Anda di halaman 1dari 16

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Kreativitas adalah salah satu potensi alamiah dalam diri anak yang harus dikembangkan secara optimal. Kreativitas itu sendiri ditumbuhkan di otak kanan, yaitu bagian otak yang memiliki spesifikasi berpikir, mengolah data seputar perasaan, emosi, seni dan musik. Semua anak yang lahir di dunia pasti mempunyai sisi kreativitas, tapi dalam kadar yang berbeda. Tinggi rendahnya kreativitas anak dipengaruhi oleh dua hal, yaitu faktor genetika (bawaan lahir) dan faktor lingkungan. Kreativitas ini akan tumbuh secara optimal jika kedua faktor dipadukan secara baik. Seperti perkembangan kepribadian, perkembangan kreativitas anak terkait erat dengan pola asuh. Hubungan ibu atau orang dekat lainnya dengan anak memberikan dasar bagi bagaimana dan sejauh mana anak dapat mengembangkan kreativitasnya. Pengasuhan yang dilandasi oleh hubungan yang hangat, nyaman, dan mendukung akan menghasilkan keleluasaan pada anak untuk mengembangkan dirinya, termasuk juga mengembangkan kreativitas.

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Kreativitas Menurut Hurlock, Kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk mengahsilkan komposisi, produk, atau gagasan apa saja yang pada dasarnya baru, dan sebelumnya tidak dikenal pembuatnya. Ia dapat berupa kegiatan imajinatif atau sintesis pemikiran yang hasilnya bukan hanya perangkuman. Ia mungkin mencangkup pembentukan pola baru dan gabungan informasi yang diperoleh dari pengalaman sebelumnya dan pencangkakokan hubungan lama kesituasi baru dan mungkin mencangkup korelasi baru. Ia harus mempunyai maksud atau tujuan yang di tentukan, bukan fantasi semata, walaupun merupkan hasil yang sempurna dan lengkap. Ia mungkin dapat berbentuk produk seni, kesusastraan, produk ilmiah, atau mungkin bersifat prosedural atau metodologis.1 Menurut pandangan David Campbell, kreativitas adalah suatu ide atau pemikiran manusia yang bersifat inovatif, berdaya guna, dan dapat dimengerti. Definisi senada juga dikemukakan oleh Drevdahl. Menurutnya, kreativitas adalah kemampuan seseorang menghasilkan gagasan baru, berupa kegiatan atau sintesis pemikiran yang mempunyai maksud dan tujuan yang ditentukan, bukan fantasi semata.Perkembangan ilmu pengetahuan, seni dan teknoklogi berkembang sangat pesat. Banyak manusia yang menikmati hasil dari perkembangan ilmu pengetahuan, seni dan teknologi dimana dapat menunjang kegiatan manusia. Perkembangan ilmu pengetahuan, seni dan teknologi tidak lepas dari pengaruh kreativitas dalam kehidupan untuk menciptakan product baru untuk membantu manusia. Manusia membuat sebuah peradaban dengan potensi yang diberikan Tuhan untuk selalu dikembangkan.
1

Elizabeth B. Hurlock. Perkembangan Anak Jilid 2. (Jakarta: Erlangga, 2012). h. 2

Kreativitas menurut John Adair adalah daya pikir dan semangat yang memungkinkan untuk mengadakan sesuatu yang memiliki tatanan, kegunaan, keindahan atau arti penting dari suatu yang kelihatannya tidak ada. Kreativitas merupakan kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru baik dalam gagasan maupun karya nyata yang berbentuk aptitude maupun non aptitude baik dalam karya baru maupun kombinasi dengan hal-hal yang sudah ada yang hasilnya berbeda dengan yang sudah ada sebelumnya yang meliputi person, process, press, dan product.

