Anda di halaman 1dari 23

STUDI KASUS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN KERJA

PT FREEPORT INDONESIA

PAPUA

Makalah di buat untuk memenuhi Tugas Mandiri

Mata kuliah Manajemen Sumber Daya Manusia

Oleh :

1. Novia Catur Wulandari ( 160910298)


2. Uut Handayani ( 160910423)
Kelas : 171-MN008-M2
Dosen : Nora Pitri Nainggolan, S.E., M.Si

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PUTERA BATAM

TAHUN 2017

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran Tuhan Yang Masa Esa yang
telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga makalah ini dapat
terselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini sebagai salah satu tugas mandiri
Mata kuliah ”Manajemen Sumber Daya Manusia” dengan judul Sistem
Manajemen Keselamatan Kerja”

Judul ini dipilih karena penulis tertarik dengan masalah keselamatan dan
kesehatan di Indonesia terutama perusahaan tambang terbesar di asia yaitu PT
Freeport Indonesia, Papua. Menyangkut pernah terjadi kecelakaan 3 tragedi maut
di freeport sepanjang tahun 2013.
Penulis menyadari banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, hal itu
dikarenakan kemampuan penulis yang terbatas. Namun, berkat bantuan dan
dorongan dari berbagai pihak akhirnya pembuatan makalah ini dapat terselesaikan
tepat pada waktunya. Dan penulis tak lupa mengucapkan terimakasih kepada
pihak yang telah membantu.
Penulis berharap dalam penulisan makalah ini dapat bermanfaat khususnya
bagi penulis sendiri dan para pembaca umumnya serta semoga dapat menjadi
bahan pertimbangan untuk mengembangkan dan meningkatkan prestasi di masa
yang akan datang.

Batam, Desember 2017

Penulis

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
BAB 1 ..................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1
1.2 Tujuan penulisan ........................................................................................... 2
1.3 Manfaat penulisan ......................................................................................... 2
BAB 2 ..................................................................................................................... 3
ISI DAN PEMBAHASAN...................................................................................... 3
2.1 Landasan Teori .............................................................................................. 3
2.1.1 Pengertian Dan Pentingnya Keselamatan Dan Kesehatan Kerja ............ 3
2.1.2 Tiga Alasan Pentingnya Program Keselamatan Kerja ............................ 3
2.1.3 Mengukur Tingkat Keselamatan Kerja ................................................... 4
2.1.4 Undang-Undang Dan Peraturan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja ..... 6
2.1.5 Sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja ............................. 7
2.1.6 penyebab Timbulnya Kecelakaan Kerja ................................................. 9
2.1.7 Tindakan Mencegah Kecelakaan Kerja ................................................ 10
2.1.8 Program kesehatan kerja ....................................................................... 10
2.1.9 Masalah Kesehatan Kerja dan Penanggulangannya ............................. 10
2.2 Study Kasus ................................................................................................. 11
2.3 Pembahasan ................................................................................................. 12
PENUTUP ............................................................................................................. 18
3.1 Kesimpulan .................................................................................................. 18
3.2 Saran ............................................................................................................ 19
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 20

iii
BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Selalu ada resiko dalam pekerjaan, salah satunya adalah tentang kesematan kerja.
Dan saat kecelakaan kerja sekecil apapun itu terjadi, akan terjadi kerugian. Karena
itu sedini mungkin potensi kecelakaan harus di cegah atau setidaknya di kurangi
dampaknya. Penanganan masalah keselamatan dalam sebuah perusahaan harus di
lakukan secara serius oleh seluruh komponen pelaku usaha.

Keselamatan dan kesehatan kerja ( K3) adalah salah satu bentuk upaya untuk
menciptakan kerja yang aman, sehat dan bebas dari pencemaran lingkungan,
sehingga dapat melindungi dengan bebas dari kecelakaan kerja dan akhirnya dapat
meningkatkan efektivitas dan produktivitas kerja. Kecelakaan kerja tidak
menimbulkan kerugian korban, namun juga materi bagi pekerja dan pengusaha,
dan dapat menganggu proses produksi secara menyeluruh,

Penyebab lain yang sering menimbulkan kecelakaan kerja adalah kurangnya


pengetahuan dan kemampuan karyawan dalam menggunakan peralatan yang
berkaitan dengan pekerjaannya. Berbagai perusahaan telah melakukan pelatihan
secara insentif kepada banyak karyawan dalam menggunakan peralatan dan
perlengkapan kerja, namun tingkat kecelakaan kerja masih tetap tinggi.

