Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

KONSEP DASAR MATEMATIKA


BILANGAN DESIMAL
Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Konsep
Dasar Matematika Tentang Pengurangan Bilangan Desimal
Dosen Pengampu : Hella Jusra, M.Pd.

DISUSUN OLEH
KELOMPOK 6

Vera Arefanda (2201025056)


Nazilatun Nisa (2201025153)
Andien Maftuha (2201025225)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini
dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta
kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik
itu berupa sehat fisik m aupun akal pi kiran, sehingga kami m ampu untuk
m enyel esaikan pembuatan Makalah sebagai Tugas dari Mata Kuliah Konsep Dasar
Matematika dengan Tema “Pengurangan Bilangan Desimal”.
Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami
mengharapkan kritik serta saran dari kalian semua untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila
terdapat banyak kesalahan pada makalah ini kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Jakarta, November 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... i


DAFTAR ISI ..................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ............................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................................ 1
C. Tujuan Penulisan .......................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................. 2
A. Sejarah Bilangan Desimal ............................................................................................ 2
B. Pengertian Bilangan Desimal ....................................................................................... 2
C. Macam-Macam Bilangan Desimal ............................................................................... 3
1. Aritmatika Desimal ........................................................................................... 3
2. Desimal Berulang (Rasional) ............................................................................ 3
3. Bilangan Irasional ............................................................................................. 4
D. Bilangan Desimal Menggunakan Nilai Tempat ........................................................... 4
E. Pembulatan Bilangan Desimal ..................................................................................... 5
F. Operasi Bilangan Desimal ............................................................................................ 5
1. Penjumlahan Dan Pengurangan ........................................................................ 5
A. Penjumlahan .................................................................................... 5
B. Pengurangan .................................................................................... 6
2. Perkalian Dan Pembagian ................................................................................ 6
A. Perkalian .......................................................................................... 6
B. Pembagian ....................................................................................... 7
G. Cara Mengubah Pecahan Biasa Ke Desimal ................................................................ 7
Metode 1 Dengan Pembagian Bersusun Panjang ............................................... 7
Metode 2 Pecahan Yang Menghasilkan Desimal Berulang ................................ 9
H. Cara Mengubah Pecahan Desimal Ke Pecahan Biasa ................................................ 10
BAB III PENUTUP ........................................................................................................ 11
KESIMPULAN .............................................................................................................. 11
SARAN ............................................................................................................................ 11
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 12
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Matematika merupakan suatu ilmu yang berhubungan dengan penelaahan bentuk-
bentuk atau struktur-struktur yang abstrak dan hubungan-hubungannya diantara hal-hal itu.
Bertitik tolak dari tujuan pembalajaran matematika di Sekolah Dasar yaitu menumbuhkan dan
mengembangkan keterampilan berhitung sebagai alat dalam kehidupan sehari-hari, maka
matematika sebagai salah satu ilmu dasar yang memberi tekanan pada penalaran dan
pembentukan sikap anak memberikan pengajaran perpangkatan dan akar bilangan dalam
menerapkan matematika dalam kehidupan sehari-hari.
Oleh karena itu konsep dasar matematika harus ditanamkan benar-benar dalam diri
pribadi setiap anak didik. Sebab kalau penguasaan mereka terhadap konsep matematika, dalam
hal ini tentang operasi bilangan desimal pada Sekolah Dasar sekarang tentu akan menjadi faktor
kesulitan bagi siswa ketika melanjutkan pendidikan.

(Sujono, 1988) Mengemukakan beberapa pengertian Matematika. Di antaranya


Matematika diartikan sebagai cabang ilmu yang eksak dan terorganisasi secara sistematik.
Selain itu Matematika merupakan Ilmu Pengetahuan tentang penalaran yang logik dan masalah
yang berhubungan dengan bilangan. Bahkan dia mengartikan Matematikasebagai Ilmu Bantu
dalam mengiterpretasikan berbagai ide dan kesimpulan.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah bilangan desimal?
2. Apa pengertian bilangan desimal?
3. Apa saja macam-macam operasi hitung bilangan desimal?
4. Berilah contoh soal-soal masalah dalam pembelajaran bilangan desimal dan operasi
hitungnya?
5. Bagaimana jika terjadi masalah dalam soal seperti pecahan biasa yang harus diubah ke
bilangan desimal dan bagaimana cara penyelesaiannya?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahuisejarah bilangan desimal
2. Untuk mengetahui pengertian bilangan desimal
3. Untuk mengetahui macam-macam operasi hitung bilangan desimal
4. Untuk mengetahui contoh soal-soal masalah dalam pembelajaran bilangan desimal dan
operasi hitungnya
4. Untuk mengetahui solusi dalam mengatasi pecahan biasa yang menghasilkan bilangan
desimal dan cara penyelesaiannya
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Bilangan Desimal


