Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan kurniaNya,
sehingga penulis bisa menyelesaikan makalah psikologi perkembangan anak usia dini tentang
“Meningkatkan Kreatifitas Anak melalui Kegiatan Permainan Balok” tepat pada waktunya.
Penulis sangat berterima kasih kepada semua pihak yang berjasa dalam penyelesaian
tugas akhir ini dengan tidak menyebutkanya satu persatu. Seperti kata pepatah “tak ada
gading yang tak retak” begitu juga dengan pembuatan tugas akhir ini masih jauh dari
kesempurnaan. Untuk itu penulis sangat membutuhkan kritik dan saran dari pembaca. Demi
pembuatan tugas yang lebih baik lagi kedepannya.
Atas perhatian dan ktrik sarannya penulis mengucapkan terima kasih.
Penyusun
DAFTAR ISI
Terdapat tiga unsur yang menentukan dalam perkembangan motorik, yaitu otak, saraf
dan otot. Otak bersama jaringan saraf membentuk sistem saraf pusat yang mencakup
lima pusat kontrol akan mendiktekan setiap gerakan anak. Berikut ini tabel yang
menggambarkan fungsi lima pusat kontrol di otak tersebut.
a. Perkembangan gerakan
Setiap bayi berbeda dalam arti kesepakatan perkembangan gerakan, tetapi secara
umum, kemampuan bayi dalam mengendalikan gerakan badannya dalam 15 bulan
pertama mengikuti dua arah berbeda yaitu dari kepala ke bawah (bayi lebih dulu
memperoleh kendali di bagian atas dari badannya sebelum bagian bawah), dan
dimulai dari dada (bayi memperoleh kendali atas bagian tengah badannya lebih
dulu sebelum tangan dan kakinya).
b. Perkembangan koordinasi tangan-mata
Sejak lahir, bayi menghabiskan banyak waktu untuk mengamati dunia sekitarnya,
kadang-kadang hanya menerima informasi yang dilihatnya, kadang-kadang
mengulurkan tangan untuk dapat terlibat langsung, dan seringkali menggabungkan
pandangan dan sentuhan. Proses koordinasi tangan dengan mata ini (yang
melibatkan banyak aspek, seperti memfokuskan, memandang, menjangkau,
menyentuh, memegang, mengangkat dan melempar) yang paling banyak menyita
waktunya.
c. Refleks
Gerakan refleks awal pada bayi 0 – 1 tahun diantaranya adalah mengedipkan mata,
genggaman telapak tangan, refleks moro, dan tindakan tanpa mengetahui.
a. Perkembangan gerakan
Fondasi untuk pengendalian yang lebih baik atas lengan, tungkai, badan,
keseimbangan badan, dan koordinasi bagi anak yang sedang tumbuh berpangkal
pada tiga macam. Sumber petama, benih dari kemampuan ini telah disebarkan
selama 15 bulan sebelumnya, ketika koordinasi bayi secara mantap semakin baik.
Kedua adalah stimulasi yang dibeikan kepada bayi ketika dia secara mantap
menguasai fisik dasar. Ketiga dari keterampilan bergerak anak yang terus menjadi
lebih baik adalah perubahan fisik yang terjadi di tahun kedua dan ketiga. Beberapa
perubahan yang terjadi adalah tinggi dan berat badan; otak; dan penglihatan.
Setelah anak mampu menghadapi aktivitas fisik yang lebih bermacam-macam baik
didalam maupun diluar rumah keselamatan harus tetap menjadi prioritas utama.
Ketika tantangan koordinasi yang ingin dia hadapi menjadi semakin kompleks,
bahaya potensial yang dihadapinya juga semakin besar.
