Anda di halaman 1dari 178

PENGARUH PROGRAM K3 (KESELAMATAN DAN KESEHATAN

KERJA) TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA


PT PETRODRILL MANUFAKTUR INDONESIA
(Survey pada Karyawan PT Petrodrill Manufaktur Indonesia Bagian
Departemen Process & Plant Fabrication )

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

Sarjana Manajemen

Oleh:

FAISAL HILMAWAN

145206055

PROGRAM STUDI MANAJEMEN BISNIS


SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI DAN BISNIS PERDANA MANDIRI
PURWAKARTA
2018

i
LEMBAR PENGESAHAN

“PENGARUH PROGRAM K3 (KESELAMATAN DAN KESEHATAN


KERJA) TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA
PT. PETRODRILL MANUFAKTUR INDONESIA
(Survey Pada PT. Petrodrill Manufaktur Indonesia Bagian Departemen
Process & Plant Fabrication)”

Tanggung jawab yuridis ada pada penulis,

Faisal Hilmawan

Skripsi ini telah disetujui dan disahkan oleh:

Tim Pembimbing:

Pembimbing I Pembimbing II

Krisdanu Purwana, SE., M.Si. Agus Kusmaramdhani, S.Si., M.Si.

Tim Penguji:

Penguji I Penguji II

Hasan Munawar, S.H., MM. Marhumi, SE., MM.

Mengetahui:
Ketua Program Studi Manajemen Bisnis
STIEB Perdana Mandiri

Gina Novianti Rahayu, ST., M.Pd.

ii
PERNYATAAN ORSINALITAS

“Saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Pengaruh Program K3

(Keselamatan dan Kesehatan Kerja) Terhadap Produktivitas Kerja

Karyawan Pada PT. Petrodill Manufaktur Indonesia Bagian Departemen

Process & Plant Fabrication” ini adalah sepenuhnya karya saya sendiri dan tidak

melakukan penjiplakan atau pengutipan yang tidak sesuai dengan etika keilmuan

yang berlaku”.

Purwakarta, September 2018


Yang membuat Pernyataan,

Faisal Hilmawan
NIM. 145206055

iii
ABSTRAK

Sumber daya manusia memiliki peranan penting bagi keberhasilan suatu


organisasi atau perusahaan, karena prilaku manusia merupakan faktor input yang
akan menentukan proses dan keberhasilan output. Oleh karena itu dalam
organisasi perusahaan, karyawan perlu mendapatkan perhatian yang khusus dari
perusahaan agar karyawan yang dimiliki perusahaan mampu memberikan
kontribusi yang optimal agar dapat tercapainya produktivitas organisasi.
Perlakuan terhadap karyawan dalam setiap organisasi juga memerlukan
pengelolaan yang mampu mengembangkan kualitas kerja secara sistematis,
terencana, terkendali dan efisien. Salah satu hal yang seharusnya menjadi
perhatian dalam pengelolaan karyawan ialah keselamatan dan kesehatan kerja.

Adapun tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui: 1) Mengetahui gambaran


program K3 (keselamatan dan kesehatan kerja) pada PT. Petrodrill Manufaktur
Indonesia bagian Departemen Process & Plant Fabrication. 2) Mengetahui
gambaran produktivitas kerja karyawan pada kerja pada PT. Petrodrill Manufaktur
Indonesia bagian Departemen Process & Plant Fabrication. 3) Mengetahui
pengaruh program K3 (keselamatan dan kesehatan kerja) terhadap produktivitas
kerja karyawan PT. Petrodrill Manufaktur Indonesia bagian Departemen Process
& Plant Fabrication.

Responden dari penelitian ini adalah karyawan Departemen Process & Plant
Fabrication PT. Petrodrill Manufaktur Indonesia yang berjumlah 116 orang
karyawan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dan
verifikatif dengan pendekatan kuantitatif serta metode survey. Sumber data yang
dipergunakan adalah data primer dan sekunder. Teknik pengumpulan data
dilakukan dengan observasi, wawancara, dan kuesioner. Untuk mengukur
besarnya pengaruh program K3 (keselamatan dan kesehatan kerja) terhadap
produktivitas kerja karyawan PT. Petrodrill Manufaktur Indonesia bagian
Departemen Process & Plant Fabrication, digunakan teknik analisis analisis
regresi linier sederhana dan data korelasi sederhana dengan menggunakan
software SPSS versi 23.0 For Windows. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa
K3 dan produktivitas kerja yang diperoleh dan dirasakan Karyawan PT. Petrodrill
Manufaktur Indonesia berada pada kategori tinggi. Besarnya pengaruh K3
(keselamatan dan kesehatan kerja) terhadap kepuasan pelanggan adalah 65,4%,
sedangkan 34,6% sisanya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti.

Kata Kunci: K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) dan Produktivitas


Kerja

iv
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat

dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul

“PENGARUH PROGRAM K3 (KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA)

TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA PT.

PETRODRILL MANUFAKTUR INDONESIA (Survey Pada PT. Petrodrill

Manufaktur Indonesia Bagian Departemen Process & Plant Fabrication)”.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar

Sarjana Ekonomi pada Program Studi Manajemen Bisnis Sekolah Tinggi Ilmu

Ekonomi dan Bisnis (STIEB) Perdana Mandiri Purwakarta.

Penulis menyadari keterbatasan pengetahuan, kemampuan, maupun

pengalaman, menjadi kendala dalam penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu,

penulis mengharapkan kritik, saran, serta koreksi yang sifatnya membangun demi

perbaikan skripsi ini selanjutnya serta diharapkan skripsi ini dapat bermanfaat

bagi semua pihak berkepentingan.

Purwakarta, September 2018

Faisal Hilmawan
NIM. 145206055

v
UCAPAN TERIMA KASIH

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Berdasarkan keterbatasan pengetahuan, kemampuan, dan pengalaman yang

dimiliki penulis, skripsi ini dapat terselesaikan berkat dorongan, bantuan, dan

perhatian dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih

kepada semua pihak yang terhormat, seperti yang disebutkan di bawah ini:

1. Ahmad Abror, SE., MM. selaku Ketua STIEB Perdana Mandiri, beserta

jajarannya

2. Gina Novianti Rahayu, ST., M.Pd. selaku Ketua Program Studi Manajemen

Bisnis STIEB Perdana Mandiri.

Krisdanu Purwana, SE, M.Si. selaku Dosen Pembimbing I dalam penyusunan

skripsi ini, yang telah memberikan sumbangan ilmu dan pengalaman yang

berharga bagi penulis.

3. Agus Kusmaramdhani, S.Si, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing II dalam

penyusunan skripsi ini, yang telah memberikan sumbangan ilmu dan

pengalaman yang berharga bagi penulis.

4. Seluruh staf akademik dan administrasi kemahasiswaan STIEB Perdana

Mandiri yang telah membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini.

5. Seluruh keluarga tercinta, khususnya Ayah, Ibu, dan Adik yang selalu

mendukung dan memberikan semangat disertai doa tanpa henti bagi penulis

dalam penyusunan skripsi ini.

vi
6. Rekan-rekan mahasiswa/i angkatan 2014, khususnya keluarga besar

Manajemen Bisnis Pagi-C yang turut memberikan dukungan bagi penulis

dalam penyusunan skripsi ini.

7. Seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu

Atas segala kebaikan Bapak/Ibu, keluarga tercinta, serta rekan-rekan

semuanya, penulis mengucapkan banyak terima kasih atas dukungannya selama

ini. Semoga Allah SWT. melimpahkan rahmat dan karunia-Nya serta membalas

segala kebaikan yang telah diberikan.

Purwakarta, September 2018

Faisal Hilmawan
NIM. 145206055

vii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................................... i

PERNYATAAN ORSINALITAS ......................................................................... iii

ABSTRAK ............................................................................................................. iv

KATA PENGANTAR ............................................................................................ v

UCAPAN TERIMA KASIH .................................................................................. vi

DAFTAR ISI ........................................................................................................ viii

DAFTAR TABEL ................................................................................................. xii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang .................................................................................. 1

1.2. Rumusan Masalah ........................................................................... 13

1.3. Tujuan Penelitian ............................................................................ 13

1.4. Manfaat Penelitian .......................................................................... 14

viii
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

PENELITIAN ......................................................................................... 15

2.1. Kajian Pustaka................................................................................. 15

2.1.1. Manajemen Sumber Daya Manusia ..................................... 15

2.1.2. Keselamatan dan Kesehatan Kerja ....................................... 21

2.1.3. Produktivitas ........................................................................ 26

2.1.4. Resume Penelitian Terdahulu .............................................. 33

2.2. Kerangka Pemikiran ........................................................................ 38

2.3. Hipotesis Penelitian......................................................................... 43

BAB III METODE PENELITIAN........................................................................ 45

3.1. Objek dan Subjek Penelitian ........................................................... 45

3.2. Metode Penelitian............................................................................ 46

3.3. Oprasional variabel ......................................................................... 48

3.4. Jenis dan Sumber Data .................................................................... 53

3.4.1. Jenis Data ............................................................................. 54

3.4.2. Sumber Data ......................................................................... 55

3.5. Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel ............................ 57

3.5.1. Populasi ................................................................................ 57

3.5.2. Sampel .................................................................................. 58

3.5.3. Teknik Penarikan Sampel .................................................... 60

ix
3.6. Teknik Pengumpulan Data .............................................................. 61

3.7. Uji Validitas dan Reliabilitas .......................................................... 63

3.7.1. Uji validitas .......................................................................... 63

3.7.2. Uji Reliabilitas ..................................................................... 67

3.8. Teknik Analisis Data ....................................................................... 69

3.8.1. Transformasi Data Ordinal Menjadi Interval dengan Method

of Successive Interval (MSI)................................................ 72

3.8.2. Uji Asumsi ........................................................................... 74

3.8.3. Uji Normalitas Data ............................................................. 74

3.8.4. Uji Linieritas Data ................................................................ 75

3.8.5. Uji Hipotesis ........................................................................ 76

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................... 82

4.1. Hasil Penelitian ............................................................................... 82

4.1.1. Profil PT. Petrodrill Manufaktur Indonesia ......................... 82

4.1.2. Visi dan Misi PT. Petrodrill Manufaktur Indonesia ............. 84

4.1.3. Struktur Organisasi .............................................................. 85

4.1.4. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................. 86

4.1.5. Karakteristik Responden ...................................................... 86

4.1.6. Gambaran K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) ............ 90

4.1.7. Gambaran Produktivitas Kerja ............................................. 97

x
4.2. Pengujian Validitas, Reliabilitas, MSI, Asumsi, dan Hipotesis ... 103

4.2.1. Uji Validitas ....................................................................... 103

4.2.2. Uji Reliabilitas ................................................................... 106

4.2.3. Hasil perhitungan Method Succesive Interval .................... 107

4.2.4. Uji Asumsi ......................................................................... 107

4.2.5. Uji Hipotesis ...................................................................... 109

4.3. Pembahasan ................................................................................... 114

4.3.1. Gambaran K3 (keselamatan dan kesehatan kerja) pada PT

Petrodrill Manufaktur Indonesia ........................................ 114

4.3.2. Gambaran Produktivitas Kerja ........................................... 115

4.3.3. Pengaruh K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) terhadap

Produktivitas Kerja ............................................................ 116

BAB V PENUTUP............................................................................................. 120

5.1. Kesimpulan ................................................................................... 120

5.2. Rekomendasi ................................................................................. 122

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Rata-rata Produktivitas Kerja Karyawan Pada PT. Petrodrill

Manufaktur Indonesia Bagian Process & Plant Fabrication ...... 6

Tabel 1.2 Data Kasus Kecelakaan Kerja Pertahun ........................................ 9

Tabel 2.1 Penelitian terdahulu berkaitan dengan pengaruh program

keselamatan dan kesehatan kerja terhadap produktivitas kerja ... 34

Tabel 3.1 Operasional Variabel ................................................................... 50

Tabel 3.2 Jenis dan Sumber Data ................................................................ 56

Tabel 3.3 Skala Likert .................................................................................. 63

Tabel 3.4 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r ........................................ 66

Tabel 3.5 Interpretasi Koefisien Korelasi .................................................... 79

Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ................. 87

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ................................ 88

Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ..................... 89

Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja .................. 89

Tabel 4.5 Karakteristik Prosentase Tanggapan Responden ......................... 91

Tabel 4.6 Rekapitulasi Tanggapan Responden Mengenai K3 (Keselamatan

dan Kesehatan Kerja) ................................................................. 93

Tabel 4.7 Rekapitulasi Tanggapan Responden Mengenai Produktivitas

Kerja ........................................................................................ 100

Tabel 4.8 Hasil Validitas Variabel K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)

.................................................................................................. 104

xii
Tabel 4.9 Hasil Validitas Variabel Produktivitas Kerja ............................ 105

Tabel 4.10 Hasil Realibilitas Variabel ........................................................ 106

Tabel 4.11 Uji Normalitas ........................................................................... 107

Tabel 4.12 Uji Linieritas ............................................................................. 109

Tabel 4.13 Analisis Regresi ........................................................................ 110

Tabel 4.14 Analisis Korelasi ....................................................................... 111

Tabel 4.15 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) ........................................ 112

Tabel 4.16 Hasil Uji Regresi T .................................................................... 114

xiii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Tingkat Produktivitas Tenaga Kerja Terhadap PDB Pertahun ...... 2

Gambar 1.2 Data Kasus Kecelakaan Kerja Pertahun ...................................... 9

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)

Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan PT. Petrodill

Manufaktur Indonesia Pada Departemen Process & Plant

Fabrication ................................................................................... 42

Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran Konseptual Program K3 (Keselamatan dan

Kesehatan Kerja) Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Pada

PT. Petrodrill Manufaktur Indoensia Bagian Departemen Process

& Plant Fabrication ..................................................................... 43

Gambar 3.1 Rentang Nilai Variabel Penelitian ................................................ 72

Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT. Petrodrill Manufaktur Indonesia............ 85

Gambar 4.2 Kedudukan Variabel K3 (keselamatan dan kesehatan) dalam

Kontinum ...................................................................................... 96

Gambar 4.3 Kedudukan Variabel Produktivitas Kerja dalam Kontinum ..... 103

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Balasan Penelitian

Lampiran 2 Kuesioner Penelitian

Lampiran 3 Rekapitulasi Kuesioner Variabel X (K3 (keselamatan dan


kesehatan kerja))
Lampiran 4 Rekapitulasi Kuesioner Variabel Y (Produktivitas Kerja)

Lampiran 5 Hasil Perhitungan MSI Variabel X (K3 (keselamatan dan


kesehatan kerja))

Lampiran 6 Hasil Perhitungn MSI Variabel Y (Produktivitas Kerja)

Lampiran 7 Hasil Kuesioner Gambaran K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)

Lampiran 8 Hasil Kuesioner Gambaran Produktivitas Kerja

Lampiran 9 Langkah-langkah Uji SPSS

Lampiran 10 Nilai-nilai r Product Moment

Lampiran 11 Nilai-nilai Distribusi t

Lampiran 12 Daftar Riwayat Hidup

xv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dewasa ini era industrilisasi mulai memasuki perkembangan yang sifatnya

global, sebagai wujud nyatanya yaitu era revolusi industri ke-4 atau Industry 4.0

yang pertama kali muncul di Jerman pada 2011 merupakan sistem yang

mengintegrasikan teknologi online (digital) dengan sektor produksi dan jasa.

Era industri 4.0 ditandai konektivitas dan interaksi melalui teknologi

informasi dan komunikasi yang terintegrasi. Konektivitas dan digitalisasi itu

membuat nilai rantai manufaktur lebih efisien dan kualitas produknya meningkat.

Sehingga persaingan industri manufaktur untuk memperebutkan pasar baik

tingkat nasional, maupun internasional, dilakukan oleh setiap perusahaan secara

kompetitif. Berdasarkan kutipan dari artikel yang di tulis oleh Irene Harty (2015),

yaitu: “Persaingan ketat akan terjadi pada sektor manufaktur pada saat Masyarakat

Ekonomi ASEAN (MEA).”

Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) atau ASEAN Economic Community

(AEC) merupakan bentuk integrasi ekonomi ASEAN dalam artian adanya system

perdagangan bebas antara negara-negara asean. Masyarakat Ekonomi ASEAN

(MEA) akan membentuk ASEAN sebagai pasar dan basis produksi tunggal

membuat ASEAN lebih dinamis dan kompetitif dengan mekanisme dan langkah-

langkah untuk memperkuat pelaksanaan baru yang ada inisiatif ekonomi;

mempercepat integrasi regional di sektor-sektor prioritas; memfasilitasi

1
2

pergerakan bisnis, tenaga kerja terampil dan bakat; dan memperkuat kelembagaan

mekanisme ASEAN. Dengan adanya kebijakan-kebijakan terkait MEA, tentu

akan menyusul tantangan serta peluang yang akan dihadapi negara Indonesia.

Berdasarkan infomasi di atas bahwa dengan adanya MEA membuat

ASEAN lebih dinamis dan kompetitif dengan mekanisme dan langkah-langkah

untuk memperkuat pelaksanaan baru yang ada inisiatif ekonomi; mempercepat

integrasi regional di sektor-sektor prioritas; memfasilitasi pergerakan bisnis,

tenaga kerja terampil dan bakat; dan memperkuat kelembagaan mekanisme

ASEAN, sehingga produktivitas disetiap negara di ASEAN harus ditingkatkan

karena terjadinya persaingan antar negara. Dibuktikan dalam data Asian

Productivity Organization (APO) pada 2014 tingkat produktivitas tenaga kerja

terhadap PDB pertahun, yaitu :

Sumber : Asian Productivity Organization


Gambar 1.1.
Tingkat Produktivitas Tenaga Kerja Terhadap PDB Pertahun
3

Terlihat bahwa pada tahun 2014 tingkat produktivitas yang paling tinggi

yaitu negara Singapura dengan tingkat Upah US$ 125,4 ribu per tahun, dan

tingkat produktivitas yang paling rendah yaitu di negara Myanmar dengan tingkat

Upah sebesar US$20 ribu per tahun, sedangkan tingkat produktivitas negara

Indonesia berada pada nilai sekitar US$ 23 ribu terhadap total PDB per tahun.

Angka ini melebihi Cina yang hanya mencapai US$ 21 ribu per tahun. Meski

demikian, Indonesia masih tertinggal dari Thailand dan Malaysia yang masing-

masing US$ 24,9 ribu dan US$ 54,9 ribu per tahun. Bahkan sangat jauh dari

angka produktivitas yang dicapai Singapura di posisi pertama yaitu US$ 125,4

ribu per tahun.

Lebih lanjut Jusuf Kalla dalam seminar Peluang dan Tantangan Indonesia

dalam MEA (2017), menyatakan bahwa: “Peluang dan Tantangan Indonesia

dalam MEA ialah competitiveness, persaingan akan lebih terbatas di

manufacturing industry, Untuk menghadapi kompetisi yang mengetat,

produktivitas industri manufaktur domestik perlu dipacu.”

Dari hal tersebut dapat terlihat bahwa persaingan industri manufaktur dapat

dihadapi dengan meningkatkan teknologi, pengadaan infrastruktur, serta

pengembangan kuliatas sumber daya manusia. Karena Sumber Daya Manusia

(SDM) merupakan salah satu faktor yang sangat penting dan mempunyai peran

paling besar dalam suatu perusahaan. Setiap perusahaan menyadari bahwa sumber

daya manusia yang profesional, terpercaya, berkompeten dan tekun adalah kunci

bagi perusahaan dalam pencapaian tujuan yang diinginkan dengan terwujud dalam

produktivitas kerja.
4

Karyawan sebagai sumber daya yang dominan pada perusahaan merupakan

salah satu faktor internal perusahaan yang berperan menghasilkan suatu produk

yang berkualitas. Produktivitas kerja karyawan yang baik dapat memberikan

dampak positif untuk perusahaan secara keseluruhan. Salah satunya adalah

peningkatan penyelesaian tanggung jawab yang diberikan perusahaan kepada

pekerja. Apabila karyawan mengerjakan pekerjaannya dengan sungguh-sungguh

maka output yang dihasilkan akan memuaskan, namun sebaliknya apabila tidak

dikerjakan dengan suasana yang tidak kondusif akan menghasilkan output yang

kurang memuaskan.

Menurut sedamaryanti (2017:341), secara umum produktivitas didefinisikan

sebagai :

Perbandingan antara hasil yang dicapai dan keseluruhan daya/faktor


produksi yang dipergunakan. Produktivitas Kerja(Pegawai): Perbandingan
antara hasil yang dicapai dan peran serta pegawai persatuan waktu. Atau
sejumlah barang/jasa yang dapat dihasilkan seseorang/sekelompok,
orang/pegawai dalam jangka waktu tertentu.

Adapun menurut Wibowo (2017:93), “ Produktivitas adalah hubungan

keluaran dan hasil organisasi dengan masukan yang diperlukan”, Produktivitas

sebagai suatu pengertian efesiensi umum yaitu sebagai rasio antara hasil dan

masukan dalam suatu proses yang menghasilkan suatu produk atau jasa. Hasil

(Output) itu meliputi (Penjualan, laba, kepuasan konsumen). Sedangkan masukan

(Input) digunakan meliputi alat yang di gunakan, biaya, tenaga keterampilan, dan

jumlah hasil individu.

Produktivitas kerja karyawan merupakan faktor yang sangat penting dalam

menunjang keberhasilan usaha. Produktivitas yang tinggi akan sangat


5

menguntungkan baik bagi pengusaha maupun bagi karyawannya terutama untuk

kesejahterannya. menurut Sutrisno (2013:208), keuntungan yang dirasakan

apabila produktivitas meningkat yaitu :

Meningkatkan laba perusahaan, peningkatan pendapatan karyawan,


meningkatkan pendapatan negara (pajak), harga pokok menjadi lebih rendah,
harga jual dapat diturunkan, hasil produksi menjadi lebih tersebar, lebih
banyak konsumen yang dapat menikmati, perusahaan penghasil menjadi lebih
kompetitif, menimbulkan lebih banyak waktu senggang, dan meningkatkan
kemakmuran dan ketahanan negara.

Produktivitas juga mencerminkan etos kerja karyawan yang tercermin juga

sikap mental yang baik. Pengusaha maupun karyawan yang terlibat dalam suatu

perusahaan harus berupaya untuk meningkatkan produktivitasnya (Sulaeman,

2014). indikator produktivitas yaitu “kemampuan, meningkatkan hasil yang

dicapai, semangat kerja, pengembangan diri, mutu, dan efisiensi”. Indikasi –

indikasi tersebut muncul karena di pengaruhi banyak faktor yang menyebabkan

peningkatan atau penurunan produktivitas pegawai, Sedarmayanti (2017 : 343 –

345), menyatakan :

Faktor yang mempengaruhi produktivitas pegawai yaitu pendidikan dan


latihan, keterampilan, disiplin, sikap mental dan etika kerja, motivasi, gizi
dan kesehatan, tingkat penghasilan, jaminan sosial, lingkungan dan iklim
kerja, hubungan industrial pancasila, teknologi, sarana produksi, manajemen,
dan kesempatan berprestasi, kemampuan manajerial pimpinan, dan kebijakan
pemerintah.

Secara umum penilaian produktivitas telah banyak dilakukan oleh

perusahaan-perusahaan, karena penilaian produktivitas kerja karyawan

mempunyai manfaat yang sangat banyak bagi kebijakan manajemen dalam

kaitanya dengan sumber daya manusia. Sedangkan tingginya produktivitas kerja


6

karyawan tersebut dapat ditingkatkan melalui peningkatkan kualitas dan kuantitas

kerja.

Salah satu perusahaan yang memperhatikan produktivitas kerja karyawan

adalah PT. Petrodrill Manufaktur Indonesia, merupakan perusahaan yang

memproduksi jajaran lengkap piston dan pompa pendorong yang bergerak

dibidang migas. Permasalahan awal yang penulis temukan dalam survei

pendahuluan mengenai produktivitas kerja karyawan adalah selalu mengalaminya

fluktuasi ketepatan waktu pengerjaan dan efensiensi dalam memproduksi barang.

Hal ini disebabkan oleh turunya produktivitas karyawan tersebut. Dari hasil

penelitian pendahuluan, diketahui bahwa produktivitas yang ditinjau dari

efektivitas dan efesiensi kerja belum mengarah kepada pencapaian kerja yang

maksimal, hal ini ditunjukan dari belum tercapainya target yang berkaitan dengan

kualitas, kuantitas, dan waktu. Produktivitas PT. Petrodrill Manufaktur Indonesia

Karyawan selama 3 tahun kebalakang mengalami fluktuatif, hal ini tampak pada

tabel 1.1

Tabel 1.1.
Rata-rata Produktivitas Karyawan PT. Petrodrill Manufaktur Indonesia

Total
Target Realisasi
Tahun Jumlah Produktivitas
(Unit/Project) (Unit/Project)
Karyawan (Unit/Orang)
2015 165 397 397 2,41%
2016 143 300 259 1,81%
2017 159 455 455 2,86%
Sumber : Laporan Departemen Process & Plan Fabrication

Dari data tabel 1.1 dapat dilihat bahwa produktivitas setiap karyawan pada

tahun 2015 sebesar 2,41% unit per tenaga kerja, selanjutnya tahun 2016 menurun

sebesar 1,81% unit per tenaga kerja karena tidak mampu memproduksi sparepart
7

dan unit(RIG) sesuai target yang ditetapkan dan tahun 2017 mengalami kenaikan

sebesar 2,86% unit.

Selain produktivitas kerja karyawan, dalam manajemen sumber daya

manusia, terdapat pula salah satu hal yang harus menjadi perhatian yaitu, program

keselamatan dan kesehatan kerja (K3).

Di indonesia sendiri angka kecelakaan kerja dapat dikatakan tinggi, hal

tersebut berdasarkan artikel yang ditulis oleh Prins David Saut (2017). “Pada

tahun 2017 jumlah kecelakaan kerja di Indonesia mecapai 123.000 kasus. Hal ini

dapat dikatakan bahwa tingkat keamanan serta keselamatan para pekerja yang

sangat kurang diperhatikan.”

Ketika karyawan memiliki rasa aman dan nyaman dalam bekerja, dirinya

akan merasa mendapatkan perlindungan yang baik dari perusahaan. Diharapkan

karyawan perusahaan yang seperti ini akan memiliki produktivitas yang

maksimal. Salah satu upaya dalam menerapkan perlindungan bagi karyawan

adalah dengan melaksanakan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).

Menurut UU. 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan, mengenai keselamatan

dan kesehatan kerja, pasal 86 dan 87. Pasal 86 ayat 1 berbunyi:

Setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas


(a) Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Aspek ekonominya adalah Pasal 86
ayat 2: Untuk melindungi keselamatan pekerja/buruh guna mewujudkan
produktivitas kerja yang optimal diselenggarakan upaya Keselamatan dan
Kesehatan Kerja.

Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah suatu pemikiran

dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan jasmani maupun rohani

tenaga kerja khususnya dan manusia pada umumnya serta hasil karya dan budaya
8

menuju masyarakat adil dan makmur. Menurut OHSAS (Occupational Health and

Safety Assesment Series) 18001:2007 menyatakan “Keselamatan dan Kesehatan

Kerja (K3) adalah semua kondisi dan faktor yang dapat berdampak pada

keselamatan dan kesehatan kerja tenaga kerja maupun orang lain (Kontraktor,

pemasok, pengunjung dan tamu) di tempat kerja”.

Menurut sedamaryanti (2017:341), secara umum Keselamatan dan

Kesehatan Kerja(K3) didefinisikan sebagai :

Secara filosofi : konsep berpikir dan upaya nyata untuk menjamin


kelestarian tenaga kerja pada khususnya dan setiap insan pada umumnya,
beserta hasil karya dan budayanya dalam upaya menuju masyarakat adil,
makmur, dan sejahtera. Secara teknis : perlindungan yang ditunjukan agar
tenaga kerja dan orang lain ditempat kerja/perusahaan dalam keadaan selamat
dan sehat sehingga setiap sumber produksi dapat digunakan secara aman dan
efisien.

Menurut Mangkunegara (2015:161), keselamatan kerja adalah perlindungan

karyawan dari luka-luka yang disebabkan oleh kecelakaan yang terkait dengan

pekerjaan. Resiko keselamatan mencakup aspek dari lingkungan kerja yang dapat

menyebabkan kebakaran, ketakutan aliran listrik, terpotong, luka memar keseleo,

patah tulang, kerugian alat tubuh, penglihatan dan pendengaran. Kesehatan kerja

merupakan kondisi yang bebas dari gangguan fisik, mental, emosi atau rasa sakit

yang disebabkan oleh lingkungan kerja.

Tujuan dan sasaran penerapan program keselamatan dan kesehatan kerja

pada setiap perusahaan adalah menciptakan suatu sistem manajemen keselamatan

dan kesehatan kerja dalam ruang lingkup perusahaan dengan melibatkan unsur

manajemen, tenaga kerja, kondisi, dan lingkungan kerja yang terintegritasi dalam
9

rangka mencegah dan mengurangi kecelakaan dan penyakit akibat kerja, serta

terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif.

PT Petrodrill Manufaktur Indonesia merupakan salah satu perusahaan

nasional yang bergerak dalam bidang manufaktur peralatan pengeboran dan

produksi untuk lapangan minyak dan gas bumi, yang memiliki 166 karyawan.

Perusahaan ini mempunyai departemen produksi, salah satunya departemen

Process & Plant Fabrikasi yang menggunakan alat – alat berat sehingga berpotensi

tingkat kecelakaan dan keselamatan yang tinggi. Departemen Process & Plant

Fabrikasi mempunyai catatan kecelakaan dan kesehatan kerja yang bisa

diakatakan siginifikan. Hal ini ini dapat dilihat dari tabel data kasus kecelakaan

kerja selama 4 tahun kebelakang yang mengalami fluktuatif.

Tabel 1.2
Data Kasus Kecelakaan Kerja Pertahun

2014 2015 2016 2017 2018


Near Miss 5 9 11 4 3
First Aid 4 5 7 2 4
Lost Time
0 1 4 0 1
Injury
Sumber: Data Departemen Quality Healty Saftey Environment

12
10
8 Near Miss
6 First Aid
4 Lost Time Injury
2
0
2014 2015 2016 2017 2018

Gambar 1.2
Data Kasus Kecelakaan Kerja Pertahun
10

Keterangan:

Near Miss : Kejadian hampir celaka.

First Aid : Terjadi kecelakaan dengan luka yang dapat di atasi

persediaan obat yang ada di klinik dalam perusahaan

sehingga karyawan dapat langsung bekerja kembali.

Lost Time Injury : Terjadi luka yang menyebabkan karyawan tidak dapat

kembali bekerja pada hari itu.

Berdasarkan Tabel 1.3. dari 2014 sampai dengan 2016 angka kecelakaan

terjadi kenaikan ditahun 2016 dengan 11 kasus kejadian hampir celaka (Near

Miss), 7 kasus kecelakaan dengan luka yang dapat di atasi (First Aid), dan 4

Kasus Kecelakaan yang menyebabkan karyawan tidak dapat kembali bekerja

(Lost Time Injury), yang sering mengalami kasus kecelakaan kerja terjadi pada

departemen Process & Plant Fabrication. Dikarenakan pada departemen ini

menggunakan alat-alat berat atau berbahaya, jenis kecelakaan yang terjadi

melainkan seperti luka ringan yaitu, terjepit material, tertimpa rak yang berisi

material, mata merah, tersengat aliran listrik, terkena percikan api, kecelakaan

terjadi pada saat proses produksi. Sedangkan Pada tahun 2017 bahwa angka

kecelakaan kerja terjadi penurunan baik kategori Near Miss, First Aid maupun

Lost Time Injury. Hal ini menujukkan bahwa penerapan program Keselamatan

dan Kesehatan Kerja (K3) di PT. Petrodrill Manufaktur Indonesia mulai membaik.

Perusahaan sudah melengkapi peralatan keamanan APD seperti saftey

shoes, sarung tangan, helm saftey, kacamata saftey, Respirator atau Masker untuk
11

pernafasan pekerja, namun tidak semua operator memakai masker. Sesuai UU No.

23 Tahun 1992, menyatakan bahwa:

Secara khusus perusahaan berkewajiban memeriksakan kesehatan badan,


kondisi mental dan kemampuan fisik pekerja yang baru maupun yang akan
dipindahkan ke tempat kerja baru, sesuai dengan sifat-sifat pekerjaan yang
diberikan kepada pekerja, serta pemeriksaan kesehatan secara berkala.
Sebaliknya para pekerja juga berkewajiban memakai alat pelindung diri
(APD) dengan tepat dan benar serta mematuhi semua syarat keselamatan dan
kesehatan kerja yang diwajibkan.

Hal ini dapat mengakibatkan adanya penurunan kuantitas. Sehingga dapat

dikatakan bahwa adanya karyawan yang kecelakaan kerja dan mengalami sakit

akan menurunkan produktivitas kerja karyawan. Seperti Sebagai perusahaan

besar yang berkomitmen pada kualitas dan pelayanan yang terbaik kepada

costomer, keselamatan dan kesehatan kerja menjadi hal yang penting yang harus

dicermati demi keberlangsungan kegiatan produksi. Tuntutan produksi seharusnya

diimbangi dengan keselamatan dan kesehatan kerja demi terwujudnya target

produksi.

Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dapat menjadi faktor peningkatan

dan penurunan produkutivitas kerja, menurut undang-undang No. 1 Tahun 1970,

“Melindungi tenaga kerja ditempat kerja agar selalu keselamatan dan

kesehatannya sehingga peningkatan produksi dan produktivitas kerja dapat

terwujud.” Lebih lanjut dalam penelitian yang dilakukan oleh Kurniawan

(2014:65) menyatakan bahwa:

Hasil pengujian, diperoleh bahwa t hitung dari variabel keselamatan


dan kesehatan kerja(K3) didapat 27,885>2,008 maka Ho ditolak, H1
diterima. Dapat disimpulkan ada pengaruh positif antara program kesehatan
dan keselamatan (K3) terhadap produktivitas kerja karyawan pada PT.
Pupuk Sriwidjaja Palembang.
12

Adapun menurut Sedarmayanti (2017:374), “Manfaat pelaksanaan

keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dalam perusahaan dapat memacu

produktivitas kerja pegawai, meningkatkan efisiensi atau produktivitas

perusahaan, mengefektifkan pengembangan dan pembinaan SDM, dan

meningkatkan daya saing produk perusahaan”.

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas, maka penulis tertarik

untuk melakukan penelitian guna mengetahui bagaimana hubungan tingkat

keselamatan dan kesehatan kerja dengan Produktivitas Kerja pada PT Petrodill

Manufaktur Indonesia dengan menarik judul “Pengaruh Program K3

(Keselamatan dan Kesehatan Kerja) Terhadap Produktivitas Kerja

Karyawan PT. Petrodill Manufaktur Indonesia Bagian (survey pada PT.

Petrodill Manufaktur Indonesia Bagian Departemen Process & Plant

Fabrication)”.
13

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana gambaran program K3 (keselamatan dan kesehatan kerja)

pada PT. Petrodrill Manufaktur Indonesia bagian Departemen Process &

Plant Fabrication ?

2. Bagaimana gambaran produktivitas kerja karyawan pada PT. Petrodrill

Manufaktur Indonesia bagian Departemen Process & Plant Fabrication ?

3. Bagaimana pengaruh program K3 (keselamatan dan kesehatan kerja)

terhadap produktivitas kerja karyawan PT. Petrodrill Manufaktur

Indonesia bagian Departemen Process & Plant Fabrication ?

1.3. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui program K3 (keselamatan dan kesehatan kerja) pada

PT. Petrodrill Manufaktur Indonesia bagian Departemen Process & Plant

Fabrication

2. Untuk mengetahui produktivitas kerja karyawan pada PT. Petrodrill

Manufaktur Indonesia bagian Departemen Process & Plant Fabrication

3. Untuk mengetahui pengaruh program K3 (keselamatan dan kesehatan

kerja) terhadap produktivitas karyawan PT. Petrodrill Manufaktur

Indonesia bagian Departemen Process & Plant Fabrication


14

1.4. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

Menambah pengetahuan dan wawasan mengenai kenyataan didunia

usaha dibidandingkan dengan teori yang didapat dibangku kuliah khususnya

tentang keselamatan dan kesehatan terhadap produktivitas kerja karyawan

dalam perusahaan.

2. Bagi Perusahaan

Sebagai bahan masukan dan petimbangan bagi perusahaan mengenai

sejauh mana pengaruh keselamatan dan kesehatan kerja terhadap

produktivitas kerja karyawan di perusahaan.

3. Bagi Akademisi

Penelitian ini diharapkan menjadi bahan referensi pada penelitian

selanjutnya yang berhubungan dengan manajemen sumber daya manusia.


BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

PENELITIAN

2.1. Kajian Pustaka

2.1.1. Manajemen Sumber Daya Manusia

2.1.1.1. Pengertian Manajemen

Menurut Sumarsan (2013:2), mendefinisikan “Manajemen

adalah sebagai seni dalam proses perencanaan, pengorganisasian,

pengarahan dan pengendalian penggunaan sumber daya untuk

mencapai tujuan atau sasaran kinerja”. Sedangkan Menurut Abdullah

(2014:2), “Manajemen itu adalah keseluruhan aktivitas yang

berkenaan dengan melaksanakan pekerjaan organisasi melalui

fungsi-fungsi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan

pengawasan untuk mencapai tujuan organisasi yang sudah ditetapkan

dengan bantuan sumber daya organisasi (man, money, material,

mechine and method) secara efesien dan efektif.”

Berdasarkan pendapat kedua ahli di atas maka dapat kita

simpulkan bahwa manajemen adalah suatu proses perencanaan,

pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian pengggunaan

sumber daya untuk mencapai tujuan organisasi secara efesien dan

efektif.

15
16

2.1.1.2. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

Manajemen sumber daya manusia merupakan suatu

pemanfaatan sumber daya manusia secara efektif dan efisien melalui

kegiatan perencanaan, penggerakan, dan pengendalian semua nilai

yang menjadi kekuatan manusia untuk mencapai tujuan.

Menurut Sedarmayanti (2017:3), mendefinisikan

“Manajemen Sumber Daya Manusia adalah proses pendayagunaan

manusia sebagai tenaga kerja secara manusiawi agar semua potensi

fisik dan pisikis yang dimiliki berfungsi maksimal untuk mencapai

tujuan.” Sedangkan menurut Mangunegara (2013:2), “Manajemen

sumber daya manusia merupakan suatu perencanaan,

pengorganisasian, pengkoordinasian, pelaksanaan, dan pengawasan

terhadap pengadaan, pengembangan, pemberian balas jasa,

pengintegrasian, pemeliharaan, dan pemisahan tenaga kerja dalam

rangka mencapai tujuan organisasi.”

Berdasarkan pendapat para ahli diatas, penulis

menyimpulkan bahwa manajemen sumber daya manusia adalah

proses pendayagunaan manusia sebagai tenaga kerja dalam rangka

mencapai tujuan organisasi.

2.1.1.3. Tujuan Manajemen Sumber Daya Manusia

Tujuan manajemen sumber daya manusia bervariasi antara

satu organisasi perusahaan dan organisasi perusahaan lain tergantung


17

tingkat perkembangan organisasi. Menurut Sedarmayanti (2017:9),

tujuan manajemen sumber daya manusia antara lain:

1) Memberi saran kepada manajemen tentang kebijakan sumber

daya manusia untuk memastikan organisasi atau perusahaan

memiliki sumber daya manusia bermotivasi tinggi dan

berkinerja tinggi, dilengkapi sarana untuk menghadapi

perubahan.

2) Memelihara dan melaksanakan kebijakan dan prosedur sumber

daya manusia untuk mencapai tujuan organisasi/perusahaan.

3) Mengatasi krisis dan situasi sulit dalam hubungan antar pegawai

agar tidak ada gangguan dalam mencapai tujuan organisasi.

4) Menyediakan sarana komunikasi antara pegawai dan

manajemen organisasi.

5) Membantu perkembangan arah dan strategi

organisasi/perusahaan secara keseluruhan dengan

memperhatikan aspek sumber daya manusia.

6) Menyediakan bantuan dan menciptakan kondisi yang dapat

membantu manajer lini dalam mencapai tujuan.

Tujuan akhir manajemen sumber daya manusia:

1) Peningkatan efisiensi

2) Peningkatan efektifitas

3) Peningkata produktivitas

4) Rendahnya tingkat perpindahan pegawai


18

5) Rendahnya tingkat absensi

6) Tingginya kepuasan kerja pegawai

7) Tingginya kualitas pelayanan

8) Rendahnya komplain dari pelanggan

9) Meningkatnya bisnis perusahaan

2.1.1.4. Fungsi – fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia

Menurut Hasibuan (2014:21), fungsi – fungsi manajemen

sumber daya manusia yaitu:

1) Perencanaan

Perencanaan (Human Resource Planning), merencanakan tenaga

kerja secara efektif serta efisien agar sesuai dengan kebutuhan

perusahaan dalam membantu terwujudnya tujuan. Perencanaan

dilakukan dengan menetapkan program kepegawaian. Program

kepegawaian meliputi pengorganisasian, pengarahan,

pengendalian, pengadaan, pengembangan, kompensasi,

pengintegrasian, pemeliharaan, kedisiplinan dan pemberhentian

karyawan. Program kepegawaian akan membantu tercapainya

tujuan perusahaan, karyawan, dan masyarakat.

2) Pengorganisasian

Pengorganisasian adalah kegiatan untuk mengorganisasi semua

karyawan dengan menetapkan pembagian kerja, hubungan kerja,

delegasi wewenang, integrasi dan koordinasi dalam bagan


19

organisasi (organization chart). Organisasi hanya merupakan

alat untuk mencapai tujuan. Dengan organisasi yang baik akan

membantu terwujudnya tujuan secara efektif.

3) Pengarahan

Pengarahan (directing), adalah kegiatan mengarahkan semua

karyawan, agar mau bekerjasama dan bekerja efektif serta

efisien dalam membantu tercapainya tujuan perusahaan,

karyawan dan masyarakat. Pengarahan dilakukan pimpinan

dengan menugaskan bawahan agar mengerjakan semua tugasnya

dengan baik.

4) Pengendalian

Pengendalian (controlling), adalah kegiatan mengendalikan

semua karyawan, agar mentaati peraturan–peraturan dan bekerja

sesuai dengan rencana. Apabila terdapat penyimpangan atau

kesalahan, diadakan tindakan perbaikan dan penyempurnaan

rencana. Pengendalian karyawan meliputi kehadiran,

kedisiplinan, perilaku, kerjasama, pelaksanaan pekerjaan, dan

menjaga situasi lingkungan pekerjaan.

5) Pengadaaan

Pengadaan (procurement), adalah proses penarikan, seleksi,

penempatan, orientasi, dan induksi untuk mendapatkan

karyawan yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan, pengadaan

yang baik akan membantu terwujudnya tujuan.


20

6) Pengembangan

Pengembangan (development), adalah proses peningkatan

keterampilan teknis, teoretis, konseptual, dan moral karyawan

melalui pendidikan dan pelatihan. Pendidikan dan pelatihan

yang diberikan harus sesuai dengan kebutuhan pekerjaan masa

kini maupun masa depan.

7) Kompensasi

Kompensasi (compensation), adalah pemberian balas jasa

langsung (direct), dan tidak langsung (Indirect), uang atau

barang kepada karyawan sebagai imbalan jasa yang diberikan

kepada perusahaan. Prinsip kompensasi adalah adil dan layak.

Adil diartikan sesuai dengan prestasi kerjanya, layak dapat

diartikan dapat memenuhi kebutuhan primernya serta pedoman

pada batas upah minimum pemerintah dan berdasarkan internal

dan eksternal konsistensi.

8) Pengintegrasian

Pengintegration (integration), adalah kegiatan untuk

mempersatukan kepentingan perusahaan dan kebutuhan

karyawan, agar tercipta kerjasama yang serasi dan saling

menguntungkan. Perusahaan memperoleh laba, karyawan dapat

memenuhi kebutuhan dari hasil pekerjaanya. Pengintegrasian

merupakan hal yang penting dan sulit dalam MSDM, karena

mempersatukan dua kepentingan yang bertolak belakang.


21

9) Kedisiplinan

Kedisiplinan merupakan fungsi MSDM yang terpenting dan

kunci terwujudnya tujuan karena tanpa disiplin yang baik sulit

terwujudnya tujuan yang maksimal. Kedisiplinan adalah

keinginan dan kesadaran untuk menaati peraturan – peraturan

perusahaan dan norma–norma sosial.

10) Pemberhentian

Pemberhentian (separation), adalah putusnya hubungan kerja

seseorang dari suatu perusahaan. Pemberhentian ini di sebakan

oleh keinginan karyawan, keinginan perusahaan, kontrak kerja

berakhir, pensiun, dan sebab–sebab lainya. Pelepasan ini diatur

oleh undang–undang No.12 tahun 1964.

2.1.2. Keselamatan dan Kesehatan Kerja

2.1.2.1. Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Menurut Widodo (2015:234), mengatakan “Keselamatan

dan kesehatan kerja merupakan bidang yang terkait dengan

kesehatan, keselamatan, dan kesejahteraan karyawan yang bekerja

di sebuah perusahaan maupun lokasi proyek”. Sedangkan

Sedarmayanti (2017:373), memaparkan “Keselamatan dan kesehatan

kerja adalah upaya perlindungan yang ditujukan agar tenaga kerja

dan orang lain ditempat kerja/perusahaan dalam keadaan selamat dan


22

sehat sehingga setiap sumber produksi dapat digunakan secara aman

dan efisien”.

Menurut OHSAS (Occupational Health and Safety

Assesment Series) 18001:2007 menyatakan “Keselamatan dan

Kesehatan Kerja (K3) adalah semua kondisi dan faktor yang dapat

berdampak pada keselamatan dan kesehatan kerja tenaga kerja

maupun orang lain (Kontraktor, pemasok, pengunjung dan tamu) di

tempat kerja”.

Berdasarkan teori yang telah dipaparkan di atas maka dapat

disimpulkan bahwa Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) adalah

upaya perlindungan karyawan yang bekerja diperusahaan agar dalam

keadaan selamat dan sehat sehingga sumber produksi digunakan

secara aman dan efisien.

2.1.2.2. Manfaat pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja

Menurut sedarmayanti (2017:374), manfaat pelaksanaan

keselamatan dan kesehatan kerja, yaitu:

1) Dapat memacu produktivitas kerja pegawai

2) Meningkatkan efisiensi/produktivitas perusahaan

3) Mengefektifkan pengembangan dan pembinaan SDM

4) Meningkatkan daya saing produk perusahaan


23

2.1.2.3. Tujuan keselamatan dan kesehatan kerja

Dalam upaya K3 sering dikaitkan bahwa pencegahan K3

diperlukan usaha keselamatan dan kesehatan kerja yang pada

hakikatnya merupakan tanggung jawab dan kepentingan bersama

baik pengusaha, tenaga kerja, maupun pemerintah.

Dalam undang-undang No. 1 Tahun 1970 (dalam

Sedarmayanti 2017:376) tujuan keselamatan dan kesehatan kerja

yang hendak dicapai, yaitu sebagai berikut:

a. Tujuan Umum

1) Melindungi tenaga kerja di tempat kerja agar selalu terjamin

keselamatan dan kesehatannya sehingga peningkatan produksi

dan produktivitas kerja dapat terwujud.

2) Melindungi setiap orang yang berada di tempat kerja dalam

keadaan selamat dan sehat.

3) Melindungi bahan dan peralatan produksi agar dapat dicapai

secara aman dan efisien.

b. Tujuan Khusus

1) Mencegah dan atau mengurangi kecelakaan kerja kebakaran,

peledakan, penyakit akibat kerja.

2) Mengamankan mesin, instalasi, pesawat, alat bahan, dan hasil

produksi.
24

3) Menciptakan lingkungan kerja dan tempat kerja yang aman,

nyaman, sehat, dan penyesuaian antara pekerja dan manusia

atau antara manusia dan pekerjaan.

2.1.2.4. Usaha – usaha dalam Meningkatkan Keselamatan dan

Kesehatan Kerja

Usaha – usaha yang diperlukan dalam meningkatkan

keselamatan dan kesehatan kerja menurut Mangkunegara

(2015:162), yaitu:

1) Mencegah dan mengurangi kecelakaan kebakaran dan

peledakkan.

2) Memberikan peralatan perlindunngan diri untuk pegawai yang

bekerja pada lingkungan yang menggunakan peralatan yang

berbahaya.

3) Mengatur suhu, kelembaban, kebersihan udara, penggunaan

warna ruangan kerja, penerangan yang cukup terang dan

menyejukkan, dan mencegah kebisingan.

4) Mencegah dan memberikan perawatan terhadap timbulnya

penyakit.

5) Memelihara kebersihan dan ketertiban, serta keserasian

lingkungan kerja.

6) Menciptakan suasana kerja yang menggairahkan semangat kerja

pegawai.
25

2.1.2.5. Indikator Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

Mangkunegara (2015:162) mengemukakan beberapa

pengaruh yang memungkinkan terjadinya kecelakaan dan gangguan

kesehatan pegawai, diataranya:

1) Keadaan Tempat Lingkungan Kerja

a. Penyusunan dan penyimpanan barang-barang yang

berbahaya kurang diperhitungkan keamanannya.

b. Ruang kerja yang terlalu padat dan sesak.

c. Pembuangan kotoran dan limbah yang tidak pada

tempatnya.

2) Pengaturan Udara

a. Pergantian udara di ruang kerja yang tidak baik (ruang kerja

yang kotor, berdebu, dan berbau tidak enak).

b. Suhu udara yang tidak dikondisikan pengaturannya.

3) Pengaturan Penerangan

a. Pengaturan dan penggunaan sumber cahaya yang tidak

tepat.

b. Ruang kerja yang kurang cahaya, remang-remang.

4) Pemakaian Peralatan kerja

a. Pengamanan peralatan kerja yang sudah usang atau rusak.

b. Penggunaan mesin, alat elektronik tanpa pengaman yang

baik.

5) Kondisi Fisik dan Mental Pegawai


26

a. Kerusakan alat indera, stamina pegawai yang tidak stabil.

b. Emosi pegawai yang tidak stabil, kepribadian pegawaian

yang rapuh, cara berpikir dan kemampuan presepsi yang

lemah, motivasi kerja rendah, sikap pegawai yang ceroboh,

kurang cermat, dan kurang pengatahuan dalam penggunaan

fasilitas kerja terutama fasilitas kerja yang membawa resiko

bahaya.

2.1.3. Produktivitas

2.1.3.1. Pengertian Produktivitas

Menurut Sedamaryanti (2017:341), mendefinisinkan

“Produktivitas adalah Perbandingan antara hasil yang dicapai dan

keseluruhan daya/faktor produksi yang dipergunakan. Produktivitas

Kerja(Pegawai): Perbandingan antara hasil yang dicapai dan peran

serta pegawai persatuan waktu. Atau sejumlah barang/jasa yang

dapat dihasilkan seseorang/sekelompok, orang/pegawai dalam

jangka waktu tertentu”. Sedangkan Wibowo (2017:93), memaparkan

“Produktivitas adalah hubungan antara keluaran atau hasil organisasi

dengan masukan yang diperlukan”.

Menurut Sinungan (Sedamaryanti, 2017:341), “Produktivitas:

hubungan antara hasil nyata ataupun fisik (barang dan jasa) dan

masukan yang sebenarnya”.


27

Berdasarkan pendapat para ahli di atas maka dapat

disimpulkan bahwa produktivitas kerja adalah perbandingan hasil

yang dicapai dalam suatu proses yang menghasilkan suatu produk

atau jasa dan peran serta pegawai persatuan waktu dengan jangka

waktu tertentu.

2.1.3.2. Faktor – faktor yang mempengaruhi produktivitas

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi

produktivitas pegawai menurut sedarmayanti (2017:344), yaitu:

1) Pendidikan dan Pelatihan

2) Gizi dan Kesehatan

3) Penghasilan dan Jaminan Sosial

4) Kesempatan Kerja

5) Kemampuan Manajerial Pimpinan

6) Kebijakan Pemerintah

2.1.3.3. Indikator produktivitas

Menurut Sutrisno (2017:104) untuk mengukur produktivitas

kerja, diperlukan indikator, sebagai berikut:

1) Kemampuan.

Mempunyai kemampuan untuk melaksanakan tugas.

Kemampuan seorang karyawan sangat bergantung pada

keterampilan yang dimiliki profosionalisme mereka dalam


28

bekerja. Ini memberikan daya untuk menyelesaikan tugas- tugas

yang diembannya kepada mereka.

2) Meningkatkan hasil yang dicapai.

Berusaha untuk meningkatkan hasil yang dicapai. Hasil

merupakan salah satu yang dapat dirasakan baik oleh yang

mengerjakan maupun yang menikmati hasil pekerjaan tersebut.

Jadi, upaya untuk memamfaatkan produktivitas kerja bagi

masing–masing yang terlibat dalam sutau pekerjaan.

3) Semangat kerja.

Ini merupakan usaha untuk lebih baik dari hari kemarin.

Indikator ini dapat dilihat dari etos kerja dan hasil yang dicapai

dalam satu hari kemudian dibandingkan dengan hari

sebelumnya.

4) Pengembangan diri.

Senantiasa mengembangkan diri untuk meningkatkan

kemampuan kerja. Pengembangan diri dapat dilakukan dengan

melihat tantangan dan harapan dengan apa yang akan di hadapi.

Sebab, semakin kuat tantangannya, pengembangan diri mutlak

dilakukan. Begitu juga harapan untuk menjadi lebih baik pada

gilirannya akan sangat berdampak pada keinginan karyawan

untuk meningkatkan kemampuan.

