PT FREEPORT INDONESIA
PAPUA
Oleh :
FAKULTAS EKONOMI
TAHUN 2017
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran Tuhan Yang Masa Esa yang
telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga makalah ini dapat
terselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini sebagai salah satu tugas mandiri
Mata kuliah ”Manajemen Sumber Daya Manusia” dengan judul Sistem
Manajemen Keselamatan Kerja”
Judul ini dipilih karena penulis tertarik dengan masalah keselamatan dan
kesehatan di Indonesia terutama perusahaan tambang terbesar di asia yaitu PT
Freeport Indonesia, Papua. Menyangkut pernah terjadi kecelakaan 3 tragedi maut
di freeport sepanjang tahun 2013.
Penulis menyadari banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, hal itu
dikarenakan kemampuan penulis yang terbatas. Namun, berkat bantuan dan
dorongan dari berbagai pihak akhirnya pembuatan makalah ini dapat terselesaikan
tepat pada waktunya. Dan penulis tak lupa mengucapkan terimakasih kepada
pihak yang telah membantu.
Penulis berharap dalam penulisan makalah ini dapat bermanfaat khususnya
bagi penulis sendiri dan para pembaca umumnya serta semoga dapat menjadi
bahan pertimbangan untuk mengembangkan dan meningkatkan prestasi di masa
yang akan datang.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
BAB 1 ..................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1
1.2 Tujuan penulisan ........................................................................................... 2
1.3 Manfaat penulisan ......................................................................................... 2
BAB 2 ..................................................................................................................... 3
ISI DAN PEMBAHASAN...................................................................................... 3
2.1 Landasan Teori .............................................................................................. 3
2.1.1 Pengertian Dan Pentingnya Keselamatan Dan Kesehatan Kerja ............ 3
2.1.2 Tiga Alasan Pentingnya Program Keselamatan Kerja ............................ 3
2.1.3 Mengukur Tingkat Keselamatan Kerja ................................................... 4
2.1.4 Undang-Undang Dan Peraturan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja ..... 6
2.1.5 Sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja ............................. 7
2.1.6 penyebab Timbulnya Kecelakaan Kerja ................................................. 9
2.1.7 Tindakan Mencegah Kecelakaan Kerja ................................................ 10
2.1.8 Program kesehatan kerja ....................................................................... 10
2.1.9 Masalah Kesehatan Kerja dan Penanggulangannya ............................. 10
2.2 Study Kasus ................................................................................................. 11
2.3 Pembahasan ................................................................................................. 12
PENUTUP ............................................................................................................. 18
3.1 Kesimpulan .................................................................................................. 18
3.2 Saran ............................................................................................................ 19
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 20
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Selalu ada resiko dalam pekerjaan, salah satunya adalah tentang kesematan kerja.
Dan saat kecelakaan kerja sekecil apapun itu terjadi, akan terjadi kerugian. Karena
itu sedini mungkin potensi kecelakaan harus di cegah atau setidaknya di kurangi
dampaknya. Penanganan masalah keselamatan dalam sebuah perusahaan harus di
lakukan secara serius oleh seluruh komponen pelaku usaha.
Keselamatan dan kesehatan kerja ( K3) adalah salah satu bentuk upaya untuk
menciptakan kerja yang aman, sehat dan bebas dari pencemaran lingkungan,
sehingga dapat melindungi dengan bebas dari kecelakaan kerja dan akhirnya dapat
meningkatkan efektivitas dan produktivitas kerja. Kecelakaan kerja tidak
menimbulkan kerugian korban, namun juga materi bagi pekerja dan pengusaha,
dan dapat menganggu proses produksi secara menyeluruh,
1
1.2 Tujuan penulisan
1. Mendefinisikan dan menjelaskan pentingnya keselamatan dan kesehatan
kerja
2. Menjelaskan tiga alasan penting dalam program keselamatan kerja
3. Menghitung besarnya tingkat kecelakaan kerja, frekuensi, dan tingkat
kegawatan, sebagai pertimbangan untuk dapat dikurangi atau di hilangkan.
