Anda di halaman 1dari 30

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK

MELALUI KEGIATAN MEWARNAI DENGAN MEDIA

BERVARIASI

ABSTRAK

Iin Yarlina 2020. Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak

Melalui Kegiatan menggambar Dengan Media Bervariasi Pada Kelompok

Anak Didik Kelompok B TK AZZAHRA HARAPAN ELOK BEKASI

UTARA. Karya Ilmiah Jurusan PG-PAUD Universitas Terbuka Jakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan motorik halus

anak melalui kegiatan mewarnai pada Anak didik kelompok B TK Azzahra

Harapan Elok Bekasi Utara. Kemampuan motorik halus sangatlah penting

untk mendukung penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang

dilaksanakan dalan 2 siklus. Subjek penelitian ini adalah anak-anak kelompok

B TK Azzahra Harapan Elok Bekasi Utara yang berjumlah 16 orang dengan

objek kemampuan motorik halus. Tehnik pengumpulan data yang digunakan

adalah observasi dan dokumentasi, analisis data menggunakan deskripsi

kualitatif dan kuantitatif.

Hasil observasi kemampuan motorik halus anak sebelum tindakan rata-rata

persentase sebesar 64,58% dengan kruteria BSH, mengalami peningkatan

sebesar 3,65% pada siklus 1 berada pada kriteria BSH. Pada siklus ke 11

mengalami peningkatan 11,72% menjadi BSB. Berdasarkan data tersebut dapat

1
disimpulkan bahwa kemampuan motorik halus anak mengalami peningkatan

dan mencapai indikator keberhasilan lebih dari 75% dengan kriteria

berkembang sangat baik (BSB). Keberhasilan tersebut tidak lepas dari langkah-

langkah pembelajaran dan alat serta media yang digunakan guru dan peneliti.

Data peneliti ini tindakan kelas ini diperoleh melalui hasil observasi , catatan

anekdot, dan wawancara .

Kata kunci : Kemampuan Motorik Halus Anak, kegiatan

mewarnai

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Anak adalah anugrah dari Alloh dan setiap anak dilahirkan bersama

dengan potensi-potensi yang dimilikinya. Merupakan tugas orang tua dan guru

untuk dapat menemukan potensi yang utuh terhadap keadaan anak. Disamping

memiliki hak dan kewajiban, anak juga mempunyai hak dan kesempatan untuk

mengembangkan sesuai potensi yang dimilikinya.

Dalam bidang pendidikan seorang anak dari lahir memerlukan pelayanan

yang tepat dalam pemenuhan kebutuhan pendidikan disertai dengan

pemahaman mengenai karakteristik anak sesuai pertumbuhan dan

perkembangannya akan sangat membantu dalam menyesuaikan proses belajar

bagi anak dengan usia, kebutuhan dan kondisi masing-masing, baik secara

intelektual, emosional, dan sosial.

2
Berdasarkan peraturan Mentri Pendidikan Nasional No 58 tahun 2009

menyatakan bahwa jenis layanan PAUD dapat dilaksanakan dalam jalur

pendidikan formal maupun non formal. Jalur pendidikan formal yaitu taman

kanak-kanak ( TK) atau Raudatul Anfal (RA) dan bentuk lain yang sederajat

untuk usia 4-5 tahun. Jalur pendidikan non formal dapat dibentuk taman

penitipan anak (TPA) untuk usia 0-2 tahun serta kelompok belajar (KB) untuk

usia 2-4 tahun dan bentuk lain yang sederajat.

Masa usia dini merupakan periode emas (golden age) bagi

perkembangan anak untuk memperoleh proses pendidikan. Periode ini adalah

tahun-tahun berharga bagi seorang anak untuk mengenal berbagai macam fakta

di lingkunganya sebagai stimulus terhadap perkembangan kepribadiannya,

psikomotor, kognitif, maupun sosial.

Taman kanak-kanak tergolong kedalam jalur pendidikan formal yaitu

yanag diselenggarakan untuk anak usia 4-6 tahun termsuk dalam usia

keemasan, pada usia ini anak mempunyai daya serap luar biasa besar, apabila

terus diberikan stimulus sesuai dengan tahap perkembangannya sehingga pada

usia ini lima aspek perkembangan anak harus dioptimalkan semaksimal

mungkin, dengan adanya lembaga formal untuk usia dini diharapkan dapat

membantu membentuk aspek perkembangan anak berkembang sesuai usianya.

Kemampuan fisik motorik sangatlah penting untuk menunjang

kelangsungan hidup sehari-hari oleh karena itu kemampuan fisik motorik anak

usia dini harus dikembangkan sejak dini, baik kemampuan motorik kasar

mupun motorik halus. Stimulus perkembangan motorik halus bertujuan untuk

melatih keterampilan jari-jemari anak untuk persiapan seperti menulis,

3
menggunting, menjiplak, mewarnai, menggambar, menempel, bermain

playdough, meronce. Permainan dan kegiatan tersebut diberikan di taman

kanak-kanak agar kemampuan motorik halusnya dapat berkembang dengan

baik.

Metode bermain sambil belajar seraya bermain sangat cocok untuk

diterapkan dalam proses pembelajaran di dunia pendidikan anak usia dini,

pembelajaran motorik halus anak dalam mewarnai ditingkat pendidikan anak

usia dini ( PAUD) dan taman kanak-kanak (TK) berfungsi sebagai sarana

untuk berekspresi, perkembangan kreatifitas srta produktivitas anak.TK

Azzahra Harapan Elok Bekasi Utara merupakan salah satu lembaga sekolah

yang berupaya mewujudkan sekolah yang mandiri dan efektif melalui

optimalisasi peran dan fungsi sekolah sesuai dengan visi dan misi yang telah

diterapkan bersama, mengarah kepada peningkatan kualitas pembelajaran

dengan mendayagunakan sumber yang ada di lingkungan sekolah.

