• Oktober 1947 pemerintah RI membentuk jawatan urusan penyakit jiwa, karena masih terjadi
revolusi fisik maka belum dapat bekerja dengan baik.
• Pada tahun 1950 pemerintah ri menugaskan untuk melaksanakan hal-hal yang dianggap penting
bagi penyelenggaraan dan pembinaan kesehatan jiwa di indonesia.
• Dan tahun 1966 dibentuk direktorat kesehatan jiwa yang sampai sekarang dipimpin oleh direktur
kesehtan jiwa atau kepala direktorat kesehatan jiwa
LANJUTAN...
• Dengan ditetapkannya UU kesehatan jiwa no. 3 tahun 1966 oleh pemerintah, maka lebih
terbuka untuk menghimpun semua potensi guna secara bertahap melaksanakan modernisasi
semua sistem rumah sakit serta fasilitas kesehatan jiwa di indonesia.
• Direktorat kesehatan jiwa mengadakan kerjasama dengan berbagai instansi pemerintah dan
dengan fakultas kedokteran, badan internasional, seminar nasional dan regional asia. Serta rapat
kerja nasional dan daerah. Adanya pembinaan sistem pelaporan, tersusun PPDGJ I tahun 1973
dan diterbitkan tahun 1975 serta integrasi dalam pelayanan kesehatan di puskesmas.
LANJUTAN...
• Pihak swasta lebih memikirkan masalah kesehatan jiwa, terutama di kota-kota besar. Di jakarta,
kemudian di yogyakarta dan surabaya serta beberapa kota lainnya didirikan sanatorium
kesehatan jiwa. RSU pemerintah dan RS ABRI menyediakan tempat tidur untuk pasien gangguan
jiwa dan mendirikan bagian psikiatri, demikian pula RS swasta seperti RS Swasta. Carolus di
jakarta, RS maria (minahasa). Di jakarta dan surabaya telah didirikan pusat kesehatan jiwa
masyarakat.
• Ilmu kedokteran jiwa berkembang, adanya sub spesialis seperti kedokteran jiwa masyaarakat,
psikiatri klinik, kedokteran jiwausila dan kedokteran jiwa kehakiman
• Program kes. Jiwa nasional dibagi dalam 3 sub program yang diputuskan pada masyarakat
dengan prioritas pada health promotion : perbaikan pelayanan, pengembangan sistem,
establishment community mental health.
TERIMAKASIH