Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

LINGKUNGAN DALAM PENDIDIKAN ISLAM


Disusun untuk Memenuhi Tugas Terstruktur
Mata Kuliah Imu Pendidikan islam
Pada Jurusan Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD) Kelas A Semester 1
Tahun Akademik 2020/2021

Disusun Oleh: Kelompok 6

- Siti Masyitoh (2008108006)


- Dini Fitriani Salsabila (2008108011)
- Alifta Nuur fadilah (2008108012)

Dosen pengampu
Durtam Sayidi Ag,M.Pd.I

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN (FITK)


INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI(IAIN)
SYEKH NURJATI CIREBON
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya,
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah ini yang berjudul “ILMU PENDIDIKAN
ISLAM” tepat waktunya.
Adapun tujuan dari penulis makalah ini adalah untuk memenuhi tugas bapak Durtam
Sayidi Ag,M.Pd.I. Pada mata kuliah ilmu pendidikan islam. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan bagi saya dan teman-teman semua tentang apa itu
Lingkungan Dalam Pendidikan.
Saya mengucapkan terima kasih kepada bapak Durtam Sayidi Ag,M.Pd.I. Selaku
dosen ilmu pendidikan islam yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menanmbah
pengetahuan dan wawasan kami dan teman-teman semua.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Saya menyadari bahwa makalah yang saya buat ini masih jauh dari kata sempurna.
oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.

Jakarta, 25 Oktober 2020

KELOMPOK 6
DAFTAR ISI

JUDUL................................................................................................................ i

KATA PENGANTAR........................................................................................ ii

DAFTAR ISI...................................................................................................... iii

BAB I, PENDAHULUAN

A. Latar Belakang........................................................................................

B. Rumusan Masalah...................................................................................

C. Tujuan Pembelajaran...............................................................................

BAB II, PEMBAHASAN

A. Pengertian Lingkungan

B. Pandangan Islam Mengenai Lingkungan Pendidikan

C. Jenis Lingkungan Pendidikan

BAB III, PENUTUP

A. Simpulan

B. Saran

C. Daftar Pustaka
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukkan pribadi manusia.
Pendidikan sangat berperan dalam membentuk baik atau buruknya pribadi manusia menurut
ukuran normatif. Disisi lain proses perkembangan dan pendidikan manusia tidak hanya
terjadi dan dipengaruhi oleh proses pendidikan yang ada dalam sistem pendidikan formal
(sekolah) saja. Manusia selama hidupnya selalu akan mendapat pengaruh dari keluarga,
sekolah, dan masyarakat luas. Ketiga lingkungan itu sering disebut sebagai tripusat
pendidikan.
Dengan kata lain proses perkembangan pendidikan manusia untuk mancapai hasil
yang maksimal tidak hanya tergantung tentang bagaimana sistem pendidikan formal
dijalankan. Namun juga tergantung pada lingkungan pendidikan yang berada di luar
lingkungan formal.
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian Lingkungan Pendidikan.
2. Pandangan Islam Mengenai Lingkungan Pendidikan
3. Jenis Lingkungan Pendidikan.
4. Fungsi Lingkungan Pendidikan
C. Tjuan Masalah
1. Memahami pengertian lingkungan pendidikan
2. Mengetahui pandangan islam mengenai lingkungan pendidikan
3. Mengetahui apa saja jenis lingkungan pendidikan
4. Mengetahui Apa saja fugsi lingkungan pendidikan
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Lingkungan Pendidikan
Secara Fisiologis, lingkungan meliputi segala kondisi dan material jasmaniah di dalam
tubuh anak, seperti gizi, vitamin, air, zat asam, suhu, sistem syaraf, peredaran darah,
pernafasan, pencernaan makanan, kelenjar-kelenjar indoktrin, sel-sel pertumbuhan dan
kesehatan jasmani. Secara psikologis, lingkungan mencakup segenap stimulasi, interaksi dan
kondisi eksternal dalam hubungannya dengan perlakuannya maupun karya orang lain. Pola
hidup keluarga, pergaulan kelompok, pola hidup masyarakat, latihan belajar, pendidikan
pengajaran, bimbingan dan penyuluhan, adalah termasuk lingkungan ini. Tonies
membedakan lingkungan menjadi:
1) Gemeinschaft (community –peguyuban) yaitu kelompok atau kesatuan hidup bersama yang
bersifat tradisional. Ada ikatan kekerabatan, ikatan adat kebiasaan norma, pola tingkah laku.
2) Gesellschaft (Society – patembayan) yaitu kelompok / kesatuan hidup bersama yang bersifat
modern. Ada ikatan formal-rasional dengan aturan-aturan yang ditentukan untuk mengatur
kehidupan bersama (kota, Negara, organisasi ekonomi, organisasi politik).

