Anda di halaman 1dari 22

Makalah

HYGIENE PERUSAHAAN & KESEHATAN


PT. PELABUHAN INDONESIA IV (PERSERO) – GORONTALO
Dosen Pengampu: Putri Ayuningtias Mahdang, S.KM., M.KKK

OLEH:
KELOMPOK 4

1. Anisa Aprilia T. Walangadi :811421119


2. Revkal Saputra Tahala :811421014
3. Tarisa Ramadhani Gobel :811421140
4. Srideanti T. Kuengo :811421160
5. Indah Dwi Amalia :811421066
6. Apriyani Kartika Jasrun :811421178
7. Nurul Safira Songgi :811421086

JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS OLAHRAGA DAN
KESEHATAN UNIVERSITAS NEGERI
GORONTALO
2023
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas
izin dan kuasa-Nya lah kelompok kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan
sederhana baik dari isi maupun bentuknya
Adapun judul makalah kami yaitu “Hygiene Perusahaan & Kesehatan Di
PT. Pelabuhan Indonesia IV (Persero) – Gorontalo”. Makalah ini kami buat untuk
memenuhi tugas mata kuliah Hygiene Perusahaan & Kesehatan yang diampu oleh
Ibu Putri Ayuningtias Mahdang, S.KM., MKK. Semoga makalah ini dapat
membantu banyak orang.
Kami secara sadar mengetahui bahwa makalah kami masih jauh dari kata
sempurna dan masih memiliki banyak kekurangan. Oleh karena itu, sangat
dibutuhkan saran dan kritik yang meembangun untuk dapat menyempurnakan
makalah ini.

Gorontalo, Oktober 2023

Penulis

ii
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR............................................................................................ii

DAFTAR ISI.........................................................................................................iii

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang........................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah...................................................................................2

1.3 Tujuan Penulisan.....................................................................................2

1.4 Manfaat Penulisan...................................................................................3

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pendahuluan............................................................................................4

2.2 Definisi Hygiene Perusahaan..................................................................5

2.3 Tujuan Dan Manfaat Hygiene Perusahaan..........................................6

2.4 Profil PT. Pelindo....................................................................................7

2.5 Visi Misi PT. Pelindo...............................................................................8

BAB III

METODE KEGIATAN

3.1 Anggota Observasi..................................................................................9

3.2 Narasumber.............................................................................................9

3.3 Tempat Pelaksanaan...............................................................................9

3.4 Waktu Pelaksanaan.................................................................................9

3.5 Metode Observasi....................................................................................9

3.6 Objek Observasi......................................................................................9

BAB IV

i
HASIL WAWANCARA

4.1 Penerapan Hygiene Perusahaan Dan Kesehatan...............................10

4.2 Program K3 Di Perusahaan.................................................................11

4.3 Pengukuran Dan Pemantauan.............................................................12

4.4 Pemeriksaan Kesehatan........................................................................13

4.5 Upaya Perusahaan Dalam Mengendalikan Potensi Bahaya.............14

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan............................................................................................16

5.2 Saran.......................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................17

LAMPIRAN..........................................................................................................18

i
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Karyawan atau tenaga kerja merupakan subyek faktor produksi yang
sangat penting dalam menunjang keberhasilan bisnis dalam berbagai
kegiatan industri. Bahkan berhasil tidaknya suatu bisnis, efisien dan efektif
tidaknya suatu bisnis ditentukan oleh sumber daya manusia yang berperan serta
dalam bisnis itu sendiri. Untuk itu sumber daya manusia harus mendapat
perhatian penting, agar mereka dapat memberikan kontribusi yang optimal
dalam pekerjaan mereka. Bentuk perlakuan tersebut antara lain adalah
kesehatan dan keselamatan kerja para karyawan selama mereka melakukan
tugasnya. Secara langsung maupun tidak, perlakuan kesehatan dan
keselamatan kerja berpengaruh pada produktivitas karyawan yang
bersangkutan.
Tanpa faktor manusia, suatu operasi perusahaan tidak mungkin
dilakukan. Artinya faktor manusia merupakan unsur penting, tanpa
tenaga manusia tidak mungkin berbagai kegiatan dalam suatu
perusahaan dapat berjalan dengan baik. Interaksi antara tenaga
manusia atas faktor produksi lainnya seperti: mesin, peralatan produksi,
bahan baku, dan tenaga listrik yang memungkinkan berjalannya proses
produksi. Oleh karena itu, dalam suatu kegiatan produksi selalu terjadi
interaksi manusia dengan faktor produksi lainnya.
Kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang menimpa manusia yang
disebabkan oleh faktor produksi mesin, bahan baku, tenaga listrik, dan
lingkungannya. Secara umum arti kecelakaan kerja adalah suatu
kejadian musibah yang men impa dan mengakibatkan penderitaan
bagi tenaga kerja, karena adanya interaksi yang tidak seimbang dengan
faktor produksi lain dalam suatu operasi perusahaan. Pemerintah dalam hal ini
Department Tenaga Kerja Republik Indonesia mendefinisikan kecelakaan
tenaga kerja sebagai suatu kejadian yang tiba-tiba atau yang tidak