5) Mutu.
29

Selalu berusaha untuk meningkatkan mutu lebih baik dari yang

telah lalu. Mutu merupakan hasil pekerjaan yang dapat

menunjukan kualitas kerja seorang pegawai. Jadi, meningkatkan

mutu bertujuan untuk memberikan hasil yang terbaik yang pada

gilirannya akan sangat berguna bagi perusahaan dan dirinya

sendiri.

6) Efesiensi.

Perbandingan antara hasil yang dicapai dengan keseluruhan

sumber daya yang digunakan. Masukan dan keluaran merupakan

aspek produktivitas yang memberikan pengaruh yang cukup

signifikan bagi karyawan.

2.1.3.4. Konsep Memperbaiki Produktivitas Kerja

Perusahaan pada umunya menginginkan tingkat

produktivitas yang tinggi, namun dalam siklus perusahaan tingkat

produktivitas dapat menurun dan meningkat, disaat tingkat

produktivitas menurun, Sutrisno (2013:217-219), menjelaskan ada 6

model konsep memperbaiki produktivitas kerja yaitu:

1. Model Goodwin

Goodwin (1968), menekankan bahwa perbaikan produktivitas

harus dikelola dengan cara saksama. Pertanyaan yang ia coba

untuk menjawabnya ialah “how can we improve the way we


30

improve?” (Bagaimana kita dapat memperbaiki cara kita

memperbaiki), Improvement Managemen suatu pendekatan

Goodwin untuk memperbiki kinerja organisasi. Meskipun

pendekatan ini tidak secara langsung mengenai perbaikan

produktivitas suatu organisasi, ini merupakam kerangka

konseptual yang cukup baik untuk perbaikan produktivitas

secara formal. Ia yakin disamping adanya kebijaksanaan dari

pengalaman, perlu judgment yang baik dan pengetahuan

setempat. Mengakui bahwa tiap-tiap perusahaan berbeda-beda

karena perbedaan kondisi lokal, maka ia memberikan saran

sebagai kerangka dasar yang oleh suatu organisasi dapat

digunakan sebagai titik awal. Goodwin juga menyadari akan arti

pentingnya berorientasi pada orang dalam suatu organisasi dan

menyatakan bahwa “people are ourmost important asset and

their attitudes and motivation driver are a mayor factor in any

successfull business.” (Summanth, 1984).

2. Model Sutermeister

Model sutermeister (1976), menekankan pada produktivitas

pekerja, dengan mengidentifikasi dan menjelaskan hubungan

antara faktor-faktor yang berpengaruh terhadap produktivitas

pekerja. Ia mengidentifikasi dua faktor utama yang

mempengaruhi produktivitas pekerja, ialah: kemajuan teknologi

dan motivasi kerja. Masing-masing faktor ini dipengaruhi oleh


31

bebagai faktor yang lebih banyak lagi, khususnya mengenai

motivasi dipengaruhi oleh kondisi-kondisi sosial, fisik, dan

kebutuhannya.

3. Model Harshauer dan Ruch

Model Harshauer dan Ruch (1978), oleh mereka disebut

“servossistem model”. Dalam model ini pusat perhatianya

adalah kinerja karyawan, sedangkan faktor-faktor individual dan

organisasinal yang berpengaruh secara langsung atau tidak

langsung dapat ditelusuri, merupakan sistem umpan balik yang

dinamik. Model ini telah digunakan untuk perbaikan

produktivitas.

4. Strategi Crandaall dan Wooton

Strategi Crandaall dan Wooton (1978), memadukan peran

perbaikan produktivitas dengan pertumbuhan organisasi dan

peran eksekutif sebagai pengambilan keputusan produktivitas.

Mereka menyarankan adanya seha perhatian perubahan dari

startegi tradisional mengenai perbaikan produktivitas yang

berorientasi efisiensi ke strategi-strategi yang difokuskan pada

pertumbuhan organisasi, yang seharusnya dilakukan melalui

empat tahap yaitu: pertumbuhan kerwirausahan, birokratis,

diversifikasi dan sistemtisasi, dan megaorganisasional.

5. Strategi Stewart
32

Strategi Stewart (1978), mengusulkan strategi perbaikan

produktivitas bagi organisasi-organisasi atas dasar suatu

pandangan sistem, karena ia memandang suatu oranganisasi

sebagai suatu komplek jaringan yang antar subunit saling terkait,

yang semua aktivitasnya dipadukan untuk meningkatkan kinerja

organisasi secara menyeluruh untuk jangka panjang. Semua

peluang untuk perbaikan produktivitas harus bersaing satu sama

lain untuk sumber daya yang sama, dengan mengakui adanya

konsep “diminisisng marginal return”, yaitu jika sesuatu telah

diperbaiki, maka perbaikan marginal dengan menggunakan

teknik yang ada, hasilnya menurun.

6. Pendekatan Aggarwal

Pendekatan Aggarwal (1979), mengusulkan prosedur

produktivitas dalam perusahaan-perusahaan yang dilakukan

secara bertahap, langkah demi langkah:

a. Mengidentifikasi dan memprioritaskan tujuan-tujuan

perusahaan.

b. Melukiskan kriteria output di dalam batas – batas

organisasi.

c. Menyiapkan rencana–rencana tindakan.

d. Membuang penghalang-penghalang produktivitas yang

diketahui.
33

e. Mengembangkan metode-metode pengukuran produktivitas

menurut basis periode.

f. Melaksanakan rencana tindakan dan mulai melakukan

pengukuran dan membuat laporan.

g. Memotivasi pekerja dan penyelia untuk mencapai

produktivitas yang lebih tinggi.

h. Mempertahankan momentum upaya-upaya produktivitas.

i. Mengaudit iklim organisasional.

Menurut Pusat Produktivitas Nasional Departemen pegawai

RI, Usaha meningkatkan produktivitas, yaitu:

1. Peningkatkan prestasi dengan mencapai berbagai perbaikan

pada pelaksanaan tugas dan menggunakan sarana pendekatan

manajerial dan pendekatan technical skill.

2. Peningkatan partisipasi mempunyai ruang lingkup peningkatan

pendidikan dan latihan untuk menghasilkan pegawai siap pakai.

2.1.4. Resume Penelitian Terdahulu

Penelitian ini di buat berdasarkan penelitian – penelitian sebelumnya

seperti yang tersaji dalam tabel 2.1 berikut:


34

Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu Berkaitan dengan Pengaruh Program
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Terhadap Produktivitas Kerja

Nama

Penulis dan Judul Variabel Teori Indikator Temuan


No Sumber
Tahun Penelitian Penelitian penelitian Penelitian Penelitian

Penelitian

1. Firmanzah Pengaruh Keselamatan Moenir a. Lingkungan Kerja Berdasarkan hasil http://admi


(2017) Keselamatan Kerja (X1) (2006:203) Secara Fisik regresi linier nistrasibisn
dan Kesehatan b. Lingkungan berganda ada is.studentjo
Kerja Terhadap Sosial Psikologis pengaruh yang urnal.ub.ac.
Kinerja Kesehatan Kerja signifikan antara id/index.ph
Karyawan (X2) Manullang a. Lingkungan Kerja keselamatan dan p/jab/articl
Pada (2000:87) Secara Medis kesehatan kerja e/view/167
Karyawan PT. b. Sarana kesehatan pada kinerja 9
PLN (Persero) tenaga kerja, yaitu karyawan Pada
Area Kediri upaya-upaya Karyawan PT.
Distribusi Jawa perusahaan untuk PLN (Persero)
Timur meningkatkan Area Kediri
kesehatan dari Distribusi Jawa
tenaga kerjanya Timur sebesar
c. Pemeliharaan 0.189(18,9%)
kesehatan tenaga
kerja, yaitu
pelayanan
kesehatan tenaga
kerja
Kinerja Dharma a. Kualitas
Karyawan (2003:378) b. Kuantitas
(Y) c. Ketepatan Waktu
2. Siswanto Pengaruh Keselamatan Mondy dan a. Dengan Berdasarkan hasil ejournal.ad
(2015) Keselamatan Kerja (X1) Noe menanyakan penelitian adanya bisnis.fisip-
dan Kesehatan (2005:360) prihal pengaruh unmul.ac.i
Kerja Terhadap perlindungan signifikan secara d/site/wp-
Produktivitas karyawan simultan atau content/upl
Kerja b. Dengan bersama-sama oads/2015/
Karyawan menanyakan antara keselamatan 02/e-
Pada PT. Kesehatan Mangkunegara lingkungan kerja dan kesehatan jurnal%20b
Pembangunan Kerja (X2) (2001:245) a. Dengan kerja terhadap ayu%20(02
Perumahan menanyakan produktivitas kerja -24-15-01-
Tbk Cabang prihal karyawan PT. 20-09).pdf
Kalimantan perlindungan Pembangunan
karyawan Perumahan Cabang
b. Dengan Kalimantan sebesar
menanyakan 0,536 (53,60%)
lingkungan kerja
yang bekerja
melebihi periode
Sulistyarini waktu yang
Produktivitas (2006:19) ditentukan
Kerja (Y) Dengan
menanyakan
jumlah output
yang dihasilkan
35

oleh setiap
karyawan

3. Budihaedjo Pengaruh Keselamatan


Mangkunegara a. Faktor Berdasarkan hasil https://ejou
et al. (2017) Keselamatan Kerja (X1)
(2011:161) Lingkungan Kerja penelitian secara rnal.unsrat.
Kerja, b. Faktor Manusia simultan adanya ac.id/index.
Kesehatan c. Faktor Alat dan pengaruh secara php/emba/a
Kerja, dan Manullang Mesin positif dan rticle/view/
Lingkungan Kesehatan a. Sarana kesehatan signifikan antara 18374/182
Kerja Terhadap
Kerja (X2) (2008:87) tenaga kerja Pengaruh 51
Produktivitas b. Lingkungan kerja Keselamatan
Karyawan secara medis Kerja, Kesehatan
Pada PT. Air c. Pemeliharaan Kerja, dan
Manado kesehatan tenaga Lingkungan Kerja
kerja yaitu Terhadap
pelayanan Produktivitas
kesehatan tenaga Karyawan PT. Air
kerja Manado sebesar
d. Penyakit Umum 47,5%
yang mungkin di
derita semua orang
e. Penyakit Akibat
Kerja
Lingkungan Sedarmayanti a. Menyenangkan
Kerja (X3) (2009:21) b. Tentram
c. Kesehatan
d. Vitalitas
e. Lingkungan Fisik
f. Budaya Organisasi
g. Keamanan
Produktivitas Gie (2000:3) a. Sikap Kerja
Kerja (Y) b. Tingkat
Keterampilan
c. Hubungan antara
lingkungan kerja
d. Efisiensi tenaga
kerja
e. Manajemen
Produktivitas
f. Tingkat
penghasilan
Sarana produksi
4. Sari dan Pengaruh Kompensasi Martoyo a. Upah Berdasarkan hasil https://ejou
Yuniawan Kompensasi Langsung (X1) (2008) b. Bonus penelitian secara rnal3.undip
(2017) Langsung, c. Pembagian simultan adanya .ac.id/index
Kompensasi d. Keuntungan pengaruh secara .php/djom/
Tidak e. Kepemilikan positif dan article/vie
Langsung Serta saham signifikan antara w/17556/1
Kesehatan dan Kompensasi f. Tunjangan Pengaruh 6805
Keselamatan Tidak Rivai (2008) a. Jabatan Kompensasi
Kerja Terhadap Langsung (X2) b. Peluang promosi Langsung,
Produktivitas c. Pengakuan karya Kompensasi Tidak
Kerja Keselamatan d. Prestasi Istimewa Langsung Serta
Karyawan dan Kesehatan Keselamatan dan
36

Pada PT. Kerja (X3) Nitisemito a. Tata Letak Ruang Kesehatan Kerja
Pupuk (2004:109) Kerja Yang Terhadap
Sriwijaya nyaman Produktivitas
Palembang b. Terdapat Ventilasi Karyawan
udara di dalam PT.Pupuk
lingkungan kerja Sriwijaya
c. Adanya Palembang 74,4%
penghijauan di
sekitar lingkungan
kerja
d. Pelayanan
Kebutuhan
Produktivitas Kesehatan
Kerja (Y) Karyawan.

Gaspersz a. Kualitas
(2005:24) b. Kuantitas
c. Ketepatan Waktu
5. Ardika Pengaruh Keselamatan Nitisemito a. Tata Letak Ada Pengaruh https://ejou
(2015) Pelaksanaan dan Kesehatan (2004:109) Ruang Kerja Positif Antara rnal.undiks
Keselamatan Kerja (X1) Yang nyaman Pelaksanaan ha.ac.id/ind
dan Kesehatan b. Terdapat Keselamatan dan ex.php/JJP
Kerja (K3) Ventilasi udara Kesehatan (K3) E/article/vi
Terhadap di dalam Terhadap ew/6077/4
Produktivitas lingkungan kerja Produktivitas Kerja 313
Kerja Di UD. c. Adanya Di UD Sinar Abadi
Sinar Abadi penghijauan di Singaraja Sebesar
Singaraja sekitar 0,209 (20,9%)
lingkungan kerja
d. Pelayanan
Kebutuhan
Kesehatan
Karyawan
Produktivitas
Kerja (Y) Sedarmayanti a. Kesesuaian
(2009) pencapaian
target terhadap
kuantitas produk
yang dihasilkan
b. Ketepatan dalam
pencapaian
target terhadap
kualitas produk
c. Ketepatan
karyawan
menggunakan
mesin
d. Ketepatan
karyawan dalam
memanfaatkan
bahan baku yang
ada
e. Ketepatan waktu
karyawan dalam
menggunakan
perlengkapan
yang ada
f. Ketepatan
karyawan dalam
menyelesaikan
pekerjaan
g. Penggunaan
37

tempat dalam
bekerja

6. Sembe Effect of Occupational World Health a. Physical factors R-square of 0.126 http://www
(2017) Selected Health and Organization like noise implies that .sciencepub
Occupational Safety (X) (WHO) b. Vibration and welfare lishinggrou
Health and heat management p.com/j/jhr
Safety c. Chemical factors practices, m
Management poison and emergency
Practices on toxics management
Job d. Hazardous practices and work
Satisfaction of substances like place environment
Employees in dusts, oil, and management
University coal practices
Campuses in collectively
Nakuru Town, predict/explain
Kenya 12.6% of
changes in job
satisfaction. The
ANOVA test gave
a. Low turnover p value of
Job satisfaction rates 0.000 (< 0.01)
(Y) b. High implies that the
performance effect is
c. Reduced statistically
absenteeism and significant.
decreased The last hypothesis
accidents rates is therefore
d. Monetary rejected and
rewards conclusion made
e. Promotions that occupational
safety and health
management
practices are
significant
determinants of job
satisfaction.
7. Kaynak et Effects of Occupational TUIK, 2015 a. Electricity As for the impact www.ccsen
al. (2016) Occupational Health and b. Gas of OHS on et.org/ijbm
Health and Safety (X) c. Water, and organizational
Safety sewage system commitment,
Practices on fields SPRM has a
Organizational Job significant and
Commitment, Performance Kahya a. Low positive effect on
Work (2007) productivity organizational
Alienation, and b. Poor quality commitment (â =
Job c. Physical and 0.26; p <0.01).
Performance: emotional stress SAHR has a
Using the d. Results in high significant and
PLS-SEM costs positive effect on
Approach organizational
commitment (â =
0.27; p <0.01).
FAST had a
38

significant and
positive effect on
organizational
commitment (â =
0.13; p <0.05).
OHP has no
significant effect
on organizational
commitment. OSS
had a significant
and positive
effect on
organizational
commitment (â =
0.31; p <0.01). The
R2 value for the
organizational
commitment was
0.30

2.2. Kerangka Pemikiran

Mangkunegara (2015:2) mendefinisikan “Manajemen sumber daya manusia

sebagai suatu pengelolaan dan pendayagunaan sumber daya yang ada pada

individu (pegawai)”. Sedangankan Sutrisno (2017:7), “Manajemen sumber daya

manusia adalah suatu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan

pengawasan atas pengadaan, pengembangan, kompensasi, pengintegrasian,

pemeliharaan, dan pemutusan hubungan kerja dengan maksud untuk mencapai

tujuan organisasi perusahaan secara terpadu”.

Menurut Sedarmayanti (2017:7) fungsi operasional MSDM meliputi

“Pengadaan, pengembangan, pemberian kompensasi, pengintegrasian,

pemeliharaan, dan pemutusan hubungan kerja”. Dari pemaparan para ahli diatas

ada salah satu fungsi operasional manajemen sumber daya manusia yang

terpenting yaitu fungsi pemeliharaan pegawai, berkaitan usaha mempertahankan

kesinambungan dari keadaan yang telah dicapai melalui fungsi lainnya.


39

Mangkunegara (2015:3), menyatakan bahwa pemeliharaan tenaga kerja

yaitu mencakup:

a. Komunikasi kerja

b. Kesehatan dan keselamatan kerja

c. Pengendalian konfilk kerja

d. Konseling kerja

Sudah menjadi suatu kewajiban perusahaan untuk melakukan pemeliharaan

pegawai agar pegawai tetap mau bekerja sama dalam mencapai tujuan perusahaan.

Pemeliharaan yang baik dilakukan dengan program kesejahteraan dengan

berdasarkan kebutuhan sebagian besar pegawai. Sedarmayanti (2017:8), “Dua

aspek utama pegawai yang dipertahankan dalam fungsi pemeliharaan: sikap

positif pegawai terhadap pekerjaan dan kondisi fisik pegawainnya. Pemeliharaan

sikap positif dipengaruhi proses hubungan kerja yanng berlangsung dalam

perusahaan tercemin dalam hubungan industrial. Pemeliharaan kondisi fisik

pegawai dapat dicapai melalui program kesehatan dan keselamatan kerja (K3),

serta program pelayanan dan jaminan sosial tenaga kerja”.

Mangkunegara (2015:162), menyatakan indikator keselamatan dan

kesehatan Kerja (K3):

1) Keadaan Tempat Lingkungan Kerja

2) Pengaturan Udara

3) Pengaturan Penerangan

4) Pemakaian Peralatan kerja

5) Kondisi Fisik dan Mental Pegawai


40

Berdasarkan pendapat para ahli yang telah dijelaskan di atas maka dapat

disimpulkan bahwa pemeliharaan sangat penting terutama ketika karyawan

memiliki rasa aman dan nyaman dalam bekerja, dirinya akan merasa mendapatkan

perlindungan yang baik dari perusahaan. Diharapkan karyawan perusahaan yang

seperti ini akan memiliki produktivitas yang maksimal.

Tingkat Produktivitas adalah salah satu dari fungsi manajemen sumber daya

manusia yaitu, pengembangan. Belcher (Wibowo, 2017:93), menyatakan bahwa:

’Secara konseptual produktivitas adalah hubungan antara keluaran atau hasil

organisasi dengan masukan yang diperlukan. Ada beberapa faktor yang dapat

mempengaruhi produktivitas pegawai menurut sedarmayanti (2017:344), yaitu:

Pendidikan dan Pelatihan, Gizi dan Kesehatan, Penghasilan dan Jaminan Sosial,

Kesempatan Kerja, Kemampuan Manajerial Pimpinan, Kebijakan Pemerintah.

Serta untuk mengukur produktivitas kerja, diperlukan indikator, sebagai berikut:

1. Kemampuan

2. Meningkatkan hasil yang dicapai

3. Semangat Kerja

4. Pengembangan Diri

5. Mutu

6. Efisiensi

Ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi produktivitas kerja, dari

pendapat ahli di atas jika program keselamatan dan kesehatan kerja (K3) kurang

diperhatikan maka dapat mempengaruhi tingkat produktivitas kerja, dengan

adanya K3 diharapkan karyawan merasa aman dan nyaman dalam menyelesaikan


41

pekerjaannya shingga dapat tercapai produktivitas kerja yang tinggi. Berdasarkan

konsep diatas, maka kerangka pemikiran ini dapat digambarkan sebagai berikut:

pada gambar 2.1


42

Manajemen Sumber
Daya Manusia
Hasibuan (2014:21)

Fungsi Manajemen
Sumber Daya PRODUKTIVITAS KERJA
Manusia (Variabel Y)

1. Kemampuan
Perencanaan 2. meningkatkan hasil
yang dicapai
3. semangat kerja
Pengorganisasian 4. pengembangan diri
5. Mutu
6. Efisiensi
Pengarahan
Sutrisno (2013:212),

Pengendalian

Pengadaan

Pengembangan K3 (Keselamatan dan


Kesehatan Kerja)
Kompensasi (Variabel X)

1. Keadaan Tempat
Lingkungan Kerja
Pemeliharaan
2. Pengaturan Udara
3. Pengaturan
Penerangan
Pengintergasian
4. Pemakaian Peralatan
kerja
5. Kondisi Fisik dan
Kedisiplinan
Mental Pegawai

Pemberhentian Mangkunegara (2015:162)

Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) Terhadap
Produktivitas Kerja Karyawan PT. Petrodill Manufaktur Indonesia Pada
Departemen Process & Plant Fabrication
43

Berdasarkan gambar di atas, maka dapat dibuat konseptual kerangka

pemikiran sebagai berikut :

K3 (Keselamatan dan
Produktivitas
Kesehatan Kerja)

Gambar 2.2
Kerangka Pemikiran Konseptual Program K3 (Keselamatan dan Kesehatan
Kerja) Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Pada PT. Petrodrill
Manufaktur Indoensia Bagian Departemen Process & Plant Fabrication

Keterangan:

= Berpengaruh

2.3. Hipotesis Penelitian

Sugiyono (2016:134), menyatakan bahwa “Hipotesis merupakan jawaban

sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah

penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan

sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang

relevan, beum didasarkan pada fakta – fakta empiris yang diperoleh melalui

pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis

terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empirik”.

Dalam penelitian ini, dirumuskan hipotesis sebagai dasar dugaan

sementara terhadap variabel-variabel yang dirancang sebagai berikut:

Hipotesis : untuk mengetahui pengaruh keselamatan dan kesehatan kerja (K3) (X)

terhadap produktivitas kerja karyawan (Y)


44

H0 : Tidak ada pengaruh secara signifikan antara variabel Keselamatan dan

Kesehatan Kerja (K3) (X) terhadap Variabel Produktivitas Kerja

Karyawan (Y)

Ha : Ada pengaruh secara signifikan antara variabel Keselamatan dan

Kesehatan Kerja (K3) (X) terhadap Variabel Produktivitas Kerja

Karyawan (Y)
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Objek dan Subjek Penelitian

Menurut Sugiyono (2014:59), “Objek Penelitian merupakan suatu atribut

atau sifat dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variansi tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya”. Adapun

objek penelitian ini adalah Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang terdiri

dari indikator, Keadaan Tempat Lingkungan Kerja, Pengaturan Udara Pengaturan

Penerangan, Pemakaian Peralatan kerja, Kondisi Fisik dan Mental Pegawai, dan

Produktivitas Kerja yang terdiri dari Kemampuan, meningkatkan hasil yang

dicapai, semangat kerja, pengembangan diri, Mutu, Efisiensi. Oleh sebab itu,

objek dalam penelitian ini adalah Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan

Produktivitas Kerja Karyawan Pada PT. Petrodrill Manufaktur Indoensia Bagian

Departemen Process & Plant Fabrication.

Subjek penelitian menurut arikunto (2013:132), “Subjek Penelitian

merupakan sesuatu yang sangat penting kedudukannya di dalam penelitian, subjek

penelitian harus ditata sebelum penelitian siap untuk mengumpulkan data. Subjek

penelitian dapat berupa benda, hal atau orang”. Dapat disimpulkan bahwa subjek

pada umumnya manusia atau apa saja yang menjadi urusan manusia. Oleh sebab

itu, subjek dalam penelitian ini adalah karyawan Pada PT. Petrodrill Manufaktur

Indoensia Bagian Departemen Process & Plant Fabrication.

45
46

3.2. Metode Penelitian

Menurut Sugiyono (2014:2), “Secara umum metode penelitian diartikan

sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan

tertentu”. Adapun Arikunto (2014:203), menyatakan bahwa: “Metode penelitian

adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data

penelitiannya”.

Metode yang digunakan dalam karya tulis ilmiah ini adalah metode

kuantitatif, metode ini disebut metode kuantitatif karena “Data berupa angka

dalam arti sebenarnya jadi berbagai operasi matematika dapat dilakukan pada data

kuantitatif” (Sujarweni, 2015:6), serta menggunkan analisis statistik. Menurut

Sugiyono (2018:35-36), Metode Kuantitatif diartikan sebagai “Metode penelitian

yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada

populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrument

penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji

hipotesis yang telah ditetapkan”. Sugiyono (2016:21-23), menambahkan:

Dalam metode penelitian kuantitatif pendekatan yang digunakan adalah


statistik, statistik dibedakan menjadi dua, yaitu statistik deskriptif dan statistik
inferensial. Selanjutnya statistik inferensial dapat dibedakan menjadi statistik
parametris dan non-parametris. Statistik parametis digunakan untuk
menganalisis data interval atau rasio, yang diambil dari populasi yang
berdistribusi normal. Sedangkan statistik non-parametris, digunakan untuk
menganalisis data nominal dan ordinal dari populasi yang bebas distribusi.
Jadi tidak harus normal. Dalam hal ini teknik korelasi dan regresi dapat
berperan sebagai statistik inferensial.

Serta dalam penelitian ini menggunkan metode penelitian deskriptif,

menurut arikunto (2014:3), menyatakan “Penelitian deskriptif ini merupakan

penelitian yang benar-benar hanya memaparkan apa yang terdapat atau terjadi
47

dalam sebuah kancah, lapangan, atau wilayah tertentu. Data yang terkumpul

diklasifikasikan atau dikelompok-kelompokan menurut jenis, sifat, atau

kondisinya. Sesudah datanya lengkap, kemudian dibuat kesimpulan.

Melalui penelitian deskriptif, dalam penelitian ini maka dapat diperoleh

mengenai:

1. Gambaran K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) Pada PT. Petrodrill

Manufaktur Indoensia Bagian Departemen Process & Plant Fabrication.

2. Gambaran Produktivitas Kerja Karyawan Pada PT. Petrodrill Manufaktur

Indoensia Bagian Departemen Process & Plant Fabrication.

Penelitian ini juga menggunakan metode verifikatif. Menurut Arikunto

(2014:8), “Metode verifikatif adalah metode penelitian yang pada dasarnya ingin

menguji kebenaran suatu hipotesis yang dilaksanakan melalui pengumpulan data

di lapangan”. Melalui penelitian verifikatif, maka dapat diperoleh mengenai:

1. Pengaruh Program K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) terhadap

produktivitas kerja karyawan Pada PT. Petrodrill Manufaktur Indoensia

Bagian Departemen Process & Plant Fabrication.

Berdasarkan penjelasan di atas, penelitian ini menggunakan metode

kuantitatif dengan pendekatan deskriptif dan verifikatif untuk mengetahui

gambaran antara variabel K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) dan

Produktivitas Kerja, serta pengaruh K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) secara

signifikan terhadap produktivitas kerja karyawan Pada PT. Petrodrill Manufaktur

Indoensia Bagian Departemen Process & Plant Fabrication.