4. Mengidentifikasikan undang-undang dan peraturan keselamatan dan
kesehetan kerja,system manajemen keselamatan dan kesehatan kerja,
penyebab dan tindakan pencegahan kecelakaan kerja.
5. Menjelaskan sistem manajemen kesehatan dan keselamatan PT Freeport
Indonesia
2
BAB 2
Keselamatan kerja merujuk pada perlindungan atas keamanan kerja yang dialami
setiap pekerja. Perlindungan mengarah pada kondisi fisik dan mental para pekerja
yang diakibatkan lingkungan kerja yang ada pada perusahaan. Konsep
keselamatan dan kesehatan kerja bukan sesuatau yang baru bagi banyak
perusahaan dan menjadi tanggung jawab perusahaan untuk melindungi
karyawannya.
1. Moral
Manusia merupakan makluk termulia di dunia, oleh karena itu sepatutnya manusia
memperoleh perlakuan yang terhormat dalam organisasi. Manusia memiliki hal
3
untuk memperoleh perlindungan atas keselamtan dan kesehatan kerja, moral dan
kesusilaan, serta perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia dan
nilai-nilai agama (undang-undang republic Indonesia nomor 13 tahun 2003
tentang ketenagakerjaan).
2. Hukum
Alasan lain yang sama pentingnya dengan moral, terdapat juga alas an hukum
yang berkaitan dengan keselamatan dan kesehatan kerja. Undang-undang tentang
ketenagakerjaan merupakan jaminan bagi setiap pekerja untuk menghadapi risiko
kerja yang dihadapinya yang ditimbulkan pekerjaan. Tetapi memiliki perbedaan
mengenai tanggung jawab atas bagian-bagian yang menjadi beban yang harus
ditanggung para pemberi kerja.
3. Ekonomi
4
1. Tingkat kecelakaan Kerja
Tingkat kecelakaan kerja atau disingkat TKK adalah mengukur tinggi rendahnya
kecelakaan dan penyakit yang diderita para pekerja selama setahun kerja.
2. Frekuensi kecelakaan
3. Tingkat kegawatan
5
2.1.4 Undang-Undang Dan Peraturan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
Berdasarkan pada undang-undang yang dibentuk, Occupational Safety and Health
Administration (OSHA), berada di bawah Departement Tenaga Kerja Amerika
Serikat. Sebagai tujuan utama dibentuknya OSHA adalah untuk menetapkan
standard keselamatan dan keamanan kerja, berlaku bagi keseluruh karyawan di
AMerika Serikat. Sebagai standar umum, OSHA menetapkan bahwa setiap
karyawan yang bebas dari kemungkinan bahaya yang dapat menyebabkan
timbulnya kematian atau cacat fisik permanaen terhadap karyawan.
6
4. Membuat dokumen pengendalian instalasi potensi bahaya besar dan
menengah
5. Indentifikasi bahaya, penilaian dan pengendalian risiko
6. Kegiatan teknis, rancang bangun, konstruksi, pemilihan bahan kimia, serta
pengoperasian dan pemeliharaan instalasi
7. Kegiatan pembinaan tenaga kerja di tempat kerja
8. Rencana dan proseduser tanggap darurat
9. Prosedur kerja aman
10. Melakukan pemeriksaan dan pengujian factor kimia sekurang-
kurangnya enam bulan sekali
11. Melakukan pemeriksaan dan pengujian instalasi sekurang-
kurangnya dua tahun sekali
12. Melakukan pemeriksaan kesehatan tenaga kerja sekurang-
kurannya satu tahun sekali
2.1.5 Sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja
Sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja adalah pengoperasian fungsi-
fungsi manajemen ke dalam kegiatan-kegiatan organisasi yang berkaitan dengan
keselamatan dan kesehatan kerja.
Tujuan utama dari sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja adalah
suatu tindakan pengelolaan aktivitas-aktivitas organisasi untuk mengurangi atau
menghilangkan risiko kecelakaan kerja yang dialami para mengurangi atau
menghilangkan risiko kecelakaan kerja yang dialami para anggota organisasi
untuk mencapai keamanan dan kenyaman kerja dalam mencapai tujuan organisasi
secraa efesien dan efektif.