Penemu desimal yang paling populer kita dengar sebagai matematikawan Arab Muslim
yang mempunyai kontribusi terhadap perkembangan matematika adalah Al-Khawarizmi,
dikenal sebagai bapak Aljabar, memperkenalkan bilangan nol (0) dan penerjemah karya-karya
Yunani kuno. Kisah angka nol dan konsep bilangan nol telah berkembang sejak zaman
Babilonia danYunani kuno yang pada saat itu diartikan sebagai ketiadaan dari sesuatu. Konsep
bilangan nol dan sifat-sifatnya terus berkembang dari waktu ke waktu.
Hingga pada abad ke-7, Brahmagupta seorang matematikawan India memperkenalkan
beberapa sifat bilangan nol. Sifat-sifatnya adalah suatu bilangan bila dijumlahkan dengan nol
adalah tetap, demikian pula sebuah bilangan bila dikalikan dengan nol akan menjadi nol.
Tetapi, Brahmagupta menemui kesulitan dan cenderung ke arah yang salah ketika berhadapan
dengan pembagian oleh bilangan nol. Hal ini terus menjadi topik penelitian pada saat itu,
bahkan sampai 200 tahun kemudian.
Misalnya tahun 830, Mahavira (India) mempertegas hasil-hasil Brahmagupta, dan bahkan
menyatakan bahwa "sebuah bilangan dibagi oleh nol adalah tetap". Tentu saja ini suatu
kesalahan fatal. Tetapi, hal ini tetap harus sangat dihargai untuk ukuran saat itu. Ide-ide brilian
dari matematikawan India selanjutnya dipelajari oleh matematikawan Muslim dan Arab.
Hal ini terjadi pada tahap-tahap awal ketika matematikawan Al-Khawarizmi meneliti
sistem perhitungan Hindu (India) yang menggambarkan sistem nilai tempat dari bilangan yang
melibatkan bilangan 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, dan 9. Al-Khawarizmi adalah yang pertama kali
memperkenalkan penggunaan bilangan nol sebagai nilai tempat dalam basis sepuluh. Sistem
ini disebut sebagai sistem bilangan desimal.

B. Pengertian Bilangan Desimal


Sistem bilangan desimal disusun dari 10 angka atau lambang. Dengan menggunakan
lambang-lambang tersebut sebagai digit pada sebuah bilangan, kita dapat mengekspresikan
suatu kuantitas.Kesepuluh lambang tersebut adalah: D = {0,1,2,3,4,5,6,7,8,9}
Sistem bilangan desimal juga disebut sistem bilangan basis 10 atau radiks 10 karena
mempunyai 10 digit. Sistem bilangan ini bersifat alamiah karena pada kenyataannya manusia
mempunyai 10 jari. Kata digit itu sendiri diturunkan dari kata bahasa latin finger. Contohnya:
0,12; 1,28; 0,005 dll. Seperti yang dijelaskan sebelumnya, bilangan desimal adalah jenis
bilangan berbasis 10 yang umunya dituliskan dengan tanda koma (,).
Secara umum, bilangan ini berkaitan erat dengan bilangan pecahan. Mengapa? Karena ada
sebuah materi dimana kamu harus mampu mengubah bilangan ini ke dalam bentuk pecahan.
Dimana bilangan pecahan itu adalah bilangan yang dapat dinyatakan dalam bentuk , dengan a
dan b adalah bilangan bulat dan b ≠ 0. Bilangan a disebut sebagai pembilang dan bilangan b
disebut sebagai penyebut. Sedangkan kata desimal berasal dari bahasa latin decem yang
artinya sepuluh.
Seperti yang telah diungkapkan oleh Muhsetyo (2010: 4.51) yang menyatakan bahwa
sistem numersi yang berbasis sepuluh, artinya bilangan 10 dipakai sebagai acungan pokok
dalam melambangkan dan menyebut bilangan.
Sedangkan menurut Van de walle, dkk (2010: 328) menyatakan bahwa angka desimal
adalah cara sederhana lain dari penulisan pecahan. Sedangkan mengenai koma desimal adalah
kesepakatan/ kaidah yang telah dikembangkan untuk menandakan posisi unit.
Atau dengan kata lain pecahan desimal yaitu bilangan yang dihasilkan dari hasil bagi suatu
bilangan dengan bilangan 10 dan kelipatannya atau pecahan dengan penyebut 10, 100, 1000,
dan seterusnya, dan ditulis dengan tanda koma (,).

