Anda di halaman 1dari 13

FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT

PENGEMBANGAN KREATIVITAS
LAPORAN
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah :
Pengembangan Kreativitas Anak Usia Dini
Semester 3

Dosen Pengampu :

AYU VINLANDARI WAHYUDI, M.Pd.

Disusun oleh :

WAFIQ NUR AFIFAH (2008108002)


LAUHANI TSANIYATUL WAFA (2008108009)
MUCHAMMAD NAJIICH (2008108019)

PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SYEKH NURJATI CIREBON
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat
rahmat, kehendak, kekuatan, pertolongan dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan
ini. Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada baginda Rasulullah SAW, keluarga
dan para sahabat yang telah memberikan penerangan bagi umat Islam.

Makalah dengan judul “ Faktor Pendukung dan Penghambat Pengembangan


Kreativitas” ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Kreativitas Anak
Usia Dini (PK AUD) Institut Agama Islam Negeri Syekh Nurjati Cirebon. Penulis menyadari
bahwa dalam menyelesaikan makalah ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena
itu penulis menyampaikan terima kasih kepada seluruh rekan satu kelompok yang telah bahu
membahu dalam menyusun, menganalisis, serta menyelesaikan laporan ini.

Penulis juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena
itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari pembaca sehingga
dapat menyempurnakan penulisan makalah ini.

Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak yang
membutuhkan.

Cirebon, 19 September 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................1
BAB II KAJIAN TEORI.................................................................................................................2
BAB III PEMBAHASAN................................................................................................................3
BAB IV PENUTUP.........................................................................................................................9
3.1 Kesimpulan............................................................................................................................9

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kreativitas merupakan salah satu potensi alamiah dalam diri anak yang harus
dikembangkan secara optimal. Semua anak yang lahir di dunia memiliki sisi kreativitas, tapi
dalam kadar yang berbeda. Tinggi rendahnya kreativitas anak dipengaruhi oleh dua hal, yaitu
faktor genetika (bawaan lahir) dan faktor lingkungan. Perkembangan kreativitas anak
berkaitan erat dengan peran pola asuh orangtua. Peranan yang dilandasi oleh hubungan yang
hangat, nyaman, dan mendukung akan menghasilkan keleluasan pada anak untuk
mengembangkan dirinya, termasuk juga mengembangkan kreativitasnya.
Proses pengembangan kreativitas anak usia dini tidaklah mudah, ada beberapa hambatan
yang kurang mendukung proses pengembangan kreativitas anak. Salah satunya adalah
kebebasan pada pribadi setiap anak. Anak-anak yang mendapatkan banyak rangsangan,
seperti rangsangan yang didapatkan dengan melihat, mendengar dan bergerak, mereka akan
berpeluang lebih cerdas dibandingkan anak yang sedikit rangsangannya. Rangsangan paling
penting untuk anak usia dini adalah kasih sayang.

1
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Kreativitas

Kreativitas adalah kemampuan menciptakan dan mewujudkan gagasan baru untuk


meningkatkan nilai tambah atau manfaat dari bahan-bahan yang sudah tersedia.

Kreativitas merupakan perpaduan antara kecerdikan dan ketulusan. Di satu sisi kreativitas
adalah hasil kecerdikan seseorang dalam menggunakan pikirannya, sedangkan disisi lain gagasan
dari kreativitas adalah gagasan yang tulus untuk membuat perbaikan dan terobosan untuk
membuat kemajuan dalam segala hal. Tujuan dari kreativitas adalah untuk menemukan solusi
yang bisa mempermudah dan mempercepat cara menangani suatu hal.

Kreativitas seseorang dapat dilihat dari tingkah laku atau kegiatannya yang kreatif.
Menurut Slameto bahwa yang penting dalam kreativitas bukanlah penemuan sesuatu yang belum
pernah diketahui orang sebelumnya, melainkan bahwa produk kreativitas merupakan sesuatu
yang baru bagi diri sendiri dan tidak harus merupakan sesuatu yang baru bagi orang lain atau
dunia pada umumnya.

Menurut Gallagher dalam Rachmawati mengatakan bahwa .kreativitas merupakan suatu


proses mental yang dilakukan individu berupa gagasan ataupun produk baru, atau
mengkombinasikan antara keduanya yang pada akhirnyakan melekat pada dirinya

Dari berbagai definisi tentang kreativitas sebagaimana tersebut di atas, dapat ditarik
kesimpulan bahwasanya perbedaan rumusan dan konsep yang dikemukakan tidak terlepas dari
sudut pandang masing-masing individu, namun pada hakikatnya saling berkaitan meskipun
penekanannya berbeda.

