Anda di halaman 1dari 6

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan


kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa, karena berkat rahmat dan
karunia-Nyalah, makala ini
telah selesai dengan baik
dengan judul yaitu
perkembangan membaca untuk
anak usia dini. Dengan
Membuat tugas ini saya
berharap kita semua mampu
mengetahui ilmu yang
terkandung dari makala ini,
saya sebagai siswa sadar bila
makala ini masih banyak
kekurangannya, dan semoga
makala ini dapat bermanfaat
bagi kalian semua. Amin
perkembangan membaca untuk anak usia dini
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kemampuan membaca akan membantu anak Anda belajar lebih banyak tentang dunia,
memahami petunjuk pada tulisan dan gambar, sehingga anak akan senang membaca dan membantu
mereka mengumpulkan banyak informasi.
Belajar membaca sangat berbeda dari belajar untuk berbicara, dan hal itu tidak terjadi sekaligus. Perlu
proses waktu yang berkelanjutan sesuai usia anak untuk belajar membaca.
Waktu terbaik untuk anak Anda untuk mulai belajar membaca adalah pada usia yang sangat
muda. Bahkan sebelum anak memasuki pra-sekolah. Setelah anak mampu berbicara, ia dapat mulai
mengembangkan kemampuan membaca dasar.
Anak yang sangat muda memiliki rasa ingin tahu alami untuk belajar tentang segala sesuatu, dan mereka
secara alami tertarik dengan cetak surat yang mereka lihat, dan sangat ingin belajar mengetahui isi dari
tulisan yang ada.
Anda mungkin akan melihat bahwa anak-anak Anda suka melihat-lihat buku dan menikmati
setiap tulisan dan gambar yang ada di buku. Mereka bahkan akan berpura-pura berperilaku seperti
pembaca dengan memegang buku dan berpura-pura membacanya.
Sebagai orang tua, Anda adalah orang pertama yang paling penting dalam perjalanan anak-anak
Anda ke dunia indahnya membaca. Anda bebas untuk membuat lingkungan yang paling mendukung
putra-putri Anda untuk belajar membaca seperti membaca dengan suara keras pada siang hari dan
sebelum tidur, dan menempatkan buku sesuai usianya di dalam rumah, sehingga anak akan memiliki
akses yang luas untuk banyak buku. Kegiatan membacakan buku untuk anak Anda akan sangat
membantu mengembangkan keinginan anak untuk bisa membacanya sendiri.
Dengan bantuan Anda, anak dapat belajar bagaimana untuk membaca. Jadikan membaca menjadi
kegiatan keluarga, dan menghabiskan waktu bermain game kata-kata dan membaca buku cerita.Hal ini
tidak hanya membantu anak Anda belajar membaca, tetapi juga akan membantu dia membangun
kosakata yang kaya, mengajarinya pola bahasa, dan membantu dia jatuh cinta dengan buku dan
membaca.

B. Rumusan Masalah
Dalam makalah ini akan di bahas mengenai perkembangan membaca untuk anak usia dini

BAB II
PEMBAHASAN
Perkembangan Membaca Pada Anak Usia Dini
Secara khusus perkembangan kemampuan membaca pada anak berlangsung dalam beberapa
tahap, sbb:
1. tahap fantasi ( magical stage )
pada tahap ini anak mulai belajar menggunakan buku, mulai berpikir bahwa buku itu penting.
melihat, membolak-balik buku dan kadang-kadang membawa buku yang disukai.
sikap orang tua/guru hendaknya dapat memberi / menunjukkan model/contoh perlunya
membaca, membacakan sesuatu pada anak, dan membicarakan isi buku*

