Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PENGEMBANGAN KREATIVITAS MELALUI IMAJINASI

MATA KULIAH : BAKAT DAN KREATIVITAS AUD

DOSEN PENGAMPU : FITRIANI RAHAYU, M.Sos

OLEH : KELOMPOK 2

1. ARDILA SAPITRI (21862073087)


2. BAIQ DIAN AHMI SAPITRI (21862073058)
3. DAYATUN FITRI AKPALIA (21862073046)
4. FINATUL AINI (21862073108)
5. IDAYATUL AENI (21862073055)
6. SITRANI WARNI (21862073053)
7. NELI AMRINA (21862073027)

PROGRAN STUDI
PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD)
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP)
HAMZAR LOMBOK UTARA
TAHUN AKADEMIK 2023/2024

i
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Assalami’alaikum wr wb

Alhamdulillahi robbil’alamin, segala puji bagi Allah Tuhan Yang Maha Esa
atas segala limpahan nikmat dan karunia yng telah diberikan kepada penulis,
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Sholawat serta
salam tak lupa kita khaturkan kepada junjungan alam Nabi besar Muhammad
SAW yang telah membawa ummatnya dari alam kegelapan menuju alam yang
terang benderang seperti saat ini, Aamiin.

Dengan ini Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu terwujudnya makalah yang berjudul “Pengembangan
Kreativitas Melalui Imajinasi” ini untuk memenuhi mata kuliah “Bakat Dan
Kreativitas AUD” sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

Penulis juga menyadari adanya kekurangan dari makalah ini, oleh karena itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca demi
kelancaran makalah kami yang akan dating. Penulis juga berharap semoga
makalah ini bermanfaat bagi kita semua, Aamiin.

ii
DAFTAR PUSTAKA
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
BAB II
PEMBAHASAN
A. KONSEP DASAR PENGEMBANGAN KREATIVITAS
B. IMAJINASI PADA ANAK USIA DINI
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan suatu usaha sadar dan terencana untuk dapat
mewujudkan suasana dan proses pembelajaran agar siswa dapat secara aktif
mengembangkan potensi diri yang dimilikinya agar dapat memiliki kekuatan
spritual, keagamaan, pengendali diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya terutama untuk anak usia dini pada
usia 0-8 tahun. Maka dari itu sebagai pendidik dianjurkan untuk dapat
mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki oleh peserta didik.
Dalam undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan
nasional menyebutkan bahwa pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya
pembinaan yang ditujukan pada anak sejak lahir sampai usia enam tahun yang
dilakukan dengan pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu
pertumbuhan dan perkembangan jasmaniah dan rohaniah agar anak memiliki
kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Hal ini berarti pendidikan
yang diberikan kepada anak haruslah memperhatikan aspek perkembangan
anak.1
Pendidikan untuk mempunyai tujuan meningkatkan kualitas hidup
manusia yang secara teknis operasional dilakukan melalui kegiatan
permbelajaran. Proses pembelajaran bukan hanya sekedar berdampak pada
keberhasilan belajar menghadapi pembelajaran tetapi juga kemampuan untuk
dapat menghadapi kehidupan. Setiap anak yang dilahirkan sudah dilengkapi
dengan berbagai potensi yang ada, termasuk potensi kreatif. Fantasi setiap
anak telah muncul sejak usia dini, dan akan berkembang dalam rentang usia
tiga sampai enak tahun. Dalam rentang usia tiga sampai enam tahun in anak
sudah dapat menciptakan dan berimajinasi sesuai dengan keinginanya. Dan ini
merupakan proses perkembangan kreatif anak usia dini melalui imajinasi,

1
Ahmad Rudiyanto. (2018). Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini. Metro Lampung:
Laduny Aliftama. Hlm. 1-2