Contoh bilangan pecahan desimal yaitu:


1. 0,8 adalah pecahan desimal yang dihasilkan dari 8 dibagi 10
2. 0,15 adalah pecahan desimal yang dihasilkan dari 15 dibagi 100
3. 0,123 adalah pecahan desimal yang dihasilkan dari 123 dibagi 1000
4. 2,50 adalah pecahan desimal yang dihasilkan dari 250 dibagi 100

C. Macam-macam Bilangan Desimal


Bilangan desimal dapat dibagi menjadi 3 bagian, yaitu sebagai berikut.

1. Aritmatika Desimal
Semua bilangan rasional mempunyai pernyataan desimal. Penjumlahan, pengurangan,
perkalian dan pembagian bilangan rasional dapat diperluas dengan mudah untuk desimal
pecahan.Sifat-sifat komutatif, assosiatip, dan distributip memungkinkan
menjalankan/mengerjakan aritmetika desimal.
a. Penjumlahan desimal
Contoh: 0,35 + 0,49 = 0,84
b. Perkalian desimal
Untuk mengalikan dua bilangan desimal, masing-masing desimal kita ubah lebih dahulu
menjadi pecahan dengan penyebut perpangkatan dari 10.
Contoh: (26,2)x(0,03)= 0,786
c. Pembagian desimal
Pembagian pecahan decimal dapat dengan mudah diubah menjadi pembagian bilangan
cacah.
Contoh: 106,08 : 1,7 = 62,4

2. Desimal Berulang (Rasional)


Desimal berulang disebut juga bilangan rasional atau bilangan yang bisa ditulis menjadi
bentuk pecahan dengan a dan b merupakan bilangan bulat dan hasil dari pecahan tersebut
mempunyai angka-angka yang berulang teratur.
Contoh:
Kita akan mencoba mencari pernyataan bilangan rasional dari 0,272727… , kita
misalkan bahwa N = 0,272727 …, dengan angka-angka berulang teratur adalah “27”.
Karena terdapat dua angka yang berulang terakhir, N kita kalikan dengan 100. (jika
terdapat 3 bilangan berulang terakhir, dikalikan 1000, dan seterusnya).
N = 0,272727
100 N = 27,2727
N = 0,2727
99 N = 27
N =5
3. Bilangan Irasional
Bilangan irasional adalah bilangan yang bukan rasional, bilangan ini bukan hasil bagi
bilangan bulat dari bilangan asli dan juga tidak mempunyai bentuk desimal berulang.
Misalkan adalah penyelesaian – 2 = 0. Dalam pembicaraan berikut akan dibahas pendekatan
nilai dari , dan akan ditunjukkan bahwa adalah irasional. Karena < 2 dan = 4 > 2, maka kita
setuju bahwa berada diantara 1 dan 2
Defenisi lainnya mengatakan bahwa akar pangkat dua dari banyak bilangan rasional adalah
bukan rasional tetapi “irasional”. Kita memerlukan suatu algoritma untuk menentukan bilangan
rasional dari nilai pendekatan akar pangkat dua salah satu algoritma yang termudah untuk
dipelajari disebut “metode rata-rata “ yang langkah - langkahnya sebagai berikut:
a) Tentukan estimasi dari nilai pendekatan itu tidak mengapa bila nilai estimasi ini terlalu besar
atau terlalu kecil dengan menggunakan bilangan estimasi sebagai pembagi,
b) Tentukan hasil bilangan yang di akar dengan bilangan estimasinya, dengan angka decimal
sebanyak yang kita kehendaki,
c) Tentukan nilai rata-rata dari bilangan estimasi dengan hasil bagi nilai rata-rata yang diperoleh
merupakan nilai pendekatan yang dicari,
d) Untuk mendapatkan nilai pendekatan yang lebih baik gunakan nilai rata-rata yang diperoleh
sebagai estimasi kemudian ulangilah prosesnya (seperti langkah 2 dan 3).
Contoh: Tentukan nilai pendekatan
Jawab:
Karena = 289 (pendekatan dari 294), kita pilih 17 sebagai estimasi kasar.
= 17,3345
= 17,1672
= 17,1656997
Jadi 17,16 adalah nilai pendekatan teliti sampai 2 tempat desimal. Jika proses diatas kita
teruskan :
= 17,166449
= 17,16645
Jadi 17,166 adalah nilai pendekatan teliti sampai 3 tempat desimal.

