Mihaly Csikszentmihalyi (1996: 23) menjelaskan “Creativity is some sort of mental activity, an insight that occurs inside the heads of some special people” kreativitas adalah beberapa macam aktivitas mental, merupakan suatu kajian mendalam yang hanya dimiliki oleh orang-orang tertentu. Utami Munandar (1983: 69) mendefinisikan “Kreativitas sebagai kemampuan untuk menciptakan hal-hal baru”. Kemampuan ini yang memungkinkan individu kreatif untuk merubah dan memperkaya dunianya dengan penemuan-penemuan dibidang ilmu, teknologi, seni maupun dalam bidang-bidang lainnya yang merupakan hasil ciptaan individu kreatif. Berikut ini dijelaskan pendapat para ahli mengenai faktor-faktor apa saja yang dapat mendorong peningkatan kreativitas sebagai berikut : 1. Faktor internal individu yaitu factor yang berasal dari dalam individu yang dapat mempengaruhi kreativitas diantaranya : a. Keterbukaan terhadap pengalaman dan rangsangan dari luar atau dalam individu. b. Keterbukaan terhadap pengalaman adalah kemampuan menerima segala sumber informasi dari pengalaman hidupnya sendiri dengan menerima apa adanya, tanpa ada usaha defense, tanpa melakukan dari pengalaman-pengalaman tersebut. c. Evaluasi internal yaitu kemampuan individu dalam menilai produk yang dihasilkan diciptakan seseorang yang ditentukan oleh dirinya sendiri, bukan karena kritik dan pujian dari orang lain. Walaupun demikianindividu tersebut tidak tertutup kemungkinan masukan dan kritikan dari orang lain. 2. Faktor eksternal (Lingkungan) yaitu mempengaruhi kreativitas individu pada lingkungan kebudayaan yang mengandung keamanan dan kebebasan psikologis. Menurut Conny semiawan dalam (Susanto) dikutip oleh Rohani (2017) meninjau faktor pendorong kreativitas dari segi lingkungan sekolah. Ia mengemukakan bahwa kebebasan dan keamanan psikologis merupakan kondisi penting bagi perkembangan kreativitas. Hurlock menyatakan bahwa kondisi yang dapat meningkatkan kreativitas anak adalah : a. Waktu, anak kreatif membutuhkan waktu untuk menuangkan ide/gagasan atau konsep-konsep dan mencobanya dalam bentuk baru atau original. b. Kesempatan menyendiri, anak membutuhkan waktu dan kesempatan menyendiri untuk mengembangkan imajinasinya. Adakalanya anak tidak mau membaur dengan teman- temannyakarena sedang melakukan sesuatu yang menarik perhatiannya. c. Dorongan,terlepas seberapa jauh hasil belajar anak memenuhi standar orang dewasa, merekamemerlukan dorongan atau motivasi untuk kreatif, bebas dari ejekan. Anak kreatif biasanya dianggap tidak sama dengan teman lain dan mungkin berbuat sesuatuyang aneh menurut orang dewasa dan membuat orangtua khawatir. d. Sarana,untuk merangsang dorongan eksperimen dan eksplorasi perlu disediakan saranabermain. Kondisi yang dapat diciptakan untuk meningkatkan kreativitas anak antara lain Dengan menyediakan waktu, memberi kesempatan anak untuk menyendiri, pemberian dorongan atau motivasi serta penyediaan sarana. Sarana yang dimaksud dalam penelitian ini adalah melalui aktivitas menggambar sebagai salahsatu cara yang dapat dilakukan orangtua atau guru dalam membantu kreativitasanak usia dini.
Pendapat lain menyatakan bahwa kondisi yang dapat
mendukung dan meningkatkan kreativitas anak, yaitu :
a. Sarana belajar dan bermain disediakan untuk merangsang
dorongan eksperimen dan eksplorasi. b. Lingkungan sekolah yang teratur, bersih, dan indah secara lansung akan mendorong kreativitas. c. Kemenarikan guru dalam mendidik dan memberikan motivasi. d. Peran masyarakat dan orangtua untuk mendukung kegiatan ini yaitu dengan menyediakan media/bahan praktek seni bagi putra-putrinya.