2
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Faktor Pendukung dan Penghambat Pengembangan Kreativitas
Setiap aspek perkembangan yang dilalui anak pasti memiliki faktor pendukung dan faktor
penghabat, begitu pula dengan kreativitas.
A. Faktor Pendukung Pengembangan Kreativitas

Munandar (2009) menyebutkan bahwa perkembangan kreativitas dipengaruhi


oleh dua faktor, yaitu:

 Faktor internal
Yaitu faktor yang berasal dari atau terdapat pada diri individu yang
bersangkutan. Faktor ini meliputi keterbukaan, locus of control yang internal,
kemampuan untuk bermain atau bereksplorasi dengan unsur-unsur, bentuk-
bentuk, konsep-konsep, serta membentuk kombinasi-kombinasi baru berdasarkan
hal-hal yang sudah ada sebelumnya.
 Faktor eksternal
Yaitu faktor yang berasal dari luar diri individu yang bersangkutan.
Faktor-faktor ini antara lain meliputi keamanan dan kebebasan psikologis, sarana
atau fasilitas terhadap pandangan dan minat yang berbeda, adanya penghargaan
bagi orang yang kreatif, adanya waktu bebas yang cukup dan kesempatan untuk
menyendiri, dorongan untuk melakukan berbagai eksperimen dan kegiatan-
kegiatan kreatif, dorongan untuk mengembangkan fantasi kognisi dan inisiatif
serta penerimaan dan penghargaan terhadap individual.

Hurlock dalam Susanto mengemukakan beberapa faktor pendukung yang dapat


meningkatkan kreativitas anak yaitu :

1) Waktu. Anak akan kreatif apabila diberikan waktu bebas untuk bermain dengan
gagasan dan konsep yang dimilikinya.

2) Kesempatan menyendiri. Hanya apabila tidak mendapat tekanan dari kelompok


sosial anak menjadi kreatif.

3
3) Dorongan terlepas dari seberapa jauh prestasi anak memenuhi standar orang
dewasa. Untuk menjadi kreatif anak harus bebas dari ejekan dan kritikan.

4) Sarana. Sarana untuk bermain dan kelak sarana lainnya harus disediakan untuk

merangsang dorongan eksperimentasi dan eksplorasi yang merupakan unsur


penting dari semua kreativitas.

5) Lingkungan yang merangsang. Lingkungan rumah dan sekolah harus


merangsang kreativitas anak.

6) Hubungan anak dan orang tua yang tidak posesif. Orang tua yang tidak terlalu
posesif terhadap anak, mendorong anak untuk mandiri dan percaya diri, dua
kualitas yang sangat mendukung kreativitas.

7) Cara mendidik anak. Mendidik anak secara demokratis di rumah dan sekolah
dapat meningkatkan kreativitas sedangkan cara mendidik otoriter
memadamkannya.

8) Kesempatan untuk memperoleh pengetahuan. Semakin banyak pengetahuan


yang diperoleh anak, semakin baik dasar untuk mencapai hasil yang kreatif

Terdapat tujuh aspek lingkungan yang mendukung jiwa kreatif anak, yaitu :

 Pencahayaan
Bisa berupa cahaya matahari, terangnya cahaya matahari yang langsung
mengenai tubuh memiliki ikatan secara biologis pada tubuh dan pikiran
manusia.
 Seni dalam lingkungan
Berupa karya nyata yang dapat dilihat dan dinikmati oleh anak. Contohnya
ukiran, foto dalam bingkai, poster, lukisan, hiasan dinding, pernak-pernik
dalam rak atau benda seni lainnya
 Warna
Warna bisa memberikan rasa tenang dan menyenangkan. Warna bisa juga
membuat orang yang melihatnya merasa mempunyai energi penuh.