Berdasarkan pengamatan terhadap kegiatan pengembangan Motorik Halus

di Kelompok B TK Azzahra Harapan Elok Bekasi Utara ditemukan masalah

yang berkaitan dengan kemampuan anak dalam kegiatan pengembangan

Mewarnai Gambar, pada kegiatan mewarnai gambar anak-anak cenderung

masih meniru dan kurang adanya inisiatif sendiri untuk melakukan kegiatan

mewarnai, serta cepat sekali merasa bosan. Oleh karena itu diperlukan adanya

tehnik khusus yang dapat merangsang anak melakukan daya imajinsi,kreatif

dan inisiatif sendiri saat mewarnai gambar. Hal inilah yang mendorong untuk

melakukan penelitian berkaitan dengan meningkatkan Kemampuan Motorik

Halus Anak Melalui Kegiatan Mewarnai Dengan Media Bervariasi sebagai

4
alternatif solusi pada siswa Kelompok B TK Azzahra Harapan Elok Beasi

Utara ajaran tahun 2020/2021.

B. Identivikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka peneliti merumuskan sebagai

berikut :

1. Bagaimana caranya anak tertarik pada kegiatan mewarnai?

2. Bagaimana meningkatkan kemampuan motorik halus anak dalam

kegiatan mewarnai gambar dengan media bervariasi pada siswa

kelompok B TK Azzahra Harapan Elok Bekasi Utara ?

3. Apakah melalui media bervariasi dapat meningkatkan kemampuan anak

dalam kegiatan mewarnai gambar pada siswa kelompok B TK Azzahra

Harapan Elok Bekasi Utara?

4. Kemampuan motorik halus anak berkembang kurang maksimal karena

memperoleh stimulus yang sama yaitu sering melaksanakan kegiatan

mewarnai dengan kerayon saja serta alternativ kegiatan mewarnai di

taman kanak-kanan belum bervariasi.

C. Batasan Masalah

Pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah kemampuan motorik anak

berkembang kurang maksimal karena memperoleh stimulus yang sama yaitu

sering melakukan kegiatan mewarnai dengan krayon serta alternativ kegiatan

belum bervariasi dan apakah melalui media bervariasi dapat meningkatkan

kemampuan anak dalam mewarnai gambar di TK Azzahra Harapan Elok

Bekasi Utara agar tidak terjadi kebosanan

5
D. Tujuan Penelitian

1. Meningkatkan kemampuan motorik halus anak melalui kegiatan

mewarnai dengan inovasi kegiatan mewarnai dengan alat serta media

yang berbeda

2. Menarik antusias anak terhadap kegiatan mewarnai gambar

E. Manfaat Penelitian

1. Untuk anak : kegiatan mewarnai dapat dilaksanakan pada siswa

kelompok B dengan alat yang berbeda sehingga aspek perkembangan

anak dapat tercapai, selai itu mempersiapkan anak untuk memasuki

jenjang sekolah selanjutnya melalui stimulus kemampuan motorik halus

yang telah diberikan

2. Untuk guru : menjadi salah satu alternatif kegiatan motorik halus

untuk siswa kelompok B yaitu mewarnai gambar menggunakan alat

bervariasi untuk mewarnai yang berbeda, sehingga anak tidak merasa

bosan, serta meningkatkan kualitas pembelajaran agar baik.

3. Untuk lembaga : sebagai masukan dalam upaya meningkatkan

kemampuan motorik halus melaui kegiatan mewarnai, selain itu

membantu mengatasi permasalahan yang didapat dilembaga sekolah

agar lebih baik.

KAJIAN PUSTAKA

A. Hakikat Pendidikan Anak Usia Dini

Anak usia dini adalah kelompok manusia yang berusia 0-6 tahun ( di

Indonesia berdasarkan undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem

6
pendidikan nasional), adapun berdasarkan para pakar pendidikan anak, yaitu

kelompok manusia yang berusia 0-8 tahun. Anak usia dini adalah kelompok

anak yang berada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan yang bersifat

unik, dalam arti memiliki pola pertumnuhan dan perkembangan ( koordinasi

motorik halus dan kasar), intelegensi (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi

dan kecerdasan spiritual), soaial emosional (sikap dan perilaku serta

agama),bahasa dan komunakasi yang khusus sesuai dengan tingkat

petumbuhan dan perkembangannya. Berdasarkan keunikan tersebut dalam

pertumbuhan dan perkembangannya, anak usia dini terbagi menjadi tiga

tahapan yaitu : 1). Masa bayi samapi 12 bulan, 2). Masa toddler (batita) usia 1-

3 tahun, 3). Masa pra sekolah usia 3-6 tahun, 4) masa kelas awal SD 6-8 tahun.

Pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini perlu diarahkan pada peletakan

dasar-dasar yang tepat bagi pertumbuhan dan perkembangan fisik, daya pikir,

daya cipta, sosial emosional, bahasa dan komunikasi yang seimbang sebagai

dasar pembentukan pribadi yang utuh. Pendidikan bagi anak usia dini

merupakan sebuah pendidikan yang dilakukan pada anak yang baru lahir

sampai dengan delapan tahun, pendidikan tahap ini memfokuskan pada

physical, intelligence, emosional, sosial educotion

B. Kemampuan Motorik

1.kemampuan Motorik

Perkembangan motorik merupakan aktivitas yang famliar dengan kegiatan

sehari-hari karena setiap hari digunakan oleh manusia untuk menjalin hidup.