1
yang akan berkurang sejalan dengan bertambahnya usia, terutama ketika
mereka sudah mulai memasuki sekolah.
H.E Mulyas mengatakan bahwa Berkurangnya proses imajinasi anak usia
dini, bukan saja karena mereka mulai disibukan dengan berbagai kegiatan
disekolah, tetapi banyaknya peraturan yang mengekangnya. Disekolah
contohnya, banyak hal yang membuat jiwa kreatif anak terpinggirkan. Anak-
anak tidak bebas lagi berkreasi dan mengembangkan imajinasinya, misalnya
dilarang mewarnai gambar yang tidak sesuai dengan warna aslinya.2
Pendidikan anak usia dini merupakan saat yang paling tepat untuk
mengembangkan kreativitas. Oleh karena itu diperlukan adanya
programprogram permainan dan pembelajaran yang dapat memelihara dan
mengembangkan potensi kreatif anak. Dengan adanya potensi kreativitas
alami yang dimiliki anak anak akan senantiasa membutuhkan aktivitas yang
berhubungan dengan ide kreatif.
Dalam nenumbuhkan jiwa kreatif pada anak usia dini diperlukan
pendidikan dan lingkungan yang dapat memperhatikan sifat alami anak dan
menunjang tumbuhnya kreativitas. Sifat alami yang mendasar inilah yang
harus senantiasa dipupuk dan dikembangkan sehingga sifat kreatif mereka
tidak hilang. Sikap alami anak usia dini yang mendasar dan sangat menunjang
tumbuhnya kreativitas tersebut, antara lain pesona, dan rasa takjub, imajinasi,
rasa ingin tahu dan banyak bertanya.
Kreativitas pada anak didasari oleh gagasan dan tumbuhnya imajinasi
serta fantsai. Anak yang kreatif sangat sensitif dengan adanya stimulus. Dalam
mengaplikasikan sifat kreatifnya, anak tidak dibatasi oleh apapun. Yang
artinya mereka memiliki kebebasan dan keleluasaan dalam beraktivitas kreatif.
Kreatifitas anak usia dini juga ditandai dengan kemampuan bentuk
imajimental, konsep berbagai hal yang tidak hadir dihadapannya.3
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari pembahasan diatas adalah
2
H. E. Mulyasa. (2018). Manajemen PAUD. Bandung: Remaja Rosdakaraya. Hlm. 35
3
Novi Mulyana. (2017). Perkembangan Seni Anak Usia Dini. Bandung: Remaja
Rosdakaraya. Hlm. 104

2
1. Apa itu kreativitas dan imajinasi?
2. Bagaimana perkembangan kreativitas anak melalui imajinasi?
C. Tujuan
Adapun tujuan pembahasan tersebut adalah
1. Untuk memahami tentang kreativitas dan imajinasi
2. Untuk mengetahui perkembangan kreativitas anak melalui imajinasi

BAB II

3
PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar Pengembangan Kreativitas
1. Definisi Kreativitas
Anak usia dini merupakan pribadi yang unik. Secara alamiah, setiap
anak berbeda antara satu dengan lainnya, baik dalam bidang intelegensi,
minat, bakat, kreativitas, kematangan emosi, maupun kemampuan untuk
bersosialisasi. Lingkungan merupakan salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi perkembangan intelektual dan kreativitas anak usia dini.
Menurut Semiawan 2008, Kreativitas merupakan ekpresi tertinggi dari
keberbakatan. Hal ini berarti bahwa anak usia dini yang dianugerahi bakat
yang luar biasa akan berdampak pada kreatifitasnya dalam memecahkan
masalah. Semakin tinggi kreatifitas anak maka semakin bagus pula
kemampuan anak dalam memecahkan masalah.
Menurut James J. Gallagher (1985) Creativity is a mental process by
which an individual creates new ideas or products, or recombines existing
ideas and product, in fashion that is novel to him or her. Pengertian
kreativitas adalah suatu proses mental yang dilakukan individu berupa
gagasan atau produk baru, atau mengombinasikan antara keduanya yang
pada akhirnya akan melekat pada dirinya. Sedangkan menurut Widayatun
pengertian kreativitas adalah kemampuan memecahkan masalah yang
memberikan individu mampu menciptakan ide-ide asli atau adaptif fungsi
kegunaannya secara penuh untuk berkembang. Lalu menurut Chaplin
(1989) pengertian kreativitas adalah kemampuan menghasilkan bentuk
baru menggunakan metode-metode baru.4
Lebih lanjut Supriadi (1994) mengutarakan bahwa kreativitas adalah
kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa
gagasan maupun karya nyata yang relatif berbeda dengan apa yang telah
ada. Selanjutnya ia menambahkan bahwa kreatifitas merupakan
kemampuan berpikir tingkat tinggi yang mengimplikasikan terjadinya
4
Rahayu Nanik, H. Putri Saniyya, dkk, 2023, Kreatifitas dan Inovasi Pembelajaran dalam
Pengembangan Kreatifitas Melalui Imajinasi, Musik, dan Bahasa, EDUKASIA: Jurnal Pendidikan
dan Pembelajaran, Vol. 4, hlm. 91-92

