Anda di halaman 1dari 36

1

MAKALAH
PENDIDIKAN MATEMATIKA SD KELAS TINGGI
“KONSEP BILANGAN DAN OPERASINYA”

Oleh: KELOMPOK 1

Ega Meylinda (19129213)


Fitri Wahyuni (19129019)
Hazizah Zafira(19129124)
Ira Oktaviani (19129027)

19 BKT 08

Dosen Pengampu :

Refiona Andika, S.Pd., M.Pd

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2021
i

KATA PENGANTAR

            Puji dan syukur kami ucapkan  kehadirat Allah SWT yang telah


melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah Pendidikan Matematika Kelas Tinggi yang berjudul “Macam2 bilangan
dan sejarah tentang bilangan”. Salawat dan salam kita haturkan kepada Nabi
Muhammad SAW karena berkat beliau lah kita bisa merasakan ilmu pengetahuan
pada sekarang ini.Pada kesempatan ini kami menyampaikan terima kasih kepada
ibuk Refiona Andika, S.Pd., M.Pd sebagai dosen pengampu mata
kuliah Pendidikan Matemtika SD Kelas Tinggi yang telah banyak memberikan
bimbingan dan saran kepada kami.
Kami telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian
makalah ini, namun kami menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi
maupun tata bahasanya. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya makalah ini. Kiranya isi
makalah ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan. Terima
kasih.

                                                                              

Bukittinggi, 26 Agustus 2021

Kelompok 1
ii

Daftar Isi

Kata Pengantar..................................................................................................i
Daftar Isi...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................1
C. Tujuan...................................................................................................1
BAB II KAJIAN TEORI..................................................................................2
A. Kelipatan Bilangan dan Faktor Bilangan..............................................2
1. Kelipatan Bilangan.........................................................................2
2. Faktor Bilangan..............................................................................3
B. Kelipatan Persekutuan dan Faktor Persekutuan...................................3
1. Kelipatan Persekutuan....................................................................3
2. Faktor Persekutuan.........................................................................4
C. Bilangan Prima dan Faktorisasi Prima.................................................4
1. Bilangan Prima...............................................................................4
2. Faktor Prima dan Faktorisasi Prima...............................................4
D. KPK......................................................................................................8
1. KPK Dua Bilangan.........................................................................8
2. Menentukan KPK Dari Tiga Bilangan...........................................10
3. Penggunaan KPK dalam Penjumlahan &Pengurangan Pecahan....10
E. FPB.......................................................................................................11
1. Menggunakan Faktor Persekutuan.................................................11
2. Menggunakan Faktorisasi Prima....................................................12
3. Menggunakan Tabel.......................................................................13
4. Menggunakan Sengkedan...............................................................14
BAB III PENUTUP..........................................................................................16
A. Kesimpulan...........................................................................................16
B. Saran.....................................................................................................16

Daftar Rujukan..................................................................................................17
3

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bilangan adalah suatu konsep matematika yang digunakan untuk pencahan dan
pengukuran. Simbol ataupun lambang yang digunakan untuk mewakili suatu bilangan
disebut sebagai angka atau lambang bilangan. Dalam matematika, konsep bilangan
selama bertahun-tahun lamanya telah diperluas untuk meliputi bilangan nol, bilangan
negatif, bilangan rasional, bilangan irasional, dan bilangan kompleks. Prosedur-prosedur
tertentu yang mengambil bilangan sebagai masukan dan menghasil bilangan lainnya
disebut sebagai operasi numeris. Operasi uner mengambil satu masukan bilangan dan
menghasilkan satu keluaran bilangan. Operasi yang lebih umumnya ditemukan adalah
operasi biner, yang mengambil dua bilangan sebagai masukan dan menghasilkan satu
bilangan sebagai keluaran. Contoh operasi biner adalah penjumblahan, pengurangan,
perkalian, pembagian, perpangkatan, dan perakaran. Bidang matematika yang mengkaji
operasi numeris disebut sebagai aritmetika.
Di dalam makalah ini saya akan membahas tentang sejarah bilangan,sampai
bagaimana proses perkambangan bilangan dari zaman dulu sampai sekarang.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja Macam-macam bilangan?
2. Bagaimana sejarah tentang bilangan?
3. Bagaimana Cara Penggunaan Perpangkatan 2 dan 3?
4. Bagaimana cara mengerjakan Penarikan akar pangkat 2 dan 3?
5. Bagaimana Cara Operasi Hitung campuran?
6. Bagaiaman cara Pembulatan dan penaksiran bilangan?

C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Macam-macam bilangan
2. Untuk Mengetahui sejarah tentang bilangan
3. Untuk Memahami Perpangkatan 2 dan 3
4. Untuk Mempelajari Penarikan akar angkat 2 dan 3
5. Untuk Memahami Operasi Hitung campuran
6. Agar Memahami Pembulatan dan penaksiran bilangan
4

BAB II
PEMBAHASAN

1. Sejarah Teori Bilangan

A.Pengertian Bilangan
 
Pada mulanya di zaman purbakala banyak bangsa-bangsa yang bermukim sepanjang
sungai-sungai besar. Bangsa Mesir sepanjang sungai Nil di Afrika, bangsa Babilonia sepanjang
sungai Tigris dan Eufrat, bangsa Hindu sepanjang sungai Indus dan Gangga, bangsa Cina
sepanjang sungai Huang Ho dan Yang Tze. Bangsa-bangsa itu memerlukan keterampilan untuk
mengendalikan banjir, mengeringkan rawa-rawa, membuat irigasi untuk mengolah tanah
sepanjang sungai menjadi daerah pertanian untuk itu diperlukan pengetahuan praktis, yaitu
pengetahuan teknik dan matematika bersama-sama.
Sejarah menunjukkan bahwa permulaan Matematika berasal dari bangsa yang bermukim
sepanjang aliran sungai tersebut. Mereka memerlukan perhitungan, penanggalan yang bisa
dipakai sesuai dengan perubahan musim. Diperlukan alat-alat pengukur untuk mengukur persil-
persil tanah yang dimiliki. Peningkatan peradaban memerlukan cara menilai kegiatan
perdagangan, keuangan dan pemungutan pajak. Untuk keperluan praktis itu diperlukan bilangan-
bilangan.

Bilangan pada awalnya hanya dipergunakan untuk mengingat jumlah, namun dalam
perkembangannya setelah para pakar matematika menambahkan perbendaharaan simbol dan
kata-kata yang tepat untuk mendefenisikan bilangan maka matematika menjadi hal yang sangat
penting bagi kehidupan dan tak bisa kita pungkiri bahwa dalam kehidupan keseharian kita akan
selalu bertemu dengan yang namanya bilangan, karena bilangan selalu dibutuhkan baik dalam
teknologi, sains, ekonomi ataupun dalam dunia musik, filosofi dan hiburan serta banyak aspek
kehidupan lainnya.

Bilangan dahulunya digunakan sebagai symbol untuk menggantikan suatu benda


misalnya kerikil, ranting yang masing-masing suku atau bangsa memiliki cara tersendiri untuk
menggambarkan bilangan dalam bentuk simbol diantaranya :

 Simbol bilangan bangsa Babilonia


 Simbol bilangan bangsa Maya di Amerika pada 500 tahun SM
 Simbol bilangan menggunakan huruf Hieroglif yang dibuat bangsa Mesir Kuno
 Simbol bilangan bangsa Arab yang dibuat pada abad ke-11 dan dipakai hingga kini oleh
umat Islam di seluruh dunia
 Simbol bilangan bangsa Yunani Kuno
 Simbol bilangan bangsa Romawi yang juga masih dipakai hingga kini

Dalam perkembangan selanjutnya, pada abad ke-X ditemukanlah manuskrip


Spanyol yang memuat penulisan simbol bilangan oleh bangsa Hindu-Arab Kuno dan cara
5

penulisan inilah yang menjadi cikal bakal penulisan simbol bilangan yang kita pakai
hingga saat ini.

 
B. Pengertian Teori Bilangan
 

Secara tradisional, teori bilangan adalah cabang dari matematika murni yang mempelajari
sifat-sifat bilangan bulat dan mengandung berbagai masalah terbuka yang dapat mudah mengerti
sekalipun bukan oleh ahli matematika. Dalam teori bilangan dasar, bilangan bulat dipelajari
tanpa menggunakan teknik dari area matematika lainnya. Pertanyaan tentang sifat dapat dibagi,
algoritma Euklidean untuk menghitung faktor persekutuan terbesar, faktorisasi bilangan bulat
dalam bilangan prima, penelitian tentang bilangan sempurna dan kongruensi dipelajari di sini.
Pernyataan dasarnya adalah teorema kecil Fermat dan teorema Euler. Juga teorema sisa
Tiongkok dan hukum keresiprokalan kuadrat. Sifat dari fungsi multiplikatif seperti fungsi
Möbius dan fungsi phi Euler juga dipelajari. Demikian pula barisan bilangan bulat seperti
faktorial dan bilangan Fibonacci.

