Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

KEPERAWATAN ANAK

ALAT PERMAINAN EDUKATIF (APE) MENCOCOKAN GAMBAR

ANAK USIA PRA SEKOLAH (3-6 TAHUN)


Dosen : Nova Ari Pangesti, S.KEP,.NS.,M.KEP

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 2
SEMESTER V A

1. BELLA MONIC DIKI S (18006)


2. BONDAN S (18007)
3. CINDY INDAH PRATIWI (18008)
4. DESI FAJRI ISNAINI (18009)
5. DEVI RISMATAR (18010)

AKADEMI KEPERAWATAN PEMKAB PURWOREJO

TAHUN AJARAN 2020/2021

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat serta hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah untuk mata kuliah
Keperawatan Anak tentang “Alat Permainan Edukatif (APE) Mencocokan Gambar Anak Usia
Pra Sekolah (3-6 Tahun)” ini dengan sebaik-baiknya.

Makalah ini disusun agar pembaca dapat mengetahui dan memahami tentang “Alat
Permainan Edukatif (APE) Mencocokan Gambar Anak Usia Pra Sekolah (3-6 Tahun)” yang
disusun berdasarkan berbagai sumber bacaan. Dalam menyelesaikan makalah ini kami telah
banyak memperoleh bantuan dan masukan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan
ini kami ingin mengucapkan terimakasih kepada :

1. Ibu Nova Ari Pangesti,S.Kep.,Ns.,M.Kep Selaku dosen pembimbing mata kuliah


Keperawatan Anak yang telah memberikan tugas ini sehingga pengetahuan kami setelah
penyusunan dapat bertambah.
2. Sumber-sumber yang telah turut ikut serta memudahkan dalam penyusunan makalah ini
sehingga dapat terselesaikan tepat waktu.

Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak guna perbaikan
dimasa yang akan datang. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan dapat
dijadikan acuan pembelajaran.

Purworejo,13 Oktober 2020

Penulis

BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Anak usia dini adalah sosok individu yang sedang menjalani proses
perkembangan dengan pesat dan fundamental. Pada masa ini proses pertumbuhan dan
perkembangan dalam berbagai aspek sedang mengalami masa yang cepat dan rentang
dalam perkembangan manusia. Setiap anak di dunia memilik berbagai kecerdasan dalam
tingkat dan indikator yang berbeda-beda.Hal ini menunjukan bahwa semua anak pada
hakikatnya adalah cerdas.
Anak usia dini merupakan generasi penerus bangsa yang perlu mendapatkan
perhatian serius. Sejak lahir, anak memiliki berbagai potensi yang dikaruniakan Tuhan.
Potensi tersebut perlu dirangsang dan difasilitasi agar dapat berkembang dengan optimal.
Oleh karena itu pada masa usia dini ini (0-6 tahun) sering disebut dengan masa emas atau
golden age. Selain itu anak usia dini juga disebut sebagai
tabula rasa .
Pendidikan anak usia dini merupakan satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang
menitikberatkan pada peletakan dasar keatas prtumbuhan dan perkembangan fisik
(koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasaran (daya pikir, daya cipta, kecerdasan
emosi, kecerdasan spiritual) sosio emosional (sikap dan perilaku serta beragama), bahsa
dan komunikasi sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang dilalui anak
usia dini.

Sementara itu, dalam UU No.20 Tahun 2003 pasal 1 ayat 14 tentang Sistem
pendidikan Nasional menyatakan bahwa Pendidikan anak usia dini adalah salah satu
upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam
tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pert

umbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan
dalam memasuki pendidikan dasar .6
Pendidikan anak usia dini pada hakikatnya adalah pendidikan yang
diselenggarakan dengan tujuan untuk memfasilitaskan pertumbuhan dan
perkembangan anak secara menyeluruh atau menekankan pada pengembangan seluruh
aspek kepribadian anak. Oleh karena itu, PAUD memberi kesempatan bagi anak untuk
mengembangkan kepribadian dan potensi secara maksimal. Atas dasar ini, lembaga
PAUD perlu menyediakan berbagai aspek kegiatan perkembangan seperti kognitif,
bahasa, emosi, fisik dan motorik.
Menurut Ahmad Susanto Kemampuan kognitif anak merupakan kemampuan dari
pikiran. “pikiran adalah bagian berpikir dari otak, bagian yang digunakan yaitu untuk
pemahaman, penalaran, pengetahuan, dan pengertian”.7
Teori perkembangan kognitif menurut Piaget dan Santrock menyatakan bahwa
anak secara aktif membangun pemaham mengenai dunia dan melalui empat tahapan
perkembangan kognitif. Adapun empat tahapan perkembangan kognitif tersebut adalah
(1) tahap sensori motor : usia 0-2 tahun , (2) tahap praoperasional :

usia 2-7 tahun, (3) tahap operasional konkret : usia 7-11 tahun , (4) tahap operasional
formal :usia 11 tahun keatas.8
Perkembangan kognitif anak meliputi kemampuan otak anak dalam memperoleh,
mengolah, dan menggunakan informasi tersebut menjadi sebuah pengetahuan bagi
dirinya.Kemampuan kognitif berkaitan dengan kemampuan berfikir anak untuk dapat
mengolah perolehan belajar, menemukan bermacam- macam alternatif pemecahan
masalah, mengembangkan kemampuan logika matematika, mengelompokkan, serta
kemampuan berpikir teliti.9
Pentingnya mengembangkan kognitif anak agar anak mampu mengembangkan
daya persepsinya berdasarkan apa yang dilihat, didengar dan dirasakan sehingga anak
akan memiliki pemahaman yang utuh, kemampuan kognitif anak di TK perlu
dikembangkan sebagaimana terdapat dalamAspek perkembangan anak usia dini yang
tercantum dalam peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 137 Tahun 2014 Tentang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini
meliputi aspek nilai agama dan moral, fisik motorik, kognitif, bahasa, sosial emosional,
dan seni.10
Menurut Caphin kemampuan kognitif adalah suatu proses berfikir, daya
11
menghubungkan, kemampuan menilai dan mempertimbangkan. Sedangkan menurut
Susanto berpendapat, kognitif merupakan “suatu proses berfikir yaitu kemampuan
individu untuk menghubungkan, menilai dam mempertimbangkan suatu kejadian atau
peristiwa.
Menurut Rahman yang dikutip oleh Srianis dkk, dalam perkembangan kognitif
pada usia 5-6 tahap ini banyak dikembangan seperti mengenal lambang bilangan,
konsep bilangan, memecahkan masalah sederhana, mengkalsifikasikan

benda berdasarkan warna ukuran dan bentuk. pengenalan bilangan seperti yang
dikemukan oleh Fatimah tentang perkembangan konsep bilangan pada anak.12

Kemampuan Kognitif mengenai konsep sangat penting dikuasai oleh anak,


meskipun anak masih usia dini, karena dalam kehidupn sehari-hari manusia tidak bisa
lepas dari hitung-hitungan. Jadi sejak dini kemampuan mengenal konsep bilangan
harus diringaktkan.13

Robert Stenberg mengartikan sebagai suatu “deskripsi tiga bagian kemampuan


mental” ( proses berfikir, mengatasi pengalaman atau masalah baru, dan menyesuaikan
terhadap situasi yang dihadapi) yang menunjukkann tingkah laku kognitif. Dengan kata
lain, tingkah laku kognitif itu merupakan produk (hasil) dri penerapan starategi
berfikir, dan cepat memecahkan masalah dan menyelesaikan konteks dengan
menyeleksi dan beradaptasi dengan lingkungan.14

Menurut Piaget didalam buku Nilawati Tadjudin tentang beberapa hal yang
menjadi karakteristik pada tahap pra oprasional usia 5-6 tahun adalah sebagai berikut :
(1) Mengenali warna-warna (2) dapat mengekspresikan pikiran dan ide (3) Senang
Bertanya dan menjawab (4) Memahami angka dan bisa berhitung1-10.15