Menurut Hurclok (1978: 150) berpendapat bahwa perkembangan motorik

7
berarti perkembangan pengendalian gerak jasmani melalui kegiatan pusat

syaraf, urat syaraf dan otot terkemdali. Corbin (Sumantri, 2005 : 48)

mengemukakan bahwa perkembangan motorik merupakan perubahan

kemampuan gerak dari bayi sampai dewasa yang melibatkan berbagai spek

perilaku dan kemampuan gerak. Adapun pendapat lain tentang kemampuan

motorik Suyanto (2005:51) menyatakan bahwa perkembangan motorik

meliputi perkembangan badan otot kasar (motorik kasar) dan otot halus

(motorik halus).

Dari beerapa pendapat yang dikemukakan para ahli kemampuan motorik

berhubungan dengan perkembangan dan keterampilan gerak yang dapat

dilakukan untuk melakukan pengendalian terhadap seluruh anggota tubuh serta

perkembangannya sesuai dengan kematangan otot dan syaraf, serta

perkembangan fisik motorik yang ada yang meliputi perkembangan motorik

kasar dan motorik halus.

2.Kemampuan Motorik Kasar

Kemampuan motorik kasar anak usia didni berkembang dengan pesat

dikarenakan anak mempunyai energi lebih untuk bergerak aktif sehingga

menanifestasikan energi tersebut melalui kegiatan bermain sambil belajar

sangat penting dilakukan. Sujiono (2008:1.13) menyatakan bahwa motorik

kasar adalah kemampuan yang membutuhkan koordinasi sebagian besar tubuh

anak, sehingga memerlukan tenaga yang lebih besar. Perkembangan motorik

kasar melibatkan gerakan otot-otot besar dalam tubuh seperti otot tangan dan

otot kaki, contohnya kegiatan motorik kasar melompat, meloncat,melempar,

menendang. Menurut Mansur (2005:23) menyatakan bahwa perkembangan

8
motorik kasar diperlukan untuk keterampilan menggerakan dan

menyeimbangkan tubuh. Pernyataan tersebut sama halnya dengan pendapat

Suyanto (2005:23) menyatakan bahwa perkembangan motorik kasar

berhubungan dengan otot kasar atau otot besar, otot -otot badan, yang tersusun

dari otot lurik berfungsi untuk melakukan gerakan dasar tubuh yang

terkoordinasi oleh otak seperti berjalan, berlari, dan melompat .

3.kemampuan Motorik Halus.

Menurut pendapat Sujuno (2008:1.14) motorik halus adalah gerakan yang

melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan oleh otot-otot

kecil, seperti keterampilan menggunakan jari-jemari tangan dan gerakan

pergelangan tangan yang tepat. Dewi (2005:2) berpendapat bahwa motorik

halus merupakan keterampilan yang menggunakan jari -jemari tangan dan

gerakan pergelangan tangan yang tepat. Pendapat tersebut sesuai dengan yang

dikemukakan Sumantri (2005:143) bahwa motorik halus merupakan

perorganisasian penggunaan sekelompok otot-otot kecil seperti jari-jemari dan

tangan yang sering membutuhkan kecermatan dan koordinasi mata dan tangan.

4.Prinsif Perkembangan Motorik

Permbelajaran yang mengembangkan motorik halus anak perlu

memperhatikan prinsif-prinsif pengembangan motorik halus. Prinsif-prinsif

tersebut sesuai dengan pendapat Sumantri (2005:147-148) yaitu (1)

berorientasi pada ketentuan anak, kegiatan yang bertujuan untuk

mengembangkan motorik halus sebaiknya disesuaikan dengan tahap

perkembangan anak dan jangan terlalu sulit karena akan berpengaruh pada

perkembangannya (2) belajar sambil bermain merupakan hal yang

9
menyenangkan untuk anak kerana dunia anak adalah dunia bermain, ketika

bermain anak akan bereksplorasi dengan dirinya dan lingkungan disekitarnya

sehingga pembelajaran yang dilakukan lebih bermakna (3) kereativitas dan

inovasi, kegiatan yang dilakukan harus memunculkan rasa ingin tahu anak

yang besar dan memotovasi untuk berfikir kritis, sehingga anak akan

menemukan hal-hal baru yang menambah pengetahuannya (4) lingkungan

yang kondusif, lingkungan kondusif sangat berpengaruh terhadap kegiatan

pembelajaran anak sehingga menciptakan lingkungan yang aman dan

nyamanan, seta disesuaikan dengan gerak anak ketika bermain (5) tema, dalam

kegiatan pembelajaran sebaiknya dimulai dengan anak dan tema lingkungan

yang menarik sehingga mudah dalam pengenalan berupa konsep (6)

mengembangkan keterampilan hidup, kegiatan pembelajaran motorik halus

sebaiknya mengembangkan beberapa keterampilan yang terjadi sehari-hari

contohnya tolong menolong kepada orang lain, tolong menolong pada diri

sendiri, disiplin, serta sosialisasi yang sangat berguna dan penting untuk

jenjang selanjutnya (7) menggunakan kegiatan terpadu (8) kegiatan

berorientasi pada prinsif perkembangan .

5.Tujuan Pengembangan Motorik Halus dan Fungsinya

Tujuan pengembangan motorik halus untuk anak TK usia 4-6 tahun

adalah dapat menunjukan kemampuan menggerakan anggota tubuh dan

terutama terjadinya koordinasi mata dan tangan swbagai persiapan untuk

menulis. Puskur Balitbang Depdiknas 2002 dan Sumantri, 2010:146

berpendapat bahwa perkembangan motorik halus anak meliputi beberapa

kemampuan diantaranya (1) mampu mengembangkan keterampilan motorik

10
halus yang berhubungan dengan gerakan tangan (2) mampu menggerakan

anggota tubuh yang berhubungan dengan jari-jemari (3) mampu

mengkoordinasikan indra mata dan aktivitas tangan (4) mampu mengendalikan

emosional dan beraktivitas motorik halus. Pendapat yang dikemukakan oleh

Sujiono (2008:212) bertujuan bahwa pengembangan motorik halus anak adalah

(1) agar anak dapat berlatih menggerakan pergelangan tangan dengan kegiatan

mewarnai gambar dan menggambar (2) anak belajar ketepatan koordinasi mata

dan tangan serta menggerakan pergelangan tangan agar lentur (3) anak belajar

berimajinasi dan berkreasi. Adapun fungsi perkembangan motorik halus

menurut Sumantri 92010:146) menyatakan bahwa funngsi pengembangan

motorik halus pada anak adalah untuk mendukung aspek lain yaitu bahasa,

kognitif, dan sosial emosional, karena satu aspek yang disebutkan tadi saling

berkaitan satu sama lain dan saling mempengaruhi. Hurlock (1978:168)