1.Perkembangan Teori Bilangan Pada Zaman Batu

Berhitung, merupakan salah satu kebudayaan kuno, bahkan paling kuno, yaitu sekuno
zaman batu tua atau paleolitikum. Eh, apakah zaman batu tua itu? Menurut ahli sejarah, manusia
yang hidup di zaman itu menggantungkan sepenuhnya kehidupan mereka terhadap alam dan
berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain.

Awalnya, berhitung dipakai untuk menghitung benda-benda, kemudian berkembang


dengan menggunakan jari tangan sebagai alat berhitung. Namun, waktu itu, mereka sekadar
membedakan “satu, dua dan banyak”

Seiring pergantian waktu, datanglah zaman batu muda atau neolitikum, kira-kira 10.000
tahun yang lalu. Zaman itu ditandai dengan adanya kegiatan untuk mengolah alam sehingga
manusia di zaman itu hidup menetap. Di zaman itu, kemampuan berhitung mulai berkembang
ditandai dengan pengetahuan berhitung berupa pengurangan dan penjumlahan kemudian ke
perkalian dan pembagian. Namun, kemajuan berhitungnya terbatas pada hitungan bilangan bulat
saja.

Beberapa ratus tahun lalu, bangsa Inca (Peru) dan Maya (Guatemala) merupakan bangsa
yang telah memiliki Kebudayaan tinggi. Hal itu terlihat pada kemampuan mereka berhitung
dalam jumlah yang cukup besar.

Bangsa Inca mencatat bilangan tersebut pada kulpu, yaitu untaian tali yang bersimpul-
simpul. Susunan simpul itulah yang menunjukkan bilangan. Keren juga ya tekniknya!!!
Kepandaian berhitung juga diteruskan pada kebudayaan Mesopotamia sekitar 4.000 tahun yang
lalu. Mereka menggunakan bilangan dalam enam puluh atau dikenal sebagai sesagesimal. Besar
kemungkinan bilangan enam puluh itu berasal dari kelipatan bilangan dua belas, sedangkan
bilangan dua belas itu sendiri berasal dari jumlah bulan dalam setahun.
6

a.Teori Bilangan Pada suku Babilonia

Matematika Babilonia merujuk pada seluruh matematika yang dikembangkan oleh


bangsa Mesopotamia (kini Iraq) sejak permulaan Sumeria hingga permulaan peradaban
helenistik. Dinamai “Matematika Babilonia” karena peran utama kawasan Babilonia sebagai
tempat untuk belajar. Pada zaman peradaban helenistik, Matematika Babilonia berpadu dengan
Matematika Yunani dan Mesir untuk membangkitkan Matematika Yunani. Kemudian di bawah
Kekhalifahan Islam, Mesopotamia, terkhusus Baghdad, sekali lagi menjadi pusat penting
pengkajian Matematika Islam.

Bertentangan dengan langkanya sumber pada Matematika Mesir, pengetahuan


Matematika Babilonia diturunkan dari lebih daripada 400 lempengan tanah liat yang digali sejak
1850-an. Lempengan ditulis dalam tulisan paku ketika tanah liat masih basah, dan dibakar di
dalam tungku atau dijemur di bawah terik matahari. Beberapa di antaranya adalah karya
rumahan.

Bukti terdini matematika tertulis adalah karya bangsa Sumeria, yang membangun
peradaban kuno di Mesopotamia. Mereka mengembangkan sistem rumit metrologi sejak tahun
3000 SM. Dari kira-kira 2500 SM ke muka, bangsa Sumeria menuliskan tabel perkalian pada
lempengan tanah liat dan berurusan dengan latihan-latihan geometri dan soal-soal pembagian.
Jejak terdini sistem bilangan Babilonia juga merujuk pada periode ini.

Sebagian besar lempengan tanah liat yang sudah diketahui berasal dari tahun 1800
sampai 1600 SM, dan meliputi topik-topik pecahan, aljabar, persamaan kuadrat dan kubik, dan
perhitungan bilangan regular, invers perkalian, dan bilangan prima kembar. Lempengan itu juga
meliputi tabel perkalian dan metode penyelesaian persamaan linear dan persamaan kuadrat.
Lempengan Babilonia 7289 SM memberikan hampiran bagi √2 yang akurat sampai lima tempat
desimal.

Matematika Babilonia ditulis menggunakan sistem bilangan seksagesimal (basis-60).


Dari sinilah diturunkannya penggunaan bilangan 60 detik untuk semenit, 60 menit untuk satu
jam, dan 360 (60 x 6) derajat untuk satu putaran lingkaran, juga penggunaan detik dan menit
pada busur lingkaran yang melambangkan pecahan derajat. Juga, tidak seperti orang Mesir,
Yunani, dan Romawi, orang Babilonia memiliki sistem nilai-tempat yang sejati, di mana angka-
angka yang dituliskan di lajur lebih kiri menyatakan nilai yang lebih besar, seperti di dalam
sistem desimal

b. Teori Bilangan Pada Suku Bangsa Mesir Kuno


7

Matematika Mesir merujuk pada matematika yang ditulis di dalam bahasa Mesir. Sejak
peradaban helenistik matematika Mesir melebur dengan matematika Yunani dan Babilonia yang
membangkitkan Matematika helenistik. Pengkajian matematika di Mesir berlanjut di bawah
Khilafah Islam sebagai bagian dari matematika Islam, ketika bahasa Arab menjadi bahasa tertulis
bagi kaum terpelajar Mesir.

Tulisan matematika Mesir yang paling panjang adalah Lembaran Rhind (kadang-kadang
disebut juga “Lembaran Ahmes” berdasarkan penulisnya), diperkirakan berasal dari tahun 1650
SM tetapi mungkin lembaran itu adalah salinan dari dokumen yang lebih tua dari Kerajaan
Tengah yaitu dari tahun 2000-1800 SM. Lembaran itu adalah manual instruksi bagi pelajar
aritmetika dan geometri. Selain memberikan rumus-rumus luas dan cara-cara perkalian,
pembagian, dan pengerjaan pecahan, lembaran itu juga menjadi bukti bagi pengetahuan
matematika lainnya, termasuk bilangan komposit dan prima; rata-rata aritmetika, geometri, dan
harmonik; dan pemahaman sederhana Saringan Eratosthenes dan teori bilangan sempurna (yaitu,
bilangan 6). Lembaran itu juga berisi cara menyelesaikan persamaan linear orde satu juga barisan
aritmetika dan geometri.

Naskah matematika Mesir penting lainnya adalah lembaran Moskwa, juga dari zaman
Kerajaan Pertengahan, bertarikh kira-kira 1890 SM. Naskah ini berisikan soal kata atau soal
cerita, yang barangkali ditujukan sebagai hiburan.

c. Teori Bilangan Pada Suku Bangsa India

Sulba Sutras (kira-kira 800–500 SM) merupakan tulisan-tulisan geometri yang


menggunakan bilangan irasional, bilangan prima, aturan tiga dan akar kubik; menghitung akar
kuadrat dari 2 sampai sebagian dari seratus ribuan; memberikan metode konstruksi lingkaran
yang luasnya menghampiri persegi yang diberikan, menyelesaikan persamaan linear dan kuadrat;
mengembangkan tripel Pythagoras secara aljabar, dan memberikan pernyataan dan bukti
numerik untuk teorema Pythagoras.

Kira-kira abad ke-5 SM merumuskan aturan-aturan tata bahasa Sanskerta menggunakan


notasi yang sama dengan notasi matematika modern, dan menggunakan aturan-aturan meta,
transformasi, dan rekursi. Pingala (kira-kira abad ke-3 sampai abad pertama SM) di dalam
risalah prosodynya menggunakan alat yang bersesuaian dengan sistem bilangan biner.
Pembahasannya tentang kombinatorika bersesuaian dengan versi dasar dari teorema binomial.
Karya Pingala juga berisi gagasan dasar tentang bilangan Fibonacci.

Pada sekitar abad ke 6 SM, kelompok Pythagoras mengembangkan sifat-sifat bilangan


lengkap (perfect number), bilangan bersekawan (amicable number), bilangan prima (prime
number), bilangan segitiga (triangular number), bilangan bujur sangkar (square number),
bilangan segilima (pentagonal number) serta bilangan-bilangan segibanyak (figurate numbers)
yang lain.