Menurut Piaget dan Dianne ada beberapa pengembangan kognitif anak usia 5-

6 tahun pada tahap ini, sebagai berikut : Menggunakan simblol. Memahami identitas,
memahami sebab akibat, memecahkan masalah, mampu mengklasifikasikan,
memahami angka, dan teori pikiran.16
Jadi kesimpulan Perkembangan kognitif merupakan sebuah kemampuan daya fikir
pada pendidikan anak usia dini yang dilakukan melalui panca indra dari apa yang
dilihat, dengar, diraba atau dicium. Pengembangan daya fikir dilakukandengan
memecahkan masalah dan menyelesaikan konteks dengan menyeleksi dan beradaptasi
dengan lingkungan, proses pembelajaran dengan prinsip bermain sambil belajar sesuai
dunia dan karakteristik anak usia dini.

Adapaun beberapa tingkat perkembangan kemampuan kognitif anak usia dini 5-6
tahuan yang harus dicapai dalam pembelajaran sesuai dengan tingkat pencapaian
perkembangan kognitif adalah sebagai berikut:

Tabel 1
Indikator Pencapaian Perkembangan Kognitif Anak Usia5-6 Tahun

No Indikator Sub Indikator


1 Memecahkan Masalah a. Dapat menyelesaikan masalah dalam
permainan
2. Senang bertanya dan a. Dapat menjawab pertanyaan guru
Menjawab

3. Mengklasifikan benda a. Dapat membedakan warna


berdasarkan ukuran, bentuk b. Dapat membedakan benda sesuai
dan warna bentuk dan ukuran
4. Berfikir Simbolik a. Dapat menyebutkan dan menunjuk
lambang bilangan 1-20
b. Dapat menyebutkan dan menunjuk
huruf A-Z
. 5. berdaptasi dengan a. Dapat bekerja sama
Lingkungan
Jumlah item

Sumber : Piaget dan Robert Stanberg


B. Tujuan Penulisan

Tujuan peneliti yaitu untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan penerapan alat


permainan edukatif mencocokan gambar dalam mengembangkan perkembangan kognitif
anak di usia pra sekolah (3-6 tahun).
C. Manfaat

1. Melatih ketelitian. Anak dituntut mengamati bagian gambar yang kosong dengan teliti,
lalu mencari potongan gambar yang sesuai dengan ciri-ciri yang terdapat pada bagian
yang kosong itu.

2. Melatih logika berpikir. Ketika mengamati gambar dengan beberapa bagian yang kosong,
anak akan mengembangkan logika berpikirnya. Gambar yang ada di hadapan pastinya
menyerupai gambar sesuatu. Anak berusaha merefleksikan dengan pengalaman sehari-
hari dan berusaha mencari jawaban yang tepat. Selanjutnya, anak tinggal membayangkan
bagian-bagian yang kosong itu dengan mencermati ciri-cirinya.

3. Melatih konsentrasi. Untuk mencermati ciri-ciri bagian yang kosong, kemudian


mencocokkan dengan potongannya, tentu dibutuhkan konsentrasi.

4. Mengasah daya ingat. Tentunya anak harus dapat mengingat dengan baik antara ciri-ciri
pada bagian yang kosong dengan ciri-ciri potongan gambar.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar APE


1. Pengertian Alat Pendidikan Edukatif, Kreatif dan Inovatif di TK
Menurut Mayke Sugianto. T dalam Badru Zaman, dkk (2007: 63) alat permainan
edukatif (APE) adalah permainan yang sengaja dirancang secara khusus untuk kepentingan
pendidikan. Sementara Badru Zaman (2007: 63) menyatakan bahwa APE untuk anak TK
adalah alat permainan yang dirancang untuk tujuan meningkatkan aspek-aspek
perkembangan anak TK.

Sedangkan Adams (1975) berpendapat bahwa permainan edukatif adalah semua


bentuk permainan yang dirancang untuk memberikan pengalaman pendidikan atau
pengalaman belajar kepada para pemainnya, termasuk permainan tradisional dan moderen
yang diberi muatan pendidikan dan pengajaran Atas dasar pengertian itu, permainan yang
dirancang untuk memberi informasi atau menanamkan sikap tertentu, misalnya untuk
memupuk semangat kebersamaan dan kegotongroyongan, termasuk dalam kategori
permainan edukatif karena permainan itu memberikan pengalaman belajar kognitif dan
afektif (Adams, 1975). Dengan demikian, tidak menjadi soal apakah permainan itu
merupakan permainan asli yang khusus dirancang untuk pendidikan ataukah permainan lama
yang diberi nuansa atau dimanfaatkan untuk pendidikan.