B. Kreativitas Pada Anak Kreativitas yang tampak pada anak-anak berbeda dengan orang dewasa. Kreativitas seorang anak bisa muncul jika terus diasah sejak dini. Pada anak-anak, kreativitas merupakan sifat yang komplikatif; seorang anak mampu berkreasi dengan spontan karena ia telah memiliki unsur pencetus kreativitas. Pada dasarnya kreativitas anak-anak bersifat ekspresionis. Ini karena pengungkapan ekspresi itu merupakan sifat yang dilahirkan dan dapat berkembang melalui latihan-latihan. Ekspresi ini disebut dengan

spontanitas, terbuka, tangkas dan sportif. Ada 3 ciri dominan pada anak yang kreatif: (1) spontan; (2) rasa ingin tahu; (3) tertarik pada hal-hal yang baru. Ternyata ketiga ciri-ciri tersebut terdapat pada diri anak. Berarti semua anak pada dasarnya adalah kreatif; faktor lingkunganlah yang menjadikan anak tidak kreatif. Usia dini atau disebut juga sebagai usia prasekolah adalah suatu masa ketika anak-anak belum memasuki pendidikan formal. Oleh sebab itu, pada rentang usia dini adalah saat yang tepat untuk mengembangkan kreativitas anak. Pengembangan kreativitas anak secara terarah pada rentang usia tersebut akan berdampak pada kehidupannya di masa

depan. Tapi sebaliknya, jika orangtua tidak dapat memperhatikan pengembangan kreativitas anak secara benar dan terarah, bisa jadi akan berakibat fatal terhadap kreativitas anak yang sebenarnya. Secara biologis, otak bayi mengandung 100 miliar neuron dan sekitar 1 triliun sel glia yang berfungsi sebagai perekat. Selama tahun pertama, otak bayi berkembang pesat dengan manghasilkan neuron yang banyaknya melebihi kebutuhan. Sambungan antarneuron harus diperkuat melalui berbagai rangsangan karena sambungan yang tidak diperkuat dengan rangsangan akan mengalami atrofi (menyusut dan musnah). Banykanya sambungan itulah yang mempengaruhi tingkat kecerdasan anak. Otak manusia terdiri dari dua bagian, apabila keduanya dirangsang dan dimanfaatkan secara seimbang akan menciptakan suatu sinergi yang membuat kemampuan sebelumnya. Dalam literatur buku tentang perkembangan anak, ternyata anak pada usian 4 tahun memiliki kapasitas kecerdasan mencapai 50 persen, dan ketika memasuki usia 8 tahun bisa mencapai 80 persen. Jadi, sangat jelas betapa pesat pertumbuhan anak pada rentang masa tersebut. Dengan kata lain pada usia dini, peluang anak dalam menyerap berbagai pengetahuan jauh lebih besar dibandingkan ketika mereka beranjak dewasa, itu disebabkan otak anak usia dini belum terkontaminasi oleh berbagai macam pengetahuan lainnya. Anak bagaikan kertas putih, dan orangtualah yang akan menjadi tintanya. Bagaimnana seorang anak bertindak, berpikir, serta

berkreativitas, sangant bergantung pada perhatian orang tua pada mereka.

C. Faktor Penghambat dan Pendorong Kreativitas Kreativitas bisa berupa bakat dan minat yang dikembangkan oleh lingkungan maupun sesuatu yang langsung didapat dari lingkungan.

Sebuah kreativitas dapat berkembang dan dapat juga tidak berkembang. Dalam mengembangkan sebuah kreativitas, seseorang dapat mengalami hambatan, kendala, maupun rintangan yang dapat merusak daya kreatifitas seseorang. Adapaun faktor yang menghambat kreativitas antara lain sikap negatif, takut gagal, stress yang berlebihan, taat pada aturan, membuat asumsi, terlalu mengandalkan logika, merasa tidak kreatif. Beberapa faktor diatas dapat menghambat kreativitas seseorang. Selain itu, menurut Rachmawati dan Kurniati (2010), faktor yang menghambat perkembangan kreativitas antara lain: 1. Hambatan diri sendiri Faktor diri sendiri menjadi penyebab utama penghambat kreativitas, karena dorongan dan keinginan yang ada didalam diri seseorang menjadi kekuatan dalam berkreativitas. Faktor diri sendiri meliputi psikologis, biologis, fisiologis, dan sosial individu. a. Psikologis Psikologis seseorang mempengaruhi perilaku kreativitas.