4
 Aroma
Aroma atau bebauan dapat merangsang otak dan berpengaruh pada daya
ingat anak. Banyak sumber mengatakan bahwa aroma dapat
mengembalikan ingatan lama seseorang.
 Bunyi dan Musik
Pada dasarnya anak-anak menyukai bunyi dan musik, karenanya setiap
aktivitas/kegiatan anak pasti diiringi dengan berbagai nyanyian. Musik
dapat meningkatkan daya ingat, fungsi otak, penataan suasana hati dan
pikiran serta perasaan baru yang sangat mendukung untuk menjadi kreatif.
 Cita rasa
Rasa enak dan sedap dapat memengaruhi suasana emosional seseorang.
Rasa enak akan tertinggal diingatan anak. Ini sama halnya seperti ketika
mengingat hal menyenangkan yang akan membuat kita semangat kembali.
 Sentuhan
Sentuhan disini bisa diartikan dengan kasih sayang. Anak yang
mendapatkan kasih sayang akan merasa dihargai dan disayangi, ini
membuat kepercayaan diri dan keberanian anak semakin bertambah.

Guru adalah tokoh utama yang berperan sangat penting dalam proses
pengembangan kreativitas anak, khususnya dilembaga pendidikan. Guru kreatif
membawa peluang lebih besar dalam menciptakan murid-murid kreatif.

Hal-hal yang harus dimiliki oleh Guru kreatif, yaitu :

 Percaya diri
 Berani mencoba hal baru
 Menyadari keberagaman karakteristik peserta didik
 Positive thinking
 Memberikan contoh
 Memberikan kesempatan pada siswa untuk berekspresi, bereksplorasi dan
berkreasi.

Sikap orang tua yang membantu menumbuhkan kreativitas anak, sebagai berikut :

5
a. Memberikan waktu atau kesempatan kepada anak untuk berfikir, merenung
dan berkhayal
b. Menghargai pendapat anak dan membantu anak apabila kesulitan dalam
mengungkapkan pendapatnya
c. Meyakinkan anak bahwa orang tua menghargai setiap apa yang dilakukan dan
dicoba oleh anak
d. Memfasilitasi kegiatan anak
e. Memberikan pujian dengan sungguh-sungguh kepada anak
f. Mendukung anak-anak untuk mandiri
g. Memiliki kerja sama yang baik dengan anak

B. Faktor Penghambat Kreativitas

Hambatan yang menghambat jalannya proses pengembangan kreativitas anak usia


dini, yaitu :

 Faktor diri sendiri

Diri sendiri adalah faktor utama penghambat kreativitas. Mengapa


demikian? Karena setiap manusia memiliki sikap dan perilaku yang biasa kita
sebut dengan aspek psikologis. Pengaruh dari kebiasaan, prespektif orang lain,
kemalasan, kekakuan dalam berfikir, ketakutan untuk mengambil resiko atau
ketidakberanian untuk mencoba hal baru, menjadi alasan terhambatnya
pengembangan potensi kreatif seseorang.

 Pola Asuh

Anak-anak yang tumbuh dan berkembang disuasana keluarga terbuka,


saling menyayangi, saling menghargai, saling menerima dan mendengarkan
pendapat orang lain, mereka akan tumbuh menjadi anak-anak yang aktif, terbuka,
penuh inisiatif dan produktif. Sebaliknya, jika anak terlalu dikekang, tidak

6
memiliki kebebasan berpendapat, memaksakan kehendak, mereka tidak akan
memiliki peluang untuk berinisiatif.

 Sistem Pendidikan

Kegiatan disekolah yang membosankan, monoton dan kurang


menyenangkan, membuat anak-anak merasa jenuh dan akhirnya tidak bergairah
saat menerima materi pelajaran. Lingkungan sekolah yang kurang menunjang
anak-anak untuk mengekspresikan kreativitasnya akan berdampak pada
kurangnya kesempatan anak-anak untuk berani berkreasi.

Musbikin (dalam Setiawan, dkk, 2017:163) menjelaskan beberapa faktor yang dapat
menjadi penghambat bagi berkembangnya kreativitas, yaitu:

1) Tidak ada dorongan untuk bereksplorasi.


Tidak pernah merangsang siswa dengan pertanyaan dan kurang membangkitkan
rasa ingin tahu siswa ternyata membangkitkan rasa ingin tahu siswa ternyata
menghambat kreativitas.
2) Jadwal yang terlalu ketat.
Ketika penjadwal kegiatan siswa terlalu padat, akan menghilangkan salah satu
unsur dalam pengembangan kreativitas.
3) Terlalu menekan “kebersamaan keluarga”.
Siswa membutuhkan waktu untuk mengembangkan kreativitas, sehingga
diberikan waktu tertentu untuk sendiri.
4) Tidak boleh berkhayal.
Berkhayal bagi anak-anak bukan kegiatan percuma, tetapi dapat dijadikan bagian
untuk mengembangkan kreativitas dengan melakukan imajinasi. Orang tua berperan
untuk mengarahkan dan mendampingi pendalaman imajinasi siswa.
5) Orang tua konservatif.
Orang tua yang konservatif biasanya tidak berani menyimpang dari pola solusi
lama. Orang tua model ini biasanya cepat khawatir dengan proses kreativitas sisa
yang umumnya berada di luar garis kebiasaan.
6) Terlalu protektif.