Lingkungan merupakan salah satu faktor pendidikan yang ikut serta menentukan
corak pendidikan Islam, yang tidak sedikit pengaruhnya terhadap anak didik. Lingkungan
yang dimaksud disini adalah lingkungan yang berupa keadaan alam sekitar yang dapat
mempengaruhi pendidikan anak. Anak didik akan untung apabila mendapat pengaruh yang
bai, sebaliknya anak didik akan rugi apabila mendapat pengaruh yang kurang baik.
Lingkungan adalah sesuatu yang berada diluar diri anak dan mempengaruhi
perkembanganya.

Menurut Sartain (Ahli psikolog dari Amerika) mengatakan bahwa yang dimaksud
lingkungan sekitar adalah meliputi semua kondisi dalam dunia ini yang dengan cara-cara
tertentu. Lingkungan pendidikan adalah segala yang tampak dalam alam kehidupan yang
senantiasa berkembang. Ia adalah seluruh yang ada, baik manusia maupun benda buatan
manusia, atau alam yang bergerak atau tidak bergerak, kejadian-kejadian atau hal-hal yang
mempunyai hubungan dengan seseorang.
Lingkungan pendidikan adalah suatu institusi atau kelembagaan di mana pendidikan
itu berlangsung. Lingkungan tersebut akan mempengaruhi proses pendidikan yang
berlangsung. Dalam beberapa sumber bacaan kependidikan, jarang dijumpai pendapat para
ahli tentang pengertian lingkungan pendidikan Islam. Menurut Abuddin Nata, kajian
lingkungan pendidikan Islam (Tarbiyah Islamiyah) biasanya terintegrasi secara implisit
dengan pembahasan mengenai macam-macam lingkungan pendidikan. Namun demikian,
dapat dipahami bahwa lingkungan pendidikan Islam adalah suatu lingkungan yang di
dalamnya terdapat ciri-ciri ke-Islaman yang memungkinkan terselenggaranya pendidikan
Islam dengan baik.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa lingkungan pendidikan Islam adalah
lingkungan yang menyangkut tentang islam yang meliputi lingkungan sekolah, keluarga dan
masyarakat.

2. Pandangan Islam Mengenai Lingkungan Pendidikan

Salah satu sistem yang memungkinkan proses kependidikan Islam berlangsung


secara konsisten dan berkesinambungan dalam rangka mencapai tujuannya adalah
institusi atau kelembagaan pendidikan Islam. Dari pernyataan ini dapat dipahami bahwa
lingkungan pendidikan Islam adalah suatu institusi atau lembaga dimana pendidikan itu
berlangsung. Menurut Abudin Nata (2010) lingkungan pendidikan Islam adalah suatu
lingkungan yang di dalamnya terdapat ciri-ciri ke-Islaman yang memungkinkan
terselenggaranya pendidikan Islam dengan baik. Dalam al-Qur’an, tidak dikemukakan
penjelasan tentang lingkungan pendidikan Islam tersebut, kecuali lingkungan pendidikan
yang terdapat dalam praktek sejarah yang digunakan sebagai tempat terselenggaranya
pendidikan, seperti masjid, rumah, dan lain-lain. Meskipun lingkungan seperti itu tidak
disinggung secara langsung dalam al-Qur’an, akan tetapi al-Qur’an juga menyinggung
dan memberikan perhatian terhadap lingkungan sebagai tempat sesuatu. Seperti dalam
menggambarkan tentang tempat tinggal manusia pada umumnya, dikenal istilah al-
Qaryah yang diulang dalam al-Qur’an sebanyak 52 kali yang dihubungkan dengan
tingkah laku penduduknya. Sebagian ada yang dihubungkan dengan penduduknya yang
berbuat durhaka lalu mendapat siksa dari Allâh Subhânahû wa Ta’âlâ, diantaranya
terdapat dalam QS. alA’râf ayat 4 sebagai berikut:‫وكم من قرية اهلكنها فجا ءهابأسنابينااوهم قأءلون‬.
Artinya: Berapa banyak negeri yang telah Kami binasakan, maka datanglah siksaan kami
(menimpa Penduduknya) diwaktu mereka berada di malam hari, atau di waktu mereka
beristirahat di tengah hari (Q.S. al- A’râf: 4). Kata qoryah diartikan sebagai negeri.
Negeri juga bisa diartikan sebagai lingkungan. Dalam ayat tersebut, Allah musnahkan
beberapa negeri karena penduduknya berbuat durhaka. Artinya, lingkungan mereka yang
berbuat durhaka kepada Allah, Allah binasakan mereka.Sebagian dihubungkan pula
dengan penduduknya yang berbuat baik sehingga menimbulkan suasana yang aman dan
damai.