Antara umur 15 bulan sampai 3 tahun, kendali tangan anak meningkat, membuat
dia mampu memanipulasi benda-benda berukuran kecil, untuk memperoleh kendali
lebih baik pada penggunaan peralatan makan dan untuk mengambil serta membawa
sendiri berbagai benda.
e. Tangan kidal
Anak akan menjadi tangan kidal atau tidak belum dapat dilihat saat dia lahir. Akan
tetapi, keadaan itu akan mulai terlihat jelas antara umur 15 bulan dan 3 tahun.
f. Kemampuan menggambar
g. Menghadapi frustasi
a. Transformasi fisik
b. Perkembangan gerakan
Keterampilan fisik anak menjadi semakin baik. Pada usia ini anak amat senang
menggunakan keterampilan motoiknya yang semakin baik, bahkan ketika aktivitas
itu berbahaya.
c. Takut-takut
Beberapa anak mempunyai sifat takut-takut dan tidak berani menjajaki uang yang
terbuka lebar di taman atau berpetualang ditaman bermain. Hal ini akan
menghilangkan kesempatan anak untuk menikmati aneka macam aktivitas yang
menstimulasi.
e. Proses kematangan
Anak lebih suka menggunakan cat daripada krayon, hal tersebut dikarenakan lebih
mudah untuk membuat gambar berukuran besar dan berwarna-warni dengan
menyapukan kuas daripada dengan sebatang krayon. Gambar tercipta dengan lebih
cepat dengan cat. Selain itu tangkai kuas yang gemuk lebih mudah untuk dipegang
dan tidak memerlukan kendali yang halus dengan jari.
Pilihan anak untuk menggunakan tangan kiri atau tangan kanannya sudah terbentuk
sepenuhnya pada waktu anak mulai sekolah, akan tetapi sebenarnya kita akan sudah
mempunyai pilihan menggunakan tangan kanan atau kiri mulai dari sekitar umur 2
tahun.
h. Perbandingan
Pada masa ini anak lebih banyak berbaur dengan anak-anak lain, baik teman-
temannya yang datang ke rumah anda untuk bermain maupun bergabung dengan
anak-anak lain di kelompok bermain. Dia membandingkan dirinya sendiri dengan
teman-temannya.
Saat usia 6 smpai 8 tahun, pada umumnya anak sudah dapat mengkoordinasikan
tangan dengan panca inderanya. Kemampuan yang sudah seharusnya dikuasai anak
diusia 6 – 8 tahun adalah kemampuan berpakaian, makan sendiri, merapikan tempat
tidur, mandi serta memakai sepatu sendiri.
B. Indikator Pencapaian Tahap Perkembangan Fisik/Motorik Anak Usia Dini
1. Imitation (peniruan)
Yaitu suatu keterampilan untuk menirukan suatu gerakan yang telah dilihat,
didengar atau dialaminya. Kemampuan ini terjadi ketika anak mengamati suatu
gerakan, dimana ia mulai memberi respons serupa dengan apa yang diamatinya.
3. Presition (ketelitian)
4. Ariculation (perangkaian)
Yaitu suatu keterampilan untuk melakukan gerakan secara wajar. Menurut tingkah
laku yang ditampilkan gerakan ini paling sedikit mengeluarkan energi baik fisik
maupun psikis. Gerakan ini biasanya dilakukan secara rutin sehingga telah
menunjukkan keluwesannya.
2.2 Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini
1. Kematangan
Kematangan merupakan poin pertama yang dianggap poin yang paling bisa
dimasukan kedalam perkembangan kognitif. Selain bisa merubah kepribadian
seseorang, aspek ini membuka adanya kemungkinan untuk perkembangan
sedangkan jika hal ini kurang tentu akan membatasi secara luas prestasi jika
dilihat dari sisi kognitif. Perkembangan berlangsung dengan kecepatan yang
berlainan tergantung pada sifat kontak dengan lingkungan dan kegiatan belajar
sendiri. Maka kematangan menjadi pilihan pertama.
2. Pengalaman
3. Interaksi Sosial
4. Ekuilibrasi
Ekuilibrasi adalah proses pengaturan diri dan pengoreksi diri. Mengatur interaksi
spesifik dari imasing-masing manusia dengan lingkungan maupun pengalaman
fisik, pengalaman sosial dan perkembangan jasmani yang menyebabkan
perkembangan kognitif berjalan secara sinkron dan juga tersusun dengan baik.
(Baca: Terapi Perilaku Kognitif)
Mengikuti isyarat dan bicara orang dewasa, karena di usia ini pemikiran
mereka sama dengan mengikuti atau mengkopi. (baca juga: Macam-macam
Gaya Belajar)
Mengetahui dan dapat menjelaskan objek yang diletakan tak jauh dari
sekitar mereka yakni 8-10 inci di depan matanya atau disekitarnya. (baca
juga: Cara Menghilangkan Trauma Pada Anak)
Menirukan isyarat-isyarat yang baru yang baru didengar atau dikenal oleh
mereka.
