Anda di halaman 1dari 23

PENGUKURAN DI KELAS RENDAH DAN PEMBELAJARANNYA

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


“Kapita Selekta Matematika”

Dosen Pengampu :

Kurnia Hidayati, M.Pd.

Disusun Oleh Kelompok 7 :

1. Welly Oscar Hendrawan (203200124)


2. Widya Purnama Sari (203200125)

Kelas : MAT6D

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO

FEBRUARI 2023

Jl. Pramuka 156, Po. Box 116 Ponorogo 63471, Telp./Fax ( 0352 ) 461893

1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Segala puji bagi Allah SWT, yang telah senantiasa melimpahkan berkat, rahmat,
taufik, serta hidayahnya yang tiada terkira besarnya, sehingga penyusun Kelompok 7 Kelas
MAT6D mampu menyelesaikan makalah yang berkaitan dengan tugas mata kuliah “Kapita
Selekta Matematika”. Tugas ini disusun, agar nantinya bisa menambah wawasan bagi semua
pembaca. Dengan terselesainya makalah ini, tidak terlepas dari bantuan banyak pihak yang
telah memberikan masukan-masukan kepada penyusun. Untuk itu penyusun Kelompok 7 Kelas
MAT6D mengucapkan banyak terimakasih kepada :

1. Kedua orang tua dan segenap keluarga penyusun yang telah memberikan dukungan.
2. Ibu Kurnia Hidayati, M.Pd. Selaku dosen pembimbing mata kuliah “Kapita Selekta
Matematika”. Dan,
3. Segenap pihak yang telah memberikan bimbingan serta pengarahan selama penyusunan
makalah ini.

Dari sinilah keberhasilan berawal, semoga makalah ini mampu memberikan sedikit
ilmu untuk menuntun kita semua menuju langkah yang lebih baik. Akhirnya penyusun
Kelompok 7 Kelas MAT6D menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan dalam penyusunan
makalah ini, sebelumnya penyusun mengucapkan mohon maaf apabila terdapat kata yang
kurang berkenan.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Ponorogo, 14 Februari 2023

Kelompok 7

2
DAFTAR ISI

HALAMAN UTAMA ............................................................................................ 1

KATA PENGANTAR ............................................................................................ 2

DAFTAR ISI........................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................. 4
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 5
C. Tujuan Penulisan .......................................................................................... 5
D. Manfaat Penulisan ........................................................................................ 6

BAB II PEMBAHASAN
PENGUKURAN DI KELAS RENDAH DAN PEMBELAJARANNYA
A. Konsep Pengukuran Panjang ....................................................................... 7
B. Konsep Pengukuran Keliling ..................................................................... 10
C. Konsep Pengukuran Luas .......................................................................... 12
D. Karakteristik Pembelajaran Pengukuran .................................................... 19

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ................................................................................................ 21
B. Saran .......................................................................................................... 22

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 23

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Atribut dari apa yang kita ukur, seperti: panjang, luas, volume,
kapasitas, waktu, temperature, sudut, berat, dan massa harus dipahami
sebagai hal berbeda dari proses pengukurannya itu sendiri. Ide ini harus
mendapatkan penguatan melalui pengalaman beragam dalam menggunakan
satuan ukuran baku dan tidak baku guna mengestimasi panjang, luas,
volume, kapasitas, waktu, dan lain-lain. Hal ini khusus yang terpenting
dipahami adalah sistem satuan internasional yang disebut sistem metriks.1
Sistem matriks dan pembelajarannya telah mengalami
perkembangan yang sangat luas. Perkembangan sistem matriks terjadi baik
dalam matematika sendiri maupun dalam pembelajarannya yang digunakan
untuk mengembangkan ilmu-ilmu lain. Terdapat banyak kegunaan matriks
dalam matematika.2
Dalam pembelajaran matematika kebanyakan menggunakan
pendekatan realistik karena menekankan akan pentingnya konteks nyata
yang dikenal siswa dan proses konstruksi pengetahuan matematika oleh
siswa sendiri, dapat memberikan kesempatan siswa aktif dan kreatif. Siswa
akan lebih mudah mengingat jika mereka membangun pengetahuan itu
sendiri. Melalui konteks nyata siswa lebih mudah memahami suatu konsep,
sehingga dengan pendekatan matematika realistik diharapkan siswa akan
lebih memahami dan mengingat materi yang dipelajari, karena