48

3.3. Oprasional variabel

Pengertian operasionalisasi variabel menurut Nuryaman dan Christina

(2015:52), “Mendefinisikan variabel secara operasional adalah

menggambarkan/mendeskripsikan variabel penelitian sedemikian rupa, sehingga

variabel tersebut bersifat: spesifik (tidak berinterpretasi ganda), terukur

(observable atau measureable)”.

Variabel Penelitian menurut Sugiyono (2016:2), “Suatu atribut atau sifat

atau nilai dari orang, subjek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang

ditetapkan oleh penelitian untuk mempelajari dan ditarik kesimpulannya”.

Untuk menguji hipotesis yang diajukan maka variabel-variabel yang diteliti

dan diberi batasan-batasannya agar penulis menjadi lebih terarah. Berdasarkan

judul yang diajukan yaitu “Pengaruh Program K3 (Keselamatan dan Kesehatan

Kerja) Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan PT. Petrodrill Manufaktur

Indonesia Pada Departemen Process & Plant Fabrication”. Maka variabel-

variabel yang terkait dalam penelitian ini adalah :

1. Variabel Bebas (Independent Variabel)

Menurut Sugiyono (2018:96), “Variabel Independen sering disebut

sebagai variabel stimulus, predictor, antecedent. Dalam bahasa indonesia

sering disebut variabel bebas. Variabel bebas merupakan variabel yang

mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya

variabel dependen (terikat)”. Variabel bebas (X) dalam penelitian ini adalah

K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja).


49

2. Variabel Terikat (Dependen Variabel)

Menurut Sugiyono (2018:97), “Variabel dependen sering disebut

sebagai variabel output, kriteria, konsekuen. Dalam bahasa indonesia sering

disebut variabel terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang

dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas”.

Variabel dependen (Y) dalam penelitian ini adalah Produktivitas Kerja.

Untuk keperluan pengujian, variabel-variabel tersebut perlu dijabarkan ke

dalam indikator-indikator variabel yang bersangkutan. Berikut tabel 3.1 mengenai

penjabaran operasional dari variabel-variabel yang dianalisis dalam penelitian ini.


50
51
52
53
54

3.4. Jenis dan Sumber Data

3.4.1. Jenis Data

Menurut Riduwan (2013:31):

Data ialah bahan mentah yang perlu diolah sehingga menghasilkan


informasi atau keterangan, baik kualitatif maupun kuantitatif yang
menunjukkan fakta. Sedangkan perolehan data seyogyanya relevan
artinya data yang ada hubungannya langsung dengan masalah
penelitian, mutakhir artinya data yang diperoleh masih hangat
dibicarakan, dan diusahakan oleh orang pertama (data primer).

Arikunto (2013:161) menambahkan bahwa, “Data adalah hasil

pencatatan peneliti, baik yang berupa fakta ataupun angka”. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa data merupakan sesuatu yang sangat

berguna bagi peneliti khususnya dalam proses penelitian, dan dapat

mendukung hasil penelitian. Menurut Riduwan (2013:31-32) data menurut

jenisnya ada dua yaitu:

1. Data Kualitatif

Data kualitatif adalah data yang berhubungan dengan kategorisasi,

karakteristik berwujud pernyataan atau berupa kata-kata. Data ini

biasanya didapat dari wawancara dan bersifat subjektif sebab data

tersebut ditafsirkan lain oleh orang yang berbeda. Data kualitatif dapat

diangkakan dalam bentuk ordinal atau ranking.

2. Data Kuantitatif

Data kuantitatif adalah data yang berwujud angka-angka. Data ini

diperoleh dari pengukuran langsung maupun dari angka-angka yang

diperoleh dengan mengubah data kualitatif menjadi data kuantitatif. Data

kuantitatif bersifat objektif dan bisa ditafsirkan sama oleh semua orang.
55

3.4.2. Sumber Data

Arikunto (2013:172) mengatakan bahwa:

Sumber data adalah subjek dari mana data dapat diperoleh. Apabila
peneliti menggunakan kuesioner atau wawancara dalam
pengumpulan datanya, maka sumber data disebut responden, yaitu
orang yang merespon atau menjawab pertanyaan-pertanyaan peneliti,
baik pertanyaan tertulis maupun lisan. Apabila peneliti
menggunakan teknik observasi, maka sumber datanya bisa berupa
benda, gerak atau proses sesuatu.

Ada tiga tingkatan sumber data menurut Arikunto (2013:172):

1. Person, yaitu sumber data yang bisa memberikan data berupa

jawaban lisan melalui wawancara atau jawaban tertulis melalui

angket.

2. Place, yaitu sumber data yang menyajikan tampilan berupa

keadaan diam dan bergerak.

3. Paper, yaitu sumber data yang menyajikan tanda-tanda berupa

huruf, angka, gambar, atau simbol-simbol lain.

Riduwan (2013:51) mengatakan:

Sumber pengumpulan data terbagi menjadi dua yaitu sumber data


primer dan sumber data sekunder. Pengambilan data yang dihimpun
langsung oleh peneliti disebut sumber data primer, sedangkan apabila
melalui tangan kedua disebut sumber data sekunder.

Senada dengan pendapat Sugiyono (2014:193) bahwa:

Bila dilihat dari sumber datanya, maka pengumpulan data dapat


menggunakan sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer
adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada
pengumpulan data, dan sumber sekunder merupakan sumber data
yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpulan data,
misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen.
56

Data primer dan sekunder yang digunakan peneliti diperoleh dengan

cara, penelitian lapangan melalui observasi langsung ke Departemen

Process & Plant Fabrication PT. Petrodill Manufaktur Indonesia, serta

membuat kuesioner yang diajukan ke pihak manajemen perusahaan untuk

kemudian disampaikan kepada karyawan Departemen Process & Plant

Fabrication selaku subjek penelitian ini, sedangkan data sekunder yang

digunakan peneliti berupa buku-buku, laporan penelitian sebelumnya,

jurnal, makalah, dan berbagai sumber artikel dari internet.

Berikut penjabaran mengenai jenis dan sumber data yang digunakan

penulis pada tabel 3.2

Tabel 3.2
Jenis dan Sumber Data
No. Data Jenis Sumber
1. Tanggapan Karyawan PT. Primer (Karyawan PT.
Petrodill Manufaktur Petrodill Manufaktur
Indonesia pada Departemen Indonesia pada Departemen
Process & Plant Fabrikasi Kualitatif Process & Plant Fabrikasi).
selaku responden mengenai
K3 (Keselamatan dan
Kesehatan Kerja).
2. Tanggapan Karyawan PT. Primer (Karyawan PT.
Petrodill Manufaktur Petrodill Manufaktur
Indonesia pada Departemen Indonesia pada Departemen
Kualitatif
Process & Plant Fabrikasi Process & Plant Fabrikasi).
selaku responden mengenai
Produktivitas Kerja.
3. Data rata-rata produktivitas Sekunder (Dokumentasi
kerja karyawan PT. Petrodill Departemen Process &
Manufaktur Indonesia pada Kuantitatif Plant Fabrikasi PT. Petrodill
Departemen Process & Plant dan Manufaktur Indonesia).
Fabrikasi. Kualitatif

4. Data penurunan efisiensi Kuantitatif Sekunder (Dokumentasi


kerja karyawan PT. Petrodill dan Departemen Process &
Manufaktur Indonesia pada Kualitatif Plant Fabrikasi PT. Petrodill
57

Departemen Process & Plant Manufaktur Indonesia).


Fabrikasi.
5. Data jumlah kasus kecelakaan Sekunder (Dokumentasi
kerja PT. Petrodill Kuantitatif Departemen QHSE PT.
Manufaktur Indonesia pada dan Petrodill Manufaktur
Departemen Process & Plant Kualitatif Indonesia).
Fabrikasi.
6. Profil Perusahaan PT. Sekunder (Dokumentasi
Petrodrill Manufaktur Departemen HRD-GA PT.
Kualitatif
Indonesia. Petrodrill Manufaktur
Indonesia).
7. Kajian teori tentang K3 Sekunder (Buku-buku,
(Keselamatan dan Kesehatan laporan penelitian
Kerja) terhadap produktivitas Kualitatif sebelumnya, jurnal, dan
kerja berbagai sumber dari
internet).
Sumber: Pengolahan data, 2018

3.5. Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel

3.5.1. Populasi

Menurut Arikunto (2014:173), “Populasi adalah keseluruhan subjek

penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam

wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi”,

sedangkan menurut Sugiyono (2016:61), “Populasi adalah wilayah

generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

kemudian ditarik kesimpulannya”.

Adapun populasi dalam penelitian ini adalah karyawan Departemen

Process & Plant Fabrication PT. Petrodrill Manufaktur Indonesia yang

berjumlah 166 orang karyawan.


58

3.5.2. Sampel

Arikunto (2014:174) mengemukakan bahwa:

Sampel adalah bagian dari populasi yang mempunyai ciri-ciri atau


keadaan tertentu yang akan diteliti. Karena tidak semua data dan
informasi akan diproses dan tidak semua orang atau benda akan
diteliti melainkan cukup dengan menggunakan sampel yang
mewakilinya. Dalam hal ini sampel harus representatif disamping itu
peneliti wajib mengerti tentang besar ukuran sampel, teknik
sampling, dan karakteristik populasi dalam sampel.

Sugiyono (2014:116) menambahkan bahwa:

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki


oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak
mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya
karena ketebatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat
menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut.

Dalam penarikan jumlah sampel menurut Arikunto (Misli, 2013:72):

Bila jumlah subjek populasinya kurang dari 100, lebih baik ambil
semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Bila
jumlah subjeknya lebih dari 100 dapat diambil antara 10-15% atau
20-25% atau lebih.

Berdasarkan pengertian sampel di atas, maka sampel yang digunakan

dalam penelitian ini adalah sebagian dari populasi penelitian. Untuk

memperoleh sampel yang mewakili dari populasi, maka setiap subjek dari

populasi diharapkan memiliki peluang yang sama untuk menjadi sampel.

Untuk menentukan ukuran sampel dari suatu populasi, terdapat bermacam-

macam cara, salah satunya adalah dengan menggunakan rumus Isaac dan

Michael”.

Rumus Isaac dan Michael tersebut adalah:


ƛ². 𝑁. 𝑃. 𝑄
𝑠=
𝑑² 𝑁 − 1 + ƛ2 . 𝑃. 𝑄
Sumber: Sugiyono (2018:158)
59

Keterangan:

= Jumlah sampel

ƛ² = Chi Kuadrad yang harganya tergantung derajad kebebasan dan

tingkat kesalahan. Untuk derajad kebebasan 1 dan kesalahan 5% harga

Chi Kuadrad = 3,841.

= Jumlah Populasi

= Peluang Benar (0,5)

= Peluang Salah (0,5)

= Perbedaan antara rata-rata sampel dengan rata-rata populasi.

Perbedaan bisa 0,01; 0,05, dan 0,10

Berdasarkan rumus di atas, maka dapat dihitung ukuran sampel,

yaitu sebagai berikut:

ƛ².𝑁.𝑃.𝑄 3,841 𝑥 166 𝑥 0,5 𝑥 0,5 159.4015


𝑠= = = =
𝑑² 𝑁;1 :ƛ2 .𝑃.𝑄 0,052 166;1 : 3,841 𝑥 0,5 𝑥 0,5 1.37275

116,11 𝑑𝑖𝑏𝑢𝑙𝑎𝑡𝑘𝑎𝑛 116

Berdasarkan perhitungan tersebut, maka ukuran sampel yang

digunakan dalam penelitian ini dengan taraf kesalahan 5% diperoleh jumlah

sampel adalah 116 sampel. Alasan peneliti menggunakan taraf kesalahan

5% karena tingkat keyakinan 95% adalah tingkat lazim yang digunakan

pada penelitian sosial/bisnis, pada umumnya untuk penelitian – penelitian di

bidang ilmu pendidikan digunakan taraf signifikansi 0,05 atau

0,01(Arikunto, 2014:115). Maka dalam penelitian ini ukuran sampelnya


60

adalah 116 responden dari karyawan Departemen Process & Plant

Fabrication PT. Petrodrill Manufaktur Indonesia.

3.5.3. Teknik Penarikan Sampel

Teknik penarikan sampel (sampling) menurut Sugiyono (2016:62-

67) adalah, “Teknik pengambilan sampel untuk menentukan sampel yang

akan digunakan dalam penelitian”. Terdapat dua jenis pengambilan sampel:

1. Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang

memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi

untuk dipilih menjadi anggota sampel. Teknik ini meliputi simple

random sampling, proportionate stratified random sampling,

disproportionate stratified random sampling, cluster sampling (area

sampling).

2. Nonprobability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak

memberikan peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota

populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik sampel ini meliputi

sampling sistematis, sampling kuota, sampling aksidental, purposive

sampling, sampling jenuh, dan snowball sampling.

Menurut Sugiyono (2016:63) “Probability simple random

sampling yaitu teknik pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan

secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu”.

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

teknik simple random sampling, karena pengambilan anggota sampel dari


61

populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam

populasi itu, yaitu setiap karyawan Departemen Process & Plant

Fabrication PT. Petrodrill Manufaktur Indonesia mendapat peluang yang

sama untuk dijadikan sampel penelitian. Berdasarkan teknik pengambilan

sampel, maka sampel yang digunakan untuk penelitian ini yaitu 116

responden dari karyawan Departemen Process & Plant Fabrication PT.

Petrodrill Manufaktur Indonesia.

3.6. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam

penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data

(Sugiyono, 2013:401).

Menurut Sugiyono (2013:193), “Apabila dilihat dari cara atau tekniknya,

pengumpulan data dapat dilakukan dengan interview (wawancara), observasi

(pengamatan), kuesioner (angket), serta studi literatur”.

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Pengamatan (Observastion).

Merupakan teknik pengumpulan data yang mempunyai ciiri spesifik

dibandingkan dengan teknik lainnya, yaitu berkomunikasi tidak terbatas

pada orang, tetapi juga pada obyek-obyek alam lainnya. Teknik ini

digunakan apabila penelitian berkenaan dengnan perilaku manusia, proses


62

kerja, gejala-gejala alam, dan responden yang diamati tidak terlalu besar

(Sugiyono, 2013:203).

2. Angket/Kuesioner (Questionnaire).

Merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi

seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk

dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien

bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang

bisa diharapkan dari responden. Selain itu, kuesioner juga cocok digunakan

bila jumlah responden cukup besar dan tersebar di wilayah yang luas

(Sugiyono, 2013:199).

Langkah-langkah yang ditempuh penulis dalam penulisan angket

adalah sebagai berikut:

a. Menyusun indikator-indikator dari setiap variabel penelitian yang

akan ditanyakan pada responden berdasarkan pada teori.

b. Menetapkan bentuk angket.

c. Membuat kisi-kisi butir angket dalam bentuk matriks yang sesuai

dengan indikator setiap variabel.

d. Menyusun pertanyaan-pertanyaan dengan disertai alternatif jawaban

yang akan dipilih oleh responden dengan berpedoman pada kisi-kisi

butir angket yang telah dibuat.

e. Menetapkan kriteria penilaian untuk setiap alternatif jawaban serta

bobot penilaiannya. Menetapkan cara penilaian, instrumen yang

dipergunakan dalam penelitian dengan memakai skala penilaian


63

jawaban kuesioner yang dipergunakan adalah skala Likert, tiap

alternatif jawaban diberi skor dari rentang 1-5. Berikut ini adalah

tabel bobot penilaian skala Likert, pada tabel 3.3:

Tabel 3.3
Skala Likert
No. Jawaban Bobot Nilai
1. Sangat Setuju (ST) 5
2. Setuju (S) 4
3. Ragu-ragu (RG) 3
4. Tidak Setuju (TS) 2
5. Sangat Tidak Setuju 1
Sumber: Sugiyono (2014:133)

3. Wawancara (Interview).

Menurut Hadi (Sugiyono, 2014:194) mengemukakan, “Teknik

pengumpulan data ini mendasarkan diri pada laporan tentang diri sendiri

atau self-report, atau setidak-tidaknya pada pengetahuan dan atau keyakinan

pribadi”. Wawancara yang dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan

langsung dengan pihak-pihak yang berkepentingan atau terkait yang dapat

memberikan keterangan-keterangan dan data yang diperlukan.

3.7. Uji Validitas dan Reliabilitas

3.7.1. Uji validitas

Sugiyono (2013:398) mengemukakan bahwa:

Terdapat dua hal utama yang mempengaruhi kualitas hasil


penelitian, yaitu kualitas instrumen penelitian dan kualitas
pengumpulan data. Dalam penelitian kuantitatif, kualitas instrumen
penelitian berkenaan dengan validitas dan realibilitas instrumen dan
kualitas pengumpulan data berkenaan dengan cara-cara yang
digunakan untuk mengumpulkan data.
64

Menurut Ghozali (2013:52):

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya


suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan
pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan
diukur oleh kuesioner tersebut.

“Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk

mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut

dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur” (Sugiyono,

2014:172).

Dalam penyusunan instrumen penelitian, harus mengetahui dan

paham tentang jenis skala pengukuran yang digunakan dan tipe-tipe skala

pengukuran agar instrumen bisa diukur sesuai apa yang hendak diukur dan

bisa dipercaya serta reliabel (konsisten) terhadap permasalahan instrumen

penelitian. Maksud dari skala pengukuran ini untuk mengklaasifikasikan

variabel yang akan diukur supaya tidak terjadi kesalahan dalam menentukan

analisis data dan langkah penelitian (Riduwan, 2014:20). Tujuannya yaitu

untuk menghasilkan data kuantitatif yang akurat, maka setiap instrumen

harus mempunyai skala.

Sugiyono (2014:131-132) mengatakan:

Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai


acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada
dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam
pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif.

Penelitian ini menggunakan skala Likert, menurut Sugiyono

(2013:132) , “Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan

persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial”.


65

Penulis mengumpulkan data dan mengolah data yang diperoleh dari

kuesioner dengan cara memberikan bobot penilaian pada setiap pertanyaan

berdasarkan skala Likert (Sugiyono, 2014:133).

Uji validitas digunakan metode koefisien Korelasi Pearson Product

Moment. Menurut Riduwan dan Sunarto (2014:84):

Analisis Korelasi Pearson Product Moment (PPM) suatu analisis yang


digunakan untuk mengetahui derajat hubungan dan kontribusi variabel
bebas (independent) dengan variabel terikat (dependent). Teknik
analisis Korelasi PPM termasuk teknik statistik parametrik yang
menggunakan data interval dan ratio dengan persyaratan tertentu.
Misalnya: data dipilih secara acak (random); datanya berdistribusi
normal; data yang dihubungkan berpola linier; dan data yang
dihubungkan mempunyai pasangan yang sama sesuai dengan subjek
yang sama. Jika salah satu tidak terpenuhi persyaratan tersebut analisis
korelasi tidak dapat dilakukan.

Rumus yang digunakan sebagai berikut:

𝑛 𝑋𝑌 − 𝑋 𝑌
𝑟𝑥𝑦 =
𝑛 𝑋2 − 𝑋 2 𝑛 𝑌2 − 𝑌 2

Sumber: Sugiyono (2014:248)

Keterangan:

rxy = Indeks korelasi antara variabel X dan Y, dua variabel yang dikolerasi.

n = Jumlah sampel atau banyaknya responden.

X = Skor yang diperoleh subjek dalam setiap item.

Y = Skor total yang diperoleh subjek dari seluruh item.

ΣX = Jumlah skor dalam distribusi X yang bersifat ordinal.

ΣY = Jumlah skor dalam distribusi Y yang bersifat ordinal.

ΣX² = Kuadrat faktor variabel X.

ΣY² = Kuadrat faktor variabel Y.


66

Dimana, Korelasi Pearson Product Moment dilambangkan (r),

dengan ketentuan nilai r tidak lebih dari harga (- 1 ≤ r ≤ + 1). Apabila nilai r

= -1, berarti korelasinya negatif sempurna; r = 0, berarti tidak ada korelasi;

dan r = 1, berarti korelasinya sangat kuat. Arti harga r akan dikonsultasikan

dengan tabel Interpretasi Nilai r pada tabel 3.4:

Tabel 3.4
Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 Sangat Rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat Kuat
Sumber: Sugiyono (2014:250)

Selanjutnya perlu diuji apakah koefisien validitas tersebut signifikan

pada taraf signifikansi tertentu, artinya adanya koefisien validitas bukan

karena faktor kebetulan, maka diuji dengan rumus statistik t sebagai berikut:
𝑟
𝑡=
1 − 𝑟2
𝑁−2
Sumber: Ghozali (2013:53)
Keterangan:

t = Nilai t hitung

= Koefisien korelasi

= Jumlah sampel/responden

“Batasan koefisien korelasi sama dengan 0,3 atau lebih (paling kecil

0,3) maka butir instrumen dinyatakan valid” (Sugiyono, 2014:190).


67

Perhitungan validitas item pada penelitian ini menggunakan bantuan

Program SPSS 23.0. Dihasilkan output, apakah data tersebut valid atau

tidak, dengan Corrected Item-Total Correlation dengan besaran koefisien

korelasi item total.

3.7.2. Uji Reliabilitas

Ghozali (2013:47) menyatakan bahwa:

Realiabilitas sebenarnya adalah alat untuk mengukur kuesioner


yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu
kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang
terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke
waktu.

Pengujian reliabilitas instrumen dengan rentang skor antara satu

sampai dengan lima, menurut Sugiyono (2016:365) menggunakan rumus

koefisien Cronbach Alpha sebagai berikut:

𝑘 𝑆𝑖2
𝑟𝑖 = 1−
𝑘−1 𝑆𝑡2

Sumber: Sugiyono (2016:365)

Keterangan:

= Reliabilitas instrumen

k = Mean kuadrat antara subjek

2
= Mean kuadrat kesalahan

2
= Varians total
68

Jumlah varian butir dapat dihitung melalui nilai varian tiap butirnya,

kemudian dijumlahkan sebagai berikut:

𝑋𝑡2 𝑋𝑡 2
𝑆𝑡2 = −
𝑛 𝑛2
𝐽𝐾𝑖 𝐽𝐾𝑠
𝑆𝑖2 = − 2
𝑛 𝑛

Sumber: Sugiyono (2016:365)

Keterangan:

JKi = Jumlah kuadrat seluruh skor item

JKs = Jumlah kuadrat subjek

Riduwan dan Sunarto (2014:348) mengemukakan, “Uji reliabilitas

menunjuk pada suatu pengertian bahwa sesuatu instrumen dapat dipercaya

untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut

sudah dianggap baik”. Besarnya tingkat reliabilitas ditunjukkan oleh

koefisiennya, yaitu koefisien reliabilitas. Pengujian reliabilitas dilakukan

dengan menggunakan Cronbach Alpha. Koefisien Cronbach Alpha yang

lebih dari 0,70 menunjukkan keandalan (reliabilitas) instrumen. Senada

dengan pendapat Arikunto (2010:249) bahwa, “Harga proporsi frekuensi

kesepakatan tidak lain adalah harga koefisien kesepakatan pengamatan yaitu

0,70”.

Menurut Ghozali (2013:48) keputusan uji reliabilitas ditentukan

sebagai berikut:

1. Jika koefisien internal seluruh item 1 dengan tingkat

signifikansi 5%, maka item pertanyaan dinyatakan reliabel.


69

2. Jika koefisien internal seluruh item 1 dengan tingkat

signifikansi 5%, maka item pertanyaan dinyatakan tidak reliabel.

Perhitungan reliabilitas item pada penelitian ini menggunakan

bantuan Program SPSS versi 23.0 for windows.

3.8. Teknik Analisis Data

Sugiyono (2014:206), mengatakan bahwa “Analisis data merupakan

kegiatan setelah data dari seluruh responden terkumpul. Teknik analisis data

dalam penelitian kuantitatif menggunakan statistik. Terdapat beberapa macam dua

statistik yang digunakan untuk analisis data dalam penelitian, yaitu statistik

deskriptif dan statistik inferensial”.

Adapun kegiatan dalam analisis data menurut Sugiyono (2014:206)

meliputi:

1. Mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden.

2. Mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden.

3. Menyajikan data tiap variabel yang diteliti.

4. Melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah.

5. Melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan.

Sugiyono (2013:206) menambahkan:

Teknik analisis data dalam penelitian kuantitatif menggunakan statistik.


Terdapat dua macam statistik yang digunakan untuk analisis data dalam
penelitian, yaitu statistik deskriptif dan statistik inferensial. Statistik
inferensial meliputi statistik parametris dan statistik nonparametris.

Berdasarkan penjelasan tersebut, maka penelitian ini menggunakan statistik

parametris. Menurut Sugiyono (2013:208), “Statistik parametris digunakan untuk


70

menguji parameter populasi melalui statistik, atau menguji ukuran populasi

melalui data sampel”. Statistik parametris memerlukan terpenuhi banyak asumsi.

Asumsi yang utama adalah data yang akan dianalisis harus berdistribusi normal.

Selanjutnya dalam penggunaan salah satu test mengharuskan data homogen,

dalam regresi harus terpenuhi asumsi linearitas (Sugiyono, 2014:209).

Setelah menyajikan data, maka melakukan perhitungan untuk menjawab

rumusan masalah dan hipotesis. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:

1. Mengelompokan data kuesioner berdasarkan karakteristik responden dan

variabel penelitian.

2. Gambaran kecenderungan responden menggunakan % skor aktual


𝑆𝑘𝑜𝑟 𝐴𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙
% Skor Aktual = × 100%
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝐼𝑑𝑒𝑎𝑙

Sumber : Narimawati (Ubdaliah, 2015:90)

3. Data yang diperoleh kemudian diolah, maka diperoleh rincian skor dan

kedudukan responden berdasarkan urutan angket yang masuk untuk masing-

masing variabel X1, X2, dan Y. Adapun langkah-langkah menurut Sugiyono

(Sugito, 2014:76-77) sebagai berikut:

a. Menentukan jumah Skor Kriterium (SK) dengan menggunakan rumus:

𝑆𝐾 = 𝑆𝑇 × 𝐽𝐵 × 𝐽𝑅
Dimana:

ST = Skor Tertinggi

JB = Jumlah Butir

JR = Jumlah Responden
71

b. Membandingkan jumlah skor hasil angket dengan jumlah skor kriterium,

untuk mencari jumlah skor hasil angket dengan rumus:

𝑋𝑖 = 𝑋1 + 𝑋2 + 𝑋3 + ⋯ + 𝑋𝑛

Keterangan:

= Jumlah skor hasil angket variabel X

X1 – Xn = Jumlah skor angket masing-masing responden

c. Membuat daerah kategori kontinum menjadi tiga angkatan yaitu sangat

rendah, rendah, sedang, dan tinggi, sangat tinggi. Langkah-langkah sebagai

berikut:

a) Menentukan kontinum tertinggi dan terendah

Tinggi : SK = ST x JB x JR

Rendah : SK = SR x JB x JR

Dimana:

ST = Skor Tertinggi

JB = Jumlah Butir

JR = Jumlah Responden

SR = Skor Terendah

b) Menentukan selisih skor kontinum dari setiap tingkatan dengan rumus:

𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑘𝑜𝑛𝑡𝑖𝑛𝑢𝑚 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 − 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑘𝑜𝑛𝑡𝑖𝑛𝑢𝑚 𝑡𝑒𝑟𝑒𝑛𝑑𝑎ℎ


𝑅=
5

c) Selanjutnya menentukan daerah kontinum sangat tinggi, tinggi, sedang,

rendah, sangat rendah dengan cara menambahkan selisih (R) dari mulai

kontinum sangat tinggi sampai sangat rendah.