Menamai atau menunjukkan pada gambar yang mewakili benda tertentu dan
sering dilihatnya atau terbiasa dilihatnya. (baca juga: Peran Keluarga dalam
Pendidikan Anak)
Memahami kata minimal 2 kata depan atau bahasa sederhana yang tidak
terlalu rumit.
Dapat menunjuk dan menyebut gambar sederhana dan juga mudah diingat.
Dapat sudah mengerti konsep seperti besar dan kecil, luas dan sempit dan
lainnya.
Dapat mengenal fungsi benda dengan benar. Hal ini artinya dapat
mengelompokkan benda berdasarkan bentuk,warna,ukuran dan fungsi
secara sederhana. (baca juga: Fakta Kepribadian Anak Bungsu)
Ikut dalam kegiatan membaca dengan mengisi kata-kata atau kalimat yang
kosong.
Ikut dalam kegiatan membaca dengan mengisi kata-kata atau kalimat yang
belum terisi.
Sudah bisa membaca kata-kata singkat dan juga ringan seperti 4-6 huruf.
Dapat mana hal yang fantasi ataupun realita. (baca juga: Cara Mengenali
Potensi Diri)
Menurut Piaget ada beberapa tahapan yang akan dilalui dalam Perkembangan
Kognitif Anak Usia Dini, antara lain :
a. Periode Sensorimotor
Periode sensorimotor yang terjadi pada 0 hingga 2 tahun. Dimana usia ini
merupakan usia bayi lahir dengan refleks yang berasal dari lahir atau bawaan.
Selain itu skema awalnya dibentuk melalui diferensiasi refleks sejak lahir. Periode
ini merupakan periode pertama dengan 6 subtahapan yang menjelaskan antara
penggunaan fisik dan pikiran serta gerak yang berasal dari refleks. (baca juga:
Kecerdasan Spasial)
b. Periode Praoperasional
Ketiga yakni adanya tahapan operasional konkrit, tahapan ini adalah tahapan
ketiga dari empat tahapan. Muncul antara usia enam sampai duabelas tahun dan
mempunyai ciri berupa penggunaan logika yang memadai. Dalam perhitungan
Piaget tahapan ini berada di usia 6 tahun lebih dimana mereka memiliki pemikiran
tanggung. Anak-anak sudah bisa dikatakan mengerti namun belum paham 100%
apa yang dimaksudkan. (baca juga:
Terakhir yakni tahap operasional formal dimana dalam tahap ini mulai dialami
anak dalam usia sebelas tahun atau bisa dikatakan saat pubertas, dan terus
berlanjut sampai dewasa. Kognitif saat dewasa sendiri tidak berhenti begitu saja
meskipun perkembangannya lambat. (Baca: Psikologi Remaja)
Rasanya meskipun mereka terkadang melihat segala hal secara abu, namun anak-
anak di tahapan ini sudah menerima informasi dalam bentuk yang jelas dan detail
serta bisa dipahami. Tahapan ini muncul saat pubertas (saat terjadi berbagai
perubahan besar lainnya), menandai masuknya ke dunia dewasa secara fisiologis,
kognitif, penalaran moral dan hal lainnya yang membuat orang tua harus kembali
mengawasi secara ekstra. (Baca: Ciri- Ciri Pubertas)
Jika dilihat dari keempat tahapan ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
Tahapan memiliki waktu yang jelas namun pada kenyataanya, tahapan tersebut
bisa dicapai dalam usia yang berbeda. Tidak semua anak menghadapi batasan
usia yang sama karena tergantung dengan faktor lainnya. Tidak ada ada tahapan
yang diloncati dan tidak ada urutan yang mundur.
Tahapan bersifat universal sehingga tidak terkait adat dan budaya. (baca juga:
Teori Kebutuhan Maslow)
Bisa digeneralisasi maksudnya adalah representasi dan logika dari operasi yang
ada dalam diri seseorang berlaku juga pada semua konsep dan isi pengetahuan.
Sehingga cakupannya cukup luas.
Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini (PAUD) adalah salah satu aspek dari tahapan
perkembangan anak yang diekspresikan melalui pemikiran anak dengan menggunakan
kata-kata yang menandai meningkatnya kemampuan dan kreativitas anak sesuai
dengan tahap perkembangannya.
Pengembangan kemampuan berbahasa bagi Anak Usia Dini bertujuan agar anak
mampu berkomunikasi secara lisan dengan lingkungannya.
Metoda bercerita merupakan salah satu metoda yang banyak dipergunakan untuk Anak
Usia Dini. Cerita yang dibawakan guru harus menarik dan mengundang perhatian anak
dan tidaj lepas dari tujuan pendidikan bagi Anak Usia Dini.
1. Reflexsive Vocalization
Pada usia 0-3 minggu bayi akan mengeuarkan suara tangisan yang masih berupa
refleks. Jadi, bayi menangis bukan karena ia memang ingin menangis tetapi hal
tersebut dilakukan tanpa ia sadari.
2. Babling
Pada usia lebih dari 3 minggu, ketika bayi merasa lapar atau tidak nyaman ia akan
mengeluarkan suara tangisan. Berbeda dengan sebelumnya, tangisan yang
dikeluarkan telah dapat dibedakan sesuai dengan keinginan atau perasaan si bayi.
3. Lalling
Di usia 3 minggu sampai 2 bulan mulai terdengar suara-suara namun belum jelas.
Bayi mulai dapat mendengar pada usia 2 s/d 6 bulan sehingga ia mulai dapat
mengucapkan kata dengan suku kata yang diulang-ulang, seperti: “ba….ba…,
ma..ma….”
4. Echolalia
Di tahap ini, yaitu saat bayi menginjak usia 10 bulan ia mulai meniru suara-suara
yang di dengar dari lingkungannya, serta ia juga akan menggunakan ekspresi wajah
atau isyarat tangan ketika ingin meminta sesuatu.
5. True Speech
Bayi mulai dapat berbicara dengan benar. Saat itu usianya sekitar 18 bulan atau
biasa disebut batita. Namun, pengucapannya belum sempurna seperti orang dewasa.
Menurut Eliason (1994) perkembangan bahasa dimulai sejak bayi dan mengandalkan
perannya pada pengalaman,penguasaan dan pertumbuhan bahasa.Anak belajar bahasa
sejak masa bayi sebelum belajar berbicara mereka berkomunikasi melalui tangisan,
senyuman dan gerakan badan. Belajar bahasa sangat krusial terjadi pada usia sebelum
enam tahun.
Oleh karena itu pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan wahana yang sangat
penting dalam mengembangkan bahasa anak sehingga kondisi ini bisa memfasilitasi
pengembangan ketrampilan berbahasa pada anak usia dini. Anak memperoleh bahasa
dari lingkungan keluarga dan lingkungan tetangga. Dengan kosa kata yang mereka
miliki pertumbuhan kosa kata anak akan tumbuh dengan cepat seperti dikemukan oleh
Sroufe(1996) pertumbuhan kosa kata anak akan lebihcepat setelah mereka mulai
berbicara.
Pengembangan kemampuan berbahasa bagi Anak Usia Dini bertujuan agar anak
mampu berkomunikasi secara lisan dengan lingkungannya. Lingkungan yang
dimaksud adalah lingkunagn di sekitar anak antara lain teman sebaya, teman
bermain,orang dewasa, baik yanga da di sekolah, di rumah, maupun dengan tetangga
di sekitar tempat tinggalnya.
Kemampuan bahasa Anak Usia Dini diperoleh dan dipelajari anak secara alami untuk
menyesuaikan diri dengan lingkungannya sehingga anak akan ammpu bersosialisasi,
berinteraksi dan merespon orang lain
Perkembangan sosialisasi dan emosi pada anak merupakan kondisi emosi dan
kemampuan anak merespon lingkungannya di usia sebelumnya. Para ahli juga sepakat
bahwa perkembangan sosial-emosional anak bertujuan untuk mengetahui bagaimana
dirinya, bagaimana cara berhubungan dengan orang lain yaitu teman sebaya dan orang
yang lebih tua darinya. Bertanggung jawab akan diri sendiri maupun orang lain dan
berperilaku sesuai dengan pro sosial.
Belajar untuk bertingkah laku dengan cara yang dapat diterima di dalam
bermasyarakat.
