Anda di halaman 1dari 6

HAMBATAN PENGEMBANGAN KOGNITIF ANAK USIA DINI

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Metodologi Pengembangan Kognitif
Anak Usia Dini

Dosen Pengampu: Tengku Nurbani Chalid, MA.

Disusun Oleh:

Wanda Saras Meidina 11170184000055

JURUSAN PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI 4B

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2019
PEMBAHASAN

Kemampuan kognitif adalah proses yang terjadi secara internal di dalam pusat
susunan syaraf pada waktu manusia sedang berpikir. Menurut Abdurrahman kemampuan
kognitif berkembang secara bertahap, sejalan dengan perkembangan fisik dan syaraf-syaraf
yang berada di pusat susunan syaraf. Salah satu teori yang berpengaruh dalam menjelaskan
perkembangan kognitif ini adalah teori Piaget. Kognitif adalah proses yang terjadi secara
internal di dalam pusat susunan syaraf pada waktu manusia sedang berpikir. Kemampuan
kognitif ini berkembang secara bertahap, sejalan dengan perkembangan fisik dan syaraf-
syaraf yang berada di pusat susunan syaraf.

A. Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Kognitif

Perkembangan kognitif anak menunjukkan perkembangan dari cara berpikir anak.


Ada faktor yang mempengaruhi perkembangan tersebut. Faktor yang mempengaruhi
perkembangan kognitif menurut Piaget yang dikutip oleh Siti Partini bahwa “pengalaman
yang berasal dari lingkungan dan kematangan, keduanya mempengaruhi perkembangan
kognitif anak”.1

a. Faktor Hereditas/Keturunan
Teori hereditas atau nativisme yang dipelopori oleh seorang ahli filsafat
Schopenhauer, mengemukakan bahwa manusia yang lahir sudah membawa potensi
tertentu yang tidak dapat dipengaruhi oleh lingkungan. Taraf intelegensi sudah
ditentukan sejak lahir.
b. Faktor Lingkungan
John Locke berpendapat bahwa, manusia dilahirkan dalam keadaan suci
seperti kertas putih yang belum ternoda, dikenal dengan teori tabula rasa. Taraf
intelegensi ditentukan oleh pengalaman dan pengetahuan yang diperolehnya dari
lingkungan hidupnya.
c. Faktor Kematangan
Tiap organ (fisik maupaun psikis) dikatakan matang jika telah mencapai
kesanggupan menjalankan fungsinya masing-masing. Hal ini berhubungan dengan
usia kronologis.

d. Faktor Pembentukan

1 Siti Partini Suardiman, Metode Pengembangan Daya Pikir dan Daya Cipta, (Yogyakarta: FIP UNY, 2003), hal.
4.
Pembentukan adalah segala keadaan di luar diri seseorang yang
mempengaruhi perkembangan intelegensi. Ada dua pembentukan yaitu pembentukan
sengaja (sekolah formal) dan pembentukan tidak sengaja (pengaruh alam sekitar).
e. Faktor Minat dan Bakat
Minat mengarahkan perbuatan kepada tujuan dan merupakan dorongan untuk
berbuat lebih giat dan lebih baik. Bakat seseorang akan mempengaruhi tingkat
kecerdasannya. Seseorang yang memiliki bakat tertentu akan semakin mudah dan
cepat mempelajarinya.
f. Faktor Kebebasan
Keleluasaan manusia untuk berpikir divergen (menyebar) yang berarti
manusia dapat memilih metode tertentu dalam memecahkan masalah dan bebas
memilih masalah sesuai kebutuhan.2