72

d. Membuat garis kontinum dan menentukan letak skor hasil penelitian sebagai

berikut:

Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi

Gambar 3.1
Rentang Nilai Variabel Penelitian

4. Persyaratan uji analisis data.

Adapun persyaratan uji analisis data dalam penelitian ini sebagai berikut:

3.8.1. Transformasi Data Ordinal Menjadi Interval dengan Method of

Successive Interval (MSI)

Sebelum data dihitung dengan menggunakan program SPSS for

Windows, data penelitian yang merupakan data berskala ordinal terlebih

dahulu ditransformasikan ke dalam data berskala interval gunanya untuk

memenuhi sebagian dari syarat analisis parametik yang mana data harus

berskala interval dengan menggunakan Method of Successive Interval MSI

(Riduwan, 2011:30). Adapun di dalam proses pengolahan data MSI

tersebut, peneliti menggunakan bantuan Additional Instrument (Add-Ins)

dari Microsoft Excel. Tahap-tahap penyelesaian data ordinal menjadi

interval Method of Successive Interval (MSI) sebagai berikut:

1. Menentukan nomor item pertanyaan yang akan di MSI adalah item 1

variabel X
73

2. Mengkategorikan skor jawaban responden dalam Skala Ordinal (Likert)

berkisar nilainya antara 1 – 5.

3. Masing-masing skor jawaban dalam skala ordinal dihitung

frekuensinya.

4. Menghitung proporsi untuk setiap frekuensi skor dengan cara

membagi setiap bilangan pada frekuensi dengan banyaknya responden

keseluruhan.

5. Menjumlahkan proporsi secara berurutan untuk setiap respon,

sehingga diperoleh nilai proporsi kumulatif.

6. Menentukan nilai Z untuk setiap kategori, dengan asumsi bahwa

proporsi kumulatif dianggap mengikuti distribusi normal baku. Nilai Z

diperoleh dari Tabel Distribusi Normal Baku.

7. Menghitung nilai densitas dari nilai Z yang diperoleh dengan cara

memasukkan nilai Z tersebut ke dalam fungsi densitas normal baku

sebagai berikut:

1  1 
f (z)  exp   z 2 
2  2 

8. Menghitung SV (Scale Value) dengan rumus :

density at lower limit - density at upper limit


SV 
area under offer limit - under lower limit

9. Mengubah Scale Value (SV) terkecil (nilai negatif yang terbesar)

menjadi sama dengan satu (1)

10. Mentransformasikan nilai skala dengan menggunakan rumus :


74

Y  SV  SV min

Adapun hasil pengolahan data dan langkah perhitungan

menggunakan Software Microsoft Excel melalui Method of Succesive

Interval.

3.8.2. Uji Asumsi

Menurut Sugiyono (2014:209):

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan statistik


parametris karena data yang akan diuji berbentuk interval. Statistik
parametris memerlukan terpenuhi banyak asumsi. Asumsi yang
utama adalah data yang akan dianalisis harus berdistribusi normal.
Selanjutnya dalam penggunaan salah satu test mengharuskan data
homogen, dalam regresi harus terpenuhi asumsi linearitas.

Menurut Ghozali (2013:7):

Metode statistik untuk penguji hubungan antara variabel terikat


(metrik) dan satu atau lebih variabel bebas (metrik) adalah regresi.
Regresi sederhana (simple regression) untuk menguji pengaruh satu
variabel bebas (metrik) terhadap satu variabel terikat (metrik),
sedangkan untuk lebih dari satu variabel bebas disebut regresi
berganda atau (multiple regression).

3.8.3. Uji Normalitas Data

Uji normalitas, digunakan untuk menguji apakah dalam model

regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal.

Terdapat dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal

atau tidak, yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik Ghozali (2013:163).

Penelitian ini terdiri dari dua variabel, maka pengujian normalitas datanya

juga dua variabel dengan rumus Zhitung, Menurut Riduwan (2014:207) untuk

rumus Zhitung sebagai berikut:


75

𝑋;𝜇𝑜
Zhitung = 𝜎/√𝑛

Zhitung = Harga yang dihitung dan menunjukkan nilai standar deviasi

pada distribusi normal (tabel Z)

x = Rata-rata nilai yang diperoleh dari hasil pengumpulan data.

n = Jumlah Populasi penelitian

= Rata-rata nilai yang dihipotesiskan

σ = Standar deviasi populasi yang telah diketahui.

Adapun uji statistik yang digunakan untuk menguji normalitas dalam

penelitian ini adalah Kolmogorov-Smirnov (K-S), dengan kaidah keputusan

menurut Ghozali (2013:163) sebagai berikut:

1. Jika nilai Sig < 0,05, maka tolak Ha terima Ho artinya data tidak

berdistribusi normal.

2. Jika nilai Sig > 0,05, maka terima Ha tolak Ho artinya data

berdistribusi normal.

Adapun hasil pengolahan data dan langkah perhitungan melalui

SPSS versi 23.0 for windows.

3.8.4. Uji Linieritas Data

Uji Linearitas bertujuan untuk menentukan kelinieran antara variabel

yang dihubungkan. Dalam menguji linearitas, tujuan pengujian adalah untuk

mengetahui apakah antara variabel X dengan variabel Y memiliki hubungan

yang linear atau tidak. Menurut Ghozali (2013:166) tujuan dari uji linearitas

adalah sebagai berikut:


76

Uji ini digunakan untuk melihat apakah spesifikasi model yang


digunakan sudah benar atau tidak. Apakah fungsi yang digunakan
dalam suatu studi empiris sebaiknya berbentuk linear, kuadrat atau
kubik. Dengan uji linearitas akan diperoleh informasi apakah model
empiris sebaiknya linear, kuadrat atau kubik.

Uji lineartitas dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui

apakah antara variabel bebas dan variabel terikat mempunyai hubungan

linear atau tidak. Pengujian dilakukan dengan menyusun hipotesis.

H0 : Terdapat tedapat hubungan linear antara variabel X dan variabel Y

Ha : Tidak terdapat tedapat hubungan linear antara variabel X dan variabel

Adapun kriteria pengujian menurut Lupiyoadi (2015: 146) “Uji

linieritas yaitu untuk melihat apakah model regresi dapat didekati dengan

persamaan linier. Uji ini biasanya digunakan sebagai persyaratan dalam

analisis korelasi ataupun regresi linier. Dua variabel dikatakan mempunyai

hubungan yang linier bila signifikansi (linearity) kurang dari 0,05”.

Adapun langkah perhitungan analisis uji linieritas melalui program

SPSS versi 23.0 for windows.

3.8.5. Uji Hipotesis

Arikunto (2013:112) mengatakan, “Pada umumnya hipotesis

dirumuskan untuk menggambarkan hubungan dua variabel akibat”. Ada dua

jenis hipotesis yang digunakan dalam penelitian:


77

1. Hipotesis nol (null hypotheses) atau hipotesis statistik disingkat Ho.

Hipotesis Ho menyatakan tidak adanya pengaruh variabel X terhadap

variabel Y.

Ho : µ = 0 (tidak ada hubungan).

2. Hipotesis kerja atau disebut hipotesis alternatif, disingkat dengan Ha.

Hipotesis Ha menyatakan adanya pengaruh antara dua variabel X dan Y.

Ha : µ ≠ 0 (ada hubungan).

Adapun uji hipotesis yang di analisis dalam penelitian ini yaitu:

3.8.5.1. Uji Regresi Linear Sederhana

Perhitungan regresi linier sederhana yaitu teknik analisis

yang digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh fungsional

antara variabel X (K3(Keselamatan dan Kesehatan)) dan variabel Y

(Produktivitas kerja).

Sugiyono (2014:270) mengungkapkan, “Regresi linier

didasarkan pada hubungan fungsional ataupun kausal satu variabel

independen dengan satu variabel dependen”. Menurut Riduwan dan

Sunarto (2014:96), “Regresi dapat juga diartikan sebagai usaha

memperkirakan perubahan”. Selanjutnya Riduwan dan Sunarto

(2014:96) menambahkan:

Kegunaan Regresi dalam penelitian salah satunya adalah untuk


meramalkan atau memprediksi variabel terikat apabila variabel bebas
diketahui. Regresi sederhana dapat dianalisis karena didasari oleh
hubungan fungsional atau hubungan sebab akibat (kausal) variabel
bebas terhadap variabel terikat.
78

Adapun persamaan analisis regresi dalam penelitian ini

menurut Riduwan dan Sunarto (2014:97-98) adalah sebagai berikut:

Ŷ = a + bX
Dimana:

Ŷ = Subjek variabel terikat yang diproyeksikan.

X = Variabel bebas yang mempunyai nilai tertentu untuk

diprediksikan.

a = Nilai konstanta harga Y jika X = 0

b = Nilai arah sebagai penentu ramalan (prediksi) yang

menunjukan nilai peningkatan (+) atau nilai penurunan (-) variabel

Y.

Untuk menghitung nilai b digunakan rumus sebagai berikut:

. − .
= 2− 2
.

Untuk menghitung nilai a sebagai dengan rumus sebagai berikut:

.
=

Adapun hasil pengolahan data dan langkah perhhitungan

penelitian ini menggunakan SPSS versi 23.0 for windows.

3.8.5.2. Korelasi Linier Sederhana

Analisis korelasi sederhana kegunaannya untuk mengetahui

derajat hubungan dan kontribusi variabel bebas (independent)

dengan variabel terikat dependent (Saspianti, 2015:70).


79

Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:


𝑛 𝑋¡ 𝑌¡ − 𝑋¡ 𝑌¡
𝑟𝑥𝑦 =
𝑛 𝑋¡2 − 𝑋¡ 2 𝑛 𝑌¡2 − 𝑌¡ 2

Sumber: Riduwan (2013:136)

Keterangan:

RXY = Korelasi antara variabel X 1 secara dengan variabel Y.

r = Koefisien korelasi item yang dicari.

1 = Jumlah skor dalam X1 Y

rx1Y = Korelasi antara X1 Y

Korelasi dilambangkan dengan (r), dimana ketentuan nilai r tidak lebih

dari harga (-1≤r≤+1). Apabila nilai r = -1, berarti korelasinya negatif

sempurna; r = 0, berarti tidak ada korelasi; dan r = 1, berarti korelasinya

sangat kuat (Riduwan & Sunarto, 2014:80). Berikut disajikan tabel

interpretasi koefisien korelasi:

Tabel 3.5
Interpretasi Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Pengaruh


0,80 – 1,00 Sangat Kuat
0,60 – 0,799 Kuat
0,40 – 0,599 Sedang
0,20 – 0,399 Rendah
0,00 – 0,199 Sangat Rendah
Sumber: (Riduwan & Sunarto, 2014:81)

3.8.5.3. Koefisien Determinasi (R2)

Menurut Ghozali (2015:76), “Koefisien Determinasi (R2)

pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam

menerangkan variasi variabel terikat”. Koefisien determinasi (R2)


80

digunakan untuk mengetahui berapa persen variasi variabel

dependen dapat dijelaskan oleh variasi variabel independen.

Rumus koefisien determinasi yang digunakan untuk

mengukur pengaruh variabel X terhadap variabel Y sebagai berikut:

KD = 𝑟 2 x 100%
Sumber: Kurniawan (2014:186)

Keterangan:

KD : Koefisien Determinasi

r : Koefisien Kolerasi
2
Sebelum nilai digunakan untuk membuat kesimpulan
2
terlebih dahulu di uji apakah nilai-nilai ini terletak dalam daerah

penerimaan atau penolakan Ho.

3.8.5.4. Uji Signifikansi (Uji t)

Sebelum membuat kesimpulan, terlebih dahulu melakukan

pengujian atau tingkat keberartian korelasi hasil perhitungan

tersebut. Tingkat keberartian ini ditentukan dengan uji signifikan dan

korelasi (uji t) dengan rumus berikut:

𝑟√𝑛 − 2
𝑡=
√1 − 𝑟 2

Sumber: (Riduwan & Sunarto, 2014:81).

Dimana:

t = Nilai thintung

r = Nilai koefiesien kolerasi


81

n = jumlah sampel

Berdasarkan rumus thitung di atas, hipotesis nol (H0) dan

hipotesis alternatif (Ha) dalam penelitian ini sebagai berikut:

Ho : Tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel bebas (X)

secara parsial terhadap variabel terikat (Y).

Ha : Ada pengaruh yang signifikan anatra variabel bebas (X) secara

parsial terhadap variabel terikat (Y).

Pengambilan keputusan dilakukan dengan membandingkan

t hitung dengan t tabel. Dengan tingkat signifikansi yaitu 5%

( = 0,05). Dengan kriteria pengujian menurut Ghozali (2016: 97),

“Apabila nilai statistik t hasil perhitungan lebih tinggi dibanding t

tabel, kita menerima hipotesis alternatif yang menyatakan bahwa

suatu variabel independen secara individu mempengaruhi variabel

dependen“.

Adapun kaidah pengujiannya adalah sebagai berikut:

1. Apabila thitung > ttabel maka Ho ditolak artinya signifikan.

2. Apabila thitung < ttabel maka Ho diterima artinya tidak signifikan.

Adapun hasil pengolahan data dan langkah perhitungan


menggunakan SPSS versi 23.0 for windows.
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian

Berikut ini adalah hasil yang diperoleh penulis dalam mengumpulkan data

tentang K3 (Keselamatan dan Kesehatan) dan Produktivitas Kerja Pada PT.

Petrodrill Manufaktur Indonesia Bagian Departemen Process & Plant

Fabrication. Data yang dikumpulkan merupakan hasil dari rekapitulasi kuesioner

yang kemudian diinterpretasikan ke dalam pernyataan-pernyataan yang

dimaksudkan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian.

4.1.1. Profil PT. Petrodrill Manufaktur Indonesia

PT. Petrodrill Manufaktur Indonesia adalah perusahaan nasional

yang bergerak dalam bidang manufaktur peralatan pengeboran dan produksi

untuk lapangan Minyak dan Gas Bumi, dimana pada saat ini terfokus

sebagai Drilling / Workover / Well Service Rig Maker, Refurbishment &

Maintenance Service, serta peralatan penunjang pemboran lainnya, seperti

pompa dan Mud System Equipment. Kemampuan yang dimiliki oleh PT.

Petrodrill Manufaktur Indonesia sampai dengan saat ini adalah

memproduksi berbagai jenis Drilling / Workover Rig dengan kapistas 150

hingga 2000 BHP, dan pompa dengan kapasitas 65 sampai dengan 500 HP

lengkap dengan peralatan pendukung lainnya.

82
83

Pada tahun 2010 terdapat sebuah perusahaan yang pelopor dalam

pembuatan anjungan pengeboran minyak, yakni PT. Petrodrill Manufaktur

Indonesia, dengan beralamat kawasan industri Dawuan Jalan Interchage

Kaliurip Desa Kamojing Kec. Cikampek, Kab. Karawang, Jawa Barat.

Perusahaan ini merupakan perusahaan yang bergerak pada jasa

Manufacturing, yang dikhususkan pada alat-alat untuk membantu

pengeboran minyak. Salah satunya adalah Drilling Rig. Perusahaan ini milik

salah satu pengusaha kelahiran palembang yaitu Jhonny Handoyo.

PT. Petrodrill Manufaktur Indonesia telah mendapatkan sertifikat

API (American Pertoleum Institue) Category (4F 029) dari Institue

Washington, USA, yang harus dimiliki oleh perusahaan pembuatan alat-alat

pengeboran minyak dan sertifikat ini diindonesia sampai saat ini hanya

dimilki oleh dua perusahaan yang bergerak dibidang peralatan pengeboran

minyak, yaitu PT. Petrodrill dan satu lagi perusahaan ternama di Batam

akan tetapi khusus pengeboran lepas pantai. Selain itu, perusahaan ini telah

memegang sertifikat API (American Pertoleum Institue) Spesification QI

untuk pembuatan RIG nya dsn ISO/TS 29001, ISO/9001:2008, ISO/1401

dan juga SM K3 mengenai prosedur sekarang ini makin deras mengalir dari

berbagai perusahaan pengeboran minyak, salah satunya adalah pertamina,

PT. Arthindo (perusahaan rekanan Chevron), UBEB jambi, Ramba, Bunyu,

dan PT. Varco Indo.


84

4.1.2. Visi dan Misi PT. Petrodrill Manufaktur Indonesia

Menjadi Pionir dalam produksi peralatan berat untuk pengeboran

minyak dan gas bumi didaratan, serta mengurangi ketergantungan industri

minyak dan gas nasional pada alat buatan luar negeri dengan

memanfaatkan/memperdayakan sebesar-besarnya kemampuan dan sumber

daya dalam negeri.


85

4.1.3. Struktur Organisasi

President Director

Management Health Safety


Representative Environment

Finance & Business


Operation Director
Director

General Manager General Manager

Dept. Finance &


Dept. QA/QC
Accounting

Dept. Engineering Dept. HRD - GA

Dept. Process & Plant


Fabrication

Dept. PPIC

Dept. Sales
&Marketing

Dept. Purchasing &


Logistik

Gambar 4.1
Struktur Organisasi PT. Petrodrill Manufaktur Indonesia
86

4.1.4. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di PT. Petrodrill Manufaktur Indonesia yang

beralamatkan di kawasan industri Dawuan Jalan Interchage Kalihurip Desa

Kamojing Kec. Cikampek, Kab. Karawang, Jawa Barat. Penelitian ini

bertujuan mengukur Pengaruh K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)

terhadap Produktivitas Kerja karyawan PT. Petrodrill Manufaktur Indonesia

Bagian Departemen Process & Plant Fabrication.

Pengumpulan data penelitian ini dilakukan melalui penyebaran

kuesioner yang dibagikan secara langsung kepada responden, yaitu

karyawan PT. Petrodriil Manufaktur Indonesia bagian Departemen Process

& Plant Fabrication pada bulan Juli 2018 dengan jumlah kuesioner

sebanyak 116 yang disebar.

4.1.5. Karakteristik Responden

Responden dalam penelitian ini adalah karayawan PT. Petrodrill

Manufaktur Indonesia pada Departemen Process & Plant Fabrication yang

berjumlah 166 orang dan 116 orang yang diambil untuk dijadikan sampel

dengan karakteristik yang beraneka ragam. Karakteristik responden yang

digambarkan pada penelitian ini adalah jenis kelamin, usia, pendidikan, dan

lama bekerja.
87

4.1.5.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis kelamin termasuk dalam faktor demografi, dimana

jenis kelamin seringkali dapat mempengaruhi seseorang untuk

melakukan suatu tindakan baik pekerjaan atau aktivitas. Dapat

diperoleh hasil pengumpulan data melalui kuesioner, karakteristik

berdasarkan jenis kelamin pada 116 responden, seperti pada tabel

berikut ini:

Tabel 4.1
Karakteristik Responden Berdasarkan
Jenis Kelamin
Frekuensi Presentase
Keterangan
(Orang) (%)
Pria 116 100%
Wanita 0 0%
Jumlah 116 100%
Sumber: Hasil pengolahan data,2018

Berdasarkan tabel 4.1 di atas, bahwa karakteristik responden

berdasarkan jenis kelamin mayoritas adalah pria. Dengan jumlah

responden 116 orang atau sebesar 100%, karena PT. Petrodrill

Manufaktur Indonesia pada Departemen Process & Plant

Fabrication memproduksi alat-alat berat, jadi tidak memungkinkan

mempekerjakan wanita pada proses produksi.

4.1.5.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Hasil karakteristik berdasarkan usia pada 116 responden

dapat dilihat pada tabel 4.2 sebagai berikut:


88

Tabel 4.2
Karakteristik Responden
Berdasarkan Usia

Frekuensi Presentase
Keterangan
(Orang) (%)
20 – 25 tahun 4 3%
26 – 30 tahun 23 20%
31 – 35 tahun 14 12%
36 – 40 tahun 41 35%
41 – 45 tahun 10 9%
Diatas 45 tahun 24 21%
Jumlah 116 100%
Sumber: Hasil pengolahan data, 2018

Berdasarkan tabel 4.2 di atas dari 116 orang responden yang

menjadi objek penelitian, responden berusia 20 sampai dengan 25

tahun berjumlah 4 orang atau sebesar 3%, kemudian responden

berusia 26 sampai dengan 30 tahun berjumlah 23 orang atau sebesar

20%, responden usia 31 sampai dengan 35 berjumlah 14 orang

sebesar 12%, dan responden berusia 36 sampai dengan 40 tahun

paling dominan berjumlah 41 orang atau sebesar 35%, responden

berusia 41 sampai dengan 45 tahun hanya 10 orang atau sebesar 9%,

sedangkan responden dengan usia diatas 45 tahun berjumlah 24

orang atau sebesar 21% dari total responden.

4.1.5.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

Untuk mengetahui krakteristik responden berdasarkan

pendidikan dari 116 responden dapat dilihat pada tabel 4.3 sebagai

berikut:
89

Tabel 4.3
Karakteristik Responden
Berdasarkan Pendidikan

Frekuensi Presentase
Keterangan
(Orang) (%)
SMP 0 0%
SMA/SMK 87 75%
D3 10 9%
S1 19 16%
Jumlah 116 100%
Sumber: Hasil Pengolahan data, 2018

Berdasarkan tabel 4.3 di atas, dari 116 responden yang

menjadi objek penelitian, terlihat bahwa responden berpendidikan

SMA/SMK sebanyak 87 orang atau sebesar 75%, dan yang

berpendidikan D3 sebanyak 10 orang atau 9%, sedangkan yang

berpendidikan S1 sebanyak 19 orang atau sebesar 19%. Maka dapat

dilihat bahawa responden yang paling dominan yaitu SMA/SMK.

4.1.5.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja

Karakteristik berdasarkan lama bekerja pada 116 responden,

seperti pada tabel 4.4 sebagai berikut:

Tabel 4.4
Karakteristik Responden
Berdasarkan Lama Bekerja
Frekuensi Presentase
Keterangan
(Orang) (%)
1 – 3 tahun 14 12%
4 – 5 tahun 81 74%
Diatas 5 tahun 16 14%
Jumlah 116 100%
Sumber: Hasil pengolahan data

Berdasarkan tabel 4.4 di atas dari 116 orang responden yang

menjadi objek penelitian, dapat diketahui bahwa responden sudah


90

bekerja di perusahaan 1 sampai dengan 3 tahun, yaitu sebanyak 14

orang atau sebesar 12 %, responden dengan lama bekerja 4 sampai

dengan 5 tahun paling dominan, sebanyak 81 orang atau sebesar

74%, dan responden lama bekerja di perusahaan di atas 5 tahun

sebanyak 16 orang atau sebesar 14%.

4.1.6. Gambaran K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)

Variabel pertama yang akan diuraikan adalah K3 (Keselamatan dan

Kesehatan Kerja) yang didefinisikan sebagai upaya perlindungan yang

ditujukan agar tenaga kerja dan orang lain ditempat kerja/perusahaan dalam

keadaan selamat dan sehat sehingga setiap sumber produksi dapat digunakan

secara aman dan efisien (Sedarmayanti, 2017:373).

Gambaran dari tanggapan responden diteliti dari 116 orang

mengenai variabel K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) yang terdiri dari

sub variabel keadaan tempat dan lingkungan kerja, pengaturan udara,

pengaturan penerangan, pemakaian peralatan kerja, kondisi fisik dan mental

pegawai yang diuraikan ke dalam beberapa pernyataan dan terangkum

dalam kuesioner.

Untuk menetapkan peringkat dalam setiap variabel penelitian, dapat

dilihat dari perbandingan antara skor aktual dan ideal. Skor aktual diperoleh

melalui hasil perhitungan seluruh pendapat responden atau jawaban seluruh

responden atas kuesioner yang telah diajukan. Sedangkan skor ideal adalah

skor atau bobot tertinggi atau semua responden diasumsikan memilih


91

jawaban dengan skor tertinggi. Apabila digambarkan dengan rumus, maka

akan tampak seperti di bawah ini:

% skor aktual = (Skor aktual)/(Skor ideal)

Penjelasan bobot nilai skor aktual dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.5
Kriteria Prosentase Tanggapan Responden

No. % Jumlah Skor Kriteria


1 20.00% - 36.00% Tidak Baik
2 36.01% - 52.00% Kurang Baik
3 52.01% - 68.00% Cukup
4 68.01% - 84.00% Baik
5 84.01% - 100% Sangat Baik

4.1.6.1. Tanggapan Responden Mengenai Keadaan Tempat dan

Lingkungan Kerja

Berdasarkan tanggapan mengenai indikator keadaan tempat

dan lingkungan kerja yang tersaji pada lampiran 7, diketahui skor

tertinggi mengenai keadaan tempat dan lingkungan kerja pada item

7 yaitu pengamanan dan penyimpanan barang dalam perusahaan

sudah sesuai dengan standar operasi prosedur, dengan skor sebesar

83,2% yaitu kategori baik, skor terendah pada item 5 dan 6

mengenai dalam tindak pencegahan penyakit dan kecelakaan kerja

akibat kerja perlu di lakukan perusahaan terhadap karyawan, serta

mengenai dalam tindak perawatan dan penyembuhan penyakit

kepada karyawan perlu dilakukan agar karyawan merasa di

perhatikan oleh perusahaan, dengan skor 76,8%.


92

4.1.6.2. Tanggapan Responden Mengenai Pengaturan Udara

Berdasarkan tanggapan mengenai indikator pengaturan

udara yang tersaji pada lampiran 7, diketahui skor tertinggi

mengenai pengaturan udara pada item 9 yaitu sirkulasi udara disetiap

ruangan kerja sudah memenuhi standar operasi prosedur dengan skor

83,1% yaitu kategori baik, dan skor terendah pada item 8 dengan

skor 81,1%.

4.1.6.3. Tanggapan Responden Mengenai Pengaturan

Penerangan

Berdasarkan tanggapan mengenai indikator pengaturan

penerangan yang tersaji pada lampiran 7, diketahui skor tertinggi

mengenai pengaturan penerangan pada item 10 yaitu Perusahaan

menyediakan penerangan yang cukup, dengan skor 81,8% yaitu

kategori baik. Dan skor terendah berada pada item 11 sebesar 77,9%.