Berbagai undang-undang dan peraturan pemerintah tentang kesehatan dan


keselamatan kerja yang di jadikan sebagai acuan untuk meninimalkan risiko
kecelakaan kerja, namun risiko kecelakaan kerja masih tetap terjadi. Berdasarkan
laporan dari biro pelatihan tenaga kerja , penyebab kecelakaan kerja yang terjadi
saat ini adalah akibat perlakuan tidak aman, seperti tidak mematuhi peraturan,
tidak mengikuti standar prosedur kerja, tidak memakai alat pelindung diri, dan
kondisi badan lemah.

1
1.2 Tujuan penulisan
1. Mendefinisikan dan menjelaskan pentingnya keselamatan dan kesehatan
kerja
2. Menjelaskan tiga alasan penting dalam program keselamatan kerja
3. Menghitung besarnya tingkat kecelakaan kerja, frekuensi, dan tingkat
kegawatan, sebagai pertimbangan untuk dapat dikurangi atau di hilangkan.
4. Mengidentifikasikan undang-undang dan peraturan keselamatan dan
kesehetan kerja,system manajemen keselamatan dan kesehatan kerja,
penyebab dan tindakan pencegahan kecelakaan kerja.
5. Menjelaskan sistem manajemen kesehatan dan keselamatan PT Freeport
Indonesia

1.3 Manfaat penulisan


1. Bagi Penulis

Penulis dapat mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang dimiliki, yang telah


didapat dibangku perkuliahan dalam merancang dan memhami sistem manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja.

2. Bagi PT Freeport Indonesia


Agar masyarakat mengerti sistem manajemen keselamatan dan kesehatan PT
Freeport Indonesia, agar tidak memandang buruk karena sering terjadi kecelakaan.
3. Bagi Universitas Putera Batam
Sebagai salah satu bahan referensi untuk Universitas Putera Batam prodi
manajemen bisnis mata kuliah Manajemen Sumber Daya Manusia.

2
BAB 2

ISI DAN PEMBAHASAN


2.1 Landasan Teori
2.1.1 Pengertian Dan Pentingnya Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
Keselamatan tenaga kerja adalah Perlindungan atas keamanan kerja yang dialami
pekerja, baik fisik maupun mental dalam lingkungan pekerjaannya. Para
karyawan umumnya menginginkan kerja aman, sehat yang ditimbulkan dari
lingkungan pekerjaan.

Keselamatan kerja merujuk pada perlindungan atas keamanan kerja yang dialami
setiap pekerja. Perlindungan mengarah pada kondisi fisik dan mental para pekerja
yang diakibatkan lingkungan kerja yang ada pada perusahaan. Konsep
keselamatan dan kesehatan kerja bukan sesuatau yang baru bagi banyak
perusahaan dan menjadi tanggung jawab perusahaan untuk melindungi
karyawannya.

Keselamtan dan kesehatan kerja sangat penting diperhatikan untuk menjaga


keamanan dan kenyaman kerja karaywan yang menjadi tanggung jawab para
pemberi kerja. Pada umunya, kecelakaan kerja disebabkan oleh dua faktor utama,
antara lain, manusia dan lingkungannya. Faktor manusia berkaitan dengan
tindakan tidak aman karena mengabaikan peraturan dan ketentuan kerja. Disisi
lain , kecelakaan kerja dapat juga terjadi akibat kondisi tidak aman dari
lingkungan kerja dan yang menyangkut peralatan-peralatan kerja yang
memberikan kejadian yang lebih tinggi frekuensinya dibandingkan dengan factor
manusia.

2.1.2 Tiga Alasan Pentingnya Program Keselamatan Kerja


Terdapat tiga alasan mengapa program keselamatan kerja merupakan keharusan
bagi setiap perusahaan untuk melaksanakannya,antara lain alasan moral, hukum
dan ekonomi.

1. Moral

Manusia merupakan makluk termulia di dunia, oleh karena itu sepatutnya manusia
memperoleh perlakuan yang terhormat dalam organisasi. Manusia memiliki hal

3
untuk memperoleh perlindungan atas keselamtan dan kesehatan kerja, moral dan
kesusilaan, serta perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia dan
nilai-nilai agama (undang-undang republic Indonesia nomor 13 tahun 2003
tentang ketenagakerjaan).

2. Hukum

Alasan lain yang sama pentingnya dengan moral, terdapat juga alas an hukum
yang berkaitan dengan keselamatan dan kesehatan kerja. Undang-undang tentang
ketenagakerjaan merupakan jaminan bagi setiap pekerja untuk menghadapi risiko
kerja yang dihadapinya yang ditimbulkan pekerjaan. Tetapi memiliki perbedaan
mengenai tanggung jawab atas bagian-bagian yang menjadi beban yang harus
ditanggung para pemberi kerja.