1
Suhendra & Dina Mayadiana Suwarma, “Kapita Selekta Matematika”, (Bandung: UPI Press,
2007), hlm 114
2
Himmatul Mursyidah, (2017), “Algoritma Polinomial Minimum Untuk Membentuk Matriks
Diagonal Dari Matriks Persegi”, [online], Jurnal Aksioma, Vol. 6, No. 2, hlm 282

4
kebermaknaan ilmu pengetahuan juga menjadi aspek utama dalam proses
belajar matematika.3
Apakah anda pernah ragu memilih jalan alternative untuk sampai
pada empat tujuan? Bila ya, apa yang anda pikirkan tentang hal ini pastilah
serupa dengan apa yang dipikirkan fatin. Ketika fatin akan pergi ke kolam
renang berlokasi di wings I tempat ia tinggal. Ia berpikir mengenai jalan
mana yang dapat dilalui dalam waktu tercepat berjalan kaki ke kolam renang
tersebut. coba anda cermati apa yang dipikirkan fatin. Apakah disana
termuat konsep pengukuran? Bila jawabannya iya, berarti daya pemahaman
anda bagus.4

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep yang mendasari pengukuran, seperti panjang?
2. Bagaimana konsep yang mendasari pengukuran, seperti keliling?
3. Bagaimana konsep yang mendasari pengukuran, seperti luas?
4. Bagaimana karakteristik Pembelajaran Pengukuran?

C. Tujuan Penulisan
Makalah ini dibuat dengan tujuan memberikan informasi dan
tambahan pengetahuan materi tentang Pengukuran Di Kelas Rendah dan
Pembelajarannya. Materi terkait tentang Pengukuran Di Kelas Rendah dan
Pembelajarannya sangatlah penting sekali bagi setiap mahasiswa PGMI
agar dapat meningkatkan Pengetahuannya maupun keprofesionalnya
kedepannya nanti sebagai calon guru matematika khusunya ditingkat satuan
SD/MI dalam menyampaikan pembelajaran pengukuran khususnya di kelas
rendah yang baik, benar dan professional sesuai tuntutan dari Permendikbud
No.15 Tahun 2018.

3
Efan Frida Perdana, (2018), “Peningkatan Hasil Belajar Pengukuran Siswa SDN 3 Pengasih
Dengan Realistic Mathematics Education”, [online], Jurnal PGSD, Vol. 38, No. 7, hlm 821
4
Suhendra & Dina Mayadiana Suwarma, “Kapita Selekta Matematika”, hlm 114

5
D. Manfaat Penulisan
1. Dapat menentukan satuan ukuran baku yang tepat untuk mengukur
panjang, berat, volume, keliling, dan luas daerah.
2. Dapat menentukan satuan ukuran tidak baku untuk mengukur panjang,
berat, volume, keliling, dan luas daerah.
3. Dapat menentukan keliling polygon beraturan tanpa menggunakan
rumus.
4. Dapat menentukan luas daerah polygon beraturan tanpa menggunakan
rumus.
5. Dapat menentukan keliling polygon tidak beraturan dengan
menggunakan rumus.
6. Dapat menentukan luas daerah polygon tidak beraturan dengan
menggunakan rumus.
7. Dapat menentukan hasil penjumlahan dengan satuan ukuran baku
berbeda.
8. Dapat menyusun pemecahan masalah mengenai luas daerah dengan
menggunakan satuan terbilang dan benda kontinyu.
9. Dapat menggambarkan desain simulasi untuk mengembangkan konsep
keliling.
10. Dapat menggambar desain untuk mengembangkan konsep luas daerah.

6
BAB II

PEMBAHASAN

PENGUKURAN DI KELAS RENDAH DAN PEMBELAJARANNYA

A. Konsep Pengukuran Panjang


Satuan Panjang
Satuan dapat dinyatakan dalam bentuk deskripsi atau perbandingan.
Misalkan ada pertanyaan mengenai Berapa tinggi Ani atau berapa besar
ruang kerja ayah. Untuk menjawab kedua pertanyaan ini kita dapat
menjawab dengan membandingkan benda lain yang dikenal oleh si
pendengar. Misalnya, tinggi Ani Dua kali tinggi Ismail atau ruang kerja
ayah sama besar dengan kamar tidur adik.
Pengukuran dapat dilakukan dengan satuan ukuran baku dan tidak
baku. Satuan ukuran tidak baku yang sering digunakan adalah tali, Salah
satu bagian dari tubuh (tangan, lengan, dan lain-lain), buku, tongkat, lantai,
dll. Sedangkan satuan ukur baku yang digunakan, diantaranya: milimeter,
centimeter, meter, dan seterusnya.
Pertanyaan mendasar tentang pengukuran pastilah berkaitan dengan
panjang, massa, dan waktu. Pada awalnya, manusia berusaha melakukan
pengukuran menggunakan satuan ukuran tidak baku seperti: tangan,
jengkal, kaki, dan benda lainnya yang dapat digunakan sebagai satuan
ukuran.
Satuan ukuran baku merupakan suatu kuantitas yang disepakati oleh
sekelompok orang sehingga kuantitas ini dapat dibandingkan dengan
kuantitas lain atau dapat digambarkan berdasarkan kuantitas lainnya.
Sebagai contoh, meter diterima sebagai satuan ukuran baku panjang.5
Aproksimasi merupakan suatu konsep yang dapat dimaknai Ketika
anda diminta untuk memverifikasi Panjang suatu benda secara tidak pasti

5
Ibid., hlm 115

7
Dalam waktu yang relatif singkat. Bila diukur kembali tentu saja hasilnya
tidak sama antara ukuran sebenarnya dengan ukuran hasil perkiraan. Bila
Anda pahami lebih lanjut, ketidakpastian inilah yang dinamakan
aproksimasi. Ketika mengukur sesuatu dengan menyatakan panjang meter
terdekat maka Biasanya kita mengatakan panjangnya sekitar sekian meter.
Kata "sekitar" mengkomunikasikan bahwa pengukuran yang dilakukan
merupakan aproksimasi. Nah, Ada hal penting yang perlu dipahami dan
diberi penguatan yaitu melatih siswa melakukan pengukuran dengan satuan
ukuran tidak baku dan memberi pemahaman pada siswa mengenai
pentingnya satuan ukuran baku.
Definisi meter secara ilmiah sepertinya tidak begitu bermakna dalam
kehidupan sehari-hari. Agar dapat membayangkannya, coba tolehkan
kepala anda ke sebelah kanan dan luruskan lengan ke sebelah kanan. Nah
jarak antara hidung ke kelingking kira-kira satu meter.6
Imbuhan, simbol, dan perkalian satuan ukuran baku masing-masing
nampak pada tabel sebagai berikut:

Imbuhan Awal Simbol Perkalian


Kilo k 1000
Hekto h 100
Deka da 10
Desi d 0,1
Centil c 0,01
Mili m 0,001

6
Ibid., hlm 116

8
Satuan ukuran panjang dengan satuan dasar meter dapat dilihat pada
tabel sebagai berikut:7

Imbuhan Awal Simbol Perkalian


Kilometer km 1000 meter
Hektometer hm 100 meter
Dekameter Dam 10 meter
Meter m Satuan dasar
Desimeter dm 0,1 meter
Centimeter cm 0,01 meter
milimeter mm 0,001 meter

Contoh:
Isilah titik-titik sebagai berikut.

a. 1,5 km = ………. m
b. 345 mm = ………. m
c. 0,09 km = ………. m

Solusi:

a. Kilometer ke meter kita harus mengali dengan 1000, jadi 1,5 km =


1500 m.
b. Millimeter ke meter kita harus mengali dengan 0,001 sehingga
diperoleh 0,345 m.
c. Kilometer ke centimeter kita harus mengali dengan 100000 sehingga
diperoleh 9000 m.

Contoh lain:

7
Ibid., hlm 117

9
10 inci memiliki panjang sekitar 25,4 cm sehingga 1 inci memiliki
panjang sekitar 2,54 cm. Ini berarti:

1 inci^2 = 1 inci x 1 inci

= 2,54 cm x 2,54 cm

= 6 cm^2

Berdasarkan pemaparan di atas kita dapat menyelesaikan persoalan


mengenai penjumlahan dalam satuan meter dan cm.
Penggaris juga dapat digunakan untuk mengukur jarak. Berikut ini
dipaparkan sifat dasar jarak yaitu diantaranya:8
1. Jarak antara sembang 2 titik A dan B adalah lebih besar atau sama
dengan 0 ditulis AB lebih besar sama dengan 0.
2. Jarak antara sembarang dua titik A dan B sama dengan jarak antara B
dan A ditulis AB = BA.
3. Kesamaan segitiga: Untuk Sembarang tiga titik A, B, C jarak antara A
dan B ditambah jarak antara B dan C adalah lebih besar atau sama
dengan jarak antara A dan C ditulis AB + BC lebih besar sama dengan
AC.

Pengukuran pada kehidupan sehari-hari sering tidak sesuai. Karena


itulah para teknisi harus menentukan kemungkinan error terbesar agar
mendapatkan hasil pengukuran instrumen yang pas. Bila kita diminta untuk
menggambar ukuran panjang yang tersedia lakukanlah secara akurat.
Walaupun hal ini mustahil dilakukan dalam kehidupan nyata.

B. Konsep Pengukuran Keliling


Keliling Bangun Datar
Anda tentu saja perlu mengetahui Berapa banyak kayu yang
dibutuhkan untuk menambah langit-langit yang rusak, mungkin saja ketika

8
Ibid., hlm 119

10
akan membuat frame foto dari kertas karton harus mengetahui Berapa besar
foto, dan mungkin saja adik ingin mengetahui seberapa jauh perjalanan
yang ditempuhnya setelah berkeliling Kompleks menggunakan sepeda.
Coba anda bayangkan ketika contoh di atas. Apakah anda
berkesimpulan bahwa keliling dapat ditentukan bila bentuknya tertutup?
Bila Iya berarti tilikan ruang anda bagus. Keliling merupakan suatu konsep
yang diasosiasikan dengan ukuran batas kurva tertutup sederhana. Kurva
tertutup sederhana adalah suatu bentuk yang kontinyu dan tidak
berpotongan. Keliling dari kurva tertutup sederhana adalah panjang kurva
yang merupakan jarak sekeliling bangun. Bila bangun yang dimaksud
adalah sebuah poligon maka kelilingnya adalah jumlah panjang sisi-sisinya.
Keliling selalu dinyatakan dalam ukuran linier.

Contoh:
Tentukan keliling dari masing-masing bangun berikut.

Sebuah pesawat dilengkapi banyak jendela. Jendela pesawat


berbentuk persegi panjang dengan lebar 20 cm dan panjang 35 cm. Jika
sekeliling jendela ingin diberi karet pelindung, berapa cm panjang karet
yang dibutuhkan?9

Solusi :

Keliling = 2(p+l)

= 2(35cm + 20 cm) = 2(55cm) = 110 cm

Keliling Lingkaran
Keliling lingkaran dipartisikan dan disusun menjadi sebuah persegi
panjang. Para ahli menemukan kelilingnya C nilainya sama dengan π dikali
diameter lingkaran (d).

9
Arini Diyah Utami, “Keliling Bangun Datar, Kunci Jawaban Latihan Soal Penilaian Akhir Tahun
PAT Matematika Kelas 3 SD MI Tema 7”, (Banjarnegara: banjarnegaraku.com, 2022), hlm 1

11
Keliling lingkaran selalu dinyatakan dalam ukuran linier. Delapan
belas abad yang lalu, para ahli matematika berhasil membuktikan rasio C/d
atau π bukan merupakan bilangan desimal berulang namun merupakan
bilangan irrasional.
Hubungan C/d = π merupakan rumus untuk menemukan keliling
lingkaran. Secara umum ditulis C = π d atau C = 2 π r karena panjang
diameter lingkaran sama dengan dua kali panjang jari-jarinya.10

Panjang Busur
Panjang busur tergantung pada jari-jari lingkaran dan sudut pusat
menentukan panjang busur itu sendiri. Jika besar sudut pusatnya 180 derajat
maka busurnya berbentuk setengah lingkaran.
Selanjutnya, panjang busur setengah lingkaran adalah π r. Panjang
busur yang memiliki sudut pusat 0 derajat. Karena satu lingkaran memiliki
360 derajat maka besar sudut 0 ditentukan dengan cara 0/360 lingkaran.
Karena keliling lingkaran adalah 2 π r maka panjang busurnya adalah 2 π
r/180.

Contoh:
Carilah:
a. Keliling lingkaran jika jari-jarinya 2 m.
b. Carilah panjang busur 25 derajat dari lingkaran dengan jari-jari 10 cm.

Solusi:
a. 4 π m
b. 4, 36 cm

C. Konsep Pengukuran Luas


Luas Daerah Poligon dan Lingkaran
Aplikasi luas dalam pemecahan masalah, adalah: Anda harus tahu
seberapa besar lantai ruang tamu karena ingin membeli karpet baru yang

10
Suhendra & Dina Mayadiana Suwarma, “Kapita Selekta Matematika”, hlm 120

12
cocok dan pas untuk ruang tamu ini. Luas merupakan suatu konsep yang
diasosiasikan dengan ukuran permukaan daerah bidang datar. Daerah
adalah bagian dalam dari suatu kurva.
Luas daerah selalu dinyatakan dalam satuan persegi (pangkat dua),
misalnya: mm², cm², m², dan lain-lain. Mengapa demikian? Karena luas
daerah bukan merupakan panjang tetapi merupakan ukuran bagian dalam
suatu kurva. Luas daerah adalah besar permukaan daerah dalam suatu
bangun. Ukuran luas daerah selalu dinyatakan dalam satuan persegi. Untuk
mengetahui berapa banyak 1 centimeter persegi (cm³) dalam 1 meter persegi
(m²).11

Satuan Simbol Hubungan dengan Meter Persegi

Kilometer Persegi
km2 1.000.000 m2
Hektometer
hm2 10.000 m2
Persegi
dam2 100 m2
Dekameter Persegi
m2 1 m2
Meter Persegi
dm2 0,01 m2
Desimeter Persegi
cm2 0,0001 m2
Centimeter Persegi
mm2 0,00001 m2
Milimeter Persegi

Pengukuran Tanah
Salah satu aplikasi pengukuran yang sering dilakukan pada saat ini
adalah pengukuran luas lahan atau tanah. Satuan ukuran tanah pada sistem
Inggris adalah acre. 1 acre luasnya sama dengan 4840 yd². Untuk tanah yang
sangat luas, ukuran mil persegi digunakan. 1 mil luasnya sama dengan 640
acre. Pada sistem metriks, luas lahan yang sempit diukur dengan

11
Ibid., hlm 121

13
menggunakan satuan 10 m². Konversi diantara satuan luas tanah ini dapat
dilihat pada tabel berikut.12

Satuan Luas Ekuivalen dengan Satuan Lain

1a 100 m2
1 ha 100 a atau 10.000 m2
1 km2 1.000.000 m2

1 acre 4840 yd2


1 mil2 640 acre

Contoh:
Sebuah ladang berbentuk persegi memiliki panjang sisi 400 m. Tentukan
luas lading dalam hektar.

Solusi:
Luas lahan = 160.000 m² = 16 ha.

Luas Daerah Persegi Panjang


Untuk menghitung luas daerah, kita harus menjumlahkan banyak
satuan luas pada daerah bagian dalam suatu bangun. Sebagai contoh, pada
gambar berikut misalkan gambar bagian a menyatakan 1 satuan persegi. Ini
berarti persegi panjang ABCD yang nampak pada gambar bagian b memuat
3 x 4 = 12 satuan persegi.

12
Ibid., hlm 122

14
Bila gambar bagian a di atas menyatakan 1 cm² maka luas daerah
ABCD adalah 12 cm². Secara umum sembarang luas daerah persegi panjang
dapat ditemukan dengan mengalikan panjang dua sisi yang berpotongan,
yaitu p (panjang) dan 1 (lebar) atau L = pxl

Luas Daerah Layang-Layang


Luas daerah layang-layang dapat kita temukan menggunakan luas
daerah dari bangun yang kita ketahui yaitu luas daerah persegi panjang.
Perhatikan gambar berikut.13

Pada gambar di atas, layang-layang dapat dipisahkan menjadi dua


bagian. Daerah segitiga yang diarsir dipindahkan ke sebelah kanan layang-
layang sehingga diperoleh sebuah persegi panjang dengan panjang w dan
lebar h. Dengan demikian diperoleh luas layang-layang adalah panjang kali
tinggi atau berdasarkan gambar di atas luas layang-layang adalah w x h.

Luas Segitiga
Rumus luas daerah segitiga diperoleh dari luas daerah layang-layang
dengan cara menggambar. Perhatikan gambar berikut.

13
Ibid., hlm 123

15
Segitiga BAC memiliki panjang alas b dan tinggi h. Misalkan
segitiga BAC' adalah bayangan dari segitiga BCA ketika diputar 180° pada
titik M. Pembuktian bahwa BCAC¹ adalah layang-layang dapat dikerjakan
sebagai latihan. Dari gabar di atas, kita peroleh luas segitiga adalah ½ x b x
h atau setengah alas kali tinggi.14

Luas Daerah Trapesium


Luas daerah trapesium dapat ditemukan dengan cara mempatisikan
trapesium menjadi bangun-bangun yang sudah kita ketahui luas daerahnya
Untuk Trapestum kita dapat partisikan menjadi beberapa segitiga dan segi
empat. Hal ini nampak pada gambar berikut.

Untuk menemukan luas daerah trapesium kita jumlakan semua luas


daerah hasil partisi. Pada gambar bagian b, trapesium dipartisi menjadi dua
segitiga, yaitu yang beralas segmen AB dan tinggi DE dan beralas segmen
CD dan tinggi BF Karena tinggi DE dan BF sama yaitu h. luas daerah kedua

14
Ibid., hlm 124

16
segitiga adalah 1/2 h (b1 x b2) dan merupakan rumus luas daerah
trapesium.

Satuan Volume
Satuan ukuran volume yang umum digunakan adalah meter kubik
(m³) dan centimeter kubik (cm³).
1 kubik meter = 1 meter x 1 meter x 1 meter
1 m³ = 100 cm x 100 cm x 100 cm
1 m³ =1.000.000 cm³
Artinya terdapat satu milyar kubik centimeter dalam satu meter kubik.15

Satuan Berat
Kilo digunakan secara umum untuk menyatakan ukuran berat dengan satuan
ukuran baku utama kilogram. Satu kilogram beratnya sekitar 2,2 pond.
1 kilogram = 1.000 gram
1 kg = 1.000 gr
Berikut ini beberapa rumus keliling dan luas yang diperkenalkan di
kelas tinggi.

15
Ibid., hlm 125

17
Keliling dan Luas Daerah Bangun Tidak Beraturan
Menentukan keliling dan luas daerah dari bangun beraturan amatlah
mudah. Namun, untuk menentukan keliling dan luas daerah dari bangun
tidak beraturan sangatlah sulit dan jarang termuat dalam kurikulum.
Agar konsep luas daerah dapat dipahami dengan derajat tinggi, guru
seyogyanya memberikan banyak pengalaman intuitif untuk luas daerah dari
bangun yang beragam. Hal ini dapat dilakukan melalui bantuan papan
berpetak yang tiap petaknya memiliki luas daerah 1 satuan persegi.
Agar dapat menyelesaikan persoalan luas daerah dari bangun tidak
beraturan, Anda perlu tahu tentang hubungan khusus geometri. Hubungan
ini seperti: Diagonal persegi panjang membagi persegi panjang menjadi dua
bagian yang kongruen. Hubungan ini sangatlah penting karena dapat
memfasilitasi kita untuk menemukan luas segitiga dengan menggunakan
persegi panjang.

Contoh Keliling dan Luas Daerah Tidak Beraturan:16

16
Tim Idschool, “Cara Menaksir Keliling dan Luas Bangun Tidak Beraturan”, [online], hlm 1-10

18
D. Karakteristik Pembelajaran Pengukuran
Karakteristik Pembelajaran Pengukuran
Terdapat karakteristik umum dari pembelajaran pengukuran yang
diterapkan pada tiap bagian pengukuran. Karakteristik ini terdiri dari:
1. Menggunakan persoalan dunia nyata. Jangan kita menanyakan "berapa
panjang papan tulis" atau "Berapa besar bagian atas meja itu?"
Pertanyaan-pertanyaan ini yang diajukan guru meiliki kelemahan
berkaitan dengan motivasi untuk menjawab pertanyaan ini. Siswa
mungkin saja berkata "Siapa yang peduli". Lain halnya bila kita
mengajukan pertanyaan yang memerlukan solusi.
2. Objek dapat dibandingkan dengan: (1) posisi benda atau (2)
menghubungkannya dengan benda ketiga yang dapat digunakan.
3. Objek dapat dibandingkan dan digambarkan dengan objek lain yang
bersifat kontinyu atau diskrit. Ketika siswa ingin mengukur panjang,
mereka dapat menggunakan tali, tangan, jempol, dan lain-lain.
Sedangkan bila mereka ingin mengukur luas daerah, mereka dapat
menggunakan selembar kertas atau potongan kain yang memiliki ukuran
dan bentuk. Terakhir bila siswa ingin menentukan volume, mereka
dapat menggunakan air, pasir, atau susu.

19
4. Perbandingan dan deskripsi yang dilakukan merupakan aproksimasi.
Pada bagian ini, siswa belajar bahwa pengukuran panjang, luas, dan
volume serta ukuran sudut tidak pernah pasti.
5. Objek yang digunakan untuk menggambarkan atau membandingkan
dapat dipilih sembarang. Sembarang objek yang dapat membantu
seseorang untuk menjawab pertanyaan perbandingan atau
mendeskripsikan objek dengan tepat dapat digunakan sebagai satuan
ukuran.17

17
Suhendra & Dina Mayadiana Suwarma, “Kapita Selekta Matematika”, hlm 129-130

20
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pengukuran dapat dilakukan dengan satuan ukuran baku dan tidak
baku. Satuan ukuran tidak baku yang sering digunakan adalah tali, Salah
satu bagian dari tubuh (tangan, lengan, dan lain-lain), buku, tongkat, lantai,
dll. Sedangkan satuan ukur baku yang digunakan, diantaranya: milimeter,
centimeter, meter, dan seterusnya.
Satuan ukuran baku merupakan suatu kuantitas yang disepakati oleh
sekelompok orang sehingga kuantitas ini dapat dibandingkan dengan
kuantitas lain atau dapat digambarkan berdasarkan kuantitas lainnya.
Sebagai contoh, meter diterima sebagai satuan ukuran baku panjang.
Aproksimasi merupakan suatu konsep yang dapat dimaknai Ketika
anda diminta untuk memverifikasi Panjang suatu benda secara tidak pasti
Dalam waktu yang relatif singkat.
Imbuhan, simbol, dan perkalian satuan ukuran baku masing-masing
nampak pada tabel sebagai berikut:
Imbuhan Awal Simbol Perkalian
Kilo k 1000
Hekto h 100
Deka da 10
Desi d 0,1
Centil c 0,01
Mili m 0,001

Satuan ukuran panjang dengan satuan dasar meter dapat


dilihat pada tabel sebagai berikut:

Imbuhan Awal Simbol Perkalian

21
Kilometer km 1000 meter
Hektometer hm 100 meter
Dekameter Dam 10 meter
Meter m Satuan dasar
Desimeter dm 0,1 meter
Centimeter cm 0,01 meter
milimeter mm 0,001 meter

Terdapat karakteristik umum dari pembelajaran pengukuran yang


diterapkan pada tiap bagian pengukuran. Karakteristik ini terdiri dari:
1. Menggunakan persoalan dunia nyata.
2. Objek dapat dibandingkan dengan: (1) posisi benda atau (2)
menghubungkannya dengan benda ketiga yang dapat digunakan.
3. Objek dapat dibandingkan dan digambarkan dengan objek lain yang
bersifat kontinyu atau diskrit.
4. Perbandingan dan deskripsi yang dilakukan merupakan aproksimasi.
5. Objek yang digunakan untuk menggambarkan atau membandingkan
dapat dipilih sembarang.

B. Saran
Dalam makalah yang kami buat ini, kami memahami bahwasannya
makalah ini masih belum bisa dikatakan sempurna atau masih banyak
kesalahan dan kekurangan, sehingga dengan ini sekiranya pembaca dapat
memaklumi dan memberi saran dan masukan, dan semoga apa yang kami
sampaikan dalam makalah ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan
bagi pembaca dalam kedepannya nantinya.

22
DAFTAR PUSTAKA

Arini Diyah Utami, “Keliling Bangun Datar, Kunci Jawaban Latihan Soal
Penilaian Akhir Tahun PAT Matematika Kelas 3 SD MI Tema 7”,
(Banjarnegara: banjarnegaraku.com, 2022).
Efan Frida Perdana, (2018), “Peningkatan Hasil Belajar Pengukuran Siswa SDN 3
Pengasih Dengan Realistic Mathematics Education”, [online], Jurnal
PGSD, Vol. 38, No. 7.
Himmatul Mursyidah, (2017), “Algoritma Polinomial Minimum Untuk Membentuk
Matriks Diagonal Dari Matriks Persegi”, [online], Jurnal Aksioma, Vol. 6,
No. 2.
Suhendra & Dina Mayadiana Suwarma, “Kapita Selekta Matematika”, (Bandung:
UPI Press, 2007).
Tim Idschool, “Cara Menaksir Keliling dan Luas Bangun Tidak Beraturan”,
[online].

23

Anda mungkin juga menyukai