2. tahap pembentukan konsep diri ( self concep stage)


anak memandang dirinya sebagai pembaca dan mulai melibatkan diri dalam kegiatan membaca,
pura-pura membaca buku, memberi makna pada gambar atau buku meskipun tidak cocok dengan
tulisannya.
sikap orang tua/guru memberikan rangsangan dengasn jalan membacakan sesuatu pada anak,
memberi akses pada buku-buku yang diketahui anak dan senantiasa melibatkan anak dalam
memcakan berbagai buku*.
3. tahap membaca gambar ( bridging reading stage )
tahap dimana anak menjadi sadar bahwa pada cetakan yang tampak serta dapat menemukan kata
yang sudah dikenal, dapat mengungkapkan kata-kata yang memiliki makna dengan dirinya,
dapat mengulang kembali cerita yang tertulis dan anak sudah mengenal abjad.
sikap orang tua/guru membacakan sesuatu pada anak , menghadirkan beberapa kosa kata pada
lagu dan puisi serta memberikan kesempatan menulis sesering mungkin*.
4. tahap pengenalan bacaan ( take- of reader stage )
anak mulai menggunakan tiga sistem isyarat (graphonic, semantic dan syntactic ) secara
bersama-sama. anak mulai tertarik pada bacaan, mulai mengingat kembali cetakan pada
konteksnya, berusaha mengenal tanda-tanda pada lingkungan serta membaca berbagai tanda
sepertia : kotak susu, pasta gigi, atau papan iklan yang lain.
sikap orang tua/guru masih harus membacakan sesuatu pada anak sehingga dapat mendorong
untuk membaca sesuatu pada berbagai situasi. (orang tua/ guru jangan memaksa anak membaca
huruf secara sempurna)*.

5. tahap membaca lancar ( independen reader stage )


pada tahap ini anak membaca berbagai jenis buku yang berbeda secara bebas. menyusun
pengertian dari tanda, pengalaman dan isyarat yang dikenalnya, dapat membuat perkiraan bahan-
bahan bacaan.
pada tahap ini sikap orang tua/ guru masih tetap membacakan berbagai jenis buku pada anak.
hal ini akan mendorong anak untuk memperbaiki bacaannya, membantu menyeleksi bahan-
bahan bacaan yang sesuai serta mengajarkan cerita yang berstruktur.
Pada era globalisasi seperti sekarang ini telah terjadi kemajuan yang sangat pesat pada bidang
teknologi informasi. Kemajuan itu menuntut dukungan budaya baca tulis, yaitu perwujudan
perilaku yang mencakup kemampuan, kebiasaan, kegemaran, dan kebutuhan baca tulis.

Namun hingga saat ini budaya baca tulis belum sepenuhnya berkembang di masyarakat
Indonesia. Karena itu jika bangsa Indonesia ingin berhasil dalam pembangunan di masa depan,
pengembangan budaya baca tulis mutlak diperlukan.
Yang menjadi persoalan sekarang adalah, kapan kemampuan membaca dan menulis mulai
diajarkan? Jawaban pertanyaan itu sebenarnya masih berupa polemik. Bagaimana tidak?
Sebagian ahli mengatakan membaca dan menulis baru dapat diajarkan setelah anak masuk SD
sebagaimana kebijakan kurikulum TK sekarang ini. Tetapi banyak juga ahli yang mengatakan
bahwa membaca dan menulis harus diajarkan sejak dini.

Durkin (dalam Nurbiana Dhieni, 2005 : 5.2) telah mengadakan penelitian tentang pengaruh
membaca dini pada anak-anak. Dia menyimpulkan bahwa tidak ada efek negatif pada anak-anak
yang diajar membaca dini. Steinberg (dalam Nurbiana Dhieni, 2005 : 5.2) juga mengemukakan
bahwa anak-anak yang mendapatkan pelajaran membaca dini umumnya lebih maju di sekolah.
Hal tersebut masih diperkuat oleh pendapat Moleong (dalam Nurbiana Dhieni, 2005 : 5.3) yang
mengatakan salah satu aspek yang harus dikembangkan pada anak TK adalah kemampuan
membaca dan menulis.

Jadi pengembangan kemampuan membaca dan menulis di TK dapat dilaksanakan selama masih
dalam batas-batas aturan praskolastik dan sesuai dengan karakteristik anak, yakni belajar sambil
bermain dan bermain sambil belajar.