3. Ekonomi

Alasan ekonomi akan dialami oleh banyak perusahaan karena mengeluarkan


biaya-biaya yang tidak sedikit jumlahnya akibat kecelakaan kerja yang dialami
pekerja. Kebanyakan perusahaan membebankan kerugian kecelakaan kerja yang
dialami karyawan kepada pihak suransi. Kerugian-kerugian tersebut lainnya.
Tetapi banyak factor lain yang menjadi perhitungan akibat kecelakaan kerja yang
diderita para pekerja.

2.1.3 Mengukur Tingkat Keselamatan Kerja


suatu persyaratan yang ditetapkan melalui Occupational Safety and Health ACT
(OSHA) untuk memntau keselamatan dan kesehatan kerja, mewajibkan
perusahaan melakukan pencatatan ataskejadian-kejadian yang berkaitan dengan
kecelakaan dan kesehatan kerja. Peristiwa-peristiwa yang menimpa karyawan
menimbulkan kecelakaan danpenyakit serta menyebabkan kematian, dan
hilangnya hari-hari kerja tetapi juga memerlukan tindakan yang melampaui
pertolongan pertama.

Berdasarkan ketentuan-ketentuan tersebut, akan dapat dihitung besarnya tingkat


kecelakaan kerja, frekuensi kecelakaan kerja dan tingkat kegawatan.

4
1. Tingkat kecelakaan Kerja

Tingkat kecelakaan kerja atau disingkat TKK adalah mengukur tinggi rendahnya
kecelakaan dan penyakit yang diderita para pekerja selama setahun kerja.

Jumlah kecelakaan dan penyakit x 200.000


TKK =
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑗𝑎𝑚 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎

Dengan ketentuan, umtuk 100 pekerja tetap adalah 200.000 (40


jam seminggu x 50 minggu)

2. Frekuensi kecelakaan

Frekuensi kecelakaan, disingkat FK menggambarkan jumlah kecelakaan kerja


yang terjadi setiap satu juta kerja ( bukan dalam setahun). Untuk memudahkan
perhitungan dengan mengunakan rumus sebagai berikut:

Jumlah kecelakaan dan penyakit x 1.000.000 jam


FK =
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑗𝑎𝑚 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎

3. Tingkat kegawatan

Tingkat kegawatan , disingkat TK merupakan suatu pengukuran atas hilangnya


jam kerja karyawan akibat kecelakaan kerja. Tingkat kegawatan dapat diketahui
dengan menggunakan rumus berikut:

Jumlah jam kerja yang hilang x 1.000.000 jam


TK =
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑗𝑎𝑚 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎

5
2.1.4 Undang-Undang Dan Peraturan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
Berdasarkan pada undang-undang yang dibentuk, Occupational Safety and Health
Administration (OSHA), berada di bawah Departement Tenaga Kerja Amerika
Serikat. Sebagai tujuan utama dibentuknya OSHA adalah untuk menetapkan
standard keselamatan dan keamanan kerja, berlaku bagi keseluruh karyawan di
AMerika Serikat. Sebagai standar umum, OSHA menetapkan bahwa setiap
karyawan yang bebas dari kemungkinan bahaya yang dapat menyebabkan
timbulnya kematian atau cacat fisik permanaen terhadap karyawan.

Pemerintah Indonesia menginstruksikan kepada para pengelola perusahaan yang


menggunakan, menyimpan, memakai, memproduksi dan mengangkut bahan kimia
berbahaya agar melaksanakan ketentuan pemerintah dalam Kepmenaker Nomor
Kep.186/men/1999 tentang unit penanggulan kebakaran di tempat kerja meliputi :

1. Pengendalian setiap bentuk energy


2. Penyediaan sarana deteksi, alarm, pemadam kebakaran, dansarana
evakuasi
3. Pengendalian penyebaran asap, panas, dan gas
4. Pembentukan unit penaggulangan kebakaran di tempat kerja
5. Menyelengarakan latihan gladi penanggulangan kebakaran secara berkala
6. Memiliki buku rencana penanggulangan keadaan darurat kebakaran
7. Memiliki ahli keselamtan dan kesehatan kerja kebakaran, koordinator unit
penanggulangan kebakaran dan petugas peran kebakaran

Demikian pula, pihak perusahaan diharuskan melaksanakan pembinaan dan


pengawasan terhadap kepmenaker Nomor kep. 187/men/1999 tentang
pengendalian bahan kimia berbahaya ditempat kerja meliputi:

1. Penyediaan lembar data keselamtan bahan (Material safety data sheet)dan


label
2. Memiliki ahli dan petugas tentang keselamatan dan kesehatan kerja di
bidang kimia
3. Menyampaikan daftar daftar nama dan sifat kimia serta kuantitas bahan
kimia berbahaya

