Dosen Pengampu:
Kurnia Hidayati, M.Pd.
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-NYA
sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga
mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi. Dalam penulisan
makalah ini terdapat para pihak yang ikut serta memberikan bantuan baik moril
maupun material, kami haturkan terimakasih kepada:
2. Seluruh teman yang telah memberikan bantuan serta motivasi untuk makalah ini
selesai pada waktunya.
Kelompok 1
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.
Asal mula manusia mengenal bilangan terdeteksi sejak jaman pra sejarah
dimana manusia pada jaman itu masih hidup di gua dan bersifat nomaden. Dari fakta
berupa gambar- gambar yang ada pada dinding gua, para ahli menympulkan bahwa
manusia pra sejarah mengenal korespondensi satu-satu. Selanjutnya, seiring
perkembangan Jaman, manusia memiliki beragam konsep bilangan dengan bentuk dan
makna berbeda. Tentu saja agar dapat berkomunikasi dan bersaing dalam kehidupan
ini, manusia dituntut untuk memahami konsep pra bilangan dan bilangan.
B. Rumusan Masalah
1. Menjelaskan Himpunan Beserta Operasinya.
2. Menentukan Subset dari Suatu Himpunan Bilangan.
3. Menuliskan Sebuah Contoh Bilangan Rasional dalam Kehidupan Sehari-hari.
4. Membuktikan Bilangan Desimal Berulang sebagai Bilangan Rasional.
5. Menuliskan Contoh Penggunaan Bilangan Irrasional yang Digunakan Siswa SD.
6. Menentukan Sifat Suatu Relasi.
7. Menganalisis Penyebab dan Solusi dari Siswa yang Mengalami Masalah pada
Pembelajaran Pra Bilangan dan Bilangan.
8. Menyusun Simulasi Lambang Bilangan.
9. Menyusun Simulasi Membilang.
10. Menyusun Simulasi Korespondensi Satu-satu.
C. Tujuan
1. Untuk Menjelaskan Himpunan Beserta Operasinya.
2. Untuk Menentukan Subset dari Suatu Himpunan Bilangan.
3. Untuk Menuliskan Sebuah Contoh Bilangan Rasional dalam Kehidupan Sehari-
hari.
4. Untuk Membuktikan Bilangan Desimal Berulang sebagai Bilangan Rasional.
1
5. Untuk mengetahui Contoh Penggunaan Bilangan Irrasional yang Digunakan Siswa
SD.
6. Untuk Menentukan Sifat Suatu Relasi.
7. Untuk mengetahui Penyebab Dan Solusi dari Siswa yang Mengalami Masalah pada
Pembelajaran Pra Bilangan dan Bilangan.
8. Untuk Menyususn Simulasi Lambang Bilangan.
9. Untuk Menyusun Simulasi Membilang.
10. Untuk Menyusun Simulasi Korespondensi Satu-satu.
2
BAB II
PEMBAHASAN
1
S Lipschuts, Silaban, P. Teori Himpunan. (Jakarta: Erlangga. 1985).
3
3. Cara aturan
K = {𝑋|𝑥 < 15, 𝑥 ∈ 𝐵 } Dengan B adalah himpunan bilangan cacah.
4. Diagram Venn
S K
0
2
6
10 12
0 4
8 14
AB AB
Gambar 1.2
Diagram, seperti yang terlihat pada Gambar 1.1, yang digunakan untuk
menunjukkan hubungan antar himpunan disebut diagram Venn. Pada pokok bahasan
berikutnya diagram Venn akan digunakan secara luas. Contoh 1.1.4 1. Misalkan A =
{1, 2, 3, 4, 5, 6}, B = {2, 4, 5}, C = {1, 2, 3, 4, 5} D = {6, 7, 8} Maka B A , B C ,
4
C A . Tetapi D B , D C , D B . 2. Bila A sebarang himpunan, maka A A .
Ini berarti, semua himpunan adalah himpunan bagian dari dirinya sendiri.2
0,614 , dan 0,9132741. Adapun contoh rasional dalam kehidupan sehari hari :
• Budi akan merayakan ulang tahunnya, dan dia ingin merayakanya dengan
mengundang pesta teman-teman sekelasnya, dan menyajikan nasi liwet. Bila dalam
satu kelas ada 28 orang siswa, dan untuk satu porsi nasi liwet diperlukan 1¼ gelas
beras, berapa berapa beras yang harus dimasak oleh Budi ?