mengemukakan bahwa fungsi-fungsi pengembangan motorik anak adalah (1)

keterampilan untuk membantu diri sendiri (2) keterampilan bantu sosial (3)

keterampilan bermain (4) keterampilan sekolah.

6.Kegiatan Motorik Halus Anak Usia 5-6 Tahun

Couglin, 2001 (Sumantri, 2005:105-106) memaparkan tentang kegiatan

motorik halus anak berdasarkan kronologis usia yaitu (1) memegang pensil

dengan benar antara ibu jari dan dua jari (2) menjiplak persegi panjang wajik

dan segi tiga (3) memptong bentuk -bentuk sederhana (4) mengambar orang ,

leher, tangan , mulut, rambut dan hidung. Norlaila (2010:59-59) menyatakan

bahwa perkembangan kemampuan motorik halus anak usia 5-6 tahun adalah

(1) mewarnai dengan garis-garis (2) menulis nama depan (3) membangun

11
menara tinggi dari susunan balok-balok kecil setinggi 12 kota (4) memegang

pensil dengan benar antara ibu jari dan dua jari (5) menggambar orang beserta

rambut dan hidung. Tingkat pencapai perkembangan motorik halus menurut

peraturan Mentri Pendidikan Nsional ,2009) yaitu (1) menggambar sesuai

dengan gagasan (2) meniru bentuk (3) melakukan ekplorasi dengan brbagai

media dalam kegiatan (4) mengunakan alat tulis yang benar (5) menggunting

sesuai pola (6) menempel gambar dengan tepat (7) mengekpresikan diri

melalui gerakan menggambar secara detail.

B.Mewarnai

1. Pengertian Mewarnai

Mewarnai adalah membubuhakan warna atau cat pada suatu gambar.

Pengertian lain mewarnai adalah suatu kegiatan yang disukai anak-anak ,

menurut Femi Olivia dalam bukunya Gembira Bermain Coret-Coret ,

mewarnai merupakan suatu bentuk kegiatan kreativitas , dimana anak

diajakmuntuk memberikan satu atua beberapa goresan warna pada suatu

bentuk atau pola gambar, sehingga terciptalah sebuah kreasi seni. Menurut

pendapat Hajar Pamadhi dan Eva Sukari (2011:725) mewarnai pada anak usia

dini bertujuan untuk melatih keterampilan ,kerapihan, serta kesabaran.

Kerapihan disini adalah bagaimana anak memberikan warna dan ukuran pada

tempat-tempat dan bidang yang telah ditentukan.

2.Kegiatan Mewarnai

Kegiatan mewarnai pada anak pra sekolah pada umumnya menyukai

kegiatan mewarnai menggunakan bahan yang berbeda-beda dan beraneka

ragam dan gambar yang akan diwarnai disesuaikan dengan tema yang berbeda

12
sesuai dengan tema yang digunakan di taman kanak-kanak . contohnya

mewarnai dengan bahan alami atau bahan nyata dari alam dan bahan buatan

pabrik. Kegiatan mewarnai pada anak usia dini sebagai alat dan sarana untuk

berekspresi hal ini sesuai dengan pendapat (Morrison, 2012:221).

3.Kelebihan dan kekurangan Kegiatan Mewarnai

Kegiatan mewarnai yang bertujuan untuk mengembangkan motorik halus

usia 5-6 tahun pasti terdapat kelebihan dan kekurangan dalam pelaksanaannya

beberapa kelebihan dari kegatan mewarnai adalah (1) mengembangkan

keterampilan motorik anak khususnya keterampilan motorik halus dan

beberapa aspek perkembangan lain seperti kognitif, dan sosial emosional (2)

mengekspresikan perasaan anak dan anak untuk belajar berkonsentrasi (3)

melatih anak untuk persiapan menulis dijenjang pendidikan selanjutnya .

adapun kekurangannya adalah (1) menjadikan anak kurang aktif karena

mewarnai merupakan merupakan kegiatan yang membutuhkan kinsentrasi (2)

apabila dilakukan terlalu serimg akan mengakibatkan anak bosan .

C.karakteristik Perkembangan Motorik Halus Anak Usia 4-5 Tahun

Perkembangan motorik halus anak usia 5-6 tahun yang baik tentunya sesuai

dengan perkembangan yang telah ditetapkan. Karakteristik kemampuan

motorik halus anak itu dikatakan baik, apabila tujuan dan pengembangan

motorik halus anak itu sudah berkembang dengan maksimal. Menurut Hurlock

(1978:159) yaitu pengenalian otot tangan , bahu dan pergelangan tangan

meningkat dengan cepat selama masa anak-anak, selain itu pengendalian otot

jari tangan berkembang lebih lambat.Pendapat lain menurut Santrok

(2007:217) yaitu usia 5 tahun koordinasi motorik halus anak semakin

13
meningkat ditandai dengan tangan, lengan dan jari semua bergerak bersama

dibawah perintah mata. Dari beberapa pendapat dapat disimpulkan bahwa

karakteristik motorik halus anak usia 5-6 tahun yang baik yaitu koordinasi

mata dan tangan , kelenturan pergelangan tangan serta jari-jari tangan dapat

berkembang dengan baik sesuai dengan usia mereka.