6
4. Membuat dokumen pengendalian instalasi potensi bahaya besar dan
menengah
5. Indentifikasi bahaya, penilaian dan pengendalian risiko
6. Kegiatan teknis, rancang bangun, konstruksi, pemilihan bahan kimia, serta
pengoperasian dan pemeliharaan instalasi
7. Kegiatan pembinaan tenaga kerja di tempat kerja
8. Rencana dan proseduser tanggap darurat
9. Prosedur kerja aman
10. Melakukan pemeriksaan dan pengujian factor kimia sekurang-
kurangnya enam bulan sekali
11. Melakukan pemeriksaan dan pengujian instalasi sekurang-
kurangnya dua tahun sekali
12. Melakukan pemeriksaan kesehatan tenaga kerja sekurang-
kurannya satu tahun sekali
2.1.5 Sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja
Sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja adalah pengoperasian fungsi-
fungsi manajemen ke dalam kegiatan-kegiatan organisasi yang berkaitan dengan
keselamatan dan kesehatan kerja.
Tujuan utama dari sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja adalah
suatu tindakan pengelolaan aktivitas-aktivitas organisasi untuk mengurangi atau
menghilangkan risiko kecelakaan kerja yang dialami para mengurangi atau
menghilangkan risiko kecelakaan kerja yang dialami para anggota organisasi
untuk mencapai keamanan dan kenyaman kerja dalam mencapai tujuan organisasi
secraa efesien dan efektif.
Penerapan sistem manajemen keselamatn dan kesehatan kerja
Penerapan sistem manajemen secara umum untuk berbagai bidang dan tingkatan
adalah sama, perbedaannya hanya pada kegiatan operasionalnya. Sistem
manajemen keselamatan dan kesehatan kerja melaksanakan aktivitas-aktivitas
manajemen yaitu perencanaan, pengorganisasian, penyusun, dan pengawasan
yang berkaitan dengan kegiatan-kegiatan operasional keselamatan dan kesehatan
kerja dalam suatu organisasi.

7
Action for
improvement

Evalution
Policy
Continual
Improveme
nt

Planning &
Organizing
Implementation

Audit Sistem manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Audit sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja perlu dilakukan untuk
menjaga agar semua komponen yang terlibat didalmnya dapat menghargai dan
melaksanakan fungsinya sebagaimana mestinya.

Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor per. 05/men/1996 pasal 4 menerangkan


bahwa dalam penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja,
perusahaan dapat melakukan audit melalui unsur-unsur sebagai berikut:

1. Pembangunan dan pemeliharaan komitmen


2. Strategi pendokumentasian
3. Peninjauan ulang desain dan kontrak
4. Pengendalian dokumen
5. Pembelian
6. Keamanan bekerja berdasarkan sistem manajemen K3
7. Standar pemantauan
8. Pelaporan dan perbaikan kekurangan
9. Pengelolaan material dan pemindahannya
10. Pengumpulan dan penggunaan data
11. Pemeriksaan sistem manajemen
12. Pengembangan ketrampilan dan kemampuan

8
2.1.6 penyebab Timbulnya Kecelakaan Kerja
Berdasarkan kejadian-kejadian yang telah terjadi pada berbagai peristiwa yang
dapat menimbulkan kecelakaan kerja, terdapat tiga penyebab timbulnya
kecelakaan kerja, antara lain perilaku karyawan itu sendiri, kondisi tidak aman,
dan tindakan tidak aman.

1. Kondisi tidak aman : kecelakaan kerja ynag ditimbulkan factor


lingkungan, seperti peralatan yang rusak, peralatan yang tidak diamankan
dengan baik, penerangan yang tidak baik, tempat penyimpanan barang
atau peralatan yang tidak aman, dan penempatan letak barang atu peralatan
yang tidak aman.
2. Tindakan tidak aman: Timbulnya kecelakaan kerja akibat faktor manusia
seperti melaksanakan pekerjaan tidak mengikuti petunjuk penggunaan alat
atau material, tidak menggunakan pelindung diri, mebuang benda
sembarangan, tidak mengamankan peralatan dengan baik, bekerja pada
posisi dan kecepatan tidak aman, dan bekerja dengan ceroboh.