4
eskalasi dalam kemampuan berpikir, ditandai oleh suksesi, diskontinuitas,
diferensiasi dan integrasi antara setiap tahap perkembangan.5
Berdasarkan pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa
kreativitas adalah suatu proses mental individu yang melahirkan gagasan,
proses, metode ataupun produk baru yang efektif yang bersifat imajinatif,
estetis, fleksibel, integrasi, suksesi, diskontinuitas dan diferensiasi yang
berdaya guna dalam berbagai bidang untuk pemecahan suatu masalah.
Selain dalam menciptakan ide atau gagasan kreativitas dengan metode
baru, didalam kreativitas ini anak juga dapat bermain atau menciptakan
sebuah permainan dengan teman, atau menghasilkan sebuah karya gambar
yang berasal dari ide gagasan anak tersebut.
Perkembangan kreatifitas adalah proses dimana seseorang atau
sesuatu tumbuh berubah menjadi lebih maju, perkembangan kreativitas
juga suatu kegiatan untuk memikirkan sesuatu hal dengan cara baru dan
tidak biasa serta menghasilkan suatu solusi yang unik terhadap masalah-
masalah yang dihadapi.
2. Karakteristik Kreativitas Anak
Ciri-ciri kreativitas anak dapat diketahui melalui pengamatan terhadap
perilaku anak yang berbeda dengan anak pada umumnya. Bakat dalam
bentuk kreativitas akan tumbuh dan berkembang jika didukung dengan
fasilitas dan kesempatan yang memungkinkan. Orangtua dan guru harus
menyadari keragaman bakat dan kreativitas anak. Cara mendidik dan
mengasuh anak harus disesuaikan dengan pribadi dan kecepatan masing
masing anak, sehingga tidak ada penekanan atau paksaan dalam mendidik
anak. Setiap anak memiliki potensi kreatif dan anak yang kreatif memiliki
ciri-ciri tertentu seperti yang diungkapkan oleh Munandar. Anak yang
kreatif memiliki ciri-ciri sebagai berikut:6

5
Rachmawati Y, Kurniati E. 2005. Strategi Pengembangan Kreativitas pada Anak Usia
Taman Kanak-Kanak. Jakarta. Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Jenderal Pendidikan
Tinggi, Direktorat Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan dan Ketenagaan Perguruan Tinggi.
Hlm. 15
6
Munandar, Utami. 2009. Pengembangan Kreatifitas Anak Berbakat. Jakarta:
Rineka Cipta. Hlm. 71

5
a. Rasa ingin tahu yang luas dan mendalam.
b. Sering mengajukan pertanyaan yang baik.
c. Memberikan banyak gagasan atau usul terhadap suatu masalah.
d. Bebas dalam menyatakan pendapat.
e. Mempunyai rasa keindahan yang dalam.
f. Menonjol dalam salah satu bidang seni.
g. Mampu melihat suatu masalah berbagai segi atau sudut pandang.
h. Memiliki rasa humor yang luas.
i. Mempunyai daya imajinasi, dan
j. Orisinal dalam mengungkapkan gagasan dan dalam pemecahan
masalah
Pendapat lainnya juga membagi ciri-ciri anak kreatif mencakup
indepedensi, mengambil resiko, kemampuan untuk mendefinisikan
kembali masalah, energi, keingintahuan, ketertarikan pada kompleksitas,
kesenian, keterbukaan pikiran, persepsi, kosentrasi, dan humor. Karakter
kepribadian ini terkait dengan gaya berpikir yang melibatkan: visualisasi,
imajinasi, eksperimen, pemikiran analogis, dan pemikiran logis (Wright,
2010: 3).
Salah satu aspek yang sangat penting dalam upaya pengembangan
kreativitas adalah mengetahui ciri-ciri anak yang kreatif, ada lima sifat
yang menjadi ciri kemampuan berfikir kreatif Guilford dalam Susanto
(2012: 117-118).
a. Kelancaran (fluency) yaitu kemampuan untuk menghasilkan banyak
gagasan.
b. Keluwesan (flexibility) yaitu kemampuan untuk mengatakan
bermacam-macam pemecahan atau pendekatan terhadap masalah.
c. Keaslian (originality) yaitu kemampuan untuk memecahkan gagasan
dengan cara- cara yang asli, tidak klise.
d. Elaborasi atau penguraian (elaboration) yaitu kemampuan untuk
menguraikan sesuatu dengan perinci dan secara jelas.

6
e. Perumusan kembali (redefinition) yaitu kemampuan untuk meninjau
suatu persoalan berdasarkan prespektif yang berbeda dengan apa yang
telah diketahui oleh banyak orang.
3. Factor Yang Mempengaruhi Kreativitas
a. Factor Internal
1) Keterbukaan terhadap pengalaman dan rangsangan dari luar atau
dalam individu. Keterbukaan terhadap pengalaman adalah
kemampuan individu menerima segala sumber informasi dari
pengalaman hidupnya sendiri dengan menerima apa adanya.
Dengan demikian individu kreatif adalah individu yang mampu
menerima perbedaan.
2) Evaluasi internal, yaitu kemampuan individu dalam menilai produk
yang dihasilkan dan dapat menerima kritik dari orang lain
3) Kemampuan untuk bermain dan mengadakan eksplorasi terhadap
unsur-unsur, bentuk-bentuk, konsep atau membentuk kombinasi
baru dari hal-hal yang sudah ada sebelumnya.
b. Factor Eksternal
1) Rangsangan mental, Dengan memberikan rangsangan mental baik
pada aspek kognitif maupun kepribadiannya serta suasana
psikologis maka anak akan merasa dihargai dan diterima
keberadaannya sehingga anak akan berkarya dan memiliki
keberanian untuk memperlihatkan kemampuannya.
2) Iklim dan kondisi lingkungan, Menciptakan lingkungan kondusif
yang akan memudahkan anak untuk mengakses apapun yang
dilihatnya, dipegang, didengar dan dimainkan untuk
pengambangan kreativitasnya. Stimulasi mental dan lingkungan
kondusif dapat berjalan beriringan seperti halnya kerja simultan
otak kanan dan otak kiri.
3) Peran guru, Guru memegang peran lebih dari sekadar pengajar,
melainkan pendidik dalam arti sesungguhnya. Guru yang kreatif
adalah guru yang secara kreaif mampu menggunakan berbagai

7
pendekatan dalam proses kegiatan belajar dan membimbing
siswanya. Guru juga figur yang senang melakukan kegiatan kreatif
dalam hidupnya.
4) Peran orangtua, Keikut sertaan orangtua dalam mengembangkan
kreativitas anak menjadi salah satu faktor yang sangat berperan.
4. Tujuan Kreativitas
Menurut Munandar ada alasan mengapa kreativitas penting untuk
dimunculkan, dipupuk dan dikembangkan dalam diri anak, antara lain
bertujuan untuk: 7
a. Mengenal cara mengekspresikan diri melalui hasil karya dengan
menggunakan teknik-teknik yang dikuasainya.
b. Mengenalkan cara dalam menemukan alternatif pemecahan masalah.
c. Membuat anak memiliki sikap keterbukaan terhadap berbagai
pengalaman dengan tingkat kelenturan dan toleransi yang sangat tinggi
terhadap ketidakpastian.
d. Membuat anak memiliki kepuasan diri terhadap apa yang
dilakukannya dan sikap menghargai hasil karya orang lain.
B. Imajinasi Pada Anak Usia Dini
1. Definisi Imajinasi
Pada masa kanak-kanak, sebagian besar yang biasa dilakukan anak-
anak adalah berimajinasi. Ungkapan seperti “Seandainya aku menjadi
seorang astronot,” atau “Seandainya aku bisa terbang dan tinggal di atas
awan” merupakan contoh dari imajinasi anak. Sebagai ilustrasi lain
sebagian anak perempuan kerap kali melakukan sosiodrama dengan
berpura-pura memasak, menyetrika, dan mencuci, atau bergabung dengan
teman lain untuk berpura-pura mnjadi sebuuah keluarga yang terdiri dari
ayah, ibu, kakak, dan adik. Itu semua adalah sebuah contoh sederhana
tentang dunia khayal anak yang biasa kita lihat sehari-hari.

7
Utami Mundandar. Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah. (Jakarta:
Gramedia Widiasarana Indonesia, 2012), hlm. 60

8
Menurut Rachmawati dan Kurniaty (2010: 54) mengemukakan
imajinasi adalah kemampuan berpikir divergen seseorang yang dilakukan
tanpa batas, seluas-luasnya dan multi perspektif dalam merespon suatu
stimulasi. Kemampuan ini sangat berguna untuk mengembangkan
kreativitas anak. Dengan imajinasi anak dapat mengembangkan daya pikir
dan daya ciptanya, tanpa dibatasi kenyataan dan realitas sehari-hari. Ia
bebas berpikir sesuai pengalaman dan khayalannya. Imajinasi akan
membantu kemampuan berpikir flexibility, originality pada anak.
Berimajinasi bagi anak usia dini sangat penting, karena pada usia itu
terjadi masa peka, di mana anak memiliki potensi yang perlu
dikembangkan.
Menurut Kamus Besar Indonesia (1991), imajinasi adalah daya pikir
untuk membayangkan (diangan-angan) atau menciptakan gambar-gambar
(lukisan, karangan dan sebagainya) kejadian, berdasarkan kenyataan atau
pengalaman seseorang. Dalam sumber yang sama imajinasi dapat pula
diartikan sebagai khayalan. Janice Beaty (1994) menyatakan bahwa bagi
anak, imajinasi adalah kemampuan untuk merespon atau melakukan
fantasi yang mereka buat. Kebanyakan anak dibawah usia tujuh tahun
banyak melakukan hal tersebut.
2. Menjadi Imajinatif
Menjadi imajinatif juga mencakup beberapa jenis hasil (dari pikiran
maupun tindakan) karena kita mampu mengatakan bahwa seseorang
memiliki/menjadi imajinatif, ini harus menjadi sebuah indikasi umum atas
beberapa hal untuk menunjukkan hal tersebut sebuah keputusan, sebuah
model (contoh), sebuah lembaran tulisan, sebuah perilaku, sebuah ide yang
dapat disegarkan dan sebagainya. Beberapa implikasi yang membantu
pengembangan imajinasi di ruang kelas adalah sebagai berikut:
a. Stimulasi dan dorongan (anjuran) guru tidak konvensional, meskipun
juga,
b. Menganjurkan anak-anak untuk memahami sifat dasar konvensiona,
sehingga ketika mereka menjadi original baik pada diri mereka yang

9
lain atau dalam arti yang lebih luas, mereka dapat mengidentifikasi hal
ini.
3. Strategi mengembangkan imajinasi agar menjadi anak yang kreatif
Passmore (dalam Anna Craft, 2000) menegaskan bahwa secara
pedagogis terdapat sejumlah hal yang seorang guru dapat lakukan untuk
membantu mengembangkan imajinasi anak agar menjadi kreatif, yaitu
sebagai berikut:
a. Memberi informasi dengan sebuah cara sebagaimana untuk
menyatakan bahwa terdapat alternatif-alternatif bebas (murni) dengan
sebuah cara yang dapat mengatur imajinasi untuk kepentingan tugas.
b. Mengajarkan rutinitas, menganjurkan anak-anak untuk merefleksikan
(mengungkapkan) alternatif-alternatif yang mungkin bagi mereka.
c. Guru dapat memperkenalkan anak-anak pada dunia penuh
kemungkinan, dengan membuka pikiran mereka kepada cara alternatif
untuk merasakan, untuk hidup.
d. Melalui pelajaran seni yang ia dapat membantu anak untuk melihat
dunia dengan sudut pandang yang berbeda.
e. Dengan mengajarkan matematika dan sanis, ia dapat memberi PR
kepada anak-anak akan pentingnya lompatan imajinatif, memperluas
rasa kagum anak-anak menunjukan kepadanya bahwa dunia tidak
dapat dijadikan jaminan.
f. Anak dapat memperoleh dalam dan melalui disiplin belajar.
4. Pengembangan kreatifitas anak melalui imajinasi
Para pakar spesialis anak sekarang ini telah mengetahui bahwa
imajinasi merupakan salah satu hal yang efektif untuk mengembangkan
kemampuan intelektual, sosial, bahasa, dan terutama kreatifitas anak.
Imajinasi adalah kemampuan berfikir divergen yang dilakukan tanpa batas,
seluas-luasnya, dan multiperspektif dalam merespon suatu stimulasi.
Kemampuan ini sangat berguna mengembangkan kreatifitas anak.
Dengan imajinasi anak dapat mengembangkan daya pikir dan daya
ciptanya tanpa dibatasi kenyataan dan realitas sehari-hari. Ia bebas berfikir