Dalam penelitian ini peneliti mengamati masalah yang dihadapai di TK

Azzahra Harapan Elok yaitu bahwa kemampuan motorik halus anak tidak

berkembang tidak maksimal dikarenakan stimulus yang diberikan kepada anak

kurang, dalam kegiatan mewarnai tidak dikemas dengan baik , baik dari segi

alat dan bahan yang akan digunakan dan dari fasilitas yang kurang mendukung

bagi kegiatan mewarnai gambar serta kurang bervariasi, hal ini lah yang

mengakibatkan anak kurang tertarik pada kegiatan mewarnai dan cenderung

bosan.

Kerangka Berfikir

Berdasarkan hasil pengamatan di TK Azzahra Harapan Elok Bekasi , bahwa

kegiatan mewarnai pada siswa kelompok B, motorik halusnya kurang

berkembang dengan baik , anak cenderung masih meniru dan dan cepat bosan

serta kurang adanya inisiatif sendiri dari anak untuk melakuan kegiatan

mewarnai.

PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

A.Subjek ,Tempat dan Waktu Serta Pihak yang Membantu ,

1. Subjek penelitian

14
Subjek penelitian adalah guru dan anak TK Azzahra Harapan Elok Bekasi

Utara semester 1 tahun ajaran 2020/2021 dengan jumlah 16 anak, yang terdiri

dari laki-laki 7 dan 9 perempuan

2.tempat penelitian

Penelitian dilakuka di TK Azzahra Harapan Elok Bekasi Utara, letaknya

relatif stategis berada dipinggir jalan raya utama dan trasportasinya mudah

terjangkau. Peneliti mengadakan penelitian ini dengan pertimbangan sekolah.

Sekolah ini belum memaksimalkan kegiatan mewarnai dalam

pembelajarannya, pembelajaran hanya menitik beratkan pada pengembangan

kemampuan akademik seperti membaca dan berhitung.

3.waktu penelitian, pelaksanaan penelitian direncanakan pada semester 1 yaitu

bulan Agustus -Oktober 2020, tahun ajaran 2020/2021, dengan siklus 1

dilaksanakan pada Tanggal 10 Agustus 2020 dan siklus ke II dilaksanakan

Tanggal 11 September 2020, dengan 2 hari pertemuan setiap siklusnya, dengan

rentang waktu 07.30-11.30 WIB.

4.tema yang digunakan dalam siklus I adalah kebetuhan ku sub tema alat-alat

makan dan minum. Pada siklus II adalah tema alat komunikasi sub tema jenis-

jenis alat komunikasi.

5.objek dan tema penelitian ini adalah siswa kelompok B TK Azzahra Harapan

Elok yang berjumlah 16 orang anak yang terdiri dari 7 laki-laki dan 9

perempuan. Tema yang diteliti adalah “Meningkatkan Kemampuan Motorik

Halus Anak Melalui Kegiatan Mewarnai Dengan Media Bervariasi”

6.Karakteristik anak , khusus kelas yang dilakukan penelitian ini adalah kelas

kelompok B, memiliki tentang usia 5-6 tahun.

15
7.Pihak yang membantu penelitian, penelitian ini dibantu oleh beberapa pihak

yaitu kepala sekolah Tk Azzaahra Harapan Elok Bekasi Utara, Teman sejawat,

dan siswa anak kelompok B TK Azzahra Harapan Elok Bekasi Utara.

B.Desain prosedur perbaikan pembelajaran

Prosedur perbaikan kegiatan pembelajaran di TK Azahra Harapan Elok

Bekasi Utara diadakan dengan kegiatan persiklus, model penelitian tindakan

kelas ini peneliti menggunakan model Kemmis dan MC Taggar, dimana dalam

perencanannya menggunakan sistem sepiral yang didalamnya terdiri dari

empat komponen perencanaan, tindakan , obseervasi, dan refleksi (Sujati,

2000:23)

1.Perencanaan .

Tahap perencanaan siklus I dan Siklus II merupakan proses merencanakan

tindakan kelas yang akan dilakukan untuk meningkatkan kemampuan motorik

halusnya anak usia 5-6 tahun , proses perencanaannya sebagai berikut :

a. Menentukan masalah yang hendak diteliti/ tujuan sasaran yang akan

dicapai

b. Menentukan bentuk kegiatan pengembangan yang akan dilakukan

c. Mentukan tema, sub tema

d. Membuat rencana kegiatan harian

e. Menentukan tempat kegiatan yang akan dilakukan

f. Memperkirakan alokasi waktu menyesuaikan dengan waktu yang

disediakan

g. Menyiapkan perangkat pembelajaran atau media pembelajaran yang

digunakan untuk kegiatan anak

16
h. Menyiapkan instrumen penelitian sewaktu pembelajaran berlangsung dan

sesudah kegiatan untuk mengetahui ketercapaian tujuan /sasaran dan

keberhasilan pelaksanaan kegiatan tersebut.

Langkah Perbaikan Siklus I

Adapaun rencana langkah-langkah perbaikan pada silkus I adalah sebagai

berikut :

1) Menyediakan bahan untuk mewarnai gambar yaitu kertas yang sudah

diberi gambar peralatan makan dan minum sesuai tema

2) Menyediakan pewarna yaitu berupa gliter yang terdiri dari dua warna,

yaitu merah dan biru

3) Alat untuk menempelkan gliter pada kertas gambar agar tidak lepas

atau jatuh kelantai yaitu berupa lem fox

4) Anak melakukan kegiatan yang dicontohkan guru

Rencana Tindakan perbaikan siklus I

Rancangan kegiatan pada siklus I adalah sebagai berikut :

Tabel .1.