Karakteristik pribadi dan kecelakaan. Berbagai faktor akan berkaitan antara


satu dengan yang lainnya, diawali dari karakteristik pribadi yang terdiri dari
beberapa komponen sperti kepribadian, kecerdasan, motivasi, kemampuan
penginderaan, kemampuan gerak, dan sebagainya, sehingga timbul kecelakaan
kerja

Karakteristik Kecenderungan Jenis-jenis Kecelakan kerja


pribadi Periaku perilaku dalam
keadaan tertentu  Tingkat
 Kepribadian  Sikap dan kemungkin
 Kecerdasan kebiasaan  Kurang an
 Motivasi yang tidak perhatian  Perilaku
diinginkan  Pelupa yang dapat
 Kemampuan
penginderaan  Kurangnya  Salah perepsi menimbulk
 Kemapuan kemampuan  Tidak an
gerak khusus mengikuti kecelakaan
 pengalaman  Kecenderunga prosedur
n menepuh  Presentasi
risiko kerja rendah

9
2.1.7 Tindakan Mencegah Kecelakaan Kerja

Analisis bahaya kerja: Proses kegiatan yang dirancang untuk memahami dengan
baik tugas-tugas dalam pekerjaan agar dapat terhindar dari kecelakaan kerja.
Berbagai tindakannya dapat dilakukan untuk mencegah kecelakaan kerja
dijelaskan berikut ini;

1. Pendidikan Karyawan
2. Mengurangi kondisi yang tidak aman
3. Seleksi dan penempatan tenaga kerja
4. Pelatihan karyawan
5. Kualitas supervisor
6. Ergonomik
2.1.8 Program kesehatan kerja

Upaya pencegahan kecelakaan kerja adalah suatu bagian dari fungsi pemeliharaan
karyawan yang merupakan tanggung jawab pemberi kerja. Kondisi fisik karyawan
dapat terganggu akibat penyakit, ketegangan,dan tekanan seperti halnya
ketidaknyamanan kerja.
2.1.9 Masalah Kesehatan Kerja dan Penanggulangannya
 Kesehatan Fisik
Lebih spesifik masalah kecelakaan dan kesehatan kerja yang di tangani oleh
bagian sumber daya manusia adalah kesehatan jasmani atau fisik akibat
kecelakaan kerja, perusahaan menyediakan tenaga medis dan obat-obatan.
Perusahaan besar menyediakan klinik atau rumah sakit khusus karyawan.
 Kesehatan Mental
Yang sering terjadi adalah tekanan mental atau stres kerja ( work stress) ada
beberapa faktor yang mempengaruhi karyawan bisa terjadi stress kerja atau
tekanan mental. Misalnya supervisor, salary, security, safety ( 5S)
Stres kerja adalah tekanan mental yang di alami karyawan akibat tuntutan
pekerjaan yang mengalami perubahan drastis, minimnya pengetahuan,
keterampilan, dan kemampuan karyawan atas persyaratan pekerjaannya.

program ini sama halnya seperti penganan pada pemeliharaan kesehatan


fisik.

10
2.2 Study Kasus

Kasus 1

Dari kasus yang kami ambil, terjadi kecelakaan beruntun dalam setahun pada
tahun 2013 di PT freeport indonesia, Timika, Papua di mana Perusahaan terbesar
di Asia. Perusahaan afiliasi dari Freeport-McMoRan Copper & Gold Inc. PT
Freeport indonesia (PTFI) menambang, memproses dan melakukan eksplorasi
terhadap bijih yang mengandung tembaga, emas, perak. Yang hasilnya akan di
pasarkan ke seluruh penjuru dunia.

Kecelakaan pertama terjadi pada 14 Mei 2013, 38 pekerja tambang tertimpa atap
area pelatihan tambang bawah tanah Big Gossan, saat itu para pekerja tengah
mengikuti pelatihan atau refresher class mengenai keselamatan. Big Gossan
adalah tambang bawah tanah yang berbeda dengan Grasberg yang merupakan
tambang terbuka.

Insiden maut berikutnya terjadi di bulan yang sama, Jumat 31 Mei 2013.
Kecelakaan tersebut merenggut seorang supir truk yang tengah melakukan tugas
pemeliharaan di area Deep Ore Zone (DOZ). Salah satu pekerja tambang bawah
tanah Freeport tersebut dikabarkan tertimbun lumpur basah yang tak henti
mengalir menutupi truknya. Akhirnya sopir truk menghembuskan nafas
terakhirnya di rumah sakit Tembagapura, Mimika, Timika.

Tragedi maut yang ketiga disebabkan longsor yang terjadi sekitar pukul 04.09
WIT, Minggu (1/12/2013) di area Loading Point 1E West Tambang Bawah Tanah
DOZ. Dua korban yang tertimpa reruntuhan material tambang di area bawah tanah
mile 74 itu telah berhasil dievakuasi.

Kasus 2

( 18 Oktober 2017) Pasca kecelakaan kerja menimpa tiga pekerja PT RUC di area
tambang bawah tanah Big Gossan PT Freeport Indonesia di Timika, Kabupaten
Mimika, Papua, dini hari tadi, aktivitas tambang di lokasi kejadian dihentikan
sementara.

11
Kecelakaan kerja itu menyebabkan satu pekerja tewas dan dua lainnya kritis.
Mereka terkontaminasi gas karbon monoksida yang melebihi ambang batas. Dari
hasil pengujian, kadar CO mencapai 1.500 PPM, padahal ambang batas maksimal
adalah 25 PPM.