1
disangka-sangka dan tidak terjadi dengan sendirinya akan tetapi ada
penyebabkan.
Kesehatan dan keselamatan Kerja (K3) harus direncanakan
secara cermat sejak bangunan fisik (plant layout) didirikan. Setelah
direncanakan tentunya harus dilaksanakan sebagai bagian dari kebijakan
perusahaan. Sebagai bagian dari kebijakan perusahaan, berarti K3 harus secara
cermat dan terus menerus dilaksanakan dalam menunjang operasi perusahaan.
Kesehatan dan keselamatan kerja erat kaitannya dengan keamanan dan
kenyamanan tenaga kerja, dengan demikian erat hubungannya dengan
kemanusiaan. Ditinjau dari segi tenaga kerjanya K3 harus merupakan bagian dari
manajemen sumber daya manusia dalam perusahaan, namun dari aspek tempat
dan jenis pekerjaan K3 berkaitan erat pula dengan manajemen yang lain seperti:
manajemen produksi dan manajemen keuangan. Dengan demikian aspek K3
merupakan bagian integral dari keselamatan operasi perusahaan yang didukung
oleh sebuah manajemen dan pemilik perusahaan.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana penerapan hygiene perusahaan dan kesehatan di PT. Pelabuhan
Indonesia IV (Persero)?
1.2.2 Apa saja program pelaksanaan K3 di PT. Pelabuhan Indonesia IV (Persero)?
1.2.3 Bagaimana PT. Pelabuhan Indonesia IV (Persero) melakukan pengukuran
dan pemantauan di lingkungan kerja?
1.2.4 Apakah di PT. Pelabuhan Indonesia IV (Persero) ada pemeriksaan
kesehatan awal dan apakah dilakukan secara berkala?
1.2.5 Apa saja upaya PT. Pelabuhan Indonesia IV (Persero) dalam
mengendalikan potensi bahaya yang ada di lingkungan kerja?
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 Untuk mengetahui penerapan hygiene perusahaan dan kesehatan di PT.
Pelabuhan Indonesia IV (Persero).
1.3.2 Untuk mengetahui program pelaksanaan K3 di PT. Pelabuhan Indonesia
IV (Persero).

2
1.3.3 Untuk mengetahui bagaimana PT. Pelabuhan Indonesia IV (Persero)
melakukan pengukuran dan pemantauan di lingkungan kerja.
1.3.4 Untuk mengetahui apakah di PT. Pelabuhan Indonesia IV (Persero) ada
pemeriksaan kesehatan awal dan apakah dilakukan secara berkala.
1.3.5 Untuk mengetahui upaya PT. Pelabuhan Indonesia IV (Persero) dalam
mengendalikan potensi bahaya yang ada di lingkungan kerja.
1.4 Manfaat Penulisan
1.4.1 Bagi penulis
Makalah ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa dalam mengembangkan
ilmu pengetahuan yang dimiliki khususnya mengenai penerapan hygiene
perusahaan.
1.4.2 Bagi pembaca
Diharapkan bermanfaat bagi para pembaca untuk mempelajari penerapan
hygiene perusahaan dan sebagai acuan untuk melakukan pembelajaran
selanjutnya.