4.1.6.4. Tanggapan Responden Mengenai Pemakaian Peralatan

Kerja

Berdasarkan tanggapan mengenai indikator pemakaian

peralatan kerja yang tersaji pada lampiran 7, diketahui skor tertinggi

mengenai pemakaian peralatan kerja pada item 13 yaitu Pengamanan

peralatan kerja sudah sesuai dengan standar operasional prosedur

keselamatan dalam melaksanakan pekerjaan, dengan skor 80,6%

yaitu kategori baik. Dan skor terendah pada item 14 sebesar 76,5%.
93

4.1.6.5. Tanggapan Responden Mengenai Kondisi Fisik dan

Mental Pegawai

Berdasarkan tanggapan mengenai indikator kondisi fisik

dan mental pegawai yang tersaji pada lampiran 7, diketahui skor

tertinggi mengenai kondisi fisik dan mental pegawai pada item 15

yaitu dalam melakukan pekerjaan saya selalu dalam kondisi yang

baik, dengan skor sebesar 83,9% yaitu kategori baik. Dan skor

terendah sebesar 76,2%.

4.1.6.6. Rekapitulasi Tanggapan Responden Mengenai K3

(Keselamatan dan Kesehatan Kerja)

Berdasarkan pengolahan data, dapat diketahui gambaran

keseluruhan tanggapan responden mengenai K3 (Keselamatan dan

Kesehatan Kerja) adalah seperti tercantum dalam tabel 4.6 berikut

ini:

Tabel 4.6
Rekapitulasi Tanggapan Responden Mengenai
K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)

Skor Skor
No Sub Variabel Total Item
Aktual Rata-Rata
Keadaan Tempat dan
1 3191 7 455,8
Lingkungan Kerja
2 Pengaturan Udara 952 2 476
3 Pengaturan Penerangan 927 2 463,5
Pemakaian Peralatan
4 1357 3 452,3
Kerja
Kondisi Fisik dan
5 1867 4 466,75
Mental Pegawai
Total 8294 18 460,7
Sumber: Hasil pengolahan data
94

Berdasarkan tabel 4.6, dapat diketahui bahwa skor tertinggi

pada variabel K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) terdapat pada

sub Pengaturan Udara, dimana skor tertingggi berada pada indikator

Sirkulasi udara disetiap ruangan kerja sudah memenuhi standar

operasi prosedur. Skor terendah berada pada sub variabel pemakaian

peralatan kerja, dimana skor terendah tersebut berada pada indikator

Semua peralatan kerja dalam kondisi baik dan layak pakai sesuai

standar operasional prosedur keselamatan kerja.

Untuk menjelaskan gambaran mengenai variabel X (K3

(keselamatan dan kesehatan kerja)), penulis melakukan langkah-

langkah sebagai berikut:

1. Menentukan jumlah Skor Kriterium (SK)

Skor Tertinggi (ST) pada kuesioner =5

Jumlah Butir (JB) = 18

Jumlah Responden (JR) = 116

Dengan demikian SK = STxJBxJR

= 5x18x116 = 10440

2. Membandingkan jumlah skor hasil kuesioner untuk variabel X

dengan jumlah Skor Kriterium untuk mencari jumlah skor hasil

kuesioner variabel X dengan menggunakan rumus:

= 1 + 2 + 3 + ⋯+ 116

Keterangan:

𝑋𝑖 = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑘𝑢𝑒𝑠𝑖𝑜𝑛𝑒𝑟/𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑏𝑒𝑙 𝑋


95

𝑋1 − 𝑋116 = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑘𝑢𝑒𝑠𝑖𝑜𝑛𝑒𝑟 𝑚𝑎𝑠𝑖𝑛𝑔 − 𝑚𝑎𝑠𝑖𝑛𝑔 𝑟𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛

𝑋𝑖 = 8294
Untuk melihat bagaimana K3 (keselamatan dan kesehatan yang

dirasakan responden, maka dilakukan perbandingan sebagai berikut:

8294
= = 100% = 79,4%
10440

Jadi, K3 (keselamatan dan kesehatan kerja) yang didapat dan rasakan

oleh para karyawan selaku responden memenuhi 79,4%.

3. Membuat Daerah Kategori Kriterium

Untuk melihat bagaimana K3 (keselamatan dan kesehatan kerja)

secara keseluruhan, maka penulis menggunakan daerah kategori

dengan menghitung skor total terendah dan tertinggi dari bobot

instrumen sebagai berikut:

Skor Tertinggi = STxJBxJR = 5x18x110 = 10440

Skor Tinggi = STxJBxJR = 4x18x116 = 8352

Skor Sedang = SSxJBxJR = 3x18x116 = 6264

Skor Rendah = SRxJBxJR = 2x18x116 = 4176

Skor Terendah = SRxJBxJR = 1x18x116 = 2088

Selanjutnya dihitung Rentang dengan rumus sebagai berikut:


𝑆𝑇 − 𝑆𝑅 10440 − 2088
𝑅= = = 1670,4
5 5

Berdasarkan hasil perhitungan di atas, dapat ditentukan batas kriteria

ukuran sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah,

yaitu:
96

Sangat Rendah = 2088 + 1670,4 = 3758,4

Rendah = 3758,4 + 1670,4 = 5428,8

Sedang = 5428,8 + 1670 ,4 = 7099,2

Tinggi = 7099,2 + 1670,4 = 8769,6

Sangat Tinggi = 8769,6 + 1670,4 = 10440

Menentukan daerah kontinum untuk variabel X seperti terlihat pada

gambar berikut ini:

Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi

2088 3758,4 5428,8 7099,2 8769,6 10440

8294
Gambar 4.2
Kedudukan Variabel K3 (keselamatan dan kesehatan)
dalam Kontinum

Dari gambar tersebut, dapat diketahui bahwa:

1. Daerah tertinggi terletak antara 8769,6 – 10440

2. Daerah tinggi terletak antara 7099,2 – 8769,6

3. Daerah sedang terletak antara 5428,8 – 7099,2

4. Daerah rendah terletak antara 3758,4 – 5428,8

5. Daerah terendah terletak antara 2088 – 3758,4

Dari hasil perhitungan, diperoleh = 8294, sehingga

disimpulkan bahwa berada pada daerah kontinum tinggi.


97

4.1.7. Gambaran Produktivitas Kerja

Variabel kedua yang akan diuraikan adalah produktivitas kerja yang

didefinisikan sebagai hubungan antara keluaran atau hasil organisasi dengan

masukan yang diperlukan (Wibowo, 2017:93).

Pada penelitian ini diteliti tanggapan 116 orang responden mengenai

sub variabel produktivitas kerja menurut Sutrisno (2013:212), sebagai

berikut:

1. Kemampuan

2. meningkatkan hasil yang dicapai

3. Semangat kerja

4. Pengembangan diri

5. Mutu

6. Efisiensi

Berikut diuraikan ke dalam beberapa pernyataan dan terangkum

dalam kuesioner.

4.1.7.1. Tanggapan Responden Mengenai Kemampuan

Berdasarkan tanggapan responden mengenai sub variabel

kemampuan yang tersaji pada lampiran 8, diketahui skor tertinggi

mengenai kemampuan berada pada item 2 yaitu dalam perusahaan

beban kerja yang diberikan kepada karyawan harus sesuai dengan

kemampuan dan keterampilan sehingga tidak dapat menimbulkan


98

kecelakaan kerja, dengan skor sebesar 82,5% yaitu kategori baik.

Skor terendah berada pada item 1 sebesar 81,2%.

4.1.7.2. Tanggapan Responden Mengenai Meningkatkan hasil

yang dicapai

Berdasarkan tanggapan responden mengenai sub variabel

meningkatkan hasil yang dicapai tersaji pada lampiran 8, diketahui

skor tertinggi mengenai meningkatkan hasil yang dicapai berada

pada item 3 yaitu dalam perusahaan setiap karyawan diharuskan

menyelesaikan pekerjaan dan mencapai target kerja dengan waktu

yang telah ditetapkan, dengan skor sebesar 82,9% yaitu kategori

baik. Skor terendah berada pada item 4 sebesar 81,5%.

4.1.7.3. Tanggapan Responden Mengenai Semangat Kerja

Berdasarkan tanggapan responden mengenai sub variabel

semangat kerja yang tersaji pada lampiran 8, diketahui bahwa skor

tertinggi mengenai semangat kerja berada pada item 6 yaitu dalam

perusahaan karyawan yang bekerja dengan baik akan diberikan

reward seperti bonus, komisi dll, dengan skor 78,9% yaitu kategori

baik, dan skor terendah pada item 5 sebesar 78,6%.


99

4.1.7.4. Tanggapan Responden Mengenai Pengembangan Diri

Berdasarkan tanggapan responden mengenai sub variabel

pengembangan diri yang tersaji pada lampiran 8, diketahui bahwa

skor tertinggi mengenai pengembangan diri berada pada item 7 yaitu

dalam perusahaan selalu mengadakan pelatihan atau training kerja

terhadap karyawan dengan waktu yang ditetapkan, dengan skor

sebesar 76,8 yaitu kategori baik. Dan skor terendah pada item 8

sebesar 76,8%.

4.1.7.5. Tanggapan Responden Mengenai Mutu

Berdasarkan tanggapan responden mengenai sub variabel

mutu yang tersaji pada lampiran 8, diketahui skor tertinggi mengenai

mutu pada item 9 yaitu dalam perusahaan setiap karyawan

diharuskan bekerja dengan teliti, cepat dan disiplin sehingga

menghasilkan kualitas kerja yang baik, dengan skor sebesar 84,6%

yaitu kategori sangat baik. Skor terendah berada pada item 10

sebesar 83,1%.

4.1.7.6. Tanggapan Responden Mengenai Efisiensi

Berdasarkan tanggapan responden mengenai sub variabel

efisiensi yang tersaji pada lampiran 8, skor tertinggi terdapat pada

item 12 yaitu dalam perusahaan setiap karyawan mampu

menyelesaikan pekerjaan dengan anggaran biaya operasional setiap

devisi yang sudah ditetapkan, dengan skor 84,1% yaitu kategori

sangat baik. Skor terendah berada pada item 11 sebesar 83,1%.


100

4.1.7.7. Rekapitulasi Tanggapan Responden Mengenai

Produktivitas Kerja

Berdasarkan pengolahan data, dapat diketahui gambaran

keseluruhan tanggapan responden mengenai produktivitas kerja

adalah seperti tercantum dalam tabel 4.7 berikut ini:

Tabel 4.7
Rekapitulasi Tanggapan Responden Mengenai
Produktivitas Kerja

Skor Skor
No Sub Variabel Total Item
Aktual Rata-Rata
1 Kemampuan 950 2 475
Pmeningkatkan Hasil
2 954 2 477
Yang di Capai
3 Semangat Kerja 951 2 475,5
4 Pengembangan Diri 895 2 447,5
5 Mutu 973 2 486,5
6 Efisiensi 970 2 485
Total 5693 12 474,5
Sumber: Hasil pengolahan data

Berdasarkan tabel 4.7 dapat diketahui bahwa skor tertinggi

pada variabel produktivitas kerja adalah terdapat pada sub variabel

Mutu, dimana pada sub variabel ini skor tertinggi berada pada

indikator dalam perusahaan setiap karyawan diharuskan bekerja

dengan teliti, cepat dan disiplin sehingga menghasilkan kualitas kerja

yang baik, sedangkan skor terendah berada pada sub variabel

pengembangan diri, dimana skor terendah tersebut berada pada

indikator dalam perusahaan setiap waktu akan mengadakan

evaluasi/review pekerjaan terhadap karyawannya.


101

Untuk menjelaskan gambaran mengenai variabel Y

(Produktivitas Kerja), penulis melakukan langkah-langkah sebagai

berikut:

1. Menentukan jumlah Skor Kriterium (SK)

Skor Tertinggi (ST) pada kuesioner = 5

Jumlah Butir (JB) = 12

Jumlah Responden (JR) = 116

Dengan demikian SK = STxJBxJR

= 5x12x116 = 6960

2. Membandingkan jumlah skor hasil kuesioner untuk variabel Y

dengan jumlah Skor Kriterium untuk mencari jumlah skor hasil

kuesioner variabel Y dengan menggunakan rumus:

= 1 + 2 + 3 +⋯+ 116

Keterangan:

𝑋𝑖 = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑘𝑢𝑒𝑠𝑖𝑜𝑛𝑒𝑟/𝑠𝑘𝑜𝑟 𝐴𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑏𝑒𝑙 𝑌

𝑋1 − 𝑋116 = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑘𝑢𝑒𝑠𝑖𝑜𝑛𝑒𝑟 𝑚𝑎𝑠𝑖𝑛𝑔 − 𝑚𝑎𝑠𝑖𝑛𝑔 𝑟𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛

𝑋𝑖 = 5656

Untuk melihat bagaimana produktivitas kerja yang dirasakan

responden, maka dilakukan perbandingan sebagai berikut:

5656
= = 100 = 81,2%
6960

Jadi, produktivitas kerja yang didapat dan rasakan oleh para

karyawan selaku responden memenuhi 81,2%.


102

3. Membuat Daerah Kategori Kriterium

Untuk melihat bagaimana produktivitas kerja secara

keseluruhan, maka penulis menggunakan daerah kategori

dengan menghitung skor total terendah dan tertinggi dari bobot

instrumen sebagai berikut:

Skor Tertinggi = STxJBxJR = 5x12x116 = 6960

Skor Tinggi = STxJBxJR = 4x12x116 = 5568

Skor Sedang = SSxJBxJR = 3x12x116 = 4176

Skor Rendah = SRxJBxJR = 2x12x116 = 2784

Skor Terendah = SRxJBxJR = 1x12x116 = 1392

Selanjutnya dihitung Rentang dengan rumus sebagai berikut:

𝑆𝑇 − 𝑆𝑅 6960 − 1392
𝑅= = = 1113,6
5 5

Berdasarkan hasil perhitungan di atas, dapat ditentukan batas

kriteria ukuran tinggi, sedang, dan rendah, yaitu:

Sangat Rendah = 1392 + 1113,6 = 2505,6

Rendah = 2505,6 + 1113,6 = 3619,2

Sedang = 3619,2 + 1113,6 = 4732,8

Tinggi = 4732,8 + 1113,6 = 5846,4

Sangat Tinggi = 5846,4 + 1113,6 = 6960

4. Menentukan daerah kontinum untuk variabel Y seperti terlihat

pada gambar berikut ini


103

Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi

1392 2505,6 3619,2 4732,8 5846,4 6960

5656
Gambar 4.3
Kedudukan Produktivitas Kerja
dalam Kontinum

Dari gambar tersebut, dapat diketahui bahwa:

1. Daerah tertinggi terletak antara 5846,4 – 6960

2. Daerah tinggi terletak antara 4732,8 – 5846,4

3. Daerah sedang terletak antara 3619,2 – 4732,8

4. Daerah rendah terletak antara 2505,6 – 3619,2

5. Daerah terendah terletak antara 1392 – 2505,6

Dari hasil perhitungan, diperoleh = 5656, sehingga

disimpulkan bahwa berada pada daerah kontinum tinggi.

4.2. Pengujian Validitas, Reliabilitas, MSI, Asumsi, dan Hipotesis

4.2.1. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidaknya suatu

kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner

mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner

tersebut. Untuk menguji validitas konstruk dapat dilakukan dengan cara

mengkorelasikan antara skor butir pertanyaan dengan skor totalnya. Adapun

kriteria yang digunakan dalam menentukan valid tidaknya pernyataan dalam


104

penelitian ini adalah sebagai berikut: Tingkat signifikan 5% dari degree of

freedom (df)= n-2, dalam hal ini n adalah jumlah sampel. Jika r hitung > r

tabel maka pernyataan atau indikator tersebut dinyatakan valid, demikian

sebaliknya jika r hitung < r tabel maka pernyataan atau indikator dinyatakan

tidak valid. Pengujian validitas selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut

ini:

Tabel 4.8
Hasil Validitas Variabel K3
(keselamatan dan kesehatan kerja )(X)

No. Pernyataan r hitung r tabel Keterangan


1 X1 0,734 0.182 Valid
2 X2 0,404 0.182 Valid
3 X3 0,452 0.182 Valid
4 X4 0,381 0.182 Valid
5 X5 0,479 0.182 Valid
6 X6 0,455 0.182 Valid
7 X7 0,507 0.182 Valid
8 X8 0,551 0.182 Valid
9 X9 0,634 0.182 Valid
10 X10 0,712 0.182 Valid
11 X11 0,591 0.182 Valid
12 X12 0,672 0.182 Valid
13 X13 0,647 0.182 Valid
14 X14 0,779 0.182 Valid
15 X15 0,533 0.182 Valid
16 X16 0,539 0.182 Valid
17 X17 0,665 0.182 Valid
18 X18 0,717 0.182 Valid
Sumber: Hasil pengolahan data
105

Tabel 4.9
Hasil Validitas Variabel Produtivitas Kerja (Y)

No. Pernyataan r hitung r tabel Keterangan


1 Y1 0,602 0.182 Valid
2 Y2 0,605 0.182 Valid
3 Y3 0,549 0.182 Valid
4 Y4 0,498 0.182 Valid
5 Y5 0,599 0.182 Valid
6 Y6 0,523 0.182 Valid
7 Y7 0,599 0.182 Valid
8 Y8 0,662 0.182 Valid
9 Y9 0,556 0.182 Valid
10 Y10 0,356 0.182 Valid
11 Y11 0,363 0.182 Valid
12 Y12 0,457 0.182 Valid
Sumber: Hasil pengolahan data

Berdasarkan uji validitas nilai r hitung adalah hasil korelasi

jawaban responden pada masing-masing pertanyaan disetiap variabel yang

dianalisis dengan program SPSS versi 23.0 for windows dan outputnya

bernama corrected item total correlation. Berdasarkan uji validitas nilai r

hitung adalah hasil korelasi jawaban responden pada masing-masing

pertanyaan disetiap variabel yang dianalisis dengan program SPSS dan

outputnya bernama corrected item total correlation. Sedangkan untuk

mendapatkan r tabel dilakukan dengan tabel r product moment, yaitu

menentukan tingkat kesalahan α = 0,05 kemudian n = 116 sehingga dapat

diperoleh r tabel sebesar 0.182. Dengan kaidah pengujian:

1. Jika nilai rhitung < rtabel maka tidak valid.

2. Jika nilai rhitung > rtabel maka valid.


106

Berdasarkan hasil uji validitas menunjukan bahwa nilai korelasi tiap

item pertanyaan dengan total skor yang diperoleh lebih besar dari rtabel =

0,182 sehingga dapat dijelaskan bahwa item pernyataan yang digunakan

adalah valid dan dapat digunakan dalam analisis data selanjutnya.

4.2.2. Uji Reliabilitas

Uji Reliabilitas digunakan untuk mengukur konsistensi konstruk atau

variabel penelitian. Untuk mengukur uji reliabilitas dilakukan dengan

menggunakan uji statistik Cronbach’s Alpha (α). Suatu variabel dikatakan

reliabel jika nilai Alpha lebih besar dari Koefisien kesepakatan.

Dari hasil uji reliabilitas menggunakan bantuan program SPSS 23.0 for

wiindows disimpulkan pada tabel 4.10 berikut ini:

Tabel 4.10
Hasil Uji Reliabilitas

Variabel Cronbach's Koefisien Keterangan


Alpha Kesepakatan
K3 (Keselamatan dan
0,885 0,70 Reliabel
Kesehatan Kerja) (X)
Produktivitas Kerja (Y) 0,773 0,70 Reliabel
Sumber: Hasil pengolahan data

Berdasarkan hasil uji reliabilitas yang dilakukan terhadap semua

item dalam penelitian ini dapat dikatakan reliabel karena nilai Alpha

Cronbach semua variabel lebih besar dari koefisien kesepakatan yaitu 0,885

untuk instrumen variabel K3 (keselamatan dan kesehatan kerja), dan 0,773

instrumen variabel produktivitas kerja, sehingga dapat disimpulkan

indikator atau kuesioner yang digunakan variabel K3 (keselamatan dan


107

kesehatan kerja) dan produktivitas kerja, semua dinyatakan reliabel, dan

layak digunakan dalam penelitian.

4.2.3. Hasil perhitungan Method Succesive Interval

Sebelum uji hipotesis perlu terlebih dahulu dilakukan perhitungan

Method Successive Interval (MSI), karena bertujuan untuk menaikan data

dari skala ordinal menjadi skala interval yang lazim digunakan bagi

kepentingan analisis statistik parametrik, serta untuk mengubah data agar

memiliki sebaran normal. Adapun hasil perhitungannya, tersaji pada

lampiran.

4.2.4. Uji Asumsi

4.2.4.1. Uji Normalitas

Berdasarkan hasil perhitungan melalui SPSS versi 23.0 for

windows, dapat dilihat hasil uji normalitas pada tabel 4.11 dibawah

ini:

Tabel 4.11
Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
K3
(KESELAMATA
N DAN
KESEHATAN PRODUKTIVIT
KERJA) AS KERJA
N 116 116
a,b
Normal Parameters Mean 4,0914 38,74
Std. Deviation ,16045 5,764
Most Extreme Differences Absolute ,070 ,054
Positive ,070 ,054
Negative -,069 -,052
Test Statistic ,070 ,054
c,d c,d
Asymp. Sig. (2-tailed) ,200 ,200
a. Test distribution is Normal.
108

b. Calculated from data.


c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
Sumber: Hasil pengolahan data

Berdasarkan tabel 4.11, diperoleh hasil uji normalitas

Kolmogorov-smirnov (K-S) dengan menggunakan SPSS Statistics

23.0 for windows menunjukan data berdistribusi normal. Hasil sig.

Sebesar 0,200. Karena nilai sig. > 0,05 atau 0,200 > 0,05. Dengan

demikian K3 (keselamatan dan kesehatan kerja) berdistribusi

normal. Untuk produktivitas kerja, diperoleh hasil nilai Sig lebih

besar dari pada nilai probabilitas (0,200 > 0,05). Dengan demikian

produktivitas kerja berdistribusi normal.

4.2.4.2. Uji Linieritas

Uji linearitas digunakan untuk mengetahui apakah antara

variabel bebas dan variabel terikat mempunyai hubungan yang linear

atau tidak secara signifikan. Pengujian pada SPSS Statistics 23 For

Windows dengan menggunakan cara test of linearity dan pada tingkat

signifikansi dengan kriteria pengujian menurut Lupiyoadi (2015:

146) “Uji linieritas yaitu untuk melihat apakah model regresi dapat

didekati dengan persamaan linier. Uji ini biasanya digunakan sebagai

persyaratan dalam analisis korelasi ataupun regresi linier. Dua

variabel dikatakan mempunyai hubungan yang linier bila signifikansi

(linearity) kurang dari 0,05”.


109

Berdasarkan hasil pengolahan SPSS Statistics 23 For

Windows maka hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.12 di bawah ini:

Tabel 4.12
Uji Linieritas

ANOVA Table

Sum of Mean
Squares df Square F Sig.

PRODUKTIVITAS Between (Combined) 2985,169 39 76,543 6,966 ,000


KERJA * K3 Groups Linearity 2492,355 1 2492,355 226,829 ,000
(KESELAMATAN DAN Deviation
KESEHATAN KERJA) from 492,815 38 12,969 1,180 ,266
Linearity

Within Groups 835,072 76 10,988

Total 3820,241 115


Sumber: Hasil pengolahan data

Berdasarkan hasil uji linearitas pada tabel 4.12 di atas,

diperoleh hasil nilai Sig. sebesar 0,000. Karena nilai Sig. < 0,05 atau

0,000 < 0,05, maka dapat disimpulkan model regresi adalah linear.

Dengan demikian penelitian ini layak untuk menggunakan metode

analisis statistik regresi linear.

4.2.5. Uji Hipotesis

4.2.5.1. Uji Regresi Linear Sederhana

Analisis regresi linear sederhana digunakan untuk

mengukur seberapa besar sumbangan atau kontribusi variabel bebas

terhadap variabel terikat. Berdasarkan hasil pengolahan data

menggunakan SPSS Statistics 23 For Windows maka hasilnya dapat

dilihat pada tabel 4.13 di bawah ini:


110

Tabel 4.13
Analisis Regresi
a
Coefficients

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 79,969 8,122 9,846 ,000

K3 (KESELAMATAN DAN
29,015 1,984 ,808 14,628 ,000
KESEHATAN KERJA)

a. Dependent Variable: PRODUKTIVITAS KERJA

Sumber: Hasil pengolahan data

Berdasakan tabel 4.13, menunjukan nilai konstanta 79,969

dan 29,015. Dengan demikian dapat dibentuk persamaan regresi

linier sederhana sebagai berikut:

Ŷ = 79,969 + 29,015X

Dari persamaan regresi linear sederhana tersebut dapat

dijelaskan bahwa variabel X (K3 (keselamatan dan kesehatan kerja))

sama dengan nol, maka nilai perubahan terhadap produktivitas kerja

akan sebesar 79,969. Dengan kata lain variabel X mempunyai

pengaruh dengan variabel Y dengan arah perubahan positif. Artinya

ketika K3 (keselamatan dan kesehatan) mengalami kenaikan 1 poin,

maka produktivitas kerja akan mengalami kenaikan sebesar 29,015.

Dengan kata lain, apabila variabel K3 (keselamatan dan kesehatan)

meningkat, maka nilai variabel produktivitas kerja akan semakin

meningkat.
111

4.2.5.2. Uji Korelasi Linier Sederhana

Berdasarkan hasil perhitungan melalui SPSS versi 23.0 for

windows, diperoleh hasil analisis korelasi linier sederhana pada tabel

4.14 sebagai berikut:

Tabel 4.14
Analisis Korelasi
Correlations

K3
(KESELAMATA
N DAN
KESEHATAN PRODUKTIVIT
KERJA) AS KERJA
**
K3 (KESELAMATAN DAN Pearson Correlation 1 ,808
KESEHATAN KERJA) Sig. (2-tailed) ,000

N 116 116
**
PRODUKTIVITAS KERJA Pearson Correlation ,808 1

Sig. (2-tailed) ,000

N 116 116

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).


Sumber: Hasil pengolahan data

Berdasarkan tabel di atas, menunjukkan hubungan antara

K3 (keselamatan dan kesehatan kerja) terhadap produktivitas kerja

adalah sebesar 0,808 berada pada interval koefisien 0,80 – 1,000

yang berarti hubungan sangat kuat. Untuk membuktikan hipotesis

terdapat hubungan yang signifikan antara variabel X dengan variabel

Y, dapat dilihat dari nilai signifikannya, dengan kaidah keputusan:

1. Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai

Sig (0,05≤Sig), maka Ha ditolak dan Ho diterima, artinya tidak

signifikan.
112

2. Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai

Sig (0,05≥Sig), maka Ha diterima dan Ho ditolak, artinya

signifikan.

Nilai Sig pada output SPSS menunjukan nilai sebesar

0,000 (0,05 ≥ Sig), sehingga H0 ditolak dan Ha diterima, artinya ada

hubungan yang signifikan antara K3 (keselamatan dan kesehatan

kerja) terhadap produktivitas kerja.

4.2.5.3. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui

seberapa besar tingkat pengaruh atau tinggi rendahnya pengaruh K3

(keselamatan dan kesehatan kerja) terhadap produktivitas kerja R

square (R2) berguna untuk mengetahui kekuatan model dalam

memprediksi pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat.