D. Bilangan Desimal Menggunakan Nilai Tempat


Pecahan desimal dapat juga menggunakan nilai tempat, sebagai contoh yaitu sebagai
berikut.
1. 0,2 (satu tempat desimal atau 1 angka di belakang koma)
2. 0,35 (dua tempat desimal atau 2 angka di belakang koma)
3. 0,125 (tiga tempat desimal atau 3 angka di belakang koma)
Coba kalian ingat kembali mengenai nilai tempat pada bilangan pecahan desimal.
Perhatikan nilai tempat pada bilangan 235,674 dimana:
4 = perseribuan, nilainya atau 0,004
7 = perseratusan, nilainya atau 0,07
6 = persepuluhan, nilainya atau 0,6
5 = satuan, nilainya 5
3 = puluhan, nilainya 30
2 = ratusan, nilainya 200
E. Pembulatan Bilangan Desimal
Pecahan desimal dapat dibulatkan menjadi pecahan desimal dengan angka di belakang
komanya lebih sedikit. Dengan aturan:
1. Pembulatan ke atas untuk angka lebih dari atau sama dengan 5
2. Pembulatan ke bawah untuk angka kurang dari 5
Contoh:
a. 0,8463 dibulatkan menjadi 0,846 karena 3 kurang dari 5
b. 0,846 dibulatkan menjadi 0,85 karena 6 lebih dari 5
c. 0,85 dibulatkan menjadi 0,9 karena sama dengan 5

F. Operasi Bilangan Desimal


1. Penjumlahan dan Pengurangan
Pada operasi hitung pecahan desimal, untuk Penjumlahan dan Pengurangan, sebaiknya kita
gunakan metode Penjumlahan/Pengurangan susun dan caranya sama dengan
Penjumlahan/Pengurangan Bilangan Bulat, yaitu dengan meluruskan angka satuannya. Yang
mesti kita cermati adalah bahwa angka yang tepat di depan koma itu adalah angka satuan, maka
akan lebih mudah diingat bila bahasanya kita ubah menjadi “ yang diluruskan adalah koma”.
a. Penjumlahan
Untuk menjumlahkan dua bilangan dengan benar kita harus menjumlahkan angka-angka
yang nilai tempatnya sama, misalnya.
1) Ratusan dijumlahkan dengan ratusan.
2) Puluhan dijumlahkan dengan puluhan.
3) Satuan dijumlahkan dengan satuan.
4) Persepuluhan dengan persepuluhan.
5) Perseratusan dengan perseratusan, dst.
Cara yang termudah untuk menjumlahkan dua pecahan desimal, adalah
dengan cara penjumlahan bersusun, dengan meluruskan tanda koma (,).

Contoh:
Hitunglah!
a) 0,54 + 0,24 = ...
b) 0,144 + 0,132 = ...
Penyelesaian:
a) 0,54
0,24 +
0,78
b) 0,144
0,132 +
0,276

b. Pengurangan
Cara menyelesaikan operasi pengurangan pada pecahan desimal adalah sama dengan
operasi penjumlahan. Kita dapat melakukan pengurangan dengan cara bersusun.

Contoh:
Hitunglah!
c) 0,54 - 0,24 = ...
d) 0,144 - 0,132 = ...
Penyelesaian:
c) 0,54
0,24 -
0,3
d) 0,144
0,132 -
0,012