Dalam Wikipedia Bahasa Indonesia (2008) kata inovasi dapat diartikan sebagai
“proses” atau “hasil” pengembangan atau pemanfaatan/mobilisasi pengetahuan, keterampilan
(termasuk keterampilan teknologis) dan pengalaman untuk menciptakan atau memperbaiki
produk (barang dan atau jasa), proses, atau sistem yang baru, yang memberikan nilai yang
berarti atau secara signifikan (terutama ekonomi dan sosial). Sedangkan kreativitas adalah
proses mental yang melibatkan pemunculan gagasan atau konsep baru, atau hubungan baru
antara gagasan dan konsep yang sudah ada. Berdasarkan pengertian kata “ inovasi” dan
“kreativitas” di atas maka dalam kaitannya dengan Alat Pendidikan Edukatif, Kreatif dan
Inovatif dapat disimpulkan bahwa Alat Pendidikan Edukatif, Kreatif dan Inovatif merupakan
alat-alat permainan yang dibuat untuk mendidik anak-anak TK dan proses pembuatannya
dilakukan dengan kreasi dan inovasi dari guru-guru TK sendiri tanpa harus membeli dari
produsen maupun distributor alat-alat permainan.

Dari beberapa pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa Alat Pendidikan
Edukatif, Kreatif dan Inovatif adalah merupakan alat-alat permainan yang dirancang dan
dibuat untuk menjadi sumber belajar anak-anak TK agar mereka mendapatkan pengalaman
belajar. Pengalaman ini akan berguna untuk meningkatkan aspek-aspek perkembangan anak
TK seperti aspek fisik/motorik, emosi, sosial, bahasa, kognitif dan moral. Alat Permainan
Edukatif (APE) adalah segala sesuatu yang dapat digunakan sebagai sarana atau alat
permainan yang mengandung nilai pendidikan dan dapat mengembangkan seluruh aspek
kemampuan anak, baik baik yang berasal dari lingkungan sekitar maupun yang sudah dibuat.

Menurut Badru Zaman, dkk (2007: 63) alat permainan dapat dikategorikan sebagai
alat permainan edukatif untuk anak TK jika memenuhi ciri-ciri sebagai berikut:
1. Ditujukan untuk anak usia TK
2. Berfungsi mengembangkan aspek-aspek perkembangan anak TK
3. Dapat digunakan dengan berbagai cara, bentuk dan untuk bermacam tujuan aspek
pengembangan atau bermanfaat multiguna
4. Aman bagi anak
5. Dirancang untuk mendorong aktivitas dan kreativitas.
6. Bersifat konstruktif atau ada sesuatu yang dihasilkan

Sedangkan secara prinsipnya APE meliputi :

1. Mengaktifkan alat indra secara kombinasi sehingga dapat meningkatkan daya serap
dan daya ingat anak didik.
2. Mengandung kesesuaian dengan kenutuhan aspek perkembangan kemampuan dan
usia anak didik sehingga tercapai indikator kemampuan yang harus dimiliki anak
3. Memiliki kemudahan dalam penggunaannya bagi anak sehingga lebih mudah terjadi
interaksi dan memperkuat tingkat pemahamannya dan daya ingat anak
4. Membangkitkan minat sehingga mendorong anak untuk memainkannya.
5. Memiliki nilai guna sehingga besar manfaatnya bagi anak.
6. Bersifat efisien dan efektif sehingga mudah dan murah dalam pengadaan dan
penggunaannya.

Berdasarkan ciri-ciri dan prinsip APE maka dapat disimpulkan bahwa APE
merupakan alat permainan edukatif yang dirancang dan digunakan untuk anak-anak usia TK
agar anak-anak dapat bermain dan belajar dengan alat-alat permainan tersebut sehingga
terjadi peningkatan aspek-aspek perkembangan anak TK.

