Anda di halaman 1dari 11

OPTIMALISASI KREATIVITAS DAN BAKAT ANAK UNTUK

MENGEMBANGKAN POTENSI SDM DI DESA SLAHUNG

Sabila Fitriana, Hanne Devi, Diana Dwi, Yessi Namira, Reka Tri Nanda, Ananda
Khovivah, Bela Mar’atus, Fadilatul Fitriani, Langgeng Rizkian
IAIN PONOROGO
Email:sabilafp31@gmail.com, hanidevi27@gmail.com, dianadwi2000@gmail.com,
yessinamirap@gmail.com, rekatri262@gmail.com,anandakhovivah99@gmail.com,
belasholihah4@gmail.com, fadilatulfitriani@gmail.com, langgengrizkian23@gmail.com,

ABSTRAK
Taman belajar yang terletak di dusun Dawang, desa Slahung, Ponorogo, sedari awal didirikan
untuk tempat pembelajaran serta mengembangkan kreativitas dan bakat. Setiap anak memiliki
potensi, minat dan bakat yang berbeda-beda. Anak berbakat istimewa yang potensinya
teroptimalkan dengan benar dapat menjadi salah satu sumber daya manusia berkualitas yang
dimiliki negara, dibandingkan dengan anak yang tidak mendapatkan stimulasi dengan benar.
Stimulasi merupakan berbagai rangsangan, seperti kesempatan bermain, fasilitas belajar, atau
materi, yang dapat memicu anak untuk belajar atau mengolah pengajaran. Optimal merupakan
suatu kondisi tertinggi untuk dilakukan seseorang atau sesuatu tanpa merusak unsur yang ada
pada tempatnya. Potensi adalah hal-hal spesifik yang ada pada diri anak, yang tampak lebih
bila dibandingkan dengan anak seusianya. Minat adalah dorongan yang kuat bagi seseorang
untuk melakukan segala sesuatu yang yang menjadi keinginannya. Sedangkan bakat adalah
sebuah sifat dasar, kepandaian dan pembawaan yang dibawa sejak lahir. Bakat bisa diartikan
sebagai kemmapuan dasar seseorang untuk belajar dalam tempo yang relatif pendek
dibandinkan orang lain, namun hasilnya justru lebih baik, tujuan penelitian mengiptimalisasi
kreativitas, bakat dan potensi anak-anak didesa slahung untuk kemajuan potensi anak dimasa
mendatang untuk mengetahui serta menjadikan solusi agar anak-anak desa Slahung mendapat
ruang arah dan tempat untuk membentuk karakternya, sehingga mereka mampu mengerti
potensi apa yang dimilikinya dan sangat penting utnuk masa depanya.
PENDAHULUAN
Taman belajar yang terletak di dusun Dawang, desa Slahung, Ponorogo. Merupakan
tempat pembelajaran yang sudah didirikan seorang mahasiswa yang juga berasal dari dusun
Dawang, Desa Slahung yaitu Elisa Triwyatsih. Berdirinya taman belajar dilatar belakangi oleh
keresahan Elisa atau yang dikenal dengan Ica yang mana disekitar tempat tinggalnya masih
minim wadah untuk anak-anak dalam menyalurkan bakat dan kreativitasnya. Sehingga Elisa
berinisiatif untuk membuat taman belajar dengan usahanya yang gigih untuk bekerja sama
dengan pihak lain sehingga mendapatkan dana untuk mengembangkan taman belajar yang ada
di desanya. Taman belajar tersebut di buka untuk umum tanpa dipungut biaya, pada awalnya
hanya satu atau dua orang namun sekarang sudah belasan anak yang semangat untuk belajar
bersama di taman belajar.