Menurut Munandar (1999) sebuah kebiasaan atau pembiasaan seseorang dalam kehidupan sehari-hari mempengaruhi kreativitas orang tersebut, seperti: perkiraan harapan orang lain; kurangnya usaha dan malas, ketakutan berpikir, mengambil resiko, dan takut diejek; ketidakberanian untuk berbeda; ketergantungan terhadap otoritas, pola pikir orang lain, rutinitas, dan kenyamanan sangat mempengaruhi kreativitas. b. Biologis Kreativitas merupakan salah satu faktor biologis atau hereditas atau keturunan. Gen kreativitas yang diwariskan oleh orang tua mempunyai faktor penting dalam mengembangkan kreativitas. Seorang anak yang orang tuanya seorang seniman atau psikologi seseorang dalam mengembangkan

mempunyai

kreativitas

tinggi

pasti

secara

hereditas

akan

menurunkan gen tersebut kepada sang anak. c. Fisiologis Seseorang yang mengalami kendala faali karena terjadinya kerusakan otak yang disebabkan oleh penyakit atau kecelakaan yang memungkinkan seseorang mengalami kelainan fisik dapat menghambat kreativitas orang tersebut. d. Sosiologis Lingkungan mengembangkan sosial merupakan faktor utama dalam sosial

kreativitas

seseorang.

Lingkungan

berperan penting dalam menentukan kemampuan seseorang untuk menggunakan potensi kreatif dan mengungkapkan keunikan diri. Kemampuan kreativitas seseorang akan terhambat ketika pemikirannya tidak diterima oleh lingkungan. Menurut Suryani (2007), seseorang harus menentukan batas perilaku tetapi juga harus mempertahankan motivasi intrinsik. Seseorang yang merasa dirinya diawasi dan tidak nyaman berada pada sebuah lingkungan mengakibatkan kreativitas terhambat.

2. Pola asuh Pola asuh orang tua menjadi hal yang penting dalam pengembangan kreativitas seseorang. Kreatifitas dapat berkembang dengan baik jika suasana kluarga menyenangkan, saling menghargai, menerima, dsb. kluarga merupakan lingkungan yang paling utama dalam mendorong maupun menghambat perkembangan kreativitas. Pola asuh menjadi penting dalam mempengaruhi kreativitas. Menurut penelitian Kasiah, dkk (2012) menyatakan bahwa pola asuh orang tua demokratis memberikan dampak positif kepada kreatifitas anak. pola asuh demokrasi dapat menstimulasi rasa ingin tahu, keterbukaan

dalam pengalaman, dan toleransi terhadap resiko, sedangkan pola asuh autoriter akan menghambat kreativitas anak. orang tua hendaknya memberikan dorongan dan kebebasan dalam membantu anak berprestasi sesuai dengan bakat dan minat anak.

3. Sistem Pendidikan Sistem pendidikan yang menitik beratkan pada perkembangan kognitif saja membuat sekolah menjadi membeosankan bagi anak yang mempunyai kreativitas tinggi. Proses pembelajaran disekolah hanya monoton dan menjemukan. Lingkungan sekorang kurang mendukung anak untuk mengapresiasi kreatitas anak. sekolah dan orang tua menganggap bahwa anak yang pintar adalah anak yang pandai berhitung sedangkan anak yang mempunyai kreativitas tinggi dianggap sebagai anak yang bermasalah. Munandar menjelaskan kondisi sekolah yang menghambat perkembangan kreatitivitas