Penerapan sistem manajemen keselamatn dan kesehatan kerja
Penerapan sistem manajemen secara umum untuk berbagai bidang dan tingkatan
adalah sama, perbedaannya hanya pada kegiatan operasionalnya. Sistem
manajemen keselamatan dan kesehatan kerja melaksanakan aktivitas-aktivitas
manajemen yaitu perencanaan, pengorganisasian, penyusun, dan pengawasan
yang berkaitan dengan kegiatan-kegiatan operasional keselamatan dan kesehatan
kerja dalam suatu organisasi.
7
Action for
improvement
Evalution
Policy
Continual
Improveme
nt
Planning &
Organizing
Implementation
Audit sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja perlu dilakukan untuk
menjaga agar semua komponen yang terlibat didalmnya dapat menghargai dan
melaksanakan fungsinya sebagaimana mestinya.
8
2.1.6 penyebab Timbulnya Kecelakaan Kerja
Berdasarkan kejadian-kejadian yang telah terjadi pada berbagai peristiwa yang
dapat menimbulkan kecelakaan kerja, terdapat tiga penyebab timbulnya
kecelakaan kerja, antara lain perilaku karyawan itu sendiri, kondisi tidak aman,
dan tindakan tidak aman.
9
2.1.7 Tindakan Mencegah Kecelakaan Kerja
Analisis bahaya kerja: Proses kegiatan yang dirancang untuk memahami dengan
baik tugas-tugas dalam pekerjaan agar dapat terhindar dari kecelakaan kerja.
Berbagai tindakannya dapat dilakukan untuk mencegah kecelakaan kerja
dijelaskan berikut ini;
1. Pendidikan Karyawan
2. Mengurangi kondisi yang tidak aman
3. Seleksi dan penempatan tenaga kerja
4. Pelatihan karyawan
5. Kualitas supervisor
6. Ergonomik
2.1.8 Program kesehatan kerja
Upaya pencegahan kecelakaan kerja adalah suatu bagian dari fungsi pemeliharaan
karyawan yang merupakan tanggung jawab pemberi kerja. Kondisi fisik karyawan
dapat terganggu akibat penyakit, ketegangan,dan tekanan seperti halnya
ketidaknyamanan kerja.
2.1.9 Masalah Kesehatan Kerja dan Penanggulangannya
Kesehatan Fisik
Lebih spesifik masalah kecelakaan dan kesehatan kerja yang di tangani oleh
bagian sumber daya manusia adalah kesehatan jasmani atau fisik akibat
kecelakaan kerja, perusahaan menyediakan tenaga medis dan obat-obatan.
Perusahaan besar menyediakan klinik atau rumah sakit khusus karyawan.
Kesehatan Mental
Yang sering terjadi adalah tekanan mental atau stres kerja ( work stress) ada
beberapa faktor yang mempengaruhi karyawan bisa terjadi stress kerja atau
tekanan mental. Misalnya supervisor, salary, security, safety ( 5S)
Stres kerja adalah tekanan mental yang di alami karyawan akibat tuntutan
pekerjaan yang mengalami perubahan drastis, minimnya pengetahuan,
keterampilan, dan kemampuan karyawan atas persyaratan pekerjaannya.
10
2.2 Study Kasus
Kasus 1
Dari kasus yang kami ambil, terjadi kecelakaan beruntun dalam setahun pada
tahun 2013 di PT freeport indonesia, Timika, Papua di mana Perusahaan terbesar
di Asia. Perusahaan afiliasi dari Freeport-McMoRan Copper & Gold Inc. PT
Freeport indonesia (PTFI) menambang, memproses dan melakukan eksplorasi
terhadap bijih yang mengandung tembaga, emas, perak. Yang hasilnya akan di
pasarkan ke seluruh penjuru dunia.
Kecelakaan pertama terjadi pada 14 Mei 2013, 38 pekerja tambang tertimpa atap
area pelatihan tambang bawah tanah Big Gossan, saat itu para pekerja tengah
mengikuti pelatihan atau refresher class mengenai keselamatan. Big Gossan
adalah tambang bawah tanah yang berbeda dengan Grasberg yang merupakan
tambang terbuka.