10
sesuai pengalaman dan khayalannya. Imajinasi akan membantu berfikir
fluency, fleksibiliti, dan originality pada anak.
Salah satu latihan yang mendasar agar anak dapat berkreasi adalah
dengan berimajinasi, yaitu kemampuan melihat gambaran dalam pikiran.
Kemampuan ini berfungsi untuk memunculkan kembali ingatan di masa
lalu sebagai kemungkinan terjadi di masa sekarang ataupun masa yang
akan datang. Dorothy & Jerome Singer dalam Yeni Rachmawati telah
melakukan penelitian dan menulis sebuah permainan imajinatif anak,
mereka yakin bahwa berimajinasi sangat esensial dalam pengembangan
kemampuan intelektual dan bahasa. Anak mengingat ide dan kata yang
telah mereka alami karena mereka dapat menggabungkan ide dengan
gambaran dalam pikiran mereka.
Dalam permainan imajinasi anak dapat memperagakan suatu situasi,
memainkan perananya dengan cara tertentu, memainkan peran seseorang
dan menggantinya bila tidak cocok ataupun membayangkan suatu siuasi
yang tidak pernah mereka alami. Dalam permainan drama anak dapat
memunculkan peristiwa masa lalu dan menggabungkannya dengan masa
depan mirip sebuah novel, menambahkan dialog, menambahkan nuansa
baru terhadap karakternya, serta arah baru dalam alurnya. Tidak ada
penulis cerita yang lebih baik dari anak. Selain penulis cerita, anak juga
berperan sebagai aktor kawakan, sutradara, audiensi, lawan peran pemain
lain, serta komentator terhadap peran yang dimainkan oleh kawan-
kawannya sehingga mereka tahu apakah dia telah memainkan perannya
dengan baik atau tidak. Anak menciptakan pengetahuannya sendiri ketika
dia bebas berpartisipasi dalam permainan imajinatif. Imajinasi akan
membuat sesuatu yang “tidak mungkin” menjadi “mungkin”.

BAB III

11
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Menurut Rachmawati dan Kurniaty (2010: 54) mengemukakan imajinasi
adalah kemampuan berpikir divergen seseorang yang dilakukan tanpa
batas, seluas-luasnya dan multi perspektif dalam merespon suatu stimulasi.
Kemampuan ini sangat berguna untuk mengembangkan kreativitas anak.
Dengan imajinasi anak dapat mengembangkan daya pikir dan daya
ciptanya, tanpa dibatasi kenyataan dan realitas sehari-hari.
2. kreativitas adalah suatu proses mental individu yang melahirkan gagasan,
proses, metode ataupun produk baru yang efektif yang bersifat imajinatif,
estetis, fleksibel, integrasi, suksesi, diskontinuitas dan diferensiasi yang
berdaya guna dalam berbagai bidang untuk pemecahan suatu masalah.
B. SARAN
Berbaga kegiatan yang dapat meningkatkan ataupun menstimulus
imajinasi anak serta kreativitasnya baik dilingkungan sekolah maupun di
rumah. Peran guru dan orang tua sangat berperan dalam meningkatakan
kreativitas imajinasi anak. Terlebih lagi pada pola asuh oleh orang tua. Oleh
sebab itu orang tua juga harus memperhatikan anak-anaknya.

DAFTAR PUSTAKA

12
Ahmad Rudiyanto. (2018). Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini. Metro
Lampung: Laduny Aliftama. Hlm. 1-2
H. E. Mulyasa. (2018). Manajemen PAUD. Bandung: Remaja Rosdakaraya. Hlm.
35
Munandar, Utami. 2009. Pengembangan Kreatifitas Anak Berbakat.
Jakarta: Rineka Cipta. Hlm. 71
Novi Mulyana. (2017). Perkembangan Seni Anak Usia Dini. Bandung: Remaja
Rosdakaraya. Hlm. 104

Rachmawati Y, Kurniati E. 2005. Strategi Pengembangan Kreativitas pada Anak


Usia Taman Kanak-Kanak. Jakarta. Departemen Pendidikan Nasional,
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Direktorat Pembinaan Pendidikan
Tenaga Kependidikan dan Ketenagaan Perguruan Tinggi. Hlm. 15
Rachmawati Y, Kurniati E. 2005. Strategi Pengembangan Kreativitas pada Anak
Usia Taman Kanak-Kanak. Jakarta. Departemen Pendidikan Nasional,
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Direktorat Pembinaan Pendidikan
Tenaga Kependidikan dan Ketenagaan Perguruan Tinggi. Hlm. 15
Utami Mundandar. Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah.
(Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia, 2012),

13

Anda mungkin juga menyukai