(Rachmawati dan Kurniati, 2010), yaitu: a. Sikap guru, dalam kegiatan pendidikan guru lebih banyak memberikan intervensi dan mengontrol siswa sesuai dengan keinginan guru; b. Belajar dengan teknik menghafal, kenyataan dilapangan proses pendidikan lebih menekankan pada teknik hafalan dalam

memperoleh pengetahuan bukan pemahaman anak; c. Kegagalan, kegagalan menjadi salah faktor yang menghambat kretativitas karena kegagalan menjadi dampak pada motivasi siswa untuk mencoba; d. Tekanan akan konformitas, tenakan yang diterima anak sebagai tradisi atau aturan menjadi penghambat kreativitas.

Hal-hal yang harus dihindari di sekolah yang dapat mematikan kreativitas siswa, yaitu (Rachmawati dan Kurniati, 2010): a. Evaluasi, guru sebaiknya tidak memberikan evaluasi terhadap hasil karya anak seperti melabel bagus atau tidak b. Hadiah, pemberian hadiah akan merusak motivasi intrinsik siswa dalam berkreasi c. Persaingan, dengan adanya persaingan siswa akan merasa hasil kreativitasnya dibandingkan dan akan mematikan

kreativitas siswa d. Lingkungan yang membatasi, minat dan motivasi anak akan rusak jika anak belajar dengan dipaksakan dan dibatasi oleh lingkungan e. Kesenjangan dalam pembelajaran, adanya tuntutan dalam mencapai materi kurikulum yang sudah ditentukan membuat proses pembelajaran tidak memperhatikan cara-cara sederhana yang dilakukan anak dalam memecahkan masalah.

4. Latar Belakang Sejarah dan Budaya Sejarah dan budaya bangsa menjadi salah satu faktor penting dalam pengembangan kreativitas. Pola hidup dibawah tekanan, ketakutan, aturan dan perintah membuat kreativitas masyarakat Indonesia tidak berkembang. Menurut Adams ada enam budaya Indonesia yang menghambat kreativitas, yaitu (Rachmawati dan Kurniati, 2010): a. Anggapan bahwa berkhayal dan melamun adalah kegiatan membuang waktu b. Sikap suka bermain hanyalah cocok untuk anak-anak

c. Masyarakat menjunjung tinggi kemampuan berpikir logis, kritis analitis dan tidak mengandalkan pada perasaan atau firasat d. Masyarakat masih beranggapan bahwa setiap masalah dapat dipecahkan dengan pemikiran ilmiah dan dengan banyak uang e. Ketertarikan pada tradisi masih kuat dan sulit melakukan inovasi maupun perubahan f. Berlakunya sebutan tabu untuk sesuatu yang bersifat baru, aneh, beda, unik, dsb.

Menurut suryani (2007), menjelaskan kendala dalam mengembangkan kreativitas antara lain: a. kendala budaya, masyarakat masih mengembangkan pola-pola budaya yang sangat berpengaruh dalam kehidupan b. kendala lingkungan dekat fisik, lingkungan fisik meliputi lingkungan keluarga dan lingkungan kerja. c. Kendala persepsi, yaitu kesulitan dalam mengisolasi masalah, kecendurangan membatasi masalah, ketidakmampuan melihat masalah dari susdut pandang yang berbeda, memberi label terlalu dini, kejenuhan dan ketidakmampuan untuk

menggunakan masukan sensoris d. Kendala emosi, kendala emosi dapat memwarnai dan

membatasi bagaimana cara pandang seseorang, cara berpikir, dan cara menyelesaikan suatu masalah e. Kendala imajinasi, kendala imajinasi dapat menghalangi

kebebasan dalam menjajaki dan memanipulasi gagasangagasan f. kendala intelektual, kendala ini muncul bila informasi dihimpun, dirumuskan atau diolah secara tidak benar

g. kendala dalam ungkapan, kendala ungkapan terjadi pada keterampilan bahasa yang kurang dalam mengungkapkan gagasan dan kelambanan dalam ungkapan secara tertulis.