3
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pendahuluan

Higiene Perusahaan adalah spesialisasi dalam ilmu higiene beserta


prakteknya yang dengan mengadakan penilaian kepada faktor-faktor penyebab
penyakit kualitatif dan kuantitatif dalam lingkungan kerja dan perusahaan melalui
pengukuran yang hasilnya dipergunakan untuk dasar tindakan korektif kepada
lingkungan tersebut serta bila perlu pencegahan, agar pekerja dan masyarakat
sekitar suatu perusahaan terhindar dari bahaya akibat kerja serta dimungkinkan
mengecap derajat kesehatan setinggi-tingginya.
Kesehatan lingkungan kerja yang sering kali dikenal juga dengan istilah
Higiene Industri atau Higiene Perusahaan. Tujuan utama dari Higiene Perusahan
dan Kesehatan Kerja adalah menciptakan tenaga kerja yang sehat dan produktif.
Lingkungan kerja dalam suatu perusahaan sangat penting untuk diperhatikan
manajemen. Meskipun lingkungan kerja tidak melaksanakan proses produksi
dalam suatu perusahaan tetapi lingkungan kerja mempunyai pengaruh langsung
terhadap para karyawan yang melaksanakan proses produksi tersebut. Kesehatan
kerja menunjukkan pada kondisi yang bebas dari gangguan fisik, mental, emosi
atau rasa sakit yang disebabkan oleh lingkungan kerja. Resiko kesehatan
merupakan faktor-faktor dalam lingkungan kerja yang bekerja melebihi periode
waktu yang ditentukan, Lingkungan yang dapat membuat stress emosi atau
gangguan fisik.
Kesehatan kerja dimaksudkan untuk memberi perlindungan bagi pekerja
terhadap pemerasan (eksploitasi) tenaga kerja oleh majikan misalnya untuk
mendapatkan tenaga yang murah. Kesehatan kerja merupakan penjagaan agar
buruh melakukan pekerjaan yang layak bagi kemanusiaan dan tidak hanya
ditunjuk terhadap pihak majikan yang hendak melakukan pemerasan tenaga
pekerja, tetapi juga ditujukan terhadap pekerja itu sendiri, dimana dan bilamana
pekerja misalnya hendak memboroskan tenaganya dengan tidak mengindahkan
kekuatan jasmani dan rohaninya. Kesehatan kerja merupakan suatu hal yang
penting dan perlu diperhatikan oleh pihak pengusaha. Karena dengan adanya

4
program kesehatan yang baik akan menguntungkan para karyawan secara
material, karena karyawan akan lebih jarang absen, bekerja dengan lingkungan
yang lebih menyenangkan, sehingga secara keseluruhan karyawan akan mampu
bekerja lebih lama. (Bhastary & Suwardi, 2018).
2.2 Definisi Hygiene Perusahaan/Industri
Hygiene perushaan adalah usaha kesehatan masyarakat yang mempelajari
pengaruh kondisi lingkungan terhadap kesehatan manusia atau suatu upaya untuk
mencegah timbulnya penyakit karena pengaruh lingkungan. Selain itu, hygiene
perusahaan dan kesehatan kerja juga merupakan bagian dari usaha kesehatan
masyarakat yang ditujukan kepada masyarakat pekerja. masyarakat sekitar
perusahaan dan masyarakat umum yang menjadi konsumen dari hasil-hasil
produksi perusahaan, Menurut Thomas J. smith "higiene industry is the Hygiene
industri atau perusahaan dianggap sebagai ilmu dan seni yang mampu
mengantisipasi, mengenal, mengevaluasi dan mengendalikan bahaya faktor-faktor
yang timbul di dalam lingkungan kerja yang dapat mengakibatkan penyakit atau
gangguan kesehatan dan kesejahteraan atau ketidaknyamanan dan
ketidakefisienan kepada masyarakat yang berada di lingkungan kerja tersebut
maupun kepada masyarakat yang berada diluar industri".
Jadi, hygiene industry merupakan aspek perlindungan bagi kesehatan
tenaga kerja dan sarana untuk membina dan mengembangkan tenaga kerja
menjadi sumber daya manusia yang disiplin, dedikatif, penuh tanggung jawab dan
mampu bekerja secara produktif dan efisien. Penggabungan antara higiene
perusahaan dan kesehatan kerja dalam kesatuan menjadi Hiperkes sebagai upaya
berarti tergalangnya sinergi dari dua descipline medis dan teknik secara serasi.
Konsep dasar Hiperkes diartikan sebagai ilmu dan prakteknya yang bertujuan
mewujudkan tenaga kerja sehat dan produktif dengan. Higiene adalah cara
menciptakan dan menjaga kebersihan dan kesehatan. (Marwanto, 2021).