Insiden maut berikutnya terjadi di bulan yang sama, Jumat 31 Mei 2013.
Kecelakaan tersebut merenggut seorang supir truk yang tengah melakukan tugas
pemeliharaan di area Deep Ore Zone (DOZ). Salah satu pekerja tambang bawah
tanah Freeport tersebut dikabarkan tertimbun lumpur basah yang tak henti
mengalir menutupi truknya. Akhirnya sopir truk menghembuskan nafas
terakhirnya di rumah sakit Tembagapura, Mimika, Timika.
Tragedi maut yang ketiga disebabkan longsor yang terjadi sekitar pukul 04.09
WIT, Minggu (1/12/2013) di area Loading Point 1E West Tambang Bawah Tanah
DOZ. Dua korban yang tertimpa reruntuhan material tambang di area bawah tanah
mile 74 itu telah berhasil dievakuasi.
Kasus 2
( 18 Oktober 2017) Pasca kecelakaan kerja menimpa tiga pekerja PT RUC di area
tambang bawah tanah Big Gossan PT Freeport Indonesia di Timika, Kabupaten
Mimika, Papua, dini hari tadi, aktivitas tambang di lokasi kejadian dihentikan
sementara.
11
Kecelakaan kerja itu menyebabkan satu pekerja tewas dan dua lainnya kritis.
Mereka terkontaminasi gas karbon monoksida yang melebihi ambang batas. Dari
hasil pengujian, kadar CO mencapai 1.500 PPM, padahal ambang batas maksimal
adalah 25 PPM.
2.3 Pembahasan
Dari kasus pertama
Kecelakaan yang terjadi di terowongan bawah tanah Big gossan setelah di teliti,
itu karena akibat kelalaian pihak freeport, perusahaan tambang itu telah
membiarkan keadaaan atau kurang mengawasi secara langsung sehingga
timbulnya kondisi yang menjadi penyebab terjadinya kecelakaan. Seperti kondisi
ground support yang berkarat sehingga mengalami oksidasi, adanya tetesan dari
massa batuan atap yang berasal dari air permukaan yang menginfiltrasi ke dalam
struktur massa batuan asap sehingga adanya ketidak stabilan. Seharusnya pihak
PTFI( PT Freeport Indonesia) memperhatikan dan merawat setiap alat,
perlengkapan bahkan lokasi lokasi yang sekiranya sangat beresiko bagi karyawan,
meskipun terlihatnya seperti baik-baik saja.
Kasus kedua adalah mengenai kecelakaan kerja karena karyawan telah menghirup
gas yang terkontaminasi yaitu gas karbon monoksida yang melebihi ambang
batas. Dari hasil pengujian kadar CO mencapai 1.500 PPM, yang mana batas
maksimal adalah 25 PPM.
Sesuai hasil evaluasi data kecelakaan di tahun 2014 PTFI, di ketahui ada beberapa
penyebab kecelakaan. Untuk kategori tindakan tidak aman (TTA) di antaranya
karena tidak memenuhi prosedur ( 38%), tidak memakai alat pelindung( 12%),
posisi kerja yang tidak benar ( 11%), dan menggunakan alat tidak benar ( 11%)
12
Sedangkan penyebab langsung karena kondisi tidak aman(KTA) di antaranya
pengaman tidak lengkap ( 16%), peralatan/perkakas rusak ( 15%), rambu-rambu
tidak lengkap( 13%), dan 10% kondisi jalan tidak memadai.
Kalau dari sisi individu, hasil evaluasi menunjukkan 3 aspek yang jadi penyebab,
yakni kurang pengetahuan (33%), motivasi keliru ( 24%), kurangnya kemampuan
mental (24%), sementara terkait dengan pekerjaan, di antaranya karena kualitas
kepemimpinan dan pengawasan kurang (34%), standart kerja kurang(31%), dan
rekayasa kurang.
Yang terjadi pada kasus di atas adalah penyebab dasar dari kecelakaan kerja
adalah kondisi tidak aman (KTA) karena dari kelalaian perusahaan yang kurang
memperhatikan langsung kondisi peralatan dan lokasi tempat kerja, kurangnya
pemeliharaan dan perbaikan alat dan perlengkapan, dan pada bangunan
terowongan bawah tanah tersebut.