Dalam ayat-ayat tersebut di atas menunjukkan bahwa lingkungan sangat berpengaruh


terhadap proses sampai dengan tujuan akhir dan berperan penting sebagai tempat kegiatan
bagi manusia baik kegiatan duniawi maupun kegiatan ukhrawi, termasuk di dalamnya adalah
kegiatan proses pembelajaran yang dilakukan oleh pendidikan Islam seperti madrasah
ibtidaiyah, madrasah tsanawiyah, madrasah aliyah, majelis ta’lim, dan sebagainya.

3. Jenis Lingkungan Pendidikan


Lingkungan ditinjau dari perspektif pendidikan Islam adalah sesuatu yang ada di
sekeliling tempat anak melakukan adaptasi, meliputi:
1) Lingkungan alam, seperti udara, daratan, pegunungan, sungai, danau, lautan, dan
lain-lain.
2) Lingkungan Sosial, seperti rumah tangga, sekolah,dan masyarakat.

Ki Hajar Dewantara mengartikan lingkungan dengan makna yang lebih simple dan
spesifik. Ia mangatakan bahwa apa yang dimaksud dengan lingkungan pendidikan berada
dalam 3 pusat lembaga pendidikan yaitu; lingkungan keluarga, lingkungan sekolah,
lingkungan organisasi pemuda atau kemasyarakatan.

1. Lingkungan Keluarga

Keluarga adalah lingkungan utama yang dapat membentuk watak dan karakter
manusia. Keluarga adalah lingkungan pertama dimana manusia melakukan komunikasi
dan sosialisasi diri dengan manusia lain selain dirinya. Didalam keluarga pula manusia
untuk pertama kalinya dibentuk baik sikap maupun kepribadiannya. Lembaga pendidikan
keluarga merupakan lembaga pendidikan yang pertama, karena didalam keluarga inilah
tempat meletakkan dasar-dasar kepribadian anak.
Dalam ajaran Islam telah dinyatakan oleh Nabi Muhammad Saw dalam sabdanya
yang berbunyi:

‫ـودَانِ ِه َأوْ يُنَصِّ َرانِ ِه‬ ْ ِ‫ ُكلُّ َموْ لُوْ ٍد يُوْ لَ ُد َعلَى ْالف‬.
ِّ َ‫ط َر ِة َوِإنَّ َما َأبَ َواهُ يُ َمجِّ َسانِ ِه َأوْ يُه‬

Artinya: “Setiap anak dilahirkan atas dasar fitrah,maka sesungguhnya kedua orang tuanyalah
yang menjadikan dia Majusi, Yahudi dan Nasrani”

Berdasarkan hadist tersebut, jelaslah bahwa orang tua memegang peranan penting dalam
membentuk kepribadian anak. Anak dilahirkan dalam keadaan suci, adalah menjadi tanggung
jawab orang tua untuk mendidiknya.[5] Keluarga dalam perspektif pendidikan Islam
memiliki tempat yang sangat strategis dalam pengembangan kepribadian hidup seseorang.
Baik buruknya kepribadian seseorang akan sangat tergantung pada baik buruknya
pelaksanaan pendidikan Islam di keluarga. Fungsi keluarga dalam kajian lingkungan
pendidikan Islam sebagai institusi sosial dan institusi pendidikan keagamaan, antara lain;

a. Keluarga sebagai Institusi Sosial

Orang tua berkewajiban untuk mengembangkan fitrah dan bakat yang dimilikinya.
Pendidikan dalam perspektif ini, tidak menempatkan anak sebagai objek yang dipaksa
mengikuti nalar dan kepentingan pendidikan, tetapi pendidikan anak berarti
mengembangkan potensi dasar yang dimiliki anak yang dimaksud. Dalam Islam, potensi
yang dimaksud cenderung pada kebenaran. Karena ia cenderung pada kebenaran, maka
orang tua dituntut untuk mengarahkannya.