5
2.3 Tujuan dan Manfaat Hygiene Perusahaan
Adapun tujuan diadakannya hygiene industri di tempat kerja antara lain :
a. Sebagai alat untuk mencapai derajat kesehatan tenaga kerja yang setinggi-
tingginya, baik buruh, petani, nelayan, pegawai negri, atau pekerja-pekerja
bebas, dengan demikian dimaksudkan untuk kesejahteraan tenaga kerja
b. Sebagai alat untuk meningkatkan produksi, yang berlandaskan kepada
meningginya efisiensi dan daya produktivitas faktor manusia dalam
produksi. Oleh karena hakikat tersebut selalu sesuai dengan maksud dan
tujuan pembangunan didalam suatu negara maka Higene Perusahaan dan
Kesehatan Kerja selalu harus diikut sertakan dalam pembangunan tersebut.
Tujuan demikian mungkin dicapai, oleh karena terdapatnya korelasi
diantara derajat kesehatan yang tinggi dengan produktivitas kerja atau
perusahaan.
c. Untuk efisiensi kerja yang optimal dan sebaik-baiknya. Pekerjaan harus
dilakukan dengan cara dan dalam lingkungan kerja yang memenuhi syarat-
syarat kesehatan, Lingkungan dengan cara yang dimaksud meliputi
diantaranya: tekanan panas, penerangan ditempat kerja, debu di udara
ruang kerja, sikap badan, perserasian manusia dan mesin, pengekonomisan
upaya. Cara dan lingkungan tersebut perlu disesuaikan pula dengan tingkat
kesehatan dan keadaan gizi tenaga kerja yang bersangkutan.
d. Biaya dari kecelakaan dan penyakit akibat kerja, serta penyakit umum
yang meningkat jumlahnya oleh karena pengaruh yang memburukkan
keadaan oleh bahaya-bahaya yang ditimbulkan oleh pekerjaan adalah
sangat mahal dibandingkan dengan biaya untuk pencegahannya. Biaya-
biaya kuratif yang mahal seperti itu meliputi : pengobatan, peralatan
rumah sakit, rehabilitasi, absenteisme, kerusakan mesin, peralatan dan
bahan oleh karna kecelakaan, terganggunya pekerjaan, dan cacat yang
menetap.
Adapun manfaat hygiene industri di tempat kerja antara lain :
a. Mencegahan dan memberantasan penyakit-penyakit dan kecelakaan-
kecelakaan akibat kerja.

6
b. Dapat memelihara dan meningkatan kesehatan tenaga kerja.
c. Dapat memeliharaan dan meningkatan efisiensi dan daya produktifitas
tenaga manusia.
d. Memberantasan kelelahan kerja dan meningkatan kegairahan kerja.
e. Memeliharaan dan meningkatan higiene dan sanitasi perusahaan pada
umumnya seperti kebersihan ruangan-ruangan, cara pembuangan sampah,
atau sisa-sisa pengolahan dan sebagainya.
f. Memberikan perlindungan bagi masyarakat sekitar suatu perusahaan agar
terhindar dari pengotoran oleh bahan-bahan dari perusahaan yang
bersangkutan.
g. Memberikan perlindungan masyarakat luas (konsumen) dari bahaya-
bahaya yang mungkin di timbulkan oleh hasil-hasil produksi perusahaan.
2.4 Profil PT. Pelabuhan Indonesia IV (Persero)
PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) atau Pelindo IV adalah Badan Usaha
Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang kepelabuhanan. PT Pelabuhan
Indonesia IV (Persero) didirikan berdasarkan Peraturan Pemerintah Indonesia
(PP) NO. 59, tanggal 19 Oktober 1991, tentang Pengalihan bentuk Perseroan
Umum (Perum) Pelabuhan IV menjadi Perseroan Terbatas (Persero) yang
anggaran Dasarnya diaktakan dengan akta No. 7, tanggal 1 Desember 1992 oleh
Notaris Imas fatimah, sh, Notaris di Jakarta PT Pelabuhan Indonesia IV
(Persero)beroperasi di Indonesia bagian timur yang tersebar di 11 provinsi dan
berkantor pusat di Makassar. Wilayah operasional kami terdiri dari 17 pelabuhan
cabang, 3 anak perusahaan, dan 1 afiliasi yang tersebar dari Sulawesi Selatan,
Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara, Gorontalo, Kalimantan
Timur, Kalimantan Utara, Maluku, Maluku Utara, Papua, dan Papua Barat.
Perusahaan yang dibentuk oleh Pemerintah sejak tahun 1960 ini telah
berubah status usaha dari PN sejak pendiriannya berlanjut menjadi Perum pada
tahun 1983 dan akhirnya menjadi Perseroan Terbatas pada tahun 1992. Perubahan
status usaha itu tak lepas dari gegap gempitanya Pelindo untuk menjalankan
fungsinya sebagai pelaksana teknis kegiatan logistik dibidang kepelabuhanan,
yaitu membangun Pelabuhan terbesar di Indonesia, Tanjung Priok. Pencapaian