Jawab: Beras yang diperlukan adalah = 30 ÷ 1 ¼ = 28 ÷ 5/4 = 112/5 = 22 2/5 gelas.
• Suhu udara di Puncak Jaya pada siang hari adalah 17 °c. memnjelang tengah malam
suhu udara turun 19 °c. Berapa derajatkah suhu udara di puncak tersebut pada
malam hari ?
Jawab : Kalimat matematikanya adalah : 17 – 19 = -2 Jadi, suhu udara pada malam
hari di puncak tersebut adalah -2 °c.3
D. Membuktikan Bilangan Desimal Berulang sebagai Bilangan Rasional.
Bilangan decimal yang berulang disebut juga bilangan rasional. Sebagai contoh,
0,333... (3 titik ke belakang menyatakan pengulangan yang tidak berujung. Nama bilangan
1
rasional dari desimal yang berulang ini adalah dimana 1 dan 3 adalah bilangan bulat dan
3
2
Dudewicz, E.J. & Mishra, S.N. Modern Mathematical Statistics. (Jhon Wiley: 1988).
3
Muhsetyo, Subari, Suhadiyino. Pengantar Ilmu Bilangan (Sinar Jaya, Surabaya:1985)
5
𝟑
3 ≠ 0. Sama pula halnya bilangan cacah dapat dinyatakan sebagai = 3 dan merupakan
𝟏
4
Suhendra, Dina Mayadiana Suwarma, KAPITA SELEKTA MATEMATIKA, UPI PRESS.
6
Jika diketahui A= {1,2,3,4} dan relasi R= {(1,1), (2,2), (3,3), (4,4)} Pada A, maka R
x∈A adalah refleksif, karena untuk setiap x∈A terdapat (x,x) pada R.
Perhatikan relasi pada himpunan = {1,2,3,4} berikut:
R1= {(1,1), (1,2), (1,4), (2,1), (2,2), (3,3), (4,1), (4,4)}
R2= {(1,1), (1,2), (1,3), (1,4), (2,2), (2,3), (2,4), (3,3), (3,4), (4,4)}
Relasi-relasi tersebut merupakan relasi refleksif karena memiliki elemen
(1,1), (2,2), (3,3), dan (4,4).
2. Relasi Antisimetri
Relasi R disebut antisimetri pada S jika dan hanya jika setiap dua anggota a
dan b dari S berlaku: jika a berelasi R dengan b dan b berelasi R dengan a maka a=b.
Contoh:
a. A = keluarga himpunan.
Relasi “ himpunan bagian” adalah relasi yang antisimetris pada A, karena untuk
setiap dua himpunan x dan y, jika x y dan y x, maka x = y.
b. Relasi “kurang dari atau sama dengan (≤)” dalam himpunan bilangan real.
Jadi, relasi “kurang dari atau sama dengan (≤)” bersifat anti simetri, karena
jika a ≤ b dan b ≤ a berarti a = b.
c. Relasi “habis membagi” pada himpunan bilangan bulat asli N merupakan
contoh relasi yang tidak simetri karena jika a habis membagi b, b tidak habis
membagi a, kecuali jika a = b. Sementara itu, relasi “habis membagi”
merupakan relasi yang anti simetri karena jika a habis membagi b dan b habis
membagi a maka a = b.
3. Relasi Asimetri
Relasi R disebut asimetri pada S jika dan hanya jika setiap dua anggota a dan
b dari S berlaku: jika a berelasi R dengan b maka b tidak berelasi R dengan a. Secara
simbolik: R asimetri pada S jhj (∀a,b∈S) aRb → bRa.
Contoh: Relasi R = { (a,b), (b,c), (c,a) } dalam himpunan { a,b,c }.
4. Relasi Transitif
R adalah relasi pada A. R disebut relasi Transitif pada A jika dan hanya jika
setiap 3 anggota himpunan A, (a,b,c ∈A) jika (a,b)∈R, dan (b,c)∈R maka (a,c)∈R
(setiap tiga anggota a,b,c dari A, jika a berelasi dengan b dan b berelasi dengan c
maka a berelasi dengan c).
Contoh: Relasi R = {(a,b), (b,c), (a,c), (c,c) } dalam himpunan { a,b,c }.
7
G. Menganalisis Penyebab dan Solusi dari Siswa yang Mengalami Masalah pada
Pembelajaran Pra Bilangan dan Bilangan.