Belajar bagaimana memainkan peran sosial dalam bermasyarakat.
Mengembangkan sikap dan tingkah laku terhadap individu lain dan aktivitas
sosial bermasyarakat.
A. Tahapan
Adapun beberapa tahapan perkembangan sosial anak usia dini sesuai tingkatan
usianya yaitu:
Ini merupakan masa perkembangan awal, bayi memperlihatkan rasa aman dalam
keluarganya apabila kebutuhannya terpenuhi oleh lingkungan. Untuk
membangun dasar kepercayaan tersebut maka pemenuhan kebutuhan bayi perlu
dilakukan secara teratur. Kebutuhan yang dimaksud adalah kebutuhan terhadap
makanan, kebersihan (mandi dan sebagainya). Di samping itu diperlukan juga
cara-cara penanganan dalam merawat bayi.
Pada tahun pertama kehidupan manusia sangat penting bagi perkembangan anak.
Anak mulai mengembangkan kemampuan motorik panca indra, visual dan
auditori yang distimulasikan melalui lingkungan sekitarnya. Perkembangan
sosial merupakan perkembangan tingkah laku pada anak dimana anak diminta
untuk menyesuaikan diri dengan aturan yang berlaku dalam lingkungan
masyarakat. Dengan kata lain, perkembangan sosial merupakan proses belajar
anak dalam menyesuaikan diri dengan norma, moral dan tradisi dalam sebuah
kelompok.
Pada tahapan ini juga akan timbul rasa percaya diikuti dengan perkembangan
fisik, kognitif dan bahasa. Anak akan mulai bereksplorasi dengan lingkungan
sekitarnya dan pada tahapan ini juga mereka akan merasakan kebebasannya.
Pada tahapan ini biasanya anak akan mulai peka dengan sesuatu yang benar dan
yang salah dan diperlihatkan dalam bentuk rasa malu. Andil orang tua sangat
diperlukan dalam mengarahkan dan mengawasi perkembangan psikososial anak
dalam tahapan ini. Kontrol yang terlalu ketat akan menyebabkan anak tidak
berkembang sedangkan kontrol yang terlalu longgar juga akan membuat anak
kurang peka terhadap mana yang benar dan mana yang salah.
Pada anak usia taman kanak-kanak (4-6 tahun) perkembangan sosial sudah
mulai berjalan. Hal ini tampak dari kemampuan mereka dalam melakukan
kegiatan secara berkelompok. Kegiatan bersama berbentuk seperti sebuah
permainan. Tanda-tanda perkembangan pada tahap ini adalah:
Anak mulai terbiasa bermain bersama anak-anak lain atau teman sebaya.
Emosi sebagai perasaan timbul ketika seseorang berada dalam suatu keadaan yang
dianggap penting oleh individu tersebut. Emosi diwakili oleh perilaku yang
mengekspresikan kenyamanan atau ketidaknyamanan terhadap keadaan atau interaksi
yang sedang dialami. Emosi dapat berbentuk rasa senang, takut, marah, dan
sebagainya.
Karakteristik emosi pada anak berbeda dengan karakteristik yang terjadi pada orang
dewasa, dimana karakteristik emosi pada anak itu antara lain:
Berlangsung singkat dan berakhir tiba-tiba.
Terlihat lebih hebat atau kuat.
Perkembangan emosi pada masa kanak-kanak awal ditandai dengan munculnya emosi
yang disadari rasa bangga, malu, dan rasa bersalah, dimana munculnya emosi ini
menunjukkan bahwa anak sudah mulai memahami dan menggunakan peraturan dan
norma sosial untuk menilai perilaku mereka. Berikut penjelasan dari 3 emosi tersebut:
1. Rasa bangga
Perasaan ini akan muncul ketika anak merasakan kesenangan setelah sukses
melakukan perilaku tertentu. Rasa bangga sering digambarkan dengan pencapaian
suatu tujuan tertentu.
2. Malu
Perasaan ini muncul ketika anak menganggap dirinya tidak mampu memenuhi
standar atau target tertentu. Anak yang sedang malu sering kali berharap mereka
bisa bersembunyi atau menghilang dari situasi tersebut. Secara fisik anak seolah
ingin menghindar dari tatapan orang lain. Biasanya rasa malu lebih disebabkan oleh
interpretasi individu terhadap kejadian tertentu.