7
sukses pernah diraih perusahaan ini sebagai The Best Port Practices in Asia-
Pacific Region pada Tahun 1980an. Namun, tidak lepas juga akibat tidak adanya
perkembangan signifikan dalam kegiatannya membuat Pelindo tertinggal dan
terkucil. Meski cukup ironis untuk diketahui, Pelindo tidak malu untuk
menghadapi perubahan dan bergerak bersama dengan perubahan dengan berubah.
Kawasan pelabuhan diperluas, fasilitas pelabuhan diperbarui dan tata kelola
manajemen perusahaan dirombak total untuk menciptakan gerak usaha yang lebih
adaptabel, resilien dan progresif dalam perkembangannya sebagai pengelola pintu
perdagangan Indonesia. Kini, setelah menjalani serangkaian penataan, revitalisasi
dan transformasi, Pelindo hadir menjadi pengelola dan pengembang kegiatan
logistik, tidak hanya sekadar pelabuhan tetapi juga berbagai usaha yang terkait
dengan logistik sebagai energi perdagangan Indonesia. Pada tanggal 1 Oktober
2021, Pelindo I, Pelindo II, Pelindo III, dan Pelindo IV resmi melebur menjadi
satu, sebagai bagian dari upaya pemerintah untuk menyatukan pengelolaan
pelabuhan di Indonesia. Sehingga nama Pelindo II resmi berubah menjadi hanya
Pelindo saja.
2.5 Visi dan Misi PT. Pelabuhan Indonesia IV (Persero)
2.5.1 Visi
“Menjadi pemimpin ekosistem maritim terintegrasi dan berkelas dunia”
Visi tersebut merupakan pernyataan cita-cita Perusahaan menjadi pintu
gerbang utama jaringan logistik global di Indonesia. Cita-cita ini muncul
dilandasi dengan potensi geografis, peluang bisnis serta kebijakan nasional
yang membuka peluang bagi perusahaan untuk merealisasikan visi
dimaksud.
2.5.2 Misi
“Mewujudkan jaringan ekosistem maritim nasional melalui peningkatan
konektivitas jaringan dan integrasi pelayanan guna mendukung
pertumbuhan ekonomi Indonesia”
Menyediakan jasa kepelabuhan & maritim yang handal & terintegritas
dengan kawasan industri untuk mendukung jaringan logistik indonesia &
global dengan memaksimalkan manfaat ekonomi selat malaka.

8
BAB III
METODE KEGIATAN
3.1 Anggota Observasi
1. Anisa Aprilia T. Walangadi :811421119
2. Revkal Saputra Tahala 811421014
3. Tarisa Ramadhani Gobel 811421140
4. Srideanti T. Kuengo 811421160
5. Indah Dwi Amalia 811421066
6. Apriyani Kartika Jasrun 811421178
7. Nurul Safira Songgi 811421086
3.2 Narasumber
Nama : Mohammad Supu
Jabatan : Staf.Pelaksana Senior II Teknis Dan Officer HSSE
3.3 Tempat Pelaksanaan
Lokasi :PT. Pelabuhan Indonesia IV (Persero)-Cabang Gorontalo
3.4 Waktu Pelaksanaan
Hari/Tanggal : Jumat, 20 Oktober 2023
Lama Pelaksanaan : 1 Hari
Hari Waktu : 14.00WITA – selesai
3.5 Metode Observasi
Metode yang digunakan adalah melakukan wawancara secara langsung
dengan salah satu HSE Officer di perusahaan PT. Pelabuhan Indonesia IV
(Persero)-Cabang Gorontalo.
3.6 Objek Observasi
Objek observasi pada laporan ini adalah terkait kondisi tentang bagaimana
program-program K3, bagaimana perusahaan tersebut melakukakan pengukuran
dan pemantauan faktor fisik, serta bagaimana upaya perusahaan dalam
mengendalikan potensi bahaya di lingkungan kerja di perusahaan PT. Pelabuhan
Indonesia IV (Persero) Cabang Gorontalo.