Posisi keluarga seperti gambar di atas, menurut M. Noor Syam telah


menunjukkan bahwa keluarga pada hakekatnya berperan sebagai institusi sosial. Keluarga
menjadi bagian dari masyarakat dan Negara. Tanggung jawab sosial dalam keluarga, akan
menjadi kesadaran bagi perwujudan masyarakat yang baik. Keluarga merupakan
lingkungan sosial yang pertama. Di lingkungan ini anak akan diperkenalkan dengan
kehidupan sosial. Adanya interaksi antara anggota keluarga yang satu dengan keluarga
yang lainnya menyebabkan ia menjadi bagian dari kehidupan sosial.

b. Keluarga sebagai Institusi Pendidikan/Keagamaan

Manusia adalah satu-satunya mahluk yang dapat dididik dan membutuhkan


pendidikan. Dalam perspektif Islam, yang jauh lebih penting lagi adalah bagaimana orang
tua membantu perkembangan psikologis dan intelektual anak. Aspek ini membutuhkan
kasih sayang, asuhan dan perlakuan yang baik. Termasuk yang jauh lebih penting lagi
adalah peran orang tua menanamkan nilai-nilai keagamaan dan keimanan anak. Model
pendidikan keimanan yang diberikan orang tua kepada anak, dituntut agar lebih dapat
merangsang anak dalam melakukan contoh perilaku orang tua (uswatun hasanah).

2. Lingkungan Sekolah

Sekolah adalah lembaga pendidikan yang sangat penting sesudah keluarga, karena
semakin besar kebutuhan anak, maka orang tua menyerahkan tanggung jawabnya
sebagian kepada lembaga sekolah. Sekolah berfungsi sebagai pembantu keluarga dalam
mendidik anak. Sekolah memberikan pendidikan dan pengajaran kepada anak-anak
mengenai apa yang tidak dapat atau tidak ada kesempatan orang tua untuk memberikan
pendidikan dan pengajaran didalam keluarga. Oleh karena itu sudah sepantasnyalah orang
tua menyerahkan tugas dan tanggung jawabnya kepada sekolah.

Tugas guru dan pemimpin sekolah di samping memberikan ilmu pengetahuan-


pengetahuan, keterampilan, juga mendidik anak beragama. Disinilah sekolah berfungsi
sebagai pembantu keluarga dalam memberikan pendidikan dan pengajaran kepada anak
didik. Pendidikan budi pekerti dan keagamaan yang diselenggarakan di sekolah-sekolah
haruslah merupakan kelanjutan, atau setidak-tidaknya jangan bertentangan dengan apa
yang diberikan dalam keluarga.

Sekolah telah membina anak tentang kecerdasan, sikap, minat dan lain sebagainya
dengan gaya dan caranya sendiri sehingga anak mentaatinya. Lingkungan yang positif
terhadap pendidikan Islam yaitu lingkungan sekolah yang memberikan fasilitas dan
motivasi untuk berlangsungnya pendidikan agama ini. Sedangkan lingkungan sekolah
yang netral dan kurang menumbuhkan jiwa anak untuk gemar beramal, justru menjadikan
anak jumud, picik, berwawasan sempit. Sifat dan sikap ini menghambat pertumbuhan
anak. Lingkungan sekolah yang negatif terhadap pendidikan agama yaitu lingkungan
sekolah yang berusaha keras untuk meniadakan kepercayaan agama di kalangan anak
didik.

Bagi setiap muslim yang benar-benar beriman dan melaksanakan ajaran-ajaran


Islam, mereka berusaha untuk memasukkan anak-anaknya ke sekolah-sekolah yang
diberikan pendidikan agama. Dalam hal ini mereka mengharapkan agar anak didiknya
kelak memiliki kepribadian yang sesuai dengan ajaran Islam atau dengan kata lain
berkepribadian muslim. Yang dimaksud dengan berkepribadian muslim adalah
kepribadian yang seluruh aspeknya baik tingkahlakunya, kegiatan jiwanya maupun
filsafat hidup dan kepercayaannya menunjukkan pengabdiannya kepada Tuhan dan
penyerahan diri hanya kepada-Nya.