Berdasarkan hasil pengolahan data menggunakan SPSS Statistics 23

For Windows maka hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.15 di bawah

ini:

Tabel 4.15
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)

Model Summary

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate
a
1 ,808 ,652 ,649 3,413

a. Predictors: (Constant), K3 (KESELAMATAN DAN KESEHATAN


KERJA)
Sumber: Hasil pengolahan data
113

Berdasarkan tabel 4.15 di atas, menunjukkan nilai R square

sebesar 0,652, yang artinya K3 (keselamatan dan kesehatan kerja)

memberikan kontribusi dalam mempengaruhi produktivitas kerja

sebesar 65,2% sedangkan sisanya 34.8% dipengaruhi oleh faktor-

faktor lainnya.

4.2.5.4. Uji Signifikansi (Uji t)

Uji signifikansi (Uji t) digunakan untuk mengetahui

signifikan atau tidaknya suatu pengaruh variabel bebas secara parsial

dengan variabel terikat. Untuk menguji hipotesis tersebut maka

terlebih dahulu dicari t hitung menggunakan SPSS Statistics 23 For

Windows kemudian dibandingkan dengan t tabel.

Adapun hipotesisnya sebagai berikut:

H0 = Tidak ada pengaruh yang signifikan antara K3 (keselamatan

dan kesehatan kerja) secara parsial terhadap produktivitas kerja

Ha = Ada pengaruh yang signifikan antara K3 (keselamatan dan

kesehatan kerja) secara parsial terhadap produktivitas kerja

Adapun hasil pengolahan data dengan menggunakan SPSS

Statistics 23 For Windows diperoleh hasil t value sebagai berikut:


114

Tabel 4.16
Hasil Uji Regresi T

a
Coefficients

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 79,969 8,122 9,846 ,000

K3 (KESELAMATAN DAN
29,015 1,984 ,808 14,628 ,000
KESEHATAN KERJA)

a. Dependent Variable: PRODUKTIVITAS KERJA


Sumber: Hasil pengolahan data

Berdasarkan perhitungan di atas, diperoleh hasil dari t

hitung yakni 14,628 dengan kriteria signifikansi 0,05 dan derajat

kebebasan (dk) = n – k atau (dk) = 116 – 2, maka diperoleh t tabel

sebesar 1.980. Jadi thitung > ttabel yakni 14,628 > 1,980 dapat

disimpulkan bahwa thitung > ttabel maka Ho ditolak. Artinya Ada

pengaruh yang signifikan antara K3 (keselamatan dan kesehatan

kerja) terhadap produktivitas kerja.

4.3. Pembahasan

4.3.1. Gambaran K3 (keselamatan dan kesehatan kerja) pada PT

Petrodrill Manufaktur Indonesia

Gambaran K3 (keselamatan dan kesehatan kerja) pada studi ini

melalui tanggapan responden yang terdiri dari 116 karyawan PT Petrodrill

Manufaktur Indonesia pada Departemen Process & Plant Fabrication

mengenai K3 (keselamatan dan kesehatan kerja) yang terdiri dari keadaan


115

tempat lingkungan kerja, pengaturan udara, pengaturan penerangan, dan

pemakaian peralatan kerja, kondisi fisik dan mental pegawai. Berdasarkan

pengolahan data tanggapan responden menunjukan sub variabel pengaturan

udara adalah skor tertinggi dengan indikator Sirkulasi udara disetiap

ruangan kerja sudah memenuhi standar operasi prosedur, sedangkan skor

terendah berada pada sub variabel pemakaian peralatan kerja, dimana skor

terendah tersebut berada pada indikator Semua peralatan kerja dalam

kondisi baik dan layak pakai sesuai standar operasional prosedur

keselamatan kerja.

Adapun hasil perhitungan skor kriterium untuk variabel X (K3

(keselamatan dan kesehatan kerja)) berada pada kategori tinggi. Hasil

perhitungan terhadap bagaimana keadaan K3 (keselamatan dan kesehatan

kerja) yang diperoleh sebesar 79,4%. Artinya adalah K3 (keselamatan dan

kesehatan kerja) yang didapat oleh para karyawan selaku responden

memenuhi sebesar 79,4%.

4.3.2. Gambaran Produktivitas Kerja

Gambaran produktivitas kerja pada studi ini melalui tanggapan

responden yang terdiri dari 116 karyawan PT Petrodrill Manufaktur

Indonesia pada Departemen Process & Plant Fabrication mengenai

produktivitas kerja yang terdiri dari kemampuan, meningkatkan hasil yang

dicapai, semangat kerja, pengembangan diri, mutu, dan efisien. Berdasarkan

pengolahan data tanggapan responden menunjukan sub variabel mutu adalah


116

skor tertinggi dengan indikator dalam perusahaan setiap karyawan

diharuskan bekerja dengan teliti, cepat dan disiplin sehingga menghasilkan

kualitas kerja yang baik. Skor terendah berada pada sub variabel

pengembangan diri, dimana skor terendah tersebut berada pada indikator

dalam perusahaan setiap waktu akan mengadakan evaluasi pekerjaan

terhadap karyawannya.

Adapun hasil perhitungan skor kriterium untuk variabel X

(produktivitas kerja) berada pada kategori tinggi. Hasil perhitungan terhadap

bagaimana keadaan produktivitas kerja yang diperoleh sebesar 81,2%.

Artinya adalah produktivitas kerja yang didapat dan rasakan oleh para

karyawan selaku responden memenuhi sebesar 81,2%.

4.3.3. Pengaruh K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) terhadap

Produktivitas Kerja

Berdasarkan uji hipotesis dengan menggunakan regresi linier

sederhana tersebut dapat dijelaskan bahwa variabel X (K3 (keselamatan dan

kesehatan kerja)) sama dengan nol, maka nilai perubahan terhadap

produktivitas kerja akan sebesar 79,969. Dengan kata lain variabel X

mempunyai pengaruh dengan variabel Y dengan arah perubahan positif.

Artinya ketika K3 (keselamatan dan kesehatan) mengalami kenaikan 1 poin,

maka produktivitas kerja akan mengalami kenaikan sebesar 29,015. Dengan

kata lain, apabila variabel K3 (keselamatan dan kesehatan) semakin tinggi,

maka nilai variabel produktivitas kerja akan semakin tinggi.


117

Berdasarkan hasil uji korelasi, Menunjukan hubungan antara K3

(keselamatan dan kesehatan kerja) terhadap produktivitas kerja adalah

sebesar 0,808 berada pada interval koefisien 0,80 – 1,000 yang berarti

hubungan sangat kuat.

Nilai Sig pada output SPSS menunjukan nilai sebesar 0,000 (0,05 ≥

Sig), sehingga H0 ditolak dan Ha diterima, artinya ada hubungan yang

signifikan antara K3 (keselamatan dan kesehatan kerja) terhadap

produktivitas kerja.

Dari hasil uji koefisien determinasi (R2) menunjukkan nilai R square

sebesar 0,652, yang artinya K3 (keselamatan dan kesehatan kerja)

memberikan kontribusi dalam mempengaruhi produktivitas kerja sebesar

65,2% sedangkan sisanya 34.8% dipengaruhi oleh faktor-faktor lainnya.

Sedangkan dari hasil uji signifikansi (Uji t) diperoleh hasil dari t

hitung yakni 14,628 dengan kriteria signifikansi 0,05 dan derajat kebebasan

(dk) = n – k atau (dk) = 116 – 2, maka diperoleh t tabel sebesar 1.980. Jadi

thitung > ttabel yakni 14,628 > 1,980 dapat disimpulkan bahwa variabel X

memiliki kontribusi terhadap Y. Nilai t positif menunjukkan bahwa X

mempunyai hubungan yang searah dengan Y, thitung > ttabel maka Ho ditolak.

Artinya Ada pengaruh yang signifikan antara K3 (keselamatan dan

kesehatan kerja) terhadap produktivitas kerja.

Terkait hal di atas, produktivitas kerja karyawan merupakan faktor

yang sangat penting dalam menunjang keberhasilan usaha. Produktivitas

yang tinggi akan sangat menguntungkan baik bagi pengusaha maupun bagi
118

karyawannya terutama untuk kesejahteraannya. Produktivitas mencermikan

etos kerja karyawan yang tercemin juga sikap mental yang baik. Pengusaha

maupun karyawan yang terlibat dalam suatu perusahaan harus berupaya

untuk meningkatkan produktivitasnya dengan melalui peningkatkan kualitas

dan kuantitas kerja.

K3 (keselamatan dan kesehatan kerja) pada suatu perusahaan

memiliki hubungan erat dengan produktivitas kerja. K3 (keselamatan dan

kesehatan kerja) adalah prioritas utama yang tidak dapat diabaikan,

walaupun pencapaian-pencapaian lain dalam hal produksi adalah tujuan

perusahaan. Pencapaian target produksi akan percuma jika aspek

keselamatan dan kesehatan kerja tidak diperhatikan. Seperti yang

dikemukakan oleh sedarmayanti (2017:376), tujuan umum K3 (Keselamatan

dan kesehatan kerja) yaitu: (1) Melindungi tenaga kerja di tempat kerja

agara selalu terjamin keselamatan dan kesehatannya sehingga peningkatkan

produksi dan produktivitas kerja dapat terwujud, (2) Melindungi setiap

orang yang berada di tempat kerja dalam keadaan selamat dan sehat, (3)

Melindungi bahan dan peralatan produksi agar dapat dicapai secara aman

dan efisien.

Besarnya pengaruh program K3 (keselamatan dan kesehatan kerja)

terhadap produktivitas kerja bisa disebabkan oleh beberpa faktor. Menurut

sedarmayanti (2017:343) faktor yang mempengaruhi produktivitas ada 12

kategori utama, dan salah satunya yaitu lingkungan dan ikllim kerja dimana

faktor utama adalah keselamatan kerja, lingkungan dan iklim kerja cukup
119

berperan agar pegawai bekerja tenang dan aman tanpa gangguan dalam

bekerja.

Hal ini juga sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Kurniawan (2014:65) dalam artikelnya yang berjudul “Pengaruh program

kesehatan dan keselamatan (K3) terhadap produktivitas kerja karyawan

pada PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang” menunjukan bahwa program

kesehatan dan keselamatan (K3) pengaruh positif terhadap produktivitas

kerja. Pada penelitian lain yang dilakukan oleh Komang (2015) dalam

artikelnya yang berjudul “Pengaruh pelaksanaan keselamatan dan kesehatan

kerja (K3) terhadap produktivitas kerja di UD. Sinar Abadi Singaraja Tahun

2015” menunjukan terdapat pengaruh positif dan signifikan pelaksanaan

keselamatan dan kesehatan kerja (K3) terhadap produktivitas kerja.


BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan uraian teori, hasil pengolahan dan analisa data yang telah

dikemukakan sebelumnya, maka penulis menarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Gambaran penilaian K3 (keselamatan dan kesehatan kerja) pada PT.

Petrodrill Manufaktur Indonesia bagian Departemen Process & Plant

Fabrication sesuai hasil tanggapan responden adalah berada pada kontinum

sedang. Penilaian responden mengenai K3 (keselamatan dan kesehatan kerja)

terdapat pada sub Pengaturan Udara, dimana skor tertingggi berada pada

indikator Sirkulasi udara disetiap ruangan kerja sudah memenuhi standar

operasi prosedur, sedangkan skor terendah berada pada sub variabel

pemakaian peralatan kerja, dimana skor terendah tersebut berada pada

indikator Semua peralatan kerja dalam kondisi baik dan layak pakai sesuai

standar operasional prosedur keselamatan kerja.

2. Gambaran penilaian produktivitas kerja pada PT. Petrodrill Manufaktur

Indonesia bagian Departemen Process & Plant Fabrication sesuai hasil

tanggapan responden adalah berada pada kontinum sedang. Penilaian

responden mengenai produktivitas kerja terdapat pada sub variabel Mutu,

dimana pada sub variabel ini skor tertinggi berada pada indikator dalam

perusahaan setiap karyawan diharuskan bekerja dengan teliti, cepat dan

disiplin sehingga menghasilkan kualitas kerja yang baik, sedangkan skor

120
121

terendah berada pada sub variabel pengembangan diri, dimana skor terendah

tersebut berada pada indikator dalam perusahaan setiap waktu akan

mengadakan evaluasi pekerjaan terhadap karyawannya.

3. Pengaruh K3 (keselamatan dan kesehatan kerja) terhadap produktivitas kerja

pada PT. Petrodrill Manufaktur Indonesia pada PT. Petrodrill Manufaktur

Indonesia bagian Departemen Process & Plant Fabrication, berdasarkan

hasil uji regresi linear sederhana menunjukkan K3 (keselamatan dan

kesehatan kerja) berpengaruh terhadap produktivitas kerja pada PT. Petrodrill

Manufaktur Indonesia bagian Departemen Process & Plant Fabrication.

Hasil dari uji korelasi antara K3 (keselamatan dan kesehatan kerja) dan

produktivitas kerja pada PT. Petrodrill Manufaktur Indonesia bagian

Departemen Process & Plant Fabrication adalah sebesar 0,808 dengan

demikian korelasinya terdapat hubungan yang “sangat kuat” antara K3

(keselamatan dan kesehatan kerja) dengan produktivitas kerja pada PT.

Petrodrill Manufaktur Indonesia bagian Departemen Process & Plant

Fabrication. Di mana hubungannya adalah positif atau searah, yang artinya

ketika K3 (keselamatan dan kesehatan kerja) meningkat maka produktivitas

kerja pada PT. Petrodrill Manufaktur Indonesia bagian Departemen Process

& Plant Fabrication akan naik, begitupula sebaliknya, ketika K3

(keselamatan dan kesehatan kerja) menurun maka produktivitas kerja pada

PT. Petrodrill Manufaktur Indonesia bagian Departemen Process & Plant

Fabrication akan turun. Berdasarkan hasil uji koefisien determinasi diperoleh

nilai sebesar 0,652, yang artinya bahwa K3 (keselamatan dan kesehatan kerja)
122

memberikan kontribusi dalam mempengaruhi produktivitas kerja pada PT.

Petrodrill Manufaktur Indonesia bagian Departemen Process & Plant

Fabrication sebesar 65,2%, sedangkan sisanya 34,8% dipengaruhi oleh

faktor-faktor lain yang tidak penulis teliti. Kemudian, dari hasil uji

signifikansi (Uji t) diperoleh hasil dari t hitung yakni 14,628 atau 14,628 >

1,980, artinya secara parsial pengaruh K3 (keselamatan dan kesehatan kerja)

terhadap produktivitas kerja pada PT. Petrodrill Manufaktur Indonesia bagian

Departemen Process & Plant Fabrication adalah signifikan, yang berarti

setiap peningkatan produktivitas kerja pada PT. Petrodrill Manufaktur

Indonesia bagian Departemen Process & Plant Fabrication selalu

dipengaruhi oleh K3 (keselamatan dan kesehatan kerja).

5.2. Rekomendasi

K3 (keselamatan dan kesehatan kerja) berpengaruh signifikan terhadap

produktivitas kerja pada PT. Petrodrill Manufaktur Indonesia bagian Departemen

Process & Plant Fabrication, untuk itu pihak perusahaan PT. Petrodrill

Manufaktur Indonesia khususnya pada Departemen Process & Plant Fabrication

perlu meningkatkan produktivitas kerja para karyawan menjadi lebih baik lagi

dengan cara peningkatkan prestasi dengan mencapai berbagai perbaikan pada

pelaksanaan tugas dan menggunakan sarana pendekatan manajerial dan

pendekatan technical skill, serta peningkatan partisipasi mempunyai ruang

lingkup peningkatan pendidikan dan latihan untuk menghasilkan pegawai siap

pakai.
123

Selain produktivitas kerja karyawan, dalam manajemen sumber daya manusia

terdapat salah satu hal yang perlu diperhatikan oleh PT. Petrodrill Manufaktur

Indonesia khususnya pada Departemen Process & Plant Fabrication yaitu

mengenai K3 (keselamatan dan kesehatan kerja) yang perlu ditingkatkan. Usaha –

usaha dalam meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja (K3), yaitu : (1)

Mencegah dan mengurangi kecelakaan kebakaran dan peledakkan, (2)

Memberikan peralatan perlindunngan diri untuk pegawai yang bekerja pada

lingkungan yang menggunakan peralatan yang berbahaya, (3) Mengatur suhu,

kelembaban, kebersihan udara, penggunaan warna ruangan kerja, penerangan

yang cukup terang dan menyejukkan, dan mencegah kebisingan, (4) Mencegah

dan memberikan perawatan terhadap timbulnya penyakit, (5) Memelihara

kebersihan dan ketertiban, serta keserasian lingkungan kerja, (6) Menciptakan

suasana kerja yang menggairahkan semangat kerja pegawai.

Bagi penelitian yang akan melakukan penelitian dengan topik yang sama,

penelitian ini masih memiliki keterbatasan yaitu dari segi faktor variabel yang

digunakan sebagai dasar untuk memprediksi produktivitas kerja perusahaan hanya

terbatas pada K3 (keselamatan dan kesehatan kerja), diharapkan dalam penelitian

selanjutnya untuk memperhatikan pengaruh faktor lain yang dapat mempengaruhi

produktivitas kerja perusahaan dan disarankan menambahkan variabel penelitian

atau mengganti variabel independen dengan variabel lain yang mempengaruhi

produktivitas kerja karyawan, seperti: Disiplin kerja, beban kerja, motiviasi kerja,

gaya kepemimpinan, dll.


DAFTAR PUSTAKA

Sumber Jurnal:

Ardika, Gusti Komang. (2015). “Pengaruh Pelaksanaan Keselamatan dan


Kesehatan Kerja (K3) Terhadap Produktivitas Kerja Di UD. Sinar Abadi
Singaraja Tahun 2015”. 5.(1).1-11.

Budihardjo, Prastyo Harvy dan Victor P.K Lengkong. (2017). “Pengaruh


Keselamatan Kerja, Kesehatan Kerja, Dan Lingkungan Kerja Terhadap
Produktivitas Karyawan Pada PT. Air Manado”.5.(3).4145-4154.ISSN
2303-1174.

Firmanzah, Afrizal dan Djamhur Hamid. (2017). “Pengaruh keselamatan dan


Kesehatan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Studi Pada karyawan PT.
PLN (Persero) Area Kediri Distribusi Jawa Timur”. 42.(2).1-9.

Kaynak, Ramazan dan Arzu Tuygun Toklu. (2016). “Effects of Occupational


Health and Safety Practices on Organizational Commitment, Work
Alienation, and Job Performance: Using the PLS-SEM Approach”.
11.(5).146-166.ISSN 1833-8119.

Sari, Septia W. Puspita dan Ahyar Yuniawan. (2017). “Pengaruh Kompensasi


Langsung, Kompensasi Tidak Langsung Serta Kesehatan dan Keselamatan
Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan; Studi Pada PT. Pupuk
Sriwijaya Palembang”. 6.(1).1-11.ISSN 2337-3792.

Sembe, Florence dan Amos Ayuo. (2017). “Effect of Selected Occupational


Health and Safety Management Practices on Job Satisfaction of Employees
in University Campuses in Nakuru Town, Kenya”. 5.(5).70-77.ISSN 2331-
0715.

Siswanto, Bayu Indra. (2015). “Pengaruh Pelaksanaan Keselamatan dan


Kesehatan Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Pada PT.
Pembangunan Perumahan Tbk Cabang Kalimantan DiBalik Papan”.
3.(1).68-82.ISSN 2355-5408.
Sumber Buku:

Arikunto, Suharsimi. (2013). Prosedur Penelitian.(Edisi 15). Jakarta:Rineka


Cipta.

Arikunto, Suharsimi. (2014). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik.


Jakarta:Rineka Cipta.

Ghozali, Imam. (2016). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM


SPSS 23. Semarang:Badan Penerbit Universitas Dipenogoro.

Hasibuan Malayu S.P (2014). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi
Aksara

Lupiyoadi, Rambat dan Ridho Bramulya Ikhsan. (2015). Praktikum Metode Riset
Bisnis. Jakarta:Salemba Empat

Nuryaman, Dr. dan Veronica Christina. (2015). Metodelogi Penelitian Akuntansi

dan Bisnis. Bogor:Ghalia Indonesia.

Riduwan, M.B.A. (2013). Dasar – Dasar Statistika. Bandung: Alfabeta.

Riduwan, Dr dan H. Sunarto. (2014). Pengantar Statistika untuk Penelitian:


Pendidikan, Sosial, Komunikasi, Ekonomi, dan Bisnis. Bandung:Alfabeta.

Sedarmayanti. (2017). Perencanaan Dan Pengembangan SDM Untuk


Meningkatkan Kompetensi, Kinerja, Dan Produktivitas Kerja.
Bandung:Refi

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Bisnis: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,


dan R&D. Bandung:Alfabeta.

Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Bisnis: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,


dan R&D. Bandung:Alfabeta.

Sugiyono. (2018). Metode Penelitian. (Edisi 27). Bandung:Alfabeta

Sujarweni, Wiratna. 2015. SPSS Untuk Penelitian. Yogyakarta : Pustaka Baru


Press

Sutrisno. (2017). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Kencana

Wibowo. (2017). Manajemen Kinerja. Depok: PT Raja Grafindo Persada.


Sumber Internet:

http://mediaindonesia.com

http://ekonomi.metrotvnews.com

https://finance.detik.com

https://databoks.katadata.co.id
LAMPIRAN
Lampiran 1
Lampiran 2

KUESIONER PENELITIAN
PENGARUH PROGRAM K3 (KESEHATAN DAN KESELAMATAN
KERJA) KARYAWAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA
KARYAWAN PADA PT. PETRODRILL MANUFAKTUR INDONESIA

Responden yang terhormat,

Bersama ini saya mohon kesediaan bapak/ibu untuk mengisi daftar


kuesioner yang diberikan. Informasi yang bapak/ibu berikan hanya semata-mata
untuk data penelitian dalam rangka penyusunan tugas akhir skripsi dengan judul
“Pengaruh Program Kesehatan dan Keselamatan Kerja Karyawan Terhadap
Produktivitas Kerja Karyawan.”
Saya berharap Bapak/Ibu menjawab dengan leluasa, sesuai dengan apa
yang Bapak/Ibu rasakan, yang dilakukan dan terbuka. Sesuai dengan kode etik
penelitian, saya menjamin kerahasiaan semua data yang Bapak/Ibu berikan.
Informasi yang Bapak/Ibu berikan merupakan bantuan yang sangat berarti
dalam penyelesaian penelitian ini. Atas perhatian Bapak/Ibu, saya ucapkan
terimakasih, dan peneliti mohon maaf apabila ada pernyataan yang tidak
berkenaan di hati Bapak/Ibu.

Hormat saya,
Peneliti

Faisal Hilmawan
NIM: 145206055
KUESIONER

Program Kesehatan dan Keselamatan Kerja Karyawan Terhadap Produktivitas

Kerja Karyawan Pada PT. Petrodrill Manufaktur Indonesia

Data Responden

Nama :
Jenis Kelamin :( ) Laki-laki ( )Perempuan
Usia :( ) 20 – 25 tahun ( ) 26 – 30 tahun
( ) 31 – 35 tahun ( ) 36 – 40 tahun
( ) 41 – 45 tahun ( ) Diatas 45 tahun
Pendidikan :( ) SMP ( )SMA/K ( ) D3
( ) S1
Pengalaman dan lama bekerja :( ) 1 – 3 tahun ( ) 4 – 5 tahun
( ) Diatas 5 tahun
Petunjuk Pengisian

1. Pernyataan di bawah ini hanya semata-mata untuk data penelitian dalam

rangka menyusun TAS (Tugas Akhir Skripsi).

2. Pilihlah salah satu jawaban yang memenuhi presepsi Bapak/Ibu/Saudara-i

dengan cara memberi tanda centang (√).