B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kreativitas Diintelegensi
Utami Munandar (1983: 69) mendefinisikan “Kreativitas sebagai kemampuan untuk menciptakan hal-hal baru”. Kemampuan ini yang memungkinkan individu kreatif untuk merubah dan memperkaya dunianya dengan penemuan-penemuan dibidang ilmu, teknologi, seni maupun dalam bidang-bidang lainnya yang merupakan hasil ciptaan individu kreatif.(A’yuna, 2015) Pengertian kreativitas dapat disimpulkan sebagai segala sesuatu berkaitan dengan cara atau upaya mengatasi berbagai masalah, mencari kualitas kehidupan pribadi, masyarakat dan organisasi. Kreativitas merupakan proses berpikir menemukan hal baru, hubungan baru, mengajukan dan menguji hipotesis, metoda atau cara unik dalam memecahkan masalah. Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa terdapat kaitan antara faktor intelegence terhadap kreativitas. Hildebrand (1999 dalam Fithriyah, 2008) berpendapat bahwa kreativitas merupakan bagian dari kecerdasan, bahwa creativity is part of human intellect, which hofstadler differentiates from intelligence. “Intellect”, Hofstadler writes, “is the critical, creative, and contemplative side of the mind”. Seseorang memiliki intelektual baik maka ia akan semakin mudah untuk berkreasi. Semakin cerdas seseorang semakin dapat ia menjadi kreatif. Pengaruh kecerdasan intelektual terhadap kreativitas pernah dilakukan oleh Jauk, dkk (2011) menemukan bahwa terdapat hubungan antara kecerdasan intelektual dan kreativitas. Kreativitas atau perbuatan kreatif banyak berhubungan dengan kecerdasan intelektual. Seseorang yang kreatif pada umumnya memiliki kecerdasan intelektual yang cukup tinggi. Seseorang yang tingkat kecerdasan intelektualnya rendah, maka kreativitasnya juga relatif kurang (Fithriyah, 2008). Perbedaan kecerdasan intelektual yang dimiliki oleh setiap akuntan mungkin akan berpengaruh terhadap tingkat kreativitas yang dihasilkan. Menurut Iman Setyabudi (2011) potensi dasar anak yang sering disebut sebagai intelegensi sangat menentukan didalam anak merespon kesulitan yang dihadapi, karena masyarakat umum sering mengatakan bahwa intelegensi terkait dengan kemampuan otak, kepintaran didalam memecahi masalah yang dihadapi. Intelegensi merupakan kemampuan untuk memecahkan masalah atau untuk menciptakan karya yang dihargai dalam satu kebudayaan atau lebih. Intelegensi juga merupakan tinkat kemampuan pengalaman seseorang untuk menyelesaikan masalah-masalah yang langsung dihadapi dan untuk mengantisipasi masalah yang akan datang.
C. Perbedaan Jenis Kelamin Dengan Kreativitas
Menurut Rachman & Abdul (2014) Pengaruh Jenis Kelamin Terhadap Kreativitas Berdasarkan teori trait terdapat dinamika dorongan pembawaan atau Erg yang merupakan dorongan pembawaan primer yang dibawa selama kelahiran (Cattel, 1979). Jenis kelamin merupakan salah satu faktor yang menentukan intensitas dorongan pembawaan dari setiap individu. Intensitas dorongan pembawaan yang dimiliki oleh laki-laki akan berbeda dengan intensitas dorongan pembawa dari perempuan. Menurut berbagai penelitian tentang kreativitas ditemukan adanya hubungan antara perbedaan jenis kelamin dengan tingkat kreativitas baik dalam bentuk kuantitas maupun kualitas. Laki-laki menunjukkan kreativitas yang lebih besar daripada perempuan terutama setelah berlalunya masa kanak-kanak. Untuk sebagian besar hal ini disebabkan oleh perbedaan sikap dan perlakuan terhadap laki-laki dan perempuan. Laki-laki diberi kesempatan untuk mandiri, didesak oleh teman sebaya untuk lebih mengambil resiko dan didorong oleh para orangtua dan guru untuk lebih menunjukkan inisiatif dan orisinalitas (Hurlock, 1993). Pengaruh jenis kelamin terhadap kreativitas pernah dilakukan oleh Stoltzfus, dkk (2011) yang menemukan adanya pengaruh jenis kelamin terhadap kreativitas dimana laki-laki memiliki kreativitas lebih tinggi daripada perempuan. Hal ini menunjukkan adanya hubungan antara jenis kelamin terhadap kreativitas. Perbedaan tingkat kreativitas antara akuntan laki-laki dan perempuan mungkin berbeda dalam menyelesaikan masalah- masalah dalam profesi. REFERENSI
A’yuna, Q. (2015). Kontribusi Peran Orangtua Dan Guru Mata Pelajaran
Terhadap Pengembangan Kreativitas Siswa. Jurnal Ilmiah Edukasi, 1(1), 1– 19.
Rohani. (2017).Meningkatkan Kreativitas Anak Usia Dini Melalui Media Bahan
Bekas.Program Studi Pendidikan Guru Raudhatul Athfal (PGRA) ISSN: 2338-2163 - Vol. 05, No. 02
Rachman Aviv& Abdul Muid.(2014). Analisis Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Kreativitas Akuntan.Journal Of Accounting Volume 3, Nomor 3, Tahun 2014, Halaman 1-12 ISSN (Online): 2337-3806
Iman Setyabudi. 2011. Hubungan Antara Adversiti dan Inteligensi dengan
Kepribadian: Pengantar ilmu kepribadian: apa itu kepribadian dan bagaimana menemukan melalui psikologi ilmiah bagaimana kepribadian mempengaruhi kehidupan kita