D. Faktor-Faktor Yang Menunjang Kreatifitas

Faktor-faktor pendorong kreatifitas setiap orang memiliki potensi kreatif dalam derajat yang berbeda-beda. Potensi ini perlu dipupuk sejak dini agar dapat diwujudkan. Untuk itu perlu kekuatan-kekuatan pendorong, baik dari luar (lingkungan) maupun dari dalam individu sendiri. Perlu diciptakan kondisi lingkungan yang dapat memupuk daya kreatif individu, dalam hal ini mencakup baik lingkungan dalam arti sempit (keluarga, sekolah) maupun dalam arti kata luas (masyarakat, kebudayaan). Timbul dan tumbuhnya kreatifitas dan selanjutnya berkembangnya suatu kreasi yang diciptakan oleh seseorang individu tidak dapat luput dari pengaruh kebudayaan serta pengaruh masyarakat tempat individu itu hidup dan bekerja (Selo Soemardjan 1983). Tetapi ini tidak cukup , masyarakat dapat menyediakan berbagai kemudahan, sarana, dan prasarana untuk menumbuhkan daya cipta anggotanya, tetapi akhirnya semua kembali pada bagaimana individu itu sendiri, sejauh mana ia merasakan kebutuhan dan dorongan untuk bersibuk diri secara kreatif, suatu pengikatan yang melibatkan diri dalam suatu pengikatan untuk melibatkan diri dalam suatu kegiatan interaktif, yang mungkin memerlukan waktu lama. Hal ini menyangkut motivasi internal. Faktor penunjang kreatifitas yaitu : 1. Faktor Lingkungan Keluarga Lingkungan keluarga yang harmonis dan demokratis

mendorong anak untuk mengekspresikan diri tanpa tekanan dan hambatan.

2. Faktor Lingkungan Sekolah Sekolah merupakan lingkungan kedua setelah keluarga. Suasana, kondisi sekolah sangat menentukan kreatifitas

berkembang. 3. Faktor Lingkungan Masyarakat Lingkungan masyarakat bersifat heterogen dan kultur yang berbeda, lingkungan yang tidak kondusif mengakibatkan anak tidak berkembang kreatifitasnya.

Faktor lain penunjang kreatifitas adalah: 1. Jenis Kelamin Jenis kelamin akan berpengaruh terhadap kreatifitas. Anak lakilaki cenderung lebih besar setelah kreatifitasnya masa daripada anak ini

perempuan,

terutama

kanak-kanak.

Hal

disebabkan adanya perbedaan perlakuan antara anak laki-laki dan perempuan. Anak laki-laki dituntut untuk lebih mandiri, sehingga anak laki-laki biasanya lebih berani mengambil resiko disbanding anak perempuan.
2. Urutan kelahiran

Anak sulung, anak tengah dan anak bungsu akan berbeda tingkat kreatifitasnya. anak yang lahir ditengah, belakang, dan anak tunggal cenderung lebih kreatif daripada anak yang lahir pertama. Hal ini terjadi karena biasanya anak sulung lebih ditekan untuk lebih menyesuaikan diri oleh orangtua sehingga anak lebih penurut dan kreatifitasnya mati.
3. Intelegensi

Anak

yang

intelegensinya

tinggi

pada

setiap

tahapan

perkembangan cenderung menunjukan tingkah kreatifitas yang tinggi dibandingkan anak yang intelegensinya rendah. Anak yang

pandai

lebih

banyak konflik

mempunyai social dan

gagasan mampu

baru

untuk

menyelesaikan

merumuskan

penyelesaian konflik tersebut.


