kita pilih satu bagian yang merupakan persegi terbesar dan dapat diletakkan didalam
PQRS. Suatu persegi yang panjang sisinya 30 cm, maka luasnya 900 cm 2. Suatu persegi yang
panjang sisinya 40 cm, maka luasnya 1600 cm2, sehingga luasnya melebihi persegi PQRS. Oleh
karena itu, yang dipilih persegi panjang sisinya 30 dengan luas 900 cm 2 dan akan diletakkan
dipojok persegi PQRS. Sisa persegi tersebut terbagi menjadi bagian: 1. Persegi hitam diwakili
oleh x, dan 2 persegi panjang dengan panjangnya 30 cm dan lebarnya x cm.Sisanya dijadikan
satu bersambung seperti berikut:
D C
x
A B
x
Dari susunan tersebut, yang terbentuk adalah persegi panjang.
Luas persegi panjang ABCD = ....
(1296 – 900 ) cm2 = 396 cm2
(30 + 30 + x) x = 396 cm2
25
Lalu, bagaimana cara penarikan akar kuadrat dari bilangan yang bukan bilangan kuadrat
sempurna?
Dengan cara Calandra
Contoh:
15,81
12 =
1 -
150
25 x 5 = 125 -
2500
30,8x0,8 2464 -
3600
26
31,61x0,01 3161 -
439
10 = 25 = 17,5 17,5
Proses tersebut dapat dilakuakn terus sampai beberapa angka decimal yang
diinginkan.
Di kelas V, kita telah mengenal bilangan pangkat dua. Misalnya 52, 62,72, dan 82.
52 artinya 5 x 5. sehingga dapat ditulis 52 = 25.
62 artinya 6 x 6. sehingga dapat ditulis 62 = 36.
72 artinya 7 x 7. sehingga dapat ditulis 72 = 49.
82 artinya 8 x 8. sehingga dapat ditulis 82 = 64.
25, 36, 49, dan 64 disebut bilangan kuadrat.
Dengan cara yang sama, kita dapat memahami pangkat tiga dari suatu bilangan.
Misalnya 13, 23,33, 43, dan 53.
27
Hasil dari akar pangkat tiga bilangan-bilangan itu disajikan pada tabel berikut.
Bilangan 343 512 729 1000 3375 8000 15625 27000
Hasil 7 8 9 10 15 20 25 30
Akar
Pangkat
Tiga
28
Penarikan akar pangkat tiga seperti ini sering digunakan untuk menentukkan rusuk kubus bila
diketahui volumenya.
Teknik atau cara cepat untuk menarik akar :
= ....
Dengan demikian = 21
Operasi hitung campuran adalah operasi hitung yang melibatkan lebih dari satu perhitungan
yang berbeda. Misalnya operasi penjumlahan dengan perkalian, pengurangan dengan pembagian,
dan lain sebagainya. Lalu, apakah cara mengerjakannya langsung dimulai dari kiri? Ya, mungkin
ada benarnya jika operasi hitungnya masih setingkat. Namun jika sudah berbeda tingkat, maka
jawaban seperti itu sudah pasti salah.
Perlu diketahui bahwa untuk mengerjakan operasi hitung campuran, terdapat beberapa aturan
yang wajib dilakukan. Dan kita harus mengikuti aturan-aturan tersebut agar tidak salah dalam
menghitungnya. Namun, pada kenyataanya masih banyak siswa SD dan SMP yang tidak
mengetahui aturannya. Sehingga masih banyak yang salah dalam mengerjakannya.
Untuk itu, bagi yang masih bingung dalam mengerjakan soal yang melibatkan beberapa
operasi hitung di dalamnya, silahkan simak pembahasan berikut ini tentang bagaimana cara
mengerjakan operasi hitung campuran yang benar.
