(COMMUNICATION DISORDER)
SEJARAH
Gangguan Wicara (Artikulasi)
1 Ditandai adanya subtitusi (penggatian), omisi (penghilangan),
distorsi (tidak jelas), dan adisi (penambahan)
Klasifikasi 2
Gangguan Bahasa
Terjadi akibat adanya lesi pada pusat-pusat bahasa
di korteks serebri
Gangguan Suara
3 Kelainan fungsi laring pada proses produksi suara (fonasi)
Contoh: Disfonia dan Afonia
Gangguan Irama/Kelancaran
4 Adanya pengulangan, perpanjangan, dan blocking
pada saat berbicara (seperti gagap & latah)
PREVALENSI DI INDONESIA .
PENYEBAB
Faktor Internal
Faktor Eksternal
A. Persepsi
(Lingkungan)
B. Kognisi
A. Pola Asuh
C. Genetik
B. Lingkungan Verbal
D. Prematuritas
KARAKTERISTIK PSIKOLOGIS & PERILAKU
1. Berbicara keras dan tidak jelas
2. Fokus pada gerak gerak bibir atau gerak tubuh lawan bicara
3. Telinga mengeluarkan cairan
4. Menggunakan alat bantu dengar
5. Senang melakukan gerakan tubuh
6. Cenderung pendiam
7. Suara sengau
8. Cadel
IDENTIFIKASI & ASESMEN
• Asesmen pada tunawicara yang juga menderita disabilitas
tunarungu
Lip Bumper
TRANSISI MENUJU TAHAP DEWASA
Indah, R., N. (2017). Gangguan berbahasa: kajian pengantar. Malang: UIN Maliki Press.
Kurnia, T., A., Titien., I., & Kusuma., P. (2015). Pengaruh pemakaian lip bumper terhadap
aktivitas otot bibir pada anak tuna wicara usia 7 - 15 tahun. Jurnal Kedokteran Gigi, 6(4), 373
- 377.
Mahmud, I. (2016). Aktivitas komunikasi penyandang tunawicara di sekolah luar biasa al-
fajar pangalengan kabupaten bandung. (Skripsi). Universitas Komputer Indonesia, Bandung.
Sunanik. (2013). Pelaksanaan terapi wicara dan terapi sensori integrasi pada anak terlambat
bicara. Jurnal Pendidikan Islam, 7(1), 20-44.
Thank you
Any Question?
Question
1.
2.
3.