Rkh ke Pembukaan Inti Penutup


1 Menyanyikan Mewarnai pola Mengucapakan
lagu bersama gambar peralatan syair “teko”
“teko” makan dan
minum.dengan
gliter warna-
warni
2 menyanyikan Mewarnai pola Menceritakan
lagu individu gambar teko kembali tentang
“teko” dengan catton but peralatan makan
dan daun dan minum

Rencana tindakan Perbaikan Siklus II

Adapun rencana langkah-langkah perbaikan pada siklus II adalah sebagai berikut :

17
1) Menyiapkan bahan untuk mewarnai gambar yaitu kertas gambar yang

sudah dibuatkan gambar alat telekomunikasi yaitu radio dan televisi

2) Menyiapkan alat pewarna makan yaitu 3 tiga warna yang akan digunakan

yaitu hijau, jingga, dan merah serta cutton but yang ukuran besar.

3) Guru membagikan sema peralatan mewarnai gambar kepada anak masing-

masing satu , anak langsung mengikuti kegiatan mewarnai yang sudah

dicontohkan guru.

Tabel .2.

Rkh ke Pembukaan Inti Penutup


1 Bercakap-cakap Mewarnai gambar Tanya jawab
tentang jenis- radio dan televisi tentang jenis alat
jenis alat denngan cat atu komunikasi
komunikasi perwarna
makanan warna-
warni dengan
katenbat
Dan
menghubungkan
gambar dengan
tulisan yang sama.
2 Bercakap-cakap Mewarnai gambar Mengulas
tentang telepon rumah kegiatan hari ini
kegunaan dari dengan cutton but
alat komunikasi 2

2.Tahapan pelaksanaan , pada tahapan ini peneliti dan rekan sejawat untuk

menjadi supervisor 2 dan kepala sekolah sebagai penilai. Pada kesempatan ini

yang bersedia menjadi supervisor 2 adalah evi ervina S.Pd. dan Sumarni S.Pd

sebagai penilai, melaksanakan perencanaan kegiatan yang sudah

direncanakan, yaitu meningkatkan aspek motorik halus anak melaui kegiatan

mewarnai gambar sesua dengan tema, dengan media yang bervariasi untuk

18
anak usia 5-6 tahun, rencana kegiatan harian dan pelaksanaan siklus I dan

siklus II. Adapun langkah-langkah pengembangannya

1) Pengelolaan kelas dan penataan ruanga : mengkindisikan anak, dengan

mengatur posisi duduk anak-anak sesuai tema

2) Membuat pengelompokan yang berbeda menurut kegiatan pengembangan

3) Tahap perbaikan pembelajaran : kegiatan awal KMB, berdoa sebelum

belajar, nilai-nilai agama dan moral

4) Kegiatan awal perangsangan motorik halus berupa kegiatan mewarnasi ,

anak mendengarkan penjelasan guru

5) Anak melakukan kegiatan mewarnai yang sudah dicontohkan guru

6) Anak menempelkan hasil karyanya di papan portopolio

3.Tahap Pengamatan ( observasi) , pada tahap ini pengamatan terhadap

tindakan yang telah dilakukan pada siklus I dan siklus II apakah kegiatan ini

sudah sesuai dengan perencanaan atau permasalahan baru yang terjadi pada

tindakan sebagai bahan refleksi.

4.Tahap Refleksi, pada tahap ini peneliti dan teman sejawat memutuskan dari

hasil tahap-tahap yang dijelaskan di atas, memutuskan penelitian dilanjutkan

atau dihentikan, jika semua aspek telah tercapai 80 % maka tindakan

dihentikan dan dinyatakan berhasil, jika masih terdapat kekurangan , tindakan

akan dilanjutkan pada siklus berikutnya.

Tehnik pengumpulan data

Beberapa tehnik pengumpulan data yang digunakan yaitu :

19
1. Pengamatan ( observasi) berisi terntang sejumlah aspek yang yang diamati

guru dengan kategori penilaian ceklis sesuai dengan pengamatan langsung

2. Wawancara dilakukan untuk mengetahui pikiran ide dari sejumlah anak

3. Hasil karya berupa kumpulan karya anak dari hasil pengembangan

4. Dokumentasi penelitian mendokumentasi dwngan kamera

Tabel 3.Lembar observasi anak

no Aspek indikator BB MB BSH BSB KET


pengembangan
1 Memegang
alat mewarnai
2 Menggerakan
pergelangan
tangan
3 Mewarnai
dengan rapih

Refleksi

Pada tahap ini peneliti bersama supervisor 2 mereefleksi kelemahan dan

kelebihan serta hal-hal unik yang terjadi selama proses pembelajaran yaitu

meninjau kembali apa saja kelemahan dan kelebihan dari pembelajaran . hal ini

sebagai acuan untuk merancang kegiatan perbaikan selanjutnya . proses

refleksi ini dilakukan setiap hari setelah pembelajaran selesai.

C.Tehnik Analisis Data.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan analisis data pendekatan

deskriptif kualitatif dan kuantitatif, untuk menentukan peningkatan proses

belajar melalui tindakan yang diberikan dan merujuk pada data kualitatif objek

penelitian seperti ( BB) belum berkembang, mulai berkembang (MB),

berkembang sangat baik (BSB), dan berkembang sesuai harapan (BSH).

