Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

Sejarah Pemikiran Paud dan Pradigma Tokoh Barat Tentang Aud


Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliahKonsep Dasar PAUD
Pada Jurusan Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD) ASemester I
Tahun akademik 2020/2021

Disusun oleh :

1. WAFIQ NUR AFIFAH ( 2008108002 )


2. ADHIRA SAFITRI (2008108004)
3. NIKA RATNA DINA (2008108001
4. MITA FEBRILIA PUTRI (2008108010)
5. DINI FITRIANI SALSABILAH (2008108011)
6. SITI BARKATUSSALSABILA (2008108015)
7. MOH. RIZQI LUTVIANSYAH (2008108005)

DosenPengampu :

LUTFATULATIFAH M.Pd

JURUSAN PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI (PIAUD)


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN (FITK)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SYEKH NURJATI CIREBON
TAHUN 2020

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini yang berjudul “Konsep
Peserta Didik Dalam Pendidikan Islam” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Bapak Dosen
Durtam Sayidi Ag,M.Pd.I pada mata kuliah Ilmu Pendidikan Islam. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan dan pengetahuan bagi kami dan teman-teman semua
tentang apa itu “Konsep Peserta Didik Dalam Pendidikan Islam”

Kami juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah yang kami buat ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah
ini.

Cirebon, 5 November 2020

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................................................... i

Daftar Isi ........................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang


1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penulisan

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................. 2

2.1 johanann heinrich pestalozzi

2.2 Frederich Wilhelm Froebel

2.3 Maria Montessori

BAB III PENUTUP ...............................................................................................10

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran dan Kritik

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan bagi kehidupan manusia merupakan suatu kebutuhan mutlak yangsangat penting
dan harus dipenuhi sepanjang hayat.Pendidikan yang diselanggarakan diIndonesia merupakan
realisasi dari salah satu didirikannya Negara Indonesia, yaitumencerdaskan kehidupan bangsa.
Melalui pendidikan akan lahir manusia-manusia yangmampu memberikan sumbangan pada
negara dengan potensi dan bakat yang dimiliki.Permasalahan saat ini metode yang beragam dan
banyak ditawarkan oleh lembagapendidikan anak usia dini belum tentu cocok untuk anak. Dalam
pernyataan tersebut,tentang metode apa yang cocok untuk digunakan dalam pendidikan anak,
metodemontessori menjadi salah satu tawaran yang dapat dipilih dan pendidikan mulai
dapatdiamati di negara maju maupun berkembang.
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pemikiran dan pradigma tokoh Johann Heinrich Pestalozzi tentang aud ?
2. Apa pemikiran dan pradigma tokoh Frederich Wilhelm Froebel tentang aud ?
3. Apa pemikiran dan pradigma tokoh Maria Montessori tentang aud ?

1.2 Tujuan Pembahasan

Adapun tujuan dalam pembuatan makalah adalah :

1. Untuk mengetahui pemikiran dan pradigma tokoh Johann Heinrich Pestalozzi tentang aud
2. Untuk mengetahui pemikiran dan pradigma tokoh Wilhelm Froebel tentang aud
3. Untuk mengetahui pemikiran dan pradigma tokoh Maria Montessori tentang aud

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 JOHANN HEINRICH PESTALOZZI (1746 – 1827)

Johann Heinrich Pestalozzi adalah seorang ahli pendidikan


Swiss yang hidup antara 1746-1827.Pestalozzi adalah seorang tokoh
yang memiliki pengaruh cukup besar dalam dunia pendidikan.
Pestalozzi berpandangan bahwa anak pada dasarnya memiliki
pembawaan yang baik.Pertumbuhan dan perkembangan yang terjadi
pada anak berlangsung secara bertahap dan berkesinambungan. Lebih lanjut ia mengemukakan
bahwa masing-masing tahap pertumbuhan dan perkembangan seorang individu haruslah tercapai
dengan sukses sebelum berlanjut pada tahap berikutnya. Permasalahan yang muncul dalam suatu
tahap perkembangan akan menjadi hambatan bagi individu tersebut dalam menyelesaikan tugas
perkembangannya dan hal ini akan memberikan pengaruh yang cukup besar pada tahap
berikutnya.

a.) Pandangan dasar menurut Pestalozzi, diantaranya:


a. Pertama menekankan pada pengamatan alam. Semua pengetahuan pada dasarnya
bersumber dari pengamatan yang akan menimbulkan pengertian. Namun jika
pengertian tersebut tanpa didasari pengamatan, maka akan menjadi sesuatu
pengertian yang kosong (abstrak).