Dalam memilih APE untuk anak maka para guru TK sebaiknya memperhatikan
kategori APE yang akan digunakan. Menurut Badru Zaman (2007: 6.18) terdapat dua
kategori APE yaitu:

Kategori APE diluar ruangan yakni APE yang dimainkan anak untuk bermain bebas
sehingga memerlukan tempat yang luas dan lapang. Contohnya seperti tangga pelangi,
jungkitan, ayunan, papan luncur dan lain-lain.Kategori APE di dalam ruangan adalah APE
jenis manipulatif yakni APE yang dapat dimainkan anak dengan diletakkan di atas meja,
dapat dibongkar pasang, dijinjing dan lain-lain Contohnya seperti puzzle, balok bangunan,
kotak pos, boneka dan lain-lain.

2. Pentingnya Penggunaan Alat Pendidikan Edukatif, Kreatif dan Inovatif di TK.

Menurut Badru Zaman (2007: 7.15) terdapat beberapa fungsi penggunaan Alat
Pendidikan Edukatif, Kreatif dan Inovatif di TK yaitu:
a. Membantu dan mendukung proses pembelajaran anak TK agar lebih baik, menarik
dan jelas.

b. Mengembangkan seluruh aspek perkembangan anak.


c. Memberi kesempatan pada anak TK memperoleh pengetahuan baru dan
memperkaya pengalamannya dengan berbagai alat permainan.
d. Memberi kesempatan pada anak TK untuk mengenal lingkungan dan mengajarkan
pada anak untuk mengetahui kekuatan dirinya.

Sedangkan tujuan penggunaan APE dalam proses belajar anak yakni:

a. Memperjelas materi yang diberikan pada anak.

b. Memberikan motivasi dan merangsang anak untuk melakukan eksplorasi dan


bereksperimen dalam peletakan dasar kea rah pertumbuhan dan mengembangkan
bahasa, kecerdasan, fisik, social dan emosional anak.

3. Pengembangan Alat Pendidikan Edukatif, Kreatif dan Inovatif di TK.

Pada saat ini terdapat berbagai jenis APE untuk anak TK yang telah dikembangkan
yakni:

a. Boneka Tangan untuk kemampuan berbahasa Peabody yang dikembangkan oleh


Elizabeth Peabody.

b. Puzzle geometri ciptaan Dr. Maria Montessori.


c. Balok Cruissenaire ciptaan George Cruissenaire.
d. Balok Blocdoss ciptaan Froebel.
e. Boneka Jari
f. Legpuzzle atau teka-teki.
g. Kotak Alfabet.
h. Kartu Lambang Bilangan.
i. Kartu Pasangan

Dikarenakan sudah banyak APE yang telah dikembangkan maka tentu saja para guru
TK dengan mudah bisa memilih jenis-jenis APE yang sesuai dengan kebutuhan anak dan
aspek perkembangan anak. Namun para guru TK juga harus bisa merancang dan membuat
APE dengan menggunakan kreasi dan inovasi sendiri.Seperti yang telah dipaparkan
sebelumnya maka Alat Pendidikan Edukatif, Kreatif dan Inovatif yang dirancang dan dibuat
penulis ini merupakan sebuah alat permainan edukatif yang diberi nama “Tracker” yang
berarti “Pencari Jejak”. Konsep permainan ini dikembangkan dari permainan Maze (Mencari
Jejak).Pembuatan alat “Tracker” ini mengikuti langkah-langkah dalam merancang APE
menurut Badru Zaman (2007: 6.25) yakni:Menganalisis kurikulum, aspek pengembangan
anak TK.