20
HASIL DAN PEMBAHASAN

A.Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran Persiklus

1. Pra Siklus

Tahap pra siklus dilaksanakan sebelum siklus I, pada tahap ini peneliti

belum mempunyai rencana tindakan, kegiatan pada tahap ini merupakan

orientasi utama untuk memperoleh data awal dari situasi kelas sesuai dengan

kebiasaan guru mengajar sehari-hari, dan kondisi kemampuan anak dalam

kegitan motorik halus anak.

a. Observasi

Pada tahap ini dilakukan pengamatan proses belajar mengajar pada kegiatan

“Pengembangan Motorik Halus Mewarnai Gambar Dengan Media Bervariasi”

adapun aspek yang diamati sebagai berikut:

1) Kemampuan guru dalam mengkondisikan kelas menggunakan metode

demonstrasi dan metode penugasan dalam kegiatan Mewarnai Gambar

dengan Media Bervariasi.

2) Kemampuan guru dalam menggunakan media pembelajaran dalam

kegiatan “Pengembangan Motorik Halus Mewarnai Gambar Dengan

Media Bervariasi”

3) Kreativitas siswa dalam kegiatan pengembangan motorik halus yang

dipandu oleh guru

b. Refleksi

Berbagai hasil penelitian pada tahap pra siklus, ditemukannya data /hal-hal

sebagai berikut :

21
1). Dalam kegiatan Pengembangan Motorik halus Anak dalam Kegiatan

Mewarnai Gambar Dengan Media Bervariasi belum diterapkan metode yang

tepat

2). Kemampuan guru dalam menyediakan bahan atau media untuk kegiatan

mewarnai gambar dengan media bervariasi masih minim dan kurang bervariasi

sehingga anak bosan dan cenderung meniru saja dalam menciptakan kreasi

warna dan hanya terpaku pada LK yang sudah disediakan dari sekolah

3). Pengelolaan kelas guru belum melibatkan siswa secara maksimal sehingga

anak tidak memahami bagaimana caranya mengikuti kegiatan Pengembangan

Mewarnai Gambar Dengan Media Bervariasi.

Berdasarkan hasil temuan tersebut dapat dilihat pada pola pembelajaran

yang dikembangkan guru kurang menarik minat anak dalam kegiatan

Pengembangan Mewarnai Gambar Dengan Media Bervariasi.

Temuan hasil penelitian awala ini kemudian ditindak lanjuti dengan

bentuk refleksi (kolaborasi) antara guru dan supervesor teman sejawat.

Dalam pelaksanaan pembelajaran guru tidak dapat mengkondisikan

tempat duduk anak diatur , sehingga anak-anak tidak aktif dan ditemukan hasil

kegiatan gambar dengan media media bervariasi sangat rendah.

Sebagai langkah awal peneliti dan teman sejawat untuk melakukan

langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang disesuaikan dengan usia

perkembangan anak dalam kemampuan Mewarnai Gambar Dengan Media

Bervariasi dalam Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus.

2.Tahap Pelaksanaan Kegiatan Siklus I

1.Pelaksanaan siklus I

22
a. Perencanaan

pada tahap ini peneliti bersama teman sejawat secara kolboratif

merencanakan segala upaya untuk melaksanakan kegiatan penelitian yaitu

berupa tindakan-tindakan yang akan dilakukan dalam memperbaiki proses

pembelajaran .

perencanaan ini berdasarkan refleksi pada tahap pra siklus yaitu :

1).pengelolaan kelas yang lebih aktif sehingga dapat mengkondisikan anak untuk

melaksanakan kegiatan pengembangan mewarnai gambar dengan media

bervariasi.

2).mengatur alokasi waktu sesuai dengan RKH sehingga pelaksanaan

pembelajaran tercapai.

3). Mengaktifkan anak dalam proses pembelajaran

b.Pelaksanaan

pelaksanaan tindakan pada siklus I merupakan implementasi dari hasil

rencana tindakan dilakukan pada tanggal 17 januari 2020 dirubah menjdi

tanggal 10 Agustus 2020 kaarena ada Covit 19 adapun tindakan yang telah

disusun sebelumnya , yaitu sebagai berikut :

1).pengkondisian kelas dalam harus kondusif

2).penggunaan media pembelajaran untuk kegiatan Pengembangan Mewaranai

Gambar Dengan Media Bervariasi dengan bentuk gambar yang menarik dan

bervariasi sesuai dengan tema yang sudah ditentukan .

3).Mengaktifkan semua orang yang terlibat didalam kelas, untuk mengalami

pembelajaran secara kongkrit.

c.Observasi

23
hasil observasi terdapat tindakan pada pelitian siklus I diperoleh data sebagai

berikut:

1).Guru sudah mulai mengkondisikan kelas dalam metode pembelajaran yang

sesuai dengan Perkembangan Mewarnai Gambar Dengan Media Bervariasi

dengan Metode penugasan .

2).Guru sudah mulai mengkondisikan kelas sehingga anak mengalami

pembelajaran itu secara aktif dan berbeda

3). Alokasi waktu sudah disesuaikan dengan RKH yang telah disusun

Hasil dari pra siklus ke siklus I ,diliat dari hasil persentase mencapai 68,23%

kategori berkembang sesuai harapan (BSH)

d.Refleksi

pada kegiatan refleksi siklus I peneliti bersama teman sejawat mendiskusikan

dan mengevaluasi hasil temuan yang bersumber dari hasil pengamatan

aktivitas guru, dan anak -anak dalam proses pembelajaran serta hasil belajar

siswa sudah mulai ada peningkatan dalam tarap hasil prentase yang dicapai ,

anak sudah aktif dalam pembelajaran dengan tersedianya media yang

bervariasi serta lengkap dan menarik minat anak untuk mewarnai gambar serta

penataan ruang yang berbeda sehingga menimbulkan anak lebih aktif.

2.Pelaksanaan siklus II

a.Perencanaan

berdasarkan refleksi kegiatan siklus I, maka peneliti dan tema sejawat

menyusun rencana kegiatan tindakan kelas untuk dilaksanakan pada siklus II

sebagai upaya meningkatakan aspek motorik halis anak Melaui Kegiatan

Mewarnai Dengan Media Bervariasi sebagai berikut:

24
1).Guru menggunakann metode pemberian tugas mewarnai gambar yang lebih

menarik, agar anak cepat mengerti dalam kegiatan Mewarnai Gambar Dengan

Media Bervariasi .