2. Perkalian dan Pembagian


a. Perkalian
Kerjakan Perkalian dengan membuang terlebih dahulu tanda koma, setelah selesai baru
kita hitung jumlah angka dibelakang koma pada bilangan dikali dan angka dibelakang koma
pada bilangan pengali, lalu dijumlahkan angka dibelakang koma itu untuk menentukan jumlah
angka dibelakang koma pada jawaban.
Contoh Perkalian Bilangan Bulat : 3075 x 123 = 378225
Contoh Perkalian Pecahan Desimal misalnya: 30,75x12,3= 378,225
Untuk jumlah Desimal pada jawaban, kita tinggal menambahkan jumlah Desimal pada
angka mengalikan (30,75) dua angka desimal dan pada angka yang dikalikan (12,3) satu angka
desimal.Dua desimal ditambah satu desimal = tiga desimal, berarti tiga angka dibelakang
koma (tiga Desimal) yaitu 225 (tiga angka dihitung dari belakang) makanya pada jawaban
tertulis 378,225.
b. Pembagian
Kerjakan Pembagian dengan membuang terlebih dahulu tanda koma, setelah selesai baru
kita hitung jumlah angka dibelakang koma pada bilangan dibagi dan angka dibelakang koma
pada bilangan pembagi, lalu jumlah angka dibelakang koma pada bilangan dibagi atau
dikurangi jumlah angka dibelakang koma pada bilangan pembagi, itu untuk menentukan
jumlah angka dibelakang koma pada jawaban.
Cara 1 :
Pada langkah awalnya, proses pengerjaan operasi hitung pembagian pecahan desimal,
sama persis dengan proses pengerjaan perkalian pecahan desimal. Yaitu menganggap pecahan
desimal itu sebagai bilangan bulat, dengan cara menyingkirkan tanda desimal ( tanda koma )
terlebih dahulu 9 , 63 : 32 , 1 ~> 963 : 321
Setelah tanda desimal disingkirkan terlebih dahulu, langkah kedua adalah mengerjakan
sebagai pembagian bilangan bulat 963 : 321 = 3
Langkah ketiga, ini yang berbalik 180 derajat. Bila pada operasi hitung perkalian
pecahan desimal, "semua desimal dijumlahkan", maka pada operasi hitung pembagian pecahan
desimal "Desimal Pada Bilangan Dibagi Dikurangi Desimal Pada Bilangan Pembagi”.
9, 63 ada 2 desimal
32, 1 ada 1 desimal
2 - 1 = 1 >> berarti ada satu desimal pada jawaban
Jawaban yang asalnya 3 dijadikan satu desimal menjadi 0 ,3

G. Cara Mengubah Pecahan Biasa ke Desimal


Metode 1
Dengan Pembagian Bersusun Panjang
1
Tulis penyebut di luar/sisi kiri lambang pembagi
dan pembilang di dalam/sisi kanan lambang
pembagi. Misalnya, kita ingin mengubah 3/4 menjadi
desimal. Tulislah “4” di luar/sisi kiri lambang pembagi
dan “3” di dalam/sisi kanan lambang pembagi. “4”
adalah bilangan yang membagi dan “3” adalah bilangan
yang dibagi.

2
Tulis “0”, lalu tanda desimal (tanda koma), di atas
lambang pembagi. Karena yang dihitung adalah
pecahan, hasilnya pasti lebih kecil daripada satu
sehingga langkah ini sangat penting. Setelah itu, tulis
tanda desimal, lalu “0”, setelah angka “3” di
dalam/sisi kanan lambang pembagi. Meskipun “3”
sama dengan “3,0”, angka nol tersebut memungkinkan
“3,0” dibagi oleh “4”.
3
Hitung jawabannya menggunakan pembagian
bersusun panjang. Dengan pembagian bersusun
panjang, untuk saat ini, tanda desimal dapat diabaikan
sehingga hanya perlu menghitung 30 dibagi 4. Berikut
ini caranya:
• Pertama, bagi 3,0, yang dianggap sebagai 30,
dengan 4. Perkalian 4 yang terdekat dengan 30
adalah 4 x 7 = 28 sehingga tersisa 2. Jadi, tulislah “7” setelah “0,” di atas lambang
pembagi dan “28” di bawah “3,0” di dalam/sisi kanan lambang pembagi. Di bawah 28,
tulislah “2”, sisa dari 30 dikurangi 28.
• Selanjutnya, tulis “0” setelah “3,0” sehingga menjadi “3,00”, yang dapat dianggap
sebagai “300”, di dalam/sisi kanan lambang pembagi. Dengan demikian, 0 dapat
diturunkan ke sebelah kanan “2” sehingga “20” dapat dibagi oleh “4”.
• “20” dibagi “4”sama dengan “5”. Jadi, tulislah “5” setelah “0,7” di atas lambang pembagi
sehingga menjadi “0,75”.