4. Tingkat pendidikan orangtua

Anak yang orangtuanya berpendidikan tinggi cenderung lebih kreatif dibandingkan pendidikannya rendah. Hal ini disebabkan karena banyaknya prasarana serta tingginya dorongan dari orangtua sehingga memupuk anak-anak untuk menampilkan daya inisiatif dan kreatifitas dan kreatifitasnya. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa kreatifitas tumbuh dan berkembang karena faktor internal dan faktor eksternal.

Munandar (2004) memaparkan bahwa dari berbagai penelitian diperoleh hasil bahwa sikap orang tua yang memupuk kreativitas anak antara lain: 1. Menghargai pendapat anak dan mendorongnya untuk

mengungkapkannya 2. Memberi waktu kepada anak untuk berpikir, merenung, dan berkhayal 3. Membiarkan anak mengambil keputusan sendiri 4. Mendorong kemelitan anak untuk menjajaki dan

mempertanyakan banyak hal 5. Meyakinkan anak bahwa orang tua menghargai apa yang ingin dicoba dilakukan dan apa yang dihasilkan 6. Menunjang dan mendorong kegiatan anak 7. Menikmati keberadaannya bersama anak 8. Memberi pujian yang sungguh-sungguh kepada anak 9. Mendorong kemandirian anak dalam bekerja 10. Melatih hubungan kerja sama yang baik dengan anak

Selanjutnya Hurlock (1999) mengemukakan beberapa faktor pendorong yang dapat meningkatkan kreativitas, yaitu: (1) waktu, (2) kesempatan menyendiri, (3) dorongan, (4) sarana, (5) lingkungan yang merangsang, (6) hubungan anak-orang tua yang tidak posesif, (7) cara mendidik anak, (8) kesempatan untuk memperoleh

pengetahuan. Dari uraian di atas dapat kita pahami bahwa kreativitas anak akan berkembang jika orang tua dan guru selalu bersikap otoritatif (demokratik), yaitu mau mendengarkan omongan anak, menghargai pendapat anak, mendorong anak untuk berani mengungkapkan pendapatnya. Jangan memotong pembicaraan anak ketika ia ingin mengungkapkan pikirannya. Jangan memaksakan pada anak bahwa pendapat orangtua/guru paling benar, atau melecehkan pendapat anak. Selain itu orang tua dan guru harus mendorong kemandirian anak dalam melakukan sesuatu, menghargai usaha-usaha yang telah dilakukannya, memberikan pujian untuk hasil yang telah dicapainya walau sekecil apapun. Cara-cara ini merupakan salah satu unsur penting pengembangan kreativitas anak. Sementara itu menurut Mayang Sari (2005) faktor lingkungan (ruang) juga dapat sebagai pendorong kreativitas anak. Hasil penelitiannya mengungkapkan bahwa perkembangan kreativitas anak bukan hanya dipengaruhi oleh lingkungan psikis saja, tetapi

lingkungan fisik juga memiliki andil yang cukup besar. Ruang interior sebagai salah satu lingkungan fisik dapat berperan sebagai pendorong atau press untuk mengembangkan kreativitas anak, sebagai stimuli eksternal. Kebutuhan anak akan ruang berdasarkan kebutuhan pada perkembangan psikis dan fisiknya. Dengan demikian dibutuhkan