2).Media dan alat bahan yang digunakan semenarik munggkin dari bentuk -bentuk

gambar serta alat warna yang berbeda dari biasanya digunakan .

b.Pelaksanaan

Pelaksanaan tindakan siklus II merupakan tindakan lanjutan dari hasil

rencana tindakan yang telah disusun sebelumnya pelaksanaan tindakan

dilakukan pada tanggal 11 -14 September 2020 .

Adapun tindakan pada siklus II yang telah sisusun sebelumnya yaitu guru

melaksanakan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan hasil refleksi siklus I

sebagai uaya untuk meningkatkan aspek motorik halus kegiatan pengembangan

mewarnai gambar dengan media bervariasi.

c.Observasi

dari hasil observasi siklus II adalah tindakan perbaiakan Kemampuan

Motorik Halus Anak Melalui kegiatan Mewarnai diperoleh data sekitar 79,95%

kriteria anak berkembang sangat baik (BSB) sudah dapat mengerti cara

mewarnai gambar dengan rapih tangan serta jari-jemarinya yang sudah luwes,

hasil gambar tidak keluar dari garis gambar yang ditentukan dan hasil karyanya

sudah rapih dan bersih

d.Refleksi

25
dari hasil observasi penelitian pada siklus II refleksi diberikan secara umum

yang merupakan hasil evaluasi dan siklus tentang temuan hasil observasi

menyimpulkan bahwa kegiatan Mewarnai Gambar Dengan Media yang

Bervariasi dapat meningkatkan kreativitas Kemamapuan Motorik Halus Anak

secara maksimal dan mengakibatkan antusia anak dalam kegiatan mewarnai

jadi meningkat.

B.Pembahasan Persiklus

Berdasarkan hasil penelitian Mulai Dari Siklus I Sampai Sklus II tentang

Aaspek Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Mewarnai Gambar Dengan

Media Bervariasi Di TK Azzahra Harapan Elok Bekasi Utara dapat ditemukan

hasil temuan dan pembahasan sebagai berikut:

1. Berkaitan dengan temuan hasil ini belajar siswa yang dilaksanakan pada

tindakan pra siklus sampai siklus Ke II terdapat peningkatan hasil yang

baik dilihar dari perolehan persentase tiap siklus , Pra siklus 64,58%, siklus

I 68,56% dan siklus II 79.95%

2. Guru dalam kegiatan mewarnai ,pengamatan selama penelitian mulai dari

pra siklus , siklus I dan siklus II proses pembelajaran sudah cukup baik

dilihat dari hasil belajar anak , media yang digunakan serta alat untuk

kegiatan mewarnaik sudah baik dan lengkap

3. Semua data yang diperoleh dari hasil penelitian tentang Kegiatan

Mewarnai Gambar Dengan Media Bervariasi dikumpulkan dengan tabel

rekapitukasi .

Tabel persentase kemampuan motorik halus anak persiklus

no Indiktor Persentase Persentase Persentase


pra siklus siklus 1 siklus II

26
1 Memegang alat
mewarnai
2 Menggerakan 64,58% 68,23% 79,95%
pergelangan tangan
3 Mewarnai dengan
rapih

Tabel Rekafitulasi kemampuan Motorik Halus Anak

Chart Title
90

80

70

60

50

40

30

20

10

0
0-100

pra siklus siklus 1 siklus II

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan , maka peneliti menarik

kesimpulan bahwa Kegiatan Mewarnai Gambar Dengan Media Bervariasi

dapat meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Kelompok B TK

Azzahra Harapan Elok Bekasi Utara Kecamatan Babelan Kota. Peningkatan

27
tersebut dapat dilihat dari adanya peningkatan persentase dari proses pra siklus

-siklus ke II. Keberhasilan tersebut dari langkah-langkah pembelajar motorik

halus melalui kegiatan mewarnai yang dilakukan ketika pelaksanaan penelitian

tindakan kelas di kelompok B TK Azzahra Harapan Elok Bekasi Utara yaitu

(1)pengaturan kelas atau penataan ruangan yang lebiha aktif dan kreati (2) alat

dan bahan yang bervariasi agar terdapat warna yang berbeda dari sebelumnya

(3) keaktifan guru dalam memberikan langkah-langkah dalam kegiatan

mewarnai di kelas (4) alokasi pengaturan waktu dan peraturan yang harus

ditaati oleh guru dan siswa agar efektif sesuan dengan RKH (5) proses

kegiatan mewarnai disusun rapih sesuai tema dan sub tema yang sudah

direncanakan .

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian adalah :

1. Untuk anak

Pembelajaran melalui kegiatan mewarnai gambar menggunakan

pewarna makan dan gliter serta cutton but merupakan salah satu

kegiatan alternatif dan pengalaman baru untuk mereka yang

mengakibatkan antusias yang besar , serta melatih kemampuan motorik

halus mereka dalam kegiatan mewarnai

2. Untuk guru

Kegiatan mewarnai menggunakan pewarna makan dan gliter serta

cutton but sebagai alternatif temua baru bagi kegiatan belajar di sekolah

TK Azzahra Harapan Elok Bekasi Utara.

3. Untuk lembaga Sekolah

28
Pelaksanaan tundakan kelas di TK Azzahra Harapan Elok Bekasi Utara

dapat menjadi alternatif pemecahan masalah yang terjadi di lembaga

sekolah dan menjadi acuan untuk lembaga sekolah agar menjadi lebih

baik dan kreatif.

29
30

Anda mungkin juga menyukai