3. Isilah data responden berikut berdasarkan kriteria yang

Bapak/Ibu/Saudara-i miliki

Keterangan
Simbol Kategori Nilai/Bobot
SS Sangat Setuju 5
S Setuju 4
RG Ragu-ragu 3
TS Tidak Setuju 2
STS Sangat Tidak Setuju 1
A. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (X)

Keadaan Dan Kondisi Karyawan SS S RG TS STS


NO
Pernyataan 5 4 3 2 1
Kondisi kesehatan dan pemenuhan
1. gizi terhadapa karyawan perlu
diperhatikan
Tingkat kesesuaian ruang gerak yang
disediakan oleh perusahaan sangat
2.
diperlukan untuk melaksanakan suatu
pekerjaan
Lingkungan Kerja SS S RG TS STS
Pernyataan 5 4 3 2 1
Lingkungan kerja yang baik dapat
3. membuat karyawan bekerja dengan
hasil yang efektif dan efesien
Setiap karyawan yang bekerja berada
4. dalam kondisi lingkungan kerja yang
aman dan bersih
Dalam tindak pencegahan penyakit
dan kecelakaan kerja akibat kerja perlu
5.
di lakukan perusahaan terhadap
karyawan
Dalam tindak perawatan dan
penyembuhan penyakit kepada
6. karyawan perlu dilakukan agar
karyawan merasa di perhatikan oleh
perusahaan
Pengamanan dan penyimpanan barang
7. dalam perusahaan sudah sesuai dengan
standar operasi prosedur
Pengatur Udara SS S RG TS STS
Pernyataan 5 4 3 2 1
Kondisi suhu udara dalam ruangan
8. kerja mendukung terlaksananya
pekerjaan dengan baik
Sirkulasi udara disetiap ruangan kerja
sudah memenuhi standar operasi
prosedur
9.
Pengaturan Penerangan SS S RG TS STS
Pernyataan 5 4 3 2 1
Perusahaan menyediakan penerangan
10.
yang cukup
Perusahaan mengontrol kondisi
11. keadaan lampu penerangan secara
berkala
Pemakaian Peralatan Kerja SS S RG TS STS
Pernyataan 5 4 3 2 1
Persedian perlengkapan kerja yang
12. cukup dapat mendukung terlaksananya
pekerjaan dengan baik
Pengamanan peralatan kerja sudah
sesuai dengan standar operasional
13.
prosedur keselamatan dalam
melaksanakan pekerjaan
Semua peralatan kerja dalam kondisi
baik dan layak pakai sesuai standar
14.
operasional prosedur Keselamatan
Kerja
Kondisi Fisik dan Mental Pegawai SS S RG TS STS
Pernyataan 5 4 3 2 1
Dalam melakukan pekerjaan saya
15.
selalu dalam kondisi yang baik
Ditempat Saya bekerja memberikan
16. jaminan Kesehatan kepada setiap
karyawan.
Pengetahuan dalam penggunaan
fasilitas kerja sangat penting untuk
17.
menunjang keselamatan dan kesehatan
kerja (K3)
Pimpinan perusahaan selalu
memberikan motivasi agar karyawan
18.
lebih giat dalam melaksanan
pekerjaanya
B. Produktivitas Kerja (Y)

Kemampuan SS S RG TS STS
NO
Pernyataan 5 4 3 2 1
Dalam perusahaan karyawan
1 mengetahui karakteristik peralatan kerja
yang disediakan.
Dalam perusahaan beban kerja yang
diberikan kepada karyawan harus sesuai
2 dengan kemampuan dan keterampilan
sehingga tidak dapat menimbulkan
kecelakaan kerja.
Meningkatkan Hasil Yang di Capai SS S RG TS STS
Pernyataan 5 4 3 2 1
Dalam perusahaan setiap karyawan
diharuskan menyelesaikan pekerjaan
3
dan mencapai target kerja dengan waktu
yang telah ditetapkan.
Dalam perusahaan setiap karyawan
diharuskan mengikuti aturan yang telah
4
ditetapkan agar target perusahaan
tercapai.
Semangat Kerja SS S RG TS STS
Pernyataan 5 4 3 2 1
Program-program yang disediakan
5 perusahaan dapat meningkatkan
semangat dan kualitas kerja karyawan
Dalam perusahaan karyawan yang
6 bekerja dengan baik akan diberikan
reward seperti bonus, komisi dll.
Pengembangan Diri SS S RG TS STS
Pernyataan 5 4 3 2 1
Dalam perusahaan selalu mengadakan
pelatihan atau training kerja terhadap
7
karyawan dengan waktu yang
ditetapkan.
Dalam perusahaan setiap waktu akan
mengadakan evaluasi/review pekerjaan
8 terhadap karyawannya.
Mutu SS S RG TS STS
Pernyataan 5 4 3 2 1
Dalam Perusahaan setiap karyawan
diharuskan bekerja dengan teliti, cepat
9
dan disiplin sehingga menghasilkan
kualitas kerja yang baik.
Dalam perusahaan setiap karyawan
10 diharuskan menghasilkan kualitas dan
kuantitas kerja yang maksimal.
Efisiensi/Efektivitas SS S RG TS STS
Pernyataan 5 4 3 2 1
Saya selalu menyelesaikan pekerjaan
11 dalam tenggak waktu yang telah
ditetapkan perusahaan.
Dalam perusahaan setiap karyawan
mampu menyelesaikan pekerjaan
12
dengan anggaran biaya operasional
setiap devisi yang sudah ditetapkan.
Lampiran 3
Lampiran 4
Lampiran 5
Lampiran 6
Lampiran 7

Hasil Kuesioner Gambaran K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)

1. Tanggapan Responden Mengenai Keadaan Tempat dan Lingkungan


Kerja
No. Skor Skor
Pernyataan Alternatif Jawaban Frek %
Item Aktual Ideal
SS 5 22
Kondisi kesehatan S 4 64
dan pemenuhan gizi R 3 25
1 451 580 77,7
terhadapa karyawan TS 2 5
perlu diperhatikan STS 1 0
Total 116
Tingkat kesesuaian SS 5 15
ruang gerak yang S 4 84
disediakan oleh R 3 12
2 perusahaan sangat TS 2 4 456 580 78,6
diperlukan untuk STS 1 1
melaksanakan suatu
pekerjaan Total 116
SS 5 21
Lingkungan kerja S 4 70
yang baik dapat
membuat karyawan R 3 19
3 454 580 78,2
bekerja dengan TS 2 6
hasil yang efektif
dan efesien STS 1 0
Total 116
SS 5 24
Setiap karyawan S 4 60
yang bekerja berada
R 3 31
dalam kondisi
4 455 580 78,4
lingkungan kerja TS 2 1
yang aman dan
STS 1 0
bersih
Total 116
SS 5 15
Dalam tindak
S 4 74
pencegahan
penyakit dan R 3 21
5 kecelakaan kerja 446 580 76,8
TS 2 6
akibat kerja perlu di
lakukan perusahaan STS 1 0
terhadap karyawan
Total 116
SS 5 14
Dalam tindak
perawatan dan S 4 76
penyembuhan R 3 20
penyakit kepada
6 karyawan perlu TS 2 6 446 580 76,8
dilakukan agar STS 1 0
karyawan merasa di
perhatikan oleh Total
perusahaan 116
SS 5 41
Pengamanan dan
penyimpanan S 4 57
barang dalam R 3 16
7 perusahaan sudah 483 580 83,2
sesuai dengan TS 2 0
standar operasi STS 1 2
prosedur
Total 116
Total Skor Ideal Keadaan Tempat dan Lingkungan kerja 3191 4060 78,5

2. Tanggapan Responden Mengenai Pengaturan Udara


No. Skor Skor
Pernyataan Alternatif Jawaban Frek %
Item Aktual Ideal
Kondisi suhu udara SS 5 27
dalam ruangan kerja S 4 72
mendukung R 3 13
8 470 580 81,1
terlaksananya TS 2 4
pekerjaan dengan STS 1 0
baik Total 116
SS 5 43
Sirkulasi udara S 4 49
disetiap ruangan
R 3 23
9 kerja sudah 482 580 83,1
TS 2 1
memenuhi standar
operasi prosedur STS 1 0
Total 116
Total Skor Ideal Pengaturan Udara 952 1160 82,1

3. Tanggapan Responden Mengenai Pengaturan Penerangan

No. Skor Skor


Pernyataan Alternatif Jawaban Frek %
Item Aktual Ideal
SS 5 39
Perusahaan S 4 53
menyediakan R 3 20
10 475 580 81,8
penerangan yang TS 2 4
cukup STS 1 0
Total 116
SS 5 20
Perusahaan S 4 65
mengontrol
R 3 30
11 kondisi keadaan 452 580 77,9
TS 2 1
lampu penerangan
secara berkala STS 1 0
Total 116
Total Skor Ideal Pengaturan Penerangan 927 1160 79,9
4. Tanggapan Responden Mengenai Pemakaian Peralatan Kerja

No. Skor Skor


Pernyataan Alternatif Jawaban Frek %
Item Aktual Ideal
Persedian SS 5 19
perlengkapan kerja S 4 66
yang cukup dapat R 3 24
12 mendukung TS 2 7 445 580 76,7
terlaksananya STS 1 0
pekerjaan dengan
baik Total 116
Pengamanan SS 5 26
peralatan kerja S 4 69
sudah sesuai dengan R 3 20
standar operasional TS 2 1
13 468 580 80,6
prosedur STS 1 0
keselamatan dalam
melaksanakan Total 116
pekerjaan
Semua peralatan SS 5 20
kerja dalam kondisi S 4 62
baik dan layak pakai R 3 28
14 sesuai standar TS 2 6 444 580 76,5
operasional STS 1 0
prosedur
Keselamatan Kerja Total 116

Total Skor Ideal Pemakaian Peralatan Kerja 1357 1740 77,9

5. Tanggapan Responden Mengenai Kondisi Fisik dan Mental Pegawai

No. Skor Skor


Pernyataan Alternatif Jawaban Frek %
Item Aktual Ideal

SS 5 46
Dalam melakukan S 4 53
pekerjaan saya R 3 14
15 487 580 83,9
selalu dalam kondisi TS 2 0
yang baik STS 1 3
Total 116
SS 5 30
Ditempat Saya S 4 71
bekerja memberikan
R 3 11
16 jaminan Kesehatan 474 580 81,7
TS 2 3
kepada setiap
karyawan STS 1 1
Total 116
Pengetahuan dalam SS 5 25
penggunaan fasilitas S 4 67
kerja sangat penting R 3 23
17 untuk menunjang TS 2 1 464 580 80
keselamatan dan STS 1 0
kesehatan kerja
(K3) Total 116
Pimpinan SS 5 20
perusahaan selalu S 4 60
18 442 580 76,2
memberikan R 3 30
motivasi agar TS 2 6
karyawan lebih giat STS 1 0
dalam melaksanan
Total 116

Total Skor Ideal Kondisi Fisik dan Mental 1867 2320 80,4
Pegawai

6. Rekapitulasi Tanggapan Responden Mengenai K3 (Keselamatan dan

Kesehatan Kerja)

Skor Skor
No Sub Variabel Total Item
Aktual Rata-Rata
Keadaan Tempat dan
1 3191 7 455,8
Lingkungan Kerja
2 Pengaturan Udara 952 2 476
3 Pengaturan Penerangan 927 2 463,5
Pemakaian Peralatan
4 1357 3 452,3
Kerja
Kondisi Fisik dan
5 1867 4 466,75
Mental Pegawai
Total 8294 18 460,7
Lampiran 8

Hasil Kuesioner Gambaran Produktivitas Kerja

1. Tanggapan Responden Mengenai Kemampuan

No. Skor Skor


Pernyataan Alternatif Jawaban Frek %
Item Aktual Ideal
SS 5 28
Dalam perusahaan S 4 72
karyawan
R 3 12
mengetahui
1 TS 2 3 471 580 81,2
karakteristik
STS 1 1
peralatan kerja
yang disediakan. Total 116
Dalam perusahaan SS 5 38
beban kerja yang
diberikan kepada S 4 55
karyawan harus
sesuai dengan R 3 23
2 kemampuan dan 479 580 82,5
keterampilan TS 2 0
sehingga tidak STS 1 0
dapat
menimbulkan Total 116
kecelakaan kerja.
Total Skor ideal Kemampuan 950 1160 81,8

2. Tanggapan Responden Mengenai Meningkatkan hasil yang dicapai

No. Skor Skor


Pernyataan Alternatif Jawaban Frek %
Item Aktual Ideal
Dalam perusahaan SS 5 43
setiap karyawan S 4 50
diharuskan R 3 20
menyelesaikan
TS 2 3
3 pekerjaan dan 481 580 82,9
mencapai target STS 1 0
kerja dengan
waktu yang telah Total 116
ditetapkan.
Dalam perusahaan SS 5 32
setiap karyawan S 4 63
diharuskan R 3 19
mengikuti aturan TS 2 2
4 473 580 81,5
yang telah STS 1 0
ditetapkan agar
target perusahaan Total 116
tercapai.
Total Skor Ideal Meningkatkan Hasil Yang Dicapai 954 1160 82,2
3. Tanggapan Responden Mengenai Semangat Kerja

No. Skor Skor


Pernyataan Alternatif Jawaban Frek %
Item Aktual Ideal
Program-program SS 5 21
yang disediakan S 4 72
perusahaan dapat R 3 17
5 meningkatkan TS 2 6 456 580 78,6
semangat dan STS 1 0
kualitas kerja
karyawan Total 116
Dalam perusahaan SS 5 22
karyawan yang S 4 71
bekerja dengan R 3 19
6 baik akan TS 2 3 458 580 78,9
diberikan reward STS 1 1
seperti bonus,
komisi dll. Total 116
Total Skor Ideal Semangat Kerja 951 1160 81,9

4. Tanggapan Responden Mengenai Pengembangan Diri

No. Skor Skor


Pernyataan Alternatif Jawaban Frek %
Item Aktual Ideal
Dalam perusahaan SS 5 19
selalu S 4 64
mengadakan R 3 32
pelatihan atau TS 2 1
7 training kerja STS 1 0 449 580 77,4
terhadap
karyawan dengan
waktu yang Total 116
ditetapkan.
Dalam perusahaan SS 5 20
setiap waktu akan S 4 67
mengadakan R 3 21
8 evaluasi/review TS 2 7 446 580 76,8
pekerjaan STS 1 1
terhadap
karyawannya. Total 116
Total Skor Ideal Pengembangan Diri 895 1160 77,1

5. Tanggapan Responden Mengenai Mutu

No. Skor Skor


Pernyataan Alternatif Jawaban Frek %
Item Aktual Ideal
Dalam perusahaan SS 5 43
setiap karyawan S 4 57
diharuskan R 3 16
bekerja dengan TS 2 0
9 teliti, cepat dan STS 1 0 491 580 84,6
disiplin sehingga
menghasilkan
kualitas kerja Total 116
yang baik.
10 Dalam perusahaan SS 5 31 482 580 83,1
setiap karyawan S 4 74
diharuskan R 3 9
menghasilkan TS 2 2
kualitas dan STS 1 0
kuantitas kerja
yang maksimal. Total 116
Total Skor Ideal Mutu 973 1160 83,8

6. Tanggapan Responden Mengenai Efisiensi

No. Skor Skor


Pernyataan Alternatif Jawaban Frek %
Item Aktual Ideal
Saya selalu SS 5 39
menyelesaikan S 4 62
pekerjaan dalam R 3 15
11 tenggak waktu TS 2 0 482 580 83,1
yang telah STS 1 0
ditetapkan
perusahaan. Total 116
Dalam perusahaan SS 5 51
setiap karyawan S 4 57
mampu R 3 8
menyelesaikan TS 2 0
12 pekerjaan dengan STS 1 0 488 580 84,1
anggaran biaya
operasional setiap
devisi yang sudah Total 116
ditetapkan.
Total Skor Ideal Efisiensi 970 1160 83,6

7. Rekapitulasi Tanggapan Responden Mengenai Produktivitas Kerja

Skor Skor
No Sub Variabel Total Item
Aktual Rata-Rata
1 Kemampuan 950 2 475
Pmeningkatkan Hasil
2 954 2 477
Yang di Capai
3 Semangat Kerja 951 2 475,5
4 Pengembangan Diri 895 2 447,5
5 Mutu 973 2 486,5
6 Efisiensi 970 2 485
Total 5693 12 474,5
Lampiran 9

LANGKAH-LANGKAH UJI SPSS

A. STATISTIK VALIDITAS

Langkah-langkah uji validitas variabel K3 dan Produktivitas kerja:

1. Entry data, masukkan data variabel X setiap item jawaban responden

kedalam lembar kerja SPSS pada data view.

2. Klik variabel view, lalu isi kolom name dengan indikator-indikator

penelitian (misalnya X1, X2, X3, dst), width, decimal, coloums, align, dan

isi juga kolom measure (scale).

3. Selanjutnya kembali ke data view, lalu klik pada toolbar analyze, pilih

correlate, pilih Bivariate.

4. Klik OK maka akan muncul hasilnya sebagai berikut.


Hasil SPSS Uji Validitas K3
Hasil SPSS Uji Validitas Produktivitas Kerja
B. STATISTIK RELIABILITAS

Langkah-langkah uji Reliabilitasvariabel K3 dan Produktivitas kerja:

1. Memasukkan data variabel X setiap item jawaban responden pada

data view.

2. Klik variabel view, lalu isi kolom name dengan indikator-indikator

penelitian (misalnya X1, X2, X3, dst), width, decimal, coloumns,

align, dan isi juga kolom measure (scale).

3. Kembali ke data view, lalu klik pada toolbar analize, pilih scale,

pilih Realibility Analize.

4. Pindahkan indikator-indikator dari variabel yang akan diuji, pilih

model Alpha, klik statistics, pada bagian Descriptive For, pilih

item, scale, scale if item deleted, dan Inter-item correlation. Klik

continue. Klik ok

Dihasilkan output SPSS

Hasil Uji Reliabilitas K3

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items

,885 18

Hasil Uji Reliabilitas Produktivitas Kerja

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items

,773 12
C. UJI NORMALITAS

Langkah-langkah uji normalitas:

1. Entry data, masukkan kedalam lembar kerja SPSS

2. Pilih toolbar transform, lalu pilih compute variabel

3. Pada kotak variabel isi dengan data baku K3, pada menu fungtion and

Special Variables pilin Ln. lalu pindahkan salah satu data. Klik ok.

Menghasilkan output SPSS.

4. Uji normalitas dilakukan dengan cara memilih menu sebagai berikut.

Analyze > Norparametric Test > Legacy Dialogs > 1-Sampel K-S

5. Selanjutnya akan muncul kotak dialog Uji Normalitas, kemudian

pindahkan variabel unstandardized residuals ke kanan.

6. Klik OK maka akan muncul hasilnya sebagai berikut.

Tabel 4.11
Hasil Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


K3
(KESELAMATA
N DAN
KESEHATAN PRODUKTIVIT
KERJA) AS KERJA
N 116 116
a,b
Normal Parameters Mean 4,0914 38,74
Std. Deviation ,16045 5,764
Most Extreme Differences Absolute ,070 ,054
Positive ,070 ,054
Negative -,069 -,052
Test Statistic ,070 ,054
c,d c,d
Asymp. Sig. (2-tailed) ,200 ,200
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
D. UJI LINEARITAS

Langkah-langkah uji linearitas:

1. Entry data, masukkan kedalam lembar kerja SPSS

2. Analisis, analisis dilakukan dengan cara memilih menu sebagai berikut.

Analyze > Compare means > Means

3. Maka akan muncul kotak dialog means, pindahkan variabel X ke kolom

independent dan variabel Y ke kolom dependent, lalu klik Option centang

() test of linearity (abaikan kolom yang lain), selanjutnya klik continue.

4. Klik OK maka akan muncul hasilnya sebagai berikut.

Tabel 4.12
Hasil Uji Linearitas

ANOVA Table

Sum of Mean
Squares df Square F Sig.

PRODUKTIVITAS Between (Combined) 2985,169 39 76,543 6,966 ,000


KERJA * K3 Groups Linearity 2492,355 1 2492,355 226,829 ,000
(KESELAMATAN DAN Deviation
KESEHATAN KERJA) from 492,815 38 12,969 1,180 ,266
Linearity

Within Groups 835,072 76 10,988

Total 3820,241 115

E. UJI REGRESI LINEAR SEDERHANA

Langkah-langkah uji regresi linear sederhana:

1. Entry data, masukkan kedalam lembar kerja SPSS

2. Analisis, analisis dilakukan dengan cara memilih menu sebagai berikut.

Analyze > Regression > Linear


3. Kemudian akan muncul kotak dialog uji Regression Linear, kemudian

pindahkan variabel X ke kolom independent dan variabel Y ke kolom

dependent.

4. Klik OK maka akan muncul hasilnya sebagai berikut.

Tabel 4.13
Hasil Uji Regresi Linear Sederhana

a
Coefficients

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 79,969 8,122 9,846 ,000

K3 (KESELAMATAN DAN
29,015 1,984 ,808 14,628 ,000
KESEHATAN KERJA)

a. Dependent Variable: PRODUKTIVITAS KERJA

F. UJI KORELASI LINIER SEDERHANA

Langkah-langkah korelasi linier sederhana:

1. Entry data, masukkan kedalam lembar kerja SPSS

2. Analisis, analisis dilakukan dengan cara memilih menu sebagai berikut.

Analyze > Correlate > Bivariate

3. Selanjutnya akan muncul kotak dialog Brivariate, maka pindahkan semua

variabel ke kanan

4. Klik OK maka akan muncul hasilnya sebagai berikut


Tabel 4.14
Hasil Uji Korelasi

Correlations

K3
(KESELAMATA
N DAN
KESEHATAN PRODUKTIVIT
KERJA) AS KERJA
**
K3 (KESELAMATAN DAN Pearson Correlation 1 ,808
KESEHATAN KERJA) Sig. (2-tailed) ,000

N 116 116
**
PRODUKTIVITAS KERJA Pearson Correlation ,808 1

Sig. (2-tailed) ,000

N 116 116

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

G. UJI KOEFISIEN DETERMINASI (R2)

Langkah-langkah uji koefisien determinasi (R2):

1. Entry data, masukkan kedalam lembar kerja SPSS

2. Analisis, analisis dilakukan dengan cara memilih menu sebagai berikut.

Analyze > Regression > Linear

3. Selanjutnya akan muncul kotak dialog uji regression linear, kemudian

pindahkan variabel X ke kolom independent dan variabel Y ke kolom

dependent.

4. Pilih Statistic, kemuadian pilih Rsquared change dan Descriptive

5. Klik Continue kemudian klik OK, maka akan muncul hasilnya sebagai

berikut:
Tabel 4.15
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
Model Summary

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate
a
1 ,808 ,652 ,649 3,413

a. Predictors: (Constant), K3 (KESELAMATAN DAN KESEHATAN


KERJA)

H. UJI SIGNIFIKANSI (UJI t)


Langkah-langkah uji signifikansi (uji t):

1. Entry data, masukkan kedalam lembar kerja SPSS

2. Analisis, analisis dilakukan dengan cara memilih menu sebagai berikut.

Analyze > Regression > Linear

3. Selanjutnya akan muncul kotak dialog uji regression linear, kemudian

pindahkan variabel X ke kolom independent dan variabel Y ke kolom

dependent.

4. Klik OK maka akan muncul hasilnya sebagai berikut.

Tabel 4.16
Hasil Uji Regresi T

a
Coefficients

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 79,969 8,122 9,846 ,000

K3 (KESELAMATAN DAN
29,015 1,984 ,808 14,628 ,000
KESEHATAN KERJA)

a. Dependent Variable: PRODUKTIVITAS KERJA


Lampiran 10

Nilai – nilai r Product Moment

Tabel r untuk df = 1 - 130

Tingkat signifikansi untuk uji satu arah


df = (N-2) 0.05 0.025 0.01 0.005 0.0005
Tingkat signifikansi untuk uji dua arah
0.1 0.05 0.02 0.01 0.001
101 0.1630 0.1937 0.2290 0.2528 0.3196
102 0.1622 0.1927 0.2279 0.2515 0.3181
103 0.1614 0.1918 0.2268 0.2504 0.3166
104 0.1606 0.1909 0.2257 0.2492 0.3152
105 0.1599 0.1900 0.2247 0.2480 0.3137
106 0.1591 0.1891 0.2236 0.2469 0.3123
107 0.1584 0.1882 0.2226 0.2458 0.3109
108 0.1576 0.1874 0.2216 0.2446 0.3095
109 0.1569 0.1865 0.2206 0.2436 0.3082
110 0.1562 0.1857 0.2196 0.2425 0.3068
111 0.1555 0.1848 0.2186 0.2414 0.3055
112 0.1548 0.1840 0.2177 0.2403 0.3042
113 0.1541 0.1832 0.2167 0.2393 0.3029
114 0.1535 0.1824 0.2158 0.2383 0.3016
115 0.1528 0.1816 0.2149 0.2373 0.3004
116 0.1522 0.1809 0.2139 0.2363 0.2991
117 0.1515 0.1801 0.2131 0.2353 0.2979
118 0.1509 0.1793 0.2122 0.2343 0.2967
119 0.1502 0.1786 0.2113 0.2333 0.2955
120 0.1496 0.1779 0.2104 0.2324 0.2943
121 0.1490 0.1771 0.2096 0.2315 0.2931
122 0.1484 0.1764 0.2087 0.2305 0.2920
123 0.1478 0.1757 0.2079 0.2296 0.2908
124 0.1472 0.1750 0.2071 0.2287 0.2897
125 0.1466 0.1743 0.2062 0.2278 0.2886
126 0.1460 0.1736 0.2054 0.2269 0.2875
127 0.1455 0.1729 0.2046 0.2260 0.2864
128 0.1449 0.1723 0.2039 0.2252 0.2853
129 0.1443 0.1716 0.2031 0.2243 0.2843
130 0.1438 0.1710 0.2023 0.2235 0.2832

Diproduksi oleh: Junaidi (http://junaidichaniago.wordpress.com). 2010 Page 2


Lampiran 11

Nilai-nilai Distribusi t

Titik Persentase Distribusi t (df = 81 –116)

Pr 0.25 0.10 0.05 0.025 0.01 0.005 0.001

Df 0.50 0.20 0.10 0.050 0.02 0.010 0.002


81 0.67753 1.29209 1.66388 1.98969 2.37327 2.63790 3.19392
82 0.67749 1.29196 1.66365 1.98932 2.37269 2.63712 3.19262
83 0.67746 1.29183 1.66342 1.98896 2.37212 2.63637 3.19135
84 0.67742 1.29171 1.66320 1.98861 2.37156 2.63563 3.19011
85 0.67739 1.29159 1.66298 1.98827 2.37102 2.63491 3.18890
86 0.67735 1.29147 1.66277 1.98793 2.37049 2.63421 3.18772
87 0.67732 1.29136 1.66256 1.98761 2.36998 2.63353 3.18657
88 0.67729 1.29125 1.66235 1.98729 2.36947 2.63286 3.18544
89 0.67726 1.29114 1.66216 1.98698 2.36898 2.63220 3.18434
90 0.67723 1.29103 1.66196 1.98667 2.36850 2.63157 3.18327
91 0.67720 1.29092 1.66177 1.98638 2.36803 2.63094 3.18222
92 0.67717 1.29082 1.66159 1.98609 2.36757 2.63033 3.18119
93 0.67714 1.29072 1.66140 1.98580 2.36712 2.62973 3.18019
94 0.67711 1.29062 1.66123 1.98552 2.36667 2.62915 3.17921
95 0.67708 1.29053 1.66105 1.98525 2.36624 2.62858 3.17825
96 0.67705 1.29043 1.66088 1.98498 2.36582 2.62802 3.17731
97 0.67703 1.29034 1.66071 1.98472 2.36541 2.62747 3.17639
98 0.67700 1.29025 1.66055 1.98447 2.36500 2.62693 3.17549
99 0.67698 1.29016 1.66039 1.98422 2.36461 2.62641 3.17460
100 0.67695 1.29007 1.66023 1.98397 2.36422 2.62589 3.17374
101 0.67693 1.28999 1.66008 1.98373 2.36384 2.62539 3.17289
102 0.67690 1.28991 1.65993 1.98350 2.36346 2.62489 3.17206
103 0.67688 1.28982 1.65978 1.98326 2.36310 2.62441 3.17125
104 0.67686 1.28974 1.65964 1.98304 2.36274 2.62393 3.17045
105 0.67683 1.28967 1.65950 1.98282 2.36239 2.62347 3.16967
106 0.67681 1.28959 1.65936 1.98260 2.36204 2.62301 3.16890
107 0.67679 1.28951 1.65922 1.98238 2.36170 2.62256 3.16815
108 0.67677 1.28944 1.65909 1.98217 2.36137 2.62212 3.16741
109 0.67675 1.28937 1.65895 1.98197 2.36105 2.62169 3.16669
110 0.67673 1.28930 1.65882 1.98177 2.36073 2.62126 3.16598
111 0.67671 1.28922 1.65870 1.98157 2.36041 2.62085 3.16528
112 0.67669 1.28916 1.65857 1.98137 2.36010 2.62044 3.16460
113 0.67667 1.28909 1.65845 1.98118 2.35980 2.62004 3.16392
114 0.67665 1.28902 1.65833 1.98099 2.35950 2.61964 3.16326
115 0.67663 1.28896 1.65821 1.98081 2.35921 2.61926 3.16262
116 0.67661 1.28889 1.65810 1.98063 2.35892 2.61888 3.16198
Lampiran 12

Riwayat Hidup

Nama : Faisal Hilmawan

Tempat, Tanggal Lahir : Subang, 13 Oktober 1996

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Alamat : Dusun III Cipeunduey Ds. Cipeundeuy RT/RW

005/002 Kec. Cipeundeuy Kab. Subang

No. Tlp : 087724391972

Email : hilmawanfaisal@gmail.com

Riwayat Pendidikan

SDN 1 Ligarmanah : 2002 – 2008

SMPN 1 Campaka Purwakarta : 2008 – 2011

SMAN 1 Cibatu Purwakarta : 2011 – 2014

Anda mungkin juga menyukai