kualitas ruang interior yang memadai dan sesuai kebutuhan bagi perkembangan kreativitas anak tersebut. menurut Mayesky (Majidi, 2009) ada beberapa hal yang bisa dilakukan diantaranya adalah (1) main drama, (2) main boneka, (3) bermain pasir, kertas lipat atau lilin, (4) bermain sambung cerita, (5) main musik, (6) meniru bentuk, dan (7) serbuan pertanyaan. Dan merujuk pada penelitian yang dilakukan oleh Robert Eisenberger (1999) ditemukan bahwa pemberian penghargaan pada anak akan menjadi hal yang sangat efektif untuk merangsang minat dan kreativitas anak. E. Cara Mengembangkan Kreativitas pada Anak Usia Dini Kreativitas seseorang dapat dikembangkan dengan beberapa cara baik secara internal dan eksternal. Kreativitas dapat distimulai sejak usia dini. Beberapa cara untuk mengembangkan kreativitas (), yaitu: 1. Memilihkan sarana bermain yang sesuai, kegiatan bermain merupakan kegiatan eksplorasi bagi anak, melalui bermain anak-anak dapat membangun pengalaman dan pengetahuan selain itu juga bermanfaat untuk mengembangkan berbagai aspek kemampuan anak; 2. Kenalkan dengan lingkungan sosial, mengenalkan anak terhadap lingkungan sosial dapat memberikan pengalaman empiris dalam bersosialisasi dengan masyarakat yang dapat mengembangkan diri sendiri dan minat yang dimiliki anak; 3. Ajak berhubungan dengan alam, mengenalkan anak dengan alam dapat merangsang imajinasi anak sehingga anak dapat membuk kesadaran untuk memanfaatkan sumber daya alam dan berkreasi dengan alam; 4. Memberikan kesembapatan pada anak untuk bereksplorasi atau mencoba (tidak melarang anak), memberikan kesempatan pada anak

untuk mencoba dan melakukan apa saja yang anak inginkan selama orang dewasa memastikan apa yang dilakukan anak aman; 5. Memfasilitasi anak untuk menilai dunia sebagai hal yang penting, kreativitas dikembangkan melalui daya tarik lingkungan, punya rasa empati, dan menilai hidup sebagai sesuatu yang penting sehingga kepercayaan diri anak dapat berkembang . Anak belajar mengekplorasi lingkungan dan memberi makna kepada obyek-obyek yang ditemuinya. Kepedulian anak terhadap lingkungannya terbina dari aktivitas eksplorasi; 6. Memfasilitasi anak untuk tetap memiliki penilaian dan pemahaman yang unik, kepedulian, rasa ingin tahu, memberikan kesempatan pada anak untuk mengujicoba pikiran dan sudut pandang anak dapat

mengembangkan kreativitas; 7. Menggugah anak dengan rangsangan yang beragam, rangsangan yang beragam memberikan perspektif yang beragam pada anak dan memperkaya wawasan anak sehingga ketertarikan anak kepada ranah kehidupan meningkatkan; 8. Melakukan aktivitas-aktivitas kreatif, aktivitas kreatif dapat dilakukan dengan beberapa cara seperti bermain drama, cerita dan dongeng, berkebun, bermain musik, memasak, dll; 9. Menumbuhkembangkan motivasi. dorongan dari luar diperlukan untuk memunculkan suatu gagasan. Motivasi anak dapat dikembangkan dengan dengan cara yang menyenangkan dan tidak di bawah tekanan atau paksaan; Mengendalikan proses pembentukan anak kreatif, proses pembentukan kreativitas dapat dilakukan dengan cara persiapan waktu, tempat, fasilitas dan bahan yang memadai, mengatur kegiatan, menyediakan satu sudut khusus untuk anak dalam melakukan aktivitas, dan memelihara iklim kreatif agar tetap terpelihara

BAB III KESIMPULAN

A. Kesimpulan Berdasarkan makalah yang dipaparkan di atas bahwa yang

menghambat kreativitas pada seseorang, meliputi faktor internal dan eksternal, yaitu faktor dari dalam diri seseorang (Psikologis, Biologis, Fisiologis, sosiologis) pola asuh dan sistem pendidikan, serta latar belakang sejarah budaya. Kemudian selain ada faktor-faktor yang menghambat, ada faktor yang menunjang kreativitas yaitu, meliputi: (1) waktu, (2) kesempatan

menyendiri, (3) dorongan, (4) sarana, (5) lingkungan yang merangsang, (6) hubungan anak-orang tua yang tidak posesif, (7) cara mendidik anak, (8) kesempatan untuk memperoleh pengetahuan.

Anda mungkin juga menyukai