3. Lingkungan Masyarakat.

Lembaga pendidikan masyarakat merupakan lembaga pendidikan yang ketiga


sesudah keluarga dan sekolah. Corak ragam pendidikan yang diterima anak didik dalam
masyarakat ini banyak sekali, yaitu meliputi segala bidang baik pembentukan kebiasaan,
pembentukan pengetahuan, sikap dan minat maupun pembentukan kesusilaan dan
keagamaan.

Secara sederhana, masyarakat didefinisikan sebagai kumpulan individu atau


kelompok yang diikat oleh kesatuan negara, kebudayaan, agama. Dalam batasan lain Mac
Iver dan Page mendefenisikan, bahwa masyaraakat adalah suatu sistem dari kebiasaan
dan tatacara, wewenang, dan ker jasama antara berbagai kelompok dan golongan,
pengawasan, tingkahlaku, serta kebebasan manusia.

Pendidikan dalam pendidikan masyarakat ini bisa dikatakan pendidikan secara


tidak langsung, pendidikan yang dilaksanakan dengan tidak sadar oleh masyarakat. Dan
anak didik secara sadar atau tidak telah mendidik dirinya sendiri, mencari pengetahuan
dan pengalaman sendiri, mempertebal keimanan serta keyakinan dan keagamaan di dalam
masyarakat.

Manusia adalah makhluk yang diciptakan Allah SWT, yang keberadaan hidupnya
tidak dapat menyendiri. Manusia membutuhkan masyarakat di dalam pertumbuhan da
perkembangan kemajuannya yang dapat meninggikan kualitas hidupnya. Semua itu
membutuhkan masyarakat, dan mereka harus hidup di masyarakat. Ibnu Sina pernah
mengatakan : “Manusia berbeda dengan makhluk lainnya disebabkan manusia itu tidak
dapat memperbaiki kehidupannya jika ia hidup menyendiri tanpa ada orang lain yang
menolong memenuhi kebutuhan hidupnya”. Kebutuhan manusia yang diperlukan dari
masyarakat tidak hanya menyangkut bidang material melainkan juga bidang spiritual,
termasuk ilmu pengetahuan, pengalaman, keterampilan, dan sebagainya. Dengan
demikian, dapat ditarik suatu pemahaman bahwa dalam rangka memenuhi kebutuhan
pendidikan manusia memerlukan adanya lingkungan sosial masyarakat.

Dari semua lingkungan masyarakat yang dapat digunakan dalam proses


pendidikan dan pengajaran secara umum dapat dikategorikan menjadi tiga macam
lingkungan belajar yakni lingkungan sosial, lingkungan alam dan lingkungan buatan.

1. Lingkungan Sosial

Lingkungan sosial sebagai sumber belajar berkenaan dengan interaksi manusia


dengan kehidupan bermasyarakat, seperti organisasi sosial, adat dan kebiasaan, mata
pencaharian, kebudayaan, pendidikan, kependudukan, struktur pemerintahan, agama dan
sistem nilai. Lingkungan sosial tepat digunakan untuk mempelajari ilmu-ilmu sosial dan
kemanusiaan. Dalam praktek pengajaran penggunaan lingkungan sosial sebagai media
dan sumber belajar hendaknya dimulai dari lingkungan yang paling dekat, seperti
keluarga, tetangga, rukun tetangga, rukun warga, kampung, desa, kecamatan dan
seterusnya.

2. Lingkungan Alam

Lingkungan alam berkenaan dengan segala sesuatu yang sifatnya alamiyah seperti
keadaan geografis, iklim, suhu udara, musim, curah hujan, flora (tumbuhan), fauna
(hewan), sumber daya alam (air, hutan, tanah, batu-batuan dan lain-lain). Lingkungan
alam tepat digunakan untuk bidang studi ilmu pengetahuan alam.