Pekerja meninggal yakni Hendry Winardi asal Batam, Kepulauan Riau.


Sedangkan yang kritis masing-masing Nofi Rizal Fachrudhin dan Sri Giri Dino
Haryanto. Kondisi keduanya kini sudah stabil.

2.3 Pembahasan
Dari kasus pertama

Kecelakaan yang terjadi di terowongan bawah tanah Big gossan setelah di teliti,
itu karena akibat kelalaian pihak freeport, perusahaan tambang itu telah
membiarkan keadaaan atau kurang mengawasi secara langsung sehingga
timbulnya kondisi yang menjadi penyebab terjadinya kecelakaan. Seperti kondisi
ground support yang berkarat sehingga mengalami oksidasi, adanya tetesan dari
massa batuan atap yang berasal dari air permukaan yang menginfiltrasi ke dalam
struktur massa batuan asap sehingga adanya ketidak stabilan. Seharusnya pihak
PTFI( PT Freeport Indonesia) memperhatikan dan merawat setiap alat,
perlengkapan bahkan lokasi lokasi yang sekiranya sangat beresiko bagi karyawan,
meskipun terlihatnya seperti baik-baik saja.

Kasus kedua adalah mengenai kecelakaan kerja karena karyawan telah menghirup
gas yang terkontaminasi yaitu gas karbon monoksida yang melebihi ambang
batas. Dari hasil pengujian kadar CO mencapai 1.500 PPM, yang mana batas
maksimal adalah 25 PPM.

PENYEBAB TIMBULNYA KECELAKAAN KERJA

Sesuai hasil evaluasi data kecelakaan di tahun 2014 PTFI, di ketahui ada beberapa
penyebab kecelakaan. Untuk kategori tindakan tidak aman (TTA) di antaranya
karena tidak memenuhi prosedur ( 38%), tidak memakai alat pelindung( 12%),
posisi kerja yang tidak benar ( 11%), dan menggunakan alat tidak benar ( 11%)

12
Sedangkan penyebab langsung karena kondisi tidak aman(KTA) di antaranya
pengaman tidak lengkap ( 16%), peralatan/perkakas rusak ( 15%), rambu-rambu
tidak lengkap( 13%), dan 10% kondisi jalan tidak memadai.

Kalau dari sisi individu, hasil evaluasi menunjukkan 3 aspek yang jadi penyebab,
yakni kurang pengetahuan (33%), motivasi keliru ( 24%), kurangnya kemampuan
mental (24%), sementara terkait dengan pekerjaan, di antaranya karena kualitas
kepemimpinan dan pengawasan kurang (34%), standart kerja kurang(31%), dan
rekayasa kurang.

Yang terjadi pada kasus di atas adalah penyebab dasar dari kecelakaan kerja
adalah kondisi tidak aman (KTA) karena dari kelalaian perusahaan yang kurang
memperhatikan langsung kondisi peralatan dan lokasi tempat kerja, kurangnya
pemeliharaan dan perbaikan alat dan perlengkapan, dan pada bangunan
terowongan bawah tanah tersebut.

Tempat pelatihan tersebut di bangun pada tahun 1998 dan dua tahun kemudian di
jadikan tempat pelatihan. Tempat tersebut jauh dari kegiatan pertambangan aktif.

TINDAKAN MENCEGAH KECELAKAAN KERJA

1. Pendidikan dan pelatihan karyawan, sangat di perlukan bila mana ada


peringatan akan terjadi kecelakaan misalnya karena faktor alam, bagi
perusahaan tambang terlebih yang ada di bawah tanah, bagaimana cara
awal menangani atau menyelamatkan diri.
2. Mengurangi kondisi yang tidak aman, misalnya saja perawatan dan
pemelharaan pada alat, perlengkapan dan kondisi gedung yang sudah lama
terpakai atau dalam kondisi yang sudah rusak, jika di area tambang bawah
tanah harus lebih memerhatikan tentang penerangannya, bahkan
kandungan gas karbondioksida yang terdapat di dalam lokasi tambang
bawah tanah tersebut, supervisor dan manager sangat berperan dalam hal
ini.
3. Seleksi dan penempatan kerja, karyawan harus di seleksi jenis skill yang di
miliki atau sebelumnya di training atau pelatihan yang diberikan sesuai
dengan karyawan di mana kan di tempatkan.