9
BAB IV
HASIL
WAWANCARA
4.1 Penerapan Hygiene Perusahaan dan Kesehatan
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan bersama narasumber, ada
beberapa penerapan hygiene yang biasa diterapkan oleh PT. Pelindo untuk
menjaga kebersihan perusahaan dan kesehatan di pelabuhan mereka antara lain:
1. Kebersihan Area Pelabuhan:
 Pembersihan rutin area pelabuhan, seperti dermaga, gudang, dan area
umum, untuk menjaga agar tidak terjadi penumpukan sampah dan debu.
 Pengelolaan limbah yang tepat, termasuk pemilahan, pengelolaan, dan
pengolahan limbah berbahaya jika ada.
2. Kesehatan Karyawan:
 Program kesehatan dan kebugaran untuk karyawan, termasuk pemeriksaan
kesehatan rutin.
 Pelatihan kebersihan pribadi dan tindakan kesehatan bagi karyawan.
3. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3):
 Penerapan standar keselamatan yang ketat untuk mengurangi risiko
kecelakaan kerja dan cedera.
 Pelatihan keselamatan dan prosedur darurat bagi karyawan.
4. Kualitas Udara:
 Upaya untuk mengontrol emisi polutan dari aktivitas pelabuhan, terutama
yang berkaitan dengan transportasi dan logistik.
 Pemantauan kualitas udara di sekitar pelabuhan dan tindakan korektif jika
ditemukan masalah.
5. Pengendalian Penyakit Menular:
 Implementasi protokol kebersihan yang ketat, terutama selama pandemi,
seperti protokol COVID-19.
 Vaksinasi dan pemantauan kesehatan karyawan untuk mencegah
penyebaran penyakit menular.

1
6. Air dan Kualitas Air:
 Pengelolaan limbah cair yang tepat, termasuk pengolahan limbah sebelum
pembuangan ke lingkungan.
 Pemantauan dan perlindungan kualitas air di sekitar pelabuhan.
7. Kebijakan dan Peraturan:
 Mematuhi semua peraturan dan undang-undang yang berlaku terkait
dengan kebersihan perusahaan dan kesehatan karyawan.
 Berpartisipasi dalam inisiatif pemerintah dan industri yang berfokus pada
lingkungan dan kesehatan.
4.2 Program K3 di Perusahaan
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan bersama narasumber,
program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di PT. Pelindo bertujuan untuk
menjaga keamanan dan kesehatan karyawan serta pengunjung di pelabuhan
mereka. Program K3 ini dapat mencakup berbagai inisiatif dan kebijakan.
Berikut beberapa program K3 yang umumnya dapat ditemukan di
perusahaan pelabuhan seperti PT. Pelindo:
1. Pelatihan K3:
PT. Pelindo biasanya memberikan pelatihan kepada karyawan tentang
keselamatan dan kesehatan kerja. Pelatihan ini mencakup pemahaman akan
risiko dan bahaya yang ada di lingkungan kerja mereka dan tindakan
pencegahan yang harus diambil.
2. Peralatan Pelindung Diri (APD)
PT. Pelindo memastikan bahwa karyawan memiliki akses ke APD yang
sesuai, seperti helm, sepatu keselamatan, sarung tangan, dan kacamata
pelindung.
3. Pemeriksaan Kesehatan Rutin
Pemeriksaan kesehatan berkala mungkin dilakukan untuk memastikan
kesehatan karyawan. Ini bisa mencakup pemeriksaan fisik, tes medis, dan
pemantauan kesehatan secara berkala.