2
b. Kedua adalah menumbuhkan keaktifan jiwa raga anak. Melalui keaktifan anak
akan mampu mengolah kesan (hasil) pengamatanmenjadi suatu pengetahuan.
Keaktifan akan mendorong anak melakukan interaksi dengan lingkungannya.
c. Ketiga adalah pembelajaran pada anak harus berjalansecara teratur setingkat demi
setingkat atau bertahap. Prinsip ini sangat cocok dengan kodrat anak yang tumbuh
dan berkembang secara bertahap.

b.) Prinsip-prinsip bimbingan yang diberikan pada anak, diantaranya:


 Pendidikan harus didasarkan pada psikologi anak
 Anak berkembang secara fisik, mental, moral melalui pengalaman
 Pengalaman-pengalaman harus melalui kesan yang menyenangkan, pengamatan
yang hati-hati, pengertian yang jelas dan pengaplikasian belajar dalam aktivitas
sehari-hari.
 Perkembangan belajar melalui hal-hal yang paling mudah yang lebih
sulit/kompleks dan dari yang kongkrit ke abstrak, dari pengalaman menuju ke
keputusan dan aturan-aturan.
 Guru harus mempertimbangkan dan respek kepada hal-hal yang disenangi oleh
anak. Kesiapan dalam belajar lebih lanjut, kebebasan berekspresi diri dan
kebutuhan sosial dan emosional.
 Disiplin dibutuhkan tetapi harus bersifat membangun bukan untuk menghukum.
Bahkan bila anak tertarik dan aktif, disiplin yang terlalu keras menjadi tidak
dibutuhkan.

c.) Pestalozzi berpendapat bahwa pendidikan anak perlu memperhatikan 5 konsep


dalam mengasuh, membimbing dan mendidik, yaitu:
 Heart, pendidik anak usia dini harus membelajarkan dengan ikhlas dari lubuk
hatinya dan bukan berdasarkan paksaan.
 Hand, pendidik harus mempunya keterampilan untuk berkreativitas sehingga
stimulasi yang diberikan pada anak sesuai, tepat dan menarik.
3
 Health, pendidikan harus sehat secara fisik dan rohani karena sosok seorang
pendidik akan sangat berpengaruh pada kelangsungan pembelajaran dan
kehidupan anak.
 Head, pendidik harus mempunyai wawasan berpikir yangluas sehingga
diharapkan wawasan anak yang dididiknyapun akan semakin bertambah.
 Harmonis, pendidik harus dapat membuat anak aman, nyaman dan menyenangkan
selama mengikuti kegiatan belajar.

d.) Tujuan pendidikan menurut Pestalozzi

Tujuan pendidikan adalah membimbing anak menjadi orang yang baik dengan jalan
mengembangkan potensi-potensi yang ada pada diri anak. Pandangan Pestalozzi banyak
dipengaruhi oleh teori yang dikemukakan oleh tokoh pendidikan, diantaranya : Rosseau, yang
memfokuskan pandangan kepada lingkungan alam sebagai sarana untuk pembatasan spirit anak;
Plato, yang memandang anak sebagai masa elastic dan ekpresif dari factor pembawaan;
Comenius, yang memandang bahwa pengalaman sensori anak dapat mewujudkan potensi ke
permukaan kesadaran serta Jhon Locke, yang memandang anak sebagai subjek bagi pengaruh-
pengaruh lingkungan.

Contoh Implementasi teori AVM dalam pembelajaran anak pada usia dini pada berbagai
lembaga pendidikan.