13
4. Kualitas supervisor, pengawasan dalam tempat kerja di perlukan juga
pemimpin yang benar-benar memahami tentang K3, jadi bukan hanya
bagaimana kinerjanya karyawan, atau pemahaman dalam proses produksi,
namun tindakan-tindakan tentang keselamatan kerja dan kesehatan kerja
karyawan di lokasi kerja, semisalnya di area tambang bawah tanah,
supervisor atau pimpinannya juga harus mengetahui bagaimana situasi dan
kondisi lulus standar yang di tetapkan atau tidak, bagaimana kandungan
gas karbondiosida atau monoksida,hyyya bahkan kondisi karyawan apakah
dalam keadaan sakit atau tidak. Dan penggunaan perlengakapan kerja yang
lengkap dan sesuai aturan.

MASALAH KESEHATAN KERJA DAN CARA PENANGGULANNYA

Kesehatan Fisik -Karyawan sering kali mengalami sakit, atau kecelakaan


kerja atau kebutuhan dan melakukan medical cek up sebagai syarat kerja
maka perusahaan menyediakan knilik atau rumah sakit khusus karyawannya.
Dan setiap setahun sekali perusahaan memwajibkan untuk medical cek up.

Pada umumnya perusahaan-perusahaan besar memiliki suatu klinik atau


rumah sakit khusus yang menangani keselamatan dan kesehatan kerja, ada pun
bagaian- bagiannya masing dan masalah kesehatan. Di PT Freeport Indonesia
mempunyai klinik dan Rumah sakit khusus bagi karyawan maupun keluarga
dari karyawan tersebut. Di kawasan Tembagapura ada rumah sakit
international yaitu SOS Hospital International Tembagapura, yang bagi
karyawan tempat kerja dan tinggalnya di highland tembagapura dan di kuala
kencana, di lowland ada Rumah Sakit Mitra Masyarakat (RSMM ) yang
khusus juga bagi karyawan dan keluarga karyawan yang mengalami sakit
maupun akan medical cek up sebagai persyaratan kerja.

Kesehatan mental -Belakangan ini kesehatan mental pada karyawan juga


perlu di perhatikan, bisa jadi karena tekanan dalam pekerjaan, atau masalah
yang ada di perusahaan, kita lihat beberapa bulan lalu PTFI mengalami
goncangan perusahaan yang melibatkan perusahaan harus melakukan furlough
atau merumahkan atau perampingan kerja, dan itu berpengaruh juga dengan

14
pendapatan yang di terima oleh karyawan. Otomatis karyawan akan
mengalami sress, kepikiran bagaimana nasib selanjutnya yang akan terjadi.

SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN KERJA PT FREEPORT


INDONESIA

Keselamatan dan kesehatan kerja ( K3 ) selalu menjadi fokus PTFI, komitmen K3


adalah paling penting dan utama. Untuk memastikan hal itu, selain
mengimplementasikannya dalam bentuk kebijakan, strategi dan standart operasi
prosedur yang ketat, PT freeport indonesia juga mengikuti berbagai sertifikasi
international tentang K3 seperti OHSAS 18001:2007 dan NOSA 5 star rating.

Keselamatan dan keamanan pekerja akan selalu menjadi perioritas utama PT


Freeport Indonesia . insiden yang terjadi di bulan Mei 2013 kemarin merupakan
hal yang tak terduga bagi PTFI. Prioritas utama PTFI adalah melakukan inspeksi
terhadap fasilitas fasilitas permanen yang berada dalam kompleks bawah tanah
perusahaan dan di semua daerah yang memilkin tingkat kepadatan yang lebih
tinggi, seperti aula makan, tempat ibadah, bengkel, gudang, area pertambangan
dan pintu masuk utama.

Kondisi keselamatan pertambangan saat ini menjadi lebih tertata dan lebih baik
dengan di ikuti terbentuknya Asosiasi Profesi Keselamatan Pertambangan yang di
singkat dengan APKPI pada November 2013. Kemudian semakin lengkap setelah
terbitnya Permen ESDM No.38 Tahun 2014 tentang Penerapan Sistem
Keselamatan Pertambangan Mineral dan Batubara (Minerba).

15
Aspek Keselamatan Kesehatan yang di terapkan di PT Freeport Indonesia

Menurut laporan Mine Safety and Health Administration ( MSHA) Amerika


Serikat pada tahun 2012 jumlah Total Reportable Incident Rate ( TRIR) (termasuk
kontraktor) adalah 0,29 per 200.000 jam kerja, di bandingkan dengan rata-rata
PTFI adalah 0,32 dimana pada periode waktu yang sama jumlah TRIR industri
pertambangan logam adalah 2,56 sesuai MSHA.

PTFI merupakan anak perusahaan dari Freeport-McMoran Copper&Gold (FCX).


FCX adalah perusahaan penghasil tembaga terbesar di dunia milik publik yang
memiliki komitmen kuat terhadap keselamatan pekerjanya yang tersebar di
berbagai negara di dunia.

