PENDAHULUAN
perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan, daya cipta,
pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini perlu diarahkan pada dasar-dasar
pertumbuhan dan perkembangan fisik, daya pikir, daya cipta, sosial emosional,
bahasa dan komunikasi yang seimbang sebagai dasar pembentukan pribadi yang
utuh.
1
2
akan mempelajari sesuatu hal dengan cara bermain. Dalam kegiatannya saat
bermain tersebut anak akan menemukan hal-hal baru yang sebelumnya tidak dia
ketahui. Program belajar mengajar bagi anak usia dini dirancang dan dilaksanakan
sebagai suatu sistem yang dapat menciptakan dan memberi kemudahan bagi anak
usia dini untuk belajar sambil bermain melalui berbagai aktivitas dan sesuai
dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan serta kehidupan anak usia dini.
dalam belajar. Guru harus memperlakukan anak didik dengan penuh kasih sayang,
membimbing anak didik ke arah selalu ingin tahu dan tidak lekas puas dengan
sedang beralih dari fase Pra Operasional ke fase konkret operasional. Cara
berdasarkan pengetahuan atau konsep-konsep abstrak. Pada tahap ini anak belajar
mobil, anak dapat mengingat warnanya, banyaknya ban maupun ciri lainnya
secara sederhana.
sebelumnya. Anak biasanya hanya memperhatikan salah satu ciri benda yang
kesimpulan seperti itu disebut cara berpikir transduktif. Misalnya, anak pernah
melihat balon berwarna merah dengan gambar yang menarik, maka ketika ia akan
yang mencakup semua fakta. Sebagai contoh, anak dihadapkan pada satu
langsat. Kemudian ditanyakan apa isi keranjang tersebut, maka anak akan
menjawab dengan menyebutkan satu persatu isi keranjang tersebut, yaitu pisang,
langsat, salak dan semangka berturut-turut sesuai apa yang paling digemarinya.
Mereka tidak mengambil kesimpulan bahwa isi keranjang tersebut adalah buah-
buahan.
4
belajar anak juga adalah bergantung pada tipe kecerdasan dan modalitas belajar
anak yang berbeda. Sehingga pembelajaran untuk tiap anak juga akan sangat
yang mendukung fungsi belajar anak. Ada anak yang memiliki pendengaran yang
tajam, selain itu ada anak yang penglihatannya awas dan tajam atau perabaannya
yang sensitif. Di sisi lain, ada anak yang memiliki perasaan yang peka. Semua
Berdasarkan tahapan kognitif tersebut maka anak usia 5-6 tahun berada
meninggalkan ciri-ciri berpikir pada tahap praoperasional. Oleh sebab itu kegiatan
pembelajaran harus dilakukan sesuai karakteristik dan ciri-ciri berpikir pada tahap
ini.
peraga, sehingga anak dapat melihat langsung bagaimana keteraturan serta pola-
pemahaman konsep dilakukan anak melalui tiga tahapan yaitu: (1) tahap enaktif,
terlibat dalam memanipulasi obyek. Pada tahap ikonik, kegiatan yang dilakukan
tahap sebelumnya.
90% hasil belajar seseorang diperoleh melalui indera pandang dan hanya sekitar
5% diperoleh melalui indera dengar dan 5% lagi dengan indera lainnya. Begitu
hasil belajar melalui indera pandang berkisar 75%, melalui indera dengar sekitar
memahami konsep bilangan masih 25%. Hal ini dikarenakan proses pembelajaran
bilangan, guru bersifat monoton, jarang sekali menggunakan media, kecuali buku
paket pembelajaran.
B. Rumusan Masalah
dalam kajian ini adalah: “Membangun karakter anak usia dini yang takut Tuhan di
3. Bagaimana proses peningkatan karakter anak usia dini yang takut Tuhan di
TK Tunas Pertiwi ?
C. Pembatasan Masalah
menyenangkan di kelas.
Dalam membangun karakter anak usia dini yang takut Tuhan di TK Tunas
Pertiwi Purwakarta ada banyak hal yang menjadi faktor penunjang untuk
membangun karakter yang takut Tuhan sejak usia dini. Dalam hal ini, maka
D. Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam kajian ini adalah sebagai berikut :
5. Penulis menulis karya tulis ini tujuannya untuk mengambil program study
S1 SPd.K
E. Definisi Istilah
obyek tertentu. Ciri-ciri personal mempunyai karakter terdiri dari kualitas moral
dan etis, kualitas kejujuran, keberanian, integritas, reputasi yang baik. Semua nilai
Adalah seseuatu yang telah dipahat dalam hati sehingga merupakan tanda
yang takut akan Tuhan sejak usia dini sangat berperan dalam membentuk watak
8
setiap anak/murid. Nilai-nilai agama yang diberikan bisa memberi semangat bagi
membuat tekstur dan motivasi bagi setiap anak. Karakter erat dengan pola,
pendidikan nilai Kristen yang takut Tuhan untuk anak usia dini. Ada beberapa hal
yang sangat penting dalam membangun karakter takut Tuhan untuk anak usia dini
(Etika Kristen)
menghafal beberapa ayat hafalan yang sesuai dengan usia anak, Firman
F. Metodologi Penelitian
anak usia dini yang Takut Tuhan di TK Tunas Pertiwi Purwakarta sesuai Ulangan
a. Desain Penelitian
- Kegiatan sekolah
c. Instrumen Penelitian
d. Prosedur Penelitian
berikut :
e. Pengolahan data
kesimpulan.
G. Asumsi
Kebenaran dari kitab Ulangan 6 : 4-7 akan membangun karakter anak usia
dini yang Takut Tuhan di sekolah Taman Kanak-kanak Tunas Pertiwi Purwakarta
H. Sistematika Pembahasan
berikut :
Bab kedua berisikan tinjauan pustaka yang terdiri dari pengertian karakter,
membangun karakter takut Tuhan untuk anak usia dini dalam Alkitab Perjanjian
Lama dan Perjanjian Baru, pengertian membangun karakter takut Tuhan, faktor-
faktor yang mempengaruhi karakter takut Tuhan, faktor lingkungan kelas, dan
faktor di anak itu sendiri. Faktor-faktor yang menjadi hambatan baik dari
pengaruh sikap dan perilaku, pengaruh peranan guru Kristen, hubungan guru
dengan murid, hubungan guru dengan sesama, hubungan guru dengan atasannya,
hubungan guru dengan orangtua murid dan hubungan guru dengan masyarakat.
Bab kelima, penutup yang berisi kesimpulan dan saran-saran dari penulis.
11
PROPOSAL SKRIPSI
OLEH