1
4. Evaluasi Risiko
PT. Pelindo melakukan evaluasi risiko rutin untuk mengidentifikasi
potensi bahaya di lingkungan kerja. Hasil dari evaluasi ini digunakan untuk
mengambil tindakan pencegahan yang sesuai.
5. Evakuasi Darurat
Perusahaan ini mungkin memiliki rencana dan latihan evakuasi darurat
untuk menghadapi situasi darurat, seperti kebakaran, bencana alam, atau
insiden lainnya.
6. Pelaporan Insiden
Karyawan diberi tahu untuk melaporkan insiden kecelakaan atau hampir
kecelakaan. Ini membantu dalam penyelidikan dan pencegahan insiden serupa
di masa depan.
7. Manajemen Bahan Berbahaya
PT. Pelindo mengelola bahan berbahaya dengan hati-hati dan memastikan
prosedur yang benar untuk penanganan, penyimpanan, dan pembuangan bahan
tersebut.
8. Audit dan Pemantauan:
PT. Pelindo mungkin melakukan audit internal atau eksternal secara
teratur untuk memastikan kepatuhan terhadap kebijakan dan prosedur K3,
serta untuk menilai efektivitas program K3 mereka.
4.3 Pengukuran dan Pemantauan di Lingkungan Kerja
Berdasarkan hasil wawancara yamh dilakukan bersama narasumber,
mengatakan bahwa PT. Pelindo sebagai perusahaan besar yang beroperasi di
sektor pelabuhan, melakukan pengukuran dan pemantauan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) di lingkungan kerja dengan berbagai metode dan
melibatkan berbagai pihak.
Berikut adalah beberapa cara umum di mana perusahaan PT. Pelindo
melakukan pengukuran dan pemantauan K3:
1. Evaluasi Risiko K3
PT. Pelindo akan melakukan evaluasi risiko di berbagai area kerja. Ini
melibatkan identifikasi potensi bahaya dan penilaian risiko yang mungkin

1
terkait dengan aktivitas di pelabuhan. Evaluasi ini sering dilakukan oleh staf
K3 perusahaan yang terlatih.
2. Pengukuran Kinerja K3
PT. Pelindo melacak data kinerja K3, seperti tingkat kecelakaan kerja,
insiden, cedera, dan penyakit terkait pekerjaan. Data ini digunakan untuk
menilai efektivitas program K3 dan mengidentifikasi area yang perlu
ditingkatkan.
3. Pemeriksaan Rutin
Inspektur K3 atau tim yang ditunjuk melakukan pemeriksaan rutin di
berbagai area kerja untuk memeriksa kepatuhan terhadap kebijakan dan
prosedur K3. Mereka juga memeriksa kondisi peralatan dan fasilitas untuk
memastikan keamanan.
4. Pemantauan Lingkungan Kerja
PT. Pelindo dapat memantau faktor-faktor lingkungan yang dapat
mempengaruhi K3, seperti kualitas udara, tingkat kebisingan, kelembaban,
dan suhu. Pengukuran ini biasanya dilakukan oleh staf K3 yang terlatih atau
laboratorium khusus.
5. Pelaporan Karyawan
Karyawan diberi tahu untuk melaporkan insiden, hampir insiden, atau
kondisi yang membahayakan segera kepada manajemen atau departemen K3.
Informasi ini digunakan untuk menyelidiki insiden dan mencegahnya di masa
depan.
6. Audit K3 Internal dan Eksternal
PT. Pelindo mungkin mengadakan audit internal atau mengundang pihak
eksternal yang independen untuk melakukan audit K3. Hasil audit ini
membantu perusahaan untuk mengevaluasi kepatuhan terhadap peraturan dan
memastikan pematuhan terhadap praktik terbaik dalam K3.
4.4 Pemeriksaan Kesehatan
Berdasarkan hasil wawancara yamh dilakukan bersama narasumber, PT.
Pelindo sebagai perusahaan yang bergerak di bidang pengelolaan pelabuhan di
Indonesia, memiliki tanggung jawab untuk menjaga lingkungan kerja yang aman

1
dan sehat bagi karyawannya. Berdasarkan Peraturan Menteri Ketenagakerjaan
Republik Indonesia No 5 tahun 2018, setiap pengusaha atau pengurus wajib
melaksanakan syarat-syarat K3 lingkungan kerja di perusahaannya.
Pemeriksaan kesehatan awal merupakan salah satu syarat K3 lingkungan
kerja yang harus dilaksanakan oleh perusahaan. PT. Pelindo melakukan
pemeriksaan kesehatan awal terhadap karyawannya. Selain itu, PT. Pelindo juga
melakukan pemeriksaan kesehatan berkala untuk karyawannya.
Tentang asuransi, PT. Pelindo mungkin menyediakan berbagai jenis
asuransi bagi karyawannya. Ini dapat mencakup asuransi kesehatan, asuransi
kecelakaan, asuransi jiwa, dan asuransi lainnya yang memberikan perlindungan
finansial bagi karyawan dalam situasi yang mungkin timbul selama bekerja.
Rincian tentang program asuransi yang disediakan dapat berbeda-beda di setiap
lokasi PT. Pelindo atau bergantung pada peraturan perusahaan. Karyawan
biasanya diberikan informasi tentang program asuransi yang tersedia dan
diberikan kesempatan untuk mendaftar sesuai dengan kebutuhan mereka.
4.5 Upaya Perusahaan Dalam Mengendalikan Potensi Bahaya
Berdasarkan hasil wawancara yamh dilakukan bersama narasumber, untuk
mengendalikan potensi bahaya yang ada di lingkungan kerja, PT. Pelindo
melakukan beberapa upaya, antara lain:
1. Mengidentifikasi risiko kecelakaan kerja menggunakan metode HIRARC
PT. Pelindo melakukan analisis risiko kegiatan bongkar muat peti kemas
pada pekerja menggunakan metode HIRARC (Hazard Identification, Risk
Assessment and Risk Control). Teridentifikasi sebanyak 53 sumber bahaya
dengan potensi bahaya seperti terjatuh/terpeleset, terjatuh dari ketinggian,
paparan sinar matahari langsung, tersenggol/tertimpa petikemas, sakit
pinggang, nyeri.
2. Membatasi jam kerja malam
PT. Pelindo membatasi jam kerja malam untuk mengurangi risiko
kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.