PTFI memahami bahwa usaha pertambangan adalah kegiatan yang berbahaya dan
oleh karenanya kami telah mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk
mengurangi risiko kerja tersebut dan menjaga keselamatan pekerja. Keselamatan
adalah tanggung jawab langsung dari pihak manajemen, bersifat instruksional
yang harus dipatuhi dengan seksama dan harus dilaksanakan oleh pekerja yang
berada dalam struktur formal perusahaan.

Pelaksanaan program keselamatan ini dimulai dengan menjalankan kebijakan


keselamatan dan kesehatan perusahaan.

Pengendalian Kesehatan Kerja Karyawan

PTFI telah mengidentifikasi HIV/AIDS, Tuberkulosis(TB), Malaria, dan Diare


sebagai empat penyakit serius yang mempengaruhi karyawan, keluarga karyawan
dan masyarakat lokal di sekitar wilayah operasi kami. Di Kabupaten Mimika di
Papua, PT Freeport Indonesia menjadi mitra terdepan dalam pengembangan
layanan kesehatan kuratif dan preventif. Perusahaan mendukung layanan
kesehatan pemerintah untuk seluruh penduduk Mimika dengan pendanaan,
prasarana, dan dukungan teknis. PTFI mendanai 2 rumah sakit melalui kemitraan
kemasyarakatan kami dengan LPMAK, dan PTFI juga mengoperasikan 4
puskesmas sebagai bagian dari Departemen Kesehatan Masyarakat dan

16
Pengendalian Malaria (Public Health and Malaria Control, PHMC) PT Freeport
Indonesia. PTFI menyediakan program kesehatan ibu dan anak, layanan sinar-X
dan laboratorium gratis melalui kemitraan dengan puskemas pemerintah di
Timika, serta penyediaan air bersih untuk sejumlah komunitas yang didanai.

17
BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari study kasus di atas dapat kami simpulkan salah satu prioritas tertinggi
Freeport-McMoRan Copper & Gold Inc. dan Freeport Indonesia adalah
memperbaiki tingkat kesehatan umum dari kelompok-kelompok masyarakat
tempat beroperasi. Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) merupakan suatu hal
yang mendasar dalam perusahaan PTFI dan salah satu hal penting dalam
pembangunan berkelanjutan. Sakit dan penyakit dapat mengganggu para
karyawan, keluarga mereka, dan jaringan masyarakat yang mendukung prasarana
sebuah komunitas. PTFI juga berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah dan
organisasi-organisasi lain dalam mengidentifikasi dan membuat prioritas dari
kebutuhan prasarana dan layanan perawatan kesehatan yang belum terpenuhi.

PTFI yakin bahwa setiap cidera dan penyakit di tempat kerja dapat dicegah. Kami
beranggapan bahwa prakarsa keselamatan dan kesehatan, di tempat kerja maupun
di luar tempat kerja, merupakan investasi berharga bagi karyawan kami

PTFI mendorong karyawan untuk bertanggung jawab atas keselamatan dirinya


dan rekan kerjanya lainnya. Untuk itu PTFI mengedepankan keselamatan sebagai
nilai yang mendasar dalam operasi perusahaan. Keselamatan menjadi ukuran
utama yang diterapkan dalam pengelolaan kinerja perusahaan dan program
pengembangan karyawan untuk mendorong praktek kerja yang aman di antara
seluruh tenaga kerja kami.

Di PT Freeport Indonesia, menerapkan filosofi “Produksi Secara Aman” yaitu


keselamatan dan kesehatan merupakan satu kesatuan dan selaras dengan semua
fungsi manajemen lainnya di dalam organisasi. Prakarsa keselamatan dan
kesehatan tidak terbatas hanya di lingkungan tempat kerja melainkan juga
mencakup di luar tempat kerja. PTFI yakin bahwa seluruh pihak dan semua hal

18
yang terkait dengan aktivitas operasional merupakan faktor penting untuk
pencapaian kinerja keselamatan dan kesehatan terbaik bagi PT Freeport Indonesia.

3.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan studi kasus di atas, maka penulis berharap agar PT


Freeport Indonesia selalu memprioritaskan keselamatan dan kesehatan kerja para
karyawan baik itu yang produksi maupun bagian office tanpa membedakan
sesuatu hal.

19
DAFTAR PUSTAKA

Undang-undang KetenagaKerjaan Replubik Indonesia No.13 Tahun2003

Undang-undang No.4Tahun1997

Prof.Dr.WilsonBangun,S.e., M.Si.2012.Manajemen Sumber Daya


Manusia.Erlangga

https://ptfi.co.id/id/media/news/media-update-sistem-manajemen-keselamatan-
kerja

https://www.tambang.co.id/

20

Anda mungkin juga menyukai