Pada dasarnya setiap individu itu memiliki keunikan dan kelebihan pada dirinya
masing-masing, sebagai salah satu ciri untuk membedakan antara individu satu dengan
individu lainya. Kelebihan itu bentuknya berapa potensi. Kata potensi berasal dari bahasa
Inggris “ to potent” yang berarti kekuatan (powerfull), daya, kekuatan, kemampuan. Setiap
individu pada hakikatnya memiliki suatu potensi yang dapat dikembangkan, baik secara
individu maupun kelompok melalui individu-individu. Dalam pertumbuhan dan
perkembangan anak-anak, segala potensi, baik itu bakat maupun kreativitas pada peserta didik
tentu sangat penting untuk dikembangkan. Terdapat faktor pendukung dalam terbentuknya
minat anak yaitu pergaulan, lingkungan pendidikan, lingkungan keluarga, lingkungan rumah,
dan pola pertemanan anak tersebut. Memupuk dan mengoptimalkan bakat serta kreativitas
yang dimiliki anak-anak di Desa Slahung sama halnya kita telah menanam benih kemajuan
Sumber Daya Alam Manusia (SDM) Di Desa Slahung untuk nantinya dipetik atau dipanen
untuk beberapa tahun kedepan dengan memberikan kesempatan pada anak untuk
mengembangkan kreativitas dan bakat anak-anak.
Saat peneliti melakukan observasi awal, problem pertama adalah minimnya wadah
untuk pengembangan kreativitas dan bakat anak, kurangnya dorongan orang tua kepada anak-
anak untuk menumbuh kembangkan potensi yang dimiliki anak, sehingga kreativitas dan
bakat anak-anak tidak bisa tersalurkan dan hanya menjadikan bakat yang terpendam. Oleh
karena itu, dengan adanya taman belajar diharapkan dapat menjadi wadah bagi anak-anak
untuk mengembangkan serta mengoptimalkan bakat dan kreativitas yang dimiliki masing-
masing anak. Selain problem tersebut, peneliti juga menemukan masalah terkait minimnya
tenaga pengajar di taman belajar dikarenakan tenaga pengajarnya mayoritas mahasiswa
sehingga dalam mengajar kurang maksimal karena kesibukan dan keterbatasan waktu.
METODE
Asset Based Community Development (ABCD)
Pelatihan ini menggunakan pendekatan (ABCD) Asset Based Community
Development, yang mengutamakan pemanfaatan aset dan potensi yang ada disekitar dan
dimiliki oleh anak-anak didesa Slahung khususnya didusun Dawang dan sekitarnya. Taman
Belajar dalam hal ini yaitu sebuah wadah untuk pembelajaran anak yang berada dibawah
naungan perseorangan di dusun Dawang Slahung. Taman belajar merupakan aset yang
berharga bagi anak-anak Slahung khususnya tentang pengembangan potensi pengetahuan
yang dimiliki oleh anak. Taman belajar ini didirikan oleh Elisa Triwyatsih yang harus
dikembangkan, serta Sumber Daya Manusia khususnya dikalangan anak-anak yang unggul
merupakan potensi besar yang harus senantiasa digali dan dikembangkan untuk kemajuan
taman belajar.
Taman belajar dusun Dawang Slahung mempunyai potensi yang bisa jauh
berkembang lebih pesat. Potensi-potensi tersebut diantaranya: Pertama, memiliki wilayah
yang luas, kedua, fokus pada pendidikan akademis, ketiga, memiliki fasilitas yang memadai.
Namun, sebagai tempat atau wadah pembelajaran yang baru berdiri juga mempunyai
kelemahan-kelemahan yang peneliti gali dari observasi awal, diantaranya yaitu : pertama, tata
kelola manajemen taman belajar yang belum profesional, kedua, sumber daya manusia
( tenaga pengajar ) yang minim dan terbatasnya waktu, ketiga, tempat atau wadah yang baru
berdiri.
Berdasarkan, observasi awal tersebut peneliti akhirnya memutuskan untuk
mengadakan pelatihan keterampilan dan kesenian untuk mengembangkan serta
mengoptimalkan bakat dan kreativitas anak serta mengurangi beberapa aspek kelemahan yang
menghambat. Dalam Metode ABCD memiliki lima langkah kunci untuk melakukan proses
riset pendampingan.1
Teknik-Teknik Pendampingan
Metode dan alat untuk memobilisasi aset pemberdayaan masyarakat melalui Asset
Based Community Development (ABCD) antara lain:
a. Penemuan Apresiatif (Apreciative Inquiry)
Apreciative Inquiry (AI) adalah cara yang positif untuk melakukan perubahan
organisasi berdasarkan asumsi yang sederhana yaitu bahwa setiap organisasi memiliki
sesuatu yang dapat bekerja dengan baik, sesuatu yang menjadikan organisasi hidup,
efektif dan berhasil, serta menghubungkan organisasi tersebut dengan komunitas dan
stakeholdernya dengan cara yang sehat.2 AI tidak menganalisis akar masalah dan
soslusi tetapi lebih konsen pada bagaimana memperbanyak hal-hal positif dalam
organisasi. Proses AI terdiri dari 4 tahap yaitu Discovery, Dream, Design, dan Destiny

1
Christopher Dureau, Pembaru dan Kekuatan Lokal Untuk Pembangunan, Australian Community Development
and Civil Society Strengthening Scheme (ACCESS) Tahap II, (August 2013), hal 96-97.
2
Nadhir Salahudin, dkk, Pnduan KKN ABCD UIN Sunan Ampel Surabaya (Surabaya, LP2M UIN Sunan Ampel
Surabaya, 2015), 46.
atau sering disebut model atau siklus 4-D. AI ini diwujudkan dengan adanya forum
group Discussion (FGD) yang dilakukan pada jenjangnya masing-masing.
b. Pemetaan Komunitas (Community Mapping)
Pendekatan atau cara untuk memperluas akses kepengetahuan lokal. Community Map
merupakan visualisasi pengetahuan dan persepsi berbasis masyarakat mendorong
pertukaran informasi dan menyetarakan bagi semua masyarakat untuk berpartisipasi
dalam proses yang mempengaruhi lingkungan dan hidup mereka.3
c. Pemetaan Asosiasi dan Institusi
Asosiasi merupakan proses interaksi yang mendasari terbentuknya lembaga-lembaga
sosial yang terbentuk karena memenuhi faktor-faktor sebagai berikut: (1) Kesadaran
akan kondisi yang sama, (2) Adanya relasi sosial, dan (3) orientasi pada tujuan yang
telah ditentukan.4
d. Pemetaan Aset Individu (Individual Inventory Skill)
Metode atau alat yang dapat digunakan untuk melakukan pemetaan individual aset
antara lain kuisioner, interview dan fokus Group Discussion. Manfaat dari pemetaan
individual aset antara lain: (a) membantu membangun landasaan untuk
memberdayakan masyarakt dan memiliki solidaritas yang tinggi dalam masyarakat.
(b) membantu membangun hubungan yang baik dalam masyarakat. (c) membantu
masyarakat mengidentifikasi keterampilan dan bakat mereka sendiri.
e. Sirkulasi Keuangan (Leacky Buckep)
Perputaran ekonomi yang berupa kas, barang dan jasa merupakan hal-hal yang tidak
terpisahkan dari komunitas dalam kehidupan mereka sehari-hari. Seberapa jauh
tingkat dinaminitas dalam pengembangan ekonomi lokal merupakan dapat dilihat,
seberapa banyak kekuatan ekonomi yang masuk dan keluar. Untuk mengenali,
mengembangkan memobilisir aset-aset tersebut dalam ekonomi komunitas atau warga
lokal diperlukan sebuah analisa dan pemahaman yang cermat. Salah satu pendekatan
yang digunakan dalam pendekatan ABCD (Asset Based Community Development)
adalah melalui Leacky Buckep.
f. Skala Prioritas (Low Banging Fruit)
Setelah masyarakat mengetahui potensi, kekuatan dan peluang yang mereka miliki
degan memalui menemukan informasi dengan santun, pemetaan aset, penelusuran
wilayah, pemetaan kelompok atau institusi dan mereka sudah membangun mimpi
3
Christopher Dureau, Pembaru dan Kekuatan Lokal Untuk Pembangunan, Australian Community Development
and Civil Society Strengthening Scheme (ACCESS) Tahap II, 36
4
Soetomo, Pembangunan Masyarakat (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2009), 41
yang indah maka langkah berikutnya, adalah bagaimana mereka bisa melakukan
semua mimpi-mimpi di atas, karena keterbatasan ruang dan waktu maka tidak
mungkin semua mimpi mereka diwujudkan.5
Langkah-Langkah Pendampingan
Tahap 1: Mempelajari dan Mengatur Sekenario Dalam Appreciative Inquiry (AI) terkadang
disebut ‘ Define’. Dalam Asset Based Community Development (ABCD) terkadang
digunakan frasa’’ pengamatan dengan tujuan atau Purposeful Reconnaissance ‘’. Pada
dasarnya terdiri dari dua elemen kunci memanfaatkan waktu untuk mengenal orang-orang dan
tempat dimana perubahan akan dilakukan, dan menentukan fokus program. Ada empat
langkah terpenting di tahap ini, yakni menentukan : (a) tempat (b) orang (c) fokus program (d)
informasi tentang latar belakang.
Tahap 2: Menemukan masalampau kebanyakan pendekatan berbasis aset dimulai
dengan beberapa cara untuk mengungkap (discovering) hal-hal yang memungkinkan sukses
dan kelentingan di komunitas sampai pada kondisi sekarang ini. kenyataan bahwa taman
belajar masih eksis hinga saat ini membuktikan bahwa ada sesuatau dalam masyarakat yang
harus dirayakan. Tahap ini terdiri dari : (1) mengungkap (discover) sukses apa sumper hidup
dalam komunitas. Apa yang memberi kemampuan untuk tiba dititik ini dalam rangkaian
perjalanannya. Siapa yang melakukan lebih baik. (2) menelaah sukses dan kekuatan elemen-
elemen dan sifat khusus apa yang muncul dari telaah cerita-cerita yang disampaikan oleh
komunitas.
Tahap 3: Memimpikan Masa Depan. Memimpikan masa depan atau proses
pengemabngan visi (visioning) adalah kekuatan positif luar biasa dalam mendorong
perubahan. Tahap ini mendorong komunitas menggunakan imajinasinya untuk membuat
gambaran positf tenatang masa depan mereka. Proses ini menambahkan energi dalam mencari
tahu “apa yang mungkin.”
Tahap 4: Memetakan Aset. Tujusn pemetaan aset adalah agar komunitas belajar
kekuatn yang sudah mereka miliki sebagai bagian dari kelompok. Apa yang bisa dilakukan
dengan baik sekarang dan siapa di antara mereka yang memiliki keterampilan atau sumber
daya alam yang ada di desa. Mereka ini kemudian dapat diundang untuk berbagi kekuatan
demi kebaikan seluruh kelompok atau komunitas.
Pemetaan dan seleksi aset dilakukan dalam 2 tahap: (1) Memetakan aset komunitas
atau bakat, kompetensi dan sumber daya sekarang. (2) Seleksi mana yang relevan dan berguna
untuk mulai mencapai mimpi komunitas.
5
Christopher Dureau, 44
Tahap 5: menghubungkan dan menggerakan asset /perencanaan aksi. Tujuan
penggolongan dan mobilisasi aset adalah untuk langsung membentuk jalan menuju
pencapaian visi atau gambaran masa depan.hasil dari tahapan ini harusnya adalah suatu
rencana kerja yang didasarkan pada apa yanag bisa langsung dilakukan diawal,dan bukan apa
yang dilakukan oleh lembaga dari luar dan potensi dukungannya,termasuk anggaran
pemerintah adalah juga aset yang tersedia untuk dimobilisasi,maksud kunci dari tahapan ini
adalah unuk membuat seluruh masyarakat menyadari bahwa mereka bisa mula memimpin
proses pembagunan lewat kontrol atas potensi aset yang tersedia dan tersimpan.
Tahap 6 : pemantauan, pembelajaran dan evaluasi. Pendekatan berbasis aset juga
membutuhkan studi data dasar (baseline), monitoring berkembang dan kinerja outcome.
Tetapi bila suatu program perubahan menggunakan pendekatan berbasis aset,maka yang di
cari bukanlah bagaana setengah gelas yang kosong akan di isi,tetapi bagamana setengah gelas
yang penuh dimobilisasi.pendekatan berbasis aset bertanya tentang beberapa besar anggota
organisasi masyarakat mampu menemukenali dan memobiliasi secara produktif aset mereka
mendekati tujuan bersama.
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Pelaksanaan Pengabdian
Langkah awal yang dilakukan oleh peneliti, melakukan observasi awal dilakukan oleh
tim peneliti, observasi awal di Taman Belajar Desa Slahung Kecamatan Slahung ini dengan
melihat pendidikan non formal dibawah naungan perseorangan tersebut. Dari data yang
diperoleh dan dengan berbagai pertimbangan, maka tim memutuskan skala prioritas yang
merupakan asset prioritas yang dimiliki oleh Taman Belajar pendidikan non formal dijenjang
MI/SD sederajat. Tim memutuskan adanya pelatihan keterampilan dan kesenian khususnya di
anak-anak MI/SD desa Slahung Kecamatan Slahung Ponorogo bertempat di kediaman Mak
Tie. Yang berada disebelah Taman Belajar yaitu tetap berada di Dusun Dawang Desa
Slahung. Dikarenakan tempat tersebut layak digunakan untuk pelatihan nantinya, dengan
alasan ruangan dan halaman rumah yang cukup luas. Dengan begitu kami dapat melaksanakan
pembelajaran keterampilan dan kesenian dengan nyaman dan efektif.
Kegiatan ini terdiri dari tiga tahap, yakni assessment, kegiatan inti pelatihan, dan
kegiatan evaluasi pasca kegiatan. Pada bab ini akan dideskripsikan kegiatan Pelatihan
keterampilan dan kesenian yang akan dilaksanakan diTaman Belajar yang bertepatan diDusun
Dawang Desa Slahung Ponorogo,
Assesment lapangan dilakukan pada hari Jum.at 8 Juli 2022. Dari hasil asses-ment
diperoleh gambaran informasi mengenai murid dari Taman Belajar, lokasi pelaksanaan
kegiatan, strategi, dan uraian kegiatan yang akan dilaksanakan pada kegiatan pelatihan.
Selanjutnya memberikan pengumuman kepada anak-anak Taman Belajar bila terdapat
pelatihan keterampilan (menggambar, mewarnai, membuat celengan dan bunga) dan
pelatihan kesenian seperti tari yang akan dilaksanakan setiap hari sabtu dan minggu selama
empat minggu. Disini anak-anak dapat memilih sesuai dengan minat dan bakat mereka.
Pelatihan ini dilaksanakan satu minggu dengan dua pertemuan yaitu pada hari sabtu
dan minggu di rumah Mak Tie. Di dusun Dawang Desa Slahung Ponorogo, dengan kakak-
kakak KPM IAIN Ponorogo. Pelatihan ini diikuti dengan sekitar 20 peserta. Peserta didalam
pelatihan ini tidak hanya fokus ke murid Taman Belajar saja, kita juga memberikan
kesempatan untuk murid-murid TPA maupun murid SD/MI yang berada didesa Slahung
untuk mengikuti pelatihan keterampilan dan kesenian.
Kegiatan pelatihan ini dimulai pada minggu kedua hari Sabtu, 16 Juli 2022, kegiatan
pelatijhan ini setiap sabtu dan minggu dimulai pada pukul 15.00 WIB dan berakhir setiap jam
17.00 WIB. Sebelum melaksanakan pelatihan ini anak-anak diberikan kesempatan untuk
memilih keterampilan yang mereka minati, terdapat tiga keterampilan yaitu keterampilan
kerajinan tangan, menggambar, dan kesenian tari. Dalam hasil pemilihan tersebut beberapa
anak lebih banyak memilih untuk mengikuti keterampilan menggambar dan kesenian tari.
Pelatihan menggambar dilaksnakan setiap hari sabtu, sedangkan pelatihan kerajinan tangan
dilaksanakan pada hari minggu, dan pelatihan menari dilaksanakan dua hari yaitu setiap hari
sabtu dan minggu. Pelatihan kerajinan tangan dan menggambar diadakan didalam ruangan
rumah Mak Tie dan kesenian tari dilaksanakan dihalaman rumah Mak Tie yang cukup luas
untuk beberapa orang. Setelah berdo’a bersma sebelum melakukan kegiatan pelatihan anak-
anak dibagi beberapa kelompok sesuai minat dan bakat mereka. Secara lebih rinci, deskripsi
kegiatan sebagaimana terlihat dalam schedule kegiatan dibawah ini.
Rondown Kegiatan Pelatihan
Sabtu-Minggu
Jam Kegiatan Penanggung Jawab
14.30-15.00 Mobilisasi pemberangkatan Panitia
15.00-15.15 Doa Panitia
15.15-15.20 Anak-anak menuju tempat pelatihan Panitia
masing-masing yang sudah terbagi
15.20-16.50 Persiapan pulang dan berdo’a Panitia
16.50-17.00 Mobilisasi perpulangan Panitia
Tabel 1: Rundown kegiatan pengabdian
Evaluasi pasca kegiatan dilaksanakan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan
kegiatan ditinjau dari: 1) target kehadiran jumlah pesertapelatihan; 2) tercapainya tujuan
pelathan dan ketercapaian target pelatihan yang sudah dilakukan dengan anak-anak; 3)
kemampuan peserta dalam melaksanakan pelatihan keterampilan kerajinan tangan,
menggambar mewarnai dan kesenian; 4) evaluasi pelaksanaan kegiatan untuk mengetahui
kepuasan anak-anak dalam rangkaian kegiatan pelatihan melalui lembar evaluasi.

Hasil Kegiatan
Pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat ini di mulai sejak diterimanya usulan
pengabdian kepada masyarakat sekitar. Pemahaman tentang pelatihan keterampilan hasta
karya dengan menggunakan bahan bekas, menari dan menggambar dan mewarnai untuk
kalangan siswa Sd/Mi di dusun yang ada di Desa Slahung tepatnya di taman belajar yang ada
di Dusun Dawang harus dilaksanakan dengan baik. Ada dua faktor pendukung secara internal
maupun eksternal, faktor internal yaitu keunggulan dari taman belajar dalam memfasilitasi
adanya kegiatan pelatihan hasta karya, menari dan menggambar dan mewarnai, menyediakan
tempat yang nyaman untuk peserta yang mengikuti pelatihan. Faktor eksternal yaitu adanya
kesadaran para anak untuk belajar atau berlatih melalui suatu lembaga taman belajar yang ada
di Dusun Dawang Desa Slahung.
Hasil pelaksanaan kegiatan pengabdian selanjutnya secara garis besar dapat dilihat
dari penilaian beberapa komponen berikut ini, yaitu :
1. Keberhasilan target dalam pengabdian
Kegiatan yang dilakukan saat pelatihan keterampilan membuat hasta karya dengan
bahan bekas, menari, dan juga menggambar dan mewarnai Alhamdulillah berjalan
dengan lancar. Antusias anak – anak yang ada di dusun sekitar sangat baik dan semangat
saat mengikuti pelatihan baik dari pelatihan hasta karya, menari maupun dari
menggambar dan mewarnai walaupun pertama saat pelatihan hanya beberapa anak yang
mengikutinya tetapi di hari berikutnya antusias dari anak – anak sangat luar biasa kurang
lebih 20 anak yang mengikuti pelatihan keterampilan tersebut.
2. Ketercapaian tujuan dalam kegiatan pengabdian
Tujuan dari kelompok kami melaksanakan pelatihan keterampilan membuat hasta
karya dengan bahan bekas, menari, dan juga ada pelatihan untuk menngambar dan
mewarnai di Dusun Dawang Desa Slahung ini adalah untuk mengembangkan minat dan
bakat anak – anak sekaligus mengasah imajinasi dan kreativitas anak-anak. Dari tujuan
tersebut diharapkan setelah adanya pelatihan tersebut anak – anak bisa mengembangakn
minat dan bakatnya dan juga bertambah kreativitasnya.
3. Kemampuan anak dalam menguasai materi
Dalam penguasaan materi saat pelatihan membuat hasta karya dengan bahan bekas,
menari, dan juga ada pelatihan untuk menngambar dan mewarnai di Dusun Dawang Desa
Slahung, anak – anak sangat cepat meresap materi yang di sampaikan oleh pemateri.
Contonya seperti saat melakukan pelatihan menari anak – anak hanya beberapa kali di
contohkan gerakannya oleh kakak – kakang KPM langsung bisa mengikutinya sama juga
dengan pelatihan hasta karya langsung cepat selesai dan hasil yang sangat bervarasi
sesuai dengan imajinasi anak – anak tersebut. Ini membuktikan bahwa anak – anak
semangat dan paham terhadap materi atau gerakan tari yang disampaikan.
Evaluasi pemahaman anak terhadap materi atau gerakan tari yang sudah di berikan
yaitu melalui anak – anak dalam melakukan gerakan tari itu sendiri tanpa di beri intruksi
atau contoh oleh kakak – kakak KPM yang bertugas mengajar pelatihan menari.
Jalannya Pelaksanaan Kegiatan
Secara keseluruhan pelaksanaan kegiatan dievaluasi untuk mengetahui seberapa
sukses keberhasilan selama kegiatan berlangsung. Kepuasan pelayanan yang dimaksud
ditinjau dari segi pemateri, fasilitas serta sarana dan prasarana. Hal tersebut sangatlah
diperlukan karena dapat meningkatkan mutu atau kualitas pembelajaran atau pelatihan di
Taman belajar yang pelaksanaanya di hari sabtu dan minggu pada pukul 15.00-17.00 Wib.
Keberadaan pelatihan keterampilan ini bertujuan untuk meningkatkan atau mengembangakn
minat dan bakat anak – anak yang ada di Desa Slahung ini agar memiliki semangat untuk
mengasah imajinasi dan kreativitas dari anak – anak. Pelatihan ini berlaku untuk semua anak
– anak yang ada di Desa Slahung dan tidak di bedakan dari kelas berapapun. Dalam proses
pengajaran untuk pelatihan keterampilan ini disesuaikan dengan situasi, kondisi, dan
kebutuhan dari anak – anak tersebut. Banyak dari kakak – kakak KPM menggunakan metode
dengan memberikan perhatian dan pembelajaran pada masing – masing anak ( individu)
secara lansgung, sehingga terlihat jelas bahwa pelatihan di Taman Belajar akan lebih optimal
dan efektif.
Pelaksanaan kegiatan diawali dengan salam pembuka, berdoa yang di pimpin oleh
perwakilan kakak-kakak KPM, setelah berdoa perwakilan dari kakak Kpm menyampaikan
kegiatan yang akan akan dilakukan. Kegiatan dari pelatihan ini di khususkan di hari sabtu dan
minggu, di hari sabtu berfokus pada kegiatan menggambar dan mewarnai untuk hari minggu
kegiatan nya adalah membuat hasta karya dari bahan bekas, sedangkan untuk pelatihan
menari di hari sabtu dan minggu dikarenakan untuk menari akan di tampilkan di Gebyar
prestasi yang akan berlangsung di akhir kegiatan KPM.