Pembelajaran pra bilangan dengan cara memilih (sorting) untuk siswa SD dapat
dilakukan, melalui: ukuran, bentuk, warna, tekstur, dan dan komposisi. Hal lainnya yang
dapat dilakukan adalah menyentuh, merasakan, mencium, dan mendengarkan. Pelajari
Simulasi 1 untuk mendemonstrasikan himpunan dan negasi.
Simulasi 1:
Mendemonstrasikan Negasi suatu Kelompok.
Apa yang Anda butuhkan: Himpunan objek dengan atribut fisik berbeda. Apa yang
Anda katakan: Disini saya memiliki barang-barang: beberapa terbuat dari logam, bukan
logam, plastik, dan bukan plastik. Beberapa barang tersebut dapat digunakan untuk makan
dan yang lainnya tidak dapat digunakan untuk makan. Pertama ijinkan saya mengumpulkan
semua benda yang terbuat dari logam, saya akan menyimpannya di sebelah kiri saya. Saya
punya sendok, garpu, pisau, dan penjepit kertas. Semua barang yang ada disebelah kanan
saya adalah barang-barang yang terbuat dari logam. Keluarkan kotak benda yang saya
berikan pada kallan. Silahkan bekerja secara berkelompok untuk melakukan apa yang saya
peragakan.
Siswa dapat menggunakan batang, dedaunan, atau benda lain yang dikenalnya untuk
menyusun kelompok-kelompok benda beririsan. Latihan pengelompokan sederhana ini dapat
dilakukan berdasarkan atribut fisik seperti warna, bentuk, ukuran, tekstur, atau ketebalan.
Siswa juga dapat mengeksplorasi secara penemuan murni untuk melihat atribut apa yang
dapat mereka identifikasi untuk mengelompokan himpunan obyek yang beragam. Ide-ide
mereka dapat didiskusikan dengan teman sekelasnya. Setelah bekerja secara luas dengan satu
atribut maka dua atribut dapat digunakan. Sebagai contoh, pengelompokan yang melibatkan
irisan misalnya, siswa mengelompokan benda berdasarkan warna dan bentuk. Pertimbangkan
benda berwarna merah dan berbentuk persegi empat. Irisan yang termuat dalam benda ini
adalah warna merah dan persegi empat.
8
buah Puzzle angka. Media buah Puzzle angka adalah media pembelajaran yang berjenis
media visual.
Pada indikator menyebutkan bilangan 1-10 dengan menunjuk benda-benda, anak
akan dimita menata Puzzle buah angka secara benar. Kemudian anak dikenalkan dengan
konsep bilangan secara konkrit melalui media buah Puzzle angka. Selanjutnya anak
diminta menyebutkan bilangan 1-10 melalui media. Pada indikator menunjukkan urutan
benda untuk bilangan 1-10, anak diminta menata Puzzle buah angka secara benar.
Kemudian anak diminta mengurutkan media sesuai dengan lambang bilangan yang sudah
tertera pada kepingan Puzzle secara urut, atau anak dminta menempelkan angka 1-10 yang
semula acak menjadi urutan angka 1-10 secara urut. Pada indikator menghubungkan atau
memasangkan lambang bilangan dengan benda-benda antara 1-10, anak diminta
memasangkan kepingan Puzzle pertama yang berisi benda dengan jumlah 1-10 dengan
kepingan Puzzle kedua berupa lambang bilangan.
Penggunaan buah Puzzle angka bertujuan untuk memudahkan anak dalam
mengenal lambang bilangan 1-10 dan juga menambah daya tarik ketika pembelajaran
mengenal lambang bilangan dilakukan di dalam kelas. Penelitian tentang peningkatan
mengenal lambang bilangan 1-10 dengan media Puzzle sudah dilakukan oleh beberapa
orang. Namun dalam penelitian ini yang membedakan adalah bentuk dari variasi media
Puzzle yang sudah dimodifikasi lebih menarik dan memiliki tiga fungsi kegunaan sesuai
dengan indikator pencapaian dalam penelitian ini.5
Apa yang Anda butuhkan: Sekumpulan kartu yang memuat kata-kata, lambang
bilangan, kumpulan benda, penjumlahan, pengurangan, papan kartu, kue tart, dan lilin. Apa
yang Anda Katakan: Hari ini kita membicarakan "Tiga". Sekarang Anda sudah tahu satu, dua,
dan tiga. Hari ini kita akan bermain pesta ulang tahun. Saya akan memberi beberapa kartu
padamu. Kartu-kartu ini memperlihatkan satu, dua, atau tiga secara berbeda. Lihat kartumu.