Tinjauan Pustaka

Proses tumbuh kembang anak merupakan hal penting yang harus diperhatikan sejak dini,
mengingat bahwa anak merupakan generasi penerus bangsa memiliki hak untuk mencapai
perkembangan yang optimal, sehingga dibutuhkan anak dengan kualitas baik demi masa depan
bangsa yang lebih baik. Golden age period merupakan periode yang kritis yang terjadi satu kali
dalam kehidupan anak, dimulai dari umur 0 sampai 5 tahun (Chamidah, 2018). Anak yang
memiliki awal tumbuh kembang yang baik akan tumbuh menjadi dewasa yang lebih sehat, hal
ini dipengaruhi oleh hasil interaksi faktor genetik dan faktor lingkungan, sehingga nantinya
memiliki kehidupan yang lebih baik (Deki, 2015).
Upaya deteksi dini salah satunya dapat dilakukan melalui program Stimulasi Deteksi
Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK). SDIDTK merupakan program pembinaan tumbuh
kembang anak secara komprehensif dan berkualitas melalui kegiatan stimulasi, deteksi dan
intervensi. Tiga jenis deteksi dini tumbuh kembang yaitu deteksi dini penyimpangan
pertumbuhan, yang dilakukan untuk menemukan status gizi kurang atau buruk dan bentuk kepala
mikrosefali atau makrosefali. Kedua, deteksi dini penyimpangan perkembangan, untuk
mengetahui adanya keterlambatan perkembangan anak, gangguan daya lihat, dan gangguan daya
dengar. Ketiga, deteksi dini penyimpangan perilaku emosional, yaitu untuk mengetahui adanya
masalah perilaku emosional, autisme dan gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas
(Fazrin, 2018).
BAB III

RENCANA dan METODELOGI

1. Pengertian Permainan mencocokan gambar

Membandingkan sesuatu yang sesuai atau tidak sesuai pada gambar yang tertera di aplikasi
tersebut. Permainan mencocokan gambar dengan gambar lainnya dapat menstimulasi kognitif anak.

2. Cara membuat

a. Alat dan Bahan : Laptop, sumber gambar dari google

b. Cara Pembuatan : Melalui website : https://wordwall.net/create/picktemplate

3. Manfaat mencocokan bagi Anak Usia Dini


a. Melatih ketelitian. Anak dituntut mengamati bagian gambar yang kosong dengan
teliti, lalu mencari potongan gambar yang sesuai dengan ciri-ciri yang terdapat pada
bagian yang kosong itu.
b. Melatih logika berpikir. Ketika mengamati gambar dengan beberapa bagian yang
kosong, anak akan mengembangkan logika berpikirnya. Gambar yang ada di hadapan
pastinya menyerupai gambar sesuatu. Anak berusaha merefleksikan dengan
pengalaman sehari-hari dan berusaha mencari jawaban yang tepat. Selanjutnya, anak
tinggal membayangkan bagian-bagian yang kosong itu dengan mencermati ciri-
cirinya.
c. Melatih konsentrasi. Untuk mencermati ciri-ciri bagian yang kosong, kemudian
mencocokkan dengan potongannya, tentu dibutuhkan konsentrasi.
d. Mengasah daya ingat. Tentunya anak harus dapat mengingat dengan baik antara ciri-
ciri pada bagian yang kosong dengan ciri-ciri potongan gambar
BAB IV

PEMBAHASAN

Hasilnya anak diharapkan dapat melatih motorik halus anak, melatih kesabaran anak, dan
melatih ketelitian anak, mampu mengoordinasikan mata dan tangan.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
1. Pengertian Alat Pendidikan Edukatif, Kreatif dan Inovatif di TK

Menurut Mayke Sugianto. T dalam Badru Zaman, dkk (2007: 63) alat permainan
edukatif (APE) adalah permainan yang sengaja dirancang secara khusus untuk kepentingan
pendidikan. Sementara Badru Zaman (2007: 63) menyatakan bahwa APE untuk anak TK
adalah alat permainan yang dirancang untuk tujuan meningkatkan aspek-aspek
perkembangan anak TK.

2. Pengertian permainan
Membandingkan sesuatu yang sesuai atau tidak sesuai pada gambar yang tertera
di aplikasi tersebut.

B. Saran

Anak usia prasekolah sangat tertarik dengan warna-warna yang kontras, maka dalam
permainan edukasi mencocokan gambar ini bisa menggunakan gambar atau bentuk
yang kontras. Dengan demikian akan bisa tertarik pada permainan mencocokan
gambar tersebut.

Anda mungkin juga menyukai