Tempat pelatihan tersebut di bangun pada tahun 1998 dan dua tahun kemudian di
jadikan tempat pelatihan. Tempat tersebut jauh dari kegiatan pertambangan aktif.
13
4. Kualitas supervisor, pengawasan dalam tempat kerja di perlukan juga
pemimpin yang benar-benar memahami tentang K3, jadi bukan hanya
bagaimana kinerjanya karyawan, atau pemahaman dalam proses produksi,
namun tindakan-tindakan tentang keselamatan kerja dan kesehatan kerja
karyawan di lokasi kerja, semisalnya di area tambang bawah tanah,
supervisor atau pimpinannya juga harus mengetahui bagaimana situasi dan
kondisi lulus standar yang di tetapkan atau tidak, bagaimana kandungan
gas karbondiosida atau monoksida,hyyya bahkan kondisi karyawan apakah
dalam keadaan sakit atau tidak. Dan penggunaan perlengakapan kerja yang
lengkap dan sesuai aturan.
14
pendapatan yang di terima oleh karyawan. Otomatis karyawan akan
mengalami sress, kepikiran bagaimana nasib selanjutnya yang akan terjadi.
Kondisi keselamatan pertambangan saat ini menjadi lebih tertata dan lebih baik
dengan di ikuti terbentuknya Asosiasi Profesi Keselamatan Pertambangan yang di
singkat dengan APKPI pada November 2013. Kemudian semakin lengkap setelah
terbitnya Permen ESDM No.38 Tahun 2014 tentang Penerapan Sistem
Keselamatan Pertambangan Mineral dan Batubara (Minerba).
15
Aspek Keselamatan Kesehatan yang di terapkan di PT Freeport Indonesia
PTFI memahami bahwa usaha pertambangan adalah kegiatan yang berbahaya dan
oleh karenanya kami telah mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk
mengurangi risiko kerja tersebut dan menjaga keselamatan pekerja. Keselamatan
adalah tanggung jawab langsung dari pihak manajemen, bersifat instruksional
yang harus dipatuhi dengan seksama dan harus dilaksanakan oleh pekerja yang
berada dalam struktur formal perusahaan.
16
Pengendalian Malaria (Public Health and Malaria Control, PHMC) PT Freeport
Indonesia. PTFI menyediakan program kesehatan ibu dan anak, layanan sinar-X
dan laboratorium gratis melalui kemitraan dengan puskemas pemerintah di
Timika, serta penyediaan air bersih untuk sejumlah komunitas yang didanai.
17
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari study kasus di atas dapat kami simpulkan salah satu prioritas tertinggi
Freeport-McMoRan Copper & Gold Inc. dan Freeport Indonesia adalah
memperbaiki tingkat kesehatan umum dari kelompok-kelompok masyarakat
tempat beroperasi. Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) merupakan suatu hal
yang mendasar dalam perusahaan PTFI dan salah satu hal penting dalam
pembangunan berkelanjutan. Sakit dan penyakit dapat mengganggu para
karyawan, keluarga mereka, dan jaringan masyarakat yang mendukung prasarana
sebuah komunitas. PTFI juga berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah dan
organisasi-organisasi lain dalam mengidentifikasi dan membuat prioritas dari
kebutuhan prasarana dan layanan perawatan kesehatan yang belum terpenuhi.
PTFI yakin bahwa setiap cidera dan penyakit di tempat kerja dapat dicegah. Kami
beranggapan bahwa prakarsa keselamatan dan kesehatan, di tempat kerja maupun
di luar tempat kerja, merupakan investasi berharga bagi karyawan kami
18
yang terkait dengan aktivitas operasional merupakan faktor penting untuk
pencapaian kinerja keselamatan dan kesehatan terbaik bagi PT Freeport Indonesia.
3.2 Saran
19
DAFTAR PUSTAKA
Undang-undang No.4Tahun1997
https://ptfi.co.id/id/media/news/media-update-sistem-manajemen-keselamatan-
kerja
https://www.tambang.co.id/
20