Sekarang mari kita memainkan permainan pertama. Sekarang saya memiliki satu lilin pada
kue tart. Jika Anda pikir Anda memliki kartu yang bermakna angka satu maka Anda
diundang ke pesta ulang tahun ini. Saya akan menyimpan undanganmu. Untuk membantumu
mengambil keputusan, lihat kartumu kemudian duduk pada tempat duduk satu, dua, dan tiga
dibagian depan ruangan. (Ulangi permainan menggunakan satu, dua, dan tiga lilin). Agar
lebih jelas, perhatikan gambar berikut.
5
Rayandra Asyhar, Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran, (Jakarta: Refernsi Jakarta, 2012), 29.
9
Kamu juga dapat menggunakan kartu bermain sebagai model kumpulan benda tanpa
nama dan kumpulan lambang bilangan yang saling berhubungan sehingga dapat memperkuat
konsep lambang bilangan. Anak dapat mempelajari lambang bilangan dengan menelusuri
pasangan kertas yang terpotong. Cara lainnya adalah kartu yang memuat lambang bilangan
diberi lubang sehingga lubang tersebut dapat ditutup oleh lambang bilangan yang dimaksud.
Setelah satu, dua, dan tiga dipelajari melalui eksplorasi obyek-obyek yang beragam, nol dan
himpunan kosong dapat diperkenalkan. Anak menikmati himpunan kosong yang dibuatnya
sendiri, seperti: orang yang lebih tinggi dari gajah, gajah berwarna merah muda, dan lainnya.
Diketahui himpunan A = {2, 4, 6, 8, 10, 12} dan himpunan B = {1, 3, 5, 7, 9, 11}. Maka
tentukanlah berapa banyak kemungkinan korespondensi satu satu yang dapat dibentuk dari
himpunan A ke himpunan B ?
10
Penyelesaian Soal:
Banyak anggota himpunan A dan Himpunan B adalah sama, yaitu 6 maka n = 6. Oleh karena
itu, banyak kemungkinan korespondensi satu satu yang dapat dibentuk adalah sebagai
berikut:
6 x 5 x 4 x 3 x 2x 1 = 720
Maka bisa disimpulkan bahwa terdapat 720 korespondensi satu satu yang dapat dibentuk dari
himpunan A ke himpunan B.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam makalah ini menjelaskan himpunan beserta operasinya, subset dari
suatu himpunan bilangan, sebuah contoh bilangan rasional dalam kehidupan Sehari-
hari, membuktikan bilangan desimal berulang sebagai bilangan rasional, contoh
penggunaan bilangan irrasional yang digunakan siswa sd, sifat suatu relasi,
penyebab dan solusi dari siswa yang mengalami masalah pada pembelajaran pra
bilangan dan bilangan, simulasi lambang bilangan, simulasi membilang, simulasi
korespondensi satu-satu.
Himpunan dapat dinyatakan dengan cara mendaftar, kata-kata, aturan atau
diagram Venn. Nama suatu himpunan ditulis dengan huruf Kapital, misalnya A.
Banyak anggota dari himpunan A ditulis n (A). Sedangkan banyak himpunan
bagian dari A dapat ditentukan menggunakan rumus 2𝑛(𝐴) . Operasi dasar pada
himpunan yang harus dikuasai adalah operasi irisan, gabungan, dan komplemen.
Berdasarkan macamnya, bilanganbila diurutkan dari yang paling luas
cakupannya adalah bilangan rill, bilangan rasional, bilangan bulat, bilangan cacah,
bilangan asli dan bilangan irrasional. Relasi memiliki tiga sifat penting yang perlu
dipahami beserta contoh nyatanya yaitu: sifat simetris, reflektif, dan transitif.
Memperkenalkan bilangan dan lambang bilangan pada permulaan sekolah dasar
dapat dijembatani oleh pengenalan konsep membilang dan korespondensi satu-satu.
Apabila ada kesalahan dalam menulis makalah ini, kami mohon kritikannya dan
mohon maaf yang sebesar-besarnya.
11
B. Daftar Pustaka
12