Di Play Group (Usia 2-3 tahun)

 Melalui Konsep Pendengaran (Auditory)

 Melalui Konsep Penglihatan (Visual)

 Konsep Ingatan (Memory)

Di Taman Kanak-kanak (usia 3-6 tahun)

 Melalui Konsep Pendengaran (Auditory)

 Melalui Konsep Penglihatan (Visual)

4
 Konsep Ingatan (Memory)

Di Sekolah Dasar (Usia 6 – 8 tahun)

 Melalui Konsep Pendengaran (Auditory)

 Melalui Konsep Penglihatan (Visual)

 Konsep Ingatan (Memory)

2.2 FREDERICH WILHELM FROEBEL (1782 – 18520)

Froebel yang bernama lengkap Friendrich Wilheim August


Froebel, lahir di Jerman pada tahun 1782 dan wafat pada tahun
1852.Pandangannya tentang anak banyak dipengaruhi oleh Pestalozzi
serta para filsuf Yunani.Froebel memandang anak sebagai individu
yang pada kodratnya bersifat baik.Sifat yang buruk timbul karena
kurangnya pendidikan atau pengertian yang dimiliki oleh anak tersebut.Konsep belajar menurut
Froebel lebih efektif melalui bermain dan lebih dititikberatkan pada pembelajaran keterampilan
motorik kasar atau halus.Beliaulah yang pertama kali memiliki ide untuk membelajarkan anak di
luar rumah.

a.) Tiga prinsip didaktik yang dikemukakan Froebel yaitu:


 Pengembangan otoaktivitas merupakan prinsip utama. Anak didik harus didorong
untuk aktif sehingga dapat melakukan berbagai kegiatan (pekerjaan) yang
produktif.
 Kebebasan atau suasana merdeka. Otoaktivitas anak akan tumbuh dan
berkembang jika pada anak diberikan kesempatan dalam suasana bebas sehingga
anak mampu berkembang sesuai potensinya masing-masing. Melalui suasana
bebas atau merdeka, anak akan memperoleh kesempatan mengembangkan daya
fantasi atau daya khayalnya, terutama daya cipta untuk membentuk sesuatu
dengan kekuatan fantasi anak.

5
 Pengamatan dan peragaan. Kegiatan ini dimaksudkan terutama dalam
mengembangkan seluruh indra anak. Prinsip ini selaras dengan apa yang telah
dikemukakan.

b.) Konsep pendidikan anak usia dini yang dikembangkan oleh Froebel antara lain:

 Kurikulum dan metodologi yang sesuai dengan perkembangan anak. Bermain


merupakan metode belajar yang paling efektif untuk anak-anak.Pengetahuan dan
konsep yang akan ditanamkan akan efektif diberikan melalui kegiatan main,
bukan drill dan instruksi.
 Mengamati kegiatan perkembangan anak dan memfasilitasi jika mereka akan
belajar sesuatu. Orang tua dan guru berkewajiban menyiapkankebutuhan
pertumbuhan dan perkembangan anak, baik alat, kegiatan, maupun konsep
pembelajaran. Orang tua dan guru juga dituntut untuk mengamati proses tumbuh
kembang anak dalam kegiatan yang difasilitasinya. Anak belajar ketika mereka
siap belajar. Kematangan setiap anak untuk belajar, berbeda satu sama lain karena
setiap anak itu unik. Proses bermain dan belajarakan bermakna jika anak memang
sudah siap untuk melakukannya karena organ-organ pengetahuannya telah
matang.
 Pentingnya belajar melalui bermain. Bermain merupakan kegiatan yang
menyenangkan. Anak dapat mempelajari sebuah konsep atau prilaku jika suasana
di sekitarnya dirasa aman, nyaman, dan menyenangkan. Anak akan mudah
menyerap makna pembelajaran, ketika kegiatan dilakukan melalui bermain.

Froebel percaya bahwa situasi pembelajaran bagi anak usia dini haruslah mencerminkan
unsur 3F yaitu:

1. Fridge (perdamaian) dalam pergaulan anak, pendidik dan orang disekitar.


2. Frevde (kegembiraan ) selama proses pembelajaran.
3. Frabeit (kemerdekaan ) adanya kebebasan dalam situasi dan kondisi ‘iklim’ pendidikan
yang kondusif.

6
2.3 MARIA MONTESSORI

Maria Montessori hidup sekitar tahun 1870-1952.Ia adalah


seorang dokter dan ahli tentang manusia yang berasal Italia. Pemikiran-
pemikiran serta metode yang dikembangkannya masih populer di seluruh
dunia.Pandangan Montessori tentang anak tidak terlepas dari pengaruh
pemikiran ahli yang lain yaitu Rousseau dan Pestalozzi yang
menekankanpada pentingnya kondisi lingkungan yang bebas dan penuh kasih agar potensi yang
dimiliki anak dapat berkembang secara optimal. Montessori memandang perkembangan anak
usia prasekolah/ TK sebagai suatu proses yang berkesinambungan. Ia memahami bahwa
pendidikan merupakan aktivitas diri yang mengarah pada pembentukan disiplin pribadi,
kemandirian dan pengarahan diri.

a.) Pandangan Montessori

Beberapa pandangan dan prinsip Montessori dalam mengembangkan pendidikan anak


usia dini dapat dicermati dari beberapa falsafah berikut ini:

 Anak usia dini tidak seperti orang dewasa, mereka terus menerus berada dalam
keadaan pertumbuhan dan perubahan, dimana pertumbuhannya sangat dipengaruhi oleh
lingkungan.

 Anak usia dini senang sekali belajar `selalu ingin tabu dan mencoba’. Tugas orang
dewasa adalah mendo¬rong, memberi kesempatan belajar dan membiarkan anak belajar
sendiri.

7
 Pikiran anak yang masih kecil mempunyai kemampuan besar untuk menyerap
berbagai pengalaman. Masa yang paling penting adalah masa pada rentang usia sejak
lahir sampai umur 6

 Anak usia dini menyerap hampir semua yang dipelajarinya dari lingkungan.

 Anak belajar banyak melalui gerakan-gerakan, Ia membutuhkan kesempatan


untuk bergerak, bereksplo¬rasi, belajar melalui alat inderanya.

 Anak melewati masa-masa tertentu dalam perkembangannya dan lebih mudah


untuk belajar, yang disebut dengan periode sensitive untuk belajar.

 Semakin banyak kesempatan anak mengirimkan rangsangan-rangsangan sensoris


ke otak, maka semakin berkembang kecerdasannya.

 Anak paling baik belajar dalam situasi kebebasan yang disertai disiplin diri.Anak
harus bebas bergerak dan memilih kegiatan yang disenanginya didalam kelas dengan
disertai disiplin diri.

 Orang dewasa khususnya guru tidak boleh memaksakan anak untuk belajar
sesuatu, dan tidak boleh mengganggu apa yang sedang dipelajari anak.

 Anak harus belajar sesuai dengan taraf kematangannya, tanpa paksaan untuk
menyesuaikan atau menjadi sama dengan anak lain.

 Anak mengembangkan kepercayaan pada dirinya bila ia berhasil melaksanakan


tugas-tugas sederhana.

 Bila anak diberi kesempatan untuk belajar pada saat sudah siap’matang’untuk
belajar, dia tidak saja akan dapat meningkatkan kecerdasannya tetapi juga akan
merasakan kepuasan, menambah kepercayaan diri dan keinginan untuk belajar lebih
banyak.

b.) Dasar pendidikan metode pembelajaran montessori menekankan pada tiga hal, yaitu:

1) Pendidikan sendiri (pedosentris)


8
Menurut montessori, anak-anak memiliki kemampuan alamiah untuk berkembang
sendiri. Amak punya hasrat alami untuk belajar dan bekerja, bersamaan dengan keinginan anak
yang kuat untuk mendapat kesenangan.Anak juga memiliki keinginan untuk mandiri.Dalam hal
ini, keinginan untuk mandiri tidak muncul atas perintah dari orang dewasa melainkan keinginan
tersebut muncul dalam diri anak itu sendiri. Dorongan alamiah akan terpenuhi dengan
memfasilitasi anak dengan aktifitas-aktifitas yang penuh kesibukan. Namun dalam kegiatan
tersebut anak harus berlatih sendiri tanpa dibantu.

2) Masa peka

Masa peka adalah masa yang sangat oenting dalam perkembangan seorang anak.Ketika
masa peka datang, maka anak harus segera difasilitasi dengan alat-alat permainan yang
mendukung aktualisasi potensi yang dimiliki. Guru memiliki kewajiban untuk mengobservasi
munculnya masa peka dalam diri anak agar dapat memberikan tindakan yang tepat sesuai dengan
kondisi anak.

Adapun Montessori memberikan bantuan periode sensitif atau masa peka dalam sembilan
tahapan sebagai berikut:

USIA PERKEMBANGAN
Lahir - 3 tahun >> masa penyerapan toral (absorbed mind), perkenalan
dan  pengalaman panca indera
1,5 - 3 tahun >> perkembangan bahasa        
1,5 - 4 tahun >> perkembangan dan koordinasi antara mata dan otot-
ototnya
2 - 4 tahun >> perhatian pada benda-benda kecil
>> perkembangan dan penyempurnaan gerakan-gerakan
2,5 – 6 tahun >> perhatian yang besar pada hal-hal yang nyata
3 – 6 tahun >> mulai menyadari urutan waktu dan ruang
3,5 – 4,5 tahun >> penyempurnaan penggunaan panca indera

4 – 4,5 tahun >> peka terhadap pengaruh orang dewasa


4,5 – 5,5 tahun >> mulai mencoret-coret
>> indera peraba mulai berkembang
>> Mulai tumbuh minat membaca

9
3) Kebebasan

Model pembelajaran montessori memberikan kebebasan kepada anak untuk berfikir,


berkarya dan menghasilkan sesuatu. Hal ini dikarenakan masa peka tidak dapat diketahui kapan
kepastian kemunculannya.Kebebasan ini bertujuan agar anak dapat mengaktualkan potensi anak
sebebas-bebasnya. Model pembelajaran montessori memfokuskan ppada pengembangan aspek
motorik, sensorik dan bahasa. Penekanan utamanya ditempatkan melalui pengembangan alat-alat
indera. Model pembelajaran montessori membebaskan anak untuk bergerak , menyentuh,
memanipulasi dan bereksplorasi secara bebas.

Langkah pembelajaran dalam model pembelajaran montessori terdiri dari tiga langkah
yaitu:

1) langkah menunjukkan

2) langkah mengenal

3) langkah mengingat.

c.) Prinsip-Prinsip Metode Pembelajaran Montessori


Montessori yang diterapkan dalam berbagai jenis program antara lain:
a. Menghormati Anak
Menghormati anak merupakan  landasan utama, dimana seorang guru
menghormati segala sesuatu yang diinginkan anak. Model pembelajaran
montessori menekankan pada rasa saling menghormati antara guru dengan murid
dan murid dengan guru. Guru membantu anak untuk membentuk pribadi yang
mandiri, taat, berperilaku baik, disiplin, serta bertanggung jawab terhadap diri
sendiri dan lingkungan sekitar. Peran guru dalam proses pembelajaran montessori
adalah sebagai model yang dapat dicontoh ataupun ditiru segala sesuatunya oleh
anak. Guru akan menunjukkan rasa hormat kepada anak ketika guru membantu
anak dalam melakukan kegiatan. Prinsip awal ini dapat membentuk anak untuk
menjadi pribadi yang mampu mengembangkan diri, ketarampilan dan
kemampuan dalam pembelajaran yang efektif.

10
b. Menyerap Pikiran Anak
Montessori percaya bahwa anak-anak mampu mendidik diri mereka
sendiri. Orang dewasa memperoleh pengetahuan dengan menggunakan
pemikirannya, namun anak-anak  membangun pengetahuannya melalui
pengalaman yang diperoleh secara langsung. Konsep pemikiran Montessori dalam
menyerap pemikiran anak yaitu agar seorang guru mampu memahami bahwa
anak-anak belajar dari lingkungan.Anak-anak belajar bergantung pada guru,
pengalaman dan lingkungan anak.
c. Periode sensitif
Periode sensitif  merupakan kondisi ketika anak-anak lebih rentan
terhadap perilaku tertentu dan dapat belajar keterampilan khusus lebih mudah.
Periode sensitif mengacu pada sensibilitas khusus yang mengakuisisi dalam
keadaan infantil. Semua anak mengalami periode sensitif yang sama (misalnya
periode sensitifuntuk menulis), urutan dan waktu berbeda untuk setiap anak. Salah
satu peran guru adalah dengan menggunakan observasi untuk mendeteksi tingkat
sensitivitas dan memberikan pengaturan untuk pemenuhan optimal.
d. Lingkungan yang Siap
Anak-anak belajar melakukan sesuatu dengan baik melalui
lingkungan.Anak-anak dapat melakukan hal-hal untuk diri mereka
sendiri.Lingkungan siap menjadi bahan pembelajaran dan pengalaman yang
tersedia untuk anak-anak dalam format yang teratur. Ruang Kelas Montessori
dijelaskan dengab apa yang pendidik anjurkan ketika mereka berbicara tentang
pendidikan yang berpusat pada anak dan pembelajaran aktif. Kebebasan adalah
karakteristik penting dari lingkungan siap. Sejak anak-anak dalam lingkungan
bebas untuk mengeksplorasi bahan yang mereka pilih sendiri, mereka akan
menyerap apa yang mereka temukan di sana.
e. Autoeducation (Jatidiri pendidikan)
Montessori menanamkan konsep bahwa anak-anak mampu mendidik diri
mereka sendiri autoeducation (Juga dikenal sebagai diri-pendidikan). Anak-
anak  secara aktif terlibat dalam lingkungan yang siap dan memberi  kebebasan
harfiah mendidik diri. Guru dalam metode montessori mempersiapkan ruang kelas
agar anak mampu mendidik diri mereka sendiri
11
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas terdapat beberapa pendapat para tokoh barat tentang
anak usia dini.
Johann Heinrich Pestalozzi berpendapat bahwa masing-masing tahap pertumbuhan
dan perkembangan individu anak usia dini haruslah tercapai dengan baik sebelum
berlanjut pada berikutnya. Pandangan dasar dari Pestalozzi yaitu menekankan pada
pengamatan alam, menumbuhkan keaktifan raga anak, dan pembelajaran pada anak usia
dini harus berjalan secara bertahap.

Menurut Frederich Wilhelm Froebel mengemukakan perdapatt nya yaitu kosep


belajar menurut Froebel lebih efektif melalui bermain dan lebih di titik beratkan pada
pembelajaraan keteramiplanmotorik kasar atau halus. Adapun prisip didatik yang
dikemukakan oleh Froebel :
- pengembangan otoaktivitas merupakan prinsip utama
- kebesan atau sauna merdeka
- pengamatan dan pergaan

Menurut Maria Montessori Montessori Montessori memandang perkembangan anak


usia prasekolah/TK sebagai suatu proses yang berkesinambungan. Ia memahami bahwa
pendidikan merupakan aktivitas diri yang mengarah pada pembentukan disiplin pribadi,
kemandirian dan pengarahan diri. Prinsip-Prinsip Metode Dalam Pembelajaran
Montessori diantaranya :
a) Menghormati anak
b) Menyerap pikiran anak
c) Periode sensitif
d) Lingkungan yang siap
e) Autoeducation (jatidiri pendidik)

3.2. Kritik dan Saran

Demikian makalah ini kami susun dan semoga bermanfaat untukkita.Kritik dan Saran
yang membangun kamiharapkan untuk perbaikan penyusunan makalah ini.

12
DAFTAR PUSTAKA

http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PGTK/197408062001121BADRU_ZAMAN/
Bahan_PLPG_TK_Konsep_Dasar_PAUD.pdf

http://pkgpaudjatinangor.blogspot.com/2013/09/pandangan-para-ahli-tentang-paud.html

https://kakcatur.wordpress.com/2017/01/26/rangkuman-teori-tokoh-pendidikan/

13

Anda mungkin juga menyukai