B. Hambatan Pengembangan Kognitif Anak


a. Speech Delay (Jenis Gangguan Kognitif pada Anak Keterlambatan Berbicara)
Speech delay adalah jenis gangguan kognitif pada anak yang mengganggu
keterampilan anak untuk berbicara. Selain itu, jenis gangguan kognitif pada anak
ini juga menghambat segal hal yang berkaitan dengan produksi bahasa dan kata
kata pada anak semisal dengan membaca, menulis dsb.
Hal ini dipengaruhi sebab dengan semakin beragamnya konsumsi gadget pada
anak menjadikan interaksi sosial anak anak menjadi berkurang dan membentuk
pribadi anak anak menjadi cenderung introvert dan individualis. Dimana diusia
anak seharusnya anak anak bisa mengenal dunia bermain dan dunia berinteraksi
dengan teman temannya serta mengenal beragam hal baru termasuk belajar
bebicara dan segala hal yang berkaitan dengan produksi bahasa dan kata kata.
b. Kognitif Delay (Jenis Gangguan Kognitif pada Anak Keterlambatan
Perkembangan)
Secara normal, proses perkembangan berlangsung secara berkelanjutan dan
bertahap dari satu tahapan ke tahapan lainnya meskipun kecepatan perkembangan
ini bervariasi dan berbeda beda di masing masing anak. Namun demikian, proses
perkembangan kognitif ini telah terancang secara genetika, sedangkan sebab
lingkungan mengambil pengaruh yang sedikit. Proses perkembangan kognitif
umumnya memerlukan perkembangan yang optimal. Pola perkembangan ini
biasanya bertahap dari mulai perkembangan motirk kasar dan berlanjut pada
perkembangan kognitif halus. Dimana jika keterampilan kognitif kasar sudah

2 Soemiarti dan Patmonodewo, Pendidikan Anak Pra Sekolah, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), hal. 20.
dikuasai akan berlanjut pada perkembangan kognitif halus yang akan berfungsi
dengan semakin baik.
c. Jenis Gangguan Kognitif pada Anak Tentang Kecemasan(Ansietas)
Rasa panik adalah hal yang wajar terjadi pada anak anak, namun selama hal
tersebut masih diambang batasnya. Saat anak seringkali terlihat cemas dan bahkan
kecemasan ini sampai merugikan anak anak contohnya menjadikan anak anak
tidak bisa tidur, ketidakutan terhadap individu lain dsb, maka hal ini haruslah
diwapadai dan segera minta bantuan psikolog atau tenaga ahli untuk membantu
anak mengendalikan kecemasan dan meredakannya. Jenis gangguan kognitif pada
anak kecemasan yang menyerang anak anak mungkin dipengaruhi sebab sebab
trauma mendalam, memiliki jenis gangguan kognitif pada anak obsesif kompulsif
atau trauma tertentu.
Selain hambatan perkembangan diatas anak yang memiliki kebutuhan khusus
juga dikategorikan sebagai adanya hambatan dalam perkembangan kognitif pada
anak. Jenis-jenis hambatan tersebut adalah :
a. Pada anak tunanetra,
b. Pada anak tunarungu,

c. Pada anak tunagrahita.


d. Anak tunadaksa
e. Anak tunalara,
f. Anak autis.

C. Stimulasi Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini

Stimulasi adalah perangsang yang datangnya dari lingkungan diluar individu


anak.3 Anak yang lebih banyak mendapatkan stimulasi cenderung lebih cepat
berkembang. Stimulasi ini juga berfungsi sebagai penguat. Memberikan stimulasi
yang berulang dan terus menerus pada setiap aspek perkembangan anak berarti anak
telah diberikan kesempatan untuk tumbuh dan berkembang secara optimal.

Maria Montessori menciptakan APE yang telah dikembangkan untuk anak


usia dini. Jenis-jenis permainan edukatif untuk stimulasi meningkatkan kemampuan
kognitif anak usia dini 4:

3 Seotjiningsih, Tumbuh Kembang, (Jakarta: EGC, 1998).


4 Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini, Alat Permainan Edukatif Untuk Kelompok Bermain, (Jakarta:
Depdiknas, 2003).
a. Puzzle bentuk geometri,

b. Boneka jari,

c. Balok berwarna,

d. Kartu lambang bilangan,

e. Lotto warna dan bentuk,

f. Puzzle.

DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini, Alat Permainan Edukatif Untuk Kelompok Bermain,
(Jakarta: Depdiknas, 2003)

Seotjiningsih, Tumbuh Kembang, (Jakarta: EGC, 1998)

Soemiarti dan Patmonodewo, Pendidikan Anak Pra Sekolah, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003)
Siti Partini Suardiman, Metode Pengembangan Daya Pikir dan Daya Cipta, (Yogyakarta: FIP
UNY, 2003)

Anda mungkin juga menyukai