7
Perlindungan yang berlebihan bagi siswa akan menghilangkan kesempatan untuk
bereksplorasi dalam cara baru atau cara berbeda.
7) Disiplin otoriter.
Hal ini mengarah pada tidak bolehnya siswa menyimpang dari perilaku yang
disetujui orang tua, mengakibatkan anak menjadi tidak kreatif.
8) Penyediaan alat bermain yang terlalu terstruktur.
Alat permainan yang sangat terstruktur menghilangkan kesempatan siswa
melakukan bermain secara kreatif

Selanjutnya, Masganti mengemukakan beberapa faktor yang dapat menghambat


perkembangan kreativitas anak yaitu:

1) Evaluasi

Evaluasi disini dapat berupa Kritik atau penilaian Positif, walaupun dalam
bentuk pujian akan membuat anak kurang kreatif, jika pujian itu memusatkan
perhatian pada harapan akan dinilai. Misalnya guru memberikan evaluasi dalam
bentuk angka dan tidak memberikan penjelasan serta umpan balik positif.

2) Hadiah

Kebanyakan orang percaya bahwa memberikan hadiah akan memperbaiki


atau meningkatkan prilaku tersebut. Namun pada kenyataanya tidak demikian,
pemberian hadiah dapat merusak motivasi instrinsik dan mematikan kreativitas.

3) Persaingan

Persaingan biasa terjadi di kehidupan sehari-hari dan sayangnya hal ini


dapat mematikan kreativitas. Misalnya, dalam bentuk konteks dengan hadiah
untuk pekerjaan yang terbaik, selanjutnya hal ini menimbulkan persaingan antar
siswa dan siswa akan mulai membandingkan dirinya dengan siswa lain.

4) Lingkungan yang membatasi

8
Belajar yang kreatif tidak dapat ditingkatkan dengan pemaksaan. Sebagai
anak ia mempunyai pengalaman mengikuti sekolah yang sangat menekankan pada
disiplin dan hafalan semata-mata.

BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Faktor-faktor pendukung dan penghambat kreativitas hendaknya diperhatikan dan
dipahami oleh pendidik agar orang tua dapat memberikan stimulasi yang tepat sehingga
kreativitas anak dapat berkembang baik. Dan harapannya dengan memahami faktor penghambat
kreativitas tersebut para guru PAUD dapat meminialisir kesalahan dalam memberikan stimulasi
pada anak didiknya.

4.2 Saran
Penelitian diatas belumlah sempurna, hal ini masih sangat terbuka untuk diteliti melalui
pendekatan lainnya.
Demikian makalah ini penulis susun, penulis sadar bahwa dalam penyusunan makalah ini
masih banyak kekurangan oleh karena itu penulis mengharapkan berbagai macam kritik demi
sempurnanya makalah ini.

9
DAFTAR PUSTAKA

Susanto, Ahmad, 2011. Perkembangan Anak Usia Dini, Jakarta: Kencana.h,124.

Yeni Rachmawati dan Euis Kurniati. Strategi Pengembangan Kreativitas pada Anak Usia
Taman Kanak-kanak (Jakarta: Depdikbud, 2005), h. 15.

Slameto. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. (Jakarta: Rineka Cipta, 2010). h. 146.

Muliawan, Jasa Ungguh. 2016. Mengembangkan imajinasi dan kreatifitas


anak.Yogyakarta:Gava Media.

Munandar,Utami. 2014. Pengembangan kreativitas anak berbakat. Jakarta:Rineka Cipta.

Holis Ade, 2016, ”Belajar Melalui Bermain untuk Pengembangan Kreativitas dan Kognitif Anak
Usia Dini”, Jurnal Pendidikan, Vol. 09: No. 01:2016

Masganti, Dkk, 2016, Pengembangan Kreativitas Anak Usia Dini, Medan:Perdana Publishing.

Rachmawati dan Kurniati, 2010, Strategi Pengembangan Kreativitas Pada Anak.


Jakarta:Kencana Prenada Media Group.

10

Anda mungkin juga menyukai