Salah satu sifat bilangan segitiga yang terkenal sampai sekarang disebut triple
Pythagoras, yaitu : a.a + b.b = c.c yang ditemukannya melalui perhitungan luas daerah bujur
sangkar yang sisi-sisinya merupakan sisi-sisi dari segitiga siku-siku dengan sisi miring
8

(hypotenosa) adalah c, dan sisi yang lain adalah a dan b. Hasil kajian yang lain yang sangat
popular sampai sekarang adalah pembedaan bilangan prima dan bilangan komposit. Bilangan
prima adalah bilangan bulat positif lebih dari satu yang tidak memiliki Faktor positif kecuali 1
dan bilangan itu sendiri. Bilangan positif selain satu dan selain bilangan prima disebut bilangan
komposit. Catatan sejarah menunjukkan bahwa masalah tentang bilangan prima telah menarik
perhatian matematikawan selama ribuan tahun, terutama yang berkaitan dengan berapa
banyaknya bilangan prima dan bagaimana rumus yang dapat digunakan untuk mencari dan
membuat daftar bilangan prima.

Dengan berkembangnya sistem numerasi, berkembang pula cara atau prosedur aritmetis
untuk landasan kerja, terutama untuk menjawab permasalahan umum, melalui langkah-langkah
tertentu, yang jelas yang disebut dengan algoritma. Awal dari algoritma dikerjakan oleh Euclid.
Pada sekitar abad 4 S.M, Euclid mengembangkan konsep-konsep dasar geometri dan teori
bilangan. Buku Euclid yang ke VII memuat suatu algoritma untuk mencari Faktor Persekutuan
Terbesar dari dua bilangan bulat positif dengan menggunakan suatu teknik atau prosedur yang
efisien, melalui sejumlah langkah yang terhingga. Kata algoritma berasal dari algorism. Pada
zaman Euclid, istilah ini belum dikenal. Kata Algorism bersumber dari nama seorang muslim
dan penulis buku terkenal pada tahun 825 M., yaitu Abu Ja’far Muhammed ibn Musa Al-
Khowarizmi. Bagian akhir dari namanya (Al-Khowarizmi), mengilhami lahirnya istilah
Algorism. Istilah algoritma masuk kosakata kebanyakan orang pada saat awal revolusi komputer,
yaitu akhir tahun 1950.

Pada abad ke 3 S.M., perkembangan teori bilangan ditandai oleh hasil kerja
Erathosthenes, yang sekarang terkenal dengan nama Saringan Erastosthenes (The Sieve of
Erastosthenes). Dalam enam abad berikutnya, Diopanthus menerbitkan buku yang bernama
Arithmetika, yang membahas penyelesaian persamaan didalam bilangan bulat dan bilangan
rasional, dalam bentuk lambang (bukan bentuk/bangun geometris seperti yang dikembangkan
oleh Euclid). Dengan kerja bentuk lambang ini, Diopanthus disebut sebagai salah satu pendiri
aljabar.

2. Teori Bilangan Pada Masa Sejarah (Modern)

Awal kebangkitan teori bilangan modern dipelopori oleh Pierre de Fermat (1601-1665),
Leonhard Euler (1707-1783), J.L Lagrange (1736-1813), A.M. Legendre (1752-1833), Dirichlet
(1805-1859), Dedekind (1831-1916), Riemann (1826-1866), Giussepe Peano (1858-1932),
Poisson (1866-1962), dan Hadamard (1865-1963). Sebagai seorang pangeran matematika, Gauss
begitu terpesona terhadap keindahan dan kecantikan teori bilangan, dan untuk melukiskannya, ia
menyebut teori bilangan sebagai the queen of mathematics.

Pada masa ini, teori bilangan tidak hanya berkembang sebatas konsep, tapi juga banyak
diaplikasikan dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal ini dapat dilihat pada
pemanfaatan konsep bilangan dalam metode kode baris, kriptografi, komputer, dan lain
sebagainya

3. Tokoh-Tokoh Teori Bilangan


9

a. Pythagoras (582-496 SM)

Pythagoras adalah seorang matematikawan dan filsuf Yunani yang paling dikenal melalui
teoremanya. Dikenal sebagai “Bapak Bilangan”, dia memberikan sumbangan yang penting
terhadap filsafat dan ajaran keagamaan pada akhir abad ke-6 SM.

Salah satu peninggalan Pythagoras yang terkenal adalah teorema Pythagoras, yang
menyatakan bahwa kuadrat hipotenusa dari suatu segitiga siku-siku adalah sama dengan jumlah
kuadrat dari kaki-kakinya (sisi-sisi siku-sikunya). Walaupun fakta di dalam teorema ini telah
banyak diketahui sebelum lahirnya Pythagoras, namun teorema ini dikreditkan kepada
Pythagoras karena ia yang pertama kali membuktikan pengamatan ini secara matematis.

b. Jamshid Al-Kashi (1380 M)

Al-Kashi terlahir pada 1380 di Kashan, sebuah padang pasir di sebelah utara wilayah Iran
Tengah. Selama hidupnya, al-Kashi telah menyumbangkan dan mewariskan sederet penemuan
penting bagi astronomi dan matematika.

Pecahan desimal yang digunakan oleh orang-orang Cina pada zaman kuno selama
berabad-abad, sebenarnya merupakan pecahan desimal yang diciptakan oleh al-Kashi. Pecahan
desimal ini merupakan salah satu karya besarnya yang memudahkan untuk menghitung
aritmatika yang dia bahas dalam karyanya yang berjudul Kunci Aritmatika yang diterbitkan pada
awal abad ke-15 di Samarkand.

c. Abu Ali Hasan Ibnu Al-Haytam (965 M)

Abu Ali Hasan Ibnu Al-Haytam lahir Basrah Irak, yang oleh masyarakat Barat dikenal
dengan nama Alhazen. Al-Haytam adalah orang pertama yang mengklasifikasikan semua
bilangan sempurna yang genap, yaitu bilangan yang merupakan jumlah dari pembagi-pembagi
sejatinya, seperti yang berbentuk 2k-1(2k-1) di mana 2k-1 adalah bilangan prima. Selanjutnya
Al-Haytam membuktikan bahwa bila p adalah bilangan prima, 1+(p-1)! habis dibagi oleh p.

d. Pierre de Fermat

Fermat menuliskan bahwa “I have discovered a truly remarkable proof which this margin
is to small to contain”. Fermat juga hampir selalu menulis catatan kecil sejak tahun 1603,
manakala ia pertama kali mempelajari Arithmetica karya Diophantus. Ada kemungkinan Fermat
menyadari bahwa apa yang ia sebut sebagai remarkable proof ternyata salah, karena semua
teorema yang dia nyatakan biasanya dalam bentuk tantangan yang Fermat ajukan terhadap
matematikawan lain. Meskipun kasus khusus untuk n = 3 dan n = 4 ia ajukan sebagai tantangan
(dan Fermat mengetahui bukti untuk kasus ini) namun teorema umumnya tidak pernah ia sebut
lagi. Pada kenyataannya karya matematika yang ditinggalkan oleh Fermat hanya satu buah
pembuktian. Fermat membuktikan bahwa luas daerah segitiga siku- siku dengan sisi bilangan
bulat tidak pernah merupakan bilangan kuadrat. Jelas hal ini mengatakan bahwa tidak ada
10

segitiga siku-siku dengan sisi rasional yang mempunyai luas yang sama dengan suatu
bujursangkar dengan sisi rasional. Dalam simbol, tidak terdapat bilangan bulat x, y, z dengan
sehingga bilangan kuadrat. Dari sini mudah untuk mendeduksi kasus n = 4, Teorema Fermat.
Penting untuk diamati bahwa dalam tahap ini yang tersisa dari pembuktian Fermat Last Theorem
adalah membuktikan untuk kasus n bilangan prima ganjil. Jika terdapat bilangan bulat x, y, z
dengan maka jika n = pq, .

4. Kapankah angka nol ditemukan?

Zero = 0 = Empty = Kosong (Nol) Memang, kata dalam Bahasa Inggris ‘zero’ (nol)
berasal dari bahasa Arab ‘sifr’, suatu terjemahan literal dari bahasa Sanskrit “shûnya” yang
bermakna “kosong”. Runtutan keterkaitan bahasa dari masa ke masa: shûnya (Sanskrit) ->
(Ancient Egypt/Babylonia) -> (Greek/Helenic) -> (Rome/Byzantium) – sifr (Arab) -> zero
(English) -> nol; kosong (Indonesia) Wikipedia The word “zero” comes ultimately from the
Arabic “sifr”, or “empty,” a literal translation of the Sanskrit “shûnya”. With its new use for the
concept of zero, zephyr came to mean a light breeze – “an almost nothing” (Ifrah 2000; see
References). The word zephyr survives with this meaning in English today. The Italian
mathematician Fibonacci (c.1170-1250), who grew up in Arab North Africa and is credited with
introducing the Arabic decimal system to Europe. Around the same time, the Arab
mathematician al-Khwarizmi described the “Hindu number” system with positional notation and
a zero symbol in his book Kitab al-jabr wa’l muqabalah. Nol asalnya dari India “shûnya” bukan
cuma sebuah istilah, tapi juga konsep.

Sekitar tahun 300 SM orang babilonia telah memulai penggunaan dua buah baji
miring, //, untuk menunjukkan sebuah tempat kosong, sebuah kolom kosong pada Abakus.
Simbol ini memudahkan seseorang untuk menentukan letak sebuah symbol. Angka nol sangat
berguna dan merupakan simbol yang menggambarkan sebuah tempat kosong dalam Abakus,
sebuah kolom dengan batu-batu yang ditempatkan di dasar. Kegunaannya hanya untuk
memastikan bahwa butiran-butiran tersebut berada di tempat yang tepat, angka nol tidak
memiliki nilai numeric tersendiri.

Pada komputer nol ini dapat merusak sistem, karena nol diartikan tidak ada. Berapapun
bilangan dikalikan dengan nol hasilnya tidak ada. Nah inilah yang membuat bingung dalam
operasi perhitungan.

Perhatikan contoh ini :

0=0 ( nol sama dengan nol, benar)

0 x3=0 x 89 (nol sama-sama dikalikan dengan sebuah bilangan, karena juga akan bernilai nol)

(0 x 3)/0= (0 x 89)/0 (sebuah bilangan dibagi dengan bilangan yang sama, akan bernilai satu)

3=89 (???, hasil ini yang membuat bingung)


11

Walaupun demikian sebenarnya nol itu hebat, jika tidak ditemukan angka nol tulisan satu
juta dalam bilangan romawi ditulis apa?? Bisa-bisa selembar kertas tidak sampai untuk hanya
memberikan symbol satu juta itu. Bisa dibayangkan jika nol tidak ada. Banyak kekuatan yang
terkandung dalam angka ini. Nol adalah perangkat paling penting dalam matematika. Namun
berkat sifat matematis dan filosofis yang aneh pada angka nol, ia akan berbenturan dengan
filsafat barat.

Angka nol berbenturan dengan salah satu prinsip utama filsafat barat, sebuah dictum
yang akar-akarnya terhujam dalam filsafat angka Phythagoras dan nilai pentingnya tumbuh dari
paradoks Zeno. seluruh cosmos Yunani didirikan di atas pilar: tak ada kekosongan.

Kosmos Yunani yang dis=ciptakan oleh Phytagoras, Aristoteles dan Ptolemeus masih
lama bertahan setelah keruntuhan peradaban Yunani. Dalam kosmos ini tak ada ketiadaaan. Oleh
karena itu, hampir sepanjang dua milinium orang-orang barat tak bersedia menerima angka nol.
Konsekuensinya sungguh menakutkan. Ketiadaan angka nol menghambat perkembangan
matematika, menghalangi inovasi sains dan yang lebih berbahaya, mengacaukan sistem
penanggalan.

5. Macam-macam bilangan

Bilangan Bulat adalah bilangan yang terdiri atas bilangan positif, bilangan nol, dan
bilangan negatif.

Misal : ….-2,-1,0,1,2….

Bilangan asli adalah bilangan bulat positif yang diawali dari angka 1(satu) sampai tak terhingga.

Misal : 1,2,3….

Bilangan cacah adalah bilangan bulat positif yang diawali dari angka 0 (nol) sampai tak
terhingga.

Misal : 0,1,2,3,….

Bilangan prima adalah bilangan yang tepat mempunyai dua faktor yaitu bilangan 1 (satu)
dan bilangan itu sendiri.

Misal : 2,3,5,7,11,13,…..

(1 bukan bilangan prima, karena mempunyai satu faktor saja).

Bilangan komposit adalah bilangan yang bukan 0, bukan 1 dan bukan bilangan prima.

Misal ; 4,6,8,9,10,12,….
12

Bilangan rasional adalah bilangan yang dinyatakan sebagai suatu pembagian antara dua bilangan
bulat (berbentuk bilangan a/b, dimana a dan b merupakan bilangan bulat).

Misal: 1/2 ,2/(3 ),3/4….

Bilangan irrasional adalah bilangan yang tidak dapat dinyatakan sebagai pembagian dua bilangan
bulat.

Misal: π, √3 , log 7 dan sebagainya.

Bilangan riil adalah bilangan yang merupakan penggabungan dari bilangan rasional dan bilangan
irrasional

Misal: 1/2 √(2 ),1/3 √5,1/4 π,2/3 log⁡2 dan sebagainya.

Bilangan imajiner (bilangan khayal) adalah bilangan yang ditandai dengan i, bilangan imajiner i
dinyatakan sebagai √(-1). Jadi, jika i = √(-1) maka i2= -1

Misal: √(-4)=⋯?

√(-4)=√(4×(-1) )

= √4×√(-1)

=2×i

= 2i

Jadi, √(-4)=2i.

Bilangan kompleks adalah bilangan yang merupakan penggabungan dari bilangan riil dan
bilangan imajiner.

Misal; π√(-1)= πi

Log √(-1)=log⁡i

C. Aplikasi Teori Bilangan

Pola spiral logaritma cangkang Nautilus adalah contoh klasik untuk menggambarkan
perkembangan dan perubahan yang berkaitan dengan kalkulus.

Kalkulus digunakan di setiap cabang sains fisik, sains komputer, statistik, teknik,
ekonomi, bisnis, kedokteran, kependudukan, dan di bidang-bidang lainnya. Setiap konsep di
mekanika klasik saling berhubungan melalui kalkulus. Massa dari sebuah benda dengan massa
13

jenis yang tidak diketahui, momen inersia dari suatu objek, dan total energi dari sebuah objek
dapat ditentukan dengan menggunakan kalkulus.

Dalam subdisiplin listrik dan magnetisme, kalkulus dapat digunakan untuk mencari total
fluks dari sebuah medan elektromagnetik . Contoh historis lainnya adalah penggunaan kalkulus
di hukum gerak Newton, dinyatakan sebagai laju perubahan yang merujuk pada turunan: Laju
perubahan momentum dari sebuah benda adalah sama dengan resultan gaya yang bekerja pada
benda tersebut dengan arah yang sama.
Bahkan rumus umum dari hukum kedua Newton: Gaya = Massa × Percepatan,
menggunakan perumusan kalkulus diferensial karena percepatan bisa dinyatakan sebagai turunan
dari kecepatan. Teori elektromagnetik Maxwell dan teori relativitas Einstein juga dirumuskan
menggunakan kalkulus diferensial.

B. Macam-Macam Bilangan

1. Bilangan Asli ( N )

Bilangan asli adalah bilangan bulat positif yang bukan nol, yaitu unsur himpunan N =

{1, 2, 3, 4, ...}. Bilangan asli merupakan salah satu konsep matematika yang paling sederhana

dan termasuk konsep pertama yang bisa dipelajari dan dimengerti oleh manusia, bahkan

beberapa penelitian menunjukan beberapa jenis kera besar (inggris:apes) juga bisa

mempelajarinya. Bilangan asli adalah jenis pertama dari bilangan yang digunakan untuk

membilang, menghitung, membagi dsb. Bilangan asli dapat digunakan untuk mengurutkan

dan mendefinisikan sifat terhitung suatu himpunan.

2. Bilangan Cacah (C)

Bilangan cacah adalah bilangan bulat yang tidak negatif, yaitu C= {0, 1, 2, 3, 4, ...}.

Dengan kata lain himpunan bilangan cacah adalah himpunan bilangan asli ditambah 0.

3. Bilangan Bulat ( I )

Bilangan bulat terdiri dari bilangan cacah (0, 1, 2, ...) dan negatifnya (-1, -2, -3, ...); -0

adalah sama dengan 0 dan tidak dimasukkan lagi secara terpisah). Pada bilangan bulat bisa
14

dilakukan operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian yang masing-masing

operasi mempunyai sifat-sifat tertentu. Sistem bilangan bulat tercipta sebagai perluasan sistem

bilangan cacah untuk mendapatkan sistem bilangan yang tertutup terhadap semua operasi

hitung. Perluasan tersebut dilakukan dengan mencari bilangan yang tertutup terhadap operasi

pengurangan.

- Semua bilangan di sebelah kiri nol adalah bilangan negatif

- Semua bilangan di sebelah kiri nol adalah bilangan positif

4. Bilangan Rasional ( H )

Bilangan rasional adalah bilangan yang dinyatakan sebagai dimana a dan b bilangan

bulat dan b tidak sama dengan 0. Bilangan rasional merupakan bilangan yang mempunyai

jumlah kurang atau lebih dari utuh, terdiri dari pembilang dan penyebut. Pembilang

merupakan bilangan yang terbagi, sedangkan penyebut merupakan bilangan pembagi.53

Contoh :

4  pembilang

5  penyebut

5. Bilangan Irasional ( Q )

Bilangan irasional adalah bilangan riil yang tidak bisa dibagi atau hasil baginya tidak

pernah berhenti. Bilangan irasional tidak dapat dinyatakan dengan a/b. dengan a dan b sebagai

bilangan bulat dan b tidak sama dengan 0 (nol). Contoh yang paling popular dari bilangan

irasional adalah bilangan , dan bilangan e.

Bilangan sebetulnya tidak tepat = 3,14 tetapi = 3,1415926535... atau = 3,14159 26535

89793 23846 26433 83279 50288 41971 69399 ... Untuk bilangan yaitu bernilai =

1,41421356237309504880168872 ... atau = 1,41421 35623 73095 04880 16887 24209 69807
15

85696 71875 37694 80731 76679 73798 ... (hingga 700 digit belum selesai, yang ditemukan

oleh pakar matematika Jepang dengan batuan komputer ), untuk bilangan e yaitu bernilai =

2,7182818 ...

6. Bilangan Riil ( R )

Bilangan riil atau real number menyatakan angka yang bisa dituliskan dalam bentuk

desimal, seperti 2,4871773339 ... atau 3,25678. Bilangan real meliputi bilangan rasional,

seperti 42 dan , dan bilangan irasional seperti dan bilangan akar, juga dapat

direpresentasikan sebagai salah satu titik dalam garis bilangan. Definisi popular dari bilangan

riil meliputi kelas ekivalen dari deret Cauchy rasional, irisan Dedekind, dan deret Arhimides.

7. Bilangan Imajiner

Bilangan imajiner adalah bilangan yang mempunyai sifat . Bilangan ini

biasanya merupakan bagian dari bilangan kompleks. Selain bagian imajiner, bilangan

komplek mempunyai bagian riil. Secara definisi, bagian bilangan imajiner ini diperoleh dari

penyelesaian persamaan kuadratik atau

8. Bilangan Kompleks

Bilangan kompleks adalah bilangan yang berbentuk . Dimana a dan b adalah

bilangan riil dan i adalah bilangan imajiner tertentu yang mempunyai sifat . Bilangan

riil a disebut juga bagian riil dari bilangan kompleks dan bilangan real b disebut bagian

imajiner. Jika pada suatu bilangan kompleks, nilai b adalah 0, maka kompleks tersebut

menjadi sama dengan bilangan real a.

Bilangan kompleks dapat ditambah, dikurang, dikali dan dibagi seperti bilangan riil,

namun bilangan kompleks juga mempunyai sifat-sifat tambahan yang menarik. Misalnya,

setiap persamaan aljabar polinomial mempunyai solusi bilangan kompleks, tidak seperti
16

bilangan riil yang hanya memiliki sebagian.

Selain bilangan-bilangan di atas, juga terdapat beberapa bilangan lainnya, yaitu :

9. Bilangan Nol

Konsep bilangan nol telah berkembang sejak zaman Babilonia danYunani kuno, yang

pada saat itu diartikan sebagai ketiadaan dari sesuatu. Konsep bilangan nol dan sifat-sifatnya

terus berkembang dari waktu ke waktu.

Sejarah diketemukannya bilangan nol adalah sekitar 300 SM, orang Babilonia telah

memulai penggunaan dua baji miring (//) untuk menunjukkan sebuah tempat kosong pada

abax (alat hitung pertama bangsa Babilonia, lebih dikenal dengan abacus).

Hingga pada abad ke-7, Brahmagupta seorang matematikawan India memperkenalkan

beberapa sifat bilangan nol. Sifat-sifatnya adalah suatu bilangan bila dijumlahkan dengan nol

adalah tetap, demikian pula sebuah bilangan bila dikalikan dengan nol akan menjadi nol.

Tetapi, Brahmagupta menemui kesulitan dan cenderung ke arah yang salah, ketika

berhadapan dengan pembagian oleh bilangan nol. Hal ini terus menjadi topik penelitian pada

saat itu, bahkan sampai 200 tahun kemudian. Misalnya tahun 830, Mahavira (India)

mempertegas hasil-hasil Brahmagupta, dan bahkan menyatakan bahwa “sebuah bilangan

dibagi oleh nol adalah tetap”. Tentu saja ini suatu kesalahan fatal. Tetapi, hal ini tetap harus

sangat dihargai untuk ukuran saat itu.

Ide-ide brilian dari matematikawan India selanjutnya dipelajari oleh matematikawan

Muslim dan Arab. Hal ini terjadi pada tahap-tahap awal ketika matematikawan AlKhawarizmi
meneliti sistem perhitungan Hindu (India) yang menggambarkan sistem nilai

tempat dari bilangan yang melibatkan bilangan 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, dan 9. Al-Khawarizmi

adalah yang pertama kali memperkenalkan penggunaan bilangan nol sebagai nilai tempat

dalam basis sepuluh. Sistem ini disebut sebagai sistem bilangan desimal.
17

10. Bilangan Sempurna

Bilangan sempurna adalah bilangan bulat yang juga merupakan jumlah dari pembagi

positifnya, tidak termasuk bilangan itu sendiri. Oleh karena itu, 6 adalah bilangan sempurna,

karena 1, 2, dan 3 adalah pembagi dari 6, dan 1 + 2 + 3 = 6. Bilangan sempurna berikutnya

adalah 28 = 1 + 2 + 4 + 7 + 14. Diikuti dengan 496, dan 8128. Hanya empat bilangan

sempurna yang pertama inilah yang diketahui oleh ahli zaman Yunani Kuno.

Saat ini, telah ditemukan rumus dari bilangan sempurna, sehingga kita dapat mencari

bilangan sempurna lainnya selain 6, 28, 496, dan 8128. Rumus tersebut adalah :

Bilangan sempurna =

11. Bilangan Bersekawan

Dua buah bilangan a dan b dikatakan bersekawan apabila jumlah faktor prima dari

bilangan a sama dengan bilangan b dan jumlah faktor prima dari bilangan b sama dengan

bilangan a. Contohnya adalah bilangan 220 dengan 284; faktor prima dari 220 adalah 1, 2, 4,

5, 10, 11, 20, 22, 44, 55 dan 110, dimana jumlahnya sama dengan 284, dan faktor prima dari

284 adalah 1, 2, 4, 71 dan 142, dimana jumlahnya sama dengan 220. Beberapa pasangan

bilangan bersekawan lainnya adalah (220, 284), (1184, 1210), (2620, 2924), (5020, 5564),
dan (6232, 6368).

C. Perpangkatan Dua (Kuadrat)


Definisi. Perpangkatan adalah mengalikan suatu bilangan (asli) dng bilangan itu sendiri
beberapa kali sebanyak yg ditunjukkan oleh bilangan (asli) itu, msl 3 pangkat 4 adalah 3 x 3 x 3
x 3.
Contoh:
Ayah mempunyai kebun bunga yang berbentuk persegi dengan panjang sisi 5 cm, maka berapa
luas kebun bunga Ayah?
Untuk menyelesaikan soal tersebut diperlukan kemampuan
menerjemahkan situasi dunia nyata kedalam pengalaman matematis,
18

oleh karenanya diperlukan kemampuan mengoperasikan bilangan. Operasi hitung yang


digunakan dalam menyelesaikan soal ini adalah perpangkatan.
Dibawah ini akan dijelaskan alternatif proses pembelajaran melakukan operasi
perpangkatan dua (kuadrat) suatu bilangan.
Guru memberi pertanyaan: Berapa banyak persegi satuan pada masing-masing gambar berikut
ini.

Dengan mengamati gambar diatas, siswa diharapkan dapat menghitung sendiri banyak
persegi satuan pada masing-masing gambar persegi. Setelah itu siswa diharapkan dapat
mengisikan sendiri hasil hitungannya pada tabel.
Gambar ke- 1 2 3 4
Banyak Persegi Satuan 1 4 9 16
Pada kegiatan ini guru sebaiknya tidak hanya menanyakan kepada siswa tentang hasilnya.
Tetapi, juga cara siswa mendapatkan hasilnya. Guru dalam hal ini dapat mengarahkan bahwa
untuk menghitung hasil perpangkatan dua suatu bilangan tidak perlu menggunakan gambar lagi,
namun dapat dilakukan dengan cara mengalikan bilangan tersebut dengan bilangan itu sendiri
seperti berikut ini.

32 = 3 x 3 = 9 → dibaca 3 pangkat dua atau 3 kuadrat sama dengan 9


Selanjutnya siswa diminta untuk menghitung kuadrat 10 bilangan asli yang pertama dan
dimasukkan dalam tabel seperti ini.

Bilangan Hasil perpangkatan dua Bilangan Hasil Perpangkatan dua


1 1 6 36
2 4 7 49
3 9 8 64
4 16 9 81
5 25 10 100
19

Bilangan 1, 4, 9, 16, 25, 36, 49, 64, 81, 100,...disebut bilangan kuadrat sempurna. Setelah
mengisi tabel tersebut, siswa diminta untuk menjelaskan hasil pengamatan mereka. Maka
diharapkan siswa dapat menemukan bahwa ternyata angka terakhir hasil kuadrat suatu bilangan
adalah 1, 4, 5, 6, 9, 00. Kemudian kelompokkan bilangan dan hasil pangkatnya untuk mengamati
kekhususan –kekhususan sseperti berikut.
Bilangan Hasil Perpangkatan dua
1 1
2 4
3 9
4 16
5 25
6 36
7 49
8 64
9 81
10 100

Berikut, akan dijelaskan cara cepat atau teknik menghitung kuadrat suatu bilangan.
Menggunakan kuadrat jumlah dari dua bilangan
Jika bilangannya terdiri dari dua angka
Contoh:
922 = ...
Cara:
Pisahkan antara puluhan dan satuan
(90 + 2 )2
Gambarkan secara geometris dengan luasan seperti berikut

90 2
20

I II 90 90 + 2

III IV 2

Ternyata ada 4 bagian luasan. Berapa luas masing-masing bagian?

902 = 810 90 x 2= 180

90 x 2= 180 2x2=4
Jumlahkan semua hasil luasan, yaitu: 810 + (2 x 180) + 4 = 8464
Dari ilustrasi pada gambar ternyata kuadrat dua bilangan dapat dilakukan dengan cara
sederhana, yaitu:
922 = (90 + 2 )2
= (90 + 2 )(90 + 2 )
= 90(90+2) + 2(90 + 2 )
= [(90 x 90) +(90 x 2)] + [(2 x 90) + (2 x 2)]
= 902 + (90 x 2) + (90 x 2) + 22
= 902 + 2 x (90 x 2) + 22
= 8100 +360 + 4
= 8464

Jika bilangannya terdiri dari tiga angka


Contoh: 1242 = ...
1242 = (100 + 20 + 4)2
= (100 + 20 + 4) (100 + 20 + 4)
= 1002 + 2(100 x 20) + 2(100 x 4) + 2(20 x 4 ) + 202 + 42
= 10.000 + 4000 + 800 + 160 + 400 + 16
=15.376

Menggunakan Selisih Kuadrat Bilangan


Contoh : 982 = ...
Cara:
21

Bila 982 ditunjukkan dengan luas suatu persegi panjang maka diperoleh gambar sebagai
berikut.

98

98

Perhatikan bahwa 982 – 22 + 22 = (982-22) + 22. Bila hal itu ditunjukkan secara geometris maka
diperoleh gambar sebagai berikut.

98-2 98-2
22 2

98-2

Supaya membentuk persegi dan tidak mengubah luasnya, maka tambahkan dua persegi panjang
dengan ukuran (98x2), yang satu positif dan yang lainnya negatif.
= (982-22) + 22 + [(98x2) – (98x2)]
= (982+(98 x 2) +(98x (-2)) -22) +22
= (98+2)(98-2)+22

Jadi, kuadrat suatu bilangan dapat dinyatakan dengans selisih


kuadrat bilangan.
982 = (98 + 2)(98-2) +22
= 100 x 96 +22 = 9604

Dilakukannya penambahan dan pengurangan 2 dimaksudkan untuk memudahkan perhitungan


perkalian. Kita dapat menambahkan bilangan dasar dengan bilangan lain yang menurut kita
mempermudah dan tidak mengubah hasil akhir.
22

Melakukan perpangkatan suatu bilangan yang bilangan akhirnya 5


Contoh:
352 = ...
Langkah-langkahnya:
Pisahkan satuannya

Kuadratkan puluhannya dan tambahkan dengan bilangan puluhan


32 + 3 = 12

Tambahkan dibelakang jawaban dengan 25 (karena 52 = 25). Sehingga menjadi 1225


Jadi 352 = 1225

1252 = ...
(12 x 12) + 12 = 144 + 12 = 156

Di belakang angka jawaban tambahkan angka 25, sehingga manjadi 15625.


1252 = 15625

Menguadratkan secara cepat dengan rumus


Rumus : a2 = (a-b)(a+b) + b2
Contoh: 922 =

84 92 100
8 8

D. Penarikan Akar Pangkat Dua


Contoh Soal: Suatu meja laboratorium berbentuk persegi dan akan ditutupi dengan 144 ubin
persegi. Berapakah banyak ubin pada setiap sisinya dan apakah hubungan antara banyak ubin
pada tiap sisi dan banyak seluruh ubin yang menutupi meja tersebut?
Untuk dapat menjawab pertanyaan tersebut, siswa harus diajarkan mengenai penarikan akar
pangkat dua. Simbol dari akar pangkat “ ”. Misal dibaca “Akar pangkat dua dari 16” atau “ akar
kuadrat 16”
Pada materi sebelumnya dijelaskan bahwa:
4 x 4 = 16, maka = 4
23

Berikut tabel hasil penarikan akar pangkat dua dari bilangan kuadrat dengan bilangan pokok 1
sampai 10.
Bilangan Pangkat dua (Kuadrat) Akar Pangkat Dua

1 12 = 1 x 1 = 1 =1

2 22 = 2 x 2 = 4 =2

3 32 = 3 x 3 = 9 =3

4 42 = 4 x 4 = 16 =4

5 52 = 5 x 5 = 25 =5

6 62 = 6 x 6 = 36 =6

7 72 = 7 x 7 = 49 =7

8 82 = 8 x 8 = 64 =8

9 92 = 9 x 9 = 81 =9

10 102 = 10 x 10 = 100 = 10

Ternyata akar pangkat dua adalah operasi kebalikan dari pangkat dua. Untuk mempermudah
menarik akar pada bilangan adalah:
Faktorisasi Prima
Seperti permasalahan sebelumnya untuk menghitung banyak ubin pada setiap sisi. Untuk
mengetahui banyak ubin pada setiap sisi meja persegi, akan dihitung akar pangkat dua dari 144
atau . Caranya:
Tentukan faktor-faktor primanya
144 = 2 x 2 x 2 x 2 x 3 x 3
Kelompokkan dalam dua faktor yang sama
144 = (2 x 2 x 3) (2 x 2 x 3)
= (2 x 2 x 3)2
Hasilnya adalah
=2
=
(2 x 2 x 3)= 12
Perkiraan
24

Cara ini hanya dapat digunakan untuk akar bilangan kuadrat sempurna. Oleh karena itu untuk
mengguanakan cara ini kita harus terampil menghitung bilangan kuadrat sempurna dari 1
sampai 10.
Contoh: = ...
Bilangan terletak antara dan atau 10 < < 20, berarti angka puluhannya adalah 1. Angka
terakhir dari 144 adalah 4, maka hasil akar pangkat satuannya dapat 2 atau 8. Namun, karena
lebih dekat dengan 10, maka hasil akar satuannya adalah 2. Sehingga, = 12.
Pendekatan Luas
Contoh: Berapakah panjang sisi persegi apabila luas persegi tersebut adalah 1296 cm2 ? S
R

900 cm2

P Q
Cara: Kita pilih satu bagian yang merupakan persegi terbesar dan dapat diletakkan didalam
PQRS. Suatu persegi yang panjang sisinya 30 cm, maka luasnya 900 cm 2. Suatu persegi yang
panjang sisinya 40 cm, maka luasnya 1600 cm2, sehingga luasnya melebihi persegi PQRS. Oleh
karena itu, yang dipilih persegi panjang sisinya 30 dengan luas 900 cm 2 dan akan diletakkan
dipojok persegi PQRS. Sisa persegi tersebut terbagi menjadi bagian: 1. Persegi hitam diwakili
oleh x, dan 2 persegi panjang dengan panjangnya 30 cm dan lebarnya x cm.Sisanya dijadikan
satu bersambung seperti berikut:

D C
x
A B
x
Dari susunan tersebut, yang terbentuk adalah persegi panjang.
Luas persegi panjang ABCD = ....
(1296 – 900 ) cm2 = 396 cm2
(30 + 30 + x) x = 396 cm2
25

(60 + x) x = 396 cm2


Maka diperkirakan nilai x dari persegi panjang ABCD adalah 6, dengan membagi 396 dengan
60. Maka luas persegi panjang ABCD = 66 X 6 = 396
Ternyata dengan membuat bilangan perkiraan 6 hasilnya sudah sesuai. Jika belum sesuai, maka
proses dapat dilanjutkan sampai dipeoleh hasil yang tepat. Jadi = 36.
Dari gambaran secara geometris diatas dapat diubah kelangkah-langkah secara algoritma atau
disebut teknik Calandra seperti berikut: < <
30 < < 40
Kita pilih 30, karena jika dikuadratkan hasilnya kurang dari 1296 (302 = 900)
Tuliskan hasilnya (30) di atas tanda akar
Tuliskan 900 dibawah 1296. 1296 – 900 = 396
Kalikan 30 dengan 2, hasilnya 60.
Tambahkan 60 dengan suatu bilangan yang sama sedemikian hingga hasilnya 396. Dengan hal
ini bilangan yang dimaksud adalah 6, karena (60+6)x 6= 66 x 6 = 396
396-396 = 0, karena sisanya sudah 0, maka perhitungan penentuan akar pangkat dua selesai.

Lalu, bagaimana cara penarikan akar kuadrat dari bilangan yang bukan bilangan kuadrat
sempurna?
Dengan cara Calandra
Contoh:
15,81

12 =
1 -
150
25 x 5 = 125 -
2500
30,8x0,8 2464 -
3600
26

31,61x0,01 3161 -
439

Dan seterusnya sesuai dengan angka desimal yang diinginkan


Dengan cara Babylonia
Langkah-langkah:
Ambil sembarang bilangan sebagai perkiraan awal akar pangkat dua suatu bilangan;
Bagi bilangannya dengan bilangan perkiraan, hasilnya adalah bilangan perkiraan akar pangkat
dua yang baru;
Buat rata-rata perkiraan pangkat dua awal dan baru;
Nilai rata-rata ini merupakan bilangan perkiraan akar pangkat dua baru;
Lakukan seperti pada langkah 2 dan seterusnya sesuai dengan banyak angka desimal yang
diinginkan.
Contoh: = ….

Bilangan Hasil bagi Rat-rata Bilangan


perkiraan Perkiraan Baru

10 = 25 = 17,5 17,5

17,5 = 14,29 = 15,895 15,895

15,895 = 15,7282 = 15,8116 15,8116

Proses tersebut dapat dilakuakn terus sampai beberapa angka decimal yang
diinginkan.

E. Tiga dan Penarikan Akar Pangkat Tiga


1.Perpangkatan tiga bilangan bulat

Di kelas V, kita telah mengenal bilangan pangkat dua. Misalnya 52, 62,72, dan 82.
52 artinya 5 x 5. sehingga dapat ditulis 52 = 25.
62 artinya 6 x 6. sehingga dapat ditulis 62 = 36.
72 artinya 7 x 7. sehingga dapat ditulis 72 = 49.
82 artinya 8 x 8. sehingga dapat ditulis 82 = 64.
25, 36, 49, dan 64 disebut bilangan kuadrat.
Dengan cara yang sama, kita dapat memahami pangkat tiga dari suatu bilangan.
Misalnya 13, 23,33, 43, dan 53.
27

13 artinya 1 x 1 x 1 sehingga dapat ditulis 13 = 1.


23 artinya 2 x 2 x 2 sehingga dapat ditulis 23 = 8
33 artinya 3 x 3 x 3 sehingga dapat ditulis 33 = 27.
.43 artinya 4 x 4 x 4 sehingga dapat ditulis 43 = 64.
53 artinya 5 x 5 x 5 sehingga dapat ditulis 53 = 125.
1, 8, 27, 64, dan 125 disebut bilangan kubik karena bilangan-bilangan itu dapat
dinyatakan sebagai pangkat tiga dari suatu bilangan.
Selanjutnya kita dapat menentukan hasil dari pangkat tiga dari beberapa bilangan,
misalnya 6, 7, 8, 9, 10, 15, 20, 25, dan 30. Hasil dari perpangkatan bilangan-bilangan
itu disajikan pada tabel berikut.
Bilangan 6 7 8 9 10 15 20 25 30
Hasil 216 343 512 729 1000 3375 8000 15625 27000
Pangkat

2. Penarikan Akar Pangkat Tiga


Algoritma (teknik menghitung bilangan) untuk penarikan akar pangkat tiga yang berlaku untuk
setiap bilangan seperti halnya akar kuadrat hingga saat ini belum pernah ditemukan. Namun,
sekedar teknik menarik akar pangkat tiga dari bilangan bulat yang hasilnya juga bilangan bulat
sudah dikenal dilingkungan. Di kelas V, kita juga telah mengenal penarikan akar pangkat dua
dari suatu bilangan. Misalnya , , dan .
= 1 karena 1 x 1 = 1,
= 2 karena 2 x 2 = 4, dan
= 3 karena 3 x 3 = 9.
Dengan cara yang sama, kita dapat memahami akar pangkat tiga dari suat bilangan. Misalnya , ,
, , , dan .
= 1, karena 1 x 1 x 1 = 1,
= 2, karena 2 x 2 x 2 = 8,
= 3, karena 3 x 3 x 3 = 27.
= 4, karena 4 x 4 x 4 = 64,
= 5, karena 5 x 5 x 5 = 125, dan
= 6, karena 6 x 6 x 6 = 216.
Selanjutnya kita dapat menentukan hasil dari akar pangkat tiga dari beberapa bilangan, misalnya
343, 512, 729, 1000, 3375, 8000, 15625, dan 27000..

Hasil dari akar pangkat tiga bilangan-bilangan itu disajikan pada tabel berikut.
Bilangan 343 512 729 1000 3375 8000 15625 27000

Hasil 7 8 9 10 15 20 25 30
Akar
Pangkat
Tiga
28

Penarikan akar pangkat tiga seperti ini sering digunakan untuk menentukkan rusuk kubus bila
diketahui volumenya.
Teknik atau cara cepat untuk menarik akar :
= ....

Cara : Ribuannya = 9 →bilangan kubik tepat dibawah 9 adalah 8.


Sehingga = 2 ...menyatakan nilai satuannya.

Bilangan terakhir = 1 → bilangan kubik dasar yang akhirnya 1 adalah 1 sendiri


Sehingga = 1 .... menyatakan nilai satuannya.

Dengan demikian = 21

F. Operasi Hitung Campuran

Operasi hitung campuran adalah operasi hitung yang melibatkan lebih dari satu perhitungan
yang berbeda. Misalnya operasi penjumlahan dengan perkalian, pengurangan dengan pembagian,
dan lain sebagainya. Lalu, apakah cara mengerjakannya langsung dimulai dari kiri? Ya, mungkin
ada benarnya jika operasi hitungnya masih setingkat. Namun jika sudah berbeda tingkat, maka
jawaban seperti itu sudah pasti salah.

Perlu diketahui bahwa untuk mengerjakan operasi hitung campuran, terdapat beberapa aturan
yang wajib dilakukan. Dan kita harus mengikuti aturan-aturan tersebut agar tidak salah dalam
menghitungnya. Namun, pada kenyataanya masih banyak siswa SD dan SMP yang tidak
mengetahui aturannya. Sehingga masih banyak yang salah dalam mengerjakannya.

Untuk itu, bagi yang masih bingung dalam mengerjakan soal yang melibatkan beberapa
operasi hitung di dalamnya, silahkan simak pembahasan berikut ini tentang bagaimana cara
mengerjakan operasi hitung campuran yang benar.

Aturan Cara Mengerjakan Operasi Hitung Campuran


29

Untuk mengerjakan operasi hitung campuran, kita harus memahami aturan


penyelesaiannya. Adapun aturan-aturan yang berlaku di dalam operasi hitung campuran bilangan
matematika, yaitu sebagai berikut:

Operasi penjumlahan dan pengurangan memiliki tingkat yang sama, maka


dikerjakan secara berurutan mulai dari kiri.
Operasi perkalian dan pembagian memiliki tingkat yang sama, maka dikerjakan secara
berurutan mulai dari kiri.
Operasi perkalian dan pembagian memiliki tingkat lebih tinggi dari operasi
penjumlahan dan pengurangan, maka jika pada sola terdapat operasi penjumlahan,
pengurangan, perkalian, dan pembagian secara acak, maka kerjakanlah operasi perkalian
dan pembagian terlebih dahulu.
Operasi hitung yang ada di dalam tanda kurung, kerjakanlah terlebih dahulu.

Operasi Hitung Campuran (Penjumlahan, Pengurangan, Perkalian dan Pembagian)

Operasi perkalian dan pembagian memiliki tingkat lebih tinggi dari pada operasi penjumlahan
dan pengurangan. Sehingga, jika menjumpai soal yang di dalamnya melibatkan operasi
penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian secara acak, maka kerjakanlah operasi
perkalian dan pembagian terlebih dahulu, barulah kemudian mengerjakan penjumlahan dan
pengurangan. Namun, jika terdapat tanda kurung, maka kerjakanlah perhitungan yang ada di
dalam tanda kurung.

Contoh Soal

25 + 3 x 10 – 50 = …?

Jawaban:

25 + (3 x 10) – 50 = …

Langkah pertama, menghitung operasi perkalian terlebih dahulu = 3 x 10 = 30

Maka operasi perhitungannya menjadi = 25 + (30) – 50 = …?


30

Langkah kedua, menghitung penjumlahan = 25 + 30 = 55

Langkah ketiga, menghitung pengurangan = 55 – 50 = 5

Jadi, 25 + 3 x 10 – 50 = 5

Contoh Soal

5 x [30 + 10] : 5 – 30 = …?

Jawaban:

5 x [30 + 10] : 5 – 30 = …

Karena terdapat tanda kurung, maka kerjakan terlebih dahulu yang ada di dalam kurung = 30 +
10 = 40

Maka perhitungannya menjadi = 5 x 40 : 5 – 30 = …?

Langkah kedua, hitunglah perkalian atau pembagian terlebih dahulu = 5 x 40 = 200

Maka akan diperoleh hasil = 200 : 5 – 30 = …?

Langkah ketiga, hitunglah pembagian terlebih dahulu = 200 : 5 = 40

Maka akan diperoleh hasil = 40 – 30 = …?

Langkah keempat, hitunglah = 40 – 30 = 10

Jadi, 5 x [30 + 10] : 5 – 30 = 10

Contoh Soal Cerita Menghitung Operasi Hitung Campuran

Adik membeli 3 buah buku. Harga masing-masing buku adalah Rp 30.000. Jika Adik membayar
buku tersebut dengan 2 lembar uang Rp 50.000. Berapa uang kembalian yang diterima Adik ?

Jawaban:
31

Jika dipersingkat, maka soal cerita di atas menjadi = 2 x 50.000 – 3 x 30.000

Langkah pertama, menghitung jumlah uang Adik seluruhnya = 2 x 50.000 = 100.000

Langkah kedua, menghitung harga seluruh buku = 3 x 30.000 = 90.000

Langkah ketiga, menghitung uang kembalian = 100.000 – 90.000 = 10.000

Jadi, uang kembalian yang diterima Adik = Rp 10.000

G. Pembulatan dan Penaksiran Bilangan

1. Pembulatan

a) Pembulatan Ke SATUAN Terdekat.


Kita perhatikan angka pada persepuluhan (di belakang koma). Jika angka tersebut kurang
dari 5 (1, 2, 3, 4), maka bilangan dibulatkan ke bawah (dihilangkan). Contoh: 2,3
bilangan angka 3 kurang dari 5 (dibulatkan ke bawah), Jadi, 2,3 dibulatkan menjadi 2
b) Pembulatan ke PULUHAN Terdekat
Kita perhatikan angka pada satuan.
Jika angka tersebut kurang dari 5 (1, 2, 3, 4), maka bilangan dibulatkan ke bawah
(dihilangkan).
Sebaliknya jika angka tersebut diatas 5 (6, 7, 8, 9) maka dibulatkan ke atas (ditambah
satu).
Contoh: 16
angka 6 pada satuan di atas lebih dari 5 (dibulatkan ke atas)
Jadi, 16 dibulatkan menjadi 20
c) Pembulatan Ke Ratusan Terdekat
175 lebih dekat ke bilangan ratusan 200, maka 175 dibulatkan ke ratusan terdekat
menjadi 200
425 lebih dekat ke bilangan ratusan 400, maka 425 dibulatkan ke ratusan terdekat
menjadi 400.
32

2. Penaksiran

Menaksir operasi hitung adalah melakukan penaksiran terhadap operasi hitung. Operasi
hitung bisa penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian. Melakukan penaksiran adalah
melakaukan perkiraan. Jadi menaksir itu sama dengan mengira, memperkirakan, mengira-ngira.
Bagaimana cara memperkirakan?

Caranya yaitu dengan melakukan pembulatan terlebih dahulu kemudian baru melakukan operasi
hitung.

Contoh :

Menaksir Penjumlahan dalam Puluhan Terdekat

93 + 28 = ….

Taksiran rendah = 90 + 20 = 110

Taksiran tinggi = 100 + 30 = 130

Taksiran terdekat = 90 + 30 = 120

Menaksir Penjumlahan pada Ratusan Terdekat

574 + 339 = ….

Taksiran rendah = 500 + 300 = 800

Taksiran tinggi = 600 + 400 = 1000

Taksiran terdekat = 600 + 300 = 900

Menaksir Pengurangan pada Puluhan Terdekat

75 – 32 = ….

Taksiran rendah = 70 – 40 = 30

Taksiran tinggi = 80 – 30 = 50
33

Taksiran terdekat = 80 – 30 = 50

Menaksir Pengurangan pada Ratusan Terdekat

864 – 436 = ….

Taksiran rendah = 800 – 500 = 300

Taksiran tinggi = 900 – 400 = 500

Taksiran terdekat = 900 – 400 = 500


34

BAB III

PENUNTUP

A. Kesimpulan

Bilangan pada awalnya hanya dipergunakan untuk mengingat jumlah, namun dalam
perkembangannya setelah para pakar matematika menambahkan perbendaharaan simbol dan
kata-kata yang tepat untuk mendefenisikan bilangan maka matematika menjadi hal yang sangat
penting bagi kehidupan dan tak bisa kita pungkiri bahwa dalam kehidupan keseharian kita akan
selalu bertemu dengan yang namanya bilangan, karena bilangan selalu dibutuhkan baik dalam
teknologi, sains, ekonomi ataupun dalam dunia musik, filosofi dan hiburan serta banyak aspek
kehidupan lainnya.

Bilangan adalah cabang dari matematika murni yang mempelajari sifat-sifat bilangan bulat
dan mengandung berbagai masalah terbuka yang dapat mudah mengerti sekalipun bukan oleh
ahli matematika.Perpangkatan adalah mengalikan suatu bilangan (asli) dng bilangan itu sendiri
beberapa kali sebanyak yg ditunjukkan oleh bilangan (asli) itu, msl 3 pangkat 4 adalah 3 x 3 x 3
x3

Operasi hitung campuran adalah operasi hitung yang melibatkan lebih dari satu perhitungan
yang berbeda. Misalnya operasi penjumlahan dengan perkalian, pengurangan dengan pembagian,
dan lain sebagainya. Lalu, apakah cara mengerjakannya langsung dimulai dari kiri? Ya, mungkin
ada benarnya jika operasi hitungnya masih setingkat. Namun jika sudah berbeda tingkat, maka
jawaban seperti itu sudah pasti salah.Menaksir operasi hitung adalah melakukan penaksiran
terhadap operasi hitung. Operasi hitung bisa penjumlahan, pengurangan, perkalian dan
pembagian. Melakukan penaksiran adalah melakaukan perkiraan.

B. Saran

Dengan adanya makalah ini diharapkan pembaca dapat mememahami tentang macam-
macam bilangan,sejarah tentang bilangan,perpangkatan 2 dan 3,penarikan akar pangkat 2 dan
3,operasi Hitung campuran dan pembulatan dan penaksiran bilangan.
35

DAFTAR PUSTAKA

Astuty, B. (2009). Ayo Belajar Matematika. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional

Anda mungkin juga menyukai