3. Rasa bersalah
Rasa ini akan muncul ketika anak menilai perilakunya sebagai sebuah kegagalan.
Dan dalam mengekspresikan perasaan ini biasa anak terlihat seperti melakukan
gerakan-gerakan tertentu seakan berusaha menggambarkan perasaan tersebut.
Seperti halnya orang dewasa, ekspresi perasaan anak-anak juga terlihat dari
ekspresi wajahnya. Seiring dengan bertambahnya usia mereka, anak-anak semakin
mampu dalam mengekspresikan emosi mereka melalui tersenyum, mengerutkan
kening, dan ekspresi lainnya perasaan. Kemampuan menggambarkan ekspresi
emosi mereka semakin kompleks dan terlihat dari raut wajah mereka.
D. Bahasa tubuh
Ternyata ekspresi wajah tidak cukup bagi anak untuk mengekspresikan emosi,
anak juga menggunakan seluruh tubuhnya untuk mengekspresikan perasaannya.
Mereka akan menunjukkannya melalui gerak gerik dan bahasa tubuhnya.
Mengembangkan sosial emosional harus dilakukan sejak dini terutama pada usia
taman kanak-kanak. Hal ini dikarenakan pada masa tersebut anak mulai
mengembangkan pergaulan dengan teman sebaya di lingkungan rumah dan di luar
rumah. Bahkan pola yang berbeda akan ditunjukkan karena berbeda kondisi
lingkungan pada tiap-tiap wilayah yang tentunya memiliki ciri khas budaya yang
berbeda pula.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Anak usia dini (0 – 8 tahun) adalah individu yang sedang mengalami proses
pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat. Bahkan dikatakan sebagai
lompatan perkembangan karena itulah maka usia dini dikatakan sebagai golden age
(usia emas) yaitu usia yang sangat berharga dibanding usia-usia selanjutnya. Usia
tersebut merupakan fase kehidupan yang unik
2. Perkembangan Motorik adalah proses tumbuh kembang kemampuan gerak seorang
anak. Perkembangan motorik ada dua yaitu Motorik Halus dan Motorik Kasar.
Motorik Halus ialah kemampuan yang berhubungan dengan keterampilan fisik yang
melibatkan otot kecil dan koordinasi mata-tangan. Seperti, bermain puzzle, menyusun
balok, memasukan benda ke dalam lubang sesuai bentuknya, membuat garis, melipat
kertas dan sebagainya. Sedangkan Motorik Kasar ialah gerakan fisik yang
membutuhkan keseimbangan dan koordinasi antar anggota tubuh, dengan
menggunakan otot-otot besar, sebagian atau seluruh anggota tubuh. Contohnya,
berjalan, berlari, berlompat, dan sebagainya.
3. Menurut Erik Erikson (1963) perkembangan psikososial terbagi menjadi beberapa
tahap. Masing-masing tahap psikososial memiliki dua komponen, yaitu komponen
yang baik (yang diharapkan) dan yang tidak baik (yang tidak diharapkan).
Perkembangan pada fase selanjutnya tergantung pada pemecahan masalah pada tahap
masa sebelumnya.
3.2 Saran
Diharapkan dengan adanya penulisan makalah ini tentu memiliki manfaat khususnya
bagi pendidik anak usia dini dalam meyiapkan permainan yang dapat meransang
kratifitas anak. Bahkan bagi calon pendidik tentu perlu memahami bagaiman pentingnya
bermain itu bagi anak usia dini, dan sebagai pengetahuan untuk nantinya dalam membuat
suatu permainan yang bermanfaat bagi anak usia dini terkhusus dalam meningkatkan
kreatifitas anak.
DAFTAR PUSTAKA
https://id.scribd.com/doc/94367221/perkembangan-Anak-Usia-Dini
https://dosenpsikologi.com/perkembangan-kognitif-anak-usia-dini
http://www.jendelailmu.net/2016/04/perkembangan-fisikmotorik-anak-usia-dini.html
https://dosenpsikologi.com/perkembangan-sosial-emosional-anak-usia-dini
https://www.paud.id/2015/09/perkembangan-bahasa-anak-usia-dini.html