Operasi perkalian dan pembagian memiliki tingkat lebih tinggi dari pada operasi penjumlahan
dan pengurangan. Sehingga, jika menjumpai soal yang di dalamnya melibatkan operasi
penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian secara acak, maka kerjakanlah operasi
perkalian dan pembagian terlebih dahulu, barulah kemudian mengerjakan penjumlahan dan
pengurangan. Namun, jika terdapat tanda kurung, maka kerjakanlah perhitungan yang ada di
dalam tanda kurung.
Contoh Soal
25 + 3 x 10 – 50 = …?
Jawaban:
25 + (3 x 10) – 50 = …
Jadi, 25 + 3 x 10 – 50 = 5
Contoh Soal
5 x [30 + 10] : 5 – 30 = …?
Jawaban:
5 x [30 + 10] : 5 – 30 = …
Karena terdapat tanda kurung, maka kerjakan terlebih dahulu yang ada di dalam kurung = 30 +
10 = 40
Adik membeli 3 buah buku. Harga masing-masing buku adalah Rp 30.000. Jika Adik membayar
buku tersebut dengan 2 lembar uang Rp 50.000. Berapa uang kembalian yang diterima Adik ?
Jawaban:
31
1. Pembulatan
2. Penaksiran
Menaksir operasi hitung adalah melakukan penaksiran terhadap operasi hitung. Operasi
hitung bisa penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian. Melakukan penaksiran adalah
melakaukan perkiraan. Jadi menaksir itu sama dengan mengira, memperkirakan, mengira-ngira.
Bagaimana cara memperkirakan?
Caranya yaitu dengan melakukan pembulatan terlebih dahulu kemudian baru melakukan operasi
hitung.
Contoh :
93 + 28 = ….
574 + 339 = ….
75 – 32 = ….
Taksiran rendah = 70 – 40 = 30
Taksiran tinggi = 80 – 30 = 50
33
Taksiran terdekat = 80 – 30 = 50
864 – 436 = ….
BAB III
PENUNTUP
A. Kesimpulan
Bilangan pada awalnya hanya dipergunakan untuk mengingat jumlah, namun dalam
perkembangannya setelah para pakar matematika menambahkan perbendaharaan simbol dan
kata-kata yang tepat untuk mendefenisikan bilangan maka matematika menjadi hal yang sangat
penting bagi kehidupan dan tak bisa kita pungkiri bahwa dalam kehidupan keseharian kita akan
selalu bertemu dengan yang namanya bilangan, karena bilangan selalu dibutuhkan baik dalam
teknologi, sains, ekonomi ataupun dalam dunia musik, filosofi dan hiburan serta banyak aspek
kehidupan lainnya.
Bilangan adalah cabang dari matematika murni yang mempelajari sifat-sifat bilangan bulat
dan mengandung berbagai masalah terbuka yang dapat mudah mengerti sekalipun bukan oleh
ahli matematika.Perpangkatan adalah mengalikan suatu bilangan (asli) dng bilangan itu sendiri
beberapa kali sebanyak yg ditunjukkan oleh bilangan (asli) itu, msl 3 pangkat 4 adalah 3 x 3 x 3
x3
Operasi hitung campuran adalah operasi hitung yang melibatkan lebih dari satu perhitungan
yang berbeda. Misalnya operasi penjumlahan dengan perkalian, pengurangan dengan pembagian,
dan lain sebagainya. Lalu, apakah cara mengerjakannya langsung dimulai dari kiri? Ya, mungkin
ada benarnya jika operasi hitungnya masih setingkat. Namun jika sudah berbeda tingkat, maka
jawaban seperti itu sudah pasti salah.Menaksir operasi hitung adalah melakukan penaksiran
terhadap operasi hitung. Operasi hitung bisa penjumlahan, pengurangan, perkalian dan
pembagian. Melakukan penaksiran adalah melakaukan perkiraan.
B. Saran
Dengan adanya makalah ini diharapkan pembaca dapat mememahami tentang macam-
macam bilangan,sejarah tentang bilangan,perpangkatan 2 dan 3,penarikan akar pangkat 2 dan
3,operasi Hitung campuran dan pembulatan dan penaksiran bilangan.
35
DAFTAR PUSTAKA