Untuk mengajarkan kemampuan membaca pada anak TK, guru perlu mengetahui tahapan
perkembangan kemampuan membaca pada anak. Menurut Cochrane Efal (dalam Nurbiana
Dhieni, 2005 : 5.9), perkembangan dasar kemampuan membaca pada anak usia 4-6 tahun
berlangsung dalam lima tahap yakni:

1. Tahap Fantasi (Magical Stage)


Pada tahap ini anak mulai belajar menggunakan buku. Anak mulai berpikir bahwa buku itu
penting dengan cara membolak-balik buku.

2. Tahap Pembetukan Konsep Diri (Self Concept Stage)


Anak memandang dirinya sebagai pembaca dan mulai melibatkan dirinya dalam kegiatan
membaca, pura-pura membaca buku.

3. Tahap Membaca Gambar (Bridging Reading Stage)


Anak menyadari cetakan yang tampak dan mulai dapat menemukan kata yang sudah dikenal.

4. Tahap Pengenalan Bacaan (Take-off Reader Stage)


Anak mulai menggunakan tiga sistem isyarat (graphoponic, semantic dan syntactic) secara
bersama-sama. Anak mulai tertarik pada bacaan dan mulai membaca tanda-tanda yang ada di
lingkungan seperti membaca kardus susu, pasta gigi dan lain-lain.

5. Tahap Membaca Lancar (Independent Reader Stage)


Anak dapat membaca berbagai jenis buku secara bebas.

Huruf dan kata-kata merupakan suatu yang abstrak bagi anak-anak, sehingga untuk
mengenalkannya guru harus membuatnya menjadi nyata dengan mengasosiasikan pada hal-hal
yang mudah diingat oleh anak. Pertama kali mengenalkan huruf biasanya guru memusatkan
hanya pada huruf awal suatu kata yang sudah di kenal anak. Dan agar tidak ada kesan pemaksaan
belajar membaca pada anak maka harus dilakukan dengan menyenangkan.

BAB II
KESIMPULAN

Keakraban dalam menikmati buku dan cerita memperkuat ikatan emosional, membantu anak dalam
mempelajari kata dan konsep baru, dan merangsang pertumbuhan otak anak. Semangat untuk menulis
ditumbuhkan dengan memberikan kesempatan pada anak untuk menggambar dan mencoret-coret.
Gambar dan coretan anak adalah tulisan pertamanya, lambat laun seiring dengan perkembangannya
anak akan menulis huruf-huruf. Melalui bantuan dan dorongan orang-orang di sekitarnya, anak menapaki
langkah besar menjadi seorang penulis.
Perkembangan bahasa pada anak usia dini sangat penting karena dengan bahasa sebagai dasar
kemampuan, seorang anak akan dapat meningkatkan kemampuan yang lain. Pendidik perlu menerapkan
ide-ide mereka untuk mengembangkan kemampuan berbahasa anak, memberikan contoh penggunaan
bahasa dengan benar, dan menstimulasi perkembangan bahasa anak dengan berkomunikasi secara
aktif. Anak perlu terus dilatih untuk berpikir dan menyelesaikan masalah melalui bahasa yang dimilikinya.
Kegiatan nyata yang diperkuat dengan komunikasi akan terus meningkatkan kemampuan bahasa anak.
Lebih daripada itu, anak harus ditempatkan di posisi yang terutama, sebagai pusat pembelajaran yang
perlu dikembangkan potensinya. Ketika belajar bahasa, anak perlu menggunakan berbagai strategi,
misalnya permainan yang bertujuan mengembangkan bahasa anak dan penggunaan berbagai media
yang mendukung pembelajaran bahasa. Anak akan mendapatkan pengalaman bermakna dalam
meningkatkan kemampuan berbahasa.

DAFTAR PUSTAKA
http://srienevi01.wordpress.com/2012/02/07/menanamkan-minat-membaca-pada-anak/
http://www.isomwebs.com/2012/skripsi-ptk-upaya-guru-meningkatkan-kemampuan-membaca/
Dhiene Nurbiana, dkk, Metode Pengembagangan Bahasa. Universitas terbuka press Jakarta 2009

Anda mungkin juga menyukai