3. Lingkungan Buatan

Disamping lingkungan sosial dan lingkungan alam yang sifatnya alami, ada juga
yang disebut lingkungan buatan yakni lingkungan yang sengaja dibuat atau dibangun
manusia untuk tujuan-tujuan tertentu yang bermanfaat bagi kehidupan manusia.
Lingkungan buatan antara lain irigasi atau pengairan, bendungan, pertamanan, kebun
binatang, perkebunan, penghijauan, dan pembangkit tenaga listrik. Siswa dapat
mempelajari lingkungan buatan dari berbagai aspek seperti prosesnya, pemanfaatannya,
fungsinya, pemeliharaannya, daya dukungannya, serta aspek lain yang berkenaan dengan
pembangunan dan kepentingan manusia dan masyarakat pada umumnya.

4.Fungsi Lingkungan Pendidikan


Tempat berlangsungnya pendidikan itu disebut lingkungan pendidikan, khususnya pada
tiga lingkungan utama pendidikan yakni keluarga, sekolah, dan masyarakat (Umar
Tirtaraharja et. al., 1990: 39–40). Seperti diketahui, lingkungan pendidikan pertama dan
utama adalah keluarga. Makin bertambah usia seseorang, peranan lingkungan pendidikan
lainnya (yakni sekolah dan masyarakat) semakin penting meskipun pengaruh lingkungan
keluarga masih tetap berlanjut. Secara umum fungsi lingkungan pendidikan adalah
membantu peserta didik dalam interaksi dengan berbagai lingkungan sekitarnya,
utamanaya berbagai sumber daya pendidikan yang tersedia, agar dapat mencapai tujuan
pendidikan yang optimal. Antara lingkungan yang satu dengan lingkungan yang lain tidak
mungkin untuk berdiri sendiri. Terdapat hubungan timbal balik dan saling mempengaruhi
antar lingkungan pendidikan.

Lingkungan keluarga sebagai dasar pembentukan sikap dan sifat manusia. Lingkungan
sekolah sebagai bekal skil dan ilmu pengetahuan, sedangkan lingkungan masyarakat
merupakan tempat praktek dari bekal yang diperoleh di keluarga dan sekolah sekaligus
sebagai tempat pengembangan kemampuan diri.

Melihat hal diatas maka sudah selayaknya terdapat koordinasi antar lingkungan sehingga
terjadi keselarasan dan keserasian dalam menjadikan manusia yang berpendidikan dan
berkepribadian unggul.

Setiap pusat pendidikan dapat berpeluang memberikan kontribusi yang besar dalam
ketiga kegiatan pendidikan, yakni:

-pembimbingan dalam upaya pemantapan pribadi yang berbudaya

-pengajaran dalam upaya penguasaan pengetahuan

-pelatihan dalam upaya pemahiran keterampilan.

BAB III

PENUTUP

A.Kesimpulan

Lingkungan mempunyai peranan yang sangat penting terhadap keberhasilan pendidikan


Islam. Karena perkembangan jiwa anak itu sangat dipengaruhi oleh keadaan
lingkungannya. Lingkungan dapat berpengaruh positif dan pengaruh yang negatif
terhadap pertumbuhan dan perkembangan jiwa anak, sikapnya, akhlaknya, dan
perasaan agamanya.

Jadi, dibutuhkan pendidikan terpadu antara ketiga lingkungan pendidikan tersebut.


Dengan keterpaduan ketiganya, diharapkan pendidikan yang dilaksanakan mampu
mewujudkan tujuan yang diinginkan. Pendidikan terpadu seperti inilah yang diinginkan
dalam perspektif pendidikan Islam.

B. Saran

Demikian makalah ini kami selesaikan dan kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh
dari kata sempurna, untuk itu kritik dan saran dari pembaca sangat diharapkan demi
kesempurnaan penulisan makalah di kemudian hari. Semoga isi dari makalah ini dapat
memberi manfaat bagi para pembaca.

C. Daftar pustaka

http://blogrofika.blogspot.com/2014/12/fungsi-dan-jenis-lingkungan-pendidikan.html?
m=1

https://www.academia.edu/8798992/Makalah_Lingkungan_Pendidikan_Perspektif_Islam

Hasbullah.2008.Lingkungan pendidikan dalam Alquran dan


hadist.https://www.neliti.com/id/publications/256473/lingkungan-pendidikan-dalam-al-
quran-dan-hadis

Anda mungkin juga menyukai