Faktor Pendukung dan Penghambat Kegiatan
Berdasarkan evaluasi pelaksanaan dan hasil kegiatan dapat diidentifikasi factor pendukung
dan penghambat dalam melaksanakan program pengabdian kepada masyarakat ini. Secara
garis besar factor pendukung dan penghambat adalah:
1. Faktor Pendukung
a. Dukungan Pemerintah Desa Slahung, Pihak Taman Belajar, dan warga setempat
terhadap Pelatihan Keterampilan dan Kesenian di Taman Belajar Desa Slahung.
b. Ketersediaan tempat dan fasilitas yang memadai dalam penyelenggaraan Pelatihan
Keterampilan dan Kesenian.
c. Antusiasme anak yang tinggi di lokasi pengabdian dan sekitarnya dalam mengikuti
kegiatan Pelatihan Keterampilan dan Kesenian.
d. Asset anak berbakat yang dimiliki oleh Desa Slahung.
2. Faktor Penghambat
a. Kendala dalam memobilisasi peserta pelatihan menuju tempat pelatihan (Taman
Belajar) dikarenakan banyaknya peserta yang rumahnya jauh dan terkendala pada
kendaraan, sehingga setiap jadwal pelatihan peserta KPM terlebih dahulu
menjemput anak yang mengikuti Pelatihan Keterampilan dan Kesenian.
b. Tidak adanya dana pendukung dalam penyelenggaraan Pelatihan Keterampilan
dan Kesenian, sehingga kebutuhan-kebutuhan dan konsumsi peserta pelatihan
ditanggung peserta KPM.
c. Kurangnya Sumber Daya Manusia untuk dapat meneruskan Pelatihan
Keterampilan dan Kesenian di Taman Belajar Desa Slahung.
KESIMPULAN
Berdasarkan uraian dalam pembahasan, maka dapat diperoleh kesimpulan, anatara
lain: (1) Kegiatan pelatihan di Taman Belajar dapat mengembangkan serta mengoptimalkan
bakat dan kreativitas yang dimiliki setiap anak di Desa Slahung. (2) Pengembangkan serta
Pengoptimalan bakat dan kreativitas dilakukan dengan mengadakan Pelatihan Keterampilan
dan Kesenian yang di dalamnya terdiri dari beberapa pelatihan diantaranya pelatihan
menggambar dan mewarnai, pelatihan hasta karya dan pelatihan menari. (3) Penyelenggaraan
pelatihan dilaksanakan setiap hari sabtu dan minggu pukul 15.00-17.00 WIB, dimana untuk
pelatihan menggambar dan mewarnai dilaksanakan pada hari sabtu dan pelatihan hasta karya
dilaksanakan pada hari minggu. Sedangkan pelatihan menari dilaksanakan pada hari sabtu dan
minggu. (4) Pelaksanaan kegiatan secara keseluruhan dapat dikatakan berhasil hal ini dapat
dilihat dari pemahaman peserta terhadap materi pelatihan, antusiasme peserta dalam
mengikuti kegiatan dan kepuasan peserta terhadap pelatih atau panitia kegiatan serta dapat
dilihat dari pelaksanaan kegiatan secara keseluruhan.

DAFTAR PUSTAKA
Dureau, Christopher. (2013). Pembaru dan Kekuatan Lokal Untuk Pembangunan, Australian
Community Development and Civil Society Strengthening Scheme (ACCESS)
Tahap II.
Salahudin, Nadhir, dan Dkk. (2015). Panduan KKN ABCD UIN Sunan Ampel Surabaya.
Surabaya, LP2M UIN Sunan Ampel Surabaya.
Soetomo. (2009). Pembangunan Masyarakat. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Anda mungkin juga menyukai