4
Tulislah jawaban akhir. Jadi, “3” dibagi “4” sama
dengan “0,75”. Tulislah jawaban tersebut. Selesai.
Metode 2
Pecahan yang Menghasilkan Desimal Berulang
1
Buat pembagian bersusun panjang. Saat
memulai pembagian bersusun panjang, Anda
mungkin tidak dapat memperkirakan bahwa
hasilnya akan berupa bilangan desimal berulang.
Misalnya, kita ingin mengubah pecahan biasa 1/3
menjadi bentuk desimal. Tulislah 3, atau penyebut,
di luar/sisi kiri lambang pembagi dan 1 di
dalam/sisi kanan lambang pembagi.

2
Tulislah 0, lalu tanda desimal, di atas lambang
pembagi. Karena hasilnya pasti lebih kecil
daripada 1, langkah ini menyiapkan jawaban agar
tertulis dalam bentuk desimal. Tanda desimal juga
harus dituliskan di sebelah kanan angka “1” yang
terletak di dalam/sisi kanan lambang pembagi.

3
Mulailah menghitung pembagian bersusun
panjang. Mulailah dengan membuat “1,” menjadi “1,0”,
yang dianggap sebagai “10”, agar dapat dibagi dengan
“3”. Selanjutnya, lakukan langkah-langkah berikut:
• Bagi 10 dengan 3. Gunakan 3 x 3 = 9 sehingga
menghasilkan sisa 1. Jadi, tulislah 3 di sebelah kanan
“0,” di atas lambang pembagi dan kurangi 10 dengan 9
untuk mendapatkan sisa 1.
• Tulislah “0” di sebelah kanan angka “1” (sisa dari 10
dikurangi 9 pada Langkah
sebelumnya) di bawah sehingga diperoleh bilangan “10” lagi. Saat kembali membagi “10”
dengan “3”, proses yang sama terulang: tulislah “3” di sebelah kanan “3” yang pertama di
atas lambang pembagi dan kurangi “10” yang baru dengan “9”.
• Teruskan sampai terbentuk pola. Sadar ada yang aneh? Pembagian ini dapat terus
berlangsung selamanya. 10 dapat terus dibagi dengan 3: akan selalu ada sisa “1” di bawah
serta angka “3” yang baru setelah tanda desimal di atas lambang pembagi.
4
Tulis jawaban. Setelah mengetahui bahwa “3” akan
terus berulang, tulislah jawaban berupa “0,3” dengan
garis di atas angka “3” (atau “0,33” dengan garis di atas
kedua angka “3”) sebagai indikasi bahwa angka “3”
tersebut terus berulang. Jawaban ini merupakan bentuk
desimal 1/3 karena 1 dibagi 3 tidak akan dapat berakhir
dengan sendirinya.
• Ada banyak pecahan yang menghasilkan desimal
berulang, misalnya 2/9 (“0,2” dengan “2” terus
berulang), 5/6 (“0,83” dengan “3” terus berulang),
atau 7/9 (“0,7” dengan “7” terus berulang). Pola ini selalu terjadi saat penyebut
merupakan bilangan kelipatan 3 dan pembilang tidak dapat dibagi sampai habis oleh
penyebut.

H. Cara Mengubah Pecahan Desimal ke Pecahan Biasa


Pecahan desimal dapat diubah ke bentuk pecahan biasa. Fungsi pecahan desimal
yaitu menjelaskan atau menyederhankan bentuk bilangan pecahan. Cara mengubah pecahan
desimal ke pecahan biasa yaitu memindahkan tanda koma ke kanan, sebanyak angka di
belakang tanda koma. Contohnya saja 0,3 punya 1 angka dibelakang koma. Cara menentuka
pembilang yaitu memindahkan tanda 1 kali di sebelah kanan. Sehingga 0,3 dalam bentuk
pecahan menjadi 3/10. Contoh lain yaitu membagi bilangan desimal persepuluh atau
perseratus sesuai angka dibelakang koma. Contohnya antara lain:
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN
Sistem bilangan desimal disusun dari 10 angka atau lambang. Dengan menggunakan
lambang-lambang tersebut sebagai digit pada sebuah bilangan, kita dapat mengekspresikan
suatu kuantitas.Kesepuluh lambang tersebut adalah: D = {0,1,2,3,4,5,6,7,8,9}
bilangan desimal adalah jenis bilangan berbasis 10 yang umunya dituliskan dengan tanda koma
(,). Secara umum, bilangan ini berkaitan erat dengan bilangan pecahan. Mengapa? Karena ada
sebuah materi dimana kamu harus mampu mengubah bilangan ini ke dalam bentuk pecahan.
Dimana bilangan pecahan itu adalah bilangan yang dapat dinyatakan dalam bentuk , dengan a
dan b adalah bilangan bulat dan b ≠ 0. Bilangan a disebut sebagai pembilang dan bilangan b
disebut sebagai penyebut. Sedangkan kata desimal berasal dari bahasa latin decem yang
artinya sepuluh. Macam-macam bilangan desimal terdiri dari aritmatika desimal, desimal
berulang (rasional) serta bilangan irasional.

Pada operasi perhitungan bilangan desimal terdiri dari penjumlahan, pengurangan,


perkalian, dan pembagian, untuk penjumlahan dan pengurangan lebih baik menggunakan
metode perhitungan susun kebawah, dan caranya sama seperti penjumlahan/pengurangan
bilangan bulat pada umumnya, yaitu dengan meluruskan angka satuannya. Yang perlu kita
perhatikan adalah angka di depan koma yang disebut angka satuan, maka akan lebih mudah
diingat perhitungan jika diganti bahasanya menjadi “yang diluruskan adalah koma”. Berbeda
dengan perkalian dan pembagian, penyusunan koma dilihat dari “berapa banyak angka
dibelakang koma”.

SARAN
Semoga makalah ini diterima dan bermanfaat bagi yang membacanya serta dapat
menambah wawasan mengenai bilangan desimal.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata kesempurnaan, karena
kesempurnaan hanya milik Allah SWT semata. Serta keterbatasan pengetahuan kami
mengenai bilangan desimal, untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun
demi kesempurnaan makalah ini untuk kedepannya, Terima Kasih.
DAFTAR PUSTAKA

Johar, R., Mahmud, F., Mahdalena, M., & Rusniati, R. (2016). MISKONSEPSI SISWA
SEKOLAH DASAR PADA PEMBELAJARAN BILANGAN DESIMAL. Sekolah Dasar: Kajian
Teori Dan Praktik Pendidikan, 25(2), 160-167. doi: 10.17977/um009v25i22016p160

Afriyansyah, E., & Putri, R. (2014). KONSEP NILAI TEMPAT PADA OPERASI
PENJUMLAHAN BILANGAN DESIMAL DI KELAS V SEKOLAH DASAR. Jurnal
Pendidikan Matematika, 8(1). doi: 10.22342/jpm.8.1.1857.13-24

Winarni, S. (2012). PENANAMAN KONSEP KESAMAAN DAN KETAKSAMAAN


BILANGAN DESIMAL DENGAN MENGGUNAKAN KALKULATOR PADA SISWA KELAS
IV SDN NO. 7 NGULAK. Edumatica : Jurnal Pendidikan Matematika. Diakses dari
https://online-journal.unja.ac.id/edumatica/article/view/599

Mailani, E., & Wulandari, E. (2018). PENGEMBANGAN BUKU AJAR MATEMATIKA


MATERI PENJUMLAHAN BILANGAN DESIMAL DENGAN PECAHAN CAMPURAN
BERBASIS PENDEKATAN SCIENTIFIC DI SDN 101771 TEMBUNG T.A
2018/2019. ELEMENTARY SCHOOL JOURNAL PGSD FIP UNIMED, 9(2), 94-103. doi:
10.24114/esjpgsd.v9i2.14318

Subekti, M. (2022). MAKALAH BILANGAN DESIMAL ,PERSEN DAN OPERASI


HITUNGNYA. Diakses 11 November 2022, dari
https://www.academia.edu/10635547/MAKALAH_BILANGAN_DESIMAL_PERSEN_DAN_
OPERASI_HITUNGNYA

(2022). Diakses 11 November 2022, dari


https://repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3747/3/T1_262012023_BAB%20II.pdf

(2022). Diakses 11 November 2022, dari


https://eprints.umm.ac.id/38514/2/BAB%20I.pdf

(2022). Diakses 11 November 2022, dari


https://idr.uin-antasari.ac.id/13027/4/BAB%20I..pdf

Anda mungkin juga menyukai