1
3. Merotasi pekerja yang sering terpapar bahan kimia B3
PT. Pelindo melakukan rotasi pekerja yang sering terpapar bahan kimia B3
untuk mengurangi risiko paparan bahan kimia tersebut.
4. Pembatasan akses ke dalam suatu area kerja yang berbahaya
PT. Pelindo membatasi akses ke dalam suatu area kerja yang berbahaya
untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja.
5. Penggunaan tanda peringatan akan bahaya tertentu
PT. Pelindo menggunakan tanda peringatan akan bahaya tertentu untuk
memberi tahu karyawan tentang bahaya yang ada di lingkungan kerja mereka.

1
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan bersama narasumber, ada


beberapa penerapan hygiene yang biasa diterapkan oleh PT. Pelindo untuk
menjaga kebersihan perusahaan dan kesehatan di pelabuhan mereka antara lain:
1. Kebersihan area pelabuhan, seperti dermaga, gudang, dan area umum, untuk
menjaga agar tidak terjadi penumpukan sampah dan debu.
2. Kesehatan karyawan, Program kesehatan dan kebugaran untuk karyawan,
termasuk pemeriksaan kesehatan rutin.
3. Keselamat dan Kesehatan Kerja (K3), Penerapan standar keselamatan yang
ketat untuk mengurangi risiko kecelakaan kerja dan cedera dll.
4. Program K3 di perusahaan:
a. Pelatihan K3
b. Peralatan Perlindungan Diri (APD)
c. Pemeriksaan Kesehatan Rutin
d. Evaluasi resiko
e. Evakuasi darurat
f. Pelaporan Insiden
g. Manajemen bahan berbahaya
h. Audit dan pemantauan
5. Upaya perusahaan mengendalikan potensi bahaya:
a. Mengidentifikasi risiko kecelakaan kerja menggunakan metode HIRARC
b. Membatasi jam kerja malam
c. Merotasi pekerja yang sering terpapar bahan kimia B3
d. Pembatasan akses ke dalam suatu area kerja yang berbahaya
e. Penggunaan tanda peringatan akan bahaya tertentu
5.2 SARAN
Dalam pembuatan tugas makalah ini, kami berdua menyadari bahwa tugas
makalah ini memiliki banyak kekurangan baik dalam penulisan, data-data maupun
yang jauh dari kata sempurna. Saran dan kritikan sangat kami harapkan dari
teman-teman dan dosen terkait atas makalah tersebut.

1
DAFTAR PUSTAKA
Bhastary, M. D., & Suwardi, K. (2018). Analisis Pengaruh Keselamatan Dan
Kesehatan Kerja (K3) Dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan
Di Pt.Samudera Perdana. Jurnal Manajemen Dan Keuangan, 7(1), 47–60.
https://doi.org/10.33059/jmk.v7i1.753

Marwanto, A. et al. (2021). Higiene dan Sanitasi Industri Pangan Rumah Tangga
(IPRT) Di Wilayah Kerja Puksesmas Padang Serai Tahun 2021. Jurnal
Mitra Rafflesia, 13(2), 1–7.

Sari, Putu Nilam. dkk. 2018. HYGIENE, SANITASI, DAN KESELAMATAN


KERJA. Makalah.

https://profilbaru.com/Pelindo

Diakses tanggal 21 Oktober 2023

https://pelindo.co.id/page/visi-misi

Diakses tanggl 21 Oktober 2023

1
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai