Disusun oleh :
DosenPengampu :
LUTFATULATIFAH M.Pd
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini yang berjudul “Konsep
Peserta Didik Dalam Pendidikan Islam” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Bapak Dosen
Durtam Sayidi Ag,M.Pd.I pada mata kuliah Ilmu Pendidikan Islam. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan dan pengetahuan bagi kami dan teman-teman semua
tentang apa itu “Konsep Peserta Didik Dalam Pendidikan Islam”
Kami juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah yang kami buat ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah
ini.
Kelompok 1
i
DAFTAR ISI
3.1 Kesimpulan
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Pendidikan bagi kehidupan manusia merupakan suatu kebutuhan mutlak yangsangat penting
dan harus dipenuhi sepanjang hayat.Pendidikan yang diselanggarakan diIndonesia merupakan
realisasi dari salah satu didirikannya Negara Indonesia, yaitumencerdaskan kehidupan bangsa.
Melalui pendidikan akan lahir manusia-manusia yangmampu memberikan sumbangan pada
negara dengan potensi dan bakat yang dimiliki.Permasalahan saat ini metode yang beragam dan
banyak ditawarkan oleh lembagapendidikan anak usia dini belum tentu cocok untuk anak. Dalam
pernyataan tersebut,tentang metode apa yang cocok untuk digunakan dalam pendidikan anak,
metodemontessori menjadi salah satu tawaran yang dapat dipilih dan pendidikan mulai
dapatdiamati di negara maju maupun berkembang.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pemikiran dan pradigma tokoh Johann Heinrich Pestalozzi tentang aud ?
2. Apa pemikiran dan pradigma tokoh Frederich Wilhelm Froebel tentang aud ?
3. Apa pemikiran dan pradigma tokoh Maria Montessori tentang aud ?
1. Untuk mengetahui pemikiran dan pradigma tokoh Johann Heinrich Pestalozzi tentang aud
2. Untuk mengetahui pemikiran dan pradigma tokoh Wilhelm Froebel tentang aud
3. Untuk mengetahui pemikiran dan pradigma tokoh Maria Montessori tentang aud
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
b. Kedua adalah menumbuhkan keaktifan jiwa raga anak. Melalui keaktifan anak
akan mampu mengolah kesan (hasil) pengamatanmenjadi suatu pengetahuan.
Keaktifan akan mendorong anak melakukan interaksi dengan lingkungannya.
c. Ketiga adalah pembelajaran pada anak harus berjalansecara teratur setingkat demi
setingkat atau bertahap. Prinsip ini sangat cocok dengan kodrat anak yang tumbuh
dan berkembang secara bertahap.
Tujuan pendidikan adalah membimbing anak menjadi orang yang baik dengan jalan
mengembangkan potensi-potensi yang ada pada diri anak. Pandangan Pestalozzi banyak
dipengaruhi oleh teori yang dikemukakan oleh tokoh pendidikan, diantaranya : Rosseau, yang
memfokuskan pandangan kepada lingkungan alam sebagai sarana untuk pembatasan spirit anak;
Plato, yang memandang anak sebagai masa elastic dan ekpresif dari factor pembawaan;
Comenius, yang memandang bahwa pengalaman sensori anak dapat mewujudkan potensi ke
permukaan kesadaran serta Jhon Locke, yang memandang anak sebagai subjek bagi pengaruh-
pengaruh lingkungan.
Contoh Implementasi teori AVM dalam pembelajaran anak pada usia dini pada berbagai
lembaga pendidikan.
4
Konsep Ingatan (Memory)
5
Pengamatan dan peragaan. Kegiatan ini dimaksudkan terutama dalam
mengembangkan seluruh indra anak. Prinsip ini selaras dengan apa yang telah
dikemukakan.
b.) Konsep pendidikan anak usia dini yang dikembangkan oleh Froebel antara lain:
Froebel percaya bahwa situasi pembelajaran bagi anak usia dini haruslah mencerminkan
unsur 3F yaitu:
6
2.3 MARIA MONTESSORI
Anak usia dini tidak seperti orang dewasa, mereka terus menerus berada dalam
keadaan pertumbuhan dan perubahan, dimana pertumbuhannya sangat dipengaruhi oleh
lingkungan.
Anak usia dini senang sekali belajar `selalu ingin tabu dan mencoba’. Tugas orang
dewasa adalah mendo¬rong, memberi kesempatan belajar dan membiarkan anak belajar
sendiri.
7
Pikiran anak yang masih kecil mempunyai kemampuan besar untuk menyerap
berbagai pengalaman. Masa yang paling penting adalah masa pada rentang usia sejak
lahir sampai umur 6
Anak usia dini menyerap hampir semua yang dipelajarinya dari lingkungan.
Anak paling baik belajar dalam situasi kebebasan yang disertai disiplin diri.Anak
harus bebas bergerak dan memilih kegiatan yang disenanginya didalam kelas dengan
disertai disiplin diri.
Orang dewasa khususnya guru tidak boleh memaksakan anak untuk belajar
sesuatu, dan tidak boleh mengganggu apa yang sedang dipelajari anak.
Anak harus belajar sesuai dengan taraf kematangannya, tanpa paksaan untuk
menyesuaikan atau menjadi sama dengan anak lain.
Bila anak diberi kesempatan untuk belajar pada saat sudah siap’matang’untuk
belajar, dia tidak saja akan dapat meningkatkan kecerdasannya tetapi juga akan
merasakan kepuasan, menambah kepercayaan diri dan keinginan untuk belajar lebih
banyak.
b.) Dasar pendidikan metode pembelajaran montessori menekankan pada tiga hal, yaitu:
2) Masa peka
Masa peka adalah masa yang sangat oenting dalam perkembangan seorang anak.Ketika
masa peka datang, maka anak harus segera difasilitasi dengan alat-alat permainan yang
mendukung aktualisasi potensi yang dimiliki. Guru memiliki kewajiban untuk mengobservasi
munculnya masa peka dalam diri anak agar dapat memberikan tindakan yang tepat sesuai dengan
kondisi anak.
Adapun Montessori memberikan bantuan periode sensitif atau masa peka dalam sembilan
tahapan sebagai berikut:
USIA PERKEMBANGAN
Lahir - 3 tahun >> masa penyerapan toral (absorbed mind), perkenalan
dan pengalaman panca indera
1,5 - 3 tahun >> perkembangan bahasa
1,5 - 4 tahun >> perkembangan dan koordinasi antara mata dan otot-
ototnya
2 - 4 tahun >> perhatian pada benda-benda kecil
>> perkembangan dan penyempurnaan gerakan-gerakan
2,5 – 6 tahun >> perhatian yang besar pada hal-hal yang nyata
3 – 6 tahun >> mulai menyadari urutan waktu dan ruang
3,5 – 4,5 tahun >> penyempurnaan penggunaan panca indera
9
3) Kebebasan
Langkah pembelajaran dalam model pembelajaran montessori terdiri dari tiga langkah
yaitu:
1) langkah menunjukkan
2) langkah mengenal
3) langkah mengingat.
10
b. Menyerap Pikiran Anak
Montessori percaya bahwa anak-anak mampu mendidik diri mereka
sendiri. Orang dewasa memperoleh pengetahuan dengan menggunakan
pemikirannya, namun anak-anak membangun pengetahuannya melalui
pengalaman yang diperoleh secara langsung. Konsep pemikiran Montessori dalam
menyerap pemikiran anak yaitu agar seorang guru mampu memahami bahwa
anak-anak belajar dari lingkungan.Anak-anak belajar bergantung pada guru,
pengalaman dan lingkungan anak.
c. Periode sensitif
Periode sensitif merupakan kondisi ketika anak-anak lebih rentan
terhadap perilaku tertentu dan dapat belajar keterampilan khusus lebih mudah.
Periode sensitif mengacu pada sensibilitas khusus yang mengakuisisi dalam
keadaan infantil. Semua anak mengalami periode sensitif yang sama (misalnya
periode sensitifuntuk menulis), urutan dan waktu berbeda untuk setiap anak. Salah
satu peran guru adalah dengan menggunakan observasi untuk mendeteksi tingkat
sensitivitas dan memberikan pengaturan untuk pemenuhan optimal.
d. Lingkungan yang Siap
Anak-anak belajar melakukan sesuatu dengan baik melalui
lingkungan.Anak-anak dapat melakukan hal-hal untuk diri mereka
sendiri.Lingkungan siap menjadi bahan pembelajaran dan pengalaman yang
tersedia untuk anak-anak dalam format yang teratur. Ruang Kelas Montessori
dijelaskan dengab apa yang pendidik anjurkan ketika mereka berbicara tentang
pendidikan yang berpusat pada anak dan pembelajaran aktif. Kebebasan adalah
karakteristik penting dari lingkungan siap. Sejak anak-anak dalam lingkungan
bebas untuk mengeksplorasi bahan yang mereka pilih sendiri, mereka akan
menyerap apa yang mereka temukan di sana.
e. Autoeducation (Jatidiri pendidikan)
Montessori menanamkan konsep bahwa anak-anak mampu mendidik diri
mereka sendiri autoeducation (Juga dikenal sebagai diri-pendidikan). Anak-
anak secara aktif terlibat dalam lingkungan yang siap dan memberi kebebasan
harfiah mendidik diri. Guru dalam metode montessori mempersiapkan ruang kelas
agar anak mampu mendidik diri mereka sendiri
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas terdapat beberapa pendapat para tokoh barat tentang
anak usia dini.
Johann Heinrich Pestalozzi berpendapat bahwa masing-masing tahap pertumbuhan
dan perkembangan individu anak usia dini haruslah tercapai dengan baik sebelum
berlanjut pada berikutnya. Pandangan dasar dari Pestalozzi yaitu menekankan pada
pengamatan alam, menumbuhkan keaktifan raga anak, dan pembelajaran pada anak usia
dini harus berjalan secara bertahap.
Demikian makalah ini kami susun dan semoga bermanfaat untukkita.Kritik dan Saran
yang membangun kamiharapkan untuk perbaikan penyusunan makalah ini.
12
DAFTAR PUSTAKA
http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PGTK/197408062001121BADRU_ZAMAN/
Bahan_PLPG_TK_Konsep_Dasar_PAUD.pdf
http://pkgpaudjatinangor.blogspot.com/2013/09/pandangan-para-ahli-tentang-paud.html
https://kakcatur.wordpress.com/2017/01/26/